Anda di halaman 1dari 19

ETIKA ORGANISASI : Saling Menghargai, Menjaga

Kepercayaan, Kerjasama Dan Team Work


Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Hadits
Manajemen Pendidikan

Dosen pengampu : Dr. Dadan F. Ramdhan, M. Ag

Disusun Oleh :

MPI/REG 1A

Budiman Iskandar (2220060006)

Faisal Hasbullah (2220060012)

Ipan Nuralam )2220060018)

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

PASCASARJANA UIN SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan Makalah
dengan judul “ETIKA ORGANISASI : Saling Menghargai, Menjaga
Kepercayaan, Kerjasama Dan Team Work” ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Dr. Dadan F.
Ramdhan, M. Ag selaku dosen mata kuliah Hadits Manajemen Pendidikan yang
telah memberikan tugas ini.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya
berharap adanya kritik, saran dan usulan, juga mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.


Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-
kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan makalah ini diwaktu yang akan datang.

Bandung, 25 Desember 2022

Penyusun
A. HADITS TENTANG KERJASAMA DAN TEAMWORK DAN
TAKHRIJNYA

Hadits Pertama

»
“Barang siapa melapangkan seorang mukmin dari satu kesusahan dunia, Allah akan
melapangkannya dari salah satu kesusahan di hari kiamat. Barang siapa
meringankan penderitaan seseorang, Allah akan meringankan penderitaannya di
dunia dan akhirat. Barang siapa menutupi (aib) seorang muslim, Allah akan
menutupi (aib)nya di dunia dan akhirat. Allah akan menolong seorang hamba
selama hamba itu mau menolong saudaranya.” (HR. Muslim)

TAKHRIJ HADITS
No. Sanad Tahammul wal ada
1

Hadits Kedua

Bahwasanya Abdullah bin Umar r.a. mengabarkan, bahwa Rasulullah saw.


bersabda: ” Muslim yang satu adalah saudara muslim yang lain; oleh karena itu ia
tidak boleh menganiaya dan mendiamkannya. Barang siapa memperhatikan
kepentingan saudaranya, maka Allah akan memperhatikan kepentingannya. Barang
siapa membantu kesulitan seorang muslim, maka Allah akan membantu
kesulitannya dari beberapa kesulitannya nanti pada hari kiamat. Dan barang siapa
menutupi (aib) seorang muslim, maka Allah akan menutupi (aib)nya pada hari
kiamat ”. (HR. Bukhari)

TAKHRIJ HADITS
No. Sanad Tahammul wal ada

Hadits Ketiga

»
Mukmin yang satu dengan yang lainnya bagaikan sebuah bangunan yang
saling memperkuat antara sebagian dengan sebagian yang lainnya. (Rasulullah
SAW. sambil memasukkan jari-jari tangan ke sela jari- jari lainnya) (HR. Bukhari)

TAKHRIJ HADITS
No. Sanad Tahammul wal ada

Hadits Keempat

Abdullah bin Umar radliallahu ‘anhu, katanya, Rasulullah shallallahu 'alaihi


wasallam dalam perang Mu'tah mengangkat Zaid bin Haritsah sebagai komandan,
lantas Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berpesan: "Jika ZAID bin Haritsah
gugur, maka JA'FAR yang mengganti, jika Ja'far gugur, maka ABDULLAH bin
Rawahah sebagai penggantinya." (HR. Bukhari)

