PIPAS
X / E
1
Kode Modul Ajar IPAS.E
Nama Muhamad Kurniawan,S.T/SMKN 1 Suboh Situbondo/2022
Penyusun/Institusi/Tahun
Jenjang Sekolah SMK
Fase/Kelas E/10 Identitas dan Informasi mengenai Modul
Elemen/Materi Menjelaskan fenomena secara ilmiah / Zat dan Perubahan
Kata Kunci Zat, Unsur, Senyawa, Larutan dan Pemisahan
Pengetahuan/Keterampilan Mahluk hidup dan lingkungannya
Prasyarat
Alokasi waktu (menit) 1350 menit
Jumlah Pertemuan (JP) 30 JP (30 x 45 Menit)
Moda Pembelajaran Tatap Muka (TM)
Metode Pembelajaran PjBL
Sarana Prasarana LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)
Rencana Asesmen:
Tes tulis
Assemen Formatif
2
II. LANGKAH – LANGKAH KERJA
3
• Siswa mengajukan pertanyaan tentang gambar / video / ppt materi
Klasifikasi Materi dan Sifat – sifat materi yang disajikan oleh guru
• Guru memfasilitasi siswa untuk mengajukan pertanyaan terkait
gambar / video / ppt yang disajikan
c. Mengumpulkan data
• Siswa mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan
dari berbagai sumber tentang materi Klasifikasi materi dan Sifat –
sifat materi
d. Guru membagikan LKPD, bahan ajar dan media pembelajaran
sesuai dengan materi Kalsifikasi Materi dan Sifat – sifat materi
e. Mengasosiasi
• Siswa bersama kelompoknya melakukan pengamatan tentang
materi Klasfikasi Materi dan Sifat – sifat materi.
• Siswa mengumpulkan data pembahasan terkait materi materi
Klasifikasi Materi dan Sifat – sifat materi dari buku,bahan ajar
ataupun internet.
• Guru membimbing siswa dalam diskusi kelompok tentang materi
Klasifikasi Materi dan Sifat – sifat materi.
f. Mengkomunikasikan
• Siswa dari salah satu perwakilan kelompok mempresentasikan
hasil diskusi kelompoknya di depan kelas
• Guru mempersilahkan kelompok lain untuk menanggapi hasil
diskusi kelompok yang sedang presentasi di depan kelas
3 Penutup 20 Menit
1. Guru memberikan penguatan atas jawaban siswa
2. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil pembelajaran
hari ini
3. Guru memberikan post test tentang materi untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa
4. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam
PERTEMUAN 2
4
d. Guru memberikan motivasi siswa
e. Guru menjelaskan mengenai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
2 Kegiatan Inti 230 Menit
a. Mengamati
• Guru mengarahkan siswa untuk membentuk beberapa kelompok
• Guru memperlihatkan gambar / video / ppt terkait dengan materi
Besaran dan Satuanya serta Pengukuran.
• Siswa memperhatikan gambar / video / ppt yang diperlihatkan guru
b. Menanya
• Siswa mengajukan pertanyaan tentang gambar / video / ppt materi
Besaran dan Satuanya serta Pengukuran yang disajikan oleh guru
• Guru memfasilitasi siswa untuk mengajukan pertanyaan terkait
gambar / video / ppt yang disajikan
c. Mengumpulkan data
• Siswa mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan
dari berbagai sumber tentang materi Besaran dan Satuanya serta
Pengukuran
d. Guru membagikan LKPD, bahan ajar dan media pembelajaran
sesuai dengan materi Besaran dan Satuanya serta Pengukuran
e. Mengasosiasi
• Siswa bersama kelompoknya melakukan pengamatan tentang
materi Besaran dan Satuanya serta Pengukuran .
• Siswa mengumpulkan data pembahasan terkait materi Besaran dan
Satuanya serta Pengukuran dari buku,bahan ajar ataupun internet.
• Guru membimbing siswa dalam diskusi kelompok tentang materi
Besaran dan Satuanya serta Pengukuran.
f. Mengkomunikasikan
• Siswa dari salah satu perwakilan kelompok mempresentasikan
hasil diskusi kelompoknya di depan kelas
• Guru mempersilahkan kelompok lain untuk menanggapi hasil
diskusi kelompok yang sedang presentasi di depan kelas
3 Penutup 20 Menit
a. Guru memberikan penguatan atas jawaban siswa
b. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil pembelajaran
hari ini
c. Guru memberikan post test tentang materi untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa
d. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam
5
PERTEMUAN 3
Mendesain prosedur pengolahan limbah Minyak Jelantah (6 jp)
PERTEMUAN 4
melakukan prosedur pengolahan limbah Minyak Jelantah (6 jp)
6
• Peserta didik melakukan pembuatan proyek sesuai dengan rencana
yang disusun sebelumnya.
• Guru memantau perkembangan proyek peserta didik dan
membimbing jika mengalami kesulitan.
• Peserta didik mencatat setiap tahapan dan mendokumentasikannya
• Peserta didik mendiskusikan kendala/masalah yang muncul
3 Penutup 20 Menit
• Peserta didik menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan
• Peserta didik melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah
dilakukan
• Peserta didik menyimak intruksi guru bahwa untuk pertemuan
selanjutnya peserta didik diminta untuk melakukan analisa dan
menyusun laporan
• Doa Penutup
PERTEMUAN 5
Mengevaluasi prosedur pengolahan limbah Minyak Jelantah (6 jp)
3 Penutup 20 Menit
• Peserta didik menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan
• Peserta didik melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang
telah dilakukan
• Peserta didik menyimak intruksi guru bahwa untuk pertemuan
selanjutnya peserta didik diminta untuk mengumpulkan laporan
• Doa Penutup
7
Asemen
1. Asesmen Diagnostik Non Kognitif
Tes untuk mengetahui gaya belajar peserta didik (visual, auditory, Kinestetic) dapat
dilakukan secara online menggunakan gawai masing-masing peserta didik agar segera
cepat terlihat hasilnya. Link tes gaya belajar adalah https://akupintar.id/tes-gaya-belajar.
2. Asesmen Formatif
a. Observasi Penilaian Sikap
JURNAL SIKAP
Petunjuk:
Bacalah beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan observasi:
1) Jurnal digunakan oleh wali kelas dan guru mata pelajaran selama periode satu semester.
2) Catatan dilakukan selama satu semester hanya pada peserta didik yang menunjukkan
perilaku yang menonjol, sehingga ada kemungkinan dalam satu hari hanya ada
beberapa orang atau bahkan tidak ada yang menunjukkan perilaku menonjol sesuai
indikator penguatan pendidikan karakter, yakni religius, mandiri, gotong royong,
integritas, dan nasionalis.
3) Nilai karakter Profil Pelajar Pancasila:
a. Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa: Taat Beribadah; bersyukur;
dan berdoa sebelum dan sesudah memulai kegiatan.
b. Mandiri : percaya diri, rasa ingin tahu, tangguh, bekerja keras, kreatif-inovatif,
pembelajar sepanjang hayat
c. Gotong royong : suka menolong, bekerjasama, peduli sesama, peduli
lingkungan, kebersihan dan kerapian, kekeluagaan.
d. Bernalar Kritis
e. Kreatif
f. Berkebinekaan global
4) Perilaku yang menonjol dicatat dalam jurnal dan diberi warna merah untuk karakter
negatif yang ditunjukkan
8
N Hari/ Nama Catatan Nilai Tindak Hasil
o Peserta Perilaku Utama Lanjut
Tanggal
didik Karakter
/ Karakter
operasiona
l
9
b. Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik
Rubrik:
Indikator sikap aktif dalam pembelajaran:
Poin
1. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam pembelajaran
yang terlihat dari aktivitas di kelas.
2. Cukup jika menunjukkan ada sedikit usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi
belum ajeg/konsisten yang terlihat dari aktivitas di kelas.
3. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi
belum ajeg/konsisten yang terlihat dari aktivitas di kelas.
4. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas
kelompok secara terus menerus dan ajeg/konsisten yang terlihat dari aktivitas di
kelas.
