Anda di halaman 1dari 2

Ruth Pricillia Agatha Panggabean

190513549
Hukum Perdata Islam – B

1. Jelaskan yang saudara ketahui tentang Mahar (Mas Kawin) dalam Hukum Perkawinan
Islam! Apakah fungsi Mahar ini sama dengan fungsi pembayaran Jujur yang dikenal
dalam Hukum Perkawinan Adat? Jelaskan!

Jawab :

Mahar merupakan pemberian wajib yang diberikan oleh calon suami kepada calon
istri dalam sighat akad nikah yang digunakan sebagai tanda persetukuan dan kerelaan
dari mereka untuk hidup sebagai suami istri. Dan mahar tersebut akan menjadi hak
istri sesuai dengan aturan dalam pasal 32 KHI. Kewajiban seorang calon suami dalam
memberikan mahar bukan merupakan bagian dari rukun perkawinan

2. Apakah Mahar ini termasuk dalam Rukun Perkawinan? Jelaskan!

Jawab :

Sesuai dengan aturan dalam pasal 34 ayat (1) dan (2) KHI bahwa kewajiban seorang
calon suami dalam memberikan mahar kepada calon istri bukan merupakan rukun
dalam perkawinan.

3. Jelaskan perbedaan antara Mahar Musamma dengan Mahar Mitsil!

Jawab :

Mahar musamma merupakan mahar yang dari awal sudah ditetapkan berapa
jumlahnya dalam shighat akad nikah yang dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu
mahar yang segera diberikan dan mahar yang pemberiannya ditangguhkan, sedangkan
mahar mitsil merupakan mahar yang jumlahnya ditetapkan dari jumlah yang diterima
oleh keluarga pihak istri karena pada waktu akad nikah jumlah mahar dan bentuknya
belum ditetapkan.

4. Apabila Mahar belum ditentukan dan terjadi perceraian Qobla Al Dukhul, apakah istri
masih berhak atas Mahar tersebut? Jelaskan! Jelaskan pula ketentuan tentang
pembayaran mahar yang masih terhutang apabila terjadi kematian suami atau istri!

Jawab :
Apabila mahar belum ditentukan dan sudah terjadi perceraian Qobla Al Dukhul maka
istri tetap berhak memperoleh mahar tersebut yang di sebut sebagai hak mut’ah atau
mahar mitsil yaitu pemberian sekedarnya, besarnya tergantung dari kempauan suami.

5. Dalam hal apa saja kewajiban suami untuk membayar Mahar menjadi gugur?
Jelaskan!

Jawab :

Gugurnya kewajiban seorang suami dalam membayar mahal dapat terjadi karena
perceraian qabla al dukhul dan perceraian tersebut terjadi karena permintaan dari istri
karena suami terdapat cacat badan, tidak mmapu memberi nafkah dan kemudian
perkawinannya difasakhkan oleh hakim, permintaan dari suami karena istri terdapat
cacat badan, istri keluar dari agama islam dan kemudian perkawinannya difasahkan
oleh hakim dan bisa terjadi karena suami menthalak istrinya qabla al dukhul.

6. Bagaimanakah pengaturan Mahar ini di dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI)?


Jelaskan!

Jawab :

Dalam Pasal 33 Kompilasi Hukum Islam di Indonesia diatur sebagai berikut:

Pasal 33 mengatakan bahwa penyerahan mahar dilakukan dengan tunai dan apabila


calon mempelai wanita menyetujui, penyerahan mahar boleh ditangguhkan baik
seluruhnya atau sebagian. Mahar yang belum ditunaikan penyerahannya menjadi
hutang calon mempelai pria.

Anda mungkin juga menyukai