Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH PENELITIAN

MINI RISET 8 INDIKATOR MATERI KOMUNIKASI ORGANISASI PADA USU


MEDIA

Dosen Pengampu : Dra. Fatma Wardy Lubis, MA dan Endah Rundika Pratiwi, S.Sos.,M.I.Kom

Disusun oleh:

Kelompok Pororo

1. Imtiyaaz Moeris 210904003


2. Saidah Ramadhani Nst 210904019
3. Sarah Haninditya 210904107

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLISTIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah
melimpahkan nikmat dan karunianya kepada kita semua sehingga sehingga makalah dengan
judul “ Mini Riset 8 Indikator Materi Komunikasi Organisasi pada USU MEDIA” ini bisa
diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Tanpa energi yang diberikan oleh Tuhan makalah ini
tidak mungkin bisa selesai dengan baik.

Penulisan makalah ini adalah bentuk pemenuhan tugas untuk mata kuliah komunikasi
organisasi. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Dra. Fatma Wardy Lubis,MA
dan Endah Rundika Pratiwi, S.Sos.,M.I.Kom selaku dosen pengampu mata kuliah.

Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak
yang telah mendukung serta membantu selama proses penelitian makalah hingga selesai. Kami
sebagai penulis juga berharap makalah ini bisa memberikan manfaat bagi setiap pembaca. Dan
tak lupa juga dengan segala kerendahan hati. Kami meminta kesediaan pembaca untuk memberi
kritik dan sarannya agar di kemudian hari bisa membuat karya tulis dengan kualitas lebih baik
lagi.

Medan, 14 Desember 2022

Kelompok Pororo
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

1.1........................................................................................................................................ Kontek
s Masalah ......................................................................................................................1
1.2........................................................................................................................................ Fokus
Masalah .........................................................................................................................2
1.3........................................................................................................................................ Tujuan
Penelitian ......................................................................................................................3
1.4........................................................................................................................................ Manfaa
t Penelitian ....................................................................................................................4

BAB II KAJIAN PUSTAKA............................................................................................5

2.1. Kajian Pustaka..............................................................................................................5

2.2. Kerangka Pemikiran....................................................................................................10

BAB III METODOLOGI PENELITIAN........................................................................11

3.1. Metode Penelitian ........................................................................................................11

3.2. Subjek dan Objek Penelitian ........................................................................................12

3.3. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................................................12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................................13

4.1. Hasil penelitian ............................................................................................................13

4.2. Pembahasan .................................................................................................................14

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................................19

5.1. Kesimpilan ...................................................................................................................19

5.2. Saran ............................................................................................................................19


DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Konteks Masalah


Organisasi merupakan wadah bagi sekelompok orang yang bekerja secara
terkoordinasi untuk mencapai tujuan bersama (Jones, 2013). Dalam suatu organisasi
terdapat tugas-tugas yang harus dikoordinasikan sehingga dapat mewujudkan tujuan dari
organisasi yang telah dibentuk. Setiap organisasi apapun jenisnya membutuhkan aplikasi
manajemen dalam mengelolah tugas serta sumber daya yang dimiliki. Istilah manajemen
atau pengelolaan sendiri adalah seni mengelola sumber daya yang tersedia, misalnya
orang, barang, uang, pikiran, ide, data, informasi infrastruktur, dan sumber daya lain yang
ada di dalam kekuasaannya untuk dimanfaatkan secara maksimal guna mencapai tujuan
organisasi secara efektif dan efisien (Yusup, 2012).

Sekarang ini pengelolaan sumber daya tidak hanya terbatas pada sumber daya
fisik ataupun materi tetapi lebih daripada itu adalah pemanfaatan sumber daya berupa
manusia secara optimal (Cascio, 2013). Organisasi modern saat ini memandang bahwa
pemanfaatan sumber daya manusia meliputi aset yang tertanam di dalamnya yaitu berupa
pengetahuan dan kemampuan termasuk pengalaman, keahlian, kreativitas serta potensi
inovasi yang dimiliki sumber daya manusia tersebut sebagai modal organisasi yang
paling utama. Menurut Stewart (1997) dalam Yusup (2012) pengetahuan, informasi,
kekayaan intelektual dan pengalaman didefinisikan sebagai modal intelektual yang harus
dikelolah dengan baik.

Dengan melakukan pengelolaan sumber daya manusia secara tepat maka


organisasi akan memiliki kemampuan untuk berkompetisi dengan organisasi lain dalam
dunia yang serba kompetitif seperti sekarang ini. Modal intelektual mempunyai kaitan
yang erat dengan manajemen pengetahuan yang saat ini telah banyak diterapkan tidak
hanya pada organisasi bisnis tetapi juga dalam organisasi dan lembaga pemerintahan.
Manajemen pengetahuan merupakan suatu disiplin yang memperkenalkan suatu
pendekatan terintegrasi dalam mengidentifikasi, menangkap, mengevaluasi, memberikan
dan membagi pengetahuan untuk kepentingan perusahaan, lembaga dan organisasi
sehingga membuat pengetahuan yang tersedia dapat dimanfaatkan saat dibutuhkan
(Seubert et al, 2001 dalam Yusup, 2012).