10
4. Sangat baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk berkontribusi / memberi ide
terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif secara terus menerus
dan ajeg/konsisten
11
REKAPITULASI PENILAIAN SIKAP
PENILAIAN OBSERVASI
KELAS : ………….
Sikap Sikap
Sikap Aktif
bekerjasama proses Rata-
No Nama Peserta didik dalam
dalam pemecahan rata
Pembelajaran
kelompok masalah skor
1 4 2 2 8
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
12
c.Lembar Penilaian Antar Teman
Petunjuk :
Bukalah link Lembar Penilaian Diri (LPD) pada LMS, lalu Berilah tanda
“dot” (●) pada kolom yang sesuai.
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Teman Saya menyontek pada saat
mengerjakan penilaian
2 Teman Saya menyalin karya orang lain
tanpa menyebutkan sumbernya pada saat
mengerjakan tugas
3 Teman Saya berani mengakui
kesalahannya
4 Teman saya melakukan tugas – tugas
dengan baik
5 Teman Saya mengembalikan barang yang
saya pinjam
6 Teman Saya meminta maaf jika saya
melakukan kesalahan
7 Teman Saya mengikuti kegiatan
pembelajaran tepat waktu
8 Teman Saya mengumpulkan tugas tepat
waktu
9 Teman Saya memulai sesuatu dengan
berdoa
10 Teman Saya selalu memberi salam sesuai
ajaran agama
11 Teman saya mengemukakan perasaan
terhadap sesuatu apa adanya
12 Teman saya melaporkan data atau
informasi apa adanya
13
1. Pengayaan dan Remedial
Pembelajaran Remedial
Elemen 3
f. Mengkomunikasikan hasil
penyelidikan pengolahan minyak
jelantah untuk menyelesaikan
permasalahan limbah rumah
tangga.
14
Pembelajaran Pengayaan
Bagi peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan
pembelajaran pengayaan sebagai berikut:
Nilai Peserta Didik Kegiatan Pembelajaran Keterangan
(x)
NKB ≤ N ≤ NMakx Diberikan materi masih dalam NKB = Nilai Ketuntasan
cakupan Capaian Pembelajaran Belajar
dengan pendalaman sebagai NMaks = Nilai maksimal
pengetahuan tambahan ideal
N = NMaks Diberikan materi melebihi N = Nilai yang dicapai
cakupan Capaian Pembelajaran peserta didik
dengan pendalaman sebagai
pengetahuan tambahan.
Refleksi Guru
1. Apakah peserta didik sudah memahami dan dapat mengerjakan semua
tugas yang diberikan!
2. Hal baik apa yang muncul terkait kegiatan pembelajaran?
3. Apa yang perlu ditingkatkan selama kegiatan pembelajaran?
15
LAMPIRAN - LAMPIRAN
16
LEMBAR KEGIATAN SISWA 1
1. Peserta didik dapat menentukan sifat fisika, sifat kimia, sifat intrinsik, dan sifat
ekstrinsik materi.
EXPLORATION
INFORMASI 1
Apakah kalian mengenal besi? Besi merupakan logam yang paling banyak ragam
penggunaanya. Besi digunakan untuk pagar, kerangka bangunan, jembatan, sepeda,
kendaraan bermotor, perabotan, hingga mainan anak-anak. Sifat apakah yang dimiliki besi
sehingga relatif banyak digunakan?
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan untuk
kehidupan manusia sehari-hari dari yang bermanfaat sampai dengan yang merusakkan.
Besi juga merupakan salah satu mineral penting yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Besi
yang dikonsumsi manusia tentunya bukan besi dalam bentuk padatan logam, akan tetapi
dalam bentuk ion, yaitu Fe(II) dan Fe(III). Besi adalah logam yang paling banyak dan paling
beragam penggunaannya. Hal itu karena beberapa hal, diantaranya: Kelimpahan besi di
kulit bumi cukup besar, Pengolahannya relatif mudah dan murah, dan Besi mempunyai
sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi.
17
INFORMASI 2
Garam adalah sejenis mineral yang dapat membuat rasa asin, biasanya garam berasal
dari air laut. Garam dalam bentuk alaminya adalah mineral kristal yang dikenal sebagai
batu garam atau halite. Garam sangat diperlukan tubuh, garam juga digunakan
untuk mengawetkan makanan dan sebagai bumbu. Kalian pasti sering sekali menemui
garam dalam kehidupan sehari-hari. Kira-kira tersusun dari apakah garam tersebut?
Tahukah kamu cara pembuatan garam? Perhatikan gambar di bawah ini
18
CRITICAL THINKING 1
19
1. Apa saja komposisi penyusun garam? Dan tuliskanlah rumus kimia dari
garam!
………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………
2. Amatilah garam yang kalian miliki di rumah, dan identifikasi sifat-sifat
dari garam tersebut yang meliputi :
a. Sifat Fisika
…………………………………………………………………………….……………………….
…………………………………………………………………………….……………………….
b. Sifat Kimia
…………………………………………………………………………….……………………….
…………………………………………………………………………….……………………….
c. Sifat Intensif
…………………………………………………………………………….……………………….
…………………………………………………………………………….……………………….
d. Sifat Ekstensif
…………………………………………………………………………….……………………….
…………………………………………………………………………….……………………….
3. Bagaimana cara memperoleh garam yang biasa digunakan dalam
kehidupan sehari-hari?
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
20
CONCEPT INVENTION
DISCUSSION
21
3. Buatlah Kesimpulan dari hasil diskusi kelompok kalian !
Unsur ………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………..
Senyawa …………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………..
Campuran Homogen ………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………..
Campuran Heterogen ………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………..
4. Presentasikan hasil diskusi kelompok kalian !
5. Catatlah masukan atau tanggapan dari kelompok lain !
…………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………..
22
STIMULATION
(a) (b)
(c)
Gambar 1. (a) Es krim meleleh, (b) Kertas terbakar, (c) Daun pisang mengering
Perubahan Fisika dan Kimia
Benda-benda di sekitar kita dapat berupa wujud padat, cair, dan gas. Benda-benda tersebut
juga dapat dikelompokkan menjadi unsur, senyawa, dan campuran. Benda-benda yang kita
kenal dalam kehidupan sehari-hari seringkali mengalami perubahan. Perubahan tersebut ada
yang bersifat langsung dapat diamati, namun ada juga yang memerlukan waktu lama untuk
pengamatan. Perubahan benda-benda tersebut dikenal dengan perubahan materi.
Kamu akan menemukan berbagai fakta unik tentang zat dan perubahannya dalam
kehidupan sehari-hari. Kekaguman kamu juga akan bertambah besar kepada Sang Maha
Pencipta, bahwa benda-benda di sekitar kita dapat mengalami perubahan yang khas sesuai
karakteristik benda-benda tersebut. Pada praktikum kali ini kamu akan diajak untuk
mengamati perubahan materi yang dikelompokkan menjadi perubahan fisika dan
perubahan kimia. Sesuai namanya, perubahan fisika berkaitan dengan perubahan bentuk
fisik suatu benda, sedangkaan perubahan kimia berkaitan dengan perubahan struktur
kimia suatu benda.
23
PROBLEM STATEMENT
DATA COLLECTION
Kita akan merancang suatu percobaan untuk mengidentifikasi suatu perubahan fisika dan
perubahan kimia yang terjadi di lingkungan sekitar!
A. Topik Percobaan
Percobaan yang akan kita lakukan untuk mengidentifikasi perubahan fisika ataukah
perubahan kimia pada peristiwa berikut ini :
1. Kertas yang dipotong kecil-kecil
2. Soda kue direaksikan dengan cuka
3. Air kapur dengan gas CO2
4. Kapur tohor dimasukkan ke dalam air
24
C. Prosedur Percobaan
Tuliskan langkah-langkah apa saja yang kamu lakukan untuk melakukan percobaan ini!
