Anda di halaman 1dari 21

P.S. Rosmana, S. Iskandar, D.I. Kiranti, I. Febriyanti, S.Q.A. Farradhillah, Y.

Sari | JPDP 8 (1)


April 2022, 50-70

Jurnal Pendidikan Dasar Perkhasa


http://jurnal.stkippersada.ac.id/jurnal/index.php/JPDP/
P-ISSN 2461-078X
E-ISSN 2654-783X
JPDP 8 (1) (2022) 50-70 DOI : 10.31932/jpdp.v8i1.1551

URGENSI PENGEMBANGAN KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN SISWA


SEKOLAH DASAR

Primanita Sholihah Rosmana*1, Sofyan Iskandar2, Deti Indah Kiranti3, Ismaya


Febriyanti4, Septy Qurrotu Aini Farradhillah5, Yunita Sari6
1,2,3,4,5,6Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Indonesia

Diterima: 26 Maret 2022. Dipublikasi: 29 April 2022.

Abstract. In implementing education, the curriculum occupies a strategic position in determining


the quality of educational output. In addition, in its development the curriculum must pay attention
to the existing foundations such as the philosophical foundation, psychological basis, sociological
basis and also the basis of science and technology. The curriculum is always changing according to
changes that occur in society which are also the impact of the curriculum itself. The curriculum is
not static, but dynamic and is constantly influenced by changes in the underlying factors. In
developments and changes in the curriculum, it is intended to be better than the previous
curriculum. In its implementation, this study uses a qualitative research type with a literature study
method, where this method is used to get the main answers to problems in the urgency of the
curriculum development foundation. The analysis used is descriptive analysis, which intends to
explore and clarify an existing phenomenon or social reality.

Keywords: Education, Curriculum, foundation

Abstrak. Dalam pelaksanaan pendidikan kurikulum menempati posisi strategis dalam menentukan
kualitas output pendidikan. Di samping itu dalam perkembangannya kurikulum harus
memperhatikan landasan-landasan yang ada seperti landasan filsafat, landasan psikologis,
landasan sosiologis dan juga landasan ilmu pengetahuan tan teknologi. Kurikulum selalu berubah
disesuaikan dengan perubahan yang terjadi di masyarakat yang juga merupakan dampak dari
kurikulum itu sendiri. Kurikulum tidak statis, tetapi dinamis dan senantiasa dipengaruhi oleh
perubahan-perubahan dalam faktor-faktor yang mendasarinya. Dalam perkembangan dan
perubahan yang ada dalam kurikulum dimaksudkan untuk menjadi yang lebih baik dari kurikulum
yang ada sebelumnya. Dalam pelaksanaanya kajian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif
denngan metode studi literatur, dimana metode ini digunakan untuk mendapatkan jawaban pokok
dari permasalahan dalam urgensi landasan pengembangan kurikulum. Analisis yang digunakan
adalah Analisa deskriptif , yang bermaksud untuk mengeksplorasi dan mengklarifikasi mengenai
sesuatu fenomena atau kenyataan sosial yang ada.

Kata kunci: Pendidikan, Kurikulum, Landasan

Pendahuluan metode yang sudah dipersiapkan


Menurut UU No. 20 Tahun 2003 untuk melaksanakan tujuan
tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan yang sudah direncanakan.
mengartikan kurikulum sebagai suatu Kurikulum tidak hanya bermakna
alat
*surelyang dilengkapi
korespondensi: dengan cara atau
primanitarosmana@upi.edu sebagai mata pelajaran saja, namun

50
P.S. Rosmana, S. Iskandar, D.I. Kiranti, I. Febriyanti, S.Q.A. Farradhillah, Y. Sari | JPDP 8 (1)
April 2022, 50-70

memiliki makna sebagai suatu akan dijadikan pijakan dalam


kegiatan yang memiliki hubungan merencanakan, mengembangkan, dan
dengan pembelajaran sebagai upaya mengimplementasikan kurikulum.
mencapai tujuan dalam pendidikan. Adanya landasan yang kokoh
Sehingga dalam hal ini kurikulum akan menghasilkan kurikulum yang
dijadikan sebagai rancangan dalam kuat misalnya saja dalam program
suatu pendidikan. pendidikan akan menghasilkan
Sebagai rancangan pendidikan, manusia terdidik sesuai dengan
kurikulum memiliki kedudukan yang hakikat kemanusiaannya, baik untuk
sangat strategis dalam aspek masa kini maupun masa depan.
pendidikan. Pentingnya peranan Penggunaan landasan yang tepat
kurikulum membuat penyusunan dalam mengembangkan kurikulum
kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa sangat diperlukan oleh penyusun
adanya landasan yang kuat. kurikulum tingkat pusat (makro) serta
Pentingnya posisi kurikulum ini juga harus dipahami dan dijadikan dasar
membuat proses penyusunan dan pertimbangan oleh para pengembang
pengembangan kurikulum harus lebih kurikulum ditingkat operasional
berhati-hati dan tidak bisa (satuan pendidikan) diantaranya guru,
sembarangan dalam menyusun kepala sekolah, pengawas pendidikan,
kurikulum melainkan harus dewan sekolah atau komite
didasarkan pada pertimbangan atau pendidikan dan pihak-pihak terkait
pada landasannya. Sehingga lainnya (stake holder). Dipakainya
kurikulum dapat dijadikan dasar kebijakan pemerintah mengenai
dalam menyelenggarakan pendidikan pengembangan kurikulum operasional
dan dapat memfasilitasi tercapainya yang akan dilakukan oleh setiap
tujuan pendidikan serta membuat satuan pendidikan, maka semua
pembelajaran lebih efisien dan efektif. jajaran di satuan pendidikan harus
Oleh karena itu, dalam memiliki pemahaman yang luas dan
mengembangkan kurikulum harus mendalam mengenai landasan
diidentifikasikan dan dikaji dengan pengembangan kurikulum dan secara
akurat, selektif, mendalam, dan operasional dijadikan sebagai rujukan
menyeluruh mengenai landasan yang dalam mengimplementasikan suatu

