Anda di halaman 1dari 10

POLARIMETER

Muhammad Jesi Maulana


Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar
email: jesi.maulana@gmail.com
Kata Kunci: ABSTRAK
Cahaya, Polatimeter, Eksperimen ini bertujuan untuk memahami teori dan rumus
Zat Optik Aktif. yang berhubungan dengan polarimeter, nama dan
kegunaan alat-alat yang digunakan dalam percobaan
polarimeter, menghitung daya putar spesifik dari suatu
larutan optik aktif serta menarik kesimpulan dari
keseluruhan percobaan polarimeter. Pada praktikum ini
ada yang disebut polarimeter, Polarimeter adalah polaroid
yang dapat mempolarisasi cahaya, sedangkan analisator
adalah polaroid yang dapat menganalisa cahaya. Pada
percobaan dilakukan dua jenis pengambilan data yaitu
data untul pola Terang Gelap Terang (TGT) dan data
Gelap Terang Gelap(GTG). Dari praktikum yang dilakukan
maka diperolah hasil yaitu besar daya putar spesifik rata-
rata untuk konsentrasi pada data terang gelap terang adalah
28,49o dan untuk daya putar spesifik rata- rata pada
konsentrasi data gelap terang gelap adalah 19,27o. Hal ini
dapat disimpulkan konsentrasi dan jenis larutan akan
mempengaruhi sudut putar tergantung dari besarnya sudut
putar jenis larutan tersebut. Pada saat konsentrasi gula
semakin tinggi, maka cahaya yang terlihat di analisator
menjadi lebih redup. Sehingga sudut putar jenisnya pun
menjadi semakin besar. Ini menendakan larutan gula dapat
membelokan arah getar cahaya. aHl ini sesuai dengan data
pada pengukuran pola gelap terang gelap (GTG), namun
pada pola terang gelap terang data yang diperoleh kurang
sesuai dengan toeri yang ada dikarenakan cahaya yang
terlihat pada analisator lebih terang.
1. .PENDAHULUAN
Cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang terdiri atas medan magnet
yang tegak lurus dengan medan listrik. Bidang getar edua medan ini saling tegak
lurus terhadap arah rambatnya. Secara umum, cahaya dikatakan gelombang
elektromagnetik yang vector-vektornya dapat bergetar ke semua arah pada bidang
tegak lurus dinamakan cahaya tak terpolarisasi. Jika melalui polarisator maka sinar
yang diteruskan memiliki getran listrik apada satu bidang saja (Sutrisno, 2015).
Cahaya terpolarisir adalah cahaya yang arah getarnya sebagian terserap. Jika
cahaya memiliki satu arah getar tertentu dinamakan cahaya terpolarisis linier.seberkas
cahaya berjalan oada arah z kemudian masuk ke polarisator yang ada pada sumbu y.
seperdua cahaya yang masuk memiliki medan listrik pada arah sumbu y dan seperdua
lagi ada pada sumbu x. cahaya yang ditransmisikan sebesar setengah intensitas yang
kemudian terpolarisasi linier dengan medan listrik pada arah y. maka intensitas
cahaya yang ditransmisikan oleh dua polarisator dapat dirumuskan:

I = ½ I0 cos 2 θ

Gambar 1. Dua Polarisator Membentuk Sudut θ Satu Sama Lain


Sumber: Purwasih (2015)

Dimana I0 adalah nilai maksimum dari intensitas yang tertransmisikan dengan nilai
sudut θ = 0 atau 1800 jika arah terpolarisasi dari p1 dan p2 dapat sejajar (Purwasih.
2015).
Sebuah berkas cahaya yang terpolarisasi linier zat yang bersifat optik aktif,
maka berkas cahaya dengan bidang terpolarimeter tersebut akan berputar sebesar
sudut tertentu. Pengaruh besar sudut tergantung oleh konsentrasi larutan, panjang
gelombang sinar dan panjang larutan. Pada saat mengamati besar sudut θ maka
digunakan alat yang disebut polarimeter. Polarimeter ini terdiri atas polarimeter satu
set, lempeng ½ dan dan lengkap dengan tabung pemutar dengan
panjang tertentu (Tim Penyusun, 2020). Metode polarimeter digunakan untuk
mengukur kadar gula pada larutan dalam dunia teknologi sering digunakan untuk
mendekteksi diabetes (Abidin, dkk. 2015). Hal ini karena gula termasuk larutan yang
berisifat optik aktif yang dapat memutar bidang getar dari cahaya yang terlewatkan
(Sutrisno. 2015).