Setiap organisasi pada dasarnya memiliki modal intelektual yakni pengetahuan.


Namun pada kenyataannya modal berupa pengetahuan ini tidak digunakan secara
maksimal dikarenakan perusahaan tidak memiliki sistem untuk mengelola pengetahuan
tersebut. Dengan adanya manajemen pengetahuan,organisasi dapat mengelola
pengetahuan sebagai aset yang dalam berbagai strateginya terdapat penyaluran
pengetahuan yang tepat kepada orang yang tepat dan dalam waktu yang cepat. Sehingga
setiap sumber daya yang terlibat dapat saling berinteraksi, berbagi pengetahuan dan
mengaplikasikannya dalam pekerjaan sehari-hari demi peningkatan kinerja organisasi
(Wulantika, 2007).Manajemen pengetahuan dipandang penting karena dampak dari
pengimplementasiannya dapat memberi manfaat besar bagi organisasi seperti pada
bidang operasi dan pelayanan, meningkatkan kompetensi personal dari sumber daya
dalam organisasi, memelihara ketersediaan pengetahuan hingga memunculkan inovasi
dalam pengembangan produk atau layanan. Menurut Warouw dan Kawet (2014),
manajemen pengetahuan menjadi bidang yang penting dalam proses pembelajaran sebuah
organisasi.

Pengetahuan yang dimiliki oleh organisasi harus mampu memberikan kemajuan


bagi organisasi itu sendiri. Selain itu menurut Muttaqien (2006), manajemen pengetahuan
juga diterapkan untuk memperbaiki komunikasi di antara manajemen puncak dan pekerja
untuk mempertahankan proses kerja serta menanamkan budaya berbagai pengetahuan
dan mengimplementasikan sistem penghargaan berbasis kinerja. Seiring dengan
perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi karyawan yang berpendidikan
dan berkeahlian menjadi semakin bernilai. Berkaitan dengan faktor eksternal sebuah
perusahaan, maka pengelolaan pengetahuan menjadi semakin penting di era ekonomi
berbasis pengetahuan atau knowledge-based economy (Wulantika, 2007). Hal ini
didukung dengan pendapat yang dipaparkan oleh Jones (2013) bahwa pengembangan
cara yang efektif dapat dicapai dengan dukungan pemanfaatan teknologi informasi dan
manajemen pengetahuan.
Era pengetahuan menuntut adanya perubahan pengelolaan sumber daya manusia
karena sumber daya manusia sangat diperlukan untuk memberikan kontribusi melalui
pengetahuan yang dimilikinya bagi tercapainya organisasi lebih efektif (Karl, 2003).
Bollinger dan Smith (2001) dalam Rudiyanto (2012) mengatakan bahwa sumber daya
manusia merupakan kunci kesuksesan sekaligus kegagalan strategi manajemen
pengetahuan. Hal ini disebabkan karena pengetahuan terletak pada individu dan
diciptakan oleh individu (Andrawina et al, 2008 dalam Rudiyanto, 2012)

Salah satu fokus dari manajemen pengetahuan adalah berbagi pengetahuan atau
knowledge sharing (Rudiyanto, 2012). Kegiatan berbagi pengetahuan merupakan bagian
tersulit dalam manajemen pengetahuan. Hal ini karena kegiatan berbagi pengetahuan
berhubungan erat dengan manusia dan juga elemen organisasi berupa budaya. Berbagi
pengetahuan merupakan hal penting dalam manajemen pengetahuan karena menjadi
dasar dan penghubung dari knowledge acquisition dan knowledge utilization. Dengan
demikian apabila berbagi pengetahuan dalam organisasi tidak dapat terlaksana maka
strategi manajemen pengetahuan juga tidak dapat berjalan dalam organisasi tersebut.
Salah satu manfaat dari kegiatan berbagi pengetahuan adalah mampu membuat
pengetahuan tacit yaitu pengetahuan individu yang didapat dari pengalaman keseharian,
yang sulit diduplikasikan dan diajarkan kepada orang lain dapat terus berada dalam
organisasi walaupun individunya telah meninggalkan organisasi. Berbagi pengetahuan
juga dapat mengurangi kesenjangan pengetahuan yang terjadi antara karyawan senior dan
yunior karena pada umumnya pengetahuan dalam organisasi lebih banyak terdapat pada
karyawan senior.