51
P.S. Rosmana, S. Iskandar, D.I. Kiranti, I. Febriyanti, S.Q.A. Farradhillah, Y. Sari | JPDP 8 (1)
April 2022, 50-70

kurikulum di satuan pendidikan yang istilah lain dari tinjauan pustaka,


mereka kelola. Landasan yang akan kajian pustaka, kajian teoritis, tinjauan
dipilih sebagai dasar pijakan dalam teoritis, landasan teori, dan telaah
mengembangkan kurikulum putsaka (literature review). Pada studi
dipengaruhi oleh pandangan hidup, pustaka ini, penelusuran pustaka tidak
kultur, kebijakan politik yang telah hanya sebagai langkah awal
dianut oleh suatu negara yang mempersiapkan kerangka penelitian
mengembangkan kurikulum tersebut. (research design), namun juga dapat
Namun, secara umum landasan yang digunakan untuk memperoleh data
akan di bahas yaitu mengenai dengan memanfaatkan sumber-
landasan filosofis, psikologis, sumber perpustakaan (Zed, 2014).
sosiologis, serta landasan ilmu Dalam penelitian ini digunakan
pengetahuan dan teknologi yang berbagai macam sumber yang
merupakan landasan umum dan menyediakan pengetahuan yang
pokok yang akan dijadikan sebagai memberikan data mengenai Urgensi
dasar pijakan dalam mengembangkan Landasan Pengembangan Kurikulum
kurikulum. dalam Pendidikan Siswa Sekolah
Dasar melalui berbagai macam
Metode sumber bacaan seperti buku, jurnal
Penelitian ini merupakan serta artikel yang menyediakan data
penelitian kualitatif dengan mengenai Urgensi Landasan
menggunakan studi pustaka atau studi Pengembangan Kurikulum dalam
literatur. Secara umum, metode Pendidikan Siswa Sekolah Dasar.
penelitian kualitatif merupakan suatu Setelah seluruh sumber data yang
kegiatan ilmiah yang terstruktur, akan digunakan dalam penelitian
terencana, sistematis serta memiliki tersebut terkumpul, dilakukan
tujuan tertentu baik praktis maupun klasifikasi sumber data berdasarkan
teoritis (Raco, 2010). Proses kuantitasnya. Sehingga dari sekian
pengumpulan data yang dengan banyak sumber data yang telah
metode penelitian kualitatif ini digunakan, data-data tersebut dapat
menggunakan studi literatur atau dipilih dan dibuat menjadi sebuah
studi pustaka. Studi pustaka adalah hasil yang mudah dibaca dan

52
P.S. Rosmana, S. Iskandar, D.I. Kiranti, I. Febriyanti, S.Q.A. Farradhillah, Y. Sari | JPDP 8 (1)
April 2022, 50-70

diinterpretasikan. Dalam penelitian ini yang dihadapi manusia, termasuk


metode yang digunakan untuk masalah pendidikan.
menganalisa data adalah analisa Landasan filososfis dalam
deskriptif, yang bermaksud untuk pengembangan kurikulum (Majir,
mengeksplorasi dan mengklarifikasi 2017) adalah asumsi atau
mengenai sesuatu fenomena atau rumusan dari hasil berpikir secara
kenyataan sosial dengan cara mendalam, analitis, logis dan
mendeskripsikan sejumlah variable sistematis dalam merencanakan,
yang berkaitan dengan masalah yang melaksanakan, membina dan
sedang diteliti saat itu. mengembangkan kurikulum.
Penggunaan filsafat dalam
Hasil dan Pembahasan pengembangan kurikulum ini
1) Landasan Filosofis dalam berbentuk program yang tertulis
Pengembangan Kurikulum
maupun dalam bentuk
Filsafat secara harafiah
pelaksanaan operasional di
berarti “cinta akan kebijakan”,
sekolah. Filsafat ini merupakan
untuk dapat berbuat secara bijak,
suatu hal yang dapat membimbing
perlu pengetahuan yang diperoleh
siswa menuju ke arah pencapaian
melalui proses berpikir secara
tujuan pendidikan. Dalam
mendalam, sistematis dan logis.
pengembangan kurikulum,
Secara umum, Socrates (Majir,
tentunya harus berpijak pada
2017) menyatakan bahwa filsafat
aliran-aliran filsafat tertentu,
adalah cara berpikir secara
langkah ini akan memberi nuansa
radikal, menyeluruh dan
terhadap konsep dan
mandalam atau berpikir sedalam
implementasi kurikulum yang
dalammnya. Sementara itu, Plato
dikembangkan. (Bahri, 2011).
(Sukirman, 2007) menjelaskan
Landasan filosofis pendidikan di
bahwa filsafat adalah ilmu
Indonesia sendiri merupakan
pengetahuan mengenai
Pancasila, maka nilai-nilai yang
kebenaran. Filsafat berupaya
terdapat dalam setiap sila di
mengkaji berbagai permasalahan
Pancasila tersebut harus diajarkan
kepada peserta didik. Sebab

53
P.S. Rosmana, S. Iskandar, D.I. Kiranti, I. Febriyanti, S.Q.A. Farradhillah, Y. Sari | JPDP 8 (1)
April 2022, 50-70

filsafat negara Indonesia ini Dengan demikian, tujuan


mampu menyelesaikan berbagai kurikulum dimulai dari tingkat
permasalahan yang dihadapi oleh pusat (ideal) sampai ke tujuan
masyarakat Indonesia. Namun operasional (pembelajaran)
tentunya, masing-masing aliran harus merefleksikan
filsafat pasti memiliki kelemahan pembentukan karakter
dan keunggulan tersendiri. tersebut. Sukirman dalam
Menurut Redja Mudharyo (Landasan Pengembangan
dalam (Majir, 2017), terdapat 3 Kurikulum) menjelaskan isi
sistem pemikiran filsafat yang kurikulum berdasarkan filososi
memiliki pengaruh besar dalam idealisme ini dirancang untuk
dunia pendidikan, diantaranya mengembangkan kemampuan
adalah: berpikir manusia dan
1) Filsafat Idealisme keterampilan melalui program
Filsafat idealisme menyatakan dan pendidikan praktis.
bahwa kenyataan pada Pendidik harus memiliki
hakikatnya bersifat spiritual keunggulan yang
daripada bersifat fisik, bersifat menjadikannya sebagai
mental daripada material. panutan bagi peserta didik dan
Filsafat ini menyatakan bahwa mengimplikasikan filosofi
manusia adalah makhluk tersebut dengan bertanggung
spiritual yang cerdas dan jawab menciptakan lingkungan
bertujuan. Pikirannya yang kondusif bagi terselenggaranya
rasional membuat manusia pendidikan dengan memiliki
dapat menentukan pilihan yang keunggulan dalam
harus diikutinya sendiri. dari melaksanakan peendidikan.
filsafat idealism ini, tujuan 2) Filsafat Realisme
pendidikan harus Filsafat Realisme memandang
dikembangkan pada upaya bahwa dunia atau realistas ini
pembentukan karakter, bakat bersifat materi.hal ini
dan kebaikan sosial sesuai berbanding terbalik dengan
dengan hakikat manusia. filsafat idealism. Filsafat

