Nomor :
Tanggal :
Nama : Nama :
Alamat : Alamat :
PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN
Nomor: ________________
c. Lokasi Pekerjaan :
b. Pembayaran Tahap – 2
i. Presentase : 25% dari Biaya Pekerjaan
ii. Jumlah : Rp. _____________
iii. Syarat Pembayaran : Selambat-lambatnya __ (_______________) hari kerja setelah
ditandatanganinya Laporan Kemajuan mencapai __%
(_______________ persen) dari Rencana Kerja.
c. Pembayaran Tahap – 3
i. Presentase : 25% dari Biaya Pekerjaan
ii. Jumlah : Rp. _____________
iii. Syarat Pembayaran : Selambat-lambatnya __ (_______________) hari kerja setelah
dilakukannya penandatanganan Berita Acara Serah
Terima Hasil Pekerjaan.
d. Pembayaran Tahap - 4
i. Presentase : 20% dari Biaya Pekerjaan
ii. Jumlah : Rp. _____________
iii. Syarat Pembayaran : Selambat-lambatnya __ (________________) hari kerja setelah
dilakukannya penandatanganan Berita Acara Berakhirnya
Masa Pemeliharaan.
(4) Pembayaran Biaya Pekerjaan wajib dilaksanakan oleh Pemberi Pekerjaan kepada
Pemborong Pekerjaan dengan ketentuan:
a. Pemberi Pekerjaan dan Pemborong Pekerjaan telah memenuhi persyaratan
pembayaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) Pasal ini.
b. Pemborong Pekerjaan telah menyerahkan Surat Tagihan (Invoice) kepada
Pemberi Pekerjaan dan Pemberi Pekerjaan telah menerima Surat Tagihan
(Invoice) tersebut dari Pemborong Pekerjaan dengan ketentuan,
pembayaran tiap-tiap tahapan Biaya Pekerjaan wajib dilakukan selambat-
lambatnya __ (__________________) hari kerja setelah Pemberi Pekerjaan
menerima Surat Tagihan (Invoice) tersebut dari Pemborong Pekerjaan.
(5) Pembayaran Biaya Pekerjaan wajib dilakukan oleh Pemberi Pekerjaan kepada
Pemborong Pekerjaan dengan cara transfer antar bank dari dan ke rekening bank
milik Para Pihak sebagai berikut:
(6) Segala pajak yang wajib dibayarkan oleh Para Pihak yang timbul sebagai akibat
dari pelaksanaan Perjanjian ini merupakan tanggung jawab dari masing-masing
Pihak.
Pasal 9
Serah Terima Hasil Pekerjaan
(1) Pemborong Pekerjaan wajib untuk menyerahkan hasil Pekerjaan kepada Pemberi
Pekerjaan setelah Pemborong Pekerjaan menyelesaikan Pekerjaan tersebut
sesuai dengan Jangka Waktu Pekerjaan.
(2) Penyerahan hasil Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) Pasal ini
dilakukan dengan suatu Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan yang
ditandatangani oleh Para Pihak (“Berita Acara Serah Terima Hasil
Pekerjaan”).
Pasal 10
Pernyataan dan Jaminan
(1) Pemborong Pekerjaan dengan ini menyatakan dan menjamin dengan sebenar-
benarnya, bahwa:
a. Pemborong Pekerjaan adalah sebuah perusahaan berbadan hukum
Perseroan Terbatas yang memiliki kompetensi serta ruang lingkup kegiatan
usaha yang sesuai dengan ruang lingkup Pekerjaan.
b. Dalam membuat dan menjalankan Perjanjian ini, Pemborong Pekerjaan
telah diengkapi dengan segala perizinan yang diperlukan untuk
melaksanakan Pekerjaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
c. Dalam membuat dan menjalankan Perjanjian ini, pekerja yang digunakan
oleh Pemborong Pekerjaan adalah pekerja yang memiliki hubungan kerja
dengan Pemborong Pekerjaan, dan selama melaksanakan Pekerjaan,
Pemborong Pekerjaan akan memenuhi hak-hak pekerja tersebut sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Dalam hal pernyataan dan jaminan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal
ini ternyata tidak benar, Pemborong Pekerjaan dengan ini membebaskan
Pemberi Pekerjaan dari segala kerugian yang dialami oleh pihak lain yang
diakibatkan oleh ketidakbenaran pernyataan dan jaminan tersebut, dan
Pemborong Pekerjaan dengan ini membebaskan Pemberi Pekerjaan dari tuntutan
hukum pihak manapun sebagai akibat dari ketidakbenaran dari pernyataan dan
jaminan tersebut.
