Anda di halaman 1dari 7

Mata Kuliah GANGSISPRO

Prodi SI Kebidanan Alih Jenjang Tahun Ajaran 2022-2023

Disusun Oleh:

Sani Sri Novianti ( 6221593)

PROGRAM STUDI SI KEBIDANAN ALIH JENJAN IKES RAJAWALI


BANDUNG

KELAS F
Soal 1
1. Seorang perempuan usia 38 tahun G2P1H0 Hamil 32 minggu datang ke PMB
dengan keluan sering berkemih dan perasaan tidak tuntas, hasil anamnesa keluhan
ini sudah dirasakan 3 hari yang lalu , tidak ada demam, hasil periksa TD 120/80
mmhg , N 80 x /menit, S 38c SPO 97% , TFU 30 cm , puki , letak kepala, nyeri
tekan pada suprafubis , tampak keputihan putih pada inspekulo.
 Apakah diagnose pada kasus tersebut (jelaskan dasar pengambilan diagnosa)?
 Apakah penyebab keluhan pada kasus tersebut? Jelaskan patofisiologis
 Apa factor resiko pada kasus tersebut?
 Bagaimana peran bidan?
 Kapan bidan harus melakukan rujukan?
1. Jawaban
a. G2P1H0 Gravida 32 minggu dengan Infeksi Saluran kemih
Dasar pengambilan diagnosa pada kasus tersebut adalah bidan telah
melakukan penkajian data subjektif dan objektif denan melakukan
anamnesa dan pemeriksaan fisik didapatkan hasil sebagai berikut keluhan
sering berkemih dan perasaan tidak tuntas, hasil anamnesa keluhan ini
sudah dirasakan 3 hari yang lalu , tidak ada demam, hasil periksa TD
120/80 mmhg , N 80 x /menit, S 38c SPO 97% , TFU 30 cm , puki , letak
kepala, nyeri tekan pada suprafubis , tampak keputihan putih pada
inspekulo. Dari hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik merujuk kepada
tanda tanda infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh kandidiasis
(candida albicans)

b. Kadar progesterone plasma maternal meningkat secara linear dari 40 ug/ml


pada trimester Peningkatan Kadar Progesteron selama Kehamilan dapat
memicu peningkatan kekentalan mucus serviks
Estrogen yang dihasilkan oleh plasenta sebagian besar berasal dari
Peningkatan kadar estrogen menyebabkan kadar air dalam mucus serviks
meningkat. Selain itu, peningkatan kadar estrogen diketahui akan
meningkatkan produksi glikogen oleh sel-sel epitel vagina. Glikogen
merupakan sumber bahan makanan mikroorganisme di vagina.
Peningkatan glikogen menyebabkan lingkungan vagina menjadi lebih
memungkinkan bagi pertumbuhan mikroorganisme patogen. Sehingga
meingkatkan risiko terjadinya keputihan patologis seperti kandidiasis yang
naik ke organ perkemihan seingga membuat uretra atau oran perkemian
menjadi muda terinfeksi
Perubahan hormonal dan mekanis dapat meningkatkan aliran
urine tidak lancar (stasis urine) dan aliran urine kembali dari kandung
kemih ke ureter (refluks vesiko ureter).
Tingkat hormon progesteron yang lebih tinggi selama hamil
dapat menurunkan otot ureter, yang akhirnya mengakibatkan
pelebaran rahim dan melambatkan aliran urine.Adanya perubahan ini,
ditambah dengan kondisi uretra wanita yang pendek (sekitar 3 -4 cm)
makin meningkatkan risiko ISK pada ibu hamil.Selain itu, faktor
lainnya juga diduga karena higienitas organ intim karena perut ibu
hamil yang buncit, menjadikan ISK pada ibu hamil sebagai infeksi
bakteri yang paling umum terjadi, sehina pada kasusu tersebut ibu
mengeluh sering berkemih, merasa tidak tuntas dan adanya nyeri
tekan suprafubis

