Anda di halaman 1dari 10

HALAMA

N MUKA

MODUL PERKULIAHAN

Content
Development
& Innovation

Pendekatan Storytelling dalam


Pemasaran

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

03
Ekonomi & Bisnis Manajemen S1 190261002 Tim Dosen

Abstract Kompetensi
Konten adalah salah satu tombak berhasilnya Mahasiswa mampu memahami cara membuat
sebuah kegiatan pemeasaran. Terdapat 8 langkah storytelling dan aplikasi pada setiap channel
dalam menciptakan sebuah konten. pemasaran
BAHAN AJAR
Dosen Pengampu : Tim Dosen
Mata Kuliah : Content Development & Innovation
Kode Mata Kuliah : 190261002
SKS : 3 SKS
Program Studi : Manajemen S1
Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis

PERTEMUAN III
Pendekatan Storytelling dalam Pemasaran

3.1. Kondisi Manusia

Cerita (stories) membuat kita menjadi manusia. Kita menghadapinya saat


masih bayi dan terus mengalaminya sepanjang hidup kita. Cerita memungkinkan
kita untuk belajar, mengajar, dan berbagi kenangan, pengalaman pribadi, harapan,
mimpi, fantasi, gagasan keagamaan, moralitas, dan banyak lagi. Cerita
menghubungkan kita dengan masa lalu, mendefinisikan masa kini kita, dan
membentuk masa depan kita. Cerita juga meresapi semua seni, termasuk sastra dari
cerita rakyat hingga novel, non-fiksi, drama, opera, tari, lukisan, dan patung.
Selain itu, hidup kita sendiri terdiri dari cerita. Beberapa individu berani
untuk menulis otobiografi atau memoar, sebagian lagi menggunakan cerita untuk
menggambarkan pengalaman tertentu, secara lisan atau tertulis atau bahkan melalui
gambar kepada teman atau rekan.
• Insiden lucu di tempat kerja, deskripsi rinci tentang liburan yang baru
dilakukan atau pengalaman masa kanak-kanak.
• Dalam beberapa kasus, sebuah cerita mungkin menyimpang dari kenyataan
faktual saat suatu hal dibesar-besarkan. Biasanya dilakukan untuk efek.
• Menceritakan kisah dengan menonjolkan efeknya, pada kenyataannya
adalah salah satu keterampilan luar biasa dari pendongeng yang memiliki
kemampuan bercerita yang hebat.
Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan terhadap cerita dan dongeng
telah menjamur dalam kegiatan bisnis. Seruan paling keras berasal dari bagian riset
pemasaran dan disiplin pemasaran, tetapi juga telah merambah sektor korporasi
lainnya, termasuk brand manager, PR dan staf penjualan. Permintaan tersebut

‘2 Digital Campaign & Promotions


0 2 Biro Akademik
Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
BAHAN AJAR
Dosen Pengampu : Tim Dosen
Mata Kuliah : Content Development & Innovation
Kode Mata Kuliah : 190261002
SKS : 3 SKS
Program Studi : Manajemen S1
Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis

sering kali berasal dari klien dan pengguna akhir lainnya yang kecewa dengan hasil
pemasaran tradisional. Mereka menginginkan sesuatu yang terasa lebih
menyenangkan, lebih relevan dan dapat ditindaklanjuti.

3.2. Cerita: Sebuah Definisi

Cerita adalah salah satu bentuk komunikasi manusia yang paling kuat. Pada
tingkat yang paling dasar, cerita dapat menghibur, seringkali dengan
membangkitkan berbagai emosi—hiburan, kejutan, kesedihan, kemarahan, dll.
Cerita juga berfungsi sebagai media pengajaran yang penting, membimbing siswa
dengan contoh-contoh yang seakan nyata.
Pada dasarnya, cerita adalah bentuk berbagi, dari satu orang atau kelompok
yang menyampaikan informasi, ide, pengalaman, nilai, atau kejadian nyata maupun
imajiner kepada audiens. Cerita adalah pengalaman ikatan (bonding experience)
yang dapat melampaui tidak hanya budaya tetapi juga hal lainnya berabad-abad lalu
karena mereka menyentuh sifat dasar kemanusiaan kita. Sering dikatakan bahwa
sebuah cerita dapat “mengangkut” kita ke waktu dan tempat yang jauh, dan
memungkinkan kita untuk merespons secara emosional.

