Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

SEJARAH NOTASI MATEMATIKA

Disusun Oleh Kelompok 9 :

1. Dela Alifa Lorenza 2113021044


2. Sasha Herlistiyanti 2113021006
3. Valentina Enggar Indy.L 2113021086

Mata Kuliah : Sejarah Dan Filsafat Matematika


Dosen Pengampu : Dr. Haninda Bharata,M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan juga karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sejarah Notasi Matematika” tepat
waktu. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Sejarah dan Filsafat
Matematika Program Studi Pendidikan Matematika,Fakultas Kegururan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Lampung. Sholawat serta salam tidak lupa di curahkan kepada junjungan kita Nabi
Agung, Muhammad SAW beserta keluarga dan juga para sahabatnya.
Kami ucapkan rasa terima kasih ini kepada :
1. Bapak Dr. Haninda Bharata, M.Pd. selaku dosen pengampu Mata Kuliah Sejarah dan
Filsafat Matematika
2. Kedua Orang tua yang terus memberikan penulis motivasi dan juga dorongan dalam
menyelesaikan makalah ini
3. Semua orang yang telah mendukung serta memotivasi penulis menyelesaikan tugas
ini.
Penulis sangat menyadari bahwasanya makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, penulis sangat ikhlas menerima saran serta kritik yang bersifat membangun dan bisa
memotivasi penulis agar meningkatkan kualitas dalam pembuatan makalah kedepannya.
Besar harapan kami, makalah ini dapat bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi pembaca.

Bandar Lampung, Agustus 2022

Kelompok 9
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Notasi ialah seperangkat dari lambing, tanda, sistem,menuliskan serta melambangkan atau
menggambarkan suatu bilangan dalam matematika. Matematika akan terasa lebih menarik
dan efisien dikarenakan penggunaan suatu simbol atau notasi atau lambang yang
digunakan untuk menyajikan suatu konsep dalam matematika.

Pengenalan notasi pada dunia pendidikan memiliki suatu tahapan , semakin tinggi jenjang
pendidikannya, semakin banyak pula pengenalan notasi atau simbol ataupun lambang
dalam matematika. Penggunaan lambang atau notasi atau simbol ini sangat membantu
dalam memahami kalimat serta menyelesaikan persoaalan matematika. Oleh karena itu,
perlunya mempelajari tentang sejarah dari notasi matematika.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas, antara lain :

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan notasi ?


1.2.2 Bagaiamana sejarah notasi pada opersi matematika ?
1.2.3 Bagaiamana perkembangan sistem numerasi dalam peradaban manusia ?
1.2.4 Bagaimana perkembangan notasi matematika modern ?

1.3 Tujuan Makalah


Tujuan makalah ini antara lain :
1.3.1 Untuk mengetahui mengenai pengertian notasi
1.3.2 Untuk mengetahui sejarah notasi pada operasi matematika
1.3.3 Untuk mengetahui perkembangan sistem numerasi dalam peradaban manusia
1.3.4 Untuk mengetahui perkembangan notasi matematika modern
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Notasi


Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan notasi ialah seperangkat
atau sistem lambang (tanda) yang menggambarkan bilangan (tentang aljabar), nada (tentang
musik), dan ujaran (tentang fonetik). Sedangkan notasi matematika adalah notsi yang mengikut
sertakan simbol – simbol untuk dapat mewakili operasi bilangan yang tidak diketahui objek
matematika nya. Penggunaan nitasi matematika sangatlah luas dalam berbagai bidang ilmu.
Nitasi ilmiah terdiri atas symbol yang digunakan untuk menulis persamaan serta rumus
matematika yang mencakup angka Hindu –Arab, huruf yang berasal dari huruf rimai, Jerman dan
Ibrani dan beberapa simbol lainnya ditemukan oleh beberapa ahli.

2.2 Tahap Perkembangan Notasi Matematika


Notasi matematika memiliki 3 tahap perkembangan yaitu tahap retorika, tahap sinkronisasi, dan
tahap simbolis.

A. Tahap Retorika
 Tahap retorika adalah tahap dimana tempat perhitungan yang dilakukan dengan
menggunakan kata –kata serta tidak terdapatnya simbol.
 Sifat – sifat pada tahap retorika antara lain :
a. Rasional, artinya sistematis atau masuk akal
b. Empiris, artinya data disajikan dengan fakta
c. Umum, artinya dapat dikenal atau diketahui oleh orang lain
d. Akumulatif, artinya disempurnakan oleh ilmu sebelumnya.

B. Tahap Sinkronisasi
Tahap sinkronisasi adalah tahap dimana tempat operasi serta jumlah yang sering
digunakan diwakiloi oleh singkatan sintaksis simbolis. Pembuktian tahap ini yaitu,
Pythagoras telah diberikan penghargaan untuk menemukan teorema Pythagoras
menyatakan “ Segitiga siku-siku, luas bidang persegi pada sisi miring ( sisi yang
berlawanan dengan sudut kanan ) sama dengan jumlah area kotak dari dua sisinya.

C. Tahap Simbolis
Tahap simbolis sendiri yaitu tahap dimana tempat sistem notasi yang komprehensif
menggantikan retorika. Pembuktian pada tahap ini terdapatnya symbol pertama kali yang
dilihat dalam karya milik Ibn Al-Banna Al – Marrakushi pada tahun (1256 – 1321) dan
Abu Al – Hasan Ibn Ali al-Qalasa di pada tahun (1412 – 1482).

