Anda di halaman 1dari 36

lOMoARcPSD|20330992

Downloaded by Eky Ky (kyeky16@gmail.com)


lOMoARcPSD|20330992

DISTRIBUSI PRODUK DAN HARGA

Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Manajemen Pemasaran

Dosen Pengampu : Anwar SA, M.M.Inov

Disusun oleh:

Revky Pratama H. (1910631030135)


Rafi Rahmat A. (1910631030135)
Moh.Fauzi (1910631030135)

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

Downloaded by Eky Ky (kyeky16@gmail.com)


lOMoARcPSD|20330992

TAHUN 2022

Downloaded by Eky Ky (kyeky16@gmail.com)


lOMoARcPSD|20330992

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Distribusi Produk dan Harga” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Manajemen Pemasaran. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang materi distribusi produk dan harga bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ajat Sudrajat, SE., MM.,
selaku dosen Mata Kuliah Manajemen Pemasaran yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Karawang, 2022
Ruditara

Downloaded by Eky Ky (kyeky16@gmail.com)


lOMoARcPSD|20330992

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 2

1.3 Tujuan .......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 4

2.1 Definisi Produk ............................................................................................ 4

2.1.1 Pemberian Merek .................................................................................. 5

2.1.2 Individual Branding ............................................................................... 6

2.1.3 Family Branding..................................................................................... 6

2.1.4 Brand Management ................................................................................ 7

2.2 Positioning Produk ...................................................................................... 8

2.2.1 Strategi Positioning Produk .................................................................. 9

2.2.2 Konsep Positioning .............................................................................. 10

2.3 Diferensiasi Produk ................................................................................... 11

2.3.1 Product Bundling.................................................................................. 11

2.3.2 Lini Produk .......................................................................................... 12

2.4 Harga .......................................................................................................... 12

2.5 Menetapkan Harga Produk ...................................................................... 13

2.6 Perhitungan Harga .................................................................................... 14

2.7 Saluran Distribusi...................................................................................... 16

2.8 Strategi Distribusi...................................................................................... 18

ii

Downloaded
lOMoARcPSD|20330992

2.9 Mengelola Distribusi Fisik ........................................................................ 21

2.10 Operasi Transportasi .............................................................................. 23

BAB III PENUTUP.............................................................................................. 25

3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 25

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 27

iii

Downloaded by Eky Ky (kyeky16@gmail.com)


lOMoARcPSD|20330992

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Salah satu tujuan utama setiap perusahaan adalah memperoleh laba


semaksimal mungkin. Berhasil tidaknya perusahaan dalam mencapai tujuan
bukanlah semata-mata tergantung kepada kemampuan memproduksi barang
dan jasa.
Masalah distribusi merupakan salah satu persoalan yang perlu diperhatikan
di bidang pemasaran. Saluran disitribusi mempunyai arti yang sangat penting
untuk mencapai sukses perusahaan dalam memasarkan produknya. Agar suatu
produk dikatakan ada dan berguna, maka produk tersebut harus tersedia di
pasar pada saat dibutuhkan konsumen dan dapat dijangkau oleh konsumen.
Produk dan pasar tidak akan dapat bertemu secara otomatis tetapi mutlak
harus ada jalur yang menghubungkannya. Jalur tersebut adalah merupakan
komponen-komponen dari sistem pemasaran dan tidak dapat dipisahkan satu
sama lain dalam hubungannya dengan kegiatan yang dilaksanakan untuk
mencapai tujuan pemasaran. Saluran distibusi memegang peranan yang sangat
penting di bidang pemasaran karena saluran distribusi menciptakan faedah
waktu (time utility) melalui penyimpanan sampai pada saat produk dibutuhkan
konsumen. Saluran distribusi juga menciptakan faedah tempat (place utility)
dengan mengadakan pengangkutan sampai kepada lokasi yang diinginkan.
Selain itu, saluran distribusi juga menciptakan faedah milik (possession utility)
melalui arus pengalihan barang dari produsen melalui lembaga perantara
sampai kepada konsumen terakhir.
Pemasaran dapat dikatakan berhasil apabila dapat menghubungkan
produsen dan konsumen. Saluran distribusi tidak bermanfaat karena adanya
kesenjangan di antara sistem distribusi yang dimiliki produsen saat ini dengan
sistem ideal yang akan memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan
sasaran. Perusahaan yang semakin berkembang dengan volume produksi yang
bertambah besar akan menuntut pemanfaatan saluran distribusi yang lebih 1
2

Downloaded
by Eky Ky
(kyeky16@gmail.com)
lOMoARcPSD|20330992

besar. Adanya kesalahan di dalam memilih saluran distribusi dapat


mengakibatkan tidak sampainya produk dalam jumlah dan waktu yang tepat
kepada konsumen, sehingga menimbulkan kerugian yang besar bagi
perusahaan. Dengan demikian, keputusan mengenai saluran pemasaran
merupakan salah satu keputusan paling kritis yang dihadapi manajemen karena
saluran yang dipilih perusahaan mempengaruhi seluruh keputusan pemasaran
lainnya.
Berdasarkan pemaparan tersebut, saya merasa tertarik untuk menyelesaikan
tugas dan segera menyusun makalah ini dengan judul “Distrubusi Produk dan
Harga”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan sebelumnya,


saya mendapatkan beberapa masalah yang akan dibahas pada makalah ini,
yaitu sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan produk: pemberian merek, individual branding,
family branding, dan brand management?
2. Apa yang dimaksud dan bagaimana positioning produk: strategi positioning
produk, dan konsep positioning?
3. Apa yang dimaksud dan bagaimana diferensiasi produk: product bundling
dan lini produk?
4. Apa yang dimaksud dan bagaimana harga: menetapkan harga produk dan
perhitungan harga?
5. Apa yang dimaksud dan bagaimana saluran distribusi: strategi distribusi,
mengelola distribusi fisik, dan operasi transportasi?

1.3 Tujuan

Adapun beberapa tujuan dalam penyusunan makalah ini, adalah sebagai


berikut:
1. Mengetahui definisi produk: pemberian merek, individual branding, family
branding, dan brand management.

2. Mengetahui definisi dan penerapan positioning produk: strategi positioning


produk, dan konsep positioning.

Downloaded by Eky Ky (kyeky16@gmail.com)


lOMoARcPSD|20330992

3. Mengetahui definisi dan penerapan positioning produk: strategi positioning


produk, dan konsep positioning.
4. Mengetahui definisi dan penerapan harga: menetapkan harga produk dan
perhitungan harga.
5. Mengetahui definisi dan penerapan saluran distribusi: strategi distribusi,
mengelola distribusi fisik, dan operasi transportasi.

