Tema: Menghidupi Baptisan (Matius 3:1-12) Roh Kudus dan Api jauh lebih besar daripada dirinya

(11).
Apakah mungkin seorang rohaniwan atau orang yang
akrab dengan pengajaran dan nilai-nilai agama dapat Ketiga, Yohanes hidup dengan penuh integritas.
jatuh ke dalam dosa? Tentu saja mungkin karena Perkataan dan perbuatannya selalu selaras. Ia
mereka juga manusia. Siapa pun orang itu, dan apa menyuarakan agar pertobatan menghasilkan buah (8).
pun status atau profesi yang dimilikinya tetap rentan
Keempat, ia tegas. Yohanes tidak berkompromi
terhadap dosa dan kecenderungan untuk
dengan sikap pura-pura dan kemunafikan yang
melakukannya.
diperlihatkan oleh orang-orang Farisi dan Saduki. Jika
Fenomena ini membuat kita bertanya-tanya, mengeraskan hati, ia menyerukan agar tidak usah
bagaimana seorang rohaniwan Kristen menghayati menerima baptisan.
makna baptisan yang diterima dan juga dilakukannya?
Kelima, ia tidak membeda-bedakan orang. Baginya,
Yohanes Pembaptis tidak hanya membaptis, tetapi ia setiap orang sama. Jika tidak bertobat, siapa pun akan
juga menghidupinya. Ada lima cara yang dilakukannya menerima konsekuensi yang sama, yaitu kebinasaan.
dalam menghidupi baptisannya. Pertama, ia hidup
Kita perlu mencontoh cara Yohanes menghayati dan
sederhana. Yohanes Pembaptis tinggal di padang
menghidupi baptisan. Selalu ada kemungkinan bagi
gurun. Pakaian yang dikenakannya juga sederhana,
kita untuk jatuh, oleh sebab itu mari kita
layaknya seorang pengembara. Makanannya pun tidak
mengintrospeksi diri dan menerapkan lima cara hidup
lazim, hanya belalang dan madu hutan. Dari padang
Yohanes Pembaptis. Semoga pertobatan yang
gurun, ia menyerukan seruan pertobatan (3-4).
digerakkan Roh Kudus senantiasa menggerakkan
Kedua, ia selalu rendah hati. Ia selalu merasa belum hidup kita. Agar kedatangan Putra Allah yaitu Yesus
berbuat apa-apa. Bahkan, ia tidak segan memuliakan Kristus berkenan dalam hidup kita sekalian.
Dia yang akan datang, yakni Yesus Kristus. Ia juga
mengakui bahwa Yesus yang akan membaptis dengan