Anda di halaman 1dari 17

TRAINING &

DEVELOPMENT

Dosen : Bella Azarine, S.Psi, M.Si


Mata Kuliah : Psikologi Industri & Organisasi
TRAINING & DEVELOPMENT

DEFINISI LEARNING & DEVELOPMENT

KOMPONEN LEARNING & DEVELOPMENT

TRAINING

SISTEMATIK TRAINING MODEL

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TRAINING

PRINSIP – PRINSIP TRAINING


DEFINISI LEARNING & DEVELOPMENT

Sebagai proses untuk memastikan bahwa organisasi memiliki pengetahuan, kecakapan,


dan kemampuan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan

Mencakup dengan memfasilitasi kemahiran individu & team dengan pengetahuan dan
skill melalui pengalaman, pembelajaran dan program – program yang disediakan oleh
organisasi, arahan dan pelatihan oleh jajaran manager atau lainnya, serta aktifitas
pembelajaran yang dilakukan oleh diri sendiri
KOMPONEN LEARNING & DEVELOPMENT

1 LEARNING 3 TRAINING

Proses dimana individu memperoleh dan Proses aplikasi formal yang sistematik untuk
mengembangkan pengetahuan, skill, kemampuan, memberikan pengetahuan dan membantu
perilaku dan sikap. Merupakan modifikasi individu untuk memperoleh skill yang
perilaku melalui pengalaman metode formal dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan
untuk membantu individu belajar di dalam secara memuaskan
maupun di luar tempat kerja

2 DEVELOPMENT 4 EDUCATION

Pertumbuhan atau realisasi dari potensial & Pengembangan dalam pengetahuan, nilai, dan
kemampuan individu yang diperoleh dari pemahaman yang dibutuhkan dalam segala
learning & education aspek kehidupan
KOMPONEN LEARNING & DEVELOPMENT

Learning dan Training merupakan hal yang berbeda

LEARNING TRAINING

Proses individu membangun Respons dari organisasi


pengetahuan, skill, dan untuk menjalankan learning
kemampuan baru
Training : apa yang
Learning : apa yang organisasi lakukan untuk
individu lakukan individu (karyawannya)
TRAINING

Pembelajaran yang sistematik pada skill, rules, konsep atau sikap yang
menghasilkan peningkatan performa individu

JUSTIFIKASI TRAINING
Syarat sebelum melakukan training, dapat dibenarkan dalam situasi berikut :
 Pengetahuan dan skill tidak dapat diperoleh secara memuaskan di tempat kerja atau dengan
pembelajaran sendiri
 Skill – skill yang berbeda dibutuhkan oleh sejumlah orang, dimana harus dikembangkan
secara cepat untuk mencapai tuntutan dan tidak dapat diperoleh hanya dengan pengalaman
saja
 Tugas – tugas khusus dan kompleks
 Ketika learning membutuhkan sejumlah orang untuk mencapai tujuan dengan mudah dalam
training (eg: essential IT Skill, communication skill)
SISTEMATIK TRAINING MODEL
1 NEEDS ANALYSIS

Tujuannya untuk menentukan tipe training yang akan dilakukan demi mencapai tujuan organisasi.

Terdapat 3 tipe needs analysis, yaitu :


2 METODE TRAINING

Setelah tujuan training dilakukan, maka selanjutnya memilih metode training terbaik untuk
mencapai tujuan organisasi

CONDUCTING TRAINING THROUGH


CLASSROOM TRAINING DISTANCE LEARNING ON THE JOB TRAINING

Training informal berdasarkan


Computer based training and
pengalaman rekan kerja atau
Bisa dilakukan oleh karyawan E-Learning
supervisor yang dilakukan
organisasi, atau konsultan dari (E-Book, Video, interactive
selama pekerjaan berlangsung
luar video, webinars, webcasts, and
(modeling others, job rotation,
(Seminar, Workshop) blogs)
magang, coaching and
mentoring)

Penelitian menyatakan bahwa semakin mirip situasi training dengan pekerjaan


yang sebenarnya (actual job), maka akan semakin efektif pula training dilakukan,
hal ini disebut transfer of training
PERSIAPAN TRAINING

