N MUKA
MODUL PERKULIAHAN
Content
Development
& Innovation
03
Ekonomi & Bisnis Manajemen S1 190261002 Tim Dosen
Abstract Kompetensi
Konten adalah salah satu tombak berhasilnya Mahasiswa mampu memahami cara membuat
sebuah kegiatan pemeasaran. Terdapat 8 langkah storytelling dan aplikasi pada setiap channel
dalam menciptakan sebuah konten. pemasaran
BAHAN AJAR
Dosen Pengampu : Tim Dosen
Mata Kuliah : Content Development & Innovation
Kode Mata Kuliah : 190261002
SKS : 3 SKS
Program Studi : Manajemen S1
Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis
PERTEMUAN III
Pendekatan Storytelling dalam Pemasaran
sering kali berasal dari klien dan pengguna akhir lainnya yang kecewa dengan hasil
pemasaran tradisional. Mereka menginginkan sesuatu yang terasa lebih
menyenangkan, lebih relevan dan dapat ditindaklanjuti.
Cerita adalah salah satu bentuk komunikasi manusia yang paling kuat. Pada
tingkat yang paling dasar, cerita dapat menghibur, seringkali dengan
membangkitkan berbagai emosi—hiburan, kejutan, kesedihan, kemarahan, dll.
Cerita juga berfungsi sebagai media pengajaran yang penting, membimbing siswa
dengan contoh-contoh yang seakan nyata.
Pada dasarnya, cerita adalah bentuk berbagi, dari satu orang atau kelompok
yang menyampaikan informasi, ide, pengalaman, nilai, atau kejadian nyata maupun
imajiner kepada audiens. Cerita adalah pengalaman ikatan (bonding experience)
yang dapat melampaui tidak hanya budaya tetapi juga hal lainnya berabad-abad lalu
karena mereka menyentuh sifat dasar kemanusiaan kita. Sering dikatakan bahwa
sebuah cerita dapat “mengangkut” kita ke waktu dan tempat yang jauh, dan
memungkinkan kita untuk merespons secara emosional.
Cerita, dan pada kenyataannya hampir semua bentuk seni dikelilingi oleh
"batas" virtual. Menembus batas-batas artinya kita melakukan sebuah proses
perjalanan dari satu dunia ke dunia berikutnya. Hal ini bisa sangat sederhana, multi-
dimensi, atau bahkan dapat menjadi hal yang sangat kompleks. Penting untuk
dicatat bahwa batas-batas ini bukanlah penghalang. Sebaliknya, mereka cenderung
mengundang Anda masuk, dan dalam beberapa kasus menyediakan portal khusus
untuk mencapai hal ini.
3. GIF
Sementara GIF telah ada sejak 1987, mereka baru mengalami lonjakan
popularitas. GIF, atau gambar dalam Graphics Interchange Format,
memungkinkan pengguna untuk menyimpan banyak gambar atau bingkai
foto dari video dalam file gambar, menghidupkan gambar dengan animasi.
Meskipun formatnya relatif sederhana jika dilihat sepintas, namun GIF
menjadi istimewa karena kemampuannya untuk menceritakan kisah
berukuran kecil dalam beberapa detik.
4. Infografis
Infografis menyatukan data dan visual untuk menyusun sebuah cerita.
Dengan menawarkan representasi visual informasi, infografis membantu
perusahaan menekankan poin-poin penting sambil mengemas konten
dengan cara yang sangat mudah. Infografis dapat sangat mudah untuk
dipahami dan dibagikan di seluruh platform media sosial seperti Facebook,
Twitter, Google+, dan bahkan Pinterest, di mana pengguna membuat papan
yang didedikasikan untuk infografis terbaik. Ketika dirancang dengan baik,
infografis dapat merangsang kemampuan berpikir, mendidik audiens target,
dan mengoptimalkan peringkat mesin pencari.
5. Video
Dalam hal bercerita secara visual, kekuatan video tidak dapat disangkal.
Video menawarkan cara yang menarik bagi perusahaan untuk dapat
menonjolkan diri. Popularitas dan keragaman platform video memberikan
peluang utama untuk menjangkau banyak orang dan meninggalkan kesan
yang baik dan berlangsung lama. Untuk menggunakan video untuk
terhubung dengan pelanggan di tingkat yang lebih dalam, perusahaan perlu
menyelaraskan tujuan video mereka dengan kebutuhan audiens mereka.
Perusahaan juga tidak perlu takut untuk menunjukkan sedikit kepribadian.
Tidak peduli seberapa baik video diproduksi, jika audiens target tidak
menganggap informasi itu berharga, mereka tidak akan menonton atau
membagikan kontennya. Perlu juga ada strategi di balik perpaduan konten
video yang dihasilkan, baik dari segi jenis maupun platform yang
digunakan. Strategi ini dapat berupa pesan yang diinginkan, durasi video,
minat konsumen, dan kemampuan perusahaan untuk memfilmkan dan
membagikannya secara real time.
6. Presentasi
Media sosial dan online telah menemukan kembali cara kita melihat
presentasi. Presentasi tidak lagi hanya untuk konferensi, pidato, dan
pertemuan bisnis. Presentasi telah menjadi bentuk seni, dengan tata letak
yang sangat visual, konten, dan potongan teks yang tajam. Dengan judul
kreatif dan aliran informasi yang ditentukan, navigasi slide-demi-slide dari
presentasi menawarkan kesempatan bercerita visual yang dinamis—
semuanya tanpa memerlukan pembicara. Kuncinya adalah berpikir kreatif
dan mendengarkan komunitas. Sebagian besar orang adalah pembelajar
visual, jadi pikirkan presentasi sebagai peluang untuk berjejaring, dan
menciptakan keterlibatan konsumen
7. Agregator
Menanggapi aliran konten yang tidak pernah berakhir, agregator telah
meningkat popularitasnya untuk membantu orang dan perusahaan mengatur
dan berbagi informasi penting. Agregator menawarkan akses ke konten
yang relevan dan tepat waktu, mereka dapat dikurasi sesuai dengan minat
perusahaan. Meskipun banyak agregator berbasis tautan, munculnya konten
visual telah menghasilkan gelombang agregator yang melayani gambar,
video, dan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Walter, E., & Gioglio, J. (2014). The Power Of Visual Storytelling. John Wiley &
Sons, Inc, (1–221), 1689–1699.