TAKHRIJ HADITS
No. Sanad Tahammul wal ada

B. SYARAH HADITS
AL-KURBAH (kesempitan) ialah beban berat yang mengakibatkan
seseorang sangat menderita dan sedih. AT-TANFÎS (Meringankan) berupaya
meringankan beban tersebut dari penderita. Sedangkan AT-TAFRÎJ (upaya
melepaskan) dengan cara menghilangkan beban penderitaan dari penderita
sehingga kesedihan dan kesusahannya sirna. (Jâmi’ul ‘Ulûm wal Hikam :
II/286).
Mujahid rahimahullah berkata, “Aku pernah menemani Ibnu ‘Umar
Radhiyallahu anhuma diperjalanan untuk melayaninya, namun justru ia yang
melayaniku.” (Hilyatul Auliyâ : 3/326, no. 4131).
Diriwayatkan dari Anas Radhiyallahu anhu , ia berkata, “Kami bersama
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam di perjalanan. Di antara kami ada yang
berpuasa dan ada yang tidak berpuasa. Di hari yang panas kami berhenti di suatu
tempat. Orang yang paling terlindung dari panas adalah pemilik pakaian dan
ada di antara kami ada yang berlindung diri dari terik matahari dengan
tangannya. Orang-orang yang berpuasa pun jatuh, sedang orang-orang yang
tidak berpuasa tetap berdiri. Mereka memasang kemah dan memberi minum
kepada para pengendara kemudian Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Pada hari ini, orang-orang yang tidak berpuasa pergi dengan
membawa pahala.” (HR. al-Bukhâri No. 2890)

C. TAFSIR BIL AYAT


Sebagaimana terkandung dalam Alquran surat Al-Maidah ayat 2 :
“… dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah
kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”

D. PENJELASAN HADITS KERJASAMA DAN TEAMWORK DALAM


MANAJEMAN PENDIDIKAN

Kerjasama atau teamwork dalam Islam dapat diartikan sebagai bentuk


ta’awwun (tolong menolong) dalam melakukan suatu pekerjaan yang baik.
Teamwork adalah komponen utama manajeman yang diperlukan untuk
memperkuat dan menjalankan sistem untuk jangka waktu yang panjang.
Oleh karena itu, saat ini konsep teamwork atau bekerja dalam satu tim
sangat ditekankan karena hal ini merupakan unsur penting yang menjamin
kecemerlangan dan keberhasilan. Sebenarnya, konsep ini bukanlah hal baru dalam
Islam, konsep ini telah ditekankan oleh Islam sejak awal. Contohnya dalam kisah
Nabi ketika terjadi Perang Ahzab, dengn semangat kerjasama dan tolong-menolong
yang tinggi, umat Islam berhasil menggali part sepanjang 5000 hasta. Untuk
melaksanakan tugas ini, Nabi SAW membagi para sahabat menjadi beberapa grup.
Setiap grup terdiri dari sepuluh orang dn setiap grup diarahkan untuk mengali parit
sepanjang 40 hasta dan Nabi juga turut terlibat dalam proyek tersebut.
Sikap bekerja dalam satu tim dengan pengorbanan sedemikian rupa jika
terwujud di kalangan manusia pasti akan menghasilkan kualitas kerja yang tinggi.
Hal ini mampu menumbuhkan perubahan yang hebat sebagaimana yang terjadi
zaman Nabi dan para sahabat.
Namun demikian dalam bekerjasama akan ada manfaat dan juga
tantangannya, maka manfaat dan tantangan tersebut dapat dirinci sebagai berikut :
1. Manfaat Kerjasama / Teamwork
a. Meringankan beban pekerjaan
Sebuah beban seberat 20 kg akan lebih mudah diangkat oleh 2 orang
daripada diangkat oleh seorang saja. Ini yang
mendasari teamwork dibentuk. Sebuah pekerjaan akan lebih ringan jika
dikerjakan secara bersama-sama daripada dikerjakan sendiri. Bahkan, untuk
pekerjaan yang besar, teamwork mutlak diperlukan.
b. Meningkatkan sharing informasi antar anggota tim
Salah satu keuntungan dari teamwork adalah untuk
mengembangkan “kolam informasi”, atau meningkatkan volume transfer
informasi antar anggotanya. Bahkan, solusi yang baik untuk masalah yang
kompleks membutuhkan anggota kelompok yang terintegrasi, unik, relevan,
dan seringnya membutuhkan anggota-anggota
yang multibackground, karena dengan anggota yang memiliki banyak
keahlian, informasi yang mengalir akan lebih bervariasi.
c. Membuat keputusan, produk atau layanan yang lebih baik
Keputusan yang diambil setelah proses diskusi tim akan lebih baik
daripada keputusan yang diambil sendiri. Ini didasarkan karena keputusan
setelah diskusi melibatkan banyak sudut pandang dan ide yang mungkin
tidak terpikirkan oleh seseorang saja.
d. Meningkatkan motivasi antar anggota tim
Seorang karyawan yang mengerjakan tugasnya sendirian tentunya
akan lebih mudah bosan daripada jika ia bekerja bersama tim, karena ketika
di dalam tim, anggotaanggotanya dapat saling memotivasi. Selain itu, stress
antar anggota tim bisa lebih berkurang daripada jika anggota-anggota tim
bekerja secara sendiri-sendiri. Motivasi dalam tim terbentuk karena setiap
anggota terdorong untuk memenuhi goal atau tujuan dari tim itu sendiri.
Motivasi tiap anggota juga dapat terdorong karena setiap anggota akan
“merasa” hasil kerjanya akan diperbandingkan antar anggota kelompok.
e. Meningkatkan efektifitas kerja
Pekerjaan yang bersifat modular, cenderung lebih efektif jika
dikerjakan secara bersamasama. Ini disebabkan karena pekerjaan dapat
dibagi-bagi antar anggota kelompok berdasarkan keahliannya masing-
masing, sehingga secara keseluruhan dapat maksimal.
f. Mendorong berkembangnya kreatifitas dan inovasi
Banyak kelompok yang memang bertujuan untuk menggali ide
sebanyak-banyaknya dari anggota kelompoknya. Teamwork terbukti bisa
membuat anggota-anggotanya termotivasi untuk kreatif.

