Anda di halaman 1dari 9

Asuransi terdapat unsur gharar dalam praktek asuransi konfensional maupun asuransi

Syariah menurut al quran, hadist dan fatwa ulama

ASPEK ASURANSI DALAM SUDUT PANDANG AL-QURAN,


HADIST DAN FATWA ULAMA DI INDONESIA

“HUKUM ASURANSI”

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Hukum Asuransi

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Dra. Hj. Faridatul Fauziah S.H., M.H.

Oleh:
Raden Rezsar Achmad Futuhurrahman Adisendjaja
(1111190320)

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

FAKULTAS HUKUM

PRODI ILMU HUKUM

2021
KATA PENGANTAR

Segala Puji serta rasa syukur panjatkan kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa Tuhan
semesta Alam tiada banding, karena telah melimpahkan hikmat, hidayah dan kasihNya.
Hanya karenaNya saja, penulis dapat mengerjakan makalah ini dengan tepat waktu
sesuai yang tealah dijadwalkan.

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Hukum PerBankan.
Makalah ini berjudul “ASPEK ASURANSI DALAM SUDUT PANDANG AL-
QURAN, HADIST DAN FATWA ULAMA DI INDONESIA”. Makalah ini juga tidak
akan terlaksana tanpa bantuan, bimbingan dan dukungan dari beberapa pihak. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Prof. Dr. Dra. Hj. Faridatul
Fauziah S.H., M.H. Sselaku dosen Hukum Asuransi dan pihak-pihak terkait yang telah
membantu dalam penulisan makalah ini.

Ketika saat pembuatan makalah ini saya mengalami beberapa kendala. Saya menyadari
bahwa masih banyak kekurangandan masih banyak kekurangan yang terdapat di dalam
makalah ini. Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk para pembacanya dan
dapat di gunakan untuk referensi bacaan lainnya. Untuk dari pada itu kritik saran yang
membangum dari pembaca sangatlah berharga demi kesempurnaan makalah ini, dam
kami ucapkan terimakasih sekali lagi unutk para pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini hingga dapat di tunntasnya dengan tepat waktu.

Cimahi, 24 April 2022


BAB I

1.1 LATAR BELAKANG

Pada masa sekarang, di mana perkembangan masyarakat mempunyai laju kecepatan


yang kadang kala tidak terkejar oleh hukum. Dan bahkan hukum tertinggal di belakang
dan lari terengah-engah mengejar ketinggalan tersebut. sehingga hukum menjadi
selangkah lebih di belakang dari pada perkembangan dan pertumbuhan masyarakat 1.
Fenomena tersebut merupakan realita nyata yang terjadi sekarang di tengah masyarakat.
Bahwa dalam sebuah realita telah terjadi kesenjangan antara aspek hukum disatu pihak
dengan masyarakat di pihak lain. Dalam perkembangan selanjutnya, wilayah hukum
telah di paksa melalui batasbatas masa yang tidak bisa dihindari. Dari masa awal tidak
bergerak maju menembus batas masa pertengahan dan akhirnya memasuki masa yang
sementara orang memberi nama dengan “masa modern

Salah satu ciri dari masa ini adalah berkembang pesatnya ilmu pengatahuan dan
teknologi, di samping juga didukung munculnya semangat globalisasi. Sehingga banyak
sekali permasalahan yang tak terduga, hal ini disebabkan karena perkembangan
masyarakat yang begitu pesat dan pengaruh dunia barat terhadap dunia timur (baca:
Islam). Salah satu dampak dari perkembangan tersebut adalah dengan munculnya
lembaga-lembaga ekonomi baru yang sebelumnya secara formal dalam dunia timur
belum terlembagakan dalam sebuah institusi, seperti lembaga perbankan dan lembaga
asuransi

Sesungguhnya asuransi merupakan suatu kebutuhan dasar bagi manusia, karena


kecelakaan dan konsekuensi finansialnya memerlukan santunan. Asuransi merupakan
organisasi penyantun masalah-masalah yang universal, seperti kematian mendadak,
cacat, kebakaran, kebanjiran badai dan kecelakaan yang bersangkutan dengan
transportasi, serta kerugian financial yang disebabkannya. Kecelakaan-kecelakaan
seperti itu tidaklah hanya bergantung pada tindakan sukarelawan, kenyataan ini
membuat asuransi diperlukan sebagai kebutuhan dasar manusia pada ruang lingkup
yang samangat luas dari kegiatan-kegiatan dan situasi manusia2