1. Kertas yang dipotong kecil-kecil
a) …………………………………………………………………………………………………………………………
b) …………………………………………………………………………………………………………………………
c) …………………………………………………………………………………………………………………………
d) …………………………………………………………………………………………………………………………
e) …………………………………………………………………………………………………………………………
2. Soda kue direaksikan dengan cuka
a) …………………………………………………………………………………………………………………………
b) …………………………………………………………………………………………………………………………
c) …………………………………………………………………………………………………………………………
d) …………………………………………………………………………………………………………………………
e) …………………………………………………………………………………………………………………………
3. Air kapur dengan gas CO2
a) …………………………………………………………………………………………………………………………
b) …………………………………………………………………………………………………………………………
c) …………………………………………………………………………………………………………………………
d) …………………………………………………………………………………………………………………………
e) …………………………………………………………………………………………………………………………
4. Kapur tohor dimasukkan ke dalam air
a) …………………………………………………………………………………………………………………………
b) …………………………………………………………………………………………………………………………
c) …………………………………………………………………………………………………………………………
d) …………………………………………………………………………………………………………………………
e) …………………………………………………………………………………………………………………………
25
DATA PROCESSING
E. Analisis Data
1. Berdasarkan hasil pengamatanmu, apa yang dapat kamu simpulkan mengenai perbedaan
perubahan fisika dan kimia?Tulislah hasil kesimpulanmu di bawah ini!
Ciri-ciri perubahan fisika
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
Ciri-ciri perubahan kimia
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
2. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kamu lakukan, kelompokkanlah data yang kamu
dapatkan ke dalam kelompok perubahan fisika dan perubahan kimia!
Perubahan fisika
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
Perubahan kimia
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
VERIFICATION
GENERALIZATION
F. KESIMPULAN
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
26
LKPD PENGUKURAN
I. TUJUAN
1. Mampu menggunakan jangka sorong sebagai alat ukur dasar
2. Mampu menggunakan micrometer sekrup sebagai alat ukur dasar
3. Mengenal skala nonius jangka sorong dan micrometer sekrup
4. Mengenal batas ketelitian jangka sorong dan micrometer sekrup serta dapat
menggunakannya dalam perhitungan.
Gambar diatas adalah contoh hasil pengukuran dengan jangka sorong, Skala utama = 2,5
cm Skala nonius = (4 x 0,1) mm = 0,04 cm Hasil pengukuran = 2,54 cm Angka 4 nonius
segaris dengan skala utama, jadi angka inilah yang dikalikan dg batas ketelitian, kemudian
dijumlahkan hasilnya dg hasil skala utama.
27
B. Mikroter Sekrup
Mikrometer sekrup memiliki skala utama dan selubung luar yang memiliki skala putar
sebagai nonius. Batas ketelitian micrometer sekrup 0,01 mm.
Gambar di atas adalah contoh hasil pengukuran menggunakan micrometer sekrup, Skala utama =
6,5 mm Skala nonius = (9 x 0,01) mm = 0,09 mm Hasil pengukuran = 6,59 mm
Angka 9 pada nonius berimpit dengan garis tengah skala utama, maka angka ini dikalikan dg batas
ketelitian micrometer sekrup, kemudian ditambahkan hasilnya pada hasil skala utama.
TABEL A
Nonius
No Benda Skala Utama
(x batas ketelitian)
………………………….. cm …………… x …………. mm
1. Kelereng …………………………… cm …………… x …………. mm
…………………………… cm …………… x …………. mm
………………………….. cm …………… x …………. mm
2. Potongan Besi …………………………… cm …………… x …………. mm
…………………………… cm …………… x …………. mm
………………………….. cm …………… x …………. mm
Cincin
…………………………… cm …………… x …………. mm
(diameter luar)
…………………………… cm …………… x …………. mm
3.
………………………….. cm …………… x …………. mm
Cincin
…………………………… cm …………… x …………. mm
(diameter luar)
…………………………… cm …………… x …………. mm
2. Amatilah nonius,cari angka yang segaris (berimpit) dg skala utama, catat dalam table
A, kalikan juga dg batas ketelitian jangka sorong. Ulangi sampai 3 kali pengukuran.
3. Ambilah potongan besi, lakukan seperti langkah 1 dan 2.
4. Ambilah cincin, ukur diameter luarnya seperti langkah 1 dan 2.
5. Sekarang lakukan pengukuran diameter dalamnya menggunakan rahang atas jangka
sorong. Letakkan cincin di luar rahang dengan benar, kunci. Amati skala utama dan
noniusnya seperti Langkah 1 dan 2.
28
B. Mukrometer Sekrup
1. Ambilah peluru, lalu ukur diameternya dengan micrometer sekrup. Amati skala
utamanya, catat dalam table B, ulangi pengukuran sampai 3 kali.
TABEL B.
2. Amati skala nonius, cari angka yang berimpit dengan garis tengah skala utama, catat
hasilnya dalam table B, kalikan juga dengan batas ketelitian micrometer. Ulangi
pengukuran sebanyak 3 kali.
3. Ambil potongan kawat, lakukan pengukaran seperti langkah 1 dan 2.
Lembar Jawaban
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
29
............................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
30
LKPD BESARAN
Materi Pembelajaran
Besaran fisika didefenisikan sebagai segala sesuatu yang dapat diukur dan
dinyatakan dengan angka. Besaran fisika meliputi besaran pokok dan besaran turunan.
Besaran pokok adalah besaran dasar yang sudah ditetapkan terlebih dahulu. Besaran
pokok meliputi panjang, massa, waktu, suhu, kuat arus, intensitas cahaya, dan jumlah
mol.
Besaran lain di luar besaran pokok dinamakan besaran turunan. Besaran turunan
diartikan sebagai besaran yang dijabarkan atau diturunkan dari besaran-besaran
pokok ataupun besaran turunan lainnya. Contoh besaran turunan, yaitu luas,
volume,
kecepatan dan lain sebagaiya.
2 Konversi Satuan
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 36 𝑘𝑚
Jawab: Kecepatan = 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢
= 36 𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚 = 1 𝑗𝑎𝑚
36000 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
1 jam (waktu) = = 10 𝑚/𝑠
3600 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛
3 Dimensi Besaran
31
[ Luas ] = [ panjang ] x [ lebar ]
=[L] x[ L]
= [ L ]2
Tugas
32
f. Besaran :............................ Satuan: ................................ Dimensi : ...............
g. Besaran :............................ Satuan: ................................ Dimensi : ...............
9. Konversikan satuan-satuan berikut.
a. 400 gram = ……………. kg
b. 1000 km = …………. m
c. 72 km/jam = ………… m/s
d. 1 gram/cm3 = ………… kg/m3
e. 1 liter = ………. m3
10. Tentukan dimensi dari besaran-besaran berikut.
a. Dimensi kecepatan (v)
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
33
LKPD
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
NAMA KELOMPOK :
1. ……………………………………………………….
2. ……………………………………………………….
3. ……………………………………………………….
4. ……………………………………………………….
5. ……………………………………………………….
6. ……………………………………………………….
34
Petunjuk Penggunaan LKPD
2. Baca secara saksama masalah yang ada, kemudian ikuti petunjuk dan
langkah dalam penyelesaian masalah tersebut
35
KATA PENGANTAR
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) ini disusun dengan tujuan untuk meningkatkan
keterampilan proses sains peserta didik melalui pembelajaran berbasis Project
Based Learning (PjBL). LKPD ini diperuntukkan bagi peserta didik kelas X SMK
dengan materi Zat dan Perubahanya ( Pembuatan Biosolar dari Minyak Jelantah ).
Dalam LKPD ini terdapat beberapa fase sesuai tahapan Project Based Learning
(PjBL), yaitu :
Fase 1 : Penentuan Proyek
Pada fase ini peserta didik disajikan sebuah permasalahan dan kemudian peserta
didik diminta menentukan langkah untuk memecahkan permasalahan yang diberikan
melalui proyek yang nantinya akan dikerjakan.
Fase 2 : Rancangan dan Desain Poyek
Pada fase ini peserta didik diberikan kebebasan untuk berkreativitas dalam mencari,
menyusun dan mendesain proyek yang akan dilakukan.
Fase 3 : Menyusun Jadwal
Pada fase ini peserta didik menuliskan jadwal dalam penyelesaian proyek dari awal
hingga akhir.
Fase 4 : Pelaksanaan Proyek
Pada fase ini peserta didik melaksanakan proyek yang telah dirancang dan
menuliskan data hasil eksperimen serta menganalisis data yang diperoleh.
