DISMENORE PRIMER
Oleh:
Maryam Baharuddin
NIM. P07124522016
Dengan ditemukanya kasus dysmenore primer , saya dapat membuktikan sendiri bahwa
teori yang ada tentang tanda gejala dysmenore primer , penegakan diagnosa, dan tatalaksana
dapat kita terapkan dengan berkolaborasi dengan dr.Sp.OG. kemudian diberikan terapi
berupa pengobatan analgetik
2. Evaluasi
Apa yang dilami Ny “J” adalah suatu bentuk ketidanyamanan sejak 2 bulan terakhir
pada saat menstruasi hari 1 dan hari 2. Dan menbuat aktifitasnya sedikit terganggu.
Sedangkan untuk saya sebagai penulis ada ketakutan tersendiri jika keluhan yang dialami Nn”
J dialami ke -3 perempuan anak saya yang sudah menginjak remaja. Sementara saya tidak
berada di dekat mereka.
3. Analisa
a. Diagnosa Kebidanan.
Nn. “J” dengan dysemenore Primer.
b. Diagnosa Potensial
- Dismenore sekunder
c. Antisipasi Tindakan Segera
- Menjelaskan pada pasien tentang keluhanya
- Menjelaskan tehknik relaksasi pada saat nyeri
- Menganjurkan kompres air hangat pada perut
- Menggosok perut dan pinggang pada saat sakit
- Memberitahu pada pasien untuk menkomsumsi gizi yang seimbang
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian Obat dan vitamin.
4. Kesimpulan
Petugas kesehatan khususnya bidan harus mengerti, memahami tanda dan gejala klinis
dismenore primer sehingga dapat menentukan segera waktu yang tepat untuk melakukan
kolaborasi dengan dr.Sp.OG terkait penegakan diagnose yang tepat.
5. Tindak lanjut
Perlu adanya pendekatan yang baik bagi petugas kesehatan terutama Bidan dalam
memberikan edukasi pada Nn “J” apa yang harus dilakukan pada saat klien mengalami
keluhan pada saat menstruasi. Sehingga pasien tersebut sudah dapat memhami dan melakukan
tindakan apa yang harus dilakukan jika keluhan haid kembali muncul pada bualn berikutnya.
.
Nur Ailailiyah,S.Tr.Keb,M.Ph
(Hesty Widyasih, SST., M. Keb)
Maryam Baharuddin