0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
39 tayangan26 halaman
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan teknik kromatografi planar yang menggunakan fase diam berupa lapisan uniform pada permukaan datar dan fase gerak berupa cairan yang bergerak melalui fase diam karena gaya kapiler. KLT digunakan untuk menganalisis dan mengisolasi senyawa kimia bahan alam dengan cara memisahkan komponen dalam campuran menggunakan perbedaan afinitasnya terhadap fase diam dan fase gerak.
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan teknik kromatografi planar yang menggunakan fase diam berupa lapisan uniform pada permukaan datar dan fase gerak berupa cairan yang bergerak melalui fase diam karena gaya kapiler. KLT digunakan untuk menganalisis dan mengisolasi senyawa kimia bahan alam dengan cara memisahkan komponen dalam campuran menggunakan perbedaan afinitasnya terhadap fase diam dan fase gerak.
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan teknik kromatografi planar yang menggunakan fase diam berupa lapisan uniform pada permukaan datar dan fase gerak berupa cairan yang bergerak melalui fase diam karena gaya kapiler. KLT digunakan untuk menganalisis dan mengisolasi senyawa kimia bahan alam dengan cara memisahkan komponen dalam campuran menggunakan perbedaan afinitasnya terhadap fase diam dan fase gerak.
Pokok Bahasan • Pengertian KLT • Fase diam KLT • Macam-macam fase diam • Pembuatan fase diam • Fase gerak KLT • Macam-macam fase gerak • Hubungan fase diam n fase gerak • Penotolan sampel • Proses pengembangan • Deteksi bercak (visualisasi) • Jenis-jenis deteksi bercak (visualisasi) • Analisis KLT • Penggunaan KLT secara kualitatif • Penggunaan KLT secara kuantitatif • Teknik melakukan KLT • Manfaat KLT Setelah mengikuti kuliah, mahasiswa program s1- Farmasi , akan dapat menganalisis dan mengisolasi senyawa kimia bahan alam dengan teknik kromatografi lapis tipis (KLT). Menjelaskan kromatografi lapis tipis. Menjelaskan fase diam kromatografi lapis tipis. Menyebutkan fase diam kromatografi lapis tipis. Melakukan pembuatan fase diam kromatografi lapis tipis. Menjelaskan fase gerak kromatografi lapis tipis Menyebutkan fase gerak kromatografi lapis tipis. Menjelaskan hubungan fase diam dan fase gerak. Menjelaskan parameter penotolan sampel. Melakukan penotolan sampel. Menjelaskan proses pengembangan. Menjelaskan deteksi bercak (visualisasi) kromatografi lapis tipis. Menyebutkan deteksi bercak (visualisasi) kromatografi lapis tipis. Menjelaskan penggunaan kromatografi lapis tipis. Mengidentifikasi senyawa obat menggunakan kromatografi lapis tipis. Pengertian Kromatografi Lapis Tipis (KLT) KLT (Izmailoff dan Schraiber-1938) Merupakan bentuk kromatografi planar yang mempunyai fase diam berupa lapisan yang uniform pada permukaan bidang datar yg didukung oleh lempeng kaca, alumunium atau plastik dan fase gerak berupa cairan (pengembang/pelarut) yang bergerak disepanjang fase diam karena pengaruh gaya kapiler.
• Kromatografi dikembangkan pertama sekali oleh seorang
botani Rusia Michael Tsweet (1903) untuk memisahkan pigmen berwarna dalam tanaman dgn. Cara perkolasi ekstrak petroleum eter dalam kolom gelas yang berisi CaCO3. SejarahPerkembangan Kromatografi (Sumber: Adamovics, 1997)
Tahun Ilmuwan Sumbangan
1903 Tswett, M. Memisahkan pigmen dari hijau daun menggunakan CaCO3 dan menamakan proses ini “kromatografi” 1938 Izmailov, N.A. dan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Shraiber, M.S. 1940 Tsielius, A. Mengembangkan analisis penjerapan (adsorpsi) dan elektroforesis. 