54
P.S. Rosmana, S. Iskandar, D.I. Kiranti, I. Febriyanti, S.Q.A. Farradhillah, Y. Sari | JPDP 8 (1)
April 2022, 50-70

realisme yang menyatakan sebenarnya adalah kenyataan


bahwa dunia terbentuk dari fisik, plural dan berubah
kesatuan yang nyata, material (becoming). Filsafat
dan substansial. Pada pragmatisme ini menyatakan
hakikatnya, manusia ini bahwa manusia adalah hasil
terletak pada apa yang evolusi biologis, psikologis, dan
dikerjakannya. Kurikulum sosial karena manusia lahir
pendidikan dikembangkan tanpa dibekali oleh
secara kompeherensif meliputi kemampuan bahasa, keyakinan,
pengetahuan yang bersifat gagasan, atau norma-norma.
sains, sosial, maupun Tujuan pendidikan dari filsafat
pembelajaran yang memuat pragmatisme ini lebih
nilai-nilai. Isi kurikulumnyapun diarahkan kepada upaya untuk
lebih efektif diorganisasikan memperoleh pengalaman yang
dalam bentuk mata pelajaran dapat digunakan untuk
karena memiliki memecahkan masalah baru
kecenderungan berorientasi dalam kehidupan manusia baik
pada mata pelajaran atau secara individu maupun sosial.
subject centered. Sukirman Sukirman (2007) menyatakan
dalam (Landasan implikasi filsafat pragmatism
Pengembangan Kurikulum) terhadap pengembangan isi
menyatakan bahwa filsafat ini kurikulum adalah dengan
diimplikasikan dengan memuat pengalaman yang
memposisikan pendidik telah teruji dan sesuai dengan
sebagai pengelola pendidikan minat dan kebutuhan siswa.
yang harus menguasai tugas Proses pembelajarannya juga
terkait pendidikan. harus diarahkan pada upaya
3) Filsafat Pragmatisme pemecahan masalah,
Filsafat Pragmatisme penyelidikan dan penemuan
memandang bahwa kenyataan yang dipimpin oleh pendidik.
tidaklah mungkin dan tidak Ketiga aliran filosofi tersebut
perlu, karena kenyataan yang kemudian menghasilkan

55
P.S. Rosmana, S. Iskandar, D.I. Kiranti, I. Febriyanti, S.Q.A. Farradhillah, Y. Sari | JPDP 8 (1)
April 2022, 50-70

pemikiran-pemikira baru yang Progresivisme


disebut dengan sikap-sikap berpendapat bahwa
filosofi dan paradigma. pendidikan adalah
Amstrong dalam (Suprihatin, demokrasi serta proses
2007) menyatakan beberapa pendidikan yang berpusat
paradigma postmodern yang kepada kepentingan
berkaitan dengan dunia pembelajar. Olivia dalam
pendidikandan memberikan (Suprihatin, 2007)
sumbangan terhadap dinamika menjelaskan bahwa
di dunia pendidikan. Paradigma progrivisme berpandangan
tersebut diantaranya: bahwa pendidikan adalah
a. Esensialisme pelayanan terhadap
Paradigma esensialime ini kebutuhan
merupakan pengalihan siswa/pembelajaran.
penerusan warisan budaya Kebutuhan dan minat
luhur ke generasi pembelajaran yang
berikutnya. Menurut Olivia merupakan kepentingan
dalam (Suprihatin, 2007) utama pendidikan
Pendidikan bagi sekaligus bahan
esensialisme ini pertimbangan yang utama
merupakan kendaraan dalam memberikan
yang membawa manusia layanan pendidikan. Isi
kedalam budaya pelajarannya melibatkan
kehidupan. Semua siswa siswa memecahkan
diajarkan mengenai inti persoalan dan refleksi dan
umum pengetahuan seperti diambil dari kajian ilmiah
ilmu alam dan bidang sosial yang memiliki
teknik dengan pembelajarn relevansi dengan program
model baru yang yang menggunakan aliran
diharapkan meningkatkan ini.
efisiensi pengajaran. c. Perennialisme
b. Progresivisme

56
P.S. Rosmana, S. Iskandar, D.I. Kiranti, I. Febriyanti, S.Q.A. Farradhillah, Y. Sari | JPDP 8 (1)
April 2022, 50-70

Olivia dalam (Suprihatin, Kneller dalam (Suprihatin,


2007) berpandangan 2007) menjelaskan
bahwa pendidikan paradigma ini sebagai anti
merupakan pendisiplinan kemapanan dan
pikiran, pengembangan berpandangan bahwa
nalar, dan penyampaian sekolah harus berdiri di
kebenaran yang tidak barisan terdepan untuk
berubah dan tidak akan terciptanya perubahan
berakhir selamanya. sosial yang mendasar dan
Perenialisme menekankan berlawanan dengan
kurikulum berdasarkan esensialis. Program di
akademik yang sekolah seharusnya
menekankan logika, tata menyiapkan siswa sebagi
bahasa, retorika dan pembaharu sosial sehingga
bahasa modern. Kemudian perannya tidak hanya
siswa diberi kesempatan sebatas rakyat biasa.
belajar di situasi luar e. Ekstensialisme
sekolah. Pelajaran di Amstrong dalam
sekolah menekankan (Suprihatin, 2007)
percobaan ilmiah dan mengemukakan bahwa
teknologi dengan ekstensialisme tidak
pengurangan tekanan pada memiliki prinsip yang bisa
pengertian tentang diterapkan pada semua
kehidupan berkualitas orang. Satu-satunya
yang seharusnya realitas yang dianggap
ditonjolkan, serta objektif adalah kita
mengabaikan pelajaran hendaknya menjalani
yang berfokus pada hal kehidupan dengan sebaik-
yang pengaruhnya kurang baiknya karena pada
jelas terhadap akhirnya kita akan mati.
pengembangan akal. Aliran ini tidak
d. Rekonstruktivisme memperkenankan

