Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PSIKOLOGI DAN ASPEK KEJIWAAN DALAM BELAJAR MENGAJAR

Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah


hadist manajemen pendidikan islam

Dosen Pengampu : Dr. Dadan F. Ramdhan,M.Ag.,M.M.Pd.

Disusun Oleh :

Aldiansyah
Dewi Septiani
Hoerunisa

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


PASCASARJANA UNVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
1443 H/2022 M
i

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga alhamdulilah penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. yang selalu kita nantikan syafa’atnya di hari kiamat nanti, serta
kepada keluarga dan sahabatnya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, baik dari
segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kritik dan saran
yang sifatnya membangun sangat kami harapkan untuk lebih baik di masa yang
akan datang.
Semoga makalah ini memberikan manfaat Serta dapat memberikan
wawasan yang lebih luas dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi rekan-rekan.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabaraktuh...

Bandung, 14 November 2022

Penulis

i
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... .3

A. Hadis Tengtang Aspek Kejiwaan dalam Pembelajaran........................ 3


B. Psikologi Pendidikan ............................................................................ 5
C. Aspek aspek psikologi yang diperhatikan dalam pembelajaran..........10
D. Aspek Aspek aspek psikologi yang diperhatikan dalam pembelajaran
.............................................................................................................. 1
1

BAB III PENUTUP..............................................................................................14

A. Kesimpulan..........................................................................................14
B. Saran....................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam dengan sumber ajaran al-Qur'an dan hadits yang diperkaya
penafsiran para ulama ternyata menunjukkan dengan jelas berbagai masalah
dalam bidang pendidikan yang telah memberi corak hitam putihnya perjalanan
hidup seseorang. Oleh karena itu ajaran Islam menetapkan bahwa pendidikan
merupakan salah satu kegiatan yang wajib hukumnya baik pria maupun wanita
yang berlangsung seumur hidup semenjak dari buaian hingga ajal datang.
Dalam dunia pendidikan dan pengajaran yang menjadi fokus perhatian
adalah peserta didiknya, baik itu di Taman Kanak kanak, Sekolah Dasar,
Pendidikan Menengah, Pendidikan Lanjutan Ataupun Perguruan Tinggi
1
dan pendidikan untuk orang dewasa lainnya.
Sebagai seorang guru atau pengelola dalam pendidikan lainnya,
diharapkan dapat menerapkan materi yang dipelajari sehingga tujuan yang telah
ditetapkan tercapai. Kita sebagai calon tenaga pendidik harus paham
tentang psikologi anak agar dalam pelaksanaan pembelajaran adanya kesesuai
an dengan karakteristik anak didik dengan materi pelajaran yang disampaikan
agar peserta didik mampu memahaminya dengan baik.
Pendidikan pada dasarnya adalah sebuah proses transformasi
pengetahuanmenuju ke arah perbaikan, penguatan, dan penyempurnaan semua
potensimanusia. Oleh karena itu, pendidikan tidak mengenal ruang dan waktu,
ia tidakdibatasi oleh tebalnya tembok sekolah dan juga sempitnya waktu belajar
kelas.Pendidikan berlangsung sepanjang hayat dan bisa dilakukan di mana saja
dankapan saja manusia mau dan mampu melakukan proses pendidikan.2

1
Hariani, I. (2019). Orientasi Psikologi Pendidikan Islam Di Sekolah Dan Prasekolah. At-
Tarbawi: Jurnal Pendidikan, Sosial Dan Kebudayaan, 6(2), 142-155.
2
Munsyifah, A., & Purwanto, M. R. (2021). Evaluasi Kurikulum Pendidikan Inklusi Di
Madrasah Aliyah Negeri 2 Sleman Yogyakarta. At-Thullab Jurnal Mahasiswa Studi Islam, 3(1),
641-649.
2

Agar tujuan sebuah pendidikan dapat tercapai, ada banyak sekali aspek-
aspek yang perlu diperhatikan dalam prosesnya, salah satunya adalah aspek
kejiwaan atau psikologi baik itu dari sisi pendidik maupun anak didik.
Dalam psikologi dipelajari mengenai aspek yang timbul dalam perkemba
ngan prosespembelajaran yang dilaksanakan, yaitu mengenai perkembangan pe
serta didik dilihat dari aspek kejiwaan peserta didik. Dalam memahami aspek
kejiwaan dalam proses belajar mengajar, memiliki kedudukan penting dalam
pencapaian hasil yang digunakan sebagai input untuk perbaikan kegiatan
pendidikan.3 Untuk mengetahui lebih jelas tentang aspek kejiwaan dalam proses
belajar mengajar, akan dipaparkan tentang pentingnya memahami aspek
kejiwaan dalam proses belajar mengajar yang berhubungan dengan hadis-hadis
pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas, maka
penulis membuar rumusan masalah pada makalah ini sebagai berikut:
1. Bagaimana hadist tentang aspek kejiwaan dalam proses belajar mengajar?
2. Bagaimana aspek kejiwaan dalam belajar dan mengajar?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui hadist tentang aspek kejiwaan dalam proses belajar
mengajar.
2. Untuk mengetahui aspek kejiwaan dalam proses belajar mengajar.