1.2. Fokus Masalah


Berdasarkan konteks masalah yang telah diuraikan, maka fokus masalah dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana komunikasi yang terjadi dalam
organisasi unit kegiatan mahasiswa usu media yang mengacu pada 8 indikator materi
komunikasi organisasi yaitu:

1. Komunikasi Verbal
2. Komunikasi Non-verbal
3. Budaya Organisasi
4. Komunikasi Antarpribadi
5. Komunikasi kelompok kecil
6. Komunikasi publik dalam organisasi
7. Distorsi pesan dalam organisasi
8. Kepemimpinan

1.3. Tujuan penelitian

Berdasarkan konteks masalah dan fokus masalah yang telah dipaparkan terkait
“Mini Riset 8 Indikator Materi Komunikasi Organisasi pada USU MEDIA” maka tujuan
penelitian ini adalah Untuk mengetahui bagaimana komunikasi organisasi yang terjadi di
dalam organisasi mahasiswa usu media

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat untuk :

1.4.1. Manfaat Teoritis


Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan
komunikasi khususnya dalam komunikasi organisasi

1.4.2. Manfaat Praktis


Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman dan wawasan
peneliti dalam melakukan penelitian serta sebagai acuan untuk mengembangkan
penelitian berikutnya. Dan diharapkan dapat memberikan informasi agar sertiap
bidang organisasi memiliki metode untuk menarik atau menaikkan minta
berorganisasi pada mahasiswa.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Pustaka

2.1.1. Komunikasi Organisasi

a. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah proses yang dilakukan lewat seseorang atau
komunikator dengan menyampaikan stimulus yang tujuannya mengubah atau
membentuk perilaku orang lain. Begitulah menurut Jenis dan Kelly, sementara
Raymond Ross menyebut komunikasi sebagai suatu proses menyortir, memilih
dan mengirimkan simbol dengan sedemikian rupa sehingga membantu pendengar.
Dalam membangkitkan makna atau respons dari pikiran yang serupa, dengan
yang dimaksudkan oleh komunikator. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) yang dimaksud dengan komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan
pesan maupun berita dari dua orang atau lebih agar pesan yang diberitakan dapat
dipahami oleh lawan bicara.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses
mengirim, memilah hingga menerima simbol atau pesan dari seseorang atau lebih
dengan pesan tersebut bisa sampai dan dipahami oleh pendengar maupun lawan
bicara.

b. Pengertian Organisasi
Stephen Robbins menjelaskan mengenai apa itu organisasi, disebut
sebagai kelompok atau kesatuan dalam kehidupan sosial yang dikoordinasikan
serta dilakukan dengan sadar dan dibatasi oleh hal relatif yang dapat
diidentifikasikan. Sondang Siagian menyebut organisasi sebagai bentuk
perserikatan atau persekutuan yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih.Tujuannya untuk melakukan kerja sama dalam mencapai tujuan yang sudah
ditentukan dalam sebuah ikatan yang formal. Sementara itu Thomson
menjelaskan organisasi adalah paduan beberapa anggota khusus dan sifatnya
sangat rasional hingga impersonal. Anggota khusus ini akan bekerja sama dalam
mencapai sebuah tujuan yang sudah ditetapkan bersama.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan, organisasi merupakan
sekumpulan dua orang atau lebih dalam suatu kelompok khusus yang dibentuk
untuk mencapai sebuah atau beberapa tujuan yang sudah ditetapkan bersama.
Dalam organisasi, komunikasi digunakan sebagai salah satu cara dalam mencapai
tujuan, meskipun seringkali bisa mendatangkan perdebatan.