2. Tantangan Teamwork
a. Pembentukan teamwork mengurangi tenaga dan waktu efektif
Proses manajerial teamwork membutuhkan resource, yang
disebut process losses. Process losses adalah tenaga dan waktu yang
digunakan untuk pemeliharaan anggota-anggota tim (masuknya anggota
baru, keluarnya anggota dan lain-lain). Tenaga dan waktu yang digunakan
untuk pemeliharaan ini kadangkala cukup signifikan dibandingkan dengan
tenaga dan waktu yang digunakan untuk melakukan pekerjaan yang telah
direncanakan. Sehingga untuk membuat tim untuk suatu pekerjaan tertentu
harus diperhitungkan dengan matang agar tidak terjadi pemborosan tenaga
dan waktu yang diakibatkan oleh pembentukan tim. Bahkan, dalam industry
software house, penambahan anggota baru dalam tim bisa memperlambat
waktu pengerjaan proyek karena anggota baru tersebut membutuhkan waktu
untuk menyinkronisasi diri dengan anggota tim yang lain.
b. Munculnya fenomena social loafing
Social loafing adalah suatu fenomena yang terjadi ketika anggota
tim mengerahkan lebih sedikit usaha daripada ketika ia bekerja sendirian.
Hal ini masih mungkin terjadi ketika suatu tim yang besar terbentuk dan
hasil kerja secara individu cukup susah untuk dievaluasi. Social loafing
dapat dikurangi jika hasil kerja individu dalam tim lebih diperhatikan, atau
dengan kata lain, memecah tim menjadi beberapa tim yang lebih kecil.
Social loafing juga dapat dikurangi jika topic yang dikerjakan oleh tim
menarik, atau ketika setiap anggota merasa bahwa tujuan dari tim sangat
penting sehingga memotivasi mereka untuk bekerja lebih keras.
A. HADIST TENTANG SALING MENGHARGAI DAN MENJAGA
KEPERCAYAAN
Hdist Pertama

Bukan golongan kami orang yang tidak menyayangi yang lebih muda atau tidak
menghormati yang lebih tua.

Hadits ini menunjukkan tentang disyariatkannya berakhlak yang baik dan


wajibnya menyayangi antar sesama kaum muslimin. Hadits ini menerangkan
tentang adab atau sopan santun dalam Islam ketika kita bergaul dengan anak muda
atau orang tua, yang masing masingnya memiliki hak yang pantas diberikan
baginya.

Terhadap yang lebih tua maka hendaklah kita menghormati dan memuliakannya,
karena mereka memiliki keutamaan. Adapun terhadap yang lebih muda maka
hendaklah kita menyayangi dan lemah lembut kepadanya, karena pada diri yang
lebih muda akal dan ilmunya masih kurang. Mereka perlu dibimbing dan dipenuhi
kebutuhannya serta tidak menghukumnya apabila tidak sengaja melakukan
kesalahan.
Demikianlah Islam mengajarkan akhlak mulia, saling menghormati dan
menyayangi antar sesama muslim yang membuahkan rasa persaudaraan dan
persatuan di antara kaum muslimin.

