Anda di halaman 1dari 13

Tugas Terstruktur Dosen Pengampu

Ilmu Sosial Dasar Sari Wahdati, S.Pd., M.A

MAKALAH

KONFLIK SOSIAL DAN INTEGRASI MASYARAKAT

Nama Kelompok

Salsa Fadhila Sholehah : 210101120684

M. Irfan Jamarah : 211101120507

Nissa Syahfana : 210101120681

Fatimah : 210101120682

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

S1 ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI ISLAM BANJARMASIN

2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca, dan pendengar saat kami persentasikan. Bahkan
kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan
sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami ucapkan terimakasih

Wassalamualaikum Wr.Wb

Banjarmasin, 13 November 2021

Kelompok 12
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................

1.1 Latar belakang ....................................................................................................................


1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................................
1.3 Tujuan Masalah ..................................................................................................................

BAB II ISI ................................................................................................................................


A. Pengertian Integrasi Masyarakat ..........................................................................................
B. Macam-Macam integrasi .....................................................................................................
C. Faktor-Faktor Integrasi ........................................................................................................
D. Konflik .................................................................................................................................
E. Siapa Yang Terlibat Konflik ................................................................................................
F. Akar Masalah Dan Sebab-Sebab Terjadinya Konflik ..........................................................
G. Resolusi Konflik...................................................................................................................

BAB III PENUTUP ..................................................................................................................


A. Kesimpulan ........................................................................................................................
B. Saran...................................................................................................................................
DARTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Konflik atau pertentangan mempunyai hubungan erat dengan proses integrasi.


Hubungan inidisebabkan karena proses integrasi adalah sekaligus suatu proses
disorganisasi dan disintegrasi.Makin tinggi konflik atu pertentangan intra kelompok
makin besar gaya sentripetalnya, makin kecilderajat integrasi kelompok. Konflik atau
pertentangan mengenal beberapa fase, yaitu fase disorganisasidan fase disintegrasi.
Karena suatu kelompok sosial selalu dipengaruhi oleh beberapa faktor,
makapertentangan akan berkisar pada penyesuaian diri ataupun penolakan dari faktor-
faktor sosial tersebut.Disorganisasi sebagai taraf kehidupan sosial yang mendahului
disintegrasi mungkin terjadi karenakarena umpan terjadi perbedaan faham tentang
tujuan kelompok sosialnya, tentang norma-normasosialnya, tentang tindakan dalam
masyarakat, apabila sanksi terhadap perubahan ataupun perbedaanterhadap sistem
norma,system tindakan ataupun system tindakan kelompok tidak ketat, maka
dengansendirinya langkah pertama menuju ke disintegrasi telah terjadi. Dengan
demikian maka disorganisasiterjadi apabila perbedaan atau jarak antara tujuan sosial
dan pelaksanaan terlalu besar.

1.2 Rumusan Masalah


2. Bagaiman konsep tentang integrasi dan konflik sosial!
3. Sebutkan Macam-macam integrasi dan konflik sosial!
4. Sebutkan faktor-faktor pengintegrasi sosial!
5. Sebutkan faktor-faktor konflik sosial!

1.3 Tujuan Masalah


2. Mengetahui konsep tentang integrasi dan konflik sosial.
3. Mengetahui Macam-macam integrasi dan konflik sosial.
4. Mengetahui faktor-faktor integrasi sosial.
5. Mengetahui faktor-faktor konflik sosial.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian integrasi masyarakat

Integrasi Sosial atau penyesuaian sosial adalah suatu proses penyesuaian diantara
unsur-unsur yang saling berbeda, yang dalam kehidupan sosial sehingga menghasilkan
suatu pola kehidupan yang serasi fungsinya bagi masyarakat tersebut. 1Terjadinya
integrasi sosial menyebabkan kelangsungan hidup individu atau kelompok terjamin,
meskipun terdapat perbedaan-perbedaan. Integrasi sosial merupakan suatu proses untuk
mempertahankan kelangsungan hidup kelompok yang tidak akan pernah selesai dan
berlangsung terus menerus