Downloaded
by Eky Ky
lOMoARcPSD|20330992

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Produk

Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan,


dimiliki, dipakai, atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan dan
kebutuhan. Dalam pengertian luas, produk mencakup apa saja yang bisa
dipasarkan, termasuk benda-benda fisik, jasa manusia, tempat, organisasi
tangga, dan ide atau gagasan (Wahyu Saidi, 2007). Jasa adalah produk yang
terdiri dari aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang dijual, seperti gunting
rambut, penyiapan pajak, dan perbaikan rumah.
Perusahaan dapat melanjutkan untuk membuat produk mereka lebih
menarik dan kompetitif pada tahap yang manapun dari pertumbuhan sampai
kemunduran. Sebagai contoh, berbagai produk perangkat lunak sering di
upgrade beberapa tahun sekali ketika pengembang menambahkan fitur baru
dan mengambil keuntungan dari perangkat keras komputer yang lebih tangguh.
Daur hidup produk dapat diperpanjang dengan melakukan berbagai langkah
kreatif dan inovatif, atau melakukan terobosan-terobosan berikut (Thamrin
Abdullah dan Francis Tantri, 2012):
1. Perluasan produk (product extension). Produk yang telah ada dipasarkan
secara global dalam bentuk yang sama, tanpa dimodifikasi. Contohnya:
Coca-cola, Jeans Levi’s.
2. Adaptasi produk (product adaptation). Melakukan modifikasi produk utama
agar sesuai dengan keinginan masyarakat negara yang dituju. Contohnya,
McDonald’s di Jerman mencakup menu bir, di Indonesia mencakup menu
nasi.
3. Pengenalan ulang (reintroduction). Produk-produk yang di pasar lama telah
dianggap usang dapat dikenalkan ulang pada pasar-pasar yang baru.

Downloaded by Eky Ky (kyeky16@gmail.com)


lOMoARcPSD|20330992

2.1.1 Pemberian Merek

Merek (brand) adalah simbol pengejawantahan seluruh informasi


yang berkaitan dengan produk atau jasa. Merek biasanya terdiri dari
nama, logo dan seluruh elemen visual lain seperti gambar, tipografi,
warna dan simbol. Merek juga merupakan visualisasi dari citra yang
ingin ditanamkan di benak konsumen. Dalam konteks lain, merek sering
menggunakan kata merek dagang (trademark).
Beberapa pemasar membedakan aspek psikologi merek dengan
aspek pengalaman. Aspek pengalaman merupakan gabungan seluruh
poin pengalaman berinteraksi dengan merek, atau sering disebut brand
experience. Aspek psikologis sering direferensikan sebagai brand image,
adalah citra yang dibangun dalam alam bawah sadar konsumen melalui
informasi dan ekspektasi yang diharapkan melalui produk atau jasa.
Pendekatan yang menyeluruh dalam membangun merek meliputi
struktur merek, bisnis dan manusia yang terlibat dalam produk
(Hermawan Kertajaya, 2004).
Citra merek dibangun dengan memasukkan kepribadian atau citra ke
dalam produk atau jasa, untuk kemudian dimasukkan ke alam bawah
sadar konsumen. Merek merupakan salah satu elemen penting dalam
tema periklanan, untuk menunjukkan apa yang bisa diberikan oleh
pemilik merek pada pasar. Dalam membangun dan mengelola merek
disebut brand management.
Merek yang telah dikenal luas oleh pasar disebut brand recognition.
Merek ini dibangun dari titik dimana merek mendapat sentimen positif
di pasar. Tingkatan di mana sentimen positif tersebut mencapai titik
puncaknya disebut brand franchise. Poin keberhasilan dalam brand
recognition adalah merek dapat dikenal tanpa nama perusahaan pemilik
merek. Sebagai contoh, Disney yang sukses dalam membangun merek
melalui tipografi huruf yang aslinya merupakan tanda tangan Walt
Disney.

Downloaded
by Eky Ky
lOMoARcPSD|20330992

Brand equity mengukur keseluruhan nilai dari merek terhadap


pemilik merek dan menggambarkan tingkat brand franchise. Jika merek
tersebut secara eksklusif mengidentifikasi pemilik merek sebagai merek
produk atau jasa, sebaiknya pemilik merek melindungi hak kepemilikan
merek tersebut dengan mendaftarkannya sebagai merek dagang.
Kebiasaan menghubungkan satu produk dengan merek sudah menjadi
budaya saat ini. Hampir semua produk memiliki identitas, mulai dari
garam sampai baju.
Ciri-ciri merek yang baik: mudah diingat, mudah dikenali, mudah
diucapkan, menarik, terlindungi dengan baik, menampilkan manfaat
produk atau saran penggunaan produk, menonjolkan citra perusahaan
atau produk, dan menonjolkan perbedaan produk dibanding pesaing (Jeff
Madura, 2001).

2.1.2 Individual Branding

Individual branding juga dikenal dengan nama multibranding, yaitu


strategi pemasaran dengan memasukkan portofolio produk ke tiap
produk dan memberikan merek unik. Hal ini berlawanan dengan family
branding, di mana seluruh produk dalam lini produk yang sama diberi
satu merek dagang. Keuntungan individual branding adalah tiap produk
memiliki citra dan identitas sendiri sehingga memudahkan positioning
produk. Hal ini akan meminimalkan efek halo dan setiap produk akan
secara otomatis dapat menempati segmen masing-masing tanpa
perlakuan khusus. Individual branding juga digunakan untuk menjaga
citra merek perusahaan agar tidak berubah setelah merger atau akuisisi
(Eddy Soeryanto, 2010).

2.1.3 Family Branding

Family branding adalah strategi pemasaran yang memasukkan


beberapa produk setara ke dalam satu merek. Ada beberapa
pertimbangan ekonomis dalam menerapkan strategi family branding

Downloaded by Eky Ky (kyeky16@gmail.com)


lOMoARcPSD|20330992

karena beberapa produk setara namun tidak saling bersaing akan dapat
dipromosikan dengan hanya menggunakan satu event promosi. Family
branding ditujukan untuk mengenalkan produk baru yang mendukung
produk yang telah ada di pasaran. Hal ini dilakukan karena dalam
membeli suatu produk, konsumen akan melibatkan pengalaman mereka
terhadap satu merek yang telah mereka kenal. Memasukkan produk baru
ke merek yang telah populer akan menuntun konsumen untuk lebih
mudah membeli, lebih mudah menerima produk baru tersebut, dan masih
ada beberapa keuntungan yang diperoleh, termasuk menguatkan citra
merek tersebut.
Family branding menambah beban pemilik merek dan
mengharuskan pemilik merek untuk dapat menjaga konsistensi kualitas
produk dan nilai merek. Apabila ada satu produk yang memiliki kualitas
di bawah standar penurunan penjualan tidak hanya akan terjadi pada
produk tersebut tetapi juga produk lain yang bernaung dalam satu merek.
Family branding hanya boleh dilakukan apabila seluruh lini produk
memiliki kualitas yang setara.