c. Pengertian Komunikasi Organisasi


Komunikasi organisasi adalah pengirim dan penerima berbagai pesan
organisasi didalam kelompok formal maupun informal di suatu organisasi. bila
organisasi semakin besar dan kompleks maka akan mengakibatkan semakin
kompleks pula proses komunikasinya. Organisasi kecil yang anggotanya hanya
tiga orang, proses komunikasi yang anggotannya seribu orang menjadi
komunikasinya sangat kompleks.
Komunikasi dapat bersifat formal dan informal. Komunikasi formal
adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya
berorientasi kepentingan organisasi. isinya berupa cara kerja di dalam organisasi,
produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi.
misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi.
Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial.
Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotannya secara
individual.
Bermacam-macam persepsi dari para ahli mengenai komunikasi organisasi
ini tapi dari semuanya itu ada beberapa hal yang umum yang dapat
disimpulkan yaitu:
a) Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks
yang dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik internal maupun eksternal.
b) Komunikasi organisasi meliputi pesan dan arusnya, tujuan, arah dan media.
c) Komunikasi organisasi organisasi meliputi orang dan sikapnya, perasaannya,
hubungdannya dan keterampilan/skillnya. 2 Manusia di tengah-tengah suatu
masyarakat. Manusia hanya bisa bertahan hidup dalam masyarakat jika
mereka menjalani kehidupan sebagai sebuah aktivitas interaksi dan kerjasama
yang dinamis dalam suatu jaringan kedudukan dan perilaku. Aktivitas
interaksi dan kerjasama itu terus berkembang secara teratur sehingga
terbentuklah wadah yang menjadi tempat manusia berkumpul yang disebut
organisasi Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia dan dengan adanya
komunikasi yang baik maka suatu organisasi dapat berjalan dengan lancardan
berhasil dan begitu pula sebaliknya apabila kurang atau tidak adanya
komunikasi maka organisasi akan macet atau berantakan.
Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan
penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari
suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi
dalam hubunganhubungan hierarkis antara satu dengan lainnya dan berfungsi
dalam suatu lingkungan. Komunikasi organisasi terjadi kapan pun juga
setidak-tidaknya terdapat satu orang yang menduduki suatu jabatan dalam
suatu organisasi yang menafsirkan suatu pertunjukan pesan. Menurut Gold
Haber yang dikutip oleh Arni Muhammad dalam bukunya komunikasi
organisasi yang menyatakan bahwa komunikasi organisasi adalah proses
menciptakan dan menukar pesan dalam suatu jaringan hubungan yang saling
tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang sering berubah-
ubah. Komunikasi organisasi mempunyai peranan penting dalam memadukan
fungsi-fungsi manajemen dalam suatu perusahaan yaitu :
a) Menetapkan dan menyebarluaskan tujuan perusahaan
b) Menyusun rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
c) Melakukan pengorganisasian terhadap sumber daya manusia dan sumber daya
lainnya dengan cara efektif
d) Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan iklim yang
menimbulkan keinginan orang untuk memberikan kontribusi
e) Mengendalikan prestasi.

d. Tujuan Komunikasi Organisasi


Ada empat tujuan komunikasi organisasi, yaitu:
1) Menyatakan pikiran, pandangan dan pendapat. Memberi peluang bagi para
pemimpin organisasi dan anggotannya untuk menyatakan pikiran,
pandangan, dan pendapat sehubungan dengan tugas dan fungsi yang
mereka lakukan.
2) Membagi informasi (information sharing). Memberi peluang kepada
seluruh aparatur orgaisasi untuk membagi informasi dan memberi makna
yang sama atas visi, misi, tugas pokok, fungsi organisasi, sub organisasi,
individu, maupun kelompok kerja dalam organisasi.
3) Menyatakan perasaan dan emosi. Memberi peluang bagi para pemimpin
dan anggota organisasi untuk bertukar informasi yang berkaitan dengan
perasaan dan emosi.
4) Tindakan koordinasi. Bertujuan mengkoordinasi sebagai atau seluruh
tindakan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi organisasi yang telah
dibagi habis ke dalam bagian atau subbagian organisasi. Organisasi tanpa
koordinasi dan organisasi tanpa komunikasi sama dengan organisasi yang
menampilkan aspek individual dan bukan menggambarkan aspek kerja
sama.

e. Fungsi Komunikasi Organisasi

Ada dua fungsi komunikasi organisasi, yaitu organisasi yakni fungsi


umum dan fungsi khusus
1. Fungsi Umum
a) Komunikasi berfungsi untuk menceritakan informasi terkini mengenai
sebagai atau keseluruhan hal yang berkaitannya dngan pekerjaan.
terkadang komunikasimerupakan proses pemberian informasi mengenai
bagaimana seorang atau sekelompok orang harus mengerjakan satu
tugas tertentu. Contohnya: job description.
b) Komunikasi berfungsi untuk “menjual” gagasan dan ide, pendapat,
fakta, termasuk menjual sikap organisasi dan sikap tentang sesuatu yang
merupakan subyek layanan. Contohnnya: public relations (humas),
pameran, ekspo, dll.
c) Komunikasi berfungsi untuk meningkatkan kemampuan para karyawan
agar mereka bisa belajar dari orang lain (internal), belajar tentang apa
yang dipikirkan, dirasakan, dan dikerjakan orang lain, tentang apa, yang
“dijual” atau yang diceritakan oleh orang lain tentang organisasi.
d) Komunikasi berfungsi untuk menentukan apa dan bagaimana organisasi
membagi pekerjaan, atau siapa yang menjadi atasan dan siapa yang
menjadi bawahan, besaran kekuasaan dan kewenagan, menentukan
bagaimana menangani sejumlah orang, bagaimana memanfaatkan
sumber daya, serta mengalokasikan manusia, mesin,metode dan teknik
dalam organisasi.