c. Factor resiko ISK


1) Pernah beberapa kali kena ISK (ISK berulang).
2) Punya diabetes gestasional.
3) Kegemukan atau obesitas.
4) Punya anemia sel sabit.
5) Pernah operasi saluran kemih sebelumnya.
6) Mengalami kerusakan pada saraf yang mengendalikan kandung kemih
seperti penyakit Parkinson, multiple sclerosis atau cedera fisik.
7) Gangguan imunitas
8) Pola hidup yan buruk
9) Pengetahuan yan kurang tentan kebersian seperti cara mencuci vagina
yang salah
10) Perubahan hormone
11) Ibu hamil
12) Berhubungan seks
Pada kasus tersebut factor resiko pada Ibu Adalah ibu tersebut
sedang hamil besar arena rahim yang terus membesar hingga menekan
saluran kencing, selain itu perubahan hormone selama kehamilan
eningkatan hormon turut dapat meningkatkan risiko ISK pada ibu hamil.
Perubahan hormon membuat bakteri jadi lebih mudah berkembang di
vagina yang lembab.
Terlebih lagi, lokasi antara lubang vagina dan lubang kencing
sangat berdekatan sehingga akan lebih mudah bagi bakteri berpindah
dan menginfeksi, dan penetauan yan kuran tentan aka, membersihkan
kelamin dengan menyeka dari belakang ke depan (dubur dulu kemudian
ke vagina) dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih.
Dan pengetahuan yang kurang tentang cara menmbersihkan
vagina. Sebaiknya, menyeka atau membersihkan kelamin dimulai dari
depan (saluran kencing) baru ke belakang (anus atau dubur) Ini berguna
agar bakteri dari dubur tidak berpindah ke saluran kencing setelah
selesai buang air besar atau kecil dan mencegah ISK.

d. Peran Bidan Dalam Penanana ISK adalah


1. Deteksi Dini
2. Melakukan Konseligg dan edukasi tentan penceaan ISK seperti Minum
6-8 gelas air per hari. Jangan menunda buang air kecil, makan makanan
yan bergizi untuk meninkatkan imunitas. Mengurangi konsumsi kafein,
alkohol, minuman manis, dan makanan yang diproses terlalu banyak,
Buang air kecil sebelum dan sesudah berhubungan seksual, Setelah
buang air kecil, keringkan perlahan area genital dari arah depan ke
belakang, Hindari penggunaan sabun pembersih kewanitaan, Ganti
pakaian dalam setiap hari, Gunakan pakaian dalam berbahan katun,
Jangan memakai celana terlalu ketat, atau Anda bisa juga tidak pakai
celana dalam saat tidur, Jangan berendam terlalu lama (lebih dari 30
menit)
3. Merujuk pasien untuk melakukan pemberian antibiotic dan
pemeriksaan lebi lanjut

e. Bidan dapat melakukan rujukan untuk pemberian antibiotic dan


pemeriksaan lebih lanjut.

Soal 2
2. Seorang perempuan usia 38 tahun G2P1H0 Hamil 20 minggu datang ke PMB
dengan keluan merasa panas dan gatal di area genetalia sejak 1 bulan yang lalu,
anamnesa nyeri saat berkemih, tidak ada demam, hasil periksa TD 120/80 mmhg ,
N 80 x /menit, S 38c SPO 97% , TFU 2 jari dibawa pusat genetelia tampak
kemerahhan dan lesi di daerah vulva, tampak keputihan putih pada inspekulo.
 Apakah diagnose pada kasus tersebut (jelaskan dasar pengambilan diagnosa)?
 Apakah penyebab keluhan pada kasus tersebut? Jelaskan patofisiologis
 Apa factor resiko pada kasus tersebut?
 Bagaimana peran bidan?
 Kapan bidan harus melakukan rujukan?
 Apa yang membedakan kasus ini dengan kasus IMS lainnya.

Jawaban
a. NY .X G2PIA0 Gravida 20 minggu dengan kandidiasis
b. Dasar pengambilan diagnosa pada kasus tersebut adalah bidan telah
melakukan penkajian data subjektif dan objektif denan melakukan
anamnesa dan pemeriksaan fisik didapatkan hasil sebagai berikut keluhan
merasa panas dan gatal di area genetalia sejak 1 bulan yang lalu, anamnesa
nyeri saat berkemih, tidak ada demam, hasil periksa TD 120/80 mmhg , N
80 x /menit, S 38c SPO 97% , TFU 2 jari dibawa pusat genetelia tampak
kemerahhan dan lesi di daerah vulva, tampak keputihan putih pada
inspekulo disebabkan oleh kandidiasis (candida albicans)

c. pada kehamilan Peningkatan Kadar Progesteron selama Kehamilan dapat


memicu peningkatan kekentalan mucus serviks
Estrogen yang dihasilkan oleh plasenta sebagian besar berasal dari
Peningkatan kadar estrogen menyebabkan kadar air dalam mucus serviks
meningkat. Selain itu, peningkatan kadar estrogen diketahui akan
meningkatkan produksi glikogen oleh sel-sel epitel vagina. Glikogen
merupakan sumber bahan makanan mikroorganisme di vagina.
Peningkatan glikogen menyebabkan lingkungan vagina menjadi lebih
memungkinkan bagi pertumbuhan mikroorganisme patogen. Sehingga
meingkatkan risiko terjadinya keputihan patologis seperti kandidiasis yang
naik ke organ perkemihan seingga membuat uretra atau oran perkemian
menjadi muda terinfeksi yang dapat menyebabkan nyeri pada berkemih,
adanya jamur candida albicans di area vagina dapat menyebabkan perih
panas pada vagina.