Makna ucapan beliau “bukan golongan kami” adalah bukanlah merupakan


petunjuk kami atau ajaran kami. Bukanlah makna “bukan golongan kami” berarti
dia adalah kafir.
Di antara bentuk menghormati orang yang lebih tua adalah:

1. Mendahulukan orang yang lebih tua dalam berbicara.

Mengapa mendahulukan orang yang lebih tua dalam berbicara? Karena disamping
dalam rangka menghormati kedudukan mereka, keumuman orang yang lebih tua
lebih bagus dalam berbicara dibandingkan dengan yang lebih muda. Disebutkan
dalam sebuah kisah, tiga orang shahabat Nabi yang bernama ‘Abdurrahman bin
Sahl, Huwaishah bin Mas’ud dan Muhaishah bin Mas’ud mendatangi Nabi untuk
mengadukan suatu permasalahan. Setelah sampai dihadapan beliau, mulailah
‘Abdurrahman bin Sahl berbicara dan dia adalah yang paling muda di antara
mereka.

Maka Nabi pun menegurnya seraya bersabda, ‫“ كَب ِّْر ا ْلكُب َْر‬Hormatilah yang lebih
tua.” Yahya –salah seorang perawi hadits ini– menerangkan, “Hendaknya yang
memulai berbicara adalah yang lebih tua.” (HR. al-Bukhari no. 5677 dari shahabat
Rafi’ bin Khadij dan Sahl bin Abi Hatsmah) Kapankah yang lebih muda
diperbolehkan untuk berbicara dihadapan yang lebih tua? Al-Imam al-Bukhari
dalam kitab al-Adabul Mufrad membuat sebuah bab “Apabila yang lebih tua tidak
berbicara apakah boleh bagi yang lebih muda berbicara?”

Kemudian beliau menyebutkan sebuah kisah dari Abdullah bin Umar. Suatu hari
Rasulullah menyampaikan sebuah teka-teki,
‫َأ ْخب ُروني ب َش َج َرةٍ َم َث ُلهَا َم َث ُل ا ْل ُمسْلم تُؤْ تي ُأ ُك َلهَا ُك َّل حي ٍن بإ ْذن َربِّهَا َو ََل تَ ُحتُّ َو َر َقهَا‬

“Beritahukanlah kepadaku tentang suatu pohon yang permisalannya seperti


seorang muslim. Pohon tersebut mengeluarkan buahnya setiap waktu dan tidak
menggugurkan daunnya dengan seizin Rabbnya.” Abdullah bin Umar berkata,
“Dalam hatiku terbersit bahwa itu adalah pohon kurma, namun aku enggan untuk
berbicara karena disana ada Abu Bakr dan Umar.” Ketika Abu Bakr dan Umar
tidak menjawab maka Rasulullah pun memberikan jawaban, “Itu adalah pohon
kurma.” Ketika Abdullah bin Umar keluar dari majelis bersama ayahnya dia pun
berkata, “Wahai ayahku, tadi terbersit dalam hatiku bahwa itu adalah pohon
kurma.”

Umar berkata, “Apa yang menghalangimu untuk menjawabnya? Kalau seandainya


engkau menjawabnya maka yang demikian ini lebih aku senangi daripada ini dan
itu (harta terbaik).” Abdullah bin Umar berkata, “Tidak ada yang menghalangiku
untuk menjawab melainkan karena engkau dan Abu Bakr tidak berbicara sehingga
akupun enggan untuk berbicara.” (HR. al-Bukhari no. 360 dalam al-Adabul
Mufrad dari shahabat Abdullah bin Umar) Hadits ini menunjukkan tentang
bolehnya yang lebih muda berbicara dihadapan yang lebih tua dengan syarat yang
lebih muda memiliki kepandaian dan tidak ada satupun dari yang lebih tua
berbicara.