2. Fungsi khusus
a) Membuat para karyawan melibatkan diri ke dalam isu-isu organisasi,
lalu menerjemahkannya ke dalam tindakan tertentu dibawah sebuah
komando.
b) Membuat para karyawan menciptakan dan menangani relasi
antarsesama bagi peningkatan produk organisasi.
c) Membuat para karyawan memiliki kemampuan untuk menangani atau
mengambil keputusan-keputusan dalam suasana yang ambigu dan
tidak pasti.
d) Menurut Charles Condrad (1985) yang dikutip oleh Alo Liliweri
dalam bukunya sosiologi & komunikasi organisasi menyatakan bahwa
ada dua fungsi makro komunikasi organisasi, yaitu fungsi komando
dan fungsi relasi bermuara pada fungsi komuniksiyang mendukung
organisasi dalam pengambilan keputusan, terutama ketika organisasi
menghadapi situasi yang tidak menentu.

2.1.2 Teori atau Konsep yang Digunakan


Landasan teori ialah teori yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang
dilakukan untuk dapat menjadi dasar analisis untuk dapat menjelaskan fakta yang ada.
Dalam penelitian ini, teori yang digunakan adalah teori fenomenologi karena pendekatan
jenis ini peneliti melakukan sebuah observasi kepada informan untuk mengetahui
fenomena-fenomena yang terjadi. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk pengumpulan
data oleh peneliti yang kemudian diolah untuk menemukan makna dari apa yang telah
dikemukakan informan.

2.2. Kerangka Pemikiran


Kerangka pemikiran merupakan suatu dasar pemikiran yang mencakup
penggabungan antara teori, fakta, serta kajian yang dijadikan landasan dalam melakukan
penelitian. Peneliti memaparkan beberapa konsep-konsep dari penelitian ini dalam bagan
berikut :
Komunikasi Organisasi Pada
USU Media

Observasi Mendalam Secara


Langsung Kepada Informan

Bentuk Komunikasi yang Pengaruh Komunikasi Terhadap


Terjadi Antara Pimpinan dan Keefektivitasan Kinerja di USU
Anggota Media

Tercapainya Komunikasi yang


Terjalin dengan Baik Antara
Pimpinan dan Anggota
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada studi ini adalah metode kualitatif. Metode
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati. Penelitian deskriptif
adalah suatu metode penelitian yang menggambarkan semua data atau keadaan subjek atau
objek penelitian kemudian dianalisis dan dibandingkan berdasarkan kenyataan yang sedang
berlangsung pada saat ini dan selanjutnya mencoba untuk memberikan pemecahan
masalahnya dan dapat memberikan informasi yang mutakhir sehingga bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan serta lebih banyak dapat diterapkan pada berbagai
masalah. penelitian deskripsi secara garis besar merupakan kegiatan penelitian yang hendak
membuat gambaran atau mencoba mencandra suatu peristiwa atau gejala secara sistematis,
faktual dengan penyusunan yang akurat.

Metode kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan yaitu metode


kualitatif lebih bisa dan mudah menyesuaikan apabila berhadapan dengan kenyataan,
metode ini menyajikan hakekat hubungan antara peneliti dan responden secara langsung dan
metode ini lebih peka sehingga dapat menyesuaikan diri dan banyak penajaman pengaruh
bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi peneliti. Penelitian diarahkan untuk
mendapatkan fakta-fakta yang berhubungan dengan 8 indikator materi Komunikasi
Oragnisasi pada Organisasi USU MEDIA.

Penerapan pendekatan kualitatif dengan pertimbangan kemungkinan data yang


diperoleh di lapangan berupa data dalam bentuk fakta yang perlu adanya analisis secara
mendalam. Maka pendekatan kualitatif akan lebih mendorong pada pencapaian data yang
bersifat lebih mendalam terutama dengan keterlibatan peneliti sendiri di lapangan. Dalam
penelitian kualitatif, peneliti menjadi instrument utama dalam mengumpulkan data yang
dapat berhubungan langsung dengan instrument atau objek penelitian.

3.2. Subjek dan Objek Penelitian


3.2.1. Subjek Penelitian
1) Populasi

Penelitian ini memilih organisasi USU MEDIA. Alasan peneliti untuk


memilih USUMEDIA karna USU MEDIA merupakan organisasi aktif kampus
yang bergerak di bidang jurnalistik.

2) Sampel

Sampel diambil dengan menggunakan teknik observasi naturalistik.

3.2.1 Objek Penelitian

Untuk mencari data yang menghasilkan informasi yang dituju peneliti,


objek yang dipilih adalah indikator organisasi yang berada di USU MEDIA.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan dua sumber data yaitu data primer dan data sekunder.

1) Data Primer
• Observasi

Observasi dilakukan dengan mengamati langsung tingkah laku subjek. Seperti


namanya, observasi ini adalah cara mengumpulkan informasi dan data yang relevan
dengan mengamati. Sehingga dalam hal ini observasi disebut sebagai studi partisipatif
karena peneliti harus menjalin hubungan dengan responden dan untuk ini harus
membenamkan dirinya dalam pengaturan yang sama dengan mereka. Hanya dengan
begitu peneliti dapat menggunakan metode observasi untuk mencatat data yang
dibutuhkan.

• Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk membuktikan ke penelitian dari mini riset ini
• Data Sekunder diperoleh dari beberapa situs yang digunakan sebagai referensi
teori maupun jurnal yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pembahasan

Pada bab ini peneliti akan menguraikan serta menerangkan data dan hasil penelitian
tentang permasalahan yang telah dirumuskan pada Bab I. Hasil dari penelitian ini diperoleh
dengan teknik observasi mendalam secara langsung kepada informan sebagai bentuk pencarian
dan dokumentasi langsung di lapangan. Penelitian ini berfokus pada 8 indikator komunikasi
organisasi. Peneliti juga menggunakan pendekatan kualitatif untuk melihat kondisi alami dari
suatu fenomena. Pendekatan ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman dan menggambarkan
realitas yang kompleks. Penelitian dengan pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian
yang menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan berdasarkan orang
atau perilaku yang diamati (Nasution, 2003: 3).

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, implementasi komunikasi organisasi


yang terjadi di USU MEDIA, dapat disimpulkan bahwa pada organisasi USU MEDIA
menggunakan memiliki 8 indikator yang ada di dalam materi komunikasi organisasi. USU
MEDIA melakukan rapat koordinasi guna untuk mencapai tujuan organisasi yang disepakati
bersama setiap bidang agar pekerjaan dapat terselesaikan tanpa adanya kesalahan. komunikasi
juga mempunyai peranan dalam membangun iklim organisasi. Iklim yang baik dalam organisasi
akan membantu memudahkan tercapainya visi misi organisasi dan mendukung berbagai aktivitas
yang sedang dijalankan. Salah satu hal yang sangat dibutuhkan dalam suatu kelompok organisasi
adalah iklim yang nyaman. Kenyamanan yang dirasakan anggota organisasi akan mendukung
produktivitas kinerja yang dilakukan oleh masing-masing jabatan dalam organisasi, terutama
dalam mengarahkan karyawan. Dan salah satu tugas pemimpin adalah menjaga agar iklim
organisasi tersebut tetap nyaman dan kondusif.

Pentingnya kemampuan berkomunikasi bagi pemimpin, terutama dalam memengaruhi


orang lain. pemimpin sebagai penggerak bawahannya untuk bekerja bertugas meyakinkan para
bawahannya untuk melakukan pekerjaan yang diharapkan. Seorang manajer dapat dijalankan
fungsi-fungsi manajemen melalui interaksi dengan pihak lain.
4.2. Pembahasan

1) Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, baik itu secara lisan
maupun tulisan. Jenis komunikasi ini yang sering digunakan dalam berinteraksi antar manusia,
mulai dari mengungkapkan perasaan, meluapkan emosi, menyampaikan ide atau gagasan dan
fakta, presentasi dan lain sebagainya.

Komunikasi mempunyai pengaruh yang besar dalam keberlangsungan suatu organisasi.


Syarat tercapainya tujuan dalam organisasi ditentukan dengan komunikasi yang dibina dalam
lingkungan organisasi tersebut. Kemampuan berkomunikasi secara efektif sangat diperlukan
dalam membangun suatu kesatuan dalam organisasi. Komunikasi dalam organisasi menjadi
penting karena dalam realitasnya, masalah komunikasi selalu muncul baik dalam proses
perencanaan tujuan, pengorganisasian, dan segala kegiatan dalam organisasi pasti membutuhkan
komunikasi yang efektif.

Dalam melakukan komunikasi verbal USU MEDIA memiliki iklim yang baik dalam
organisasi hal ini membantu memudahkan tercapainya visi misi organisasi dan mendukung
berbagai aktivitas yang sedang dijalankan. Salah satu hal yang sangat dibutuhkan dalam suatu
kelompok organisasi adalah iklim yang nyaman. Kenyamanan yang dirasakan anggota organisasi
akan mendukung produktivitas kinerja yang dilakukan oleh masing-masing jabatan dalam
organisasi, terutama dalam mengarahkan karyawan. Dan salah satu tugas pemimpin adalah
menjaga agar iklim organisasi tersebut tetap nyaman dan kondusif.