3
Octavia, S. A. (2021). Profesionalisme Guru Dalam Memahami Perkembangan Peserta
Didik. Deepublish.
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Hadist tentang Aspek Kejiwaan dalam Proses Belajar Mengajar


Hadist I:
‫ّللُ َع ْن ُه َما قَا َل‬
َّ ‫ي‬ َ ‫ض‬ ِ ‫َّاس َر‬ ٍ ‫س ِعي ِد ب ِْن ُج َبي ٍْر َع ْن اب ِْن َعب‬ َ ‫ان َحدَّثَنَا أَبُو َع َوانَةَ َع ْن أ َ ِبي ِب ْش ٍر َع ْن‬ ِ ‫َحدَّثَنَا أَبُو النُّ ْع َم‬
ْ‫ض ُه ْم ِل َم تُد ِْخ ُل َهذَا ْالفَت َى َمعَنَا َولَنَا أ َ ْبنَا ٌء ِمثْلُهُ فَقَا َل إِنَّهُ ِم َّم ْن قَد‬
ُ ‫ع َم ُر يُد ِْخلُنِي َم َع أ َ ْشيَاخِ بَد ٍْر َفقَا َل بَ ْع‬
ُ َ‫َكان‬
‫َع ِل ْمت ُ ْم قَا َل فَد َ َعا ُه ْم ذَاتَ يَ ْو ٍم َودَ َعانِي َمعَ ُه ْم قَا َل َو َما ُر ِئيت ُهُ دَ َعانِي يَ ْو َمئِ ٍذ إِ ََّّل ِلي ُِريَ ُه ْم ِمنِي فَقَا َل َما تَقُولُونَ فِي‬
َ ‫ّللِ أ َ ْف َوا ًجا } َحتَّى َخت ََم الس‬
ُ ‫ُّورةَ فَقَا َل بَ ْع‬
‫ض ُه ْم‬ ِ ‫اس يَدْ ُخلُونَ فِي د‬
َّ ‫ِين‬ َ َّ‫ّللِ َو ْالفَتْ ُح َو َرأَيْتَ الن‬ ْ َ‫{ ِإذَا َجا َء ن‬
َّ ‫ص ُر‬
‫ش ْيئًا فَقَا َل ِلي‬ ُ ‫ض ُه ْم ََّل نَد ِْري أ َ ْو لَ ْم يَقُ ْل بَ ْع‬
َ ‫ض ُه ْم‬ ُ ‫ص ْرنَا َوفُتِ َح َعلَ ْينَا َوقَا َل بَ ْع‬ َّ َ‫أ ُ ِم ْرنَا أَ ْن نَحْ َمد‬
ِ ُ‫ّللَ َونَ ْست َ ْغ ِف َرهُ ِإذَا ن‬
َّ ُ‫سلَّ َم أ َ ْعلَ َمه‬
ُ‫ّلل ُ لَه‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫ّللُ َعلَ ْي ِه َو‬ َّ ‫سو ِل‬
َ ِ‫ّلل‬ ُ ‫َّاس أ َ َكذَاكَ تَقُو ُل قُ ْلتُ ََّل قَا َل فَ َما تَقُو ُل قُ ْلتُ ه َُو أَ َج ُل َر‬
ٍ ‫َيا ابْنَ َعب‬
َ َ‫ّللِ َو ْالفَتْ ُح } فَتْ ُح َم َّكةَ فَذَاكَ َع ََل َمةُ أ َ َجلِكَ { ف‬
} ‫سبِحْ بِ َح ْم ِد َربِكَ َوا ْستَ ْغ ِف ْرهُ إِنَّهُ َكانَ ت ََّوابًا‬ َّ ‫ص ُر‬ ْ َ‫{ إِذَا َجا َء ن‬
.‫ع َم ُر َما أَ ْعلَ ُم ِم ْن َها إِ ََّّل َما تَ ْعلَ ُم‬
ُ ‫قَا َل‬
Artinya:
Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'man] Telah menceritakan kepada
kami [Abu 'Awanah] dari [Abu Bisyr] dari [Said bin Jubair] dari [Ibnu Abbas]
radliallahu 'anhuma, Umar Pernah mengajakku dalam sebuah majlis orang
dewasa, sehingga sebagian sahabat bertanya "Mengapa si anak kecil ini kau
ikut sertakan, kami juga punya anak-anak kecil seperti dia?" Umar menjawab;
"Kalian maklum, anak ini punya "kualitas" tersendiri." Kata Ibnu Umar, maka
suatu hari Umar mengundang mereka dan mengajakku bersama mereka.
Seingatku, Umar tidak mengajakku saat itu selain untuk mempertontonkan
kepada mereka kualitas keilmuanku. Lantas Umar bertanyal; "Bagaimana
komentar kalian tentang ayat "Seandainya pertolongan Allah dan kemenangan
datang (1) dan kau lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-
bondong (2) -hingga ahkir surat (QS. Alfath 1-3). Sebagian sahabat
berkomentar; "Tentang ayat ini, setahu kami, kita diperintahkan agar memuji
Allah dan meminta ampunan kepada-Nya, tepatnya ketika kita diberi
pertolongan dan diberi kemenangan." Sebagian lagi berkomentar; "kalau kami
nggak tahu." Atau bahkan tidak berkomentar sama sekali. Lantas Umar
bertanya kepadaku; "Wahai Ibnu Abbas, beginikah kamu berkomentar
4

mengenai ayat tadi?"TIDAK" Jawabku."Lalu komentarmu? Tanya Umar. Ibnu


Abbas menjawab; "Surat tersebut adalah pertanda wafat Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam sudah dekat, Allah memberitahunya dengan ayatnya: "Jika
telah datang pertolongan Allah dan kemenangan', itu berarti penaklukan
Makkah dan itulah tanda ajalmu (Muhammad), karenanya "Bertasbihlah
dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan, sesungguhnya Dia Maha
Menerima taubat. Kata Umar, "Aku tidak tahu penafsiran ayat tersebut selain
seperti yang kamu (Ibnu Abbas) ketahui."
Skema Sanad:
No Nama Perawi Tingkatan Golongan Wafat Keterangan
1. Abdullah bin Abbas Tsiqoh Adil Sahabat 68 H Perawi I

