SYI’AH
Di Susun oleh :
Merdeka
M.Fajar
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN....................................................................1
a. Latar belakang.............................................................................3
b. Rumusan masalah........................................................................3
BAB II: PEMBAHASAN....................................................................34
a. Sejarah munculnya kaum syi’ah...............................................34
b. Konsep imamah dan ajaran syi’ah isna ‘asyariyah...................45
c. Konsep imamah dan ajaran syi’ah zaidiyah..............................46
d. Konsep imamah dan ajaran syi’ah ghulat....................................8
BAB III: PENUTUP..........................................................................610
a. Kesimpulan..............................................................................610
DAFTAR PUSTAKA........................................................................711
ii
BAB 1
LATAR BELAKANG
Secara historis, akar aliran Syi’ah terbentuk segera setelah kematian Nabi
Muhammad, yakni ketika Abu Bakar terpilih sebagai khalifah pertama pada pertemuan
tsaqifah yang diselenggarakan di Dar al-Nadwa, di Madinah. Pemilihan tersebut
dilaksanakan secara tergesa-gesa sebagai wujud persaingan antara kelompok Anshar dan
Muhajirin yang sempat mengancam perpecahan Islam. Dalam pertemuan itu Ali tidak
hadir karena sibuk mengurus jenazah Nabi. Pada waktu itu usia Ali 30 tahun, di mana
bangsa Arab menjadikan usia sebagai syarat penting kecakapan dalam kepemimpinan,
meskipun secara historis terdapat sejumlah pengecualian akan hal kemudian dilanjutkan
oleh Usman. Setelah Usman terbunuh oleh pemberontak yang mengatasnamakan diri
mereka sebagai anti depotisme keluarga Umayah, Ali kemudian diangkat menjadi
khalifah keempat pada tahun 35H/656Mtersebut. Tetapi pengikut Ali, pada saat itu,
merasa bahwa klaim mereka telah direbut secara tidak adil.
Selanjutnya Umar ditunjuk oleh Abu Bakar sebagai penggantinya, menjadi
khalifah kedua yang
B. Rumusan Masalah
3
BAB II
PEMBAHASAN
Syiah mulai muncul setelah pembunuhan khalifah Utsman bin ‘Affan. Pada masa
kekhalifahan Abu Bakar, Umar, masa-masa awal kekhalifahan Utsman yaitu pada masa
tahun-tahun awal islam pun berpecah-belah.
Pada masa kekhalifahan Ali juga muncul golongan syiah akan tetapi mereka
menyembunyikan pemahaman mereka, mereka tidak menampakkannya kepada Ali dan
para pengikutnya.Saat itu mereka terbagi menjadi tiga golongan.
1. Golongan yang menganggap Ali sebagai Tuhan. Ketika mengetahui sekte ini Ali
membakar mereka dan membuat parit-parit di depan pintu masjid Bani Kandah untuk
membakar mereka. Imam Bukhari meriwayatkan dalam kitab shahihnya, dari Ibnu Abbas
ia mengatakan, “Suatu ketika Ali memerangi dan membakar orang-orang zindiq (Syiah
yang menuhankan Ali). Andaikan aku yang melakukannya aku tidak akan membakar
mereka karena Nabi pernah melarang penyiksaan sebagaimana siksaan Allah (dibakar),
akan tetapi aku pasti akan memenggal batang leher mereka, karena Nabi bersabda:
من بدل دينه فاقتلوه
“Barangsiapa yang mengganti agamanya (murtad) maka bunuhlah ia“
2. Golongan Sabbah (pencela). Ali mendengar tentang Abu Sauda (Abdullah bin Saba’)
bahwa ia pernah mencela Abu Bakar dan Umar, maka Ali mencarinya. Ada yang
mengatakan bahwa Ali mencarinya untuk membunuhnya, akan tetapi ia melarikan diri
3. Golongan Mufadhdhilah, yaitu mereka yang mengutamakan Ali atas Abu Bakar dan
Umar. Padahal telah diriwayatkan secara mutawatir dari Nabi Muhammad bahwa beliau
bersabda,
خير هذه األمة بعد نبيها أبو بكر ثم عمر
“Sebaik-baik umat ini setelah nabinya adalah Abu Bakar dan Umar”.
Riwayat semacam ini dibawakan oleh imam Bukhari dalam kitab shahihnya, dari
4
Muhammad bin Hanafiyyah bahwa ia bertanya kepada ayahnya, siapakah manusa terbaik
setelah Rasulullah, ia menjawab Abu Bakar, kemudian siapa? dijawabnya, Umar.
jabatannya, Umat islam bersatu, tidak ada perselisihan. Kemudian pada akhir
kekhalifahan Utsman terjadilah berbagai peristiwa yang mengakibatkan timbulnya
perpecahana, muncullah kelompok pembuat fitnah dan kezhaliman, mereka membunuh
Utsman, sehingga setelah itu umat
Sepeninggal Ali r.a. (41H./661 M), pergolakan politik antara Syi’ah dengan
pendukung Mu’awiyah terus bekelanjutan. Syi’ah terus menuntut hak agar keluarga Ali
r.a. (ahl al-bait) tetap menjadi khalifah/imam. Oleh karena itu sepeninggal Ali r.a. mereka
mengangkat al-Hasan, puteranya sebagai pengganti hak kekhalifahan. Peristiwa
pengangkatan al-Hasan untuk menjadimam inilah yang kemudian menjadi awal doktrin
politik Syi’ah.