1.2 RUMUSAN MASALH

1
Ali, Hasan, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam, Suatu Tinjauan Analisis Histories
Teoritis, &Prtaktis. h.3
2
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah , h.317
1. Bagaimana Pandangan Al-Quran dalam menilai Asuransi
2. Bagaimana pandangan Hadist dalam Asuransi yang beredar di masyarakat
3. Bagaimana tanggapan para Ulama mengenai Asuransi
4. Apa saja fatwa yang telah di keluarkan oleh MUI tentang Asuransi
1.3 TUJUAN PEMBAHASAN
1. Mengetahui pandangan Al-Quran dalam menilai Asuransi
2. Memahani pandang Hadist mengenai Asuransi yang beredar di Masyarakat
3. Memahani tanggapan para Ulama mengenai Asuransi
4. Mengetahui fatwa apa saja yang telah di keluarkan oleh MUI mengenai
perasuransian yang berada di Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PANDANGAN AL-QURAN DAN HADIST MENGENAI ASURANSI

Di dalam Al-Qur’an dan Hadits tidak ada satupun ketentuan yang mengatur secara
eksplisit tentang asuransi Pembahasan juga tidak dijumpai didalam fiqh klasik, karena
bentuk transaksi ini baru muncul sekitar abad ke-13 dan ke-14 di italia dalam bentuk
asuransi perjalanan laut. Oleh karena itu masalah asuransi di dalam Islam termasuk
bidang hukum "ijtihad" artinya untuk menentukan hukum asuransi ini halal atau haram
masih diperlukan peranan akal pikiran ulama ahli fiqh

Dan Rasulullah bersabda: Allah menolong hamba selama hamba itu menolong
saudaranya

Pihak Yang Pro

Mereka berpendapat bahwasanya asuransi adalah boleh, diantara mereka yang


membolehkan adalah Syaikh Abdul Wahhab Khalaf, Syaikh Mustofa Ahmad Zarqa,
Darul Ifta Mesir dan sebagainya. Mereka berasalan bahwasanya

• Tidak ada nash (al-Qur‘an dan Sunnah) yang melarang asuransi.

• Ada kesepakatan dan kerelaan kedua belah pihak.

• Saling menguntungkan kedua belah pihak.

• Asuransi dapat menanggulangi kepentingan umum, sebab premi-premi yang


terkumpul dapat di investasikan untuk proyek-proyek yang produktif dan pembangunan.

• Asuransi termasuk akad mudhrabah (bagi hasil)

• Asuransi termasuk koperasi (Syirkah Ta‘awuniyah).

• Asuransi di analogikan (qiyaskan) dengan sistem pensiun seperti taspen.


Pihak Yang Kontra

Mereka berpendapat bahwasanya asuransi adalah haram dan banyak sekali yang
mengharamkannya seperti Syaikh Muhammad Bakhit Al Muthi'i (Mufti Mesir tahun
1915-1920), Syaikh Muhammad Abu Zahra, Syaikh Abdurrahman Qara'ah (Mufti Mesir
tahun 1921-1928), Syaikh Dr. Yusuf Al Qardhawi, Akademi Fiqih Internasional,
Persatuan Ulama Arab Saudi, Syaikh Bin Baz, Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid
dan sebagainya.

1) Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid (Ulama asal Arab Saudi keturunan Suriah
dan pengelola situs tanya jawab seputar Islam islamqa.info)

Pertanyaan: Apa hukum asuransi yang beredar hari ini?

Jawaban:

1. Semua jenis asuransi mengandung unsur riba tanpa keraguan. Yaitu menjual uang
dengan uang lebih sedikit atau lebih banyak disertai dengan mengakhirkan salah satu
mata uang. Di dalamnya ada riba fadl (kelebihan) dan riba nasiah (mengakhirkan
pembayaran). Karena pemilik asuransi mengambil dana dari orang-orang dan
menjanjikan akan memberi dana lebih sedikit atau lebih banyak ketika terjadi
kecelakaan tertentu yang dijaminkannya. Dan ini adalah riba. Sementara riba itu
diharamkan dengan tegas dalam nash Qur’an pada banyak ayat.