2. Hanasy bin Tsiqoh Tabiin Sebelum Perawi II


Abdillah 90 H
3. Qais bin Al Tabiut Perawi III
Hajjaj Al Mashriy Tabiin
4. Laits bin Saad dan Tsiqoh Tabiut Perawi IV
Ibnu Hay`ah Tabiin
5. Abdullah bin Tsiqoh 181 H Perawi V
Mubarak Al
Mawarzi
6. Ahmad bin 238 H Perawi VI
Muhammad bin (Guru
Musa Mukhorrij)
7. Imam Tirmidzi Tsiqoh 279 H Mukhorrij

Kandungan Hadis:
ُ ‫ع َم ُر يُد ِْخلُنِي َم َع أَ ْشيَاخِ بَد ٍْر فَقَا َل بَ ْع‬
Dalam penggalan kata dalam hadist ‫ض ُه ْم ِل َم تُد ِْخ ُل‬ ُ َ‫َكان‬
‫ َهذَا ْالفَت َى‬diceritakan dikumpulkannya orang dewasa, sahabat sahabat. Kemudian
para sahabat bertanya "Mengapa si anak kecil ini kau ikut sertakan, kami juga
punya anak-anak kecil seperti dia?" Syaidina Umarpun menjawab ‫فَقَا َل إِنَّه ُ ِم َّم ْن‬
5

‫ قَدْ َع ِل ْمت ُ ْم‬yang artinya Kalian maklum, anak ini punya "kualitas" tersendiri."
Maka suatu hari Umar mengundang mereka dan mengajakku bersama mereka
Beliau menjawab (Kata Ibnu Umar) kemudian ditanya tentang ayat Bagaimana
komentar kalian tentang ayat "Seandainya pertolongan Allah dan kemenangan
datang (1) dan kau lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-
bondong (2) -hingga ahkir surat (QS. Alfath 1-3). Lantas Umar bertanya
kepadaku; "Wahai Ibnu Abbas, beginikah kamu berkomentar mengenai ayat
tadi?"TIDAK" Jawabku."Lalu komentarmu? Tanya Umar. Ibnu Abbas
menjawab; "Surat tersebut adalah pertanda wafat Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam sudah dekat, Allah memberitahunya dengan ayatnya. Yang pada
kesimpulannya bahwasannya meskipun umur kecil tetapi harus dihargai
pendapatnya jika pendapanya itu benar dan masuk akal.
Maka disinilah timbul aspek asepk psikologi dalam pembelajaran
diantaranya presepsi, berfikir bagaimana cara sudut pandang kita terhadap
sesuatu seperti dalam contoh tadi, kemudian Intellegnsi yang menurut W. Stren
bahwasannya intellegnce yaitu kesanggupan jiwa untuk dapat menyesuaikan
diri dengan cepat dengan lingkungan baru seperti cerita Umur yang membawa
anak kecil untuk berdiskusi, kemudian anak kecil itu menyesuaikan sikapnya
dengan orang dewasa dengan indikasi menunggu pertanyaan yang dilontarkan
kemudian setelah beres menjawab dengan rasionalisasi yang jelas.
Hadis II:
َّ َ‫يق َقا َل ُكنَّا نَ ْنت َِظ ُر َع ْبد‬
‫ّلل‬ ٌ ‫ش ِق‬ َ ‫ش قَا َل َحدَّثَنِي‬ ُ ‫ص َحدَّثَنَا أ َ ِبي َحدَّثَنَا ْاْل َ ْع َم‬ ٍ ‫ع َم ُر ْبنُ َح ْف‬ ُ ‫َحدَّثَنَا‬
ُ‫اح َب ُك ْم َو ِإ ََّّل ِجئْتُ أَنَا فَ َجلَ ْست‬
ِ ‫ص‬ َ ‫س قَا َل ََّل َولَ ِك ْن أَدْ ُخ ُل فَأ ُ ْخ ِر ُج إِلَ ْي ُك ْم‬ ُ ‫ِإذْ َجا َء َي ِزيد ُ ْبنُ ُم َعا ِو َيةَ فَقُ ْلنَا أ َ ََّل تَجْ ِل‬
‫ام َعلَ ْينَا فَقَا َل أ َ َما إِنِي أ َ ْخبَ ُر بِ َمكَا ِن ُك ْم َولَ ِكنَّهُ يَ ْم َنعُنِي ِم ْن ْال ُخ ُروجِ إِلَ ْي ُك ْم أَ َّن‬
َ َ‫آخذ ٌ بِيَ ِد ِه فَق‬ِ ‫ّللِ َوه َُو‬ َّ ُ ‫فَخ ََر َج َع ْبد‬
ِ ‫(ر َواهُ ْالبُخ‬
‫َارى‬ َ ‫سلَّ َم َكانَ يَتَخ ََّولُنَا بِ ْال َم ْو ِع‬
َ ‫ظ ِة فِي ْاْلَي َِّام ك ََرا ِهيَةَ السَّآ َم ِة‬
َ َ‫علَيْن‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫ّللُ َعلَ ْي ِه َو‬ َّ ‫سو َل‬
َ ِ‫ّلل‬ ُ ‫َر‬
)‫و ُم ْس ِل ْم‬
Artinya:
‘Umar bin Hafsh telah menceritakan kepada kami, ayahku telah menceritakan
kepada kami, al-A’masy telah menceritakan kepada kami dia berkata; Syaqiq
telah menceritakan kepadaku dia berkata; Kami pernah menunggu ‘Abdullah,
tiba-tiba Yazid bin Mu’awiyah datang, maka kami berkata kepadanya,
6