Adalah sekte syi’ah yang di nisbatkan kepada zaid bin alizainal abidin bin Husain bin
Ali r.a. yang hidup di masa khalifah hisyam bin abd al-malik (105 H-125 H). khalifah ke
sepuluh dari dynasty umayyah.
Syi’ah zaidiyah adalah sekte syi;ah yang menolak pernyataan bahwa imam yang
diwariskan oleh Rasullullah saw. Telah di sebutkan nama dan orangnya. Wasiat tersebut
sebenarnya hanya merupakan ciri cirinya saja.dari ciri-ciri itu diketahui bahwa ternyata
alilah yang patut jadi imam untuk jadi imam setelah Rasullullah saw. Karena ciri-ciri
tersebut tidak terdapat pada orang lain. Ciri-ciri tersebut mengharuskan bahwa imam itu,
harus berasal dari bani hasyim,shaleh taqwa,alim dan dermawan. Dan berusaha untuk
menuntut haknya atas jabatan itu. Kemudian sepeninggal ali bin abi thalib, syarat seorang
imam haruslah dari keturunan fathimah binti Rasullullah saw. Syi’ah zaidiyah tidak
menutup kemungkinan adanya lebih dari satu imam pada masa-masa yang sama asalkan
tidak berada pada Negara yang sama.
Konsep imamah syi;ah zaidiyah cenderung lebih demokratis dan rasional.hal ini di
buktikan dengan penolakan zaidiyah terhadap konsep imam Mahdi al muntadzar.bagi
zaidiyah imam itu harus hadir di tengah-tengah mereka , dan dihadapan mereka itulah
calon imam harus menunjukkan kemampuanya untuk memangku jabatan imam.bagi
zaidiyah imam hanyalah manusia biasa yang dapat melalukan dosa.mereka juga menolak
bahwasanya imam menerima wahyu, dan mendapat pelajaran langsung dari tuhan.
Selain dari golongan di atas, di dalam7 tubuh Syi’ah juga terdapat golongan-
golongan ekstrim dan dianggap telah keluar dari jalur Islam, yang dalam bentuk
ajarannya sering dikaitkan dengan Abdullah bin Saba’. Golongan ekstrim inilah yang
kemudian disebut dengan Syi’ah Ghulat (berasal dari kata ghuluw yang berarti berlebih-
lebihan). Sebagian dari golongan ini ada yang menempatkan Ali dan imam-imam Syi’ah
lainnya pada derajat ketuhanan, dan ada yang mengangkatnya pada derajat kenabian,
bahkan lebih tingi dari Muhammad.
Banyak sekte yang dipandang memiliki sikap ekstrim dalam aliran Syi’ah, yang
bila ditinjau dari sikap dan ajaran-ajarannya cenderung dikatakan menyesatkan. Sekte ini
disebut dengan Ghulat, yaitu golongan ekstrim di kalangan Syi’ah yang terlalu berlebih-
lebihan dalam menentukan hak imam.
1. Tanasukh, keluarnya roh dari satu jasat dan mengambil tempat pada jasat yang lain.
Faham ini diambil dari falsafah hindu. Penganut agama hindu berkeyakinan bahwa roh
disiksa dengan cara berpindah ke tubuh hewan yang lebih rendah dan diberi pahala
dengan cara berpindah dari satu kehidupan ke kehidupan yang lebih tinggi. Syiah ghulat
menerapkan faham ini dalam konsep imamahnya, sehingga ada yang mengatakan seperti
Abdullah bin Muawiyah bin Abdullah bin Ja’far- bahwa roh Allah berpindah kepada
adam seterusnya kepada imam-imam secara turun-temurun
9
KESIMPULAN
Secara bahasa, Syi’ah berarti pengikut, golongan, sahabat dan penolong . Istilah Syi’ah,
selanjutnya berkembang dengan arti khusus, yaitu nama bagi sekelompok orang yang
menjadi partisan atau pengikut Ali bin Abi Thalib dan keturunan-keturunannya.
Syi’ah Isna Asyariah adalah bagian dari Syi’ah Imamiyah yang paling terkenal dan
terbesar, danmenjadi mazhab resmi negara di Iran yang masih eksis hingga kini
Syi’ah zaidiyah adalah paham syi;ah yang di nisbatkan zain bin ali zainalabidin zaidiyah
cenderung bersifat moderat dalam menghadapi dilemma kekhalifahan ali bin abi thalib.
Golongan ekstrim dan dianggap telah keluar dari jalur Islam, yang dalam bentuk
ajarannya sering dikaitkan dengan Abdullah bin Saba’. Golongan ekstrim inilah yang
kemudian disebut dengan Syi’ah Ghulat (berasal dari kata ghuluw yang berarti berlebih-
lebihan).
1
0
DAFTAR PUSAKA
https://uin-malang.ac.id/blog/post/read/131101/syi-ah-isna-asyariyah-dan-konsep-
imamah.html
1
1