57
P.S. Rosmana, S. Iskandar, D.I. Kiranti, I. Febriyanti, S.Q.A. Farradhillah, Y. Sari | JPDP 8 (1)
April 2022, 50-70

terjadinya pemaksaan bagi diperkenankan kayakinan


siswa untuk menggunakan mendalam pada ilmu
kurikulum yang sama dan pengetahuan dan diberi
siswa harus merasa bebas kesempatan menerima
memilih apa yang akan informasi dalam bentuk
diperlajarinya di sekolah lain yang berhubungan
dan memiliki pengaruh dengan cara pandang
kuat terhadap tata sekolah. masyarakat. Dalam hal
f. Postmodernisme inilah, guru hendaknya
Amstrong dalam bertindak demokratis dan
(Suprihatin, 2007) melibatkan siswa dalam
menyatakan bahwa dialog terbuka dan
postmodernisme memiliki penemuan sendiri.
pandangan yang terpusat
pada individu dengan 2) Landasan Psikologis dalam
Pengembangan Kurikulum
landasan perbedaan
Ensiklopedi Nasional
individu yang
Indonesia (1990) menjelaskan
menimbulkan perbedaan
bahwa, psikologi adalah ilmu yang
cara pandang dalam
mempelajari manusia dan
menyikapi sesuatu.
binatang, baik yang dapat dilihat
Paradigma ini berfokus
secara langsung maupun tidak.
pada individu serta
Sehingga, dapat disimpulkan
pendekatan unik dalam
bahwa yang dimaksud dengan
memahami sesuatu dengan
psikologi adalah suatu ilmu
memperhatikan persoalan
pengetahuan yang diperoleh
budaya dengan lebih
dengan tujuan agar mampu
mendalam. Sekolah harus
mempelajari tingkah laku
memberi kesempatan
manusia, serta hubungan manusia
kepada siswa untuk belajar
bersama lingkungannya.
tentang orang dan budaya
Kurikulum adalah suatu
yang berbeda. Dalam
program dalam pelaksanaan
pelaksanaannya, tidak

58
P.S. Rosmana, S. Iskandar, D.I. Kiranti, I. Febriyanti, S.Q.A. Farradhillah, Y. Sari | JPDP 8 (1)
April 2022, 50-70

proses pendidikan yang berfungsi perkembangan, sehingga


sebagai alat untuk merubah pengembangan kurikulum akan
perilaku peserta didik ke arah selalu berkaitan dengan program
yang diharapkan oleh pendidikan, pendidikan untuk kepentingan
seperti membentuk tingkah laku peserta didik.
baru berupa kompetensi aktual Dalam pengembangan
ataupun potensial, serta kurikulum, terdapat dua cabang
kemampuan baru lainnya yang psikologi yang sangat penting
dapat diperoleh dalam waktu untuk diperhatikan dan dipahami
relatif lama. Dengan demikian, bersama, yaitu psikologi belajar
dalam proses pengembangan dan psikologi perkembangan.
kurikulum pendidikan, harus Psikologi belajar merupakan
menggunakan landasan yang cara belajar mengajar yang
bersumber dari studi ilmiah dilakukan oleh guru dan peserta
bidang psikologi. didik untuk mendapatkan hasil
Implementasi landasan yang optimal, dimana guru
psikologi dalam pengembangan berupaya untuk membelajarkan
kurikulum bertujuan untuk peserta didik dan perkembangan
menyesuaikan pendidikan yang peserta didik dipengaruhi oleh
dilakukan dengan hakikat peserta proses belajarnya. Psikologi
didik, yaitu dari penyesuaian belajar memberikan sumbangan
materi atau bahan yang harus terhadap pengembangan
disampaikan dan pelaksanaan kurikulum yang berkaitan dengan
pembelajarannya. Dalam proses penyampaian kurikulum
pengembangan kurikulum, terhadap peserta didik, serta
landasan psikologi merupakan pemahaman peserta didik pada
dasar yang harus diketahui dan kurikulum, sehingga berkaitan
dipahami oleh semua pihak, dengan strategi pelaksanaan
karena karakteristik perilaku kurikulum.
setiap individu pada berbagai Psikologi perkembangan
tingkat perkembangan merupakan perubahan-perubahan
merupakan kajian dari psikologi secara teratur yang dialami oleh

