ABSTRAK
KONDISI GEOLOGI
Berdasarkan hasil pemetaan geologi analisis petrografi diketahui bahwa batuan yang terletak
di area pembangunan Bendungan Ladongi merupakan batuan sekis dan kuarsit. Batuan
metamorf sekis merupakan batuan metamorf dengan derajat metamorfisme rendah-sedang
(low grade metamorphism) dengan tekstur schistose, yang berbentuk lembaran mengkerut,
bergelombang, atau tidak beraturan dalam skala kecil. Komposisi mineral utama penyusunnya
berupa mika muskovit dan biotit serta sedikit grafit dan hornblende. Mineral mika bersifat
mudah lapuk jika terpapar udara bebas (teroksidasi). Batuan quartzite (kuarsit), komposisi
mineral utamanya berupa quartz atau kuarsa (SiO2), berwarna putih kecoklatan, sangat keras
dan kuat (high strength), berbentuk butiran halus hingga sangat kasar yang terakumulasi
mengisi retakan (fractures/joints). Kuarsit terbentuk dari proses pemerasan fluida silika (SiO2)
pada saat proses metamorfosa berlangsung
Batuan sekis dan kuarsit juga merupakan batuan penyusun terowongan (foto 1). Karakteristik
batuan metamorf yaitu adanya bidang foliasi (bidang belah) yang bertindak sebagai bidang
ketidakmenerusan (discontinuities) di dalam tubuh massa batuan.
Dari beberapa pengukuran bidang foliasi, diketahui kedudukan (strike) bidang foliasi tersebut
mengarah timur laut dengan kemiringan (dip) sekitar 43°, atau bisa disimbolkan N35oE/43o.
Sedangkan strength batuan yaitu 32,63 kg/cm² (lapuk) hingga 163,26 kg/cm² (segar).
PENYANGGA TEROWONGAN
Untuk mendukung beban yang telah terbuka selama proses penggalian maka penyanggah
yang digunakan adalah steel rib tipe lattice girder dipadu dengan rock bolt dan forepolling serta
shotcrete dengan wire mesh (systematic supporting).
Foto 1. Batuan sekis pada face inlet (kiri), serpihan batu sekis yang terbelah karena bidang
foliasi (kanan)
Gambar 1. Potongan memanjang terowongan Bendungan Ladongi
Bidang foliasi yang bertindak sebagai bidang ketidakmenerusan (discontinuities) serta kekar-
kekar yang terisi oleh lempung dan kuarsit sangat berpengaruh terhadap kestabilan face pada
saat penggalian terowongan. Dalam kondisi kering ataupun lembab kondisi face masih cukup
stabil.
Area portal pada terowongan merupakan area yang kritis sehingga sebelum dilakukan
penggalian, dilakukan perbaikan batuan dengan menginjeksi semen menggunakan pipa
perforated dengan tujuan agar dapat menyatukan massa batuan di seputar portal sedalam 12
meter sekaligus membuat selubung payung (umbrella arch) di bagian crown hingga sprint line,
kemudian dilanjutkan dengan pemasangan forepolling. Typical design untuk perkuatan dan
perbaikan batuan pada area portal dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 2. Typical design perkuatan area portal
Pada penggalian terowongan pengelak telah terjadi runtuhan baik di inlet maupun di outlet
yang mengakibatkan tertundanya progress galian karena menunggu proses penanganan
runtuhan tersebut. Runtuhan yang terjadi merupakan runtuhan tipe ravelling ground.
Apabila face terowongan lembab dan cenderung kering maka terowongan cukup stabil.
Apabila face terowongan basah hingga dripping maka potensi runtuhan semakin besar.
Runtuhan yang terjadi selama proses penggalian terowongan Bendungan Ladongi sangat
dipengaruhi oleh kondisi air tanah. Setelah keruntuhan dilakukan pengukuran terhadap debit
air tanah yaitu 0,91 dm3/menit di longsoran inlet dan 5,48 dm3/menit di longsoran outlet. Air
tanah yang terperangkap dalam batuan sekis mengakibatkan batuan cenderung rapuh dan
mudah lepas-lepas. Bukaan pada saat penggalian mengakibatkan air tanah mengalir keluar
face dan mencuci bidang foliasi sehingga mengakibat beberapa fragmen batuan sekis
tergerus dan memicu kejadian runtuhan.
Foto 4. Injeksi semen pada pipa perforated di area portal inlet
Rock Mass Rating (RMR) yang di perkenalkan oleh Z.T Bieniawski (Tabel 1) menjadi acuan
untuk menghitung rating selama proses penggalian terowongan Bendungan Ladongi. Hasil
perhitungan RMR ini umumnya batuan masuk dalam kategori batuan Kelas IV yaitu Poor Rock
(Nilai RMR antara 21 – 40).
Untuk mengidentifikasi kebaradaan air sepanjang jalur terowongan maka dilakukan pekerjaan
penyelidikan geofisika dengan metode geolistrik menggunakan konfigurasi Schlumberger.
Hasil dari penyelidikan geolistrik dapat dilihat pada gambar 3. Berdasarkan hasil geolistrik
dapat disimpulkan bahwa secara umum jalur terowongan Bendungan Ladongi melewati litologi
yang mengandung air. Hanya pada STA 0+194,37 – STA 0+231,87 dan STA 0+319,37 – STA
0+350,87 yang tidak menunjukan adanya kandungan air.
Foto 5. Ravelling ground pada STA 0+38 dari outlet terowongan pengelak
Gambar 3. Penampang litologi hasil Geolistrik terowongan Bendungan Ladongi
PARAMETERS
Rock
For this low range
RMR Mass Point Strength > 8 Mpa 4-8 Mpa 4-2 Mpa 1-2 Mpa uniaxial compressive
Class Stregth of intack Index test is prefered
1 rock material
10-25 3-10 1- 3
Very good
RMR I
Rating 15 12 7 4 2 1 0
Drill core quality/RQD 90-100 % 75-90 % 50-75 % 25-50 % < 25%
2
Rating 20 17 13 8 3
61-80
Good
rock
Slickensided
Very rough surface, Slightly rough, Slighlt rough surface of
Soft Gauge >5