Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KOMUNIKASI DALAM KONTEKS PERBEDAAN SOSIAL


DAN LATAR BELAKANG (CULTURE DIVERSITY)
SERTA KEYAKINAN

KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN

(Dr. Yulastri Arif, M.Kep)

KELOMPOK 4 :

Shintia Lara Delfi (2011316019)

Hasri Rahmayati (2011316020)

Maghvirah (2011316021)

Prillisia Deazri (2011316022)

Tesa Sedana (2011316023)

Miftahul Jannah (2011316024)

S1 KEPERAWATAN PROGRAM B
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas berkat rahmat dan kasihNya,
sehingga akhirnya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Komunikasi Dalam Konteks
Perbedaan Sosial Dan Latar Belakang (Culture Diversity) Serta Keyakinan” makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Komunikasi dalam Keperawatan” dengan baik dan tepat
waktu. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah
ini.

Penulis menyadari banyak kekurangan dan hal-hal yang perlu ditambahkan pada tugas
makalah ini. Kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena itu kritik dan saran
sangat diharapkan dari para pembaca. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih banyak
kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini dan besar harapan penulis,
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan bagi pembaca.

September, 2020

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Penulisan 2
C. Manfaat Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN 3
A. Definisi Komunikasi 3
B. Komunikasi Sosial 3
C. Komunikasi Dalam Konteks Sosial 4
D. Faktor Yang Mempengaruhi Interaksi Sosial 4
E. Komunikasi Antar Budaya 5
F. Fungsi Komunikasi Antar Budaya 6
G. Unsur-Unsur Proses Komunikasi Antar Budaya 6
H. Hambatan Dalam Komunikasi Antar Budaya 7
I. Masalah Komunikasi Sosial Budaya Di Indonesia 8
J. Peranan Bahasa Dalam Komunikasi Antar Budaya 8

BAB III ANALISIS KASUS 9

BAB IV PENUTUP 11

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi merupakan suatu hubungan yang melibatkan proses ketika informasi dan
pesan dapat tersalurkan dari satu pihak (orang / media ) ke pihak lain.5Komunikasi
berhubungan dengan perilaku manusia dan kepuasan terpenuhinya kebutuhan berinteraksi
dengan manusia-manusia lainnya (Karmilah &Sobarudin,2019).

Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat. Komunikasi sebagai
sebuah proses pertukaran simbol verbal dan nonverbal antara pengirim dan penerima
untuk merubah tingkah laku. Jumlah simbolsimbol yang dipertukarkan tentu tak bisa
dihitung dan dikelompokkan secara spesifik kecuali bentuk simbol yang dikirim, verbal
dan non verbal. Memahami komunikasi pun seolah tidak ada habisnya, mengingat
komunikasi sebagai suatu proses yang tiada henti melingkupi kehidupan manusia, salah
satunya mengenai komunikasi antar budaya.

Komunikasi dan kebudayaan tidak sekedar dua kata, tetapi dua konsep yang tidak dapat
dipisahkan. Budaya itu sendiri adalah sesuatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama oleh suatu kelompok orang dari generasi ke 2 generasi. Komunikasi antar
budaya adalah setiap proses pembagian informasi, gagasan, atau perasaan diantara
mereka yang berbeda latar belakang budayanya. Proses pembagian informasi itu
dilakukan secara lisan dan tertulis, juga melalui bahasa tubuh, gaya atau tampilan pribadi,
atupun bantuan hal lain di sekitarnya yang memperjelas pesan. Kadangkala adanya
perbedaan budaya mampu menimbulkan konflik antara komunikator dengan komunikan
karena makna (meaning) yang diperoleh mengalami ketidakpastian
1
Komunikasi antar budaya (Intercultural Communication)terjadi apabila sebuah pesan
(massage) yang harus di mengerti dihasilkan oleh anggota dari budaya tertentu untuk
konsumsi anggota dari budaya yang lain, yang di kemukakan di dalam buku
“Intercultural Communication:A Reader” (Khoiruddin,2016).

Komunikasi antarbudaya terjadi karena adanya pebedaan persepsi dan kebiasaan antara
komunikator dengan komunikan. Menurut Devito dalam buku Mulyana (2001:168),
persepsi adalah proses dimana kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang
mempengaruhi indera kita. Komunikasi apapun bentuk dan konteksnya, selalu
menampilkan perbedaan iklim antara komunikator dengan komunikan. Karena ada
perbedaan iklim budaya tersebut, maka pada umumnya komunikasi yang terjadi selalu
difokuskan pada pesan-pesan yang menghubungkan individu atau kelompok dari dua
situasi budaya yang berbeda.

B. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana komunikasi dalam
konteks perbedaan sosial dan latar belakang (culture diversity) serta keyakinan yang akan
penulis gambarkan dalam analisis kasus nantinya.

C. Manfaat Penulisan

Penulis berharap agar makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca dan bagi
penulis sendiri, sehingga pemahaman mengenai komunikasi antar budaya lebih tergambar
dengan jelas.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi Komunikasi
Komunikasi adalah suatu hubungan yang melibatkan proses ketika informasi dan pesan
dapat tersalurkan dari satu pihak (orang / media ) ke pihak lain. Komunikasi berhubungan
dengan perilaku manusia dan kepuasan terpenuhinya kebutuhan berinteraksi dengan
manusia-manusia lainnya.

Komunikasi menurut Sukendar (2017) berasal dari bahasa Latin Communicatus atau
communication atau communicare yang berarti berbagi atau menjadi milik bersama.
Sehingga secara garis besar, dalam proses komunikasi harus ada unsur kesamaan makna
agar terjadi pertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator (penebar pesan) dan
komunikan (penerima pesan).

Secara terminologis komunikasi memiliki banyak arti. Mulyana (2016) mengutip Donald
Byker dan Loren J. Anderson mendefinisikan komunikasi adalah berbagi informasi antara
dua orang atau lebih.). Sedangkan West & Turner (2014) mengatakan bahwa komunikasi
adalah proses sosial dimana individu menggunakan simbol untuk membentuk dan
menafsirkan makna dalam lingkungan mereka. Dari beberapa definisi di atas maka
komunikasi merupakan sebuah proses sosial dimana terjadi perpindahan pesan dari pengirim
ke penerima yang melibatkan proses penafsiran makna dengan tujuan tertentu.

B. Komunikasi Sosial
1. Menurut The American Speech-Language-Hearing Association, yang dimaksud dengan
komunikasi sosial adalah kemunculan yang sinergis antara interaksi sosial, sosial
kognisi, pragmatis (verbal dan nonverbal), dan pemrosesan bahasa yang reseptif dan
ekspresif. Singkat kata, komunikasi sosial merujuk pada bahasa yang digunakan dalam
berbagai situasi sosial. 3
2. Sementara itu, D Ruben (1975) mendefinisikan komunikasi sosial sebagai proses yang
mendasari sebuah fenomena atau gejala yang terjadi sebagai sebuah konsekuensi
simbolisasi masyarakat dan pemanfaatan simbol serta difusi.

3. Menurut International Association of Communication Activists, istilah komunikasi


sosial merujuk pada penggunaan apa yang disebut dengan media sosial; atau bidang
studi yang mengeksplorasi bagaimana informasi dapat dirasakan, ditransmisikan, dan
dipahami, serta dampaknya bagi masyarakat. Karena itu, komunikasi sosial lebih
menekankan pada bidang politik dan sosial.

C. Komunikasi Dalam Konteks Sosial


1. Dalam konteks sebagai makhluk sosial,manusia tidak dapat hidup tanpa manusia lain,
karena itu dalam menjalin hubungan dengan manusia lain memerlukan komunikasi.
Komunikasi yang digunakan terdiri dari visual, audio, audiovisual, dan sebagainya.

2. Seorang perawat dituntut dapat melakukan komunikasi bukan hanya dengan tim
kesehatan melainkan dengan pasien dan keluarga pasien. Dengan demikian tujuan akan
tepat pada sasaran.

D. Faktor Yang Mempengaruhi Interaksi Sosial


1. Gaya berbicara dan konteks.
2. Pengaruh budaya.
3. Perbedaan komunikasi gender.
4. Interferensi bahasa atau pengaruh satu bahasa terhadap yang lain.
5. Aturan untuk kesopanan linguistik.
6. Penalaran sosial.
7. Kompetensi sosial yang terkait dengan sesama.
4
8. Tugas-tugas sosial.
E. Komunikasi Antar Budaya
Budaya adalah suatu konsep yang membangkitkan minat. Secara formal budaya
didefinisikan sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna,
hirarki, agama, waktu, peranan, hubungan ruang, konsep alam semesta, objek-objek materi
dan milik yang diperoleh sekelompok besar orang dari generasi ke generasi melalui usaha
individu dan kelompok (Mulyana, 1996).

