Anda di halaman 1dari 12

SYI’AH & SEJARAH MUNCULNYA

SYI’AH

Di Susun oleh :

Merdeka
M.Fajar

Dosen pengampu : Eka Juliana

Mata Kuliah : Ilmu Kalam


Prodi : pendidikan agama islam

UNIVERSITAS AL-WASLIYAH, SUMATRA UTARA (UNIVA)


T. A 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, inayah,taufik
dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalahini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini
dapatdipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembacadan sebagai bahan diskusi bersama teman-teman .Harapan kami semoga
makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,
sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupunisi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.Makalah ini, kami akui masih banyak kekurangan
karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN....................................................................1
a. Latar belakang.............................................................................3
b. Rumusan masalah........................................................................3
BAB II: PEMBAHASAN....................................................................34
a. Sejarah munculnya kaum syi’ah...............................................34
b. Konsep imamah dan ajaran syi’ah isna ‘asyariyah...................45
c. Konsep imamah dan ajaran syi’ah zaidiyah..............................46
d. Konsep imamah dan ajaran syi’ah ghulat....................................8
BAB III: PENUTUP..........................................................................610
a. Kesimpulan..............................................................................610
DAFTAR PUSTAKA........................................................................711

ii
BAB 1
LATAR BELAKANG

Secara historis, akar aliran Syi’ah terbentuk segera setelah kematian Nabi
Muhammad, yakni ketika Abu Bakar terpilih sebagai khalifah pertama pada pertemuan
tsaqifah yang diselenggarakan di Dar al-Nadwa, di Madinah. Pemilihan tersebut
dilaksanakan secara tergesa-gesa sebagai wujud persaingan antara kelompok Anshar dan
Muhajirin yang sempat mengancam perpecahan Islam. Dalam pertemuan itu Ali tidak
hadir karena sibuk mengurus jenazah Nabi. Pada waktu itu usia Ali 30 tahun, di mana
bangsa Arab menjadikan usia sebagai syarat penting kecakapan dalam kepemimpinan,
meskipun secara historis terdapat sejumlah pengecualian akan hal kemudian dilanjutkan
oleh Usman. Setelah Usman terbunuh oleh pemberontak yang mengatasnamakan diri
mereka sebagai anti depotisme keluarga Umayah, Ali kemudian diangkat menjadi
khalifah keempat pada tahun 35H/656Mtersebut. Tetapi pengikut Ali, pada saat itu,
merasa bahwa klaim mereka telah direbut secara tidak adil.
Selanjutnya Umar ditunjuk oleh Abu Bakar sebagai penggantinya, menjadi
khalifah kedua yang

B. Rumusan Masalah

a. Sejarah Munculnya Kaum Syi’ah


b. Konsep Imamah Dan Ajaran Syi’ah Itsna ‘Asyariyah
c. Konsep Imamah Dan Ajaran Syi’ah Zaidiyah
d. Konsep Imamah Dan Ajaran Syi’ah Ghulat

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Munculnya Kaum Syi’ah

Syiah mulai muncul setelah pembunuhan khalifah Utsman bin ‘Affan. Pada masa
kekhalifahan Abu Bakar, Umar, masa-masa awal kekhalifahan Utsman yaitu pada masa
tahun-tahun awal islam pun berpecah-belah.

Pada masa kekhalifahan Ali juga muncul golongan syiah akan tetapi mereka
menyembunyikan pemahaman mereka, mereka tidak menampakkannya kepada Ali dan
para pengikutnya.Saat itu mereka terbagi menjadi tiga golongan.

1. Golongan yang menganggap Ali sebagai Tuhan. Ketika mengetahui sekte ini Ali
membakar mereka dan membuat parit-parit di depan pintu masjid Bani Kandah untuk
membakar mereka. Imam Bukhari meriwayatkan dalam kitab shahihnya, dari Ibnu Abbas
ia mengatakan, “Suatu ketika Ali memerangi dan membakar orang-orang zindiq (Syiah
yang menuhankan Ali). Andaikan aku yang melakukannya aku tidak akan membakar
mereka karena Nabi pernah melarang penyiksaan sebagaimana siksaan Allah (dibakar),
akan tetapi aku pasti akan memenggal batang leher mereka, karena Nabi bersabda:
‫من بدل دينه فاقتلوه‬
“Barangsiapa yang mengganti agamanya (murtad) maka bunuhlah ia“
2. Golongan Sabbah (pencela). Ali mendengar tentang Abu Sauda (Abdullah bin Saba’)
bahwa ia pernah mencela Abu Bakar dan Umar, maka Ali mencarinya. Ada yang
mengatakan bahwa Ali mencarinya untuk membunuhnya, akan tetapi ia melarikan diri
3. Golongan Mufadhdhilah, yaitu mereka yang mengutamakan Ali atas Abu Bakar dan
Umar. Padahal telah diriwayatkan secara mutawatir dari Nabi Muhammad bahwa beliau
bersabda,
‫خير هذه األمة بعد نبيها أبو بكر ثم عمر‬