2.3 Lambang dan Arti Lambang pada Matematika


Setiap ahli matematika menunjukan lambang menurut pemikirannya sendiri :
A. Lambang Abjad Yunani Phi (π)
Lambang phi (π) banyak digunakan yang ada kaitannya dengan lingkaran. Perbandingan
keliling dan garis tengah lingkaran memiliki perbandingan 22/7 = 3,142857142857….. hasil
penyederhanaan bilangan tersebut sangat panjang dengan bilangan berulang yang sama.
Dengan demikian pemakaian phi untuk memperpraktis, bilangan phi = 3,14 atau 22/7
B. Lambang Phi Lain
Lambang ini disarankan untuk menggantikan lambang Phi yunani. Lambang ini disarankan
oleh Prof Benjamin Peirce berasal dari Harvardpada tahun 1859. Lambang pi dikenal di
Inggris pada 1700.
C. Lambang Akar Matematika
Pada matematika lambang akar disimbolkan dengan √. Seperti kita ketahui operasi pada ilmu
aritmatika ialah :
o Penjumlahan dengan tanda +
o Pengurangan dengan tanda −
o Perkalian dengan tanda ×
o Pembagian dengan tanda ÷
o Pemangkatan dengan tanda α²
o Pengakaran dengan tanda √
D. Lambang Akar Pangkat Tiga
Pada akar pangkat dua atau √, tidak perlu dituliskan pangkat jika hanya akar pangkat dua.
Tetapi untuk akar pangkat tiga harus dituliskan tepat diatas
tanda akar. Tanda akar tidak dikenal seperti zaman sekarang. Simbol ini mulai dikenal pada
tahun 1525. Simbol ini
dihasilkan oleh ahli matematika yaitu Ch ristoff Rudolf dari bangsa Jerman. Tanda ini baru
berubah menjadi ∛ ketika di gunakan di Prancis.
E. Lambang Penjumlahan
Lambang sigma huruf besar (Ʃ) dari bentuk abjad yunani diperkenalkan pada abad ke-18
oleh Leonard Euler. Lambang ini digunakan untuk menghitung jumlah dari bilangan yang
beraturan yaitu untuk menghitung jumlah segi.
F. Lambang Bilangan Imajiner
Bilangan imajiner merupakan bilangan yang tidak nyata. Semua bilangan negatif pada
akar adalah bilangan imajiner. Bilangan imajiner disingkat menjadi i.
2.3 Sistem Numerasi Bilangan
A. Konsep Bilangan
Konsep bilangan merupakan suatu himpunan benda-benda atau angka yang memberikan
suatu pengertian. Konsep bilangan selalu dihubungkan dengan pekerjaan menghubung-
hubungkan dengan benda-benda maupun dengan lambang bilangan.
B. Sejarah Basis Bilangan
Pada dasarnya konsep basis bilangan pada berbagai bangsa atau suku bangsa adalah
sebagai berikut: Sebut suatu basis 6 dipilih untuk menghitung. Maka nama-nama diberikanlah
ke~ pada: 1, 2, 3, . . . , b. Jika sampai kepada hitungan lebih besar dari b, dibuatlah
penggabungan dari nama-nama yang telah diberikan kepada bilangan-bilangan pada basis
tersebut. Karena pada mulanya menghitung itu dilakukan dengan cara perkawanan satu-satu,
tidaklah mengherankan lebih banyak bangsa-bangsa atau suku bangsa menggunakan basis
sepuluh, karena manusia memiliki sepuluh jari.
C. Bilangan Tertulis atau Angka
Mungkin pada awalnyaa perkawanan satu-satu untuk menghitung itu
ditandai dengan taktik-taktikan pada sepotong kayu, cara pertama untuk menulis bilangan-
bilangan kemudian berkembang menjadi tulisan. Bilangan tertulis yang disebut sebagai angka.
BAB III
A. Kesimpulan
Notasi atau lambang-lambang dan konsep bilangan serta pengembangannya jadi sistem
angka muncul sebelum pencatatan sejarah, sehingga evolusi itu merupakan dugaan semata.
Sistem numerasi yang digunakan adalah sistem ijir (tallies) yang didasarkan pada perhitungan
korespondensi satu-satu.
Kemudian sesuai dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan bilangan dan angka
yang semakin kompleks menyebabkan berbagai sistem numerasi yang berlaku diberbagai
belahan dunia, seperti Mesir, Babilonia (sekarang Timur Tengah), Mayan (Amerika Tengah),
Yunani, Cina-Jepang, dan Romawi. Sistem numerasi yang dipakai saat ini merupakan sistem
numerasi yang perpaduan antara numerasi Hindu Arab. Sistem ini tetap bertahan karena masih
mampu memenuhi kebutuhan angka manusia modern.
DAFTAR PUSTAKA
J.Sitorus. (1990). Pengantar Sejarah Matematika dan Pembaharuan Pengajaran
Matematika di Sekolah. Bandung: PT. TARSITO.
Ruslani, B. K. (2010). Matematika Pada Zaman Purbakala. Bandung: Angkasa.

Anda mungkin juga menyukai