Mi 5 - Pemeriksaan Kesehatan Pekerja
Mi 5 - Pemeriksaan Kesehatan Pekerja
I. DESKRIPSI SINGKAT
Pemeriksaan kesehatan karyawan untuk menilai "fitness for work" merupakan
persyaratan dalam pelaksanaan program Kesehatan dan Keselamatan Kerja
yang benar dalam rangka mendapatkan data dasar kesehatan bagi pekerja.
Unsur pekerja merupakan faktor penting dalam keberhasilan usaha suatu
perusahaan. Karena itu harus tersedia sistem yang menjamin pemantauan
kesehatan pekerja, baik pekerja tetap maupun pekerja kontrak, untuk bekerja
pada pekerjaan atau lingkungan kerja tertentu
Tujuan Khusus
Setelah sesi ini peserta:
1. Mengetahui pengertian dan tujuan tentang Pemeriksaan Kesehatan
Pekerja
2. Mengetahui tentang Peraturan Perundangan terkait Pemeriksaan
Kesehatan Pekerja
3. Mengetahui ruang lingkup dari Pemeriksaan Kesehatan Pekerja
4. Mengetahui tahapan Pemeriksaan Kesehatan Pekerja
5. Mengetahui tentang Penetapan Status Kelayakan Bekerja
6. Mengetahui contoh jenis pemeriksaan berdasarkan pekerjaan
Pengertian :
a) Pemeriksaan Kesehatan Pekerja adalah suatu usaha pengumpulan data
medis serta melakukan interpretasi dan penilaian untuk mengetahui status
kesehatan pekerja dalam rangka menjamin kemampuan fisik dan kesehatan
tenaga kerja.
e). Promosi kesehatan didefinisikan sebagai ilmu dan seni yang membantu
orang merubah perilaku hidupnya untuk menuju tingkat kesehatan yang
optimal.
1. Deteksi dini terhadap penyakit akibat kerja yang timbul di kalangan pekerja;
2. Antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya gangguan kesehatan akibat
kerja;
3. Menetapkan kecakapan kerja ("fitness status"), dengan kata lain bahwa
secara medis pekerja dapat melaksanakan pekerjaannya tanpa
membahayakan baik dirinya sendiri maupun teman sekerjanya;
4. Melihat "trend' perkembangan penyakit di kalanganan pekerja dilihat dari
berbagai determinan;
5. Data dasar kesehatan untuk pembanding di masa yang akan datang;
6. Sebagai dasar menilai efektifitas program pencegahan yang sudah
dilakukan;
7. Mematuhi peraturan perundangan.
Program kembali bekerja (Return to Work Program) dalam hal ini kita
singkat menjadi RTW, adalah program yang membantu pekerja untuk
secepatnya kembali bekerja setelah mendapatkan cedera maupun sakit
yang serius. Biasanya karena cedera atau sakit tersebut pekerja tidak
mampu melaksanakan tugas-tugas sebelumnya, sehingga secara medis
perlu diberi pembatasan dalam bekerja selama jangka waktu tertentu untuk
pemulihan.
1. Awal bekerja
• Pra-Kerja (Pre-employment)
• Pra-penempatan atau alih tugas (Pre-placement)
2. Selama bekerja
• Berkala (Periodical examination)
• Khusus akibat pajanan tertentu (Special exposure)
3. Akhir bekerja
• Pasca-penempatan (Post-placement)
• Pensiun (Termination, exit).
Pra-kerja (Pre-employment)
Manajemen harus melaksanakan analisis risiko untuk setiap pekerjaan dan tugas,
termasuk setiap temuan, baik yang mencakup zat atau keadaan yang menunjukkan
keterpajanan terhadap zat/keadaan tersebut, yang mana membutuhkan
pemeriksaan kesehatan khusus, misalnya seperti bising, debu/silika, suhu extreem
(heat or cold stress), bahan kimia, misalnya bahan pelarut organik (benzene,
toluene, xylene), air raksa, lead (timah hitam), asbes dan sebagainya. OSHA
menetapkan daftar bahan-bahan yang bilamana terdapat di tempat kerja, maka
pekerja yang terpajan mutlak memerlukan pemeriksaan kesehatan khusus.
(Lampiran - 5)
Jenis jabatan yang memerlukan pemeriksaan kesehatan khusus, antara lain tukang
las (welders), sopir, penjamah makanan (foodhandler), petugas medis, pekerja di
offshore, operator komputer (visual display unit), pemakai alat respirator (SCBA),
penyelam, pilot, pemadam kebakaran, operator alat berat, sekuriti dan sebagainya.