Budaya dan komunikasi tak dapat dipisahkan satu sama lain, karena budaya tidak hanya
menentukan siapa bicara dengan siap, tentang apa dan bagaimana orang menyandi pesan,
makna yang ia miliki untuk pesan, dan kondisi-kondisinya untuk mengirim, memperhatikan
dan menafsirkan pesan. Budaya merupakan landasan komunikasi sehingga bila budaya
beraneka ragam maka beraneka ragam pula praktekpraktek komunikasi yang berkembang.

Untuk memahami terjadinya komunikasi antar budaya ada tiga dimensi yang perlu
diperhatikan yaitu :
1. Tingkat kelompok masyarakat budaya dari partisipan, seperti :
a. Kawasan di dunia, misalnya budaya barat/timur.
b. Nasional/negara.
c. Kelompok-kelompok ras /etnis dalam negeri.
d. Sub kelompok sosiologis.
2. Konteks sosial tempat terjadinya komunikasi antar budaya.
3. Saluran yang dilalui oleh pesan-pesan komunikasi antar budaya (verbal/non verbal)

Komunikasi Dalam Konteks Budaya


Pesan baik verbal maupun nonverbal sebenarnya terikat dengan budaya. Jika dua orang
melakukan komunikasi berasal dari suku yang sama, pendidikan yang sama, maka ada
kecendenrungan pihak tersebut mempunyai bahan yang sama untuk dikomunikasikan.
Misalnya dalam keperawatan budaya mempengaruhi cara klien dan perawat melakukan
komunikasi satu sama lain 5dalam berbagai situasi. Perawat belajar menegtahui makna
budaya dalam komunikasi. Pengaruh budaya menetapkan batas bagaimana seseorang
bertindak dan berkomunikasi.
F. Fungsi Komunikasi Antar Budaya
Beberapa fungsi komunikasi antarbudaya diantaranya:
1. Sebagai penanda identitas sosial
Setiap individu memiliki identitas sosial yang berbeda-beda. Hal ini tergantung kepada
seberapa bisa individu menjalankan perannya di sebuah masyarakat. Dengan adanya
komunikasi antarbudaya, identitas sosial akan terlihat dan cepat diidentifikasi.

2. Integrasi sosial
Dengan adanya komunikasi antarbudaya tidak hanya membuat masyarakat mengerti
satu sama lain namun, dengan adanya komnukasi antar dapat mempersatukan individu
satu dengan yang lain dalam interaksi tersebut.

3. Menambah pengetahuan
Komunikasi antarbudaya banyak memberikan pengetahuan-pengetahuan baru kepada
individu yang belum memiliki wawasan kepada suatu kebudayaan tertentu.

G. Unsur-Unsur Proses Komunikasi Antar Budaya


1. Komunikator
Komunikator merupakan pihak yang memperkarsai komunikasi. Maksudnya,
komunikator sebagai pengirim pesan kepada komunikan. Dalam komunikasi antar
budaya pihak komunikator berasal dari suatu kebudayaan yang berbeda dengan
komunikan.

2. Komunikan
Komunikan merupakan pihak yang menerima pesan tertentu. Maksudnya, komunikan
menjadi sasaran atau tujuan dari pesan yang dikirimkan oleh komunikator. Dalam
komunikasi antar budaya pihak komunikan memiliki kebudayaan yang berbeda dengan
komunikator.
6
3. Pesan
Pesan merupakan sesuatu yang akan disampaikan atau yang akan dialihkan oleh
komunikator kepada komunikan. Setiap pesan memiliki dua aspek utama yaitu isi pesan
dan perlakuan. Isi pesan ini terkait dengan daya tarik pesan dan perlakuan berkaitan
dengan penjelasan atau penataan isi pesan oleh komunikator.

4. Media
Dalam proses komunikasi antar budaya media merupakan tempat atau saluran yang
dilalui oleh pesan atau simbol yang dikirim melalui media tulis atau media massa.
Tetapi tidak semua pesan dapat dikirim melalui media ada kalanya komnikasi antar
budaya terjadi secara langsung atau tatap muka.