1941 Martin,A.J.P. dan Synge, Mempresentasikan suatu model yang dapat mengembangkan R.L.M. efisiensi kolom, mengembangkan kromatografi cair-cair. 1944 Consden, R., Gordon, Kromaatografi Kertas (KKt) A.H. dan Martin, A.J.P. 1951 Cremer, E. Kromatografi gas padat 1952 Martin, A.J.P. dan James, Kromatografi gas cair A.T. 1957 Golay, M. Mengembangkan kolom tubular terbuka 1958 Stahl, E. Mengembangkan lagi KLT 1965 Giddings, J.C. Mengembangkan teori kromatografi 1967 Huber, J.F.K. dan Memperkenalkan kromatografi cair kinerja tinggi Hulsman, J.A.R.J. (KCKT/HPLC) Berdasarkan mekanisme pemisahan: Kromatografi adsorbsi Kromatografi partisi Kromatografi pasangan ion Kromatografi penukar ion Kromatografi eksklusi ukuran Kromatografi afinitas Berdasarkan pada alat yang digunakan: Kromatografi kertas Kromatografi lapis tipis Kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT/HPLC) Kromatografi gas Pembagian Kromatografi Teknik Fase Diam Fase Gerak Bentuk Mekanisme Sorpsi yang utama KKt Kertas (selulosa) Cair Planar Partisi (adsorpsi, pertukaran ion, eksklusi) KLT Silika, Selulosa Cair Planar Partisi (adsorpsi, pertukaran ion, eksklusi) KGC Cair Gas Kolom Partisi KGP Padat Gas Kolom Adsorpsi
KCKT/HPLC Padatan Cair Kolom Partisi modifikasi
Kromatografi cair Padatan dengan Cair Kolom Eksklusi
– kromatografi porositas yang eksklusi ukuran dikendalikan Kromatografi cair Resin penukar Cair Kolom Penukar ion – kromatografi ion penukar ion Kromatografi cair Pemilih kiral Cair Kolom Adsorpsi selektif – kromatografi kiral MEKANISME SORPSI Sorpsi: proses pemindahan solut dari fase gerak ke fase diam, kebalikannya desorpsi. Adsorpsi: penyerapan pada permukaan saja.Melibatkan interaksi2 elektrostatik seperti ikatan hidrogen, penarikan dipol2 dan penarikan yang diinduksi oleh dipol. Solut akan bersaing dengan fase gerak untuk berikatan dengan sisi2 polar pada permukaan adsorben, cth silika gel (adsorben/fase diam) terdiri dr gugus silanol (Si-OH) dan (Si- O-Si) bersifat polar. Partisi: solut akan terdistribusi diantara fase gerak dan fase diam sesuai dengan kelarutan relatif diantara keduanya, cth : kromatografi gas cair. Pertukaran ion: proses yang mana solut2 ion dalam fase gerak dapat bertukar dgn. Ion2 yang bermuatan sama yang terikat secara kimiawi pada fase diam. Prosesnya sbb. Pertukaran anion: X- +R+Y- → Y- + R+X- Pertukaran kation: X++R+Y- → X+Y- + R+ Eksklusi: sangat dipengaruhi oleh perbedaan bentuk struktur dan ukuran molekul dari zat padat pengepak (fase diam) dan fase gerak (cairan). Keuntungan KLT Lebih mudah pelaksanaannya n peralatan serta lebih murah biayanya dari jenis kromatografi lain. Peralatan yang digunakan lebih sederhana. Hampir setiap lab. dapat melaksanakan setiap saat secara cepat. Banyak digunakan untuk tujuan analisis. Identifikasi pemisahan dapat dilakukan dengan banyak cara, mis: pereaksi warna dan fluorosensi/radiasi dgn sinar uv. Ketepatan penentuan kadar dapat terpenuhi. Fase Diam KLT Secara umum • Penjerap berukuran kecil, d= 10-30 mikrometer. • Ketebalan: 250 mikrometer • Semakin kecil ukuran partikel, semakin baik kinerja KLT. • Cth.: silika, serbuk selulosa, alumina, kieselguhr, gel sphadex. • + pengikat, + fluoresen. Lempeng kaca dibersihkan dengan akuades lalu dibilas dengan alkohol atau aseton, lalu dikeringkan. Pembuatan bubur silika: campur bagian zat penjerap dengan akuades perbandingan (1:2), dikocok kuat2 dlm labu erlenmeyer selama 30 detik. Massa kental dicetak menjadi plat dengan cara (salah satu): penuangan, pencelupan, penyemprotan dan memakai alat khusus pembua plat. Persiapan di atas harus segera selesai dalam waktu 2 menit. Plat silika didiamkan sampai mengering (±24 jam). Kemudian plat diaktifkan pada suhu 105ºC selama 30 menit. Ditunggu sampai plat telah dingin, plat siap dipakai. Tata Nama Lempeng KLT (Sumber: Adamovics, 1997) Simbol/Singkatan Arti G Pengikat gipsum (CaSO4.½H2O) S Pengikat starch (pati) O Pengikat organik: polimetaklirat, polikarboksilat, bersifat keras dan tahan terhadap abrasi H atau N Todak ada pengikat luar. HL Lapisan keras yang tahan terhadap abrasi krn mengandung pengeras organik P Lapisan untuk preparatif P + CaSO4 Lapisan preparatif yang mengandung kalsium sulfat F atau UV Ditambah bahan yang berfluorosensi seperti seng silikat 254 dan 366 Digunakan setelah simbol F atau UV, untuk menunjukkan panjang gelombang 60 Silika gel (E. Merck) yang mempunyai ukuran pori 60Aº 4,7,9 Bilangan yang dicantumkan setelah nama penjerap dan menunjukkan pH bubur penjerap Fase Diam pada KLT (Sumber: Kealey dan Haines, 2002) Penjerap (Fase Diam) Mekanisme Sorpsi Penggunaan