Sama dengan pemeriksaan kesehatan umum dan berlaku bagi pekerja permanen
yang telah bekerja selama lebih dari satu tahun, adalah suatu pemeriksaan
kesehatan yang dilakukan pada saat mengundurkan diri atau pensiun atau akhir
dari status kepegawaian. Pemeriksaan ini dilakukan untuk memeriksa semua aspek
yang berhubungan dengan kesehatan pekerja selama masa pengabdiannya.
Hasilnya hams didokumentasikan untuk mengantisipasi kemungkinan timbulnya
implikasi hukum akibat permasalahan kesehatan yang timbul di kemudian hari
yang berhubungan dengan pajanan di tempat kerja (menyangkut klaim ganti rugi).
Hal ini terutama penting bagi suatu kondisi yang bersifat kronis atau yang
mempunyai periode laten yang panjang.
Secara virtual, pemeriksaan kesehatan pekerja dapat dibagi atas 3 (tiga) fase,
yaitu fase pra pemeriksaan kesehatan atau fase penentuan jenis pemeriksaan
kesehatan, fase pelaksanaan dan fase pasca pemeriksaan kesehatan. Hal ini sangat
membantu dalam menentukan pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang diperlukan
dan terkait dengan pemeriksaan kesehatan pekerja.
Faktor risiko yang mungkin ada di tempat kerja, dapat digolongkan sebagai
berikut:
• Faktor Fisik : bising (noise), getaran (vibaration), radiasi pengion/non-
pengion (radiation ionizing/non-ionizing), suhu ekstrim (hot/cold),
pencahayaan (iluminasi) dan tekanan barometrik (barometricpressure).
• Faktor Gaya Hidup (Life Style): merokok, alcohol dan obat-obatan terlarang.
kurang gerak (lack of exercise) dan sebagainya, serta diet tidak seimbang.
a. Prinsip Dasar
Dalam melaksanakan program ini, ada beberapa prinsip dasar yang perlu
diikuti yaitu non diskriminatif, validitas dan penerimaan.
Non diskriminatif
Validitas
Untuk pemeriksaan kesehatan berkala, sertifikat hasil pemeriksaan hanya
berlaku untuk 1 (satu) tahun. Sedangkan untuk pemeriksaan kesehatan
khusus (akibat pajanan faktor risiko tertentu) berlaku untuk jangka waktu
tertentu, misalnya 6 (enam) bulan. Selepas dari jangka waktu tersebut,
maka diperlukan penilaian ulang atas status fitness pekerja dengan
memperbaharui sertifikat tanda sehat tersebut.
b. Pelaksana Pemeriksaan
Agar data yang dihasilkan memenuhi persyaratan sebagai data medis yang
valid, maka beberapa hal yang periu diperhatikan :
• Mempunyai peralatan dan infrasturktur lainnya yang memenuhi
persyaratan, misalnya untuk pemeriksaan audiogram harus tersedia
audiometri,
• Peralatan harus selalu dikalibrasi secara berkala,
• Tenaga teknis pelaksana harus mendapatkan pelatihan kompetensi kerja
tersertifikasi oleh badan yang diakui, sehingga mampu melaksanakan
pemeriksaan yang sesuai standar,
• Mempunyai protokol pemeriksaan yang jelas dan selalu diikuti.
Tenaga dan fasilitas dari luar (outsource)
Beberapa kriteria harus dipenuhi oleh provider pelaksana, yaitu:
• Kerjasama
Dalam pelaksanaan pemeriksaan penyelenggara harus dapat
bekerjasama dengan pihak perusahaan dalam menetapkan jadwal kerja
dengan tetap memperhatikan kegiatan produksi yang normal.
• Persyaratan
Penyelenggara yang ditunjuk harus memenuhi persyaratan diatas
(empat poin persyaratan sebagaimana pemeriksaan oleh pihak sendiri).
• Laporan hasil pemeriksaan
Pelaksana wajib membuat kesimpulan akhirdari hasil pemeriksaan serta
membuat laporannya. Untuk karyawan yang ditemukan adanya kelainan
dalam pemeriksaan kesehatan, hasil pemeriksaan pendahuluan (interim
report) harus dapat diterima dalam waktu sesingkat-singkatnya yang
memuat hasil pemeriksaan untuk ditindaklanjuti segera, misalnya
tuberkulosis, diabetes, hipertensi, dan sebagainya.
• Limbah medis
Penyelenggara harus bertanggung jawab atas limbah dan proses
pemeriksaan kesehatan dan menanganinya sesuai dengan perundangan
yang berlaku.
• Kontinuitas pelayanan
Untuk menjaga kontinuitas pelayanan, pihak penyelenggara harus
bersedia memberikan pelayanan jangka panjang sesuai dengan
permintaan pihak HSE, serta menjamin uniformitas pelayanan dan data
rekam medik.