Fase 5 : Laporan Hasil Proyek dan Presentasi
Pada fase ini peserta didik menuliskan laporan hasil proyek dan mengkomunikasikan
kepada kelompok lain.
Fase 6 : Evaluasi Proses dan Hasil Proyek
Pada fase ini peserta didik menyimpulkan hasil proyek serta memberi saran atau
kritik terhadap hasil proyeknya maupun hasil proyek kelompok lain.
36
CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Peserta didik diharapkan dapat memahami pengetahuan ilmiah dan menerapkannya; atau
membuat prediksi sederhana disertai dengan pembuktiannya. Peserta didik menjelaskan
fenomena-fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya dilihat dari berbagai aspek
seperti makhluk hidup dan lingkungannya; zat dan perubahannya; energi dan
perubahannya; bumi dan antariksa; keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu;
interaksi, komunikasi, sosialisasi, institusi sosial dan dinamika sosial; serta perilaku
ekonomi dan kesejahteraan. Peserta didik juga mengaitkan fenomena-fenomena tersebut
dengan keterampilan teknis pada bidang keahliannya.
2. Peserta didik dapat menentukan dan mengikuti prosedur yang tepat untuk melakukan
penyelidikan ilmiah, menjelaskan cara penyelidikan yang tepat bagi suatu pertanyaan
ilmiah, serta diharapkan dapat mengidentifikasi kekurangan atau kesalahan pada desain
percobaan ilmiah.
3. Peserta didik dapat menerjemahkan data dan bukti dari berbagai sumber untuk
membangun sebuah argumen serta dapat mempertahankannya dengan penjelasan ilmiah.
Peserta didik diharapkan dapat mengidentifikasi kesimpulan yang benar diambil dari
tabel hasil, grafik, atau sumber data lain. Peserta didik merencanakan dan melaksanakan
aksi sebagai tindak lanjut, mengkomunikasikan proses dan hasil pembelajarannya,
melakukan refleksi diri terhadap tahapan kegiatan yang dilakukan.
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menjelaskan Fenomena Zat dan perubahannya Secara Ilmiah
2. Mendesain dan mengevaluasi penyelidikan Ilmiah Pengolahan Minyak Jelantah menjadi
Bio Solar
3. Menerjemahkan data dan bukti - bukti secara ilmiah mengenai Pengolahan Minyak
Jelantah menjadi Bio Solar
37
Menentukan Pertanyaan Mendasar
Merdeka.com - Minyak goreng bekas (minyak jelantah) merupakan limbah non-B3, namun tetap
memiliki dampak terhadap lingkungan jika dibuang sembarangan. Padahal, limbah rumah tangga ini
memiliki potensi ekonomi yang cukup besar jika dikelola dengan benar. Minyak jelantah bisa
diproses menjadi sabun, bahan bakar minyak, hingga biodiesel.
Kurangnya edukasi mengenai pengelolaan minyak jelantah di tingkat rumah tangga menyebabkan
pembuangan limbah ke saluran air dan tempat sampah, kemudian berakhir di perairan dan
mencemari lingkungan.
Melalui webinar bertajuk A-Z tentang Minyak Jelantah (20/3/2021), Gerakan Waste4Change dan
Komunitas Jelantah4Change mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam mengelola limbah
minyak jelantah. Mereka juga menginformasikan bahayanya minyak jelantah yang dikonsumsi dan
dibuang sembarangan.
1. Penyakit Kolesterol Tinggi
Dampak kesehatan konsumsi minyak jelantah diantaranya menyebabkan penyakit degeneratif
seperti kolesterol, kanker, dan penyakit jantung. Jelantah mengandung asam lemak jenuh tinggi
akibat proses pemanasan yang dilaluinya. Jika dikonsumsi, akibatnya adalah penurunan HDL
kolesterol serta peningkatan LDL dan total kolesterol.
2. Penyakit Jantung
Konsumsi minyak jelantah secara berlebihan bakal meningkatkan kolesterol dan pada gilirannya
risiko penyempitan pembuluh darah. Kalau sudah begini, kesehatan jantung bisa terancam.
Populernya makanan dengan kandungan lemak jenuh tinggi seperti gorengan yang diolah dengan
jelantah menjadi salah satu penyebab tingginya kasus kematian karena penyakit jantung dan
penyempitan pembuluh darah.
3. Kanker
Minyak jelantah yang dipakai berulang kali merupakan sumber radikal bebas. Radikal bebas tersebut
bakal menyerang sel-sel sehat dan memicu pertumbuhan abnormal sel kanker. Penumpukan radikal
bebas juga akan menyebabkan mutasi gen dan berisiko menjadi sel kanker. Karena kanker
merupakan penyakit berat yang sulit disembuhkan, sebaiknya hindari konsumsi makanan yang
diolah dengan minyak jelantah.
4. Penyumbatan Drainase
Limbah minyak jelantah yang dibuang sembarangan di saluran air tanpa dikelola terlebih dahulu
akan menyebabkan penyumbatan pada saluran air atau drainase. Saluran air yang kotor dan
tersumbat ini nantinya bisa menjadi tempat berkembang biak bakteri dan berisiko menimbulkan
penyakit.
5. Pencemaran Air
Salah satu bahaya yang jelas dari pembuangan limbah minyak jelantah dengan tidak bijak adalah
pencemaran air. Limbah cair ini bakal mengalir ke sungai dan berakhir di laut, menyebabkan
pencemaran air yang lebih serius.
Minyak jelantah yang mengapung di permukaan bakal menghalangi sinar matahari, menyebabkan
tumbuhan laut tidak bisa berfotosintesis. Kandungan oksigen terlarut di perairan pun jadi menurun.
Pada gilirannya, kelangsungan hidup biota laut bisa terancam.
6. Pencemaran Tanah
Minyak jelantah yang dibuang ke parit atau tanah dapat terserap bumi. Minyak ini akan
menggumpalkan dan menutup pori-pori tanah. Kalau sudah begini, tanah akan menjadi keras dan
tidak bisa lagi mendukung aktivitas manusia. Pada gilirannya, pencemaran ini dapat menyebabkan
banjir.
COPYRIGHT © WWW.MERDEKA.COM
https://www.merdeka.com/gaya/6-bahaya-minyak-jelantah-bagi-kesehatan-dan-lingkungan.html
38
Berdasarkan wacana diatas, diskusikanlah bersama kelompok mu
cara yang dapat dilakukan untuk pengolahan minyak jelantah !
……………………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………………..
2. Tuliskan alat dan bahan yang kalian gunakan dalam proyek ini!
……………………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………………..
39
MENYUSUN JADWAL KEGIATAN
Tuliskan rancangan jadwal yang akan dilakukan pada tabel di bawah ini!
NO HARI/TANGGAL KEGIATAN
1.
2.
3.
4.
5.
PELAKSANAAN PROYEK
Susun dan kerjakan rancangan proyek yang telah kalian buat, tuliskan hasil pengamatan
dan analisis data yang diperoleh!
1. TABEL PENGAMATAN
No Hari Hasil
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
40
2. ANALISA DATA
Presentasikan dan videokan hasil proyek yang telah dikerjakan, tuliskan linknya di
bawah ini :
41
Evaluasi Proses dan Hasil Proyek
42
BAHAN BACAAN
KLASIFIKASI MATERI
Klasifikasi materi dan perubahannya adalah pemilahan materi berdasarkan suatu karakteristik
serupa dan berbagai kemungkinan perubahan wujud atau karakteristik lainnya. Benda-benda di
sekitar kita dapat berupa wujud padat, cair, atau gas bukan? Semua benda tersebut adalah materi.
Materi adalah sesuatu yang mempunyai massa dan dapat mengisi atau menempati suatu ruang
(Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 95).
Berdasarkan wujudnya, materi dapat diklasifikasikan menjadi zat padat, cair, dan gas. Benda padat
misalnya adalah logam-logaman, zat cair meliputi air atau minyak, dan gas berupa udara, oksigen,
dsb. Sementara itu, berdasarkan susunannya, materi yang ada di alam diklasifikasikan menjadi
unsur, senyawa, dan campuran. Maksudnya, suatu materi dapat berarti zat tunggal atau murni
(unsur), bisa juga terdiri dari beberapa zat (senyawa), hingga campuran.
