Anda di halaman 1dari 18

FILSAFAT ADMINISTRASI PENDIDIKAN

MAKALAH
(Tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan)
Diajukan untuk memenuhi persyaratan semester IV

Dosen Pengampu :
Kholilurrahim,S.Pd.,S.Sy.,M.Pd
2122109202

Disusun oleh :
Muhammad Najib
20.11.34.0110.0034

JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) MEMPAWAH
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat-Nya sehingga makalah dengan judul “Filsafat Administrasi Pendidikan”
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak
terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya. Penyusunan makalah ini bertujuan
untuk memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah “Manajemen Pendidikan”.
Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar menambah pengetahuan
dan wawasan bagi para pembaca.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempuraan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi
para pembaca.  

Mempawah, 13 Maret 2022

Penyusun

ii
iii

DAFTAR ISI

COVER.................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................2
C. Tujuan Masalah.......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
A. Masalah Kebenaran................................................................................3
B. Kebenaran dalam Ilmu Pengetahuan....................................................3
C. Filsafat Administrasi Pendidikan..........................................................7
D. Kepala Sekolah Sebagai Administrasi Pendidikan..............................11
BAB II PENUTUP...............................................................................................14
A. Kesimpulan..............................................................................................14
B. Saran.........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Filsafat administrasi pendidikan terus menerus memikirkan dan


mencari asumsi-asumsi, prinsip-prinsip dan teori baik berupa axioma
maupun teorema karena pendidikan sebagai system memerlukan upaya
berkelanjutan mencari dan mengembangkan teori system umum untuk
aplikasi masa depan.
Filsafat system muncul sebagai respon terhadap tumbuhnya
kompleksitas lingkungan, ledakan pengetahuan, meningkatkanya
spesialisasi dan berubahnya nilai social-manusia. Perkembangan ini
memerlukan pendekatan yang lebih integral, dinamis dan viable dari
manajemen organisasi modern.
Filsafat system akan diuji ulang dengan penekanan pada arahan masa
depan. Isu masa depan organisasi dan manajemen adalah bahwa :
1. Organisasi dan masyarakat akan maju bersama secara harmonis ;
2. Organisasi yang lama akan diganti oleh yang baru;
3. Gagasan dan konsep tidak cukup menjamin perubahan, diperlukan
tehnik perubahan;
4. Teori dan metodologi system merupakan prospek terbaik untuk
memecahkan isu organisasi yang kompleks di masa depan.
Manajemen berkembang terus menerus secara rasional dan ilmiah.
Perubahan yang terus menerus akibat kemajuan ilmu pengetahuan
melahirkan filsafat system. Diperlukan adanya penerapan teori system
umum yang merupakan pendekatan umum, interdidipliner dan deskriptif.
Masa depan melahirkan isu bagi organisasi dan manajemen yang
memerlukan jawaban tehnik perubahan bukan sekedar gagasan atan
konsep. Upaya memecahkan isu organisasi yang kompleks di masa depan
adalah dengan teori dan metodologi sistem

1
2

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Masalah Kebenaran ?
2. Apa itu Kebenaran dalam Ilmu Pengetahuan ?
3. Apa itu Filsafat Administrasi Pendidikan ?
4. Apa itu Kepala Sekolah Sebagai Administrasi Pendidikan?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk memahami Masalah Kebenaran
2. Untuk memahami Kebenaran dalam Ilmu Pengetahuan
3. Untuk memahami Filsafat Administrasi Pendidikan
4. Untuk memahami Kepala Sekolah Sebagai Administrasi Pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Masalah Kebenaran
Kebenaran adalah masalah klasik dalam epistemologi. Penelitian
ini berjudul “Makna Kebenaran dalam Epistemologi Friedrich Wilhelm
Nietzsche”. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap permasalahan-
permasalahan dalam epistemologi khususnya tentang kebenaran. Masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Teori tentang epistemologi Nitezsche secara umum,
2. Kebenaran menurut pemikiran Nietzsche,
3. Hubungan antara kebenaran dan kehendak untuk berkuasa.
Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan yang menerapkan metode
hermeneutika filosofis. Data digali dari beberapa buku pokok dari karya
Nietzsche dan beberapa buku pendukung dari para komentator atau filsuf
lain.
Penelitian ini menggunakan langkah-langkah metodis sebagai berikut:
pengumpulan dan pembacaan data, analisa data dengan menggunakan
unsur-unsur metodis: interpretasi, deduksi-induksi, koherensi internal,
kesinambungan historis, komparasi dan idealisasi. Hasil dari penelitian ini
adalah:
a. Epistemologi Nietzsche pada dasarnya adalah sebuah reaksi dari
filsafat idealisme dan rasionalisme. Nietzsche memilih “dunia nyata”
atau “dunia fenomena” sebagai pilihan otologisnya yang digunakan
sebagai landasan epsitemologi,
b. Kebenaran itu tidak mutlak, tetapi relatif. Tidak ada kebenaran yang
universal. Akal manusia tidak mampu memperoleh kebenaran,
c. Terdapat hubungan antara pengetahuan atau kebenaran dengan
“Kehendak untuk Berkuasa”. Kriteria kebenaran adalah semakin
menguatnya perasaan berkuasa. Kebenaran harus menegaskan hidup
dan meningkatkan kekuasaan.
d.