2. Mendahulukan orang yang lebih tua untuk mendapatkan tempat duduk dalam
majelis.

Al-Hafizh al-‘Iraqi berkata, “Termasuk dalam masalah ini pula adalah


memberikan tempat yang lapang kepada orang yang baru datang ke majelis
apabila memungkinkan, terlebih lagi apabila dia termasuk orang yang berhak
untuk dimuliakan seperti orang yang sudah tua, orang berilmu atau pemuka
masyarakat.” (Faidhul Qadir, jilid 5, hlm. 494)
3. Yang lebih muda mengucapkan salam terlebih dahulu kepada yang lebih tua.

Rasulullah bersabda,

‫ار عَ َلى ا ْل َقاعد َوا ْل َقلي ُل عَ َلى ا ْلكَثير‬


ُّ ‫ير عَ َلى ا ْلكَبير َوا ْل َم‬ َّ ‫يُسَ ِّلم ُ ال‬
ُ ‫صغ‬

“Yang lebih muda mengucapkan salam kepada yang lebih tua, yang berjalan kaki
mengucapkan salam kepada yang duduk dan yang sedikit mengucapkan salam
kepada yang banyak.” (HR. al-Bukhari no. 5763 dari shahabat Abu Hurairah)

4. Mengangkat orang yang paling tua sebagai pemimpin.

Bahwasanya Qais bin ‘Ashim pernah berwasiat kepada anak-anaknya menjelang


kematiannya,

‫صغَ َرهُم َأ ْز َرى به ْم َذلكَ في‬


ْ ‫اتَّ ُقوا هللا َ َوسَ ِّودُوا َأ ْكبَ َر ُك ْم َفا َّن ال َقوم َ إ َذا سَ َّودُوا َأ ْكبَ َرهُم َخ َل ُفوا َأبَاهُم َوإ َذا سَ َّودُوا َأ‬
‫َأ ْكفَائهم‬

“Bertakwalah kalian kepada Allah dan angkatlah yang paling tua diantara kalian
sebagai pemimpin. Karena sesungguhnya suatu kaum apabila mereka mengangkat
yang paling tua diantara mereka sebagai pemimpin, maka mereka akan mampu
menggantikan kedudukan ayah-ayah mereka. Apabila mereka mengangkat yang
paling muda diantara mereka sebagai pemimpin, maka tindakan mereka itu berarti
meremehkan orang-orang yang sebaya dengan mereka.” (HR. al-Bukhari no. 361
dalam al-Adabul Mufrad dari Hakim bin Qais bin ‘Ashim)
Di antara bentuk menyayangi orang yang lebih muda adalah:

Hadist Kedua
Artinya, “Dari sahabat Abdullah ibn Umar radliyallahu ‘anhuma, dari Nabi
‫ﷺ‬, beliau bersabda: Barangsiapa membunuh seorang mu’ahad (taat kepada
kesepakatan bersama meskipun non-Muslim), maka dia tidak akan mencium
bau surga. Sesungguhnya bau surga bisa tercium sedari perjalanan 40 tahun”

Semua yang diteladankan oleh Nabi ‫ ﷺ‬ternyata bukan turunnya azab, laknat
dan sejenisnya, melainkan justru agar diberikan hidayah (petunjuk) kepada
mereka. Inilah teladan Nabi dalam menjaga keharmonisan dalam kancah
hubungan bermasyarakat. Bayangkan seandainya doa Nabi itu berupa azab
atau doa keras lainnya! Bisa jadi umat beliau Rasulullah ‫ ﷺ‬tidak akan
mencapai mayoritas penghuni muka bumi ini. Walhasil, jika orientasi utama
dari beberapa hujjah dalil di atas kita tarik dalam konsep keislaman dan
keindonesiaan, maka alangkah indahnya bila hujjah-hujjah semacam yang
dikedepankan. Hal ini mengingat Indonesia adalah negara damai dan bukan
menghadapi situasi perang. Dalam kondisi damai, semua warga negara
adalah berlaku sama. Hukum merupakan ujung tombak bagi berlakunya
keadilan. Inilah wajah Islam Indonesia, yaitu sebuah wajah yang ramah karena
senantiasa mengedepankan maqashid syariah berupa penjagaan terhadap hak-
hak individu/jiwa serta kehormatannya, dalam mewujudkan wajah Islam yang
ramah dalam konteks berbangsa dan bernegara

Anda mungkin juga menyukai