Persiapan untuk Kelas Training

MENENTUKAN AUDIENCE DEVELOPING THE


TRAINING CURRICULUM FASILITAS

Jumlah, demografis dan  Ruangan


kemampuan auedience  Topik training  Microphone
(usia)  Menyiapkan materi
 handouts
3 IMPLEMENT TRAINING
Pelaksanaan Classroom Training
1. INTRODUCING THE 2. USING ICEBREAKERS 3. PRESENTATION
4. STUDY CASE
TRAINER AND TRAINING AND ENERGIZERS
SESSION  Buatlah eye contact
 Gesture tubuh
Trainee akan lebih mudah
 Perkenalan Diri (trainer)  Jangan membaca
memahami apa yang telah
 Menjelaskan tujuan  Jokes or story presentasi
dipelajari
training  Perkenalan masing  Gunakan conversation
 Training schedule masing trainee style
Gunakan studi kasus yang
 Peraturan selama  Melakukan gerakan  Buatlah presentasi yang
realistis dan menarik
training badan menarik

5. SIMULATION EXERCISES 7. INCREASING


6. PRACTICING
INTERPERSONAL SKILL
INTERPERSONAL SKILL THROUGH BEHAVIOR
Trainee dapat melakukan THROUGH ROLE PLAY MODELING
simulasi dari skill yang baru
dipelajari dengan kondisi Behavior modeling, dimana
kerja yang actual, tanpa Trainee dapat melakukan trainee melakukan role play
konsekuensi terjadinya simulasi interpersonal skill dengan perilaku yang ideal,
kesalahan dengan role play bukan hanya yang secara
normal dilakukan
4 EVALUATE TRAINING

A. Research Design for Evaluation


Sulit di interpretasi karna
Pre-Test Training Post-Test tidak ada control group untuk
membandingkan hasil

Ada control group untuk


membandingkan hasil

Solomon Four-Groups
Design

Tidak hanya mengontrol


dampak dari luar, namun juga
mengontrol dampak dari
pretest
B. Evaluation Criteria
Terdapat 6 level dimana efektifitas training dapat diukur :

1. Content Validity

Membandingkan isi training dengan knowledge, skills, dan abilities yang dibutuhkan dalam melakukan
pekerjaan (berdasarkan analisa jabatan), dengan begitu content validity dapat di uji

2. Employee Reactions

Employee Reactions merupakan level paling rendah dalam evaluasi karena biasanya dipengaruhi oleh cara
trainer dalam membawakan training. Employee Reactions biasanya merupakan pertanyaan terkait proses
training, seperti; apakah mereka enjoy selama training, atau bagaimana trainernya

3. Employee Learning

Memberikan pre-test dan post-test terkait materi yang telah dipelajari, menggunakan soal yang valid dan
reliabel
4. Application of Training

Karyawan mampu secara nyata melakukan pekerjaan dengan menggunakan materi yang telah dipelajari,
serta dapat di ukur dengan melakukan observasi oleh atasan (SPV, Manager, atau Head)

5. Business Impact

Dilakukan dengan mengevaluasi apakah tujuan – tujuan dari training tercapai

6. Return on Investment (RoI)

Biaya yang dikeluarkan untuk training karyawan, diharapkan dapat kembali dengan jumlah yang lebih dari
pada uang yang telah dikeluarkan untuk training
PRINSIP – PRINSIP TRAINING

1. MOTIVASI 3. PERBEDAAN INDIVIDU


2. METODE TRAINING

Agar training efektif, Training disesuaikan


trainee harus termotivasi dengan kemampuan trainee
Harus disesuaikan
untuk menghadiri agar training berjalan
dengan tujuan organisasi
training efektif

4. PRACTICE 5. EFEKTIF & EFISIEN

Mempraktekan apa
yang telah dipelajari Training harus dilakukan
dengan situasi yang sefektif dan seefisien
nyata mungkin
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESUKSESAN TRAINING

Jika individu yang telah melakukan training (knowledge and skills), namun tidak perform
dipekerjaannya, maka kemungkinan bisa dari motivasi, komunikasi, atau design
pekerjaannya, bukan semata – mata karna kecacatan dari training yang telah dilakukan

 Karyawan harus memiliki skills dan abilities untuk menyelesaikan training dengan sukses
 Faktor dari luar (masalah keluarga) yang dapat mempengaruhi konsentrasi trainee
 Trainee harus termotivasi
 Metode training harus sesuai dengan gaya pembelajaran trainee
 Program training harus memiliki tujuan, feedback positif, overlearning, dan
berkesempatan untuk mempraktekan materi yang telah dipelajari
 Berkesempatan untuk menggunakan ilmu yang baru dipelajari di tempat kerja

Anda mungkin juga menyukai