3
4

B. Kebenaran dalam Ilmu Pengetahuan


Arti Kebenaran Term “Kebenaran” dapat digunakan sebagai suatu
kata benda yang konkret maupun abstrak. Dalam bahasa Inggris
“Kebenaran” disebut “truth”, Anglo-Saxon “Treowth” (kesetiaan). Istilah
latin “varitas”, dan Yunani “eletheid”, dipandang sebagai lawan kata
“kesalahan”, “kesesatan”, “kepalsuan”, dan kadang juga “opini”. Dalam
bahasa „Arab “Kebenaran” disebut “al-haq” yang diartikan dengan “naqid
al-batil”. Sedangkan dalam kamus bahasa Indonesia kata “Kebenaran”,
menunjukkan kepada keadaan yang cocok dengan keadaan yang
sesungguhnya, sesuatu yang sungguh-sungguh adanya.
Menurut `Abbas Hamami, jika subyek hendak menuturkan
kebenaran artinya adalah proposisi yang benar. Proposisi maksudnya
adalah makna yang dikandung dalam suatu pernyataan atau statement.
Dan, jika subyek menyatakan kebenaran bahwa proposisi yang diuji itu
pasti memiliki kualitas, sifat atau karakteristik, hubungan dan nilai. Hal
yang demikian itu karena kebenaran tidak dapat begitu saja terlepas dari
kualitas, sifat, hubungan dan nilai itu sendiri.
Dengan adanya berbagai macam katagori sebagaimana tersebut di
atas, maka tidaklah berlebihan jika pada saatnya setiap subjektif yang
memiliki pengetahuan akan memiliki persepsi dan pengertian yang amat
berbeda satu dengan yang lainnya. Selanjutnya, setelah melalui
pembicaraan tentang berbagai “model” kerangka kebenaran, Harold H.
Tutis sampai kepada kesimpulan yang terjemahannya kurang lebih sebagai
berikut: “Kebenaran” adalah kesetiaan putusan-putusan dan ide-ide kita
pada fakta pengalaman atau pada alam sebagaimana apa adanya: akan
tetapi sementara kita tidak senantiasa dapat membandingkan putusan kita
itu dengan situasi aktual, maka ujilah putusan kita itu dengan putusan-
putusan lain yang kita percaya sah dan benar, atau kita ujilah putusan-
putusan itu dengan kegunaannya dan dengan akibat-akibat praktis. Tidak
jauh berbeda dengan apa yang telah disimpulkan oleh Titus di atas
mengenai arti “kebenaran”.