Dari berbagai contoh di atas kita dapat mengetahui bahwa meskipun terlihat sederhana dan terasa
sehari-hari, benda di sekeliling itu memiliki wujud dan karakteristik yang cukup rumit bukan?
Untuk itulah dilakukan klasifikasi materi dan perubahannya. Untuk menyederhanakan dan
mengerucutkan berbagai objek penelitian IPA agar dapat dilakukan studi yang lebih mudah dan
terperinci terhadap suatu objek. Berikut adalah berbagai uraian mengenai klasifikasi materi dan
perubahannya.
Cara Mengklasifikasikan Materi
Alam semesta terdiri atas planet-planet dan salah satu contohnya adalah planet bumi. Di bumi
terdapat gunung, udara, laut, dan begitu banyak hal lain. Segala sesuatu yang berada di bumi
tersusun atas materi, yang terdiri atas unsur, seperti air, udara, tanah, dan api. Oleh karena itu,
untuk mengklasifikasikannya kita harus melakukan observasi keragaman materi tersebut.
Klasifikasi Materi
Bagaimana caranya untuk melakukan observasi terhadap berbagai keragaman materi? Langkah
mudah yang dapat dilakukan untuk melakukan klasifikasi materi adalah sebagai berikut.
1. Mengamati karakteristik benda tersebut.
2. Mencatat persamaan dan perbedaan sifat benda masing-masing.
3. Memasukkan benda-benda yang memiliki persamaan sifat ke dalam satu kelompok.
4. Memberi nama yang sesuai pada setiap kelompok benda tersebut.
Salah satu klasifikasi paling mudah untuk mengklasifikasikan materi adalah berdasarkan
wujudnya. Berdasarkan wujudnya, materi dapat dikelompokkan menjadi:
1. Zat padat, seperti besi, seng, dan emas;
2. Zat cair, yang meliputi air, minyak, dan bensin; dan
3. Gas, seperti udara, asap, dan uap air.
Perbedaan masing-masing wujud materi adalah sebagai berikut.
43
Padat Cair Gas
Jarak antarpartikel zat Jarak antarpartikel zat cair lebih Selisih jarak antarpartikel gas
padat sangat rapat. renggang. sangat renggang.
Unsur
Unsur adalah zat tunggal yang tidak dapat dibagi lagi menjadi bagian yang lebih sederhana dengan
proses kimia biasa dan akan tetap mempertahankan karakteristik asli dari unsur tersebut (Tim
Kemdikbud, 2017, hlm. 98). Misalnya, sebongkah emas apabila dibagi terus sampai bagian yang
terkecil akan menjadi atom emas. Atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur. Contoh unsur lain
meliputi: besi, timah, seng, tembaga, dan nikel.
Para ilmuwan menggunakan simbol tertentu untuk setiap unsur untuk mempermudah persamaan
matematisnya. Berikut adalah beberapa contoh unsur logam dan non logam disertai simbolnya.
Unsur Logam dan Lambangnya
No. Nama Latin Nama Indonesia Lambang
1. Aluminium Aluminium AI
2. Aurum Emas Au
3. Argentum Perak Ag
4. Calcium Kalsium Ca
5. Cuprum Tembaga Cu
6. Ferrum Besi Fe
7. Natrium Natrium Na
8. Plumbum Timbal Pb
9. Stannum Timah Sn
44
Unsur Nonlogam dan Lambangya
No. Nama Latin Nama Indonesia Lambang
1. Oxygen Oksigen O
2. Hydrogen Hidrogen H
3. Carbon Karbon C
4. Sulphur Belerang S
5. Phosphorus Fosfor P
6. Nitrogen Nitrogen N
7. Iodium Iodin I
Unsur logam dan nonlogam memiliki perbedaan sifat fisika dan kimia. Berikut perbedaan sifat
unsur logam dan nonlogam.
Baik unsur logam maupun nonlogam memiliki banyak kegunaan dalam kehidupan sehari-hari.
Contohnya besi dan tembaga, banyak digunakan untuk alat-alat perkakas, alat-alat rumah tangga,
dan bahan untuk rangka kendaraan. Unsur Iodium banyak digunakan sebagai antiseptik.
Cara Penamaan dan Lambang Unsur
Unsur diberi nama dengan menggunakan bahasa Latin berdasarkan penemu pertamanya atau
tempat ditemukannya unsur tersebut. Ahli-ahli kimia tidak membedakan penamaan unsur alamiah
yang terdapat di alam ataupun unsur buatan. Beberapa unsur menggunakan nama untuk
menghormati identitas penemunya ataupun tempat penemuannya.
Simbol unsur dibuat untuk memudahkan dalam penulisan nama unsur, yaitu dengan cara
menyingkatnya. Simbol unsur yang saat ini digunakan secara internasional adalah simbol unsur
yang diusulkan oleh Jöns Jacob Berzelius.
Cara pemberian lambang unsur menurut Berzelius adalah sebagai berikut.
1. Setiap unsur dilambangkan dengan satu huruf, yaitu huruf awal dari nama latinnya.
2. Huruf awal ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar.
3. Untuk unsur yang memiliki huruf awal sama, diberikan satu huruf kecil dari nama unsur
tersebut (Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 99).
Contohnya: Karbon (nama latinnya Carbon), dilambangkan dengan (C), Kalsium (nama latinnya
Calsium) dilambangkan dengan (Ca).
45
Senyawa
Senyawa adalah zat tunggal/murni yang dapat diuraikan secara kimia menjadi dua zat atau lebih
(Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 102). Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menggunakan
beragam senyawa, meliputi: air, gula, garam, asam cuka, dan beberapa bahan lainnya. Dua atau
lebih atom dapat bergabung melalui reaksi kimia dan membentuk molekul. Molekul merupakan
bagian terkecil dari suatu senyawa.
Contoh pembentukan senyawa meliputi adalah, air yang memiliki rumus H 2 O dapat diuraikan
menjadi unsur hidrogen (H) dan oksigen (O). Senyawa terbentuk melalui proses pencampuran
unsur secara kimia. Sifat suatu senyawa akan berbeda dengan sifat unsur- unsur penyusunnya.
Misalnya, sifat air sebagai senyawa akan berbeda dengan sifat gas hidrogen dan oksigen sebagai
unsur penyusunnya.
Pada suhu kamar air berwujud cair, sedangkan hidrogen dan oksigen, keduanya berwujud gas. Air
dapat digunakan untuk memadamkan api, sedangkan gas hidrogen merupakan zat yang mudah
terbakar dan gas oksigen merupakan zat yang diperlukan dalam pembakaran.
Campuran
Campuran adalah suatu materi yang terdiri atas dua zat atau lebih yang masih mempunyai sifat zat
asalnya dan tidak mempunyai komposisi yang tetap. (Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 103). Contoh
beberapa campuran dalam kehidupan sehari-hari adalah susu cokelat, air sungai, udara, batuan,
garam beryodium, dan paduan logam.
Campuran adalah suatu materi yang terdiri atas dua zat atau lebih yang masih mempunyai sifat zat
asalnya. Terdapat dua jenis campuran, yaitu campuran homogen dan campuran heterogen.
Campuran Homogen
Campuran homogen adalah campuran yang tidak dapat dibedakan zat-zat yang tercampur di
dalamnya. Larutan gula, larutan garam, dan sirop merupakan contoh campuran homogen. Hal itu
berbeda dengan campuran heterogen seperti air dan pasir yang masih dapat dibedakan keduanya
(tidak larut).
Oleh karena itu, campuran homogen juga sering disebut sebagai larutan. Larutan tersusun atas
pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Pelarut yang banyak digunakan adalah air. Senyawa lain
yang dapat digunakan sebagai pelarut adalah senyawa organik yang dikenal juga sebagai pelarut
organik , contohnya kloroform dan alkohol.
Dalam larutan, ukuran partikel zat terlarut sangat kecil dengan diameter kurang dari 1 nm sehingga
partikel zat terlarut tidak dapat dilihat walaupun menggunakan mikroskop ultra. Oleh karena itu,
larutan terlihat homogen (serba sama).