59
P.S. Rosmana, S. Iskandar, D.I. Kiranti, I. Febriyanti, S.Q.A. Farradhillah, Y. Sari | JPDP 8 (1)
April 2022, 50-70

makhluk hidup sejak dimulainya harus dilaksanakan oleh setiap


pembuahan dampai meninggal individu sesuai tingkat
dunia. Perubahan yang dialami perkembangan yang dituntut oleh
oleh individu terjadi melalui lingkungannya. Melalui tugas ini,
proses kematangan (maturation) anak anak akan berkembang
dan proses belajar (learning). dengan baik dan beroperasi
Psikologi perkembangan sangat secara keseluruhan mulai dari
diperlukan untuk menentukan isi yang sifatnya sederhana menuju
kurikulum yang diberikan kepada kea rah yang paling kompleks.
siswa, baik pada tingkat Pandangan terhadap anak
kedalaman dan keluasan materi, sebagai makhluk yang unik begitu
kesulitan dan kelayakannya, serta besar pengaruhnya terhadap
kebermanfaatan materi yang proses pengembangan kurikulum
disesuaikan dengan tahap pendidikan, dimana setiap anak
perkembangan peserta didik. memiliki perbedaan di samping
William Stern dalam aliran persamaannya. Implikasi dari hal
konvergensi menyatakan bahwa tersebut terhadap proses
perkembangan merupakan pengembangan kurikulum antara
kolaborasi antara pembawaan dan lain sebagai berikut.
lingkungan, yang mengakui kodrat 1) Masing-masing anak diberikan
manusia memiliki potensi sejak kesempatan untuk
lahir, namun akan terus berkembang sesuai minat,
berkembang seiring berjalannya bakat, dan kebutuhannya.
waktu menjadi lebih baik dan 2) Dalam kurikulum, selain
sempurna karena pengaruh menyediakan bahan ajar yang
lingkungan. bersifat kejuruan, pihak
Pandangan terakhir sekolah juga menyediakan
mengenai teori tugas-tugas bahan ajar yang bersifat
perkembangan (developmental akademik, sehingga untuk
tasks) dikembangkan oleh peserta didik yang memiliki
Havighurst, bahwa yang dimaksud bakat dalam bidang akademik
adalah tugas secara nyata yang mampu diberikan

60
P.S. Rosmana, S. Iskandar, D.I. Kiranti, I. Febriyanti, S.Q.A. Farradhillah, Y. Sari | JPDP 8 (1)
April 2022, 50-70

kesempatan untuk mereka mudah diterima oleh peserta


melanjutkan pendidikan ke didik.
jenjang berikutnya. 3) Strategi belajar mengajar yang
3) Di samping menyediakan digunakan harus relevan
pelajaran yang bersifat inti dengan tahap perkembangan
atau umum yang wajib peserta didik.
dipelajari peserta didik, pihak 4) Media pembelajaran yang
sekolah juga menyediakan diganakan senantiasa dapat
mata pelajaran pilihan yang menarik perhatian dan minat
sesuai dengan minat anak. peserta didik.
4) Kurikulum memuat tujuan- 5) Sistem evaluasi berpadu dalam
tujuan yang mengandung satu kesatuan yang
pengetahuan, nilai atau sikap, menyeluruh dan saling
juga keterampilan yang kerkaitan antara satu tahap
menggambarkan keseluruhan ke tahap yang lainnya dan
pribadi yang utuh lahir dan dijalankan secara terus
batin. menerus.
Implikasi lain dari Psikologi belajar merupakan
pengetahuan anak terhadap salah satu disiplin ilmu yang mengkaji
proses pembelajaran (actual bagaimana proses individu belajar,
curriculum) antara lain sebagai dimana belajar sendiri dapat diartikan
berikut. sebagai perubahan perilaku yang
1) Tujuan pembelajaran yang terjadi melalui pengalaman, baik itu
dirumuskan secara berbentuk kognitif, afektif, maupun
operasional selalu berpusat psikomotorik. Berbeda halnya dengan
pada perubahan tingkah laku perubahan perilaku yang terjadi
peserta didik. karena kematangan atau insting dan
2) Bahan ajar yang diberikan kebetulan, itu tidak termasuk ke
harus sesuai denhan dalam belajar.
kebutuhan, minat, dan Teori belajar yang berkembang
perhatian, sehingga akan dapat dikelompokkan menjadi tiga
rumpun, antara lain sebagai berikut.

61
P.S. Rosmana, S. Iskandar, D.I. Kiranti, I. Febriyanti, S.Q.A. Farradhillah, Y. Sari | JPDP 8 (1)
April 2022, 50-70

1) Teori Daya (disiplin mental) : secara keseluruhan, yang dijalin


semenjak lahir, individu telah oleh stimulus dan respon.
memiliki potensi atau daya Menurut teori ini belajar
tertentu yang memiliki fungsinya bukanlah menghafal, melainkan
masing-masing, seperti potensi memecahkan masalah, yang
mengingat, berpikir, mengamati, berlangsung karena adanya
mengemukakan pendapat, dan interaksi antara individu dengan
memecahkan masalah yang terus lingkungannya. Prinsip-prinsip
dilatih agar dapat berfungsi dari teori ini banyak
dengan baik. Misalnya, daya mempengaruhi praktek
mengingat yang dilatih dengan pembelajaran di sekolah, antara
cara menghapalkan sesuatu. lain sebagai berikut.
2) Teori Behaviorisme berasal dari a. Belajar berdasarkan
asumsi bahwa individu tidak keseluruhan, yaitu peserta
membawa potensi sejak lahir. didik diberikan bahan
Teori ini terbagi ke dalam tiga pelajaran untuk dipelajari
rumpun, yaitu : teori secara keseluruhan, yang
koneksionisme/asosiasi dirinci ke dalam bagian
merupakan kehidupan tunduk tersebut, kemudian
kepada hukum stimulus-respon dipelajari secara
atau aksi-reaksi, teori keseluruhan, dan
conditioning, dan teori dihubungkan antara satu
reinforcement (operant sama lain secara terpadu.
conditioning). Hukum stimulus b. Belajar adalah pembentukan
dan respon akan terjadi apabila kepribadian, yaitu peserta
ada akibat yang menyenangkan. didik dibimbing untuk
3) Teori Organismik atau Gestalt, memperoleh pengetahuan,
mengacu pada pemahaman sikap, juga keterampilan
bahwa manusia dianggap dengan seimbang.
sebagai makhluk organisme c. Belajar berkat pemahaman,
yang melakukan hubungan mengandung makna tentang
timbal balik dengan lingkungan penguasaan pengetahuan,