3.3. Cerita dan Engagement


Hidup kita dikelilingi oleh cerita, di dalam seni, juga dalam semua jenis
komunikasi. Hal ini tentunya menimbulkan pertanyaan, “Mengapa cerita bisa
menjadi begitu kuat? Mengapa kita menganggapnya begitu menarik? Dan apa inti
cerita yang memungkinkan kita melampaui batas normal waktu dan budaya?”
Kita dapat menemukan jawaban dalam keterlibatan (engagement). Cerita
mewujudkan tiga sifat transformatif yang mendorong keterlibatan kita:
memungkinkan kita memisahkan diri dari dunia nyata secara sementara; ada pula
yang berhasil dengan menyandingkan berbagai elemen yang saling bertolak

‘2 Digital Campaign & Promotions


0 3 Biro Akademik
Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
BAHAN AJAR
Dosen Pengampu : Tim Dosen
Mata Kuliah : Content Development & Innovation
Kode Mata Kuliah : 190261002
SKS : 3 SKS
Program Studi : Manajemen S1
Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis

belakang; dan yang terakhir menetapkan kemampuan kita untuk mengidentifikasi


atau berempati dengan karakter atau situasi yang dijelaskan.
Dan jika, sebagai komunikator riset pasar atau informasi bisnis lainnya, kita
ingin meningkatkan keterlibatan audiens dengan apa yang ingin kita sampaikan,
maka kita perlu memahami sepenuhnya komponen penting tersebut dan belajar
bagaimana memasukkannya ke dalam presentasi yang dibuat.

3.3.1. Penangguhan Ketidakpercayaan (Suspension of Disbelief)


Ini adalah salah satu aspek cerita yang paling kuat—kemampuannya untuk
memisahkan kita dari dunia nyata dan membawa kita ke alam lain yang mungkin
menyerupai kenyataan dalam berbagai tingkatan, tetapi secara inheren berbeda.
• Keterlibatan dalam sebuah cerita sampai batas tertentu merupakan
penyerahan diri, pelonggaran cengkeraman kita pada realitas objektif dan
kesediaan untuk menerima syarat-syarat narasi itu sendiri.
• “Kenyataan alternatif” menawarkan segala macam penyimpangan seperti
norma, dari hewan yang berbicara dan dewa manusia super hingga orang-
orang fiktif, tanah imajiner, dan bayangan keadaan di masa depan.
Semua penyimpangan ini membutuhkan “penangguhan ketidakpercayaan”, sebuah
frasa yang biasanya diterapkan pada teater tetapi juga dapat dianggap sebagai
persyaratan yang diperlukan untuk mengalami cerita. Cerita membawa kita ke
dunia lain, di mana aturan dunia nyata belum tentu berlaku. Secara bersamaan, kita
cenderung menutup dunia normal kita selama pengalaman cerita.

Bagaimana cerita dapat mencapai hal ini?

Cerita, dan pada kenyataannya hampir semua bentuk seni dikelilingi oleh
"batas" virtual. Menembus batas-batas artinya kita melakukan sebuah proses

‘2 Digital Campaign & Promotions


0 4 Biro Akademik
Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
BAHAN AJAR
Dosen Pengampu : Tim Dosen
Mata Kuliah : Content Development & Innovation
Kode Mata Kuliah : 190261002
SKS : 3 SKS
Program Studi : Manajemen S1
Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis

perjalanan dari satu dunia ke dunia berikutnya. Hal ini bisa sangat sederhana, multi-
dimensi, atau bahkan dapat menjadi hal yang sangat kompleks. Penting untuk
dicatat bahwa batas-batas ini bukanlah penghalang. Sebaliknya, mereka cenderung
mengundang Anda masuk, dan dalam beberapa kasus menyediakan portal khusus
untuk mencapai hal ini.

3.3.2. Penjajaran Berbagai Elemen dan Elastisitas Waktu (The Juxtaposition


of Elements and Time Elasticity)
Cerita menyandingkan banyak elemen, seringkali digunakan untuk efek.
Banyak cerita yang cenderung bergerak secara acak daripada mengikuti urutan
yang benar-benar linier. Pada tingkat paling dasar mereka, mereka maju dari adegan
ke adegan, tempat ke tempat, dan dari satu kelompok karakter ke yang lain. Hal ini
seringkali ini membutuhkan penjajaran peristiwa yang terjadi secara bersamaan di
tempat yang berbeda. Cerita/narasi sering bergantian antara penggambaran adegan,
deskripsi karakter, aksi, dialog, dan bahkan komentar narator. Suasana atau kualitas
materi juga dapat bergeser dari satu bagian ke bagian berikutnya.
Jenis penjajaran khusus juga berkaitan dengan pergeseran kerangka
waktu. Narasi berlangsung dalam waktu tertentu—membutuhkan waktu untuk
menceritakan atau membaca, tetapi juga menggambarkan peristiwa yang terjadi
dalam jangka waktu yang lebih lama.
• “Hansel dan Gretel perlahan mendaki bukit, sering berhenti untuk mengatur
napas dan melihat kembali ke lembah di bawah, membutuhkan waktu satu
jam penuh sebelum mencapai puncak.”
• Kita membaca pernyataan itu dalam hitungan detik, bukan jam.