2.1.4 Brand Management

Brand management atau manajemen merek adalah salah satu praktik


pemasaran yang spesifik menangani produk. Para pemasar melihat merek
memiliki implikasi penting terhadap citra kualitas produk yang ingin
ditampilkan ke konsumen dengan harapan bahwa dengan adanya jaminan
standar kualitas melalui merek, konsumen akan terus membeli produk
dari lini produk yang sama. Merek juga dapat meningkatkan penjualan
dan membuat suatu produk lebih mudah bersaing. Dengan merek, harga
bisa dinaikkan sehingga berimplikasi pada naiknya omset dan
keuntungan penjualan. Premium brand (merek premium) biasanya
menghabiskan biaya produksi lebih tinggi dibanding produk lain dalam
lini yang sama. Economy brand (merek ekonomis) ditujukan bagi
segmen pasar yang sensitif harga hingga di merek ini harga bisa sangat

Downloaded
by Eky Ky
(kyeky16@gmail.com)
lOMoARcPSD|20330992

fleksibel. Fighting brand (merek petarung) dibuat secara khusus untuk


menghadapi ancaman pesaing.
Setiap produk memiliki nama merek yang menunjukkan keberadaan
produk tersebut. Apabila kualitas produk memuaskan konsumen maka
akan menumbuhkan kesetiaan terhadap merek (brand loyalty) dari
pangsa pembeli berulang yang terbesar. Merek pribadi atau label pribadi
adalah merek yang dikondisikan oleh pedagang grosir atau pengecer
kepada produsen tertentu. Merek lisensi adalah merek yang hak namanya
telah dibeli penjual dari perseorangan atau organisasi tertentu. Pemasar
menjual merek karena merek menarik bagi publik, di mana pembeli
berharap citra dan status merek akan melekat pada dirinya.
Produk yang akan dijual memerlukan pengemasan (packaging).
Pengemasan berperan sebagai iklan yang dapat membuat produk terlihat
menarik, memamerkan nama mereknya, serta mengidentifikasi ciri dan
manfaatnya. pengemasan juga mengurangi risiko kerusakan, pecah, atau
pembusukan serta mempersulit pencurian barang-barang berukuran kecil
(Sofjan Anssauri, 1990).

2.2 Positioning Produk

Positioning adalah cara membangun citra atau identitas di benak konsumen


untuk produk, merek atau lembaga tertentu dengan membangun persepsi relatif
suatu produk terhadap produk lain. Menurut Wahyu Saidi (2007), positioning
adalah upaya menanamkan citra produk di benak konsumen. Hal ini berkaitan
dengan upaya membedakan produk dengan produk pesaing. Contoh
positioning statement yang dimiliki oleh Da Vinci, yaitu The Great Way to
Live. Da Vinci mencoba menguatkan posisinya di pasar sebagai furniture
mewah bergaya klasik sehingga siapapun yang memiliki produk Da Vinci akan
merasa dirinya hebat.
Karena penikmat produk adalah pasar maka yang perlu dibangun adalah
persepsi pasar. Reposisi produk sangat ditentukan dari sudut pandang mana
konsumen melihat citra produk tersebut. Apabila kita menerapkan family

Downloaded by Eky Ky (kyeky16@gmail.com)


lOMoARcPSD|20330992

branding dalam mengembangkan produk, maka keseluruhan citra perusahaan


akan sangat berpengaruh atas citra produk. Repositioning merupakan kegiatan
yang melibatkan penggantian identitas produk, jalinan kompetitor yang ada dan
mengubah citra yang ada di benak konsumen. Depositioning merupakan
kegiatan untuk mengganti jaringan kompetitor. Tujuannya adalah untuk
mengganti segmen pasar. Kegiatan ini mengharuskan pemilik merek untuk
mengubah citra produk yang ada di benak konsumen. Contoh paling nyata
adalah dalam industri otomotif. Yamaha melakukan depositioning untuk
produk Vega-R-nya dari segmen menengah ke segmen ekonomis, sebagai
pesaing langsung dari produk murah dari Cina, produk Supra Fit dari Honda
dan Smash dari Suzuki.

2.2.1 Strategi Positioning Produk

Kemampuan untuk mengidentifikasi peluang positioning


merupakan ujian yang berat bagi seorang pemasar. Keberhasilan suatu
positioning biasanya berakar pada berapa lama produk tersebut
mempunyai keunggulan bersaing. Hal mendasar dalam membangun
strategi positioning suatu produk adalah (George Terry dan Stephen G.
Franklin, 1992): positioning pada fitur spesifikasi produk, positioning
pada spesifikasi penggunaan produk, positioning pada frekuensi
penggunaan produk, positioning pada alasan mengapa memilih produk
tersebut dibanding pesaing, positioning melawan produk pesaing,
positioning dengan melakukan pemisahan kelas produk, dan positioning
dengan menggunakan simbol budaya atau kultur. Pada umumnya proses
positioning produk berupa:
1. Mendefinisikan ke segmen pasar mana produk tersebut akan
ditempatkan.
2. Mengidentifikasikan dimensi atribut dan kemasan untuk menentukan
seberapa besar pasar.
3. Mengumpulkan informasi dari konsumen tentang persepsi mereka
terhadap produk dan produk pesaing.

Downloaded
by Eky Ky
(kyeky16@gmail.com)
lOMoARcPSD|20330992

10

4. Mengukur seberapa jauh persepsi konsumen terhadap produk.


5. Mengukur seberapa besar pasar produk pesaing.
6. Mengukur kombinasi target pasar untuk menentukan variabel
marketing dalam melakukan marketing mix.
7. Menguji ketepatan antara:
a. Daya saing produk kita dengan produk pesaing.
b. Posisi produk kita dalam persaingan.
c. Posisi faktor ideal dalam marketing mix.
Proses positioning untuk barang dan jasa sama saja, meskipun jasa
tidak memiliki wujud fisik, namun prosesnya sama. Namun demikian
karena jasa tidak memiliki visualisasi yang jelas maka sebelum
membangun positioning, kita harus bertanya kepada konsumen untuk
nilai tambah apa yang mereka inginkan dari layanan kita, mengapa
mereka memilih jasa orang lain dibanding jasa kita, dan apakah ada
karakteristik khusus yang membedakan layanan kita dibanding layanan
perusahaan lain.
Menuliskan nilai pembeda dari sudut pandang konsumen
merupakan tahap awal proses positioning. Ujilah pada orang yang belum
mengenal kita, tidak tahu apa yang kita lakukan dan yang kita jual,
kemudian perhatikan ekspresi wajah mereka dan bagaimana mereka
merespon. Pada saat mereka ingin tahu lebih banyak tentang produk kita
karena mereka tertarik dengan prolog kita, itu adalah tanda bahwa kita
berada di jalur yang tepat.