62
P.S. Rosmana, S. Iskandar, D.I. Kiranti, I. Febriyanti, S.Q.A. Farradhillah, Y. Sari | JPDP 8 (1)
April 2022, 50-70

dimana peserta didik berhenti untuk belajar


mampu menyelaraskan sampai tua sekalipun
pemahaman dengan sikap dikarenakan adanya faktor
dan keterampilannya. kebutuhan. Untuk
d. Belajar berdasarkan mempertahankan hal
pengalaman, dalam tersebut, maka kurikulum
penerapannya peserta didik menganjurkan agar
mampu berpartisipasi aktif melaksanakan proses
dalam proses pembelajaran, pembelajaran tidak terpaku
dimana mereka bekerja, pada kurikulum yang
mereaksi, memahami, dan tersedia, melainkan dengan
mengalami setiap proses kurikulum yang bersifat
yang dilaluinya dalam ekstra untuk memenuhi
kegiatan pembelajaran. kebutuhan para peserta
e. Belajar adalah suatu proses didik. Keberhasilan dalam
perkembangan, dimana ada belajar tidak sepenuhnya
tiga teori yang harus ditentukan oleh kemampuan
diketahui guru yaitu : peserta didik, melainkan
perkembangan anak minat, perhatian, dan
merupakan hasil kemampuan mereka pun
pembawaan, perkembangan merupakan faktor motivasi
anak merupakan hasil yang sangat penting untuk
lingkungan, dan mencapai keberhasilan
perkembangan anak belajar.
merupakan hasil 3) Landasan Sosiologis dalam
Pengembangan Kurikulum
pembawaan dan lingkungan
Negara Indonesia
(developmental task),
mempunyai kebudayaan di setiap
seperti yang telah
daerah dan masyarakat yang
diungkapkan Havighurst.
sangat heterogen. Karenanya
f. Belajar adalah proses
msayarakat menjadi suatu faktor
berkelanjutan, dimana
yang penting dalam
manusia tidak akan pernah

63
P.S. Rosmana, S. Iskandar, D.I. Kiranti, I. Febriyanti, S.Q.A. Farradhillah, Y. Sari | JPDP 8 (1)
April 2022, 50-70

perkembangan kurikulum sosiologis ini memperhatikan


sehingga aspek sosiologis menjadi setiap stratifikasi yang ada di
salah satu landasan. Kurikulum masayarakat. Dalam masyarakat
dalam masyarakat merupakan majemuk memiliki berbagai pola
hasil dari cara berpikir, berasa, hidup dan pola tindak.
bercita-cita atau sebuah Pendekatan yang di terapkan
kebiasaan. Dalam dalam landasan sosiologis adalah
mengembangakan kurikulum pendekatan humanis dengan
perlu memahami sebuah adanya kebersamaan dan
kebudayaan yaitu sebuah pola persaudaraan .pendekatan
yang terdata di masyarakat humanis ini berarti
berupa ide, cita-cita, pengetahuan, memperhatiakan setiap lapisan
kepercayaan cara berpikir dan yang ada di masyarakat baik ras,
kesenian. Di Indonesia sendiri suku, agama, dan golongan yang
belum berpusat pada hal tersebut, ada.
namun perhatian perkembangan Munculnya landasan
kurikulum di masyarakat sendiri sosiologi dalam kurikulum
sudah di wujudkan dalam dikarenakan adanya
bentukkurikulum muatan lokal perkembangan dalam sistem
yang ada di setiap daerah. pendidikan di negara-negara yang
Faktor sosiologis sebagai menempatkan kurikulum sebagai
landasan mengembangkan posisi penting di seluruh sekolah
kurikulum dapat dilihar dari 2 sisi yang ada. Menurut masitoh dkk.
yaitu sisi kebudayaan dan Faktor kebudayaan menjadi
kurikulum, kemudian dari sisi bagian penting dalam
masyrakat dan kurikulum. pengembangan kurikulum dengan
Landasan sosiologis ini berkaitan pertimbangan sebagai berikut :
dengan karakteristik sosial seperti 1) Bahwa individu lahir tidak
apakah yang akan dicapai berbudaya, baik dalam hal
selanjutnya dalam pendidikan kebiasaaan, sikap,
sesuai dengan kurikulum yang pengetahuan, cita-cita dsb.
sudah disusun. Landasan Hal tersebut diperoleh dari

64
P.S. Rosmana, S. Iskandar, D.I. Kiranti, I. Febriyanti, S.Q.A. Farradhillah, Y. Sari | JPDP 8 (1)
April 2022, 50-70

interaksi dengan lingkungan 3) Pelaksanaan pendidikan


budaya, keluarga, masyarakat dipengaruhi dan didukung oleh
yang ada. lingkungan masyarakat tempat
2) Kurikulum pada dasarnya pendidikan itu berlangsung
harus melihat aspek-aspek seperti sarana dan prasarana
sosial dan budaya. Aspek yang tersedia.
sosiologis ini berkaitan Menurut Oemar Hamalik (2008)
dengan kondisi sosial dalam peritimbangan penyusunan
msyarakat yang beragam kurikulum percaya bahwa dengan
seperti masyarakat industry, landasan sosiologis peserta didik
pertanian, nelayan dsb. akan menjadi
3) Seluruh nilai yang disepakati 1) Subsistem
oleh masyarakat kemudian kepercayaan/keyakinan hidup
disebut sebagai kebudayaan. Setiap masyarakat mempunyai
Dan kebudayaan adalah hasil kepercayaan atau keyakinan
cipta, rasa dan karsa manusia. tentang bentuk manusia yang
Selain faktor tersebut landasan mereka cita-citakan.
sosiologis dalam mengembangan 2) Subsistem nilai.
kurikulum menjadi penting Nilai adalah ukuran umum
karena : yang dipandang baik oleh
1) Pendidikan mengandung dan masyarakat dan menjadi
memberikan perimbangan pedoman dari tingkah laku
nilai. Karena pendidikan manusia tentang cara hidup
diarahkan pada pengembangan sebaik-baiknya.
anak agar sesuai dengan nilai- 3) Subsistem kemsyarakatan
nilai yang ada di msyarakat. Kurikulum harus berdasarkan
2) Pendidikan diarahkan pada kebutuhan masyarakat dan
kehidupan yang ada di dalam diarahkan untuk memenuhi
masyarakat. Bukan hanya kebutuhan tersebut.
untuk pendidikan tetapi juga 4) Subsistem permintaan atau
kehidupan dalam masyarakat. tuntutan (demands)

