4 (2) : 103-112
Abstract
Free-range chicken digestion tract (Gallus domesticus Linn.) is one of the survival and the growth of
microbes such as fungi, both the beneficial fungi and adverse. The purpose of this study was to determine the
types of fungi in the digestive tract of free-range chicken (G. domesticus Linn.). The study was conducted in
November 2014 until April 2015 in the Laboratory of Microbiology, Faculty of Mathematics and Natural
Sciences, University of Tangjungpura, Pontianak. The isolation of fungi used direct planting method and the
identification of fungi based on macro-and micro- morphological characteristics. The results of the study
found 13 species of fungi in the free-range chicken digestion tract (G. domesticus Linn.) which taken in one
of the traditional market Pontianak city. Fungi which succefully identified were members of the species
Acremonium sp. UH 25, Aspergillus sp. 1 UH 21, A. niger EMP1 U2, A. niger UB1, A. clavatus UH 21, A.
nidulans UH 22, Aspergillus sp. 2 UH 24, A. flavus UH 26, A. flavus UB, Penicillium sp. 1UH2 U2,
Penicillium sp. 2EMP U2 and also found two types of fungi which were unidentified, sp. 1 UB1 U2 and sp. 2
UB2. The digestion tract section that most commonly found fungi is intestinum tenue with the total 7 types
of fungi.
memungkinkan jamur dapat ditemukan di dalam crassumG. domesticus Linn. yang akan digunakan
organ tersebut karena masih terdapat pakan dan dibersihkan dengan garam fisiologis lalu dibilas
air yang dibutuhkan oleh jamur. dengan air, kemudian masing-masing organ
dipotong sebesar ± 1 cm. Organ-organ pencernaan
Beberapa hasil penelitian yang menunjukkan G. domesticus Linn. tersebut ditanam masing-
bahwa jamur dapat ditemukan dan hidup di dalam masing sebanyak 4 potong organ ke dalam
saluran pencernaan ayam, diantaranya adalah hasil masing-masing cawan petri yang telah diisi 20 ml
penelitian yang dilakukan oleh Brown et al. media Malt Extract Agar (MEA) dan 20 ml media
(2005), Qu et al. (2008) dan Simatupang (2009) Czapek Yeast Agar (CYA). Cawan petri yang
yang menemukan adanya jamur anggota genus berisi potongan organ pencernaan G. domesticus
Aspergillus dan Candida yang diisolasi dari ayam Linn. diinkubasikan selama 2 sampai 7 hari pada
boiler. Ahmad (2005) juga menambahkan bahwa suhu ruang(Samson et al., 2010).
Saccharomyces cerevisiae juga ditemukan di
dalam saluran pencernaan ayam boiler. Pemurnian biakan jamur dilakukan setelah masa
Keberadaan jamur di dalam saluran pencernaan inkubasi dengan cara memindahkan masing-
ayam dapat menimbulkan beberapa penyakit, masing koloni yang tumbuh ke dalam media MEA
seperti penyakit penebalan dan plak putih pada dan CYA yang baru, kemudian diinkubasikan
mukosa usus (kandidiasis) yang disebabkan oleh kembali selama 7 hari sehingga didapatkan isolat
anggota genus Candida. Penelitian mengenai murni dari jamur tersebut (Samson et al., 2010).
jamur yang diisolasi dari saluran pencernaan G. Selanjutnya jamur yang tumbuh diidentifikasi
domesticus Linn. belum pernah dikaji, oleh sebab secara makroskopis dan mikroskopis.