2.2.2 Konsep Positioning

Secara umum, ada tiga konsep positioning (Heller Robert, 2009):


1. Functional positions: pemecahan masalah, menyediakan manfaat bagi
konsumen, memperoleh persepsi yang menyenangkan dari investor.
2. Symbolic positions: peningkatan citra diri, identifikasi diri, rasa ikut
memiliki dan tingkat penghargaan lingkungan terhadap perusahaan,
membangun pengaruh yang cukup kuat dalam segmen pasar tertentu.

Downloaded by Eky Ky (kyeky16@gmail.com)


lOMoARcPSD|20330992

11

3. Experiential positions: mampu menstimulasi sensor motorik, mampu


menstimulasi sensor kognitif.

2.3 Diferensiasi Produk

Diferensiasi produk adalah kegiatan memodifikasi produk agar menjadi


lebih menarik. Diferensiasi memerlukan penelitian pasar yang cukup serius
agar bisa benar-benar berbeda, juga diperlukan pengetahuan tentang produk
pesaing. Diferensiasi produk biasanya hanya mengubah sedikit karakter
produk, antara lain kemasan dan tema promosi tanpa mengubah spesifikasi
fisik produk, meskipun itu diperbolehkan.
Tujuan dari strategi diferensiasi adalah mengembangkan positioning yang
tepat sesuai keinginan konsumen potensial yang dituju. Jika pasar melihat
produk memiliki perbedaan dibanding produk pesaing, akan lebih mudah
mengembangkan bauran pemasaran (marketing mix) untuk produk tersebut.
Diferensiasi produk yang berhasil adalah diferensiasi yang mampu
mengalihkan basis persaingan dari harga ke faktor lain, seperti karakteristik
produk, strategi distribusi atau variabel-variabel promotif lainnya. Kelemahan
dari diferensiasi adalah perlunya biaya produksi tambahan dan iklan
besarbesaran.

2.3.1 Product Bundling

Product bundling adalah strategi untuk menggabungkan penjualan


beberapa produk dalam satu paket. Strategi ini sangat umum digunakan
dalam bisnis paket liburan, paket shampo dan conditioner, atau perangkat
lunak (software). Sebagai contoh, Microsoft memaketkan software
pengolah kata, spreadsheet, dan database ke dalam satu paket Office
Suite yang disebut Microsoft Office Suite. Dalam industri masakan cepat
saji, beberapa item produk ditawarkan menjadi satu paket khusus.
Strategi ini memiliki tingkat keberhasilan tinggi apabila: 1. Biaya
produksi rendah. 2. Pangsa pasar cukup besar. 3. Konsumen berminat
karena ada unsur penyederhanaan dalam proses produksi dan dapat

Downloaded
by Eky Ky
(kyeky16@gmail.com)
lOMoARcPSD|20330992

12

mengambil manfaat dari pembelian produk. 4. Rata-rata marginal cost


rendah. 5. Customer acquisition cost tinggi.
Product bundling sangat tepat untuk produk yang memiliki volume
penjualan dan tingkat keuntungan yang tinggi. Product bundling sangat
tepat dan efektif apabila diterapkan pada produk informasi digital yang
memiliki marginal cost nyaris nol. Pada pasar oligopolistik dan
monopolistik, product bundling akan nampak tidak fair karena pilihan
produk sangat terbatas bagi konsumen sehingga mereka tidak punya
pilihan lain. Pure bundling terjadi apabila konsumen hanya bisa membeli
keseluruhan paket. Mixed bundling terjadi apabila konsumen bisa
memilih antara membeli keseluruhan paket atau juga dapat membeli
secara terpisah.

2.3.2 Lini Produk

Lini produk adalah kelompok produk yang berhubungan erat karena


memiliki fungsi serupa, dijual kepada kelompok pelanggan yang sama,
dipasarkan melalui jenis toko yang sama, atau masuk pada kisaran harga
yang sudah ada. Misalnya General Motors membuat beberapa lini mobil,
Nike membuat beberapa lini sepatu atletik, dan Motorola membuat
beberapa lini produk telekomunikasi (Thamrin Abdullah, 2012). Dalam
mengembangkan strategi lini produk, pemasar menghadapi sejumlah
keputusan sulit: panjang lini produk, memperpanjang ke bawah,
memperpanjang ke atas, memperpanjang kedua arah, mengisi lini
produk, modernisasi lini produk, dan menonjolkan lini produk.

2.4 Harga

Harga (price) adalah suatu nilai tukar yang bisa disamakan dengan uang
atau barang lain untuk manfaat yang diperoleh dari suatu barang atau jasa bagi
seseorang atau kelompok pada waktu tertentu dan tempat tertentu (Deliyanti
Oentoro, 2012). Harga berinteraksi dengan seluruh elemen lain dalam bauran
pemasaran untuk menentukan efektivitas setiap elemen dan keseluruhan

Downloaded by Eky Ky (kyeky16@gmail.com)


lOMoARcPSD|20330992

13

elemen. Untuk menetapkan harga harus dipertimbangkan tiga elemen penting


biaya, margin atau kenaikan harga, dan kompetisi. Langkah awal dalam
penetapan harga adalah menghitung biaya-biaya yang secara langsung
berhubungan dengan produk atau jasa.
Untuk perusahaan manufaktur, misalnya, harus dihitung biaya bahan baku
dan tenaga kerja terkait produk tersebut. Untuk non-manufaktur seperti
pakaian, harus menghitung biaya barang dan pemasok. Jadi dalam menghitung
biaya suatu produk perlu menghitung biaya overhead (beban tambahan).
Kenaikan harga atau margin. Pada industri perhiasan, pakaian, furniture,
dan kosmetik, peritel dari produk-produk tersebut menggunakan kenaikan
harga standar untuk harga barang di tokonya. Jadi bila peritel membeli 1 lusin
spidol seharga Rp10.000 maka ia akan menjualnya seharga Rp20.000 bila
standar kenaikan harga 100% dari biaya.
Kompetisi. Bila suatu produk tidak memiliki perbedaan yang signifikan
maka penetapan harga akan tidak jauh berbeda atau kompetisinya kecil. namun
bila produk yang sama diberi inovasi maka akan terjadi perbedaan harga yang
cukup besar di mana kompetisinya meningkat. Biasanya pada pasar produk
yang tidak terdiferensiasi hanya terdapat sedikit ruang variasi harga dari proses
kompetisi sehingga untuk meningkatkan keuntungan haruslah dengan
menurunkan harga. Harga memiliki dua peran utama dalam proses
pengambilan keputusan para pembeli, yaitu peran alokasi dan peran informasi.
Peran alokasi dari harga adalah fungsi harga dalam membantu para pembeli
untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang
diharapkan berdasarkan kekuatan membelinya. Peran informasi dari harga
adalah fungsi harga dalam mendidik konsumen mengenai faktor produk,
misalnya kualitas.