65
P.S. Rosmana, S. Iskandar, D.I. Kiranti, I. Febriyanti, S.Q.A. Farradhillah, Y. Sari | JPDP 8 (1)
April 2022, 50-70

Kebutuhan masyarakat dan komunikasi menuntut guru


mendorong munculnya untuk memiliki kecakapan
permintaan yang perlu pengetahuan dan keterampilan
dipenuhi. yang memadai. Mengingat
4. Landasan Ilmu Pengetahuan pendidikan adalah upaya
dan Teknologi (IPTEK) dalam
pendewasaan siswa dalam
Pengembangan Kurikulum
Sekolah menghadapi perubahan ilmu
Pendidikan adalah suatu
pengetahuan dan teknologi, maka
usaha menyiapkan siswa untuk
kurikulum haruslah berlandaskan
menghadapi lingkungan hidup
pada perkembangan IPTEK.
melalui kegiatan bimbingan,
Perkembangan IPTEK dapat
pengajaran, dan latihan untuk
dikatakan sebagai pemicu adanya
masa depan. Teknologi adalah
perubahan dalam kemajuan
aplikasi dari ilmu pengtahuan
pembangunan. Perkembangan
ilmiah dan ilmu-ilmu lainnya yang
IPTEK berimplikasi pada
bertujuan untuk memecahkan
pengembangan kurikulum karena
masalah praktis. Perkembangan
di dalamnya mencakup
IPTEK di Indonesia
pembaruan isi atau materi
mempengaruhi beberapa bidang
pendidikan, penggunaan strategi
diantaranya politik, ekonomi,
dan media pembelajaran, serta
sosial, budaya, keagamaan,
penggunaan suatu sistem evaluasi.
keamanan, pendidikan, dan lain-
Pemilihan materi pelajaran
lain. Bidang pendidikan dan
ditentukan dari hasil
teknologi industri memiliki
perkembangan IPTEK
hubungan timbal balik. Hal ini
kontemporer, baik itu yang
dapat dilihat dari banyaknya alat-
berhubungan dengan hasil
alat yang diproduksi oleh industri
perolehan informasi atau cara
dan teknologi yang digunakan
dalam mendapatkan informasi,
untuk membantu pendidikan
dan kemudian memanfaatkannya
misalnya televisi, radio, video,
untuk kepentingan masyarakat
computer, dan peralatan lainnya.
yang tentunya dalam
Perkembangan produk teknologi
pelaksanaannya harus mengacu

66
P.S. Rosmana, S. Iskandar, D.I. Kiranti, I. Febriyanti, S.Q.A. Farradhillah, Y. Sari | JPDP 8 (1)
April 2022, 50-70

dengan prinsip-prinsip yang telah kehidupan bangsa dan


ditentukan. kualitas kesejahteraan
Dukungan yang diberikan sumber daya manusia.
IPTEK dalam pembangunan akan 3) Pengembangan IPTEK harus
mewujudkan masyarakat lebih sesuai dengan nilai-nilai
maju, mandiri, dan juga lebih agama, nilai luhur,budaya,
sejahtera. Semakin cepat dan dan lingkungan sekitar.
munculnya persaingan antar 4) IPTEK disusun berdasarkan
bangsa dengan adanya pada upaya dalam
perkembangan IPTEK membuat meningkatkan efektifitas
masyarakat harus lebih bisa penelitian, efisiensi, dan juga
memanfaatkan pengembangan pengembangannya.
dan penguasaan mengenai IPTEK 5) Pembangunan IPTEK harus
karena akan memberikan memberikan solusi dari
implikasi terhadap masalah yang konkret.
pengembangan sumber daya Proses pengembangan
manusia. Oleh karena itu, kurikulum menjadi hak otonomi dari
diperlukan dasar-dasar agar suatu sekolah, karena sekolah
sumber daya manusia mampu mendapatkan kebebasan dalam
mengikuti pengembangan IPTEK mengembangkan kurikulum supaya
diantaranya: kurikulum yang akan dipakai
1) Pembangunan IPTEK harus disesuaikan dengan kondisi sekolah
melihat keseimbangan yang baik itu kondisi dari peserta didiknya
efektif dan dinamis sejalan maupun kondisi daerahnya. Sehingga
dengan pembinaan sumber kurikulum dapat saja mengalami
daya manusia, pelaksanaan perubahan dalam pelaksanaannya
penelitian, dan karena mendorong relevansi
pengembangan sarana pendidikan akan tantangan
prasarana yang menunjang perkembangan zaman dan dapat
IPTEK. dikatakan bahwa kurikulum yang
2) IPTEK tersusun secara terarah diterapkan dalam pendidikan tidak
dalam meningkatkan akan tetap. Kemudian, agar kurikulum

67
P.S. Rosmana, S. Iskandar, D.I. Kiranti, I. Febriyanti, S.Q.A. Farradhillah, Y. Sari | JPDP 8 (1)
April 2022, 50-70

sesuai dengan perkembangan IPTEK dalam penyampaian materi dengan


maka kurikulum perlu menggunakan inovasi pada
memperhatikan kebutuhan dari suatu pembelajaran sesuai dengan
masyarakat, industri, pola hidup, perkembangan IPTEK.
syarat dan tuntunan tenaga kerja, dan
kebutuhan individu sesuai Simpulan
kepentingan IPTEK. Kurikulum merupakan suatu alat
Perkembangan masyarakat yang dilengkapi dengan cara atau
mengharuskan supaya proses metode yang sudah dipersiapkan
pendidikan lebih relevan dengan untuk melaksanakan tujuan
adanya rancangan berupa kurikulum pendidikan yang sudah direncanakan.
yang landasan pengembangannya Pentingnya posisi kurikulum
memperhatikan faktor perkembangan membuat proses penyusunan dan
dari masyarakat. Perkembangan pengembangan kurikulum harus lebih
IPTEK banyak membawa perubahan berhati-hati dan tidak bisa
pada sistem nilai-nilai. Pendidikan sembarangan dalam pesyusunannya,
yang awalnya bersifat normatif kini melainkan harus didasarkan pada
menjadi bersifat positif. Oleh karena landasannya, sehingga dalam
itu pengembangan kurikulum tidak mengembangkan kurikulum harus
lepas dari perkembangan IPTEK, agar diidentifikasikan dan dikaji dengan
kurikulum yang dihasilkan memiliki akurat, selektif, mendalam, dan
kekuatan yang bersumber dari IPTEK menyeluruh mengenai landasan yang
dan bisa mengembangkan serta akan dijadikan pijakan dalam
melahirkan IPTEK demi kemajuan merencanakan, mengembangkan, dan
manusia. Saat ini perkembangan mengimplementasikan kurikulum.
IPTEK memberikan inovasi pada Landasan filososfis dalam
pembelajaran di sekolah, misalnya pengembangan kurikulum (Majir,
saja multimedia pembelajaran 2017) merupakan sebuah asumsi atau
interaktif yang dilakukan secara rumusan dari hasil berpikir secara
online, baik itu secara audio, visual, mendalam, analitis, logis dan
ataupun audio visual. Oleh karena itu sistematis dalam merencanakan,
pendidik memiliki peranan penting melaksanakan, membina dan