4
5

Patrick juga mencoba menawarkan alternatif sikap terhadap atau


mengenai “kebenaran” itu dengan menyatakan, yang terjemahnya kurang
lebih sebagai berikut: Agaknya pandangan yang terbaik mengenai ini
(kebenaran) adalah bahwa kebenaran itu merupakan kesetiaan kepada
kenyataan. Namun sementara dalam beberapa kasus kita tidak dapat
membandingkan idea-idea dan putusan-putusan kita dengan kenyataan,
maka yang terbaik yang dapat kita lakukan adalah melihat jika idea-idea
dan putusanputusan itu konsisten dengan idea-idea dan putusan-putusan
lain, maka kita dapat menerimanya sebagai benar. FH. Bradly penganut
faham idealisme mengatakan bahwa kebenaran ialah kenyataan. Karena
kebenaran ialah makna yang merupakan halnya, dan karena kenyataan
ialah juga merupakan halnya.
Setelah membicarakan pengertian kebenaran dari beberapa ahli di
atas, maka kebenaran itu juga tidak terlepas dari 3 (tiga) hal: Pertama,
kebenaran berkaitan dengan kualitas pengetahuan. Maksudnya ialah
bahwa setiap pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang yang mengetahui
sesuatu objek ditilik dari jenis pengetahuan yang dibangun. Maksudnya
pengetahuan itu dapat berupa:
1. Pengetahuan biasa atau biasa disebut juga dengan Knowledge of the man
in the Street or ordinary knowledge or common sense knowledge.
Pengetahuan seperti ini memiliki inti kebenaran yang sifatnya subjektif,
yaitu amat terikat pada subyek yang mengenal. Dengan demikian,
pengetahuan tahap pertama ini memiliki sifat selalu benar, sejauh sarana
untuk memperoleh pengetahuan bersifat normal atau tidak ada
penyimpangan.
2. Pengetahuan ilmiah, yakni pengetahuan yang telah menetapkan objek yang
khas dengan menerapkan metodologis yang khas pula, yaitu metodologi
yang telah mendapatkan kesepakatan di antara para ahli yang sejenis.
Kebenaran yang terkandung dalam pengetahuan ilmiah bersifat relatif,
maksudnya, kandungan kebenaran dari jenis pengetahuan ilmiah selalu
mendapatkan revisi yaitu selalu diperkaya oleh hasil penemuan yang

5
6

paling mutakhir. Dengan demikian kebenaran dalam pengetahuan ilmiah


selalu mengalami pembaharuan sesuai dengan hasil penelitian yang paling
akhir dan mendapatkan persetujuan dan agreement dari para ilmuan
sejenis.
3. Pengetahuan filsafati, yakni jenis pengetahuan yang pendekatannya
melalui metodologi pemikiran filsafati, yang sifatnya mendasar dan
menyentuh, yaitu dengan model pemikiran analitis, kritis, dan spekulatif.
Sifat kebenaran yang terkandung di dalam pengetahuan model ini adalah
absolut-intersubjektif. Artinya, nilai kebenaran yang terkandung
didalamnya selalu merupakan pendapat yang selalu melekat pada
pandangan filsafat dari seseorang pemikir filsafat itu serta selalu mendapat
kebenaran dari filsuf yang menggunakan metodologi pemikiran yang sama
pula. Jika pendapat filsafat itu didekati dengan pendekatan filsafat yang
lain, maka dapat dipastikan hasilnya akan berbeda pula bahkan
bertentangan atau menghilangkan sama sekali, seperti filsafat matematika
atau geometridari Phytagoras sampai sekarang ini masih tetap seperti
waktu Phytagoras pertama sekali memunculkan pendapat tersebut, yaitu
pada abad ke-6 sebelum Masehi.
4. Kebenaran jenis pengetahuan keempat yaitu: Pengetahuan Agama.
Pengetahuan jenis ini memiliki sifat dogmatis, yakni pernyataan dalam
suatu agama selalu dihampiri oleh keyakinan yang telah ditentukan,
sehingga pernyataan-pernyataan dalam ayat-ayat kitab suci agama
memiliki nilai kebenaran sesuai dengan keyakinan yang digunakan untuk
memahaminya itu. Implikasi makna dari kandungan kitab suci itu dapat
berkembang secara dinamik sesuai dengan perkembangan zaman, akan
tetapi kandungan maksud dari kitab suci itu tidak dapat dirubah dan
sifatnya absolut.
Kedua, kebenaran yang dikaitkan dengan sifat/karakteristik dari
bagaimana cara atau dengan alat apakah seseorang membangun
pengetahuan itu. Apakah ia membangunnya dengan cara penginderaan
atau sense experience, ratio, intuisi atau keyakinan. Implikasi dari