Pada dasarnya, larutan yang dikenal dalam kehidupan sehari-hari dapat dikelompokkan menjadi
larutan yang bersifat asam, basa, atau garam.
46
Larutan Asam
Larutan asam dan basa dimanfaatkan secara luas untuk industri, pertanian, kesehatan, dan
penelitian di laboratorium. Salah satu contoh larutan asam adalah penambah rasa makanan, yaitu
cuka dapur yang mengandung asam asetat. Contoh lainnya adalah aki pada kendaraan bermotor
mengandung asam sulfat, kemudian asam klorida yang membantu sistem pencernaan manusia.
Masih banyak lagi contoh larutan asam lainnya, untuk mengetahuinya, berikut adalah ciri atau
tanda dari larutan asam.
1. Rasanya masam (tidak boleh dicoba kecuali dalam makanan).
2. Dapat menimbulkan korosi.
3. Mengubah kertas lakmus biru menjadi merah.
Larutan Basa
Basa adalah larutan yang banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Contoh benda yang
mengandung basa ialah sabun mandi, sabun cuci, sampo, pasta gigi, obat mag, dan pupuk. Dalam
penggunaan sehari-hari, umumnya basa dicampur dengan zat lain.
Bagaimana cara kita mengidentifikasi larutan basa? Berikut adalah sifatsifat basa.
1. Mempunyai rasa agak pahit (tidak boleh dicoba).
2. Terasa licin di kulit.
3. Mengubah kertas lakmus merah menjadi biru.
Dalam kehidupan sehari-hari, larutan asam sering direaksikan dengan larutan basa untuk
menghasilkan senyawa netral atau dikenal dengan reaksi netralisasi. Pada reaksi netralisasi ini
akan dihasilkan garam dan air.
Contoh penerapan reaksi netralisasi dalam kehidupan sehari-hari adalah untuk pengobatan bagi
penderita sakit mag. Di mana sakit mag (kondisi kadar asam lambung yang tinggi) maka obat mag
adalah senyawa yang bersifat basa (kandungannya magnesium hidroksida atau aluminium
hidroksida).
Garam
Jenis senyawa garam yang paling dikenal adalah garam dapur atau nama senyawa kimianya
natrium klorida (NaCl). Garam seperti yang telah kita ketahui banyak digunakan dalam
pengolahan makanan. Contoh lain dari penggunaan garam lainnya meliputi untuk industri pupuk,
obat-obatan, pengolahan makanan, dan bahan pengawet.
Bagaimana senyawa garam dapat terbentuk? Salah satu reaksi yang dapat membentuk garam
adalah reaksi asam dan basa atau reaksi netralisasi. Pada reaksi netralisasi tersebut akan dihasilkan
garam dan air. (Asam + Basa -> Garam + Air).
Campuran Heterogen
Berbeda dengan larutan gula, pada campuran pasir dan air, tentu kamu dapat membedakan antara
pasir dan air. Campuran pasir dan air merupakan salah satu contoh dari campuran heterogen.
Campuran heterogen adalah campuran yang terjadi karena zat yang tidak dapat bercampur satu
dengan lain secara sempurna sehingga masih dapat dikenali zat penyusunnya.
47
Pada campuran heterogen, seluruh bagiannya tidak memiliki komposisi yang sama (tidak serba
sama). Contoh lainnya dari campuran heterogen adalah pada air dan minyak yang jelas-jelas tidak
dapat bersatu atau larut.
Untuk memperoleh zat murni, penyusun campuran tersebut harus dipisahkan. Zatzat dalam
campuran tersebut dapat dipisahkan secara fisika. Prinsip pemisahan campuran didasarkan pada
perbedaan sifat-sifat fisis zat penyusunnya, seperti wujud zat, ukuran partikel, titik leleh, titik didih,
sifat magnetik, kelarutan, dan lain sebagainya.
Mengapa kita ingin memisahkan campuran? Metode pemisahan campuran banyak digunakan
dalam kehidupan sehari-hari seperti untuk penjernihan air dan pembuatan garam, menghilangkan
rasa tertentu, memisahkan suatu zat berbahaya agar dapat dikonsumsi, dsb. Beberapa metode
pemisahan campuran yang sering digunakan antara lain penyaringan (filtrasi), sentrifugasi,
sublimasi, kromatografi, dan distilasi.
Filtrasi (Penyaringan)
Salah satu metode pemisahan yang paling sederhana adalah metode filtrasi atau dengan kata lain
melakukan penyaringan. Prinsip kerja penyaringan didasarkan pada perbedaan ukuran partikel
zatzat yang bercampur, umumnya untuk memisahkan padatan dari cairan.
Alat utama yang digunakan dalam penyaringan adalah penyaring dari bahan berpori yang dapat
dilalui partikel-partikel kecil, tetapi menahan partikel yang lebih besar.
Sentrifugasi
Metode sentrifugasi sering dilakukan sebagai pengganti filtrasi jika partikel padatan yang terdapat
dalam campuran memiliki ukuran sangat halus dan jumlah campurannya lebih sedikit. Metode
sentrifugasi digunakan secara luas untuk memisahkan sel-sel darah merah dan sel-sel darah putih
dari plasma darah. Dalam hal ini, padatan adalah sel-sel darah merah dan sel-sel darah putih yang
akan mengumpul di dasar tabung reaksi, sedangkan plasma darah berupa cairan yang berada di
bagian atas.
Distilasi (Penyulingan)
Pemisahan campuran dengan cara penyulingan biasanya digunakan untuk memisahkan suatu zat
cair dari campurannya. Prinsip kerjanya didasarkan pada perbedaan titik didih dari zat cair yang
bercampur, sehingga saat menguap setiap zat akan terpisah.
48
Kromatografi
Prinsip kerja kromatografi didasarkan pada perbedaan kecepatan merambat antara partikel-partikel
zat yang bercampur dalam suatu medium diam ketika dialiri suatu medium gerak. Metode
pemisahan dengan cara kromatografi digunakan secara luas dalam berbagai kegiatan. Di antaranya
untuk memisahkan berbagai zat warna dan tes urine untuk seseorang yang dicurigai menggunakan
obat terlarang (doping), hingga mengidentifikasi hasil pertanian yang tercemar oleh pestisida atau
tidak.
Sublimasi
Prinsip kerja metode pemisahan campuran dengan cara sublimasi didasarkan pada campuran zat
yang memiliki satu zat yang dapat menyublim (perubahan wujud padat ke wujud gas) sedangkan
zat yang lainnya tidak dapat menyublim. Contohnya, campuran iodin dengan garam dapat
dipisahkan dengan cara sublimasi.
Perubahan Fisika
Perubahan fisika adalah perubahan zat yang tidak disertai dengan terbentuknya zat baru (Tim
Kemdikbud, 2017, hlm. 124). Komposisi materi yang berubah secara fisika juga tidak akan
berubah, misalnya es yang mencair. Baik dalam bentuk padat maupun dalam bentuk cair keduanya
tetaplah air, yakni H2O. Contoh perubahan fisika lainnya adalah menguap, mengembun, mencair,
membeku, menyublim, melarut, serta perubahan bentuk (fisik) lainnya.
Contoh perubahan fisika lainnya meliputi:
1. kayu diubah menjadi kursi,
2. beras diubah menjadi tepung beras,
3. gula dilarutkan dalam air,
4. bola lampu listrik menyala,
5. air berubah menjadi es.
Perubahan Kimia
Perubahan kimia adalah perubahan zat yang dapat menghasilkan atau membentuk zat baru dengan
sifat kimia yang berbeda dengan zat asalnya (Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 125). Perhatikan kayu
yang dibakar, apakah kayu sebelum dan setelah dibakar akan menghasilkan zat yang sama?
Jawabannya tentu tidak.
Kayu sebelum dibakar mengandung serat selulosa, tetapi setelah dibakar berubah menjadi arang
atau karbon. Dengan demikian, pada proses pembakaran kayu diperoleh zat baru yang memiliki
sifat berbeda dengan zat sebelumnya. Proses pembakaran kayu yang mengakibatkan terbentuknya
zat baru merupakan salah satu contoh perubahan kimia.
Contoh lain perubahan kimia yang sering terjadi di alam adalah proses perkaratan besi. Besi
sebelum berkarat merupakan unsur Fe, tetapi besi setelah berkarat berubah menjadi senyawa
Fe2 O3 . nH2O.