• Biaya pemeriksaan
Penyelenggara mencantumkan biaya dengan rinci dan jelas untuk
mendapatkan persetujuan pihak manajemen.
a. Penilaian
Kriteria penilaian
Penetapan status fitness, hams menjawab pertanyaan berikut:
• Apakah pekerja yang bersangkutan dari sisi medis mampu melaksanakan
pekerjaan tersebut?
• Apakah pekerjaan tersebut membuat si pekerja menjadi berisiko
terganggu kesehatannya?
• Apakah membiarkan pekerja tersebut melaksanakan pekerjaannya akan
menimbulkan risiko bagi pekerja lain atau masyarakat disekitarnya?
c. Laporan Medik
• Diagnosis
Diagnosis ini harus mempunyai dasar yang kuat, serta berdasarkan
kriteria diagnostik yang jelas.
• Riwayat Penyakit Dahulu (History)
Riwayat kondisi diskualifikasi ini mencakup rujukan terhadap temuan
dan hasil pemeriksaan sebelumnya, pengobatan serta respon terhadap
pengobatan.
• Temuan Klinis (Clinical findings)
Temuan klinis, mencakup semua hasil tes laboratorium, x-rays atau
evaluasi khusus yang dilakukan.
• Prognosis
Prognosis dinyatakan secara jelas berdasarkan pemeriksaan medis yang
menyimpulkan bahwa yang bersangkutan tidak mampu, atau berada
dalam kondisi tidak aman dalam melaksanakan tugas tersebut.
• Rekomendasi
Rekomendasi disampaikan berdasarkan hasil analisa pemeriksaan
kesehatan secara menyeluruh.
Rekomendasi harus menjawab pertanyaan berikut:
- Terhadap diri sendiri:
Apakah pekerja ybs (secara medis) mampu melaksanakan
pekerjaan tersebut? Dan tidak membuat si pekerja menjadi berisiko
terganggu kesehatannya?
- Terhadap lingkungannya:
Apakah membiarkan pekerja tersebut melaksanakan pekerjaannya
akan menimbulkan risiko bagi pekerja lain atau masyarakat di
sekitarnya?
• Semua hasil pemeriksaan harus tercatat lengkap dan rapi di dalam file
medis karyawan.
• Karyawan berhak mendapatkan informasi tentang hasil pemeriksaan
kesehatan yang dilakukan segera setelah selesai dilaksanakan. Informasi
yang disampaikan harus tercatat di dalam file medis yang bersangkutan.
• Pekerja yang ditemukan adanya kelainan harus ditindaklanjuti.
• Laporan yang dikirim ke pada pihak manajemen berupa rekapitulasi
Keterangan :
a. Tinggi badan ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥
b. Berat Badan ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥
c. Tensimeter ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥
d. BMI(BodyMasslndex)
¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥
e. pemeriksaan mata
- Refraksi (visus)
¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥
- Funduscopy
¥
- Tonometri ¥
f. Gigi dan Mulut g. ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥
g. Organ Fisik:
-THT ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥
-Sistem Kardiovaskular ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥
- Sistem pemafasan ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥
- Abdomen ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥
- Genito urinary system ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥
- Central & peripheral ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥
nerv.
-Kulit ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥
-LymphNodes ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥
-Muscle—Skeletal and ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥
spinal
5 Rontgen thorax
¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥
6 EKG
- Usia 40 tahun atau ¥ ¥
- Usia 40 th atau lebih ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥
Laboratorium
a.Darah lengkap
-Leukosit ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥
-LED ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥
Diff.Count ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥
- Golongan darah dan ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ 1 kali
rhesus
b. Gula darah
- Gula darah puasa ¥
- Gula darah 2 jam PP
c.Profil lipid
- Kholesterol total
- HDL-kolesterol
- LDL-Kolesterol
- trigliserida
d. Fungsi Hati
- SGOT ¥ ¥ ¥ ¥
- SGPT ¥ ¥ ¥ ¥
- Alkali Phospatase ¥ ¥ ¥ ¥
-Gamma GI ¥ ¥
-Billirubin direct ¥ ¥
-Bilirubin indirect ¥ ¥
-billirubin Total ¥ ¥
e. Fungsi ginjal
- Ureum ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥
- Creatinin ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥
f.Asam Urat
g. Hepatitis Marker
- HBsAg
- Anti HbsAg
h. Urine Rutin ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥
i. Faeces
- Faeces Rutin ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥
- Faeces Culture ¥
8 audiometri ¥ ¥ ¥ ¥
9 Spirometri ¥ ¥ ¥ ¥
10 Analisa Reproduksi ¥
----------------------------------------------------------------------------------