Pasal 11
Kerahasiaan Informasi
Pemborong Pekerjaan wajib untuk menjaga segala informasi rahasia atau yang
dirahasiakan oleh Pemberi Pekerjaan terkait perencanaan, pelaksanaan maupun hasil
dari Pekerjaan, yang diperoleh Pemborong Pekerjaan baik secara langsung maupun
tidak langsung dari Pemberi Pekerjaan, yaitu yang meliputi namun tidak terbatas pada
informasi mengenai data, rumus, gambar, desain, resep dan/atau formula tertentu
milik Pemberi Pekerjaan, strategi usaha Pemberi Pekerjaan, informasi dan/atau data
pelanggan milik Pemberi Pekerjaan dan informasi dan/atau data keuangan serta
perpajakan dari Pemberi Pekerjaan.
Pasal 12
Force Majeure
(1) Dalam hal terjadi force majeure atau keadaan memaksa yang mengakibatkan
tidak terlaksananya kewajiban atau terlambatnya pelaksanaan kewajiban
berdasarkan Perjanjian ini, maka Para Pihak dengan ini sepakat bahwa pihak
yang tidak melaksanakan kewajiban atau terlambat melaksanakan kewajiban
tersebut dibebaskan dari tuntutan atas kerugian pihak lainnya yang disebabkan
oleh tidak terlaksananya atau terlambatnya pelaksanaan kewajiban tersebut.
(2) Keadaan force majeure sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini yang
dialami oleh salah satu pihak wajib diberitahukan kepada pihak lainnya dengan
sarana komunikasi yang paling memungkinkan dalam jangka waktu selambat-
lambatnya 3 (tiga) hari kalender sejak terjadinya keadaan force majeure tersebut,
dan dalam hal pihak yang mengalami force majeure tidak memberitahukannya
dalam jangka waktu tersebut, maka keadaan force majeure tersebut dianggap
tidak pernah terjadi.
(3) Force majeure atau keadaan memaksa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
Pasal ini meliputi namun tidak terbatas pada:
a. Bencana alam seperti gempa bumi, gunung meletus, badai, angin topan,
tsunami, banjir besar, tanah longsor dan kebakaran.
b. Keadaan yang bersifat masif seperti perang, huru-hara, pemberontakan dan
wabah penyakit.
c. Peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang secara langsung
berdampak besar pada pelaksanaan Perjanjian.
d. Keadaan lainnya yang ditetapkan oleh otoritas berwenang sebagai force
majeure.
Pasal 13
Adendum
Segala perubahan ketentuan termasuk pengurangan atau penambahan ketentuan yang
belum diatur dan/atau belum cukup diatur dalam Perjanjian ini akan disepakati lebih
lanjut oleh Para Pihak dan hasilnya akan dituangkan ke dalam suatu adendum yang
ditandatangani oleh Para Pihak yang merupakan satu kesatuan dan menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
Pasal 14
Penyelesaian Perselisihan
(1) Dalam hal terjadi perselisihan diantara Para Pihak sebagai akibat
dari pelaksanaan Perjanjian ini, maka Para Pihak dengan ini sepakat untuk
menyelesaikannya secara musyawarah dan kekeluargaan.
(2) Dalam hal penyelesaian secara musyawarah dan kekeluargaan tidak
mencapai kesepakatan dan/atau perdamaian, maka Para Pihak dengan ini
sepakat untuk menyelesaikannya secara hukum sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Pasal 15
Ketentuan Lain-lain
Setiap lampiran dari Perjanjian ini dan perubahan-perubahan dari Perjanjian ini yang
dibuat secara tertulis (adendum) serta kesepakatan-kesepakatan lainnya yang timbul
dalam pelaksanaan Perjanjian ini harus ditafsirkan berdasarkan Perjanjian ini dan
karenanya merupakan satu kesatuan dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
Perjanjian ini.
Demikian Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani di tempat dan pada waktu
sebagaimana disebutkan di bagian awal Perjanjian ini dalam rangkap 2 (dua) dan
bermeterai cukup, masing-masing Pihak memeroleh 1 (satu) rangkap asli yang
kesemuanya memiliki kekuatan hukum dan pembuktian yang sama.
Para Pihak
Pemberi Pekerjaan Pemborong Pekerjaan
Meterai Tempel
Rp. 10.000
LAMPIRAN I
Gambar Teknis
LAMPIRAN II
Spesifikasi Teknis
LAMPIRAN III
Rencana Kerja