“Sebaik-baik umat ini setelah nabinya adalah Abu Bakar dan Umar”.
Riwayat semacam ini dibawakan oleh imam Bukhari dalam kitab shahihnya, dari
4
Muhammad bin Hanafiyyah bahwa ia bertanya kepada ayahnya, siapakah manusa terbaik
setelah Rasulullah, ia menjawab Abu Bakar, kemudian siapa? dijawabnya, Umar.
jabatannya, Umat islam bersatu, tidak ada perselisihan. Kemudian pada akhir
kekhalifahan Utsman terjadilah berbagai peristiwa yang mengakibatkan timbulnya
perpecahana, muncullah kelompok pembuat fitnah dan kezhaliman, mereka membunuh
Utsman, sehingga setelah itu umat

a. Konsep Imamah Dan Ajaran Syi;ah Itsna ‘Asyariyah

Syi’ah Isna Asyariyah. adalah termasuk bagian  dari sekte Syi’ah


Imamiyah, disebut begitu karena sekte tersebut beranggapan bahwa pemimpin(imam )
setelah wafatnya nabi diwariskan kepada 12 orang: mulai dari Ali bin Abi Thalib,kedua
putranya al-Hasan dan al-Husain hingga kepada Muhamad al-Mahdi yang akan
menegakkan keadilan pada akhir zaman. syi’ah isna asyariyah ini muncul,pada tahun 225
h.

Sampai kepada Muhammad, saw.  Al-Muntadzar (al-Mahdi), silsilah imam-imam


itu terputus. Hal ini karena imam yang terakhir tidak mempunyai keturunan. Muhammad,
saw.  Sewaktu masih kecil hilang di dalam gua yang terdapat di Samarra (Irak). Syi’ah
Isna ‘Asyariyah berkeyakina, bahwa imam ini menghilang untuk sementara waktu dan
akan kembali sebagai al-mahdi yang lagnsung memimpin umat oleh sebab itu ia disebut
imam yang bersembunyi (al-Imam al-Mustair) atau imam yang dinanti (al-Imam al-
Muntadzar). Menurut mereka, selama imam itu bersembunyi ia memimpin umat  melalui
raja-raja yang memegang kekuasaan dan para ulama’ mujtahid Syi’ah.

Selama masa 70 tahun terhitung sejak menghilangnya imam, para mujtahid


mereka adalah Usaman bin Said, kemudian digantikan oleh puteranya Abu Ja’far. Abu
Ja’far kemudian digantikan oleh Abu al-Qasim bin Ruh. Kemudian Abul Qasim bin Ruh
melimpahkannya keapda al-Hasan as-Samiri. Sampai dengan Samiri, para mujtahid
kemudian terputus dan as-Samiri menyerahkan urusan ini kepda Tuhan. Periode tujuh
puluh tahun (periode yang diwakili oleh para mujtahid atau para ulama).

Dasar keyakinan Syi’ah adalah bahwa Ali


5 r.a. dan keluarganya merupakan orang
yang paling berhak untuk  menjadi khalifah dibanding Abu Bakar, Umar dan Usman,
karena Rasulullah saw, telah mewariskan kekhalifahan kepadanya.menurut Syi’ah kecuali
Syi’ah Zaidiyyah Abu Bakar Umar dan Usman adalah merampas hak Ali r.a. demikian
juga khalifah Amawiyah dan Abbasyiah dianggap menggazab kekhalifahan Ali r.a.
kelompok sahabat yang  amat cinta kapada Ali r.a. adalah Salman al-Farisi, Abu Zar al-
Ghifari, Miqdad bin Aswad. Mereka berpendapat bahwa Ali r.a. adalah lebih berhak
menjadi khalifah karena sifat-sifatnya.

Sepeninggal Ali r.a. (41H./661 M), pergolakan politik antara Syi’ah dengan 
pendukung Mu’awiyah terus bekelanjutan. Syi’ah terus menuntut hak agar keluarga Ali
r.a. (ahl al-bait) tetap menjadi khalifah/imam. Oleh karena itu sepeninggal Ali r.a. mereka
mengangkat al-Hasan, puteranya sebagai pengganti hak kekhalifahan. Peristiwa
pengangkatan al-Hasan untuk menjadimam inilah yang kemudian menjadi awal doktrin
politik Syi’ah.

b. Konsep Imamah Dan Ajaran Syi’ah Zaidiyah

Adalah sekte syi’ah yang di nisbatkan kepada zaid bin alizainal abidin bin Husain bin
Ali r.a. yang hidup di masa khalifah hisyam bin abd al-malik (105 H-125 H). khalifah ke
sepuluh dari dynasty umayyah.