Gambar 2. Gambaran Bentuk Polarimeter


Sumber: Anonim (2017).
Perputaran bidang getar sinar terpolarisir adalah zat yang dinamai optik aktif.
Ciri-ciri zat optik ditandai dengan dimilikinya atom C kiral atau atom karbon
asimetris yang terdapat pada Monosakarida (Fruktosa, glukosa dan
galaktosa)., Disakarida (Surosa, galaktosa dan Maltosa), serta

Polisakarida.
Gambar 3. Rantai
Molekul Glukosa
Sumber: Purwasi
(2015)

Sinar terpolarisis adalah sinar yang memiliki satu arah bidang getar dan
arahnya tegak lurus terhadap rambatannya. Kemampuan zat dalam
perputaran bidang getar sinar terpolarisis disebut daya putar spesifik
(Anonim, 2014). Konsentrasi larutan diartikan dengan pengukuran zat
terlarut yang kemudia larut dalam sebuah zat pelarut dan digunakan
untuk menentukana ukuran banyaknya zat yang berada di dalam
perbandingan suatu campuran terhadap volume total pada campuran
(Cristian. 2013).
Gelombang elektromagnetik yang terpolarisasi akan melewati zat
tertentu, maka bidang terpolarisasinya akan berputar. Perputaran rotasi
bidang polarisasi disebut dengan aktivitas optik. Jika cahaya
terpolarisasi kemudian melewati larutan yang mengandung zat optik
aktif maka bidang yang terpolarisasi ini terputar ke kiri atau ke kanan.
Jika larutan mengandung sifat zat optik pasif maka polarisasi cahaya
tidak akan terputar. Makin besar sudut polarisasi maka zat tersebut
semakin bersifat optik aktif. Besarnya sudut polarisasi dapat tergantung
pada panjang lintasan cahaya yang melewati medium serta
konsentrasizat aktif dalam larutan (Purwasih. 2015). Polarisasi sendiri
adalah karakteristik dari semua gelombang yang arah getarnya tegak
lurus arah perambatannya.
Beradasarkan uraian di atas, maka praktikum eksperimen ini
bertujuang untuk memahami teori dan rumus yang berhubungan dengan
praktikum polarimeter, mengetahui nama dan kegunaan alat-alat yang
digunakan, menghitung daya putar spesifik dari suatu larutan optik aktif
dan menarik kesimpulan dari keseluruha n praktikum.

2. METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan Penelitian
Alat dan Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu polarimeter satu set,
sumber cahaya monokromatis, tabung pemutar, gelas ukur, neraca digital, pipet tetes,
pengaduk, gula pasir sebagai sampel, aquades, tissue dan lap kasar.

Prosedur kerja
Prosedur kerja dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Membuat larutan gula dengan konsetrasi masing-masing k1,k2,k3,dank4.
Memperhatikan cara melarutkan gula setelah gula larut semua barulah
ditambahkan dengan pelarut sampai volume yang telah ditentukan.
2. Mencuci sebersih mungkin tabung pemutar, mengisi dengan aquades dan
memasukkan ke dalam polarimeter. Menjaga agar bagian luar tabung terutama
pada kedua ujungnya.
3. Menentukan titik setimbang polarimeter dan mencatat kedudukannya. Mengulangi
pengamatan ini beberapa kali.
4. Mengosongkan tabung pemutar dan mengganti isinya dengan larutan gula
(konsentrasi k1). Kemudian tabung ini dimasukkan ke polarimeter. Setelah itu,
memutar-mutar analisator hingga kedudukan setimbang diperoleh kembali.
Mencatat kedudukan ini dan mengulangi beberapa kali.
5. Mengulangi percobaan poin 2 s/d 4 untuk larutan-larutan dengan konsentrasi
lainnya. Jangan lupa menanyakan panjang tabung pemutar pada pembimbing.
6. Membuat tabel pengamatan kemudian mencatat dan memasukkan data-data yang
sudah diperoleh ke dalam tabel pengamatan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel Hasil Pengamatan

Tabel.1 :Tabel hasil pengamatan gelap terang gelap

L = 10 cm = 1 dm

No. Massa Gula Volume Konsentrasi Sudut Putar (θ) Sudut Putar Daya Putar
(gr) (ml) Larutan Rata-Rata Spesifik
(θ)