itu perlu dilakukan isolasi jamur pada saluran
pencernaan G. domesticus Linn. untuk melihat Isolat murni jamur yang telah didapatkan
jenis-jenis jamur yang ada di dalam pada saluran diidentifikasi secara makroskopis maupun secara
pencernaan G. domesticus Linn. mikroskopis berdasarkan buku identifikasi seperti
Morphology and Taxonomy of Fungi (Bessey,
BAHAN DAN METODE 1950), Introduction To Food-Borne Fungi
Waktu dan Tempat Penelitian (Samson et al., 1995), Introductory Mycology
Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan dari (Alexopoulos et al., 1996), Pengenalan Kapang
bulan November 2014 hingga bulan April 2015. Tropik Umum (Gandjar et al., 1999), The Mycota
Pengambilan sampelventriculus, intestinum tenue (Esser dan Lemke, 2001) dan Food and Indoor
dan intestinum crassumdilakukan di salah satu Fungi (Samson et al., 2010). Identifikasi secara
Pasar Tradisional Kota Pontianak. Kegiatan makroskopis berdasarkan karakter
isolasi dan identifikasi jamur dilakukan di makromorfologis seperti warna dan bentuk koloni,
Laboratorium Mikrobiologi, Program Studi diameter koloni, bentuk tepi koloni, garis radial,
Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu lingkaran konsentris dan tekstur permukaan (halus
Pengetahuan Alam, Universitas Tanjungpura, atau kasar).
Pontianak.
Bahan Identifikasi secara mikroskopis dengan membuat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah preparat. Pembuatan preparat mengikuti metode
akuades, alkohol 70%, aluminium foil, asam microscope slide preparation (Samson et al.,
laktat, kloramfenikol 0,02 g, media Malt Extract 2010), yaitu gelas objek dibersihkan dengan
Agar (MEA), media Czapek Yeast Agar (CYA), alkohol terlebih dahulu dan dipanaskan di atas
garam fisiologis, ventriculus, intestinum tenue dan bunsen. Biakan dari sel jamur dipulaskan secara
intestinum crassumG. domesticus Linn. aseptis dengan menggunakan jarum ose atau
jarum preparat di atas gelas objek. Kemudian
Cara Kerja gelas objek ditetesi dengan asam laktat. Preparat
Isolasi jamur dilakukan dengan menggunakan kemudian ditutup dengan gelas penutup dan
metode tanam langsung (Samson et al., 2010). diamati menggunakan mikroskop dengan
Isolasi jamur dilakukan secara aseptis di dalam perbesaran terkecil (10x4) hingga terbesar
enkas pada cawan petri yang berisi media Malt (10x40). Identifikasi secara mikroskopis
Extract Agar (MEA) dan media Czapek Yeast berdasarkan karakter mikromorfologis seperti
Agar (CYA). Organ pencernaan berupa struktur hifa dan tubuh buah jamur serta alat
ventriculus, intestinum tenue dan intestinum reproduksi seksual dan aseksual jamur.
104
Protobiont (2015) Vol. 4 (2) : 103-112
Data yang diperoleh dari sampel saluran ventriculus, 7 jenis jamur ditemukan di dalam
pencernaan G. domesticus Linn. dianalisis secara intestinum tenue dan 4 jenis jamur ditemukan di
deskriptif yang diidentifikasi secara makroskopis dalam intestinum crassum. Jenis-jenis jamur
dan mikroskopis, kemudian data ditampilkan tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.
dalam bentuk deskripsi, tabel dan foto
HASIL DAN PEMBAHASAN Jamur yang ditemukan di dalam saluran
Hasil pencernaan G. domesticus Linn. memiliki ciri-ciri
Berdasarkan hasil identifikasi jamur yang diisolasi yang berbeda antara jenis jamur yang satu dengan
dari saluran pencernaan G. DomesticusLinn., jamur yang lainnya. Isolat jamur tersebut berhasil
diperoleh isolat murni jamur sebanyak 13 jenis diidentifikasi sesuai dengan karakter jamur yang
jamur. 2 jenis jamur ditemukan di dalam terdapat di dalam buku identifikasi.
2. Aspergillus niger UB1 konidia berwarna hijau dan berdinding tipis serta
berbentuk elips.