‘2 Digital Campaign & Promotions


0 5 Biro Akademik
Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
BAHAN AJAR
Dosen Pengampu : Tim Dosen
Mata Kuliah : Content Development & Innovation
Kode Mata Kuliah : 190261002
SKS : 3 SKS
Program Studi : Manajemen S1
Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis

3.4. Cerita dalam Bentuk Visual (Visual Storytelling)

Kita semua pernah mendengar para pemasar menyatakan bahwa “konten


adalah raja”, tetapi kebangkitan platform media sosial visual seperti Pinterest dan
Instagram ditambah dengan akuisisi jutaan dolar oleh Facebook telah mengantarkan
kita pada era di mana pepatah lama “sebuah gambar bernilai seribu kata” lebih
relevan dari sebelumnya. Saat ini pemasar beralih ke visual untuk memperkuat
keterlibatan media sosial—dan hal tersebut dilakukan untuk alasan yang baik.
Tetapi hanya memposting gambar, video, dan visual lainnya tidak cukup.
Perusahaan yang dapat menembus batas pembuatan konten untuk mengisahkan
cerita secara visual dapat muncul sebagai pemimpin.
Visual storytelling didefinisikan sebagai penggunaan gambar, video,
infografis, presentasi, dan bentuk visual lainnya di platform media sosial untuk
menyusun cerita grafis seputar nilai yang ditawarkan kepada konsumen. Alih-alih
mengandalkan konten teks-berat, strategi mendongeng/bercerita secara visual yang
sukses memerlukan pendekatan "show, don’t tell” dengan tujuan menghasilkan
lebih banyak potensi untuk keterlibatan, percakapan, dan saling berbagi.

3.5. Jenis Konten Visual


Berikut ini merupakan beberapa jenis konten visual yang diperhatikan oleh
para pemasar.
1. Gambar
Dengan kemampuan untuk memikat, menginspirasi, memotivasi,
menyenangkan, atau humor, ada banyak alasan mengapa lebih dari 500 juta
foto diunggah dan dibagikan setiap hari. Prevalensi smartphone, ditambah
dengan kemudahan berbagi melalui media sosial, telah menghasilkan
budaya di mana foto dirayakan dan dalam beberapa kasus, diperlukan.
Dalam budaya pop, gambar menjadi sangat penting bagi konsumen. Sejalan

‘2 Digital Campaign & Promotions


0 6 Biro Akademik
Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
BAHAN AJAR
Dosen Pengampu : Tim Dosen
Mata Kuliah : Content Development & Innovation
Kode Mata Kuliah : 190261002
SKS : 3 SKS
Program Studi : Manajemen S1
Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis

dengan tren fotografi konsumen, perusahaan yang cerdas memahami bahwa


ada lebih dari satu cara untuk menambahkan elemen bercerita di saluran
media sosial mereka melalui citra. Dari gambar tradisional hingga konten
buatan pengguna, kolase, gambar dengan hamparan teks, meme, dan banyak
lagi, ada banyak potensi kreatif yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan.
Jenis Gambar yang Digunakan untuk Visual Storytelling:
• Fotografi
• Grafik dan gambar
• Gambar buatan pengguna
• Kolase
• Gambar dengan hamparan teks: keterangan, kutipan, dan statistik
• Foto kata (biasanya berupa quotes)
• Meme
• Kartu pos dan e-card
2. Kartun
Sifat kartun yang artistik, menarik, dan lucu membuat media ini menjadi
alat bercerita visual yang kuat. Kartun dikenal lucu, dan pemirsa senang
mengungkap cerita dan pesan melalui urutan visual mereka. Dengan begitu
banyak pengenalan merek dan nostalgia, kartun secara inheren menarik
perhatian. Saat mengembangkan kartun, ingatlah bahwa kartun merupakan
sebuah bentuk seni. Jadi, anda harus dapat menemukan seseorang dengan
kemampuan menggambar yang baik untuk mewujudkan ide. Karya seni
tidak harus sempurna, tetapi pemirsa harus dapat dengan jelas
mengidentifikasi apa yang mereka lihat.