“Tidakkah Anda duduk?”. Dia menjawab; “tidak, namun aku akan masuk dan
akan mengeluarkan saudara kalian (‘Abdullah) kepada kalian atau kalau tidak,
aku akan datang dan duduk”. Setelah itu Abdullah keluar dengan menggandeng
tangannya Yazid, lalu dia berdiri di hadapan kami seraya berkata;
“sesungguhnya aku telah diberitahu keadaan kalian, akan tetapi ada suatu hal
yang menghalangiku untuk keluar kepada kalian. Sesungguhnya Rasulullah
saw. mengatur (penyampaian) nasihat pada kami dalam beberapa hari karena
tidak mau membuat kami jenuh”. HR. Bukhari
Kandungan Hadits:
Dalam hadis di atas, dipaparkan bahwa ketika memberikan pelajaran
kepada para sahabat, Nabi saw. senantiasa memperhatikan waktu dan kondisi
yang tepat dan disesuaikan dengan waktu dan kondisi mereka. Hal ini beliau
lakukan agar mereka tidak merasakan jenuh / bosan. Nabi saw. juga selalu
berusaha menjaga tujuan dan keseimbangan dalam proses pembelajarannya.
Adapun langkah-langkah strategis yang dipersiapkan untuk melakukan suatu
pembelajaran serta upaya Nabi saw. memilih waktu yang tepat dalam
menyampaikan nasihat dan ilmu kepada ummat atau para sahabat, selanjutnya
dikenal dengan metode situsional dan kondisional.4
Berdasarkan hadist di atas mengenai aspek kejiwaan dalam belajar
mengajar, peran antar pendidik dan peserta didik harus saling melengkapi,
dimana seorang guru lebih berperan penting dalam pengaturan aspek kejiwaan
dalam belajar mengajar.
Hadis III:
‫س ْع ٍد َوا ْبنُ لَ ِهيعَةَ َع ْن‬
َ ُ‫ْث ْبن‬ َ َ‫ّللِ ْبنُ ْال ُمب‬
ُ ‫ار ِك أ َ ْخبَ َرنَا لَي‬ َّ ُ ‫سى أ َ ْخ َب َرنَا َع ْبد‬
َ ‫دَّثَنَا أَحْ َمد ُ ْبنُ ُم َح َّم ِد ب ِْن ُمو‬
‫س ْع ٍد َحدَّثَنِي‬ ُ ‫الرحْ َم ِن أَ ْخبَ َرنَا أَبُو ْال َو ِلي ِد َحدَّثَنَا لَي‬
َ ُ‫ْث ْبن‬ َّ ُ ‫قَي ِْس ْب ِن ْال َح َّجاجِ قَا َل ح و َحدَّثَنَا َع ْبد‬
َّ ‫ّللِ ْبنُ َع ْب ِد‬
َّ ‫صلَّى‬
ُ‫ّلل‬ َ ِ‫ّلل‬ َّ ‫سو ِل‬ ُ ‫ف َر‬ َ ‫َّاس قَا َل ُك ْنتُ خ َْل‬
ٍ ‫ص ْنعَانِي ِ َع ْن اب ِْن َعب‬
َّ ‫احد ٌ َع ْن َحن ٍَش ال‬ ِ ‫ْس ْبنُ ْال َح َّجاجِ ْال َم ْعنَى َو‬ ُ ‫قَي‬
َ‫سأ َ ْلت‬
َ ‫ّللَ ت َِجدْهُ ت ُ َجاهَكَ ِإذَا‬ ْ َ‫ظكَ احْ ف‬
َّ ‫ظ‬ ْ ‫ّللَ يَحْ َف‬
َّ ‫ظ‬ ٍ ‫غ ََل ُم ِإنِي أ ُ َع ِل ُمكَ َك ِل َما‬
ْ َ‫ت احْ ف‬ ُ ‫سلَّ َم يَ ْو ًما فَقَا َل يَا‬
َ ‫َعلَ ْي ِه َو‬
‫ش ْيءٍ لَ ْم َي ْن َفعُوكَ ِإ ََّّل‬ ْ ‫اَّللِ َوا ْعلَ ْم أ َ َّن ْاْل ُ َّمةَ لَ ْو اجْ ت َ َم َع‬
َ ‫ت َعلَى أ َ ْن َي ْنفَعُوكَ ِب‬ َّ ‫فَاسْأ َ ْل‬
َّ ‫ّللَ َو ِإذَا ا ْست َ َع ْنتَ فَا ْست َ ِع ْن ِب‬

4
Muhaimin Abd. Mujib. (1993). Pemikiran Pendidikan Islam, Kajian Filosofik dan Kerangka
Dasar Oprasionalnya, Bandung: Trigencda Karya.
7