Isolat jamur anggota Aspergillus niger UB1 dari
hasil pengamatan memiliki karakter a
makromorfologis (Gambar 2A) yaitu, koloni pada
media CYA berwarna hitam kekuningan dan b
c
kecokelatan, bentuk koloni bulat, tekstur
permukaan bagian tengah kasar seperti pasir dan
bagian pinggir halus, terdapat lingkaran d
konsentris, bentuk tepi berbentuk meruncing,
warna koloni bagian bawah berwarna kuning. A B
Karakter mikromorfologisnya (Gambar 2B) Gambar 3. Aspergillus clavatus UH 12: A. koloni
adalah konidia berwarna hijau kecokelatan, pada media CYA berdasarkan karakter
berbentuk bulat dan berduri, konidiofor hialin dan makromorfologis, B. karakter
hifa bersekat. Hal ini sesuai dengan jamur mikromorfologis ( a. konidia, b. fialid, c.
Aspergillus niger menurut Samson et al. (1995) vesikel, d. konidiofor).
yaitu warna koloni berwarna putih, kuning dan
cokelat kehitaman, konidiofor hialin atau tidak 4. Aspergillus nidulans UH 22
berwarna tetapi ada juga yang berwarna cokelat,
konidia berwarna cokelat serta memiliki duri-duri Isolat jamur anggota spesies Aspergillus nidulans
pada permukaan konidianya. UH 22 memiliki karakter makromorfologis
(Gambar 4A) yakni koloni pada media MEA
berberwarna hijau kebiruan, bagian pinggirnya
a berwarna putih, tekstur permukaan bagian tengah
b sedikit kasar, bentuk koloni oval, tekstur
c permukaan koloni seperti kapas, terdapat
lingkaran konsentris, tepi koloni meruncing,
bagian bawah koloni berwarna putih kekuningan.
d Karakter mikromorfologis yang ditemukan
(Gambar 4B) adalah hifa bersekat, konidiofor
A B kecokelatan, konidia berbentuk elips dan
Gambar 2. Aspergillus nigerUB1: A. koloni berwarna hijau serta vesikel berbentuk bulat.
padamedia CYA berdasarkan karakter Pernyataan tersebut sesuai dengan jamur
makromorfologis, B. karakter
mikromorfologis (a. konidia, b. metula,
Aspergillus nidulans menurut Samson et al.
c. vesikel, d. konidiofor). (1995) yang memiliki karakter koloni berwarna
hitam, kuning kehijauan dan merah kecokelatan,
konidiofor berwarna cokelat, konidia berwarna
3. Aspergillus clavatusUH 12 hijau dan berbentuk bulat, vesikel berbentuk bulat
yang berukuran kecil serta memiliki sel hulle yang
Isolat jamur anggota spesies Aspergillus clavatus berwarna hijau.
UH 12 berdasarkan pengamatan yang telah
dilakukan memiliki karakter makromorfologis
(Gambar 3A) berupa koloni berwarna hijau
kebiruan, tekstur permukaan bagian tengah sedikit a
kasar dan sedikit membukit, ada lingkaran b
konsentrisnya, koloni berbentuk bulat, bentuk tepi
koloni berombak, bagian bawah koloni berwarna c
putih kekuningan. Karakter mikromorfologis yang
ditemukan (Gambar 3B) yaitu konidiofor hialin,
konidia berbentuk elips dan berwarna hijau dan
vesikel berbentuk gada serta hifa yang bersekat. A B
Hal tersebut sesuai dengan jamur Aspergillus Gambar 4. Aspergillus nidulans UH 22: A.koloni pada
clavatus UH 12 menurut Gandjar et al. (1999) media MEA berdasarkan karakter
yaitu, warna koloninya berwarna hijau kebiruan makromorfologis, B. karakter
dengan konidiofor yang sangat lebat, memiliki ciri mikromorfologis (a. konidia, b. vesikel, c.
yang khas yaitu vesikel yang berbentuk gada, konidiofor).