Zaid berdomisili di kota kufah. Dia seorang yang pemberani berpengetahuan


tinggi,dan disegani masyarakat dan pantang mundur dalam memperjuangkan
dakwahnya.dia mempunyai hubungan dekat dengan washil bin atha’ dan sering bertukar
pikiran dengan abu hanifah di irak. Ia pernah menentang kekuasaan dynasty umayyah
dengan memobilisasi para pendukungya di antara penduduk kufah akhirnya, dia tewas
dalam pertempuran melawan yusuf bin umar, gubernur yang di angkat oleh khalifah
hisyam untuk daerah irak pada thn 122 H.sepeninggal zaid, putranya yahya bin zaid
menggantikanya sebagai imam. Ia seperti ayahnya seorang pemberani dan pahlawan
perang, mempunyai ketangguhan dalam berjuang menegakkan keimananya. Ketika
6
ayahnya mati terbunuh , ia melarikan diri ke khurazan dan di penjarakan di kota muru.
Setelah dibebaskan dia berhijrah di daerah turzan. Di tempat yang baru ia melanjutkan
perjuanganya melawan dynasty umayyah. Dalam satu pertempuran ia gugur pada tahun
125 H. sebelum gugur, yahya mewariskan ke imamam kepada salah seorang dari
keturunan hasan bin ali bernama Muhammad bin Abdullah. Di daerah hijaz, imam yang
baru ini melanjutkan perjuanganya melawan pemerintah yang berkuasa. Ia berjihad untuk
menegakkan keimananya dengan melawan kekuasaan dinasti ummayyah dan dynasty
abbasiyah. Dia menggambil gelar Mahdi di madinah. Pada masa kekhilafahan abu ja’far
al-manshur (khalifah ke II dari dynasti abbasiyah) pasukan khalifah memeranginya dan ia
meninggal dunia pada pertempuran di madinah pada thn 45

Syi’ah zaidiyah adalah sekte syi;ah yang menolak pernyataan bahwa imam yang
diwariskan oleh Rasullullah saw. Telah di sebutkan nama dan orangnya. Wasiat tersebut
sebenarnya hanya merupakan ciri cirinya saja.dari ciri-ciri itu diketahui bahwa ternyata
alilah yang patut jadi imam untuk jadi imam setelah Rasullullah saw. Karena ciri-ciri
tersebut tidak terdapat pada orang lain. Ciri-ciri tersebut mengharuskan bahwa imam itu,
harus berasal dari bani hasyim,shaleh taqwa,alim dan dermawan. Dan berusaha untuk
menuntut haknya atas jabatan itu. Kemudian sepeninggal ali bin abi thalib, syarat seorang
imam haruslah dari keturunan fathimah binti Rasullullah saw. Syi’ah zaidiyah tidak
menutup kemungkinan adanya lebih dari satu imam pada masa-masa yang sama asalkan
tidak berada pada Negara yang sama.

Konsep imamah syi;ah zaidiyah cenderung lebih demokratis dan rasional.hal ini di
buktikan dengan penolakan zaidiyah terhadap konsep imam Mahdi al muntadzar.bagi
zaidiyah imam itu harus hadir di tengah-tengah mereka , dan dihadapan mereka itulah
calon imam harus menunjukkan kemampuanya untuk memangku jabatan imam.bagi
zaidiyah imam hanyalah manusia biasa yang dapat melalukan dosa.mereka juga menolak
bahwasanya imam menerima wahyu, dan mendapat pelajaran langsung dari tuhan.

c. Konsep Imamah Dan Ajaran syi’ah Ghulat

  Selain dari golongan di atas, di dalam7 tubuh Syi’ah juga terdapat golongan-
golongan ekstrim dan dianggap telah keluar dari jalur Islam, yang dalam bentuk
ajarannya sering dikaitkan dengan Abdullah bin Saba’. Golongan ekstrim inilah yang
kemudian disebut dengan Syi’ah Ghulat (berasal dari kata ghuluw yang berarti berlebih-
lebihan). Sebagian dari golongan ini ada yang menempatkan Ali dan imam-imam Syi’ah
lainnya pada derajat ketuhanan, dan ada yang mengangkatnya pada derajat kenabian,
bahkan lebih tingi dari Muhammad.
            Banyak sekte yang dipandang memiliki sikap ekstrim dalam aliran Syi’ah, yang
bila ditinjau dari sikap dan ajaran-ajarannya cenderung dikatakan menyesatkan. Sekte ini
disebut dengan Ghulat, yaitu golongan ekstrim di kalangan Syi’ah yang terlalu berlebih-
lebihan dalam menentukan hak imam.

