Anda di halaman 1dari 3

Nama : Alda Risma

NIM : 2034021045
Kelas : R. 205 (SRJ)
Mata Kuliah : Perilaku Organisasi
Dosen : Ike Irawati, S.S, M.A

Tugas 2

Rangkuman Perilaku Organisasi

Sikap dan Kepuasan Kerja

Sikap adalah pernyataan evaluatif atau penilaian tentang objek orang atau peristiwa.

Bagaimana cara kita mengevaluasi seseorang itu akan sangat berpengaruh. Misalnya saya
melihat bahwa sikap orang tersebut menyebalkan atau tidak menyenangkan maka saya akan
bersikap negatif, berbeda kalau saya melihat orang yang menyenangkan saya akan bersikap
secara lebih positif. Jadi sikap kita adalah hasil evaluasi kita terhadap sesuatu.

Sikap Mempengaruhi Perilaku

Komponen SIKAP (ABC) yaitu:

 Afektif adalah perasaan terhadap sesuatu yaitu mengandung emosi. Suka tidak suka
senang tidak senang nyaman tidak nyaman ini adalah afektif.
 Behavior adalah sikap/tingkah laku kita sehari-hari.
 Cognitive adalah logika pendapat atau keyakinan terhadap sesuatu.

Dalam proses pembentukannya itu adalah afektif dan kognitif dulu baru kemudian
menimbulkan behavior.

Disonansi kognitif yaitu ketidaksesuaian antara sikap yang satu dengan sikap yang lain atau
antara sikap dengan perilaku.

Misalnya, antara sikap dan perilaku kita menganggap seseorang sebagai menyebalkan tapi
dalam perilakunya kita terpaksa harus berperilaku secara baik karena aturan tata krama
karena lebih senior atau yang lebih perlu dihargai dan sebagainya. Jadi walaupun penilaian
sikap kita dia adalah orang yang menyebalkan tetapi kita tidak bisa berperilaku seperti yang
kita inginkan.
Sikap Kerja Utama (dalam Perilaku Organisasi)

 Kepuasan kerja.
 Keterlibatan kerja.
 Komitmen terhadap organisasi.
 Dukungan organisasi yang dirasakan.
 Keterlibatan karyawan. (melibatkan aspek-aspek lain dalam organisasi)

Faktor-faktor Kepuasan Kerja

 Gaji yang baik.


Salah satu faktor terbesar dari kepuasan kerja adalah kompensasi dan tunjangan yang
diberikan kepada seorang karyawan. Seorang karyawan dengan gaji yang baik,
insentif, bonus, pilihan perawatan kesehatan dll lebih bahagia dengan pekerjaan
mereka dibandingkan dengan seseorang yang tidak memiliki hal yang sama.
Lingkungan tempat kerja yang sehat juga menambah nilai bagi seorang karyawan.
 Tantangan pekerjaan.
Aktivitas kerja yang monoton dapat menimbulkan ketidakpuasan karyawan. Oleh
karena itu, hal-hal seperti rotasi pekerjaan, pengayaan pekerjaan, dll dapat membantu
kepuasan kerja karyawan juga.
 Pengakuan.
Setiap individu menghargai dan merasa termotivasi jika mereka dihormati di tempat
kerja mereka. Juga, jika mereka diberikan penghargaan atas kerja keras mereka, itu
lebih memotivasi karyawan. Oleh karena itu pengakuan merupakan salah satu faktor
kepuasan kerja.
 Keamanan kerja.
Jika seorang karyawan yakin bahwa perusahaan akan mempertahankan mereka
bahkan jika pasar sedang bergejolak, itu memberi mereka kepercayaan diri yang luar
biasa. Keamanan kerja merupakan salah satu alasan utama kepuasan kerja bagi
karyawan.
 Keseimbangan kehidupan kerja.
Setiap individu ingin memiliki tempat kerja yang baik yang memungkinkan mereka
menghabiskan waktu bersama keluarga & teman-teman mereka. Kepuasan kerja bagi
karyawan seringkali disebabkan oleh kebijakan keseimbangan kehidupan kerja yang
baik, yang memastikan bahwa seorang karyawan menghabiskan waktu berkualitas
dengan keluarga mereka bersama dengan melakukan pekerjaan mereka. Ini
meningkatkan kualitas kehidupan kerja karyawan.
 Pertumbuhan karir.
Karyawan selalu menjaga bagian pertumbuhan karir mereka sebagai prioritas tinggi
dalam hidup mereka. Oleh karena itu, jika sebuah perusahaan membantu merawat
karyawan dan memberi mereka peran pekerjaan yang lebih baru, itu meningkatkan
kepuasan kerja karena mereka tahu mereka akan mendapatkan dorongan dalam karir
mereka.

Dampak Ketidakpuasan Kerja

 Ketidakpuasan secara pasif konstruktif yaitu:


o Kesetiaan (Loyalty): Secara pasif tetapi optimis menunggumembaiknya
kondisi, termasuk membela organisasi ketika berhadapandengan kecaman
eksternal dan mempercayai organisasi danmanajemennya untuk “melakukan
hal yang benar”.
 Ketidakpuasan secara pasif dekonstruktif yaitu:
o Tidak peduli (Neglect): Membiarkan kondisi terus memburuk.
 Ketidakpuasan secara aktif konstruktif yaitu:
o Aspirasi (Voice): Secara aktif dan konstruksif berusaha memperbaikikondisi,
termasuk menyarankan perbaikan, mendiskusikan masalahdengan atasan, dan
beberapa bentuk aktivitas serikat kerja.
 Ketidakpuasan secara aktif dekonstruktif yaitu:
o Keluar (Exit): Perilaku ketidakpuasan yang ditujukan untukmeninggalkan
organisasi termasuk mencari posisi baru danmengundurkan diri.

Anda mungkin juga menyukai