49
Berlangsungnya perubahan kimia dapat diketahui dengan ciri-ciri sebagai berikut.
1. Terbentuknya zat baru.
2. Terbentuk gas.
Contoh reaksi kimia yang membentuk gas ialah reaksi logam magnesium (Mg) dengan
asam klorida (HCl). Reaksi tersebut dapat ditulis sebagai berikut. Magnesium + Asam
klorida -> Magnesium klorida + gas hidrogen
3. Terbentuknya endapan.
Salah satu contoh reaksi yang dapat membentuk endapan ialah reaksi antara barium klorida
(BaCl2 ) dengan natrium sulfat (Na2 SO4 ) menghasilkan endapan barium sulfat berwarna
putih.
4. Terjadinya perubahan warna.
Contoh reaksi kimia yang memberikan warna yang khas adalah reaksi antara tembaga
sulfat (CuSO4 ) dengan air (H2O). Warna tembaga sufat adalah putih, apabila ditambahkan
air, warnanya berubah menjadi biru. Warna biru tersebut adalah warna senyawa baru yang
terbentuk, yaitu CuSO4 .5H2
5. Terjadinya perubahan suhu.
Contoh perubahan Kimia yang terjadi di alam meliputi:
1. pembakaran kayu menjadi arang,
2. singkong menjadi tapai,
3. makanan basi,
4. susu diubah menjadi keju,
5. besi menjadi berkarat.
50
A. Besaran dan Satuan
Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan bilangan dan satuan.
Satuan adalah sesuatu yang menyatakan ukuran suatu besaran yang diikuti bilangan.
Besaran dalam fisika terbagi menjadi dua:
a. Besaran pokok, yaitu besaran yang satuannya telah ditentukan secara internasional (SI)
sebagai dasar besaran lain (turunan). Tujuh besaran pokok:
Besaran Satuan
panjang meter (m)
massa kilogram (kg)
waktu detik (s)
kuat arus listrik Ampere (A)
suhu Kelvin (K)
intensitas cahaya candela (cd)
jumlah zat mol
b. Besaran turunan, yaitu besaran yang satuannya diturunkan dari besaran pokok. Beberapa
besaran turunan, yaitu:
Besaran Satuan
luas m²
kecepatan m/s
gaya kg m/s² (N)
usaha kg m²/s² (J)
tekanan kg/ms² (Pa)
frekuensi 1/s (Hz)
daya kg m²/s³ (W)
Besaran berdasarkan arahnya terdiri dari:
a. Besaran skalar, besaran yang tak punya arah. Contoh: massa (m), panjang (L), waktu (t),
kelajuan (v), massa jenis (ρ).
b. Besaran vektor, besaran yang punya arah. Contoh: gaya (F), percepatan (a), kecepatan (v),
momentum (p).
B. Dimensi Besaran
Dimensi besaran adalah cara suatu besaran tersusun atas besaran pokok.
Besaran Dimensi
panjang L
massa M
waktu T
kuat arus listrik I
suhu θ
intensitas cahaya J
jumlah zat N
Contoh:
Tentukan dimensi besaran gaya dan usaha!
Gaya:
F = m.a
F = M.L/T²
F = M.L.T–²
Usaha:
W = F.s
W = M.L.T–².L
W = M.L².T–²
Dimensi besaran dapat digunakan untuk:
a. Membuktikan kesetaraan dua besaran
Contoh:
Buktikan bahwa besaran momentum dan impuls adalah besaran yang setara!
Momentum
51
P = m.v
P = M.L.T-1
Impuls
I = M.L.T-2 .T = M.L.T-1
kedua besaran tersebut setara.
b. Membuktikan kebenaran suatu persamaan atau rumus
Contoh:
Buktikan bahwa rumus λ = v.t bernilai benar!
λ = v.t
L = L.T-1.T
L=L
berarti rumus tersebut benar.
C. Pengukuran
Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran yang diukur dengan besaran lain.
Beberapa perbandingan internasional pada besaran pokok per satuannya:
1) Panjang
Satu meter didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh cahaya dalam vakum, dalam selang waktu
1/299.792.458 s.
2) Massa
Satu kilogram didefinisikan sebagai massa 1 liter air murni bersuhu 4°C.
3) Waktu
Satu detik didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan atom cesium-133 untuk bergetar
sebanyak 9.192.631.770 kali.
4) Kuat arus listrik
Satu Ampere didefinisikan sebagai kuat arus yang dialirkan melalui dua buah kawat yang sejajar
dan diletakkan pada jarak pisah 1 m dalam vakum, menghasilkan gaya 2 x 10 -7 N tiap meter
kawat.
5) Suhu
Satu Kelvin didefinisikan sebagai 1/273.16 kali suhu termodinamika titik tripel air.
6) Intensitas cahaya
Satu candela didefinisikan sebagai intensitas cahaya suatu sumber cahaya yang memancarkan
radiasi monokromatik pada frekuensi 540 x 1012 Hz dengan intensitas radiasi sebesar 1/683
W/Sr.
7) Jumlah zat
Satu mol didefinisikan sebagai jumlah zat yang mengandung zat elementer sebanyak atom yang
terdapat pada 0.012 kg karbon-12.
Walaupun telah memiliki definisi, pengukuran masih memiliki kesalahan atau ketidakpastian
dalam pengukurannya.
Kesalahan pengukuran sistematis diakibatkan:
a. Keterbatasan ketelitian alat ukur.
b. Kesalahan pengaturan/kalibrasi alat ukur.
c. Kesalahan sudut pandang (paralaks) saat membaca alat ukur.
d. Kesalahan akibat penyederhanaan nilai/sistem.
e. Pengukuran tunggal sehingga tidak akurat.
Oleh karena itu, kesalahan relatif atau batas suatu toleransi pengukuran harus selalu dicantumkan
dalam hasil pengukuran.
Pengukuran tunggal adalah pengukuran yang dilakukan terhadap suatu besaran sebanyak satu
kali saja.
Nilai kesalahan pengukuran tunggal antara lain:
a. Kesalahan mutlak
Δx = 1/2 x ketelitian
b. Kesalahan relatif
KR = Δx/x
dengan persentase kesalahan relatif
%KR = Δx/x x 100%
Pengukuran berulang adalah pengukuran yang dilakukan terhadap suatu besaran secara berulang
untuk mendapatkan akurasi.
Nilai kesalahan pengukuran berulang antara lain:
52
a. Kesalahan mutlak
Δx = (Σ|xi-x̅|)/n
b. Kesalahan relatif
KR = Δx/x
dengan persentase kesalahan relatif
%KR = Δx/x x 100%
Keterangan:
xi = data pengukuran i
x̅ = rata-rata hasil pengukuran
n = jumlah percobaan
Penulisan akhir hasil pengukuran:
l = x ± Δx
l = x ± KR
D. Pengukuran Panjang
Dalam pengukuran panjang, dapat digunakan:
a. Penggaris/mistar
Penggaris adalah alat ukur panjang dengan ketelitian 1 mm/0,1 cm.
Pengukuran
x = x2 – x1
x = 7,2 – 0,5
x = 6,7
∆x = 1/2 x ketelitian
∆x = 1/2 x 0,2 cm
∆x = 0,05 cm
l = x ± Δx
l = 6,7 ± 0,05 cm
b. Jangka sorong
Jangka sorong adalah alat ukur panjang dengan ketelitian 0,1 mm/0,01 cm.
Panjang pada skala utama (xutama) adalah skala yang terdapat di sebelah kiri titik 0 skala nonius.
Panjang pada skala nonius (xnonius) adalah skala yang berimpit dengan skala utama.
Pengukuran
x utama = 3,1 cm
x nonius = 0,07 cm
x = xutama + xnonius
x = 3,1 + 0,07
x = 3,17 cm
Δx = 1/2 x ketelitian
Δx = 1/2 x 0,01 cm
Δx = 0,005
l = x ± Δx
l = 3,17 ± 0,005 cm
c. Mikrometer sekrup
Mikrometer sekrup adalah alat ukur panjang dengan ketelitian 0,01 mm/0,001 cm.