َ‫ّللُ َعلَيْك‬ َ ِ‫ش ْيءٍ لَ ْم يَض ُُّروكَ إِ ََّّل ب‬


َّ ُ‫ش ْيءٍ قَدْ َكتَبَه‬ َ ِ‫ّللُ لَكَ َولَ ْو اجْ تَ َمعُوا َعلَى أ َ ْن يَض ُُّروكَ ب‬َّ ُ‫ش ْيءٍ قَدْ َكتَبَه‬ َ ِ‫ب‬
‫ص ِحي ٌح‬َ ‫س ٌن‬ ٌ ‫ف قَا َل َهذَا َحد‬
َ ‫ِيث َح‬ ُ ‫ص ُح‬ُّ ‫ت ال‬ ْ َّ‫ت ْاْل َ ْق ََل ُم َو َجف‬
ْ َ‫ُرفِع‬
Artinya:
Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Muhammad bin Musa telah
mengkhabarkan kepada kami Abdullah bin Al Mubarak telah mengkhabarkan
kepada kami Laits bin Sa'ad dan Ibnu Lahi'ah dari Qais bin Al Hajjaj berkata,
dan telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Abdurrahman telah
mengkhabarkan kepada kami Abu Al Walid telah menceritakan kepada
kami Laits bin Sa'ad telah menceritakan kepadaku Qais bin Al Hajjaj -artinya
sama- dari Hanasy Ash Shan'ani dari Ibnu Abbas berkata: Aku pernah berada
di belakang Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam pada suatu hari, beliau
bersabda: "Hai 'nak, sesungguhnya aku akan mengajarimu beberapa kalimat;
jagalah Allah niscaya Ia menjagamu, jagalah Allah niscaya kau menemui-Nya
dihadapanmu, bila kau meminta, mintalah pada Allah dan bila kau meminta
pertolongan, mintalah kepada Allah, ketahuilah sesungguhnya seandainya
ummat bersatu untuk memberimu manfaat, mereka tidak akan memberi
manfaat apa pun selain yang telah ditakdirkan Allah untukmu dan seandainya
bila mereka bersatu untuk membahayakanmu, mereka tidak akan
membahayakanmu sama sekali kecuali yang telah ditakdirkan Allah padamu,
pena-pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering (maksudnya
takdir telah ditetapkan) ” Berkata Abu Isa: Hadis ini hasan shahih. (H.R. At-
Tirmidzi).
Skema Sanad:
No. Nama Perawi Tingkatan Golongan Wafat Keterangan
1 Abdullah bin Abbas Tsiqoh Sahabat 68 H Perawi I
Adil
2 Hanasy bin Abdillah Tsiqoh Tabiin Sebelum Perawi II
90 H
3 Qais bin Al Tabiut Perawi III
Hajjaj Al Mashriy Tabiin
8

4 Laits bin Saad dan Tsiqoh Tabiut Perawi IV


Ibnu Hay`ah Tabiin
5 Abdullah bin Tsiqoh 181 H Perawi V
Mubarak Al Mawarzi
6 Ahmad bin 238 H Perawi VI
Muhammad bin (Guru
Musa Mukhorrij)
7 Imam Tirmidzi Tsiqoh 279 H Mukhorrij

Kandungan Hadis:
ٍ ‫غ ََل ُم إِنِي أ ُ َع ِل ُمكَ َك ِل َما‬
Dalam penggalan kata dalam hadist ‫ت‬ ُ ‫ فَقَا َل يَا‬dalam hal ini
Rasulah SAW sangat memperhatikan aspek kejiwaan dari Mukhotob karena
penggalan kata ‫غ ََل ُم‬
ُ ‫ فَقَا َل َيا‬mengartikan ‫فَقَا َل َيا ُغا َل‬atau bisa diibaratkan “kasih
sayang” secara psikologis apabila seseorang dipanggil dengan panggilan kasih
sayang makan akan terdengar enak apabila dipanggil dengan panggilan yang
baik dan lembut. Kemudian anak itu akan diberikan pengajaran dengan kata
halus nya adalah ‫ت‬ ٍ ‫ ِإنِي أ ُ َع ِل ُمكَ َك ِل َما‬yang artinya sesungguhnya aku akan
menjagajarimu beberapa kalimat yang mana dimaksudkan memberikan
perlahan- lahan dengan pasti agar psikis seseorang tidak terlalu terbebani maka
diajarilah dengan perkalimat tenang dan perlahan.
Adapun dalam Pengertian Aspek Psikologi (kejiwaan) Pendidikan
proses belajar mengajar, pada dasarnya adalah membicarakan aspek-aspek
perilaku individu yang terkait dengan proses pembelajaran Hal itu didasarkan
atas konsep dan makna psikologi, khususnya psikologi pembelajaran. Aspek
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sudut pandang atau hal-hal
yang memberi keterangan kepada kata kerja sehubungan bagaimana suatu
perbuatan yang dinyatakan kata kerja itu berlangsung yang mana ini erat
kaitannya dengan bagaimana sikap seorang pendidik kepada pengajar dlam
menyampikan sesuatu dan Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari
tentang tingkah laku manusia dengan lingkungannya.
9

B. Psikologi Pendidikan
Psikologi adalah ilmu yang mengkaji manusia dari sudut karakteristik dan
perilaku manusia. Psikologi berasal dari bahasa yunani “Psyche” yang berarti
jiwa, roh atau sukma, sedangkan “logy atau logos” berarti ilmu atau ilmu
pengetahuan. Jadi psikologi berarti ilmu tentang jiwa atau ilmu yang
mempelajari tentang karakteristik dan gejala yang dialami jiwa manusia.6 Jadi
dalam hal ini psikologi sangat berperan penting dalam pendidikan karena
psikologi sebagai ilmu pengetahuan adalah berupaya memahami keadaan
peserta didik yang berbeda satu dengan yang lainnya. Di mana pengetahuan
tentang psikologi amat penting bagi guru. Di zaman Yunani, para filsuf
mencoba mempelajari jiwa. Plato seorang filsuf Yunani pertama yang mulai
mendefinisikan tentang jiwa, bagi Plato apa yang tampak dalam dunia hanyalah
bayangan dari sebuah dunia yang nyata, dan tak berubah dan ia menyebut dunia
itu dengan idea atau jiwa. Ide atau jiwa menurut Plato adalah bersifat kekal,
tidak berubah.5
Oleh Plato jiwa dan tubuh dipandang sebagai dua kenyataan yang harus
dibedakan atau dipisahkan, jiwa berasal dari dunia ide yang mempunyai fungsi
rasional, kehendak atau keberanian keinginan atau nafsu yang dihubungkan
dengan pengendalian diri. Harun Hadiwijono menyatakan: Jiwa adalah laksana
sebuah kereta yang bersais (fungsi rasional,) yang ditarik oleh kuda bersayap
yaitu kuda kebenaran, yang lari keatas, ke dunia idea, dan kuda keinginan atau
nafsu, yang lari kebawah, ke dunia gejala tarik-menarik akhirnya nafsu lah
yang menang,sehigga kereta itu jatuh ke dunia gejala dan dipenjarakan jiwa.
Psikologi pendidikan bermaksud menerapkan psikologi ke dalam proses
yang membawa pengubahan tingkah laku, dengan kata lain untuk
mengajar. Sedangkan arti psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari
tentang belajar, pertumbuhan, dan kematangan individu serta penerapan
prinsip – prinsip ilmiah terhadap reaksi manusia. Pendidikan tersebut bertujuan
untuk mempengaruhi proses mengajar dan belajar. Psikologi pendidikan