B. Macam-macam integrasi

Bentuk integrasi sosial dibagi menjadi dua yakni integrasi instrumental dan integrasi
ideologis. Integrasi instrumental mengarah pada integrasi yang visual artinya dapat dilihat
seperti adanya suatu norma atau kepentingan tertentu untuk pengikat atau instrumen,
adanya suatu keseragaman aktivitas dalam keseharian, adanya sebuah keseragaman dalam
berpakaian dan adanya suatu tujuan tertentu yang disesuaikan dengan suatu kepentingan
kelompok. Integrasi ideologis ialah suatu bentuk integrasi yang tidak terlihat atau tampak
secara visual yang terbentuk dari suatu ikatan spiritual atau ideologis yang kuat dan
mendasar yang melalui proses alamiah tanpa adanya suatu paksaan dan ikatan. Adanya
suatu persamaan nilai-nilai yang mendasar yang terbentuk oleh kehendak sendiri dan
bukan atas dasar adanya suatu ikatan atau paksaan seperti adanya sebuah persamaan
persepsi, yaitu suatu pandangan yang diilhami oleh sebuah nilai-nilai yang sama diantara
sebuah anggota kelompok, adanya sebuah persamaan orientasi kerja diantara sebuah
anggota kelompok, adanya suatu tujuan yang sama yang mengacu pada sebuah prinsip-
prinsip ideologis yang dianut.2

1
Suprapto, 1987.Sosiologi dan Antropologi. Bandung : CV Rajawali

2
Bobsusanto. 2015. 4 Faktor dan proses terjadinya integrasi sosial Lengkap.
[Online].Tersedia.http://www.seputarilmu.com/2016/01/pengertian-bentuk-4-faktor-dan-proses.html?m=1).
C. Faktor-faktor integrasi

Faktor ini meniliki faktor pendukung dan penghambat Integrasi

1. Faktor pendukung integrasi sosial yakni faktor internal yaitu adanya kesadaran diri
sebagai mahkluk sosial, tuntutan kebutuhan, jiwa dan semangat gotongroyong.
Sedangkan faktor eksternal yakni tuntutan perkembangan zaman, persamaan
kebudayaan, terbukanya kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan bersama,
persamaan visi, misi dan tujuan, sikap toleransi, adanya konsensus nilai, adanya
tantangan dari luar. Faktor pendukung lainnya yakni adanya homogenetas kelompok,
besar kecilnya kelompok, mobilitas gografis, efektifitas dan efisiensi komunikasi
sebab komunikasi adalah salah satu prasyarat terjadinya interaksi, sedangkan interaksi
merupakan prasyarat terjadinya integrasi3
2. Faktor penghambat integrasi sosial yakni Masyarakat Indonesia yang heterogen
(beraneka ragam) yang memungkinkan adanya perbedaan kebudayaan, bahasa,
agama, ras dan suku bangsa, lemahnya nilai-nilai budaya bangsa akibat kuatnya
pengaruh budaya asing, wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan
yang dikelilingi oleh lautan luas, adanya paham “etnosentrisme” di antara beberapa
suku bangsa yang menonjolkan kelebihan-kelebihan budayanya dan menganggap
rendah budaya suku bangsa lain. Sehingga mereka merasa enggan untuk mengakui
keberadaan suku bangsa yang lain, masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan
pembangunan dan hasil-hasil pembangunan menimbulkan berbagai rasa tidak puas
dan keputusasaan di masalah SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan),
besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang
merongrong keutuhan, kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang berasal dari dalam
maupun luar negeri.4

D. Konflik.

3
Wikipedia. 2015. https://id.m.wikipedia.org/wiki/integrasi_sosial)
4
Khaira al Fatih. 2015. Faktor Pendorong dan Penghambat Integrasi Sosial.[Online].