2) Komunikasi Non Verbal

Komunikasi nonverbal adalah proses transmisi pesan dari pengirim (komunikator)


kepada penerima (komunikan) tanpa menggunakan kata-kata dan simbol huruf. Pada dasarnya,
komunikasi nonverbal tidak dapat dipisahkan dengan komunikasi verbal. Dalam komunikasi
verbal lisan atau komunikasi yang dilakukan secara tatap muka, komunikasi nonverbal turut
menyertai baik dalam pertemuan langsung maupun elektronik.
Banyak studi menemukan bahwa komunikasi nonverbal mendominasi berlangsungnya
suatu komunikasi. Ahli komunikasi yang juga dokter bedah plastik Kenneth H. Cohn
mengatakan bahwa hanya 8% komunikasi yang terkait dengan konten atau isi pesan, sisanya
berkenaan dengan bahasa tubuh dan nada suara.

Di USU MEDIA komunikasi non verbal terjadi pada saat melakukan rapat bulanan.
Dimana pada saat pimpinan rapat sedang menejalaskan agenda rapat namun forum tidak
kondusif, maka pimpinan rapat akan mengetuk papan tulis untuk mengembalikan atensi forum.
Gerakan mengetuk papan tulis ini dapat di artikan sebagai komunikasi non verbal.

3) Budaya Organisasi

Budaya organisasi yaitu sebuah aturan yang diterapkan oleh sebuah organisasi atau
perusahaan dalam melakukan kegiatan operasionalnya yang merupakan bentuk hasil dari adanya
struktur atau kestrukturan yang ada pada organisasi atau perusahaan maupun fungsi yang
dijalankan oleh setiap anggota atau karyawan perusahaan.

Dalam budaya organisasi di USU Media, budaya organisasinya menganut sistem


sentralisasi, yakni pengelolaan kewenangan dipusatkan pada produser segmen yang hadir dalam
konten USU Media. sehingga koordinasi antar anggota jadi lebih mudah dan keahlian anggota
dalam sistem organisasi bisa dimanfaatkan secara maksimal.

4) Komunikasi Antar Pribadi

Menurut Joseph A.Devito dalam buku The Interpersonal Communication Book (Devito,
1989:4), komunikasi antar pribadi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan antara dua
individu atau antar individu dalam kelompok dengan beberapa efek dan umpan balik seketika.
Sedangkan menurut Evert M Rogers dalam Depari, komunikasi antar pribadi merupakan
komunikasi dari mulut ke mulut, dengan interaksi tatap muka antara beberapa orang pribadi.

Komunikasi antar pribadi yang terjadi di USU MEDIA yaitu komunikasi formal dan
komunikasi nonformal. Dalam komunikasi formal berorientasi pada tujuan organisasi yang
meliputi segala hal yang berhubungan dengan pekerjaan dalam organisasi, bagaimana langkah
atau cara kerja, serta berhubungan dengan target yang harus dicapai dalam organisasi.
Komunikasi formal dibutuhkan dalam penetapan kebijakan, langkah kerja atau prosedur-
prosedur dalam organisasi dan bersifat lebih kaku.

Untuk komunikasi nonformal pada tujuan organisasi melalui pembinaan individu-


individu yang terlibat dalam pencapaian organisasi. Komunikasi nonformal biasa digunakan
antara pemimpin dengan bawahannya atau sebaliknya untuk mengkritik hasil-hasil dari
komunikasi formal. Melalui komunikasi nonformal ini individu-individu yang terlibat dalam
organisasi dapat membuat ide gagasan yang keluar dari obrlan yang santai dan tidak kaku.
Komunikasi informal dalam suatu kelompok berguna sebagai refleksi terhadap kebijakan-
kebijakan yang ditetapkan. Karena komunikasi informal sering bersifat personal, maka dapat
dijadikan sebagai pengikat hubungan antarindividu.

5) Komunikasi Kelompok Kecil

Sekumpulan perorangan yang relative kecil kira-kira terdiri dari 5-12 orang yang masing-
masing dihubungkan oleh beberapa tujuan yang sama dan mempunyai derajat organisasi tertentu
di antara mereka. Di USU MEDIA kelompok kecil terbagi menjadi beberapa kelompok
diantaranya OPERATOR (obrolan para inspirator) yang terdiri dari produser dan anggotanya
yang dimana mereka sudah memiliki tugas masing-masing dan GAMBUS (Game bareng Usu)
yang juga terdiri dari produser dan anggota yang memiliki tugasnya masing-masing.

6) Komunikasi Publik dalam Organisasi

Komunikasi publik adalah pertukaran pesan dengan sejumlah orang yang berada dalam
sebuah organisasi atau yang di luar organisasi, secara tatap muka atau melalui media. Namun
dalam bagian ini yang akan dibahas hanyalah tatap muka di antara organisasi dan lingkungan
eksternalnya. Secara tatap muka atau melalui media.