5
Harun Hadiwijono, Sari Filsafat Barat 1 (Yogyakarta: Kansius, 1980), h. 40.
10

merupakan disiplin ilmu psikologi yang mempengaruhi proses belajar


mengajar dalam dunia pendidikan.
Psikologi pendidikan memberikan dampak dan manfaat dari berbagai
aspek dalam pembelajaran. Psikologi pendidikan membantu pengasuh siswa
untuk memahami lebih dalam berdasarkan karakteristiknya, tahap tumbuh
kembangnya, perilaku dan tingkah lakunya, secara emosional untuk
memberikan proses belajar mengajar yang tepat dan sesuai sehingga
menghasilkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Proses
pembelajaran yang baik tersebut akan berdampak pada hasil yang
memuaskan. Siswa yang proses mendapatkan pembelajaran yang baik, akan
menerapkan kebiasaan pola pola yang baik setelah dirinya masuk ke dalam
keluarga dan masyarakat dan memberikan dampak perilaku positif dalam
setiap kehidupannya.
C. Aspek Kejiwaan dalam Proses Belajar Mengajar
Berdasarkan hadis yang sudah dipaparkan sebelumnya, tergambar nabi
ketika melakukan pengajaran atau nasehat kepada sahabatnya menggunakan
strategi yang bervariasi yaitu menyelingi waktu, hal ini dilakukan nabi agar
tidak terjadi kebosanan. Diketahui bahwa berkaitan dengan aspek kejiwaan
dalam proses belajar mengajar harus memperhatikan kedua pihak, yaitu peserta
didik dan pendidik. Menggunakan pendekatan emosional atau kejiwaan disini
adalah usaha untuk emosi perasaan dan emosi peserta didik dalam memahami
dan menghayati ajaran agama agar perasaannya bertambah kuat terhadap Allah
swt sekaligus dapat merasakan mana yang baik dan mana yang buruk.6
Dalam pelajaran apabila terjadi kebosanan pada peserta didik maka materi
yang diajarkan tidak akan diterima atau dipahami sehingga pembelajaran tidak
akan tercapai, oleh itu seorang guru harus mempunyai strategi agar proses
pembelajaran tidak membosankan bagi peserta didik.
Aspek terpenting dalam pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan,
sehingga menghasilkan ilmu adalah menggunakan metode pembelajaran

6
Bukhari Umar, 2012, Hadis Tarbawy Pendidikan Dalam Perspektif Hadis, (Jakarta: AMZAH), h.
180.
11

secara baik dan benar. Seorang pendidik yang selalu berkecimpung dalam
belajar mengajar, kalau ia benar-benar menginginkan tujuannya dapat dicapai
secara efektif dan efisien maka materi saja tidaklah mencukupi. Ia harus
menguasai berbagai teknik atau metode penyampaian materi dan dapat
menggunakan metode yang tepat dalam proses belajarmengajar, sesuai dengan
metri yang diajarkan dan kemampuan anak didik yang menerimanya.
Pemilihan metode yang tepat kiranya memang perlu keahlian tersendiri. Para
pendidik harus pandai memilih dan mempergunakan metode yang akan
dipergunakannya.
Pendidikan atau pengajaran yang baik harus senantiasa relevan dengan
kebutuhan peserta didiknya. Dan agar pendidik dapat menjadi rekan belajar
bagi peserta didik maka komunikasi, interaksi antara pengajar dan peserta
didiknya haruslah berjalan flexible, bersifat pribadi serta tidak dibatasi oleh
tembok-tembok ruangan kelas maka seorang pendidik setidaknya harus
memiliki pengetahuan akan kepribadian peserta didiknya agar ia bisa memiliki
pola pendekatan yang flexible, pribadi sehingga pelajaran yang ia berikan dapat
menjadi flexible bagi peserta didik. Penguasaan prinsip kejiwaan peserta didik
dalam hal belajar dapat menolong dan merangsang semangat peserta didik
untuk belajar dengan lebih efisien dan lebih produktifitas lagi. Dalam proses
perencanaan, penataan serta pendayagunaan sumber daya tersebut seorang
pendidik haruslah menciptakan proses atau suasana dan kegairahan belajar
yang sesuai dengan keadaan psikis peserta didik.
Salah satu usaha guru sebagai tenaga pengajar yang professional, guru
harus mampu menggunakan berbagai strategi pembelajaran agar proses
pembelajaran lebih menarik perhatian siswa dan dapat merangsang siswa
sehingga berdampak pada prestasi belajar. Pengajar dituntut bukan hanya
mentransferkan pelajaran kepada peserta didik, tetapi juga dituntut untuk
melakukan tindakan dan cara hidup yang sesuai dengan apa yang diajarkan.22
Oleh karena itu seorang pendidik haruslah seorang yang telah mengerti tentang
kepribadiannya sendiri sebagai seorang pengajar sebelum ia mengerti
kepribadian peserta didiknya.
12