106
Protobiont (2015) Vol. 4 (2) : 103-112
108
Protobiont (2015) Vol. 4 (2) : 103-112
109
Protobiont (2015) Vol. 4 (2) : 103-112
Intestinum tenue merupakan organ pencernaan Keberadaan jamur anggota genus Aspergillus dan
tempat pengolahan dan penyerapan makanan yang Penicillium juga berhubungan dengan fungsi
masuk ke dalamnya. Berdasarkan fungsi jamur tersebut yaitu berfungsi sebagai pengurai,
intestinum tenue tersebut, jamur yang dapat sehingga membantu proses pencernaan di dalam
ditemukan di dalam intestinum tenue berjumlah saluran pencernaan (Supratini dan Fitasari, 2011).
cukup banyak. Banyaknya jumlah jamur yang Selain itu, Samson et al. (2010) menyatakan
ditemukan di dalam intestinum tenue dikarenakan bahwa anggota genus Aspergillus dan Penicillium
intestinum tenue merupakan media pertumbuhan merupakan jamur kosmopolitan, yaitu dapat
yang baik untuk jamur karena banyak ditemukan pada berbagai habitat. Menurut
mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh jamur pernyataan Dya (2011) dalam Yuniar et al. (2014)
(Yeoman et al., 2012). Hal tersebut yang dan Ahmad (2009), jamur anggota genus
menyebabkan jamur dapat tumbuh di dalam Aspergillus dan Penicillium dapat ditemukan pada
intestinum tenue. Hal ini sesuai dengan penelitian berbagai habitat dikarenakan spora jamur
yang dilakukan oleh Gong et al. (2002), beterbangan di udara dan mudah menyebar
Saengkerdsub et al. (2007a,b), dan Que et al. dengan cepat, sehingga mudah menginfeksi
(2008) yang menemukan adanya jamur di dalam inangnya. Hal tersebut yang menyebabkan jamur
intestinum tenue ayam. anggota genus Aspergillus dan Penicillium dapat
Menurut Yasin, (2010) Intestinum crassum ditemukan pada organ pencernaan tersebut.
merupakan organ pencernaan yang berfungsi Anggota genus Penicillium tidak ditemukan di
111
Protobiont (2015) Vol. 4 (2) : 103-112
intestinum crassum, anggota genus Penicillium Nutrisi Dan Makanan Ternak Fakultas
tidak ditemukan pada organ tersebut karena Peternakan Universitas Padjadjaran, Jatinangor
kurang mendukung pertumbuhan jamur anggota Ahmad,RZ, 2005,‘Pemanfaatan Khamir
genus Penicillium. Pernyataan tersebut juga Saccharomyces cerevisiae untuk Ternak’,
dibuktikan oleh Yeoman et al. (2012) yang tidak Jurnal Wartazoa, vol. 15, no. 1, hal. 49-55
menemukan adanya jamur di dalam intestinum Ahmad, RZ, 2009, ‘Cemaran Kapang Pada Pakan dan
crassum. Pengendaliannya’, Jurnal Litbang Pertanian, vol.
Jamur anggota genus Acremonium hanya 28, no. 1, hal. 15-22
ditemukan di dalam intestinum tenue pada Alexopoulos, CJ, Mims, CW & Blackwell, M, 1996,
saluran pencernaan G. domesticus Linn. Introductory Micology, 4th ed, John Wiley &
intestinum tenue merupakan tempat penyerapan Sons Inc, Canada
nutrisi dan air, sehingga di dalam intestinum tenue Bessey, EA, 1950, Morphology and Taxonomy of
banyak mengandung nutrisi dan kondisi yang Fungi, Vikas Publishing Housen PVT LTD,
lembab untuk mendukung pertumbuhan jamur New Delhi, Bombay
anggota genus Acremonium (Abun, 2008).
Brown, MR, Thompson, CA & Mohamed, FM, 2005,
Rahmawati dan Mathius (2009) menambahkan ‘Systemic candidiasis in an apparently
bahwa jamur anggota genus Acremonium adalah immunocompetent dog,’ Journal Vet Diagn
salah satu jamur parasit pada hewan. Hal inilah Invest, vol. 17, no. 3, hal. 272-276
yang menyebabkan jamur tersebut dapat tumbuh
Dunkley,KD,Dunkley
dan beraktivitas di dalam intestinum tenue.