2.5 Menetapkan Harga Produk

Penetapan harga sebagai elemen bauran pemasaran dan rencana pemasaran


akan menentukan posisi produk di suatu pasar serta apa yang dapat dihasilkan
oleh produk tersebut. Untuk produk baru dapat diterapkan harga penetrasi,

Downloaded
by Eky Ky
(kyeky16@gmail.com)
lOMoARcPSD|20330992

14

yakni harga awal rendah untuk menarik minat pembeli, atau harga mengapung
(price skimming), yakni harga awal tinggi karena dianggap berbeda dengan
produk yang telah ada di pasar. Untuk produk yang telah beredar dapat
diterapkan harga di bawah harga pasar bila kualitas produk memadai, di atas
harga pasar bila kualitas produk lebih baik, pada harga pasar bila kualitas
produk sama tetapi lokasi usaha lebih strategis dan kemampuan promosi lebih
baik.
Strategi penentuan harga yang memengaruhi psikologi konsumen adalah
(Deliyanti Oentoro, 2012):
1. Prestige Pricing (harga prestis): menetapkan harga yang tinggi dan
membentuk image kualitas produk yang tinggi yang umumnya dipakai
untuk produk shopping dan specially. Contoh Roll Royce, Rolex, Guess,
Prada, dan lain sebagainya.
2. Odd Pricing (harga ganjil): menetapkan harga ganjil atau sedikit di bawah
harga yang telah ditentukan dengan tujuan agar pembeli secara psikologis
mengira produk yang akan dibeli lebih murah.
3. Multiple-Unit Pricing (harga rabat): memberikan potongan harga tertentu
apabila konsumen membeli produk dalam jumlah banyak.
4. Price Lining (harga lini): memberikan cakupan harga yang berbeda pada lini
produk yang berbeda. Bioskop 21 memberikan harga standar untuk
konsumen standar dan mengenakan harga lebih mahal untuk jenis premier.
Strategi harga diskon pada penjual adalah strategi dengan memberikan
potongan harga dari harga yang sudah ditetapkan demi meningkatkan
penjualan suatu produk barang atau jasa. Pada umumnya diskon dapat
diberikan dalam bentuk diskon kuantitas dan diskon pembayaran tunai.

2.6 Perhitungan Harga

Harga Berorientasi Biaya (Cost Oriented Pricing). Tujuannya adalah agar


harga yang ditetapkan dapat menutup biaya-biaya produksi yang telah
dikeluarkan (sewa toko, upah, listrik, air, material). Untuk itu harga pabrik

Downloaded by Eky Ky (kyeky16@gmail.com)


lOMoARcPSD|20330992

15

harus di-mark up, yakni dengan mempertinggi harga jual. Perhitungannya


didasarkan atas persamaan berikut:

Persentase Mark up = Mark up : Harga Jual

Misalkan, Toko Anisty membeli komputer dari pabrik seharga Rp3.000.000


per unit. Agar dapat menutupi biaya-biaya produksi, komputer tersebut di mark
up sebesar Rp2.000.000 sehingga harga jualnya menjadi Rp5.000.000. Maka:

Persentase Mark up = Rp2.000.000 : Rp5.000.000 = 40%

Persentase 40% ini merupakan laba bruto bagi toko tersebut.

Analisis Titik Impas (Break Even Analysis). Tujuannya adalah menganalisis


besar biaya terhadap pendapatan atas berbagai volume penjualan. Titik impas
adalah titik yang menunjukkan kondisi dimana pendapatan dan pengeluaran
atas suatu produk tidak menghasilkan keuntungan maupun kerugian.
Analisis impas melibatkan dua jenis biaya, yakni biaya variabel, yakni biaya
yang berubah sesuai tingkat produksi. Contohnya, biaya bahan baku dan biaya
pengiriman, dan pasokan konsumsi selama produksi. Biaya tetap, yakni biaya
yang stabil berapapun jumlah produk yang dihasilkan. Biaya ini termasuk
pembayaran sewa, premi asuransi, dan real estate pajak. Total biaya operasi
usaha adalah jumlah dari biaya variabel dan biaya tetap. Volume impas adalah
volume penjualan minimum yang harus dicapai oleh perusahaan untuk
menghindari kerugian. Jika volume penjualan melebihi titik impas akan
menghasilkan keuntungan. Sebaliknya apabila volume penjualan di bawah
volume impas maka akan mengakibatkan kerugian (Hair Lamb & McDaniel,
2001).
Analisis impas tidak mendikte harga yang akan ditetapkan namun
memberikan beberapa informasi tentang jumlah unit yang harus dijual pada
harga yang ditetapkan untuk membuat keuntungan. Analisis sangat berguna
saat mencoba menghitung jumlah yang menaikkan harga untuk memperoleh

Downloaded
by Eky Ky
(kyeky16@gmail.com)
lOMoARcPSD|20330992

16

keuntungan. Perhitungan titik impas (break even point) dilakukan berdasarkan


persamaan:

Titik Impas (unit) = Biaya Tetap Total : (Harga Jual - Biaya Variabel)

Pada kasus di atas, biaya variabelnya Rp3.000.000 dan apabila biaya tetap
selama satu tahun Rp60.000.000 maka jumlah komputer yang harus terjual agar
pendapatan dapat menutupi biaya tetap sekaligus biaya variabel adalah:

Titik Impas = Rp60.000.000 : (Rp5.000.000-Rp3.000.000) = 30 unit

Menurut Saladin (2006), terdapat beberapa metode penetapan harga jual,


yaitu: a. Penetapan harga mark up (mark up pricing). Penetapan harga menurut
metode ini adalah berdasarkan biaya keseluruhan yang telah dikeluarkan
dengan mark up tertentu sebagai keuntungan. b. Penetapan harga menurut
tingkat sasaran (target return pricing). Perusahaan menetapkan harga jual
berdasarkan persentase yang diinginkan dari investasi yang ditanam dari
sejumlah unit yang diharapkan terjual. c. Penetapan harga menurut pandangan
konsumen (perceive value pricing). Penetapan harga jual berdasarkan nilai
yang dirasakan oleh konsumen terhadap produk tersebut. d. Penetapan harga
berdasarkan harga pasar (going rate pricing). Penetapan harga jual berdasarkan
harga yang telah ditetapkan pesaing pasar. e. Penetapan harga dalam sampul
tertutup (sealed bid pricing). Penetapan harga dilakukan dalam tender, dimana
beberapa perusahaan diundang oleh suatu instansi ataupun swasta untuk
mengajukan penawaran dalam amplop tertutup.