Berikut adalah beberapa point penting yang berkaitan dengan


psikologi/kejiwaan peserta didik antara lain:
a. Intelegensi siswa dalam situasi yang sama, siswa mempunyai tingkat
yang tinggi akan memperoleh peluang lebih mudah dalam belajar.
Siswa yang berintelegensi tinggi jika ditempatkan dalam lingkungan
siswa berintelegensi rendah akan cepat merasa bosan karena pelajaran
yang diberikan terlalu mudah, namun sebaliknya jika siswa yang
berintelegensi rendah ditempatkan dalam lingkungan siswa yang
berintelegensi tinggi maka siswa akan merasa payah dan frustasi. Untuk
mengatasi hal ini seorang guru dapat menempatkan siswa-siswa
tersebut ke dalam kelas-kelas yang sesuai dengan tingkat
intelegensinya.
b. Bakat siswa, bakat dapat diartikan sebagai kemampuan individu untuk
melakukan tugas tertentu tanpa upaya pendidikan dan latihan, bakat
yang ada pada diri siswa merupakan karunia Tuhan sejak lahir dan
memiliki pengaruh terhadap tinggi rendahnya hasil belajar. Sebagai
seorang guru sangat penting untuk mengetahui bakat siswa dan
menempatkan siswa belajar sesuai dengan bakatnya.
c. Minat siswa, minat dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar siswa
dalam bidang studi tertentu. Jika siswa memiliki minat yang besar
terhadap suatu bidang studi, maka ia akan memusatkan perhatiannya
lebih banyak daripada siswa lainnya. Dengan pemusatan perhatian yang
intensif akan memungkinkan siswa belajar lebih giat sehingga dapat
mencapai hasil belajar yang diinginkan.
d. Motivasi siswa, motivasi adalah keadaan internal organisme yang
mendorongnya untuk bertingkah laku. Motivasi dibedakan menjadi dua
yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik merupakan
dorongan yang timbul dari siswa sendiri, sedangkan motivasi ekstrinsik
merupakan dorongan yang datang dari luar siswa. Kekurang atau
ketiadaan motivasi dapat menyebabkan kurang bersemangatnya siswa
dalam belajar.
13

D. Aspek aspek psikologi yang diperhatikan dalam pembelajaran


a. Persepsi
Persepsi ini bersifat relatif, selektif dan teratur. Oleh karena itu
sejak, sejak dini siswa perlu ditanamkan memiliki persepsi yang baik dan
akurat mengenai apa yang dipelajari. Ketika persepsi salah terhadap apa
yang dipelajarari, hal tersebut akan mempengaruhi keberhasilan atau
kegagalan belajar yang akan ditempuh. Jadi persepsi dipengaruhi oleh
pengalaman yang sekarang dan yang lampau dan juga dipengaruhi oleh
sikap individu pada waktu itu.
Prinsip-prinsip umum yang perlu diperhatikan dalam menggunakan
persepsi adalah:
1. Makin baik persepsi mengenai sesuatu makin mudah siswa belajar
mengingat suatu tersebut.
2. Perlunya menghindari dari persepsi salah, karena akan menimbulkan
yang salah pula.
3. Perlunya berbagai sumber belajar yang dapat mendekati benda yang
sesungguhnya, agar siswa mendapatkan persepsi yang kuat.7
b. Berfikir
Berfikir manusia sebenarnya merupakan proses yang dinamis.
Dinamika berfikir ini dimungkinkan oleh pengalaman yang meluas,
perbendaharaan bahasa yang kaya dan didukung pula pendidikan yang baik
dan ketajaman dalam berfikir. Jika manusia mampu berfikir secara optimal
maka ia akan dapat memperoleh kesuksesan yang sangat baik dalam
kehidupannya.8
c. Intelegensi
Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam
situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat intelegensibyang tinggi
akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi rendah.

7
Siti Ida. (2018). Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional Guru Dan Pengaruhnya
Terhadap Prestasi Belajar Akidah Akhlak Siswa (Studi Di Ma Hidayatul Ummah Kabupaten
Tangerang (Doctoral Dissertation, Universitas Islam Negeri" Smh" Banten).
8
Mustaring, D. I. (2021). Buku Ajar Pendidikan Agama Islam. Cipta Media Nusantara.
14

Walaupun begitu siswa yang mempunyai tingkat intelegensi tinggi belum


tentu berhasil dalam belajarnya. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
intelegensi seseorang yaitu:
1. Pembawaan.
2. Kematangan.
3. Pembentukan.
4. Minat dan pembawaan yang khas.
5. Kebebasan.
d. Minat
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan
pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan
belajar dengan sebaok-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.
e. Motivasi
Motivasi memiliki komponen utama yang sangat berpengaruh yaitu:
kebutuhan, dorongan dan tujuan. Motivasi belajar penting bagi siswa dan
guru. Bagi siswa pentingnya motivasi dalam belajar adalah sebagai berikut:
1) Menyadarkan pentingnya kedudukan pada awal belajar, proses, dan
hasil akhir dalam belajar. Menginformasikan pentingnya tentang
kekuatan usaha belajar yang dibandingkan dengan teman sebaya:
a) Mengarahkan kegiatan belajar.
b) Membesarkan semangat belajar.
c) Menyadarkan tentang adanya pengalaman belajar dan kemudian
bekerja yang berkesinambungan, yang mana individu dilatih untuk
menggunakan kekuatannya sedemikian rupa agar berhasil.
2) Sedangkan bagi guru pentingnya pemahaman dan pengetahuan tentang
motivasi belajara pada siswa adalah sebagai berikut:
a) Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara sermangat belajar
siswa sampai berhasil.
b) Mengetahui dan memahami bahwa motivasi siswa bermacam-
macam.
15

c) Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu diantara


bermacam-macam peran dalam pembelajaran seperti sebagai
penasehat, fasilitator, instruktur, teman diskusi, penyemangat,
pemberi hadiah atau pendidik.
d) Memberi peluang bagi gurubuntuk “Unjuk Kera” dalam rekayasa
pedagogis (perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pendidikan).9
f. Memori
Tinggi rendahnya memori sangat berpengaruh terhadap proses
pembelajaran oleh anak didik dalam menerima pelajaran. Oleh karena itu
untuk membantu memudahkannya dalam menyerap pelajaran, harus
digunakan beberapa strategi. Matlin (1994) menyebutkan empat macam
strategi memori yang penting, yaitu:
1) Reherseal (pengulangan), meningkatkan memori dengan cara
mengulangi berkali-kali informasi setelah informasi tersebut disajikan.
2) Organization (organisasi), seperti pengkategorian dan
pengelompokan, merupakan strategi yangs erring digunakan oleh orang
dewasa.
3) Imagery (perbandingan), tipe dari karakteristik pembayangan dari
seseorang.
4) Retrival (pemunculan kembali), proses mengeluarkan atau mengngkat
informasi dari tempat penyimpanan.

9
Emda, A. (2018). Kedudukan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran. Lantanida
Journal, 5(2), 172-182.
16

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjabaran tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam sebuah
proses belajar mengajar tentunya harus memperhatikan aspek kejiwaan (psikol
ogi) pendidik maupun peserta didik . Psikologi merupakan ilmu yang
menyelidiki danmembahas tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia, baik
selaku individumaupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan.
Lingkungan dalamhal ini meliputi semua orang, barang, keadaan, dan kejadian
yang ada di sekitar manusia.

Dari beberapa hadis yang sudah dipaparkan diatas, dapat diketahui


bahwa berkaitan dengan aspek kejiwaan dalam proses belajar mengajar harusla
hmemperhatikan kedua pihak, yakni peserta didik dan pendidik. Yang dimaksud
dengan pendekatan emosional atau keijiwaan disini adalah usaha untuk
menggugah perasaan dan emosi peserta didik dalam memahami dan
menghayatiajaran agama agar perasaannya bertambah kuat terhadap Allah swt
sekaligusdapat merasakan mana yang baik dan mana yang buruk

B. Saran
Sebagai seorang guru atau pengelola dalam pendidikan lainnya,
diharapkan dapat menerapkan materi yang dipelajari sehingga tujuan yang
telahditetapkan tercapai. Kita sebagai calon tenaga pendidik harus paham
tentang psikologi anak agar dalam pelaksanaan pembelajaran adanya kesesuai
an dengan karakteristik anak didik dengan materi pelajaran yang disampaikan
agar peserta didik mampu memahaminya dengan baik.
17

DAFTAR PUSTAKA
Bukhari Umar, 2012, Hadis Tarbawy Pendidikan dalam Perspektif Hadis, (Jakarta:
AMZAH), hlm, 178.
Emda, A. (2018). Kedudukan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran.
Lantanida Journal, 172-182.

Hamzah B. Uno, 2012, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakareta:


PT Bumi Aksara), hlm. 86.
Hariani. (2019). Orientasi Psikologi Pendidikan Islam Di Sekolah Dan Prasekolah.
At-Tarbawi: Jurnal Pendidikan, Sosial Dan Kebudayaan, 142-155.

Hastuti, P. H. (2021). Antropologi Kesehatan Dalam Keperawatan. Yayasan Kita


Menulis.

Ida, S. (2018). Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional Guru Dan


Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar Akidah Akhlak Siswa (Studi Di Ma
Hidayatul Ummah Kabupaten Tangerang . Doctoral Dissertation,
Universitas Islam Negeri" Smh" Banten.

Imaduddin, I. &. (2021). Konsep Pendidikan Agama Pada Anak Usia Dini (Dalam
Tinjauan Psiko-Pedagogis. Adabuna: Jurnal Pemikiran Dan Pendidikan, 1-
49.

Jumahir, J. (2020). Konsep Multidisipliner Materi Pendidikan Agama Islam (Kajian


Psikologi Dalam Materi Pendidikan Agama Islam. Scolae: Journal Of
Pedagogy,.

Kurniawan. (2020). Akhlak Muslim Moderat. Nuansa Cendekia.

Masduki, Y. &. (2020). Psikologi Agama. Tunas Gemilang Press.

Munsyifah, A. &. (2021). Evaluasi Kurikulum Pendidikan Inklusi Di Madrasah


Aliyah Negeri 2 Sleman Yogyakarta. At-Thullab Jurnal Mahasiswa Studi
Islam, 641-649.

Mustaring. (2021). Buku Ajar Pendidikan Agama Islam. Cipta Media Nusantara.

Octavia. (2021). Profesionalisme Guru Dalam Memahami Perkembangan Peserta


Didik. Deepublish.

Panggabean, A. A. (2021). Urgensi Psikologi Dalam Pendidikan Islam. Studi


Multidisipliner: Jurnal Kajian Keislaman, 19-32.
18

Romadlon, D. A. (2019). Buku Ajar Mata Kuliah Sejarah Kebudayaan Islam.


Umsida Press.

Rokhim, Abdul, HADITS I, (Jember: CENTER for SOCIETY STUDIES. 2008)


hal. 74-76
Samrin, M. P. (2021). Pengelolaan Pengajaran. Deepublish.

Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT


RAJAGRAFINDO PERSADA. 2008) hal. 77
Yusanto. (2018). Menggagas Pendidikan Islami. Al Azhar Press.

Anda mungkin juga menyukai