Ajaran-ajaran syiah ghulat yaitu:  

1.  Tanasukh, keluarnya roh dari satu jasat dan mengambil tempat pada jasat yang lain.
Faham ini diambil dari falsafah hindu. Penganut agama hindu berkeyakinan bahwa roh
disiksa dengan cara berpindah ke tubuh hewan yang lebih rendah dan diberi pahala
dengan cara berpindah dari satu kehidupan ke kehidupan yang lebih tinggi. Syiah ghulat
menerapkan faham ini dalam konsep imamahnya, sehingga ada yang mengatakan seperti
Abdullah bin Muawiyah bin Abdullah bin Ja’far- bahwa roh Allah berpindah kepada
adam seterusnya kepada imam-imam secara turun-temurun

    2.  Bada’, adalah keyakinan Allah mengubah kehendaknya sejalan dengan perubahan


ilmunya serta dapat memerintahkan suatu perbuatan kemudian memerintahkan
sebaliknya. Syahrastani menjelaskan lebih lanjut bahwa bada’ dalam pandangan Syiah
Ghulat mempuyai beberapa arti. Bila berkaitan dengan ilmu artinya menampakkan
sesuatu yang bertentangan dengan yang dikuasai Allah. bila berkaitan dengan kehendak,
artinya memperlihatkan yang benar dengan menyalahi yang dikehendaki dan hukum
yang diterapkannya. Bila berkaitan dengan perintah, artinya memerintahkan hal lain yang
bertentangan dengan perintah sebelumnya.

3.   Raj’ah, ada hubungannya dengan Mahdiyah, Syiah Ghulat mempercayai bahwa imam


Mahdi al-Muntazhar akan datang ke bumi, Namun mereka berbeda pendapat tentang
siapa yang akan kembali. Sebagian mengatakan bahwa yang akan kembali itu adalah Ali
dan sebagian lagi megatakan bahwa yang akan kembali adalah Ja’far As-Shaddiq,
8
4. Tasybih artinya menyerupakan, mempersamakan. Syiah Ghulat menyerupakan salah
seorang imam mereka dengan tuhan atau menyerupakan tuhan dengan makhluknya
5. Hulul artinya Tuhan berada pada setiap tempat, berbicara dengan semua bahasa, dan
ada pada setiap individu manusia. Hulul bagi Syiah Ghulat berarti Tuhan menjelma pada
diri imam sehingga imam harus disembah.
6. Ghayba, artinya menghilangnya imam Mahdi. Ghayba merupakan kepercayaan Syiah
bahwa imam Mahdi itu ada di dalam negeri ini dan tidak dapat dilihat oleh mata biasa.

9
KESIMPULAN

Secara bahasa, Syi’ah berarti pengikut, golongan, sahabat dan penolong . Istilah Syi’ah,
selanjutnya berkembang dengan arti khusus, yaitu nama bagi sekelompok orang yang
menjadi partisan atau pengikut Ali bin Abi Thalib dan keturunan-keturunannya.

Syi’ah Isna Asyariah adalah bagian dari Syi’ah Imamiyah yang paling terkenal dan
terbesar, danmenjadi mazhab resmi negara di Iran yang masih eksis hingga kini

Syi’ah zaidiyah adalah paham syi;ah yang di nisbatkan zain bin ali zainalabidin zaidiyah
cenderung bersifat moderat dalam menghadapi dilemma kekhalifahan ali bin abi thalib.

Golongan ekstrim dan dianggap telah keluar dari jalur Islam, yang dalam bentuk
ajarannya sering dikaitkan dengan Abdullah bin Saba’. Golongan ekstrim inilah yang
kemudian disebut dengan Syi’ah Ghulat (berasal dari kata ghuluw yang berarti berlebih-
lebihan).

1
0
DAFTAR PUSAKA

Islam,  (Bairut: Dar al-Kutub Ahmad Amin, Fajr al- al-Arabi) 1969

Ahmad Sahidin. Aliran-Aliran dalam Islam. Bandung: Kawah Media. 2009

https://uin-malang.ac.id/blog/post/read/131101/syi-ah-isna-asyariyah-dan-konsep-
imamah.html

1
1

Anda mungkin juga menyukai