53
Panjang pada skala utama (xutama) adalah skala terpanjang yang masih dapat terbaca.
Panjang pada skala nonius (xnonius) adalah skala yang berimpit dengan skala utama.
Pengukuran:
xutama = 3,5 mm
xnonius = 0,37 mm
x = xutama + xnonius
x = 3,5 + 0,37
x = 3,87 mm
Δx = 1/2 x ketelitian
Δx = 1/2 x 0,01 mm
Δx = 0,005 mm
l = x ± Δx
l = 3,87 ± 0,005 mm
E. Pengukuran Massa
Dalam pengukuran massa, dapat digunakan:
a. Neraca lengan/Ohaus
Neraca lengan adalah alat ukur massa dengan ketelitian 0,01 g.
Neraca lengan terdiri dari tempat beban, skala beban, beban geser, sistem pengatur khusus dan
penunjuk.
Cara pengukuran massa menggunakan neraca lengan:
1. Atur beban geser pada posisi nol dan sistem pengatur khusus, sehingga neraca lengan
berada dalam keadaan seimbang.
2. Letakkan benda yang akan diukur pada tempat beban.
3. Atur beban geser yang ada sehingga neraca seimbang.
4. Jumlahkan seluruh bacaan skala masingmasing lengan skala yang merupakan massa
benda yang diukur.
b. Neraca pegas
Neraca pegas adalah alat ukur massa dengan ketelitian 0,5 g.
Neraca pegas terdiri dari pegas dan selongsong besi yang ujungnya terdapat pengait.
Cara pengukuran massa dengan neraca pegas adalah dengan menggantung benda yang akan
diukur pada pengait neraca. Bacaan skala yang ditunjuk oleh penunjuk neraca sama dangan
massa benda yang diukur.
F. Pengukuran Waktu
Dalam pengukuran waktu, biasanya digunakan stopwatch.
Stopwatch analog adalah alat ukur waktu yang memiliki ketelitian 1 s, adapun stopwatch digital
dapat memiliki ketelitian yang lebih presisi.
Stopwatch analog terdiri dari tombol dan jarum penunjuk.
a. Tombol stopwatch terdiri dari tombol mulai, berhenti dan reset. Tombol reset berfungsi untuk
mengembalikan jarum penunjuk ke posisi nol.
b. Jarum jam terdiri dari jarum besar dan jarum kecil. Jarum besar adalah jarum yang
menunjukkan menit, sedangkan jarum kecil adalah jarum yang menunjukkan detik.
Cara pengukuran waktu menggunakan stopwatch:
1. Tekan tombol reset lalu lepaskan sehingga jarum penunjuk kembali ke posisi nol.
2. Tekan tombol mulai lalu lepaskan ketika hendak memulai pengukuran.
3. Tekan tombol berhenti lalu lepaskan ketika pengukuran tepat selesai.
4. Hasil akhir adalah penjumlahan bacaan jarum besar (menit) dengan bacaan jarum kecil
(detik).
G. Angka Penting
Angka penting adalah angka yang dihasilkan dari hasil pengukuran (bukan penghitungan),
termasuk angka yang ditaksirkan.
54
Contoh: Pada hasil pengukuran 8,9 cm, Angka 8 merupakan angka pasti, dan 9 merupakan angka
taksiran.
Aturan dalam penggunaan angka penting:
a. Semua angka selain nol adalah angka penting (a.p.).
Contoh:
3,21 (3 a.p.)
2,2 (2 a.p.)
1,559 (4 a.p.)
b. Angka nol yang terletak di antara dua angka adalah angka penting.
Contoh:
3,01 (3 a.p.)
2,5009 (5 a.p.)
20,09 (4 a.p.)
c. Angka nol yang terletak di belakang koma desimal adalah angka penting.
Contoh:
3,00 (3 a.p.)
9,0 (2 a.p.)
44,500 (5 a.p.)
d. Seluruh angka nol yang terletak di sebelah kiri koma desimal dan menyatakan bilangan <1
bukan angka penting.
Contoh:
0,1 (1 a.p.)
0,0088 (2 a.p.)
0,00609 (3 a.p.)
e. Semua angka nol yang terletak di kanan angka bukan nol namun tidak diikuti koma desimal
bukan angka penting, kecuali diberi tanda.
Contoh:
1205000 (4 a.p.)
22400 (3 a.p.)
1205000 (6 a.p.)
22400 (4 a.p)
Aturan pembulatan bilangan dalam fisika adalah sebagai berikut:
a. Angka yang nilainya >5 dibulatkan ke atas.
Contoh:
6,38 dibulatkan menjadi 6,4
b. Angka yang nilainya <5 dibulatkan ke bawah.
Contoh:
8,34 dibulatkan menjadi 8,3
c. Angka yang nilainya =5 dibulatkan ke atas jika angka sebelumnya ganjil, dan dibulatkan ke
bawah jika angka sebelumnya genap.
Contoh:
4,25 dibulatkan menjadi 4,2
5,55 dibulatkan menjadi 5,6
Operasi hitung angka penting harus mengikuti aturan berikut:
1) Penjumlahan dan pengurangan
Hasil dari operasi menghasilkan hanya satu angka taksiran saja dan angka penting paling sedikit.
Contoh:
23,12 + 1,2 = 24,32 dibulatkan 24,3 (3 a.p.)
21,9 – 1,15 = 20,75 dibulatkan 20,8 (3 a.p.)
2) Perkalian dan pembagian
Hasil dari operasi menghasilkan banyak angka penting yang paling sedikit dari bilangan yang
dioperasikan.
Contoh
Contoh:
12,2 (3 a.p.) x 3,5 (2 a.p.) = 42,70 dibulatkan 43 (2 a.p.)
3214 (4 a.p.) x 121 (3 a.p.) = 388894 menjadi 388000 (3 a.p.)
1,44 (3 a.p.) : 7,2 (2 a.p.) = 0,2 menjadi 0,20 (2 a.p.)
2564 (4 a.p.) : 12 (2 a.p.) = 213,666… menjadi 210 (2 a.p.)
55
3) Pemangkatan dan penarikan akar
Hasil dari operasi menghasilkan banyak angka penting yang sama dengan bilangan yang
dioperasikan.
Contoh:
(2,5)2 = 6,25 ≈ 6,3 (2 a.p.)
√225 = 15 ≈ 15,0 (3 a.p.)
4) Perkalian dan pembagian dengan bilangan eksak
Hasil dari operasi menghasilkan banyak angka penting yang sama dengan bilangan hasil
pengukuran.
Contoh:
Suatu benda panjangnya 1,25 m jika diperpanjang menjadi 4 kalinya, maka,
1,25 x 4 = 5,00 (3 a.p.)
Notasi ilmiah adalah notasi yang menyederhanakan bilangan yang sangat kecil atau sangat besar
menjadi satu tempat satuan.
a x 10n
a = bilangan pokok/mantisa (1 < a < 10)
10n = orde besar
n = orde bilangan
Contoh:
0,0000000257 menjadi 2,57 x 10-8
965300 menjadi 9,653 x 105
56
BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK
Bahan Bacaan guru dan Peserta didik dapat dilihat pada daftar pustaka
GLOSARRIUM
Homogen : campuran yang memiliki komposisi seragam dan tidak bisa dibedakan
Hetrogen : campuran dua zat atau lebih dengan komposisi tidak merata
Filtrasi : pemisahan campuran yang digunakan untuk memisahkan cairan dan padatan tak larut
berdasarkan pada perbedaan ukuran partikel zat-zat yang bercampur.
Sentrifugasi : proses yang memanfaatkan gaya sentrifugal untuk sedimentasi campuran dengan
menggunakan mesin sentrifuga atau pemusing
Distilasi (Penyulingan): suatu metode buat pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan
kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan
Kromatografi : uatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola pergerakan antara
fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen (berupa molekul) yang berada pada
larutan.
Sublimasi : perubahan suatu zat langsung dari wujud padat ke wujud gas,tanpa melalui wujud cair
DAFTAR PUSATAKA
Berti Sagendra,dkk. Proyek IPAS SMK/MAK Kelas X Rumpun Teknologi,2022,Penerbit
Erlangga
57
58