5. Efek dan umpan balik


Umpan balik merupakan tanggapan yang diberikan komunikan terhadap pesan yang
dikirimkan oleh komunikator. Tanpa umpan balik komunikasi antar budaya tidak akan
berjalan dengan baik. Komunikator dan komunikan tidak dapat memahami ide,
pikiran, perasaan yang terkadang terkandung dalam pesan tersebut.

6. Suasana
Suasana yang dimaksud disini yaitu tempat dan waktu serta suasana sosial/psikologis
ketika komunikasi antar budaya berlangsung.

7. Gangguan
Gangguan dalam komunikasi antar budaya yaitu terjadi kesalahan dalam menguraikan
makna pesan antar budaya karena latar belakang komunikator dan komunikan yang
berbeda.

H. Hambatan Dalam Komunikasi Antar Budaya


1. Faktor psikologis 7
Faktor psokologis berkaitan dengan kondisi kejiwaan seseorang yang mempengaruhi
baik secara positif maupun negative terhadap jalannya komunikasi.
2. Faktor ekologis
Faktor ekologis berkaitan dengan kekuatankekutan eksternal yang mempengarhi peserta
komunikasi, seperti perbedaan sosial ekonomi atau kondisi lingkungan seperti riuh,
bising, hujan, petir dan faktor alam lain yang mempengaruhi terjadinya komunikasi.

3. Faktor mekanis
Faktor mekanis berkaitan dengan media atau tehnologi yang digunakan dalam
berkomunikasi, seperti pertemuan, festival, telekonferensi, chat, dsb. (Shoelhi,2015)

I. Masalah Komunikasi Sosial Budaya di Indonesia


1. Fisik, berupa interfensi dengan transmisi fisik isyarat atau pesan lain, misalnya desingan
mobil yang lewat, dengungan komputer, kaca mata.
2. Psikologis, interfensi kognitif atau mental, misalnya prasangka dan bias pada sumber-
penerima-pikiran yang sempit.
3. Semantik, berupa pembicara dan pendengar memberi arti berlainan, misalnya orang
yang berbicara bahasa yang berbeda, menggunakan jargon atau istilah yang terlalu rumit
tidak dipahami pendengar.

J. Peranan Bahasa Dalam Komunikasi Antar Budaya


Bahasa merupakan sarana komunikasi utama manusia. Bahasa memiliki dua ciri utama yaitu
bahasa merupakan kode yang penggunaannya ditentukan bersama oleh masyarakat dan
bahasa merupakan suatu aspek kehidupan sosial manusia.

Dalam komunikasi antar budaya bahasa sangat mempengaruhi proses komunikasi dimana
apabila komukator menggunakan bahasa yang tidak dimengerti oleh komunikan maka pesan
yang disampaikan oleh komikator tidak dapat dipahami oleh komunikan sehingga proses
interaksi tidak akan terjadi. Oleh sebab itu, apabila melakukan komunikasi antar budaya
hendaknya menggunakan bahasa nasional atau bahasa internasional.
8
BAB III

ANALISIS KASUS

1. Komunikasi dalam konteks sosial dan budaya.


Di indonesia pemerintah yang memahami kebiasaan dan pola hidup masyarakat untuk
menegakkan kebiasaan hidup sehat maka pemerintah membuat peraturan. Contohnya yaitu
program Kb 2 anak cukup dan program imunisasi, peraturan yang dibuat digunakan untuk
membimbing perilaku dan kebiasaan dari masyarakat. Disini tampak terjadi komunikasi dari
pemerintah kepada masyarakat secara tidak langsung.

2. Komunikasi dalam konteks keyakinan


Perawat yang memiliki keyakinan yang sama dengan kliennya cenderung lebih mudah
memahami dan mengambil tindakan untuk menangani kliennya. Perawat professional harus
bisa memahami,mengantisipasi dan mengambil tindakan yang tepat terhadap klien yang
berbeda keyakinan terhadap perawat tersebut. Contoh : Klien yang menolak memakan
daging dikarenakan oleh keyakinan yang dimiliki oleh agamanya.Perawat harus mengambil
tindakan yang tepat bagaimana cara membujuk pasien tersebut untuk memakan daging
tersebut. Misalnya diberikan penjelasan yang kuat mengenai alasan kenapa pasien tersebut
harus makan daging.