1 5.00 50 0,1 20,75 30,10 47,05 32,63 326,3

2 10.00 50 0,2 23,40 34,85 45,55 34,6 173

3 15.00 50 0,3 30,30 38,25 43,20 37,25 124,16

Tabel 2 :Tabel hasil pengamatan gelap gelap gelap

L = 20 cm = 2 dm

Sudut Putar
Massa Gula Volume Konsentrasi Daya Putar
No. Sudut Putar (θ) Rata-Rata
(gr) (ml) Larutan Spesifik
(θ)

1 5.00 50 0,1 4,95 9,75 15,95 10,21 51,05

2 10.00 50 0,2 9,70 14,10 18,40 14,06 35,15

3 15.00 50 0,3 10,65 17,95 25,90 18,16 30,26

Grafik

Grafik Hubungan Konsentrasi Larutan dan


Daya Putar
400
Daya Putar

300 326,3

200 173
100 124,16
0
0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35
Konsentrasi Larutan
Gambar 1. Grafik gelap terang gelap

Grafik Hubungan Konsentrasi Larutan dan


Daya Putar
60
51,05
Daya Putar

40
35,15
30,26
20

0
0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35
Konsentrasi Larutan

Gambar 2. Grafik gelap gelap gelap

Analisis Data

a. Menghitung rata-rata daya putar larutan

𝜃1 + 𝜃2 + 𝜃3
𝜃=
3

1) Untuk gelap terang gelap

20,75+30,10+47,05
𝜃= 3

𝜃 = 32,63

2) Untuk gelap gelap gelap


4,95 + 9,75 + 15,95
𝜃=
3

𝜃 =10,21
b. Menghitung daya putar spesifik
𝜗 = 𝛼. 𝜄. 𝑘
𝜗
𝛼=
𝜄. 𝑘
Dimana :
𝜗 = 𝑆𝑢𝑑𝑢𝑡 𝑃𝑢𝑡𝑎𝑟 𝐿𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 (𝜊 )
𝜄 = 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔 (𝑑𝑚)
𝑘 = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐿𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 (𝑔𝑟/𝑚𝑙)
1) Untuk gelap terang gelap
Konsentrasi 0,1 M
32,63
𝛼 = 1 𝑥 0,1 𝛼 = 326,3

2) Untuk gelap gelap gelap


Konsentrasi 0,1 M
10,21
𝛼 = 2 𝑥 0,1 𝛼 = 51,05

Pembahasan
Pada percobaan polarimeter, pengambilan data dilakukan sebanyak tiga kali
untuk konsentrasi larutan, dimana untuk setiap konsentrasi larutan di pegambilan data
besar sudut terang gelap terang dan gelap terang gelap dilakukan sebanyak tiga kali.
Pelarut yang digunakan yaitu akuades dan sampel yang digunakan adalah larutan gula
dengan massa gula yang dilarutkan. Aquades digunakan karena aquades tidak dapat
memutar bidang polarisasi sedangkan larutan gula merupakan senyawa optic aktif
yang dapat memutar bidangn polarisasi.
Untuk data gelap terang gelap, dengan menggunakan konsentrasi 0,1 gr/mL,
diperoleh data rata-rata sudut putar rata-rata yaitu 32,63. Untuk data dengan
menggunakan konsentrasi 0,2 gr/mL diperoleh data rata-rata sudut putar yaitu 34,6
dan dengan menggunakan data konsentrasi 0,3 gr/mL diperoleh rata-rata data sudut
putar yaitu 37,2. Hasil pada table pengamatan 1 dapat dilihat bahwa semakin besar
konsetrasi larutan yang digunakan, maka semakin besar pula sudut putar dari larutan,
dengan kata lain konsetrasi larutan berbanding lurus dengan sudut putar optik pada
polarimeter. Namun, pada daya putar optik memiliki hubungan yang terbalik dengan
konsetrasi, dimana semakin besar konsetrasi yang digunakan, maka daya putar
larutan optik semakin kecil.
Pada data terang gelap terang, pada data tabel hasil analisis data yaitu pada
tabel 1 menujukkan bahwa semakin besar konsentrasi larutan gula yang digunakan,
maka semakin besar juga sudut putar larutan optik. Dimana pada untuk larutan
dengan menggunakan konsetrasi 0,1 gr/mL diperoleh sudut putar rata-rata 10,21.
untuk data dengan konsetrasi larutan 0,2 gr/mL diperoleh besar sudut rata-rata 14,06
dan dengan konsetrasi 0,3 gr/mL diperoleh data 18,16. sedangkan untuk daya putar
rata-rata larutan, menunjukkan bahwa semakin besar konsetrasi larutan, maka
semakin kecil daya putar larutan optik, sehingga hal ini menunjukkan bahwa
konsetrasi berbanding terbalik dengan daya putar larutan optik.
Pada percobaan ini yang digunakan sebagai sampel yaitu larutan gula, sudut
putar jenis gula yang merupakan salah satu bahan optik aktif dan dapat memutar
bidang polarisasi ke kanan (dextrotatory). Dari percobaan yang telah dilakukan
diketahui bahwa konsentrasi dan jenis larutan akan mempengaruhi sudut putar
tergantung dari besarnya sudut putar jenis larutan tersebut. Sehingga dari analisis data
dan grafik dapat dijelaskan bahwa, data yang diperoleh sesuai dengan teori, dimana
teori menyatakan untuk data bahwa semakin besar konsentrasi, maka semakin besar
pula sudut putar dan daya putar spesifiknya. Hal ini ditunjukkan pada grafik 1 dan
grafik 2 pada data terang gelap terang dan gelap terang gelap.