6
7

penggunaan alat untuk memperoleh pengetahuan melalui alat tertentu akan


mengakibatkan karakteristik kebenaran yang dikandung oleh pengetahuan
itu, akan memiliki cara tertentu untuk membuktikannya, artinya jika
seseorang membangunnya melalui indera atau sense experience, maka
pada saat itu ia membuktikan kebenaran pengetahuan itu harus melalui
indera pula. Demikian juga dengan cara yang lain, seseorang tidak dapat
membuktikan kandungan kebenaran yang dibangun oleh cara intuitif,
kemudian dibuktikannya dengan cara lain yaitu cara inderawi misalnya.
Jenis pengetahuan menurut kriteria karakteristiknya dapat dibedakan
dalam jenis pengetahuan:
a. inderawi;
b. pengetahuan akal budi;
c. pengetahuan intuitif;
d. pengetahuan kepercayaan atau otoritatif;
dan pengetahuan-pengetahuan yang lainnya. Implikasi nilai kebenarannya
juga sesuai dengan jenis pengetahuan itu. Ketiga, kebenaran pengetahuan
yang dikaitkan atas ketergantungan terjadinya pengetahuan itu. Artinya
bagaimana relasi antara subjek dan objek, manakah yang lebih dominan
untuk membangun pengetahuan itu. Jika subjek yang lebih berperan, maka
jenis pengetahuan itu mengandung nilai kebenaran yang sifatnya subjektif,
artinya nilai kebenaran dari pengetahuan yang dikandungannya itu amat
tergantung pada subjek yang memiliki pengetahuan itu. Atau, jika; jika
objek amat berperan, maka sifatnya objektif, seperti pengetahuan tentang
alam atau ilmu-ilmu alam.

C. Filsafat Administrasi Pendidikan


1. Pengertian Filsafat Administrasi Pendidikan
Secara etimologi filsafat berasal dari bahasa arab falsafah. Dalam
bahasa yunani disebut philoshopia, dalam bahasa inggris philoshopy.
“Philos” berarti mencintai, dan “shopia” berarti kebenaran, kearifan,
kebahagiaan.

7
8

Secara terminologi filsafat berarti menjadi usaha manusia dalam


mencari kebenaran dan kearifan supaya menemukan kebahagiaan melalui
pemikiran dan penemuan yang mendalam, meluas dan
menyeluruh.Subtansi filsafat adalah kebenaran. Kebenaran memiliki 4 arti
yang berbeda:
a. Kebenaran metafisik yaitu kebenaran yang berasal Tuhan sang
pencipta
b. Kebenaran etik seseorang dikatakan benar bila ia berpegang dan
melakukan Tindakan sesuai dengan standar perilaku yang harus
dilaksanakannya.
c. Kebenaran logik adalah kebenaran hasil konsensus, dianggap benar
apabila secara matematis konsisten atau koheren dengan yang telah
diakui dalam kebenaran metafisik dan kebenaran etik.
d. Kebenaran empirik, kebenaran yang teruji dan tahan dari kritik dan
klasifikasi.
Filsafat berasal dari kata “philos” berarti suka, gemar, cinta, dan
Shophia berarti kebijakan atau bijaksana. Berfilsafat berarti berusaha
mengetahui tentang sesuatu dengan sedalam-dalamnya baik mengenai
hakikat, fungsi, ciri, kegunaan, masalah, dan solusi dari masalah itu
sendiri.
Administrasi adalah keseluruhan proses kerja sama antara dua
orang atau lebih yang di dasari atas rasionalitas tertentu untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Dari definisi tersebut
administrasi mengandung beberapa hal:
1) Administrasi sebagai seni adalah menunjuk pada proses yang
diketahui hanya permulaan sedang akhirnya tidak ada. Unsur-unsur
administrasi:
a) Adanya dua manusia atau lebih.
b) Adanya tujuan yang hendak dicapai
c) Adanya tugas-tugas yang harus dilaksanakanAdanya peralatan
atau

8
9

d) perlengkapan termasuk waktu dan tempat untuk melaksanakan


tugas-tugas tersebut. 
2) Administrasi sebagai proses kerja sama bukan merupakan hal yang
baru, ia timbul bersama peradaban manusia.
Management adalah kemampuan atau ketrampilan untuk
memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-
kegiatan orang lain (management merupakan inti dari admninistrasi).
Perbedaan administrasi dengan management adalah:
a) Administrasi dilihat dari fungsionil yakni: pertama, menentukan
tujuan menyeluruh yang hendak dicapai.kedua, menentukan
kebijaksannaan umum yang mengikat seluruh organisasi.
b) Management berfungsi untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang
perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas-batas
kebijak sanaan umum yang telah ditentukan pada tingkat
administrasi, tujuan dan kebijaksanaan pada tingkat management
bersifat departemental atau sektoral.
Leadership; kemampuan seorang pemimpin dalam menggerakkan
resauces akan menentukan keberhasilannya dalam mencapai tujuan atau
sasaran yang telah ditetapkan.
Human relation; keseluruhan rangkaian hubungan baik yang
bersifat formil maupun non formil antara atasan dengan bawahan.
Organisasi; setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih
yang bekerja sama secara formil terikat dalam rangka pencapaian tujuan.
Filsafat administrasi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang
membahas pendidikan dari sudut pandang proses kerja sama antar manusia
dalam mengembangkan potensi peserta didik melaui perubahan sikap
dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan
efisien.
Prinsip, dalil dan rumus ilmu eksakta bersifat pasti sedangkan ilmu
sosial bersifat adaptif karena penerapan prinsip, dalil, dan rumusannya
disesuaikan tempat, waktu, dan manusia (kepastian dalam ilmu sosial