2.7 Saluran Distribusi

Produk yang telah dibuat perlu didistribusikan untuk sampai ke tangan


konsumen, baik melalui saluran distribusi, perantara maupun dikirim langsung
ke pengguna. Proses distribusi biasanya melibatkan: perantara, yaitu individu
atau perusahaan yang membantu mendistribusikan produk. Pengecer (retailer),
yaitu perantara yang menjual produknya secara langsung kepada konsumen.
Pedagang grosir (wholesaler), yaitu perantara yang menjual produk ke

Downloaded by Eky Ky (kyeky16@gmail.com)


lOMoARcPSD|20330992

17

perusahaan lain untuk dijual kembali kepada konsumen akhir. Agen penjualan
(sales agent) atau pedagang perantara (broker), yaitu perantara independen
yang mewakili perusahaan dan menjual ke pedagang grosir atau pengecer.
Faktor distribusi memberikan utilitas pada konsumen karena produk
tersebut mudah untuk dibeli saat dibutuhkan. Hal yang harus dipertimbangkan
dalam pemilihan saluran distribusi adalah (Deliyanti, 2012).
1. Tingkat kelangsungan saluran, terkait kondisi pasar (terkonsentrasi atau
tersebar); Atribut produk (besar atau kecil, mahal, berbahaya, tidak tahan
lama); Keunggulan biaya (banyak manfaat atau tanpa manfaat); Atribut
perusahaan (kekuatan finansial, usulan, pengalaman saluran, dan strategi
pemasaran).
2. Jumlah anggota saluran, apakah intensif (pemilihan sebanyak mungkin
peritel atau penjual grosir), selektif (tertentu saja sesuai kriteria), atau
eksklusif (hanya memilih satu penjual grosir atau peritel).
3. Kriteria dalam pemilihan anggota saluran, terkait reputasi, atau jasa yang
disediakan.
4. Jumlah saluran, apakah satu saluran untuk satu pasar sasaran atau hanya
pasar sasaran, atau banyak saluran untuk satu pasar sasaran atau banyak
pasar sasaran.
Para produsen harus dapat menentukan jalur distribusi terbaik untuk
produk-produknya guna memenuhi kebutuhan konsumen. Berikut ini pilihan
saluran distribusi yang dapat digunakan produsen untuk mencapai konsumen:
1. Distribusi langsung. Distribusi ini dilakukan langsung dari produsen kepada
konsumen tanpa melalui perantara. Model distribusi ini misalnya dapat
dilihat pada produk-produk yang dipasarkan di internet, seperti paket
wisata, komponen elektronik, majalah, maupun langsung berinteraksi
dengan konsumen seperti Avon, Tupperware, dan lain-lain.
2. Distribusi melalui pengecer. Para produsen mendistribusikan produknya
melalui saluran pengecer untuk sampai ke konsumen. Levi’s dan Goodyear,
misalnya, memiliki gerai eceran sendiri. Banyak pengecer menawarkan
produk melalui internet.

Downloaded
by Eky Ky
(kyeky16@gmail.com)
lOMoARcPSD|20330992

18

3. Distribusi melalui grosir. Produsen mendistribusikan produknya melalui


grosir untuk seterusnya didistribusikan ke pengecer sebelum sampai ke
konsumen. Pola ini dapat menghemat ruang penyimpanan bagi pengecer.
4. Distribusi melalui agen atau broker. Melalui agen penjualan (sales agent),
atau pedagang perantara (broker), produsen mendistribusikan produknya
untuk kemudian dijual ke grosir, pengecer, atau keduanya. Para agen
biasanya menangani berbagai lini produk dari beberapa produsen dan
bekerja dengan perjanjian waktu yang cukup lama. Industri perumahan
biasanya memakai broker sebagai perantara pembeli dan penjual.
5. Distribusi langsung produk bisnis. Bisnis barang dan jasa atau produk bisnis
dijual langsung oleh produsen kepada pembeli industri. Biasanya pembeli
industri membeli dalam jumlah besar sehingga distribusi ini tidak
membutuhkan perantara. Teknologi e-commerce berperan penting pada
model distribusi ini seperti yang ditunjukkan oleh Dell Inc. www.dell.com.
6. Distribusi grosir produk industri. Produsen menyalurkan produk industrinya
melalui perusahaan grosir untuk disampaikan ke pebisnis. Distribusi ini
terjadi pada peralatan perlengkapan (kertas, pensil) dan aksesori (peralatan
kantor, komputer).

2.8 Strategi Distribusi

Terkait dengan cakupan pasar yang ingin dicapai dan jenis produk yang
dihasilkan, seorang produsen dapat menerapkan strategi distribusi berikut
(Wahyu Saidi, 2007):
1. Distribusi intensif, yakni mendistribusikan produk melalui sebanyak
mungkin saluran dan anggota saluran (grosir atau pengecer). Biasanya
dipakai untuk produk konsumsi berbiaya rendah dengan daya tarik yang
luas, seperti majalah.
2. Distribusi eksklusif, yakni hak eksklusif yang diberikan produsen dalam
menjual atau mendistribusikan produk tertentu ke sejumlah grosir atau
pengecer yang terbatas dalam wilayah geografis tertentu. Contohnya, jam
tangan Rolex hanya dijual di toko Rolex resmi.

Downloaded by Eky Ky (kyeky16@gmail.com)


lOMoARcPSD|20330992

19

3. Distribusi selektif, yakni distribusi melalui grosir dan pengecer terpilih yang
memberikan perhatian khusus atas produk tertentu dalam penjualannya,
manfaat pajangan dan lainnya. Biasanya diterapkan pada produk peralatan
dan perabotan rumah tangga.
Proses distribusi melibatkan pedagang grosir, pengecer, agen, dan pialang,
sebagai berikut:
1. Pedagang grosir (wholesaler). pPagang grosir merupakan badan independen
yang membeli produk dari berbagai produsen atau perusahaan manufaktur
dan menjualnya ke perusahaan lain. Pedagang grosir dibedakan atas:
a. Pedagang grosir jasa penuh (full-service merchant wholesaler),
merupakan jumlah terbesar pedagang grosir yang ada yang
memberikan layanan kredit, pemasaran, dan perdagangan.
b. Pedagang grosir fungsi terbatas (limited-function merchant
wholesaler), yang memberikan jasa terbatas seperti jasa
penyimpanan. Pelanggannya biasanya merupakan usaha kecil yang
mengambil sendiri dan membayar tunai.
c. Drop shipper, adalah pedagang grosir fungsi terbatas yang
menerima pesanan pelanggan, melakukan negosiasi dengan
produsen untuk memasok barang, mengambil alih hak atas barang,
dan mengatur pengiriman ke pelanggan. Drop shipper bahkan tidak
memiliki persediaan atau menangani produk, dan menanggung
risiko transaksi hingga pelanggan menerima barangnya.
d. Rack jobber, adalah pedagang grosir fungsi terbatas yang
memasarkan barang-barang konsumsi (umumnya bukan makanan)
langsung ke toko-toko pengecer. Mengatur dan mengerjakan rak
pajangan di toko pengecer.
2. Pengecer (retalier). Pengecer adalah perantara yang menjual produknya
langsung kepada konsumen. Usaha eceran diklasifikasikan berdasarkan
jasa, lini produk, harga, dan lokasi. Aspek penting dalam strategi distribusi
setiap penjual adalah memilih jenis gerai eceran yang benar. Pengecer
kreatif harus inovatif dalam berhubungan dengan pelanggan. Pedagang