4. SIMPULAN
Adapun kesimpulan yang didapatkan pada percobaan ini yaitu
1. Polarimeter merupakan suatu alat yang tersusun atas polarisator dan analisator.
Polarimeter adalah Polaroid yang dapat mempolarisasi cahaya, sedangkan
anlisator adalah Polaroid yang dapat menganalisa atau mempolarisasikan cahaya.
Polarimetri adalah suatu metoda analisa yang berdasarkan pada pengukuran daya
putaran optis dari suatu larutan. Sinar terpolarisir merupakan suatu sinar yang
mempunyai satu arah bidang getar dan arah tersebut tegak lurus terhadap arah
rambatannya. Adapun rumus yang digunakan yaitu:
Ɵ
𝑎=
𝑙 .𝑘
2. Alat dan Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu : polarimeter satu set
berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk mengamati cahaya, sumber cahaya
monokromatis berfungsi sebagai sumber dipancarkan sinar, tabung pemutar
berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk memutar sudut agar terlihat warna
terang-gelap-terang yang jelas, gelas ukur berfungsi untuk mengukur larutan,
neraca digital berfungsi untuk menimbang larutan gula, pipet tetes untuk
memindahkan aquades dari wadah yang satu ke wadah yang lain, pengaduk untuk
mengaduk larutan gula, gula pasir berfungsi sebagai sampel, aquades berfungsi
untuk melarutkan gula, tissue dan lap digunakan dalam membersihkan alat-alat.
3. Cara menghitung daya putar spesifik digunakan rumus :
Ɵ
𝑎=
𝑙 .𝑘
Kesimpulan dari keseluruhan percobaan polarimeter yaitu konsentrasi dan jenis
larutan akan mempengaruhi sudut putar tergantung dari besarnya sudut putar jenis
larutan tersebut. Pada saat konsentrasi gula semakin tinggi, maka cahaya yang terlihat
di analisator menjadi lebih redup. Sehingga sudut putar jenisnya menjadi semakin
besar. Ini menandakan larutan gula dapat membelokan arah getar cahaya.
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, dkk. 2015. Measurement of Glucose in Blood Using a Simple Non-


invasive Methode. Matherials Science Forum.

Christian. 2013. Materi Pelajaran Menghitung Konsentrasi Suatu Zat.


http://bisakimia.com/2013/01/31/menghitung-konsentrasi-suatu-zat/. (Diakses pada
tanggal : 22 Juni 2020).

Purwasih, M. K. 2015. Pengaruh Konsentrasi Berbagai larutan Gula Sakarosa


Terhadap Sudut Putar jenis Cahaya Merah, Hijau dan Kuning. Prosiding Seminar
Nasional Fisika (E-Journal). Vol (4). ISSN 2339-0654. http://snf- unj.ac.id/kumpulan-
prosiding/snf/2015/ . (Diakses pada tanggal : 22 Juni 2020).

Sutrisno, dkk. 2015. Dependensi Sudut Putar Pada Konsentrasi Larutan Gula
Dalam Sistem Polarimeter Berbasis Komputer. Seminar Nasional dan
Pembelajarannya. ISSB 978-602-71273-19.

Tim Penyusun. 2020. Praktikum Fisika Eksperimen II. Makassar: UIN


Alauddin Press.

Anda mungkin juga menyukai