Komunikasi Publik dalam USU MEDIA adalah untuk member informasi kepada
sejumlah besar orang mengenai organisasi misalnya mengenai aktivitas-aktivitas organisasi dan
hasil produksi organisasi. Selain itu komunikasi publik juga bertujuan untuk menjalin hubungan
antara organisasi dengan masyarakat diluar organisasi. Komunikasi publik juga dapat digunakan
untuk member hiburan. Tujuan-tujuan tersebut berhubungan satu sama lain dan sulit untuk
dipisahkan. Di samping adanya tujuan umum juga terdapat tujuan khusus yang perlu ditetapkan.
Tujuan-tujuan khusus ini dinyatakan dalam bentuk pernyataan dalam kalimat yang lengkap

7) Distorsi Pesan dalam Organisasi

Distorsi pesan dalam organisasi adalah kekurangan atau perbedaan arti di antara yang
dimaksudkan oleh si pengirim dengan interpretasi si penerima. Satu anggota dengan anggota
lainnya hal ini disebabkan oleh berbagai antaranya berasal dari cara orang memproses pesan
yang dikirimkan atau diterima dan distorsi pesan dalam USU MEDIA, Sarah berbicara kepada
saidah bahwa kita akan melakukan liputan di aula FISIP pada hari selasa.

Namun, karena distorsi pesan, saidah menangkap pesan sarah bahwa kita melakukan
liputan di Auditorium. Dalam contoh di atas, sarah menyampaikan pesan bahwa dia akan
melakukan liputan di aula FISIP. Namun, saidah justru menangkap bahwa sarah akan melakukan
liputan di Auditorium. Berarti ada perubahan makna pesan yang ditangkap saidah daripesan yang
dimaksudkan sarah sebenarnya.

8) Kepemimpinan

Komunikasi Kepemimpinan merupakan aktifitas yang dilakukan pimpinan kepada


bawahannya meliputi penyampaian pesan, informasi, dan tugas melalui media tertentu untuk
mencapai tujuan bersama.

Dalam kepemimpinan di USU Media, menganut gaya equalitarian, gaya struktural, dan
gaya relinqushing.

• Gaya equalitarian

Komunikasi kepemimpinan jenis ini dilakukan secara terbuka yang berarti setiap
anggota organisasi atau perusahaan berhak mengemukakan pendapat. Dalam USU
Media, selalu rutin dilakukan diskusi antara ketua dan anggota untuk membahas konten
apa yang selanjutnya akan diproduksi.
• Gaya structural

Dalam gaya komunikasi kepemimpinan ini, pemimpin memberikan informasi


yang bertujuan untuk pemantapan perintah penugasan, jadwal penugasan dan struktur
organisasi atau perusahaan. USU Media telah melakukan hal-hal tersebut sejak anggota
bergabung dalam organisasinya, sehingga tugas masing-masing anggota dan tayangan
konten dapat diunggah secara terjadwal.

• Gaya Relinqushing

Dalam gaya komunikasi kepemimpinan ini, pemimpin memiliki sifat bersedia


dalam menerima saran atau ide dari orang lain. Pada organisasi USU Media, setiap crew
dipersilahkan untuk memberi saran dan kritik mengenai konten-konten yang akan dibuat
hingga jadwal produksi.
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk


mendeskripsikan komunikasi organisasi pada unit kegiatan mahasiswa USU MEDIA dalam
membangun iklim organisasi yang baik. Sehingga dapat membantu memudahkan tercapainya
visi dan misi organisasi melalui komunikasi yang akan mendukung produktivitas serta
keefektivitasan kinerja yang dilakukan oleh masing-masing pimpinan beserta anggotanya.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, serta dalam uraian kesimpulan di atas,
maka saran yang peneliti dapat berikan terkait dengan penelitian ini antara lain :

1) Diharapkan pada penelitian ini, dapat dihasilkan informasi baru mengenai peran produser
pada program-program yang ada di USU Media, sehingga dapat mengetahui
permasalahan yang ada di organisasi tersebut terkait dengan peran produser.
2) Hendaknya para peneliti selanjutnya lebih bisa mengembangkan penelitian ini, mengingat
penelitian yang dilakukan belum bisa menggambarkan sepenuhnya tentang komunikasi
yang ada di USU Media, serta teknik pengumpulan data yang dilakukan selanjutnya
dapat lebih optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Riyannata, Ade Cahya. 2018. “Komunikasi Organisasi Dalam Unit Kegiatan Mahasiswa
Marchingband Ekalavya Suara Brawijaya, Universitas Brawijaya Kota Malang”

https://sinaukomunikasi.wordpress.com/2011/11/03/teori-teori-penunjang-dalam-penelitian-
kualitatif/

https://manajemen.stie11april-sumedang.ac.id/2021/08/24/komunikasi-dalam-organisasi/

https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/14016-Full_Text.pdf

https://media.neliti.com/media/publications/89627-ID-pengaruh-komunikasi-organisasi-
terhadap.pdf

https://ejurnal.iainlhokseumawe.ac.id/index.php/ziryab/article/download/618/421/

Anda mungkin juga menyukai