Silika Gel Adsorpsi Asam Amino, Hidrokarbon,
Vitamin, Alkaloid
Silika yang dimodifikasi Partisi termodifikasi Senyawa-senyawa nonpolar
dengan hidrokarbon
Serbuk Selulosa Partisi Asam amino, nukleotida,
karbohidrat
Alumina Adsorpsi Hidrokarbon, ion logam,
pewarna makanan, alkaloid
Kieselguhr (tanah Diatome) Partisi Gula, asam2 lemak
Selulosa penukar ion Pertukaran ion Asam nukleat, nukleotida,
stereospesifik Pemilihan dan optimasi fase gerak 1. Mempunyai kemurnian yg sangat tinggi. 2. Daya elusi : harga Rf 0,2-0,8. 3. Peningkatan harga Rf dengan pelarut sedikit polar, mis dietil eter kedalam metil benzen. 4. Penambahan asam atau basa untuk analit yang bersifat asam atau basa. Sumber pemilihan fase gerak: 1. Pustaka/literatur 2. Cara coba-coba dimulai dengan pemakaian 2 pelarut Aplikasi Penotolan Sampel Syarat: 1. Ukuran bercak sekecil dan sesempit mungkin. 2. Penotolan sampel secara otomatis lbh dipilih. 3. Penotolan sampel yg tidak tepat: bercak menyebar dan puncak ganda. 4. Sampel yang ditotolkan paling sedikit 0,5µl. 5. Penotolan 2-10µl, penotolan dilakukan bertahap dan dilakukan pengeringan. 6. Penotolan: pita dan noda. Tujuan Diameter Bercak Konsentrasi Banyaknya (mm) Sampel (%) Sampel (µg) Densitometri 2 mm untuk 0,02 - 0,2 0,1 – 1 (untuk volume sampel KLT-KT) 0,5µl 1 – 10 (konvensional) Identifikasi 3 mm untuk 0,1 - 1 1 - 20 volume sampel 1µl Uji kemurnian 4 mm untuk 5 100 volume sampel 2µl Teknik Pengembangan
Fase gerak dalam bejana harus sudah jenuh.
Tepi bawah fase gerak 0,5-1 cm, tinggi 0,5-1 cm dr atas lempeng. Bejana harus tertutup rapat. Penjenuhan dengan mencelupkan sedikit ujung kertas saring kedalam bejana. Penyemprotan dengan Reagen kromogenik, mis: asam sulfat, FeCl3 Sinar uv : 254 dan 366 nm. Melakukan scanning (densitometri). Beberapa Reagen Umum dan Spesifik yang Digunakan pada KLT
Metode Deteksi Warna Bercak Solut Penggunaan
Asam fosfomolibdat + Biru gelap Beberapa senyawa organik pemanasan Asam sulfat pekat + Hitam kecoklatan Semua senyawa organik pemanasan Uap iodium Coklat Beberapa senyawa organik Ninhidrin Pink ke ungu Asam-asam amino dan amina Vanilin/asam sulfat Merah/hijau/pink Alkohol, keton Anisaldehid Berbagai macam Steroid Perlakuan dan nilai Rf yang sama. Densitometri Pengerokan bercak lalu menetapkan kadar senyawa yg terdapat dalam bercak. Preparatif. Rf PENGGUNAAN KLT Analisis Kualitatif: uji identifikasi dengan senyawa baku ataupun reagen kimia (penyemprot/deteksi bercak) melalui parameter harga Rf dan warna yang diukur pada kondisi KLT yang sama. Analisis Kuantitatif 1. Teknik densitometri: bercak diukur langsung pada lempeng menggunakan ukuran luas. 2. Mengerok bercak, lalu menetapkan kadar senyawa yang terdapat dalam bercak dengan metode analisis lain, seperti spektrofotometri. Analisis preparatif: untuk memisahkan analit dalam jumlah yang banyak lalu dianalisis lebih lanjut, misalnya dengan spektrofotometri atau dengan teknik kromatografi yang lain. Penggunaan Metode KLT untuk Analisis Obat (Sumber: Adamovics, 1997)
Obat (sediaan) Fase Diam Fase Gerak Deteksi
Asetaminofen Silika Gel Heksan:aseton Uv (serbuk) (75:25) Ampisilin (kapsul, Silika Aseton:toluen:air:a ninhidrin suspensi oral) sam (650:100:100:25) Vitamin C silika Metanol:aseton:air uv (20:40:3) morfin Silika (dijenuhkan Dikembangkan Uv 279 dengan natrium dengan cara 2 hidroksida 0,1N) dimensi, sikloheksan:toluen: dietilamin (75:15:10) lalu kloroform:metanol (9:1) Digunakan secara luas untuk analisis solut-solut organik, terutama di bidang biokimia, farmasi, klinis, forensik, baik untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif, dengan membandingkan nilai/harga Rf, warna yang sama. Menentukan banyak komponen campuran. Identifikasi senyawa. Memantau berjalannya suatu reaksi. Menentukan efektifitas kemurnian. Menentukan kondisi sesuai untuk kromatografi kolom dan memantau hasilnya. Melakukan screening sampel untuk obat. Sekian dan Terima Kasih