Tersedia: http://khairaalfatih.blogspot.co.id/2015/12/faktor-pendorong-dan-penghambat.html
Kata ‘konflik’ berasal dar bahasa latin ‘configere’ yang artinya saling memukul.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konflik didefinisikan sebagai
percekcokan, perselisihan, atau pertentangan. Dengan demikian, secara sederhana,
konflik merujuk pada adanya 2 hal atau lebih yang yang bersebrangan, tidak selaras
dan bertentangan. Definisi konflik sosial menurut para ahli yaitu sebagai berikut:5
a. Soerjono soekanto, konflik sebagai suatu proses sosial individu atau kelompok
yang berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang
disertai dengan ancaman atau kekerasan.
b. Lewis A. Coser, konflik adalah sebuah perjuangan mengenai nilai atau tuntunan
atas status, kekuasaan, dan sumber daya yang bersifat langka dengan maksud
menetralkan, mencederai, atau melenyapkan lawan.
c. John Lewis Gillin dan john Philip Gillin, konflik sebagai bagian dari proses
interaksi sosial manusia yang saling berlawanan (oppositional process). Artinya,
konfik adalah bagian dari sebuah proses interaksi sosial yang terjadi karena
adanya perbedaan perbedaan fisik, emosi, kebudayaan, dan perilaku.
E. Siapa yang terlibat konflik?
a. Individual, Individu (orang perorangan) dapat menjadis umber atau penyebab
terjadinya konflik. Individu dalam konflik bisa dikategorikan sebagai
intrapersonal, yakni diri sendiri.
b. Kelompok, konflik kelompok didefinisikan sebagai konflik yang dialami oleh
interaksi antara berbagai individu dalam satu kelompok. Kelompok disini bisa
dikategorikan dalam kelompok atau komunitas etnik, suku bangsa, agama, ras,
golongan, orientasi politik, orientasi kultural, dan lain-lain.
c. Organisasi formal, Konflik dalam organisasi formal didefinisikan sebagai konflik
yang dialami oleh interaksi antara berbagai individu, satuan, atau unit kerja dalam
satu organisasi yang disebut sebagai konflik internal organisasi formal; dan
konflik yang dialami karena interaksi atau hubungan antara satu organisasi formal
dengan pihak lain, baik individu, kelompok, organisasi informal, masyarakat,
bahkan bangsa atau negara.
d. Organisasi informal, Konflik dalam organisasi informal didefinisikan sebagai
konflik yang oleh interaksi antara berbagai individu, satuan individu dalam satu
organisasi informal yang disebut sebagai konflik internal organisasi informal; dan
konflik yang dialami karena interaksi atau hubungan antara satu organisasi formal
5
Hening Pratiwi, Mandiri mengasah kemampuan diri sosiologi (Jakarta: Erlangga, 2019), hlm.71
dengan pihak lain, baik individu, kelompok, organisasi formal, masyarakat,
bahkan bangsa atau negara.
e. Masyarakat, Konflik masyarakat didefinisikan sebagai konflik yang dialami oleh
interaksi antara berbagai individu, kelompok, serta organisasi formal dan informal
dalam satu masyarakat yang disebut sebagai konflik internal masyarakat; dan
konflik yang dialami karena interaksi atau hubungan antara satu masyarakat
dengan pihak lain, baik individu, kelompok, organisasi formal, organisasi
informal, masyarakat, bahkan bangsa atau negara.
f. Bangsa dan Negara, Konflik bangsa dan negara didefinisikan sebagai konflik yang
dialami oleh interaksi antara berbagai individu, kelompok, organisasi formal dan
informal, masyarakat dalam satu bangsa dan negara yang disebut konflik internal
bangsa dan negara; dan konflik yang dialami karena interaksi atau hubungan
antara satu masyarakat dengan pihak lain, baik individu, kelompok, organisasi
formal, organisasi informal, masyarakat, bahkan bangsa atau Negara. 6
F. Akar masalah dan sebab-sebab terjadinya konflik
a. Konflik merupakan bagian dari sebuah proses interaksi sosial manusia untuk
mencapai tujuan atau harapan. Sebagai proses sosial, konflik dilatarbelakangi oleh
perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu yang terlibat dalam suatu interaksi.
b. Pada prinsipnya, suatu konflik dapat terjadi apabila seseorang atau sekelompok
orang terhalang upayanya dalam mencapai tujuan. Hal itu dapat disebabkan
perbedaan pandangan terhadap tujuan itu sendiri, norma-norma sosial (yang ingin
diubah), ataupun terhadap tindakan dalam masyarakat.
c. Disorganisasi terjadi apabila perbedaan antara kelompok dan pelaksanaannya
terlalu besar.
d. Soerjono Soekanto mengemukakan empat faktor yang dapat menyebabkan
terjadinya konflik dalam masyarakat, yaitu perbedaan antar dividu, perbedaan
kebudayaan, perbedaan kepentingan, dan perubahan sosial
e. Kepribadian seseorang sedikit banyak dibentuk oleh kelompoknya. Secara sadar
atau tidak, seseorang akan terpengaruh oleh pola-pola pemikiran dan pendirian
dari kelompoknya. Hal tersebut sadar atau tidak sadar dapat menyebabkan
timbulnya pertentangan.7
G. Resolusi Konflik

6
Alo Liliweri, Sosiologi & Komunikasi organisasi (Jakarta:PT Bumi Aksara, 2013), hlm 329-331
7
Hening Pratiwi, Mandiri mengasah kemampuan diri sosiologi (Jakarta: Erlangga, 2019), hlm. 76-77
1. Syarat agar sebuah konflik tidak berakhir dengan kekerasan antara lain sebagai
berikut.
a. Setiap kelompok yang terlibat dalam konflik harus menyadari adanya situasi
konflik di antara mereka.
b. Pengendalian konflik-konflik tersebut hanya mungkin bisa dilakukan apabila
berbagai kekuatan sosial yang saling bertentangan terorganisasi dengan jelas.
c. Setiap kelompok yang terlibat dalam konflik harus mematuhi aturan main
yang telah disepakati bersama. Aturan main tersebut akan menjamin
keberlangsungan hidup kelompok-kelompok yang bertikai. Melalui aturan itu,
setiap kelompok akan enggan berlaku tidak adil.
2. Macam-macam bentuk pengendalian konflik sosial, yaitu konsiliasi, mediasi,
arbitrase, dan transformasi konflik.
a. Konsiliasi merupakan bentuk pengendalian konflik yang dilakukan melalui
lembaga-lembaga tertentu yang memungkinkan diskusi dan pengambilan
keputusan yang adil di antara pihak-pihak yang bertikai.
b. Mediasi merupakan pengendalian konflik dengan cara mediasi dilakukan
apabila kedua pihak yang berkonflik sepakat untuk menunjuk pihak ketiga
sebagai mediator. Pihak ketiga ini akan memberikan pemikiran atau nasihat-
nasihatnya tentang cara terbaik dalam menyelesaikan pertentangan mereka.
c. Arbitrase dilakukan apabila kedua belah pihak yang berkonflik sepakat untuk
menerima atau terpaksa menerima hadirnya pihak ketiga yang akan
memberikan keputusan tertentu untuk menyelesaikan konflik.
d. Transformasi konflik (conflict transformation) adalah proses menanggulangi
berbagai permasalahan, sumber-sumber, dan dampak negative dari konflik.
3. Beberapa cara pengendalian konflik yang lain atau pemecahan konflik dengan
bermacam-macam pendekatan.
a. Kompromi atau mengambil jalan tengah dari persoalan yang sedang
dipertengkarkan.
b. Memberikan perhatian pada salah satu pihak yang berkonflik.
c. Menggunakan orang ketiga di luar pihak yang sedang berkonflik. Cara ini
sering disebut dengan memakai wasit atau arbitrase.
d. Menggunakan aturan yang ketat. Hal ini merupakan cara terakhir. Cara ini
digunakan apabila pihak-pihak yang sedang berkonflik mau berlindung pada
peraturan-peraturan birokrasi atau hukum formal.8