CS,Njongmeta,NL,Callaway, TR,Hume,
Pernyataan tersebut didukung oleh Gandjar et al. ME,Kubena,LF,Nisbet,DJ&Ricke,
(1999) dan Samson et al. (1995) yang menemukan SC,2007,‘Comparison ofinVitroFermentation
adanya anggota genus Acremonium pada substrat andMolecularMicrobialProfilesof High-
yang lembab atau basah. Anggota genus FiberFeedSubstrates Incubated
Acremonium tidak ditemukan di ventriculus dan withChickenCecal Inocula’, Journal
intestinum crassum, hal ini berhubungan dengan PoultryScience, vol.86, hal. 801–810
fungsi organ tersebut. Ventriculus dan intestinum Esser, K & Lemke, PA, The Mycota, 2001, Springer-
crassum kurang mendukung pertumbuhan jamur Verlag Berlin Heidelberg, New York
anggota genus Acremonium karena kurangnya
nutrisi untuk pertumbuhan jamur tersebut (Abun, Gandjar, I, Samson, RA, Vermeulen, KVDT, Oetari, A
& Santoso, I, 1999, Pengenalan Kapang Tropik
2008).
Umum, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta
Dua jamur yang tidak teridentifikasi sp. 1 UB1 U2 Gong,J,Forster,RJ,Yu,
dan sp. 2 UB2 ditemukan di dalam intestinum H,Chambers,JR,Sabour,PM,Wheatcroft,R
crassum. Berdasarkan hasil identifikasi, &Chen,S, 2002, ‘ Diversityand
ditemukan adanya alat reproduksi aseksual pada PhylogeneticAnalysisof Bacteria in The
jamur tidak teridentifikasi sp. 1 UB1 U2 berupa Mucosa of Chicken Ceca and Comparison
klamidospora dan alat reproduksi seksual pada withBacteriainTheCecalLumen’,FEMSMicrobiol
jamur sp. 2. UB2, yaitu ascomata jenis ogyLetters, vol. 208, hal.1–7
kleistotesium. Menurut Samson at al. (2010), alat Qu, A, Brulc, JM, Wilson, MK, Law, BF, Theoret, JR,
reproduksi seksual yang ditemukan menunjukkan Joens, LA, Konkel, ME, Angly, F, Dinsdale, EA,
adanya pertahanan jamur terhadap kondisi yang Edwards, RA, Nelson, KE & White, BA, 2008,
kurang menguntungkan di dalam intestinum ‘Comparative Metagenomic Reveals Host-
crassum karena kurangnya nutrisi yang dapat Specific Metavirulomes and Horizontal Gene
menyebabkan terjadinya persaingan antar jamur. Transfer Element in The Cecum Microbiome’,
Hal ini sesuai dengan pernyatan Samson et al. Journal Plos One, vol. 3, no. 8. hal. 1-19
(1995) yang menyatakan bahwa dalam kondisi Rahayu, ES, 2006, Amankah Produk Pangan Kita,
nutrisi yang sedikit, jamur akan menghasilkan Bebaskan Dari Cemaran Berbahaya, ‘Makalah
tubuh buah jamur (ascomata). disampaikan dalam Apresiasi Peningkatan Mutu
Hasil Olahan Pertanian, Dinas Pertanian
DAFTAR PUSTAKA Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan
Kelompok Pemerhati Keamanan Mikrobiologi
Abun, 2008, Hubungan Mikroflora dengan Produk Pangan’, Yogyakarta
Metabolisme dalam Saluran Pencernaan Unggas
Rahayu, S & Djaafar, TF, 2007, ‘Cemaran Mikroba
dan Monogastrik, ‘Makalah Ilmiah’, Jurusan
Pada Produk Pertanian, Penyakit Yang
112
Protobiont (2015) Vol. 4 (2) : 103-112
113