2. Semua bentuk asuransi tidak berdiri kecuali dengan perjudian atau maisir yang telah
diharamkan dalam Nash Al Qur'an Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya
(meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah,
adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu
mendapat keberuntungan

3. Asuransi dengan semua bentuknya termasuk permainan dengan nasib. Mereka


mengatakan kepada anda, “Bayarlah sekian, kalau terjadi pada anda sesuatu (kecelakaan
dan semisalnya), maka kami akan berikan kepada anda segini. Dan ini benar-benar
perjudian. Yang membedakan antara asuransi dan judi adalah kesombongan yang tidak
bisa diterima oleh akal sehat. Bahkan pemilik asuransi sendiri mengakuinya bahwa
asuransi adalah perjudian.

4. Semua jenis asuransi terdapat unsur gharar (Menjual dan membeli barang yang tidak
pasti), dan jual beli gharar adalah haram sebagaimana Sabda Rasulullah Shalallahu
Alaihi Wassalam, "Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam melarang jual beli kerikil
dan jual beli gharar." [HR. Muslim dari Sahabat Abu Hurairah]

Dan juga dalam Fatwa yang dikeluarkan oleh Islam Web, sebuah situs fatwa yang
dikelola oleh Kementerian Agama Qatar

Pertanyaan: Saya seorang Muslim yang tinggal diluar negeri dan saya bekerja sebagai
supir taksi dan saya membeli taksi yang baru. Pekerjaan ini adalah satu-satunya
pendapatan untuk keluarga saya. Pertanyaan saya, "Apakah saya harus mendaftarkannya
pada asuransi? Karena saya banyak menggunakannya dan saya khawatir akan
kecelakaan, dan biaya perbaikan di negara ini sangatlah mahal sehingga saya tidak
dapat membayar untuk perbaikan mobil melainkan untuk membayar sewa rumah dan
kehidupan keluarga saya, saya mengetahui dari beberapa teman tentang adanya asuransi
tingkat tiga, yaitu perusahaan asuransi membayar untuk mobil korban tetapi bukan
untuk saya jika terjadi tabrakan atau kerusakan yang tidak disengaja, apakah
hukumnya? Semoga Allah memberikan pahala kepada anda, apakah saya harus
mendaftarkannya kedalam asuransi?

Jawaban: Sesungguhnya semua jenis asuransi komersional baik untuk perorangan


seperti asuransi kesehatan, jaminan hidup dll, atau untuk kepemilikan sesuatu seperti
kepemilikan mobil atau bisnis maka semuanya haram sebagaimana fatwa Akademi
Fiqih Internasional karena terdapat unsur maisir (Judi), gharar (Jual beli barang yang
tidak pasti) dan memakan harta dengan cara yang bathil.

Jika jenis asuransi yang dimaksud, maka tidak boleh bagi penanya untuk bergabung
dengannya.

2) Fatwa Akademi Fiqih Internasional

Akademi Fiqih Internasional dibawah naungan Organisasi Konferensi Islam dalam


sidang muktamar kedua di Kota Jeddah, Arab Saudi pada tanggal 10-16 Rabiul Akhir
1406 H / 22-28 Desember 1985 M

Setelah pemaparan hasil penelitian tentang asuransi, jenisnya, prinsip-prinsip yang


mendasarinya dan tujuan dari asuransi, maka Akademi Fiqih Internasional memutuskan
bahwasanya:

• Akad asuransi dengan premi berkala tetap, yang biasa digunakan oleh perusahaan
asuransi komersial, adalah kontrak yang mengandung unsur gharar (Jual beli yang tidak
pasti), oleh karena itu dilarang secara syar'i.

• Akad asuransi yang menghormati prinsip-prinsip Islam adalah asuransi koperasi atau
At Ta'min At Ta'awuni adalah asuransi berdasarkan gotong royong
• Menyeru negara-negara Islam untuk membuat yayasan untuk menggerakan
perekonomian umat Islam.

Anda mungkin juga menyukai