‘2 Digital Campaign & Promotions


0 7 Biro Akademik
Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
BAHAN AJAR
Dosen Pengampu : Tim Dosen
Mata Kuliah : Content Development & Innovation
Kode Mata Kuliah : 190261002
SKS : 3 SKS
Program Studi : Manajemen S1
Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis

3. GIF
Sementara GIF telah ada sejak 1987, mereka baru mengalami lonjakan
popularitas. GIF, atau gambar dalam Graphics Interchange Format,
memungkinkan pengguna untuk menyimpan banyak gambar atau bingkai
foto dari video dalam file gambar, menghidupkan gambar dengan animasi.
Meskipun formatnya relatif sederhana jika dilihat sepintas, namun GIF
menjadi istimewa karena kemampuannya untuk menceritakan kisah
berukuran kecil dalam beberapa detik.
4. Infografis
Infografis menyatukan data dan visual untuk menyusun sebuah cerita.
Dengan menawarkan representasi visual informasi, infografis membantu
perusahaan menekankan poin-poin penting sambil mengemas konten
dengan cara yang sangat mudah. Infografis dapat sangat mudah untuk
dipahami dan dibagikan di seluruh platform media sosial seperti Facebook,
Twitter, Google+, dan bahkan Pinterest, di mana pengguna membuat papan
yang didedikasikan untuk infografis terbaik. Ketika dirancang dengan baik,
infografis dapat merangsang kemampuan berpikir, mendidik audiens target,
dan mengoptimalkan peringkat mesin pencari.
5. Video
Dalam hal bercerita secara visual, kekuatan video tidak dapat disangkal.
Video menawarkan cara yang menarik bagi perusahaan untuk dapat
menonjolkan diri. Popularitas dan keragaman platform video memberikan
peluang utama untuk menjangkau banyak orang dan meninggalkan kesan
yang baik dan berlangsung lama. Untuk menggunakan video untuk
terhubung dengan pelanggan di tingkat yang lebih dalam, perusahaan perlu
menyelaraskan tujuan video mereka dengan kebutuhan audiens mereka.
Perusahaan juga tidak perlu takut untuk menunjukkan sedikit kepribadian.

‘2 Digital Campaign & Promotions


0 8 Biro Akademik
Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
BAHAN AJAR
Dosen Pengampu : Tim Dosen
Mata Kuliah : Content Development & Innovation
Kode Mata Kuliah : 190261002
SKS : 3 SKS
Program Studi : Manajemen S1
Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Tidak peduli seberapa baik video diproduksi, jika audiens target tidak
menganggap informasi itu berharga, mereka tidak akan menonton atau
membagikan kontennya. Perlu juga ada strategi di balik perpaduan konten
video yang dihasilkan, baik dari segi jenis maupun platform yang
digunakan. Strategi ini dapat berupa pesan yang diinginkan, durasi video,
minat konsumen, dan kemampuan perusahaan untuk memfilmkan dan
membagikannya secara real time.
6. Presentasi
Media sosial dan online telah menemukan kembali cara kita melihat
presentasi. Presentasi tidak lagi hanya untuk konferensi, pidato, dan
pertemuan bisnis. Presentasi telah menjadi bentuk seni, dengan tata letak
yang sangat visual, konten, dan potongan teks yang tajam. Dengan judul
kreatif dan aliran informasi yang ditentukan, navigasi slide-demi-slide dari
presentasi menawarkan kesempatan bercerita visual yang dinamis—
semuanya tanpa memerlukan pembicara. Kuncinya adalah berpikir kreatif
dan mendengarkan komunitas. Sebagian besar orang adalah pembelajar
visual, jadi pikirkan presentasi sebagai peluang untuk berjejaring, dan
menciptakan keterlibatan konsumen
7. Agregator
Menanggapi aliran konten yang tidak pernah berakhir, agregator telah
meningkat popularitasnya untuk membantu orang dan perusahaan mengatur
dan berbagi informasi penting. Agregator menawarkan akses ke konten
yang relevan dan tepat waktu, mereka dapat dikurasi sesuai dengan minat
perusahaan. Meskipun banyak agregator berbasis tautan, munculnya konten
visual telah menghasilkan gelombang agregator yang melayani gambar,
video, dan lainnya.

‘2 Digital Campaign & Promotions


0 9 Biro Akademik
Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
BAHAN AJAR
Dosen Pengampu : Tim Dosen
Mata Kuliah : Content Development & Innovation
Kode Mata Kuliah : 190261002
SKS : 3 SKS
Program Studi : Manajemen S1
Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis

DAFTAR PUSTAKA

John, C. F. (2021). Storytelling and Market Research. Storytelling and Market


Research.

Walter, E., & Gioglio, J. (2014). The Power Of Visual Storytelling. John Wiley &
Sons, Inc, (1–221), 1689–1699.

‘2 Digital Campaign & Promotions


0 10 Biro Akademik
Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai