Anda di halaman 1dari 3

SASARAN BELAJAR

1.
 Hak pekerja yang didapatkan apabila mengalami kecelakaan kerja
Perlindungan, terhadap hak pekerja sebagai, hak konstitusional warga
negara bersumber pada Pasal 27 ayat (2) UUD 1945, yaitu tiap-tiap warga
negara berhak atas pekerjaan, dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
Selain, itu jaminan perlindungan,atas pekerjaan dituangkan pula dalam
ketentuan Pasal 28D ayat (1) UUD 1945, yaitu setiap orang berhak atas
pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama dihadapan hukum. Pasal 28 ayat (2), yaitu setiap orang
berhak, untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan, yang adil dan
layak dalam hubungan kerja. Ketentuan tersebut menunjukan bahwa di
Indonesia hak untuk bekerja telah memperoleh tempat penting dan dilindungi,
oleh UUD 1945.

Pasal 153 ayat 1: Pengusaha dilarang melakukan pemutusan hubungan kerja


kepada pekerja/buruh dengan alasan (poin 10): dalam keadaan cacat tetap,
sakit akibat kecelakaan kerja, atau sakit karena hubungan kerja yang menurut
surat keterangan dokter yang jangka waktu penyembuhannya belum dapat
dipastikan.
Pasal 154A: pekerja/buruh mengundurkan diri atas kemauan sendiri dan harus
memenuhi syarat (poin 13): pekerja/buruh mengalami sakit berkepanjangan
atau cacat akibat kecelakaan kerja dan tidak dapat melakukan pekerjaannya
setelah melampaui batas 12 (dua belas) bulan

 Cara Pendaftaran
2. Konsep SMK3 PP 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat
SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan
dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif
Penerapan SMK3 bertujuan untuk:
a. meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja
yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi;
b. mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat
pekerja/serikat buruh; serta
c. menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong
produktivitas

Pasal 5: Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 di perusahaannya.


Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku bagi perusahaan:
 mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 (seratus) orang; atau
 mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi.
Pasal 6: Penerapan SMK3
 penetapan kebijakan K3;
 perencanaan K3;
 pelaksanaan rencana K3;
 pemantauan dan evaluasi kinerja K3; dan
 peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3
Pasal 16: Penilaian SMK3 dilakukan melalui Audit SMK3 yang meliputi:
 pembangunan dan terjaminnya pelaksanaan komitmen;
 pembuatan dan pendokumentasian rencana K3;
 pengendalian perancangan dan peninjauan kontrak;
 pengendalian dokumen;
 pembelian dan pengendalian produk;
 keamanan bekerja berdasarkan SMK3;
 standar pemantauan;
 pelaporan dan perbaikan kekurangan;
 pengelolaan material dan perpindahannya;
 pengumpulan dan penggunaan data;
 pemeriksaan SMK3; dan
 pengembangan keterampilan dan kemampuan

3. pencegahan dan penanggulangan kecelakaan kerja

Anda mungkin juga menyukai