68
P.S. Rosmana, S. Iskandar, D.I. Kiranti, I. Febriyanti, S.Q.A. Farradhillah, Y. Sari | JPDP 8 (1)
April 2022, 50-70

mengembangkan kurikulum. dari sisi masyrakat dan kurikulum.


Landasan filosofis pendidikan di Munculnya landasan sosiologi dalam
Indonesia terdapat pada Pancasila, kurikulum dikarenakan adanya
sehingga nilai-nilai yang terdapat perkembangan dalam sistem
dalam setiap sila di Pancasila tersebut pendidikan di negara-negara yang
harus diajarkan kepada peserta didik, menempatkan kurikulum sebagai
karena fisafat dapat menjadi jalan posisi penting di seluruh sekolah yang
keluar dari berbagai permasalahan ada.
yang dihadapi oleh masyarakat Perkembangan IPTEK
Indonesia. Redja Mudharyo dalam berimplikasi pada pengembangan
(Majir, 2017) mengemukakan tiga kurikulum karena di dalamnya
sistem filsafat yang sangat mencakup pembaruan isi atau materi
berpengaruh di dunia pendidikan, pendidikan, penggunaan strategi dan
yaitu filsafat idealisme, realisme, dan media pembelajaran, serta
pragmatism. penggunaan suatu sistem evaluasi.
Implementasi landasan psikologi Pemilihan materi pelajaran ditentukan
dalam pengembangan kurikulum dari hasil perkembangan IPTEK
bertujuan untuk menyesuaikan kontemporer, baik itu yang
pendidikan yang dilakukan dengan berhubungan dengan hasil perolehan
hakikat peserta didik, yaitu dari informasi atau cara dalam
penyesuaian materi atau bahan yang mendapatkan informasi, dan
harus disampaikan dan pelaksanaan kemudian memanfaatkannya untuk
pembelajarannya. Pengembangan kepentingan masyarakat yang
kurikulum, terdapat dua cabang tentunya dalam pelaksanaannya harus
psikologi yang sangat penting untuk mengacu dengan prinsip-prinsip yang
diperhatikan dan dipahami bersama, telah ditentukan, dimana dukungan
yaitu psikologi belajar dan psikologi yang diberikan IPTEK dalam
perkembangan. pembangunan akan mewujudkan
Faktor sosiologis sebagai masyarakat lebih maju, mandiri, dan
landasan mengembangkan kurikulum juga lebih sejahtera.
dapat dilihar dari 2 sisi yaitu sisi Landasan filosofis, psikologi,
kebudayaan dan kurikulum, kemudian sosiologi, dan IPTEK merupakan hal

69
P.S. Rosmana, S. Iskandar, D.I. Kiranti, I. Febriyanti, S.Q.A. Farradhillah, Y. Sari | JPDP 8 (1)
April 2022, 50-70

yang sangat penting untuk dipahami berbudaya islam. Jurnal As


Sibyan. Vol.2. No 1. Hal 56-79.
dan dikuasai sebelum peroses
pengembangan kurikulum, karena Kholik, A. N. (2019). Landasan
psikologis pengembangan
dengan adanya landasan-landasan
kurikulum abad 21. As-Salam:
tersebut, maka kurikulum tidak dapat Jurnal Studi Hukum Islam &
Pendidikan, 8(1), 65-86.
dikembangkan begitu saja dan oleh
siapa saja, melainkan membutuhkan Majir, A. (2017). Dasar Pengembangan
Kurikulum. Sleman: CV. Budi
proses yang didasari pada landasan
Utama.
yang jelas dengan sumber yang dapat
Oemar hamalik, Dasar-Dasar
dipercaya, sehingga akan
pengembangan kurikulum,
menghasilkan kurikulum yang baik (Bandung: Remaja Rosda Karya,
2008), hal.75-80.
untuk pendidikan di masa sekarang
dan masa yang akan datang. Raco, J. R. (2010). Metode Penelitian
Kualitatif. Jakarta: PT. Grasindo.

Daftar Pustaka Soleman N. 2020. Dinamika


perkembangan kurikulum di
Azis, R. (2018). Implementasi
Indonesia. Jurnal Pendidikan
pengembangan kurikulum.
Keislaman. Vol.12.No.1. Hal 1-
Jurnal Inspiratif Pendidikan,
14.
7(1), 44-50.
Sukirman, D. (2007). Landasan
Bahri, S. (2011). Pengembangan
Pengembangan Kurikulum.
Kurikulum Dasar dan Tujuannya.
Bandung: UPI. Edu.
Jurnal Ilmiah Islam Futura, 15-
34.
Sukmadinata, N. S. (2019). Landasan
psikologi proses pendidikan.
Camelia, F. (2020). Analisis Landasan
Ilmu Pengetahuan Dan
Suprihatin, E. W. (2007). Filosofi
Teknologi Dalam Pengembangan
Sebagai Landasan
Kurikulum. SAP (Susunan
Pengembangan Kurikulum.
Artikel Pendidikan), 5(1).
Jurnal Manajemen Pendidikan,
48-59.
Dadang sukirman, Landasan
Pengembangan Kurikulum.
Zed, M. (2014). Metode Penelitian
(Bandung, UPI.edu), hal. 34-35.
Kepustakaan. Jakarta: Yayasan
Khalim.A.D. 2019. Landasan sosiologis
Obor Indonesia.
penegmbangan kurikulum
sebagai persiapan generasi yang

70

Anda mungkin juga menyukai