3. Dalam budaya Sunda kombinasi makanan lalapan dan sambal menjadi menu wajib untuk
tiap kali makan. Lalapan sendiri adalah sayur-sayuran segar. Begitupun sambal yang harus
pedas. Konsumsi sayuran setiap hari bisa menjamin masukan nutrisi dan vitamin yang bagus
untuk tubuh dan kulit. Sedangkan, sambal dipercaya mampu berperan memperlancar
metabolisme tubuh dalam pembuangan lemak. Generasi penerus masyarakat Sunda akan
melakukan pembelajaran melalui interaksi, pengamatan, dan imitasi yaitu bagaimana orang
tua menyediakan hidangan makan dengan lalapan sebagai menu yang selalu ada dalam
setiap waktu makan. Pada akhirnya generasi penerus masyarakat Sunda melakukan imitasi
terhadap apa yang dilakukan oleh orang tuanya.
9
Analisis : Dalam konteks budaya makan lalapan oleh masyarakat sunda yang diwariskan
dari generasi ke generasi, maka dengan jelas mengatakan bahwa terjadi hubungan penting
antara budaya dan komunikasi. Bahwa budaya adalah komunikasi, dan komunikasi adalah
budaya. Seseorang mempelajari pandaangan dan pola budaya dalam proses komunikasi.
Ketika kita berinteraksi dengan orang lain, semuanya menyadarkan tentang nilai, norma,
Bahasa, dan budaya kita.

10
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Komunikasi adalah suatu hubungan yang melibatkan proses ketika informasi dan pesan
dapat tersalurkan dari satu pihak (orang / media ) ke pihak lain. Komunikasi berhubungan
dengan perilaku manusia dan kepuasan terpenuhinya kebutuhan berinteraksi dengan
manusia-manusia lainnya

Manusia adalah mahkluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri melainkan selalu berinteraksi
dengan sesamanya. Untuk keperluan tersebut, manusia menggunakan bahasa sebagai alat
komunikasi sekaligus sebagai identitas kelompok.

Berdasarkan pada kasus komunikasi dalam konteks sosial dan budaya didapatkan hasil
program Kb 2 anak cukup dan program imunisasi, peraturan yang dibuat digunakan untuk
membimbing perilaku dan kebiasaan dari masyarakat. Disini tampak terjadi komunikasi dari
pemerintah kepada masyarakat secara tidak langsung. Dan pada kasus komunikasi dalam
konteks keyakinan Klien yang menolak memakan daging dikarenakan oleh keyakinan yang
dimiliki oleh agamanya. Perawat harus mengambil tindakan yang tepat bagaimana cara
memberikan penjelasan yang kuat mengenai alasan kenapa pasien tersebut harus makan
daging. Pada budaya Sunda makan lalapan oleh masyarakat sunda yang diwariskan dari
generasi ke generasi, maka dengan jelas mengatakan bahwa terjadi hubungan penting antara
budaya dan komunikasi. Bahwa budaya adalah komunikasi, dan komunikasi adalah budaya.
Seseorang mempelajari pandangan dan pola budaya dalam proses komunikasi. Ketika kita
berinteraksi dengan orang lain, semuanya menyadarkan tentang nilai, norma, Bahasa, dan
budaya kita.

11
B. SARAN

Komunikasi sangatlah penting dalam konteks kehidupan manusia. Sudah semestinya kita
mempelajari dan memahami berbagai macam komunikasi dalam konteks-konteks yang
berbeda sehingga memudahkan kita dalam melakukan berkomunikasi yang benar dan tepat
kepada orang lain. Dengan telah mengetahui peran dan komunikasi secara tidak langsung
melalui pembelajaran ini yaitu konsep komunikasi dalam konteks sosial, dan budaya, serta
keyakinan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Khoiruddin Muchtar, Iwan Koswara, Agus Setiaman.2016.Komunikasi antar budaya


dalam prespektif antropologi

Rizak Moehammad.2018.Peran Komuniasi Antar Budaya Dalam Mencegah Konflik.


Islamic Comunication Journal Volume 03, nomor 1

Karmilah Sobarudin.2019. Konsep dan Dinamika Komunikasi Antar Budaya Di


Indonesia. Jurnal dakwah dan komunikasi Volume 4, Nomor. 1

Anda mungkin juga menyukai