8
Hening Pratiwi, Mandiri mengasah kemampuan diri sosiologi (Jakarta: Erlangga, 2019), hlm. 77-79
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan.

Integrasi sosial merupakan suatu proses untuk mempertahankan kelangsungan hidup


kelompok yang tidak akan pernah selesai dan berlangsung terus menerus. Bentuk
integrasi sosial dibagi menjadi dua yakni integrasi instrumental dan integrasi ideologis.
Integrasi instrumental mengarah pada integrasi yang visual artinya dapat dilihat seperti
adanya suatu norma atau kepentingan tertentu sedangkan Integrasi ideologis ialah suatu
bentuk integrasi yang tidak terlihat atau tampak secara visual yang terbentuk dari suatu
ikatan spiritual atau ideologis yang kuat dan mendasar.

Faktor integrasi ini memiliki faktor pendukung dan penghambat Integrasi.

Kata ‘konflik’ berasal dar bahasa latin ‘configere’ yang artinya saling memukul. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konflik didefinisikan sebagai percekcokan,
perselisihan, atau pertentangan.

Yang terlibat dalam konflik yaitu Individu (orang perorangan) dapat menjadi sumber atau
penyebab terjadinya konflik. Individu dalam konflik bisa dikategorikan sebagai
intrapersonal, yakni diri sendiri dan konflik kelompok didefinisikan sebagai konflik yang
dialami oleh interaksi antara berbagai individu dalam satu kelompok. Kelompok disini
bisa dikategorikan dalam kelompok atau komunitas etnik, suku
bangsa, agama, ras, golongan, orientasi politik, orientasi kultural, dan lain-lain.

Hal tersebut sadar atau tidak sadar dapat menyebabkan timbulnya pertentangan. Untuk
mengendalikan konflik dengan berkompromi atau mengambil jalan tengah dari persoalan
yang sedang dipertengkarkan dan Memberikan perhatian pada salah satu pihak yang
berkonflik.

B. Saran.

Manusia adalah makhluk sosial yang sudah pasti dalam hidupnya memerlukan bantuan
orang lain, dan manusia juga tak akan pernah lepas dari konflik yang timbul dikalangan
masyarakat. Semoga dengan dibuatnya makalah ini dapat memperluas ilmu yang telah
kita dapatkan dan apabila dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak kekurangan
kami selaku penulis meminta kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini, kami selaku para penulis mengucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Alo Liliweri, Sosiologi & Komunikasi organisasi (Jakarta:PT Bumi Aksara, 2013)

Bobsusanto. 2015. 4 Faktor dan proses terjadinya integrasi sosial Lengkap.


https://seputarilmu.com/sitemap.xmlpengertian-bentuk-4-faktor-dan-proses.
Hening Pratiwi, Mandiri mengasah kemampuan diri sosiologi (Jakarta: Erlangga,
2019)
Khaira al Fatih. 2015. Faktor Pendorong dan Penghambat Integrasi Sosial.[Online].
Prof. Dr. Alo Liliweti, M. S. 2019, Mandiri sosiologi jilid 2, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2019)
Suprapto, 1987.Sosiologi dan Antropologi. (Bandung : CV Rajawali 1987)
http://khairaalfatih.blogspot.co.id/2015/12/faktor-pendorong-dan-penghambat.html
Wikipedia. 2015. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Integrasi_sosial)

Anda mungkin juga menyukai