Downloaded
by Eky Ky
(kyeky16@gmail.com)
lOMoARcPSD|20330992

20

eceran dengan biaya operasi yang rendah menarik pelanggan dengan


tawaran murah tetapi dapat mengambil untung dengan menyediakan
pemilihan dan pelayanan terbatas. Ketika toko pengecer ini menambahkan
lebih banyak bentuk jasa dan produk baru untuk meluaskan daya tariknya,
harganya akan merangkak naik, mengakibatkan menurunnya daya tarik
pesaing-pesaing lain.
3. Agen dan pialang (broker). Agen dan pialang, termasuk juga e-agents dalam
internet, berfungsi sebagai representasi independen dari berbagai macam
produk perusahaan. Mereka bekerja berdasarkan komisi, biasanya sekitar
5% dari penjualan bersih. Agen dan pialang memiliki pengetahuan luas
tentang barang dan jasa. Mereka merupakan perpanjangan tangan dari
produsen yang tidak memiliki tenaga penjual sendiri. Tidak seperti
pedagang grosir, para agen dan broker tidak mengambil hak atas barang
dagangan yang mereka jual.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan saluran distribusi diantaranya
(Eddy Soeryanto, 2010):
1. Saluran distribusi. Beberapa saluran distribusi bersifat ringkas dan
sederhana, yang lain bersifat panjang dan rumit. Banyak perusahaan
membeli barang yang mereka gunakan dalam operasi mereka langsung dari
produsen sehingga saluran distribusinya menjadi pendek. Sebaliknya,
saluran untuk konsumen biasanya lebih panjang dan lebih rumit.
2. Cakupan pasar. Cakupan pasar yang tepat, jumlah grosir atau pengecer yang
akan membawa produk bergantung pada sejumlah faktor dalam strategi
pemasaran. Barang sehari-hari yang murah atau persediaan organisatoris
seperti kertas komputer dan pena, akan terjual dengan baik jika tersedia di
banyak gerai.
3. Biaya. Biaya memainkan peran utama dalam pemilihan saluran perusahaan
dan merupakan salah satu alasan utama mengapa begitu banyak perusahaan
kecil memanfaatkan internet. Produsen kecil atau baru sering tidak mampu
melakukan banyak fungsi yang diperlukan untuk menjual ke pengecer atau
konsumen sehingga mereka memerlukan bantuan perantara. Tentu saja

Downloaded by Eky Ky (kyeky16@gmail.com)


lOMoARcPSD|20330992

21

perantara tidaklah gratis sehingga produsen perlu memberikan kompensasi


berupa diskon atau membayar komisi ketika perantara berhasil menjual
produk kepada pelanggan akhir.
4. Kontrol. Hal ketiga yang perlu dipertimbangkan saat memilih saluran
distribusi adalah kontrol terhadap bagaimana, di mana, kapan, dan berapa
banyak produk yang dijual. Saluran distribusi lebih panjang berarti kontrol
semakin sedikit bagi produsen dan menjadi semakin jauh dari penjual dan
pembeli. Sebaliknya, perusahaan tidak ingin mengucapkan terlalu banyak
fungsi distribusi dalam kekuasaan terlalu sedikit perantara.
5. Konflik saluran. Karena keberhasilan setiap anggota saluran bergantung
pada keberhasilan seluruh sistem saluran, idealnya semua anggota saluran
bekerjasama dengan lancar. namun setiap anggota saluran juga harus
menjalankan aktivitasnya sendiri, yang berarti mereka bisa tidak setuju pada
peran masing-masing anggota. Perselisihan paham seperti itu menciptakan
konflik saluran. Suatu sumber bersama dari konflik saluran adalah
keputusan produsen untuk menjual produk secara langsung ke target pasar
yang sama sebagai mitra saluran yang ada. Kehadiran e-commerce juga
menciptakan banyak konflik, dengan penjualan secara langsung lewat situs
web, bersaing dengan pengecer di dalam campuran distribusi mereka.

2.9 Mengelola Distribusi Fisik

Distribusi fisik meliputi semua aktivitas yang diperlukan untuk


menggerakkan produk jadi dari produsen ke konsumen, termasuk pengolahan
pesanan, pengendalian persediaan, pergudangan, penanganan material, dan
operasi transportasi. Bagi banyak perusahaan, perencanaan dan pergerakan
barang dan formasi di seluruh rantai suplai telah menjadi prioritas strategis.
Dalam memilih di antara moda-moda transportasi ini, para manajer
mempertimbangkan faktor penyimpanan, pembiayaan, penjualan, ukuran
persediaan, kecepatan, keterkaitan, dan fleksibilitas. Langkah-langkah proses
distribusi fisik terkait satu dengan yang lain. Sebuah perubahan dalam satu fase
dapat mempengaruhi fase yang lain. Dalam setiap industri, kunci keberhasilan