9
10

adalah ketidak pastian). Dalam ilmu administrasi, faktor-faktor


administrasi dikenal sebagai faktor ekologis atau lingkungan yang
meliputi:
(1) Filsafat negara; karena filsafat negara adalah tali pengikat seluruh
warga negara maka filsafat administrasi harus selaras dengan
filsafat administrasi di suatu negara.
(2) Karena administrasi merupakan lanjutan dari politik maka politik
administrasi harus merupakan lanjutan dari politik negara.
(3) Tingkat pembangunan yang telah dicapai ekonomi yang telah
dicapai; tingkat kesejahteraan rakyat akan sangat dalam perioritas
pembangunan yang berkaitan dengan pengambilan keputusan
dalam kegiatan administrasi.
(4) Tingkat pendidikan rakyat; Tingkat pendidikan akan sangat
berperan dalam proses komunikasi dalam komunikasi terutama
berkaiatan dengan cara menyapaikan instruksi, berita, perintah,
informasi, dan sebagainya
(5) Bahasa; Bahasa sebagai pengikat persatuan juga merupakan hal
penting dalam usaha menciptakan suatu “frame of referene” yang
sama dalam bidang administrasi.
(6) Agama; Sebagai salah satu faktor yang membedakan manusia
dengan makhluk lainnya dengan agama pola bekerja sama antara
perlakuan seorang atasan akan berjalan sesuai dengan rel-rel
kemanusian terhadap bawahannya.
(7) Letak (geografi) negara; Letak geografi suatu negara akan
mempengaruhi pola komunikasi dan tranportasi terutama dalam
pelaksanaan kegiatan administrasi, misalnya seperti dalam
implementasikan suatu keputusan.
(8) Struktur masyarakat; Proses administrasi dan management relatif
akan lebih mudah dilaksanakan pada struktur masyarakat homoden
dibandingkan dengan masyarakat yang heterogen

10
11

2. Ruang lingkup administrasi pendidikan


Administrasi pendidikan merupakan ilmu yang membahas
pendidikan dari sudut pandang kerjasama dalam proses mencapai tujuan
pendidikan. semua proses usaha kerjasama dalam mencapai tujuan
pendidikan dilakukan dengan melibatkan semua aspek yang dipandang
perlu dan positif dalam usaha mencapai keberhasilan, baik berupa benda
atau material seperti uang dan fasilitas, spiritual seperti keyakinan dan
nilai-nilai, ilmu pengetahuan seperti ilmu dan teknologi;maupun manusia
atau human. Oleh karena itu disebut dengan melibatkan sumberdaya
material maupun sumber daya manusia. Mengingat swetiap sumber daya
itu keadaannya terbatas maka pelaksanaannya harus dilakukan secara
efektif dan efisien. administrasi pendidikan sebagai ilmu pengetahuan
yang membahas pendidikan dari sudut pandang proses kerjasama antara
manusia dalam mengembangkan potensi peserta didik melalui perubahan
sikap dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan secara
efektif dan efisien(dadang suhardan, 2007).
Adapun batasan ruang lingkup atau bidang garapan administrasi
pendidikan seperti tersirat dalam konsep yang telah dikemukan diatas
meliputi: sumberdaya manusia, sumber belajar, fasilitas dan berbagai
unsur-unsur yang lainnya. Unsure-unsur tersebut secara sistematis
dijalankan melalui tiga fungsi kegiatan, yakni perencanaan, pelaksanaan
dan pengawasan untuk mecapai keberhasilan tersebut memerlukan suatu
proswes minimal meliputi oerilaku manusia dalam berorganisasi sesuai
dengan budaya yang berlaku sebagai alat komunikasi. Perrilaku manusia
dalam berorganisasi dapat dinyatakan dalam bentuk perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan sumberdaya yang meliputi manusia, program
pendidikan dan fasilitas.

11
12

D. Kepala Sekolah Sebagai Administrasi Pendidikan

Dalam menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai administrator, kepala


sekolah harus mampu menguasai dan melaksanakan tugasnya dengan
baik. Untuk itu kepala sekolah harus kreatif, memiliki ide-ide dan inisiatif
yang menunjang perkembangan sekolah. Rangkaian tugas yang harus
dilakukan kepala sekolah adalah
1. Membuat perencanaan
Perencanaan yang harus dilakukan oleh kepala sekolah, diantaranya
adalah menyusun program tahunan sekolah, yang mencakup program
pengajaran, kesiswaan, kepegawaian, keuangan, dan penyediaan fasilitas-
fasilitas yang diperlukan. Perencanaan ini selanjutnya dimanifestasikan
dalam rencana tahunan sekolah yang dijabarkan dalam dua program
semester. Program pengajaran, kesiswaan, kepegawaian, keuangan, sarana
dan prasarana.
2. Kepala sekolah bertugas menyusun struktur organisasi sekolah
Organisasi memainkan peran penting dalam fungsi administrasi
karena merupakan tempat pelaksanaan semua kegiatan administrasi. Selain
itu, dilihat dari fungsinya organisasi juga menetapkan dan menyusun
hubungan kerja seluruh anggota organisasi agar tidak terjadi tumpang
tindih dalam melakukan tugasnya masing-masing. Penyusunan organisasi
merupakan tugas kepala sekolah sebagai administrator pendidikan.
Sebelum ditetapkan, proses penyusunan organisasi sebaiknya dibahas
bersama-sama dengan seluruh anggota agar hasil yang diperoleh benar-
benar merupakan kesepakatan bersama. Selain membuat susunan struktur
organisasi, kepala sekolah juga bertanggung jawab untuk mendelegasikan
tugas-tugas dan wewenang kepada setiap anggota administrasi sekolah
sesuai dengan struktur organisasi yang ada.
3. Kepala sekolah sebagai koordinator dalam organisasi sekolah
Pengoordinasian organisasi sekolah ini merupakan tanggung jawab
dari kepala sekolah. Dalam melakukan koordinasi ini sebaiknya kepala

12
13

sekolah bekerja sama dengan berbagai pihak dalam organisasi agar


koordinasi yang dilakukan dapat menyelesaikan semua hambatan dan
halangan yang ada.
4. Kepala sekolah mengatur kepegawaian dalam organisasi sekolah
Berbagai tugas yang berhubungan dengan kepegawaian merupakan
wewenang kepala sekolah sepenuhnya. Kepala sekolah mempunyai
wewenang untuk mengangkat pegawai, mempromosikan, menempatkan
dan atau menerima pegawai baru. Pengelolaan kepegawaian ini akan
berjalan dengan baik jika kepala sekolah memperhatikan kesinambungan
antara pemberian tugas dan dengan kondisi dan kemampuan
pelaksanaannya.
 

13
14

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat administrasi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang
membahas pendidikan dari sudut pandang proses kerja sama antar manusia
dalam mengembangkan potensi peserta didik melaui perubahan sikap
dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan
efisien.
B Saran
Dalam penyusunan makalah perlu sekali adanya tindak lanjut
yakni revisi karena masih banyak yang harus diperhatikan karena terdapat
diberbagai bagian yang kurang kuat defininya ataupun materi yang akan
dibahas sehingga dengan ditinjaklanjuti makalah ini maka akan terciptanya
karya ilmiah yang baik dan benar

14
DAFTAR PUSTAKA

Sri Rahayu, Dr. P. Hardono Hadi(2005). Makna kebenaran dalam epistemologi Friedrich
Wilhelm Nietzsche.
http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/28677

Saifullah. Kebenaran Ilmiah Menurut Perspektif Filsafat Ilmu.


https://repository.arraniry.ac.id/id/eprint/2208/1/Kebenaran%20Ilmiah.pf

Silvia(28 Oktober 2016).Filsafat Administrasi Pendidikan.


http://silviadewiworld.blogspot.com/2016/10/filsafat-administrasi
pendidikan.html

Zsdes(25 Desember 2014).Filsafat Administrasi Pendidikan.


http://fikar0760.blogspot.com/2014/12/filsafat-administrasi-
pendidikan.html

Mysch(2020).Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekolah Sebagai Administrator


dan Supervisor.
https://www.mysch.id/blog/detail/125/tugas-kepala-sekolah-sebagai-
administrator-dan-supervisor

15

Anda mungkin juga menyukai