d. Factor resiko terkena kandidiasis

1) Sistem kekebalan tubuh yang lemah. Candidiasis lebih mungkin


terjadi pada bayi dan orang dewasa yang lebih tua karena kekebalan
tubuhnya yang kurang kuat. Selain itu, beberapa kondisi kesehatan
tertentu juga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh seseorang.
Misalnya seperti mengidap HIV/AIDS, mengidap kanker dan
menjalani kemoterapi, serta konsumsi obat golongan steroid.
2) Usia, infeksi jamur lebih sering dialami oleh bayi dan lansia.
Contohnya, ruam popok pada bayi.
3) Sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya pengidap HIV/AIDS,
seseorang yang sedang menjalani kemoterapi, serta pengguna obat
golongan steroid.
4) Penyakit kronis tertentu, seperti diabetes. Diabetes yang tidak
diobati atau tidak terkontrol dengan baik, berisiko menyebabkan air
liur mengandung sejumlah besar gula. Kondisi tersebut tentunya
dapat mendorong pertumbuhan jamur candida.
5) Obat-obatan tertentu, seperti prednison, kortikosteroid inhalasi, atau
antibiotik dapat mengganggu keseimbangan alami mikroorganisme
dalam tubuh, sehingga dapat meningkatkan risiko candidiasis.
6) Aktif secara seksual tanpa menggunakan pengaman dapat
meningkatkan risiko candidiasis. Meski begitu, candidiasis tidak
dikategorikan sebagai salah satu penyakit menular seksual.
Factor resiko pada kasus tersebut adalah ibu hamil, karena
menurunnya imunitas pada ibu hamil dapat menyebabkan ibu hamil
mudah terkena infeksi selain itu perubahan hormone selama kehamilan
dapat menyebabkan lingkungan vagina menjadi lebih memungkinkan
bagi pertumbuhan mikroorganisme patogen. Sehingga meingkatkan
risiko terjadinya keputihan patologis seperti kandidiasis, Dan
pengetahuan yang kurang tentang cara menmbersihkan vagina.
Sebaiknya, menyeka atau membersihkan kelamin dimulai dari depan
(saluran kencing) baru ke belakang (anus atau dubur) Ini berguna agar
bakteri dari dubur tidak berpindah ke saluran kencing setelah selesai
buang air besar atau kecil dan mencegah dari adanya kuman, bakteri
atau jamur di vagina

e. Peran Bidan Dalam Penaganan Kandidiasis adalah


1. Deteksi Dini
2. Melakukan Konseligg dan edukasi tentang , mengkonsumsu makan
makanan yan bergizi untuk meninkatkan imunitas. Mengurangi
konsumsi kafein, alkohol, minuman manis, dan makanan yang
diproses terlalu banyak, Buang air kecil sebelum dan sesudah
berhubungan seksual, meberitau vulva yine yang benar Setelah
buang air kecil, keringkan perlahan area genital dari arah depan ke
belakang, Hindari penggunaan sabun pembersih kewanitaan, Ganti
pakaian dalam setiap hari, Gunakan pakaian dalam berbahan katun,
Jangan memakai celana terlalu ketat, atau Anda bisa juga tidak pakai
celana dalam saat tidur, Jangan berendam terlalu lama (lebih dari 30
menit)
3. Merujuk pasien untuk penatalaksanaan lebihh lanjut dan jika gejala
tidak sembu dan baik
f. Bidan dapat melakukan rujukan apabila
Ada tanda tanda infeksi
Kemudian kputihannya menjadi abnormal, keputihan banyak, warnanya
kehijauaan dan berbau
Jika tidak kunjung embaik dan tidak ada perubahan
g. IMS kandidiasis yang membedakan dengan IMS lainnya adalah
Kandidiasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh candida albicans,
paling sering terjadi pada wanita presentasi kejadiannya lebih besar
dibandingkan dengan IMS Lainnya dan hal yang lumrah, biasanya jamur
ini disebabkan oleh hyginitas yang kurang, dan yang paling has yaitu
adanya keputihan yang berwarna putih.

Anda mungkin juga menyukai