Downloaded
by Eky Ky
(kyeky16@gmail.com)
lOMoARcPSD|20330992

22

dalam pengelolaan distribusi fisik yang kompetitif adalah untuk memperoleh


biaya menyeluruh yang terendah. Proses distribusi fisik meliputi sebagai
berikut (Eddy Soeryanto, 2010):
1. Proses pemesanan. Proses pengolahan pesanan atau order melibatkan
penyiapan pesanan untuk pengiriman dan penerimaan pesanan ketika
pengiriman-pengiriman tiba, meliputi sejumlah kegiatan seperti memeriksa
kredit pelanggan, mencatat penjualan, membuat catatan akuntansi yang
sesuai, mengatur item yang akan dikirim, menyesuaikan catatan persediaan
dan tagihan pelanggan.
2. Pengendalian persediaan (inventory control). Pengendalian persediaan
adalah operasi gudang yang memeriksa persediaan yang ada dan
memastikan bahwa terdapat cukup banyak pasokan dalam persediaan
sepanjang waktu serta menghindari persediaan yang berlebihan.
Menyeimbangkan penawaran dan permintaan di seluruh rantai distribusi
yang sedang berlangsung merupakan tantangan, khususnya untuk panjang
saluran yang melibatkan beberapa perusahaan. Perangkat lunak manajemen
rantai pasokan dapat memainkan peran penting dalam memastikan
kelancaran arus barang.
3. Pergudangan (warehouse). Pergudangan adalah operasi distribusi fisik yang
terkait dengan penyimpanan barang-barang. Hal-hal yang perlu dipahami
adalah:
a. Gudang pribadi (private warehouse) dimiliki dan digunakan oleh suatu
perusahaan tunggal, baik itu pengecer, grosir, atau manufaktur.
b. Gudang umum (public warehouse) adalah gudang yang dimiliki dan
dioperasikan secara independen, menyimpan barang-barang dari
berbagai perusahaan. Banyak dipakai oleh perusahaan manufaktur yang
membutuhkan banyak lokasi penyimpanan untuk mendistribusikan
produknya ke berbagai pasar.
c. Gudang penyimpanan (storage warehouse) adalah tempat penyimpanan
untuk jangka waktu lama, banyak dipakai oleh produsen barang-barang
musiman seperti hasil pertanian.

Downloaded by Eky Ky (kyeky16@gmail.com)


lOMoARcPSD|20330992

23

d. Pusat distribusi (distribution center) adalah gudang yang menyediakan


penyimpanan barang jangka pendek yang permintaannya konstan dan
tinggi. Biasanya digunakan oleh pengecer, grosir, dan manufaktur
industri makanan dan bahan pangan yang perlu memecah jumlah barang
dagangan yang besar menjadi yang lebih kecil untuk keperluan toko atau
pelanggan ada. Pada pusat distribusi, barang-barang yang diproduksi di
sebuah perusahaan dari berbagai lokasi dikumpulkan, disortir, dikode,
dan didistribusikan lagi untuk memenuhi pesanan pelanggan. Perusahaan
pengiriman seperti FedEx dan UPS, dan pengecer besar seperti Walmart
dan Amazon.com telah menginvestasikan jutaan dolar untuk
mengotomatisasi pusat distribusi.
4. Penanganan Material (Material Handling). Penanganan material adalah
operasi gudang yang melibatkan transportasi, pengaturan, dan pencarian
barang-barang persediaan. Diperlukan strategi penyimpanan produk dengan
mempertimbangkan lokasi produk dalam gudang dan pengemasannya guna
mengoptimalkan ruang pengiriman dan memudahkan penyediaan ulang.
Penanganan bahan-bahan juga melibatkan pengawasan persediaan sehingga
perusahaan mengetahui di mana di dalam proses distribusi,
barangbarangnya berada dan kapan barang tersebut harus dipindahkan.

2.10 Operasi Transportasi

Biaya transportasi merupakan biaya terbesar dalam keseluruhan biaya


distribusi fisik yang dihadapi oleh banyak manufaktur. Jadi biaya transportasi
merupakan faktor utama yang harus diperhatikan dalam memilih model
transportasi. Model transportasi meliputi truk, kereta api, angkutan air, pesawat
udara, dan pipa saluran.
1. Truk. Moda transportasi ini sangat fleksibel, cepat, dan andal dibanding
yang lain dan membutuhkan sedikit pengepakan sehingga dapat menghemat
biaya dalam jumlah yang besar.
2. Kereta api. Digunakan untuk transportasi barang besar dan berat, seperti
mobil,baja, dan batubara.

Downloaded
by Eky Ky
(kyeky16@gmail.com)
lOMoARcPSD|20330992

24

3. Angkutan air. Transportasi air merupakan sarana yang paling murah namun
paling lambat. Perahu dan tongkang biasa digunakan untuk mengangkut
hasil pertanian, hasil laut, dan berbagai material lain seperti pasir, batu,
minyak.
4. Pesawat udara. Merupakan moda transportasi tercepat namun biayanya
paling mahal. Dalam penanganan, pengepakan, dan pembongkaran paling
hemat biaya dibanding modal lainnya.
5. Pipa saluran. Transportasi melalui pipa saluran berlangsung lambat dan
fleksibel namun tidak terpengaruh kondisi cuaca. Biasanya digunakan untuk
memindahkan cairan dan gas dari satu lokasi ke lokasi lain.

Downloaded by Eky Ky (kyeky16@gmail.com)


lOMoARcPSD|20330992

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk


diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi, yang dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan. Dengan demikian untuk menciptakan suatu produk
perlu perencanaan secara matang agar sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
pasar sasaran. Produk yang diharapkan oleh pembuatan atau penjualan akan
mampu memenuhi kebutuhan manusia itu, ada yang berhasil kan tetapi tidak
jarang pula yang dapat benar-benar memenuhi keinginan atau selera
konsumennya.
Harga merupakan faktor penentu jumlah keuntungan dan kemampuan
perusahaan untuk bersaing. Dapat disimpulkan juga bahwa harga merupakan
suatu cara bagi seorang penjual untuk membedakan penawarannya dari para
pesaing, sehingga penetapan harga dapat dipertimbangkan sebagai bagian dari
fungsi diferensiasi barang dalam pemasaran. Harga dapat mempengaruhi posisi
persaingan perusahaan, pasar sasaran (market share) dan program pemasaran
perusahaan. Selain itu penetapan harga dan persaingan harga telah menjadi
masalah yang utama yang harus dihadapi eksekutif pemasaran. Dimana masih
banyak perusahaan yang tidak mampu menangani penetapan harga dengan
baik.
Perusahaan haruslah menyebarkan barang-barangnya ketempat konsumen
itu berada. Hal ini merupakan tugas untuk mendistribusikan barangnya kepada
konsumen. Kegiatan untuk menyalurkan barang-barang itu dapat dilakukan
dengan cara langsung dari produsen kepada konsumen, akan tetapi dapat pula
secara tidak langsung. Penyalur tidak langsung berarti menggunakan penyalur
atau distributor, sedangkan penyalur langsung berarti tidak diperlukan adanya
penyalur atau distributor. Semua itu merupakan tugas mendistribusikan
barangnya kepada konsumen. Untuk

25

Downloaded
by Eky Ky
(kyeky16@gmail.com)
lOMoARcPSD|20330992

26

keperluan tersebut pengusaha dapat menggunakan berbagai bentuk saluran


distribusi yang mungkin dilakukannya.

Downloaded by Eky Ky (kyeky16@gmail.com)


lOMoARcPSD|20330992

DAFTAR PUSTAKA

Drs. Sudaryono (2020). Manajemen Pemasaran Teori dan Implementasi.


Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Downloaded
by Eky Ky
(kyeky16@gmail.com)
lOMoARcPSD|20330992

27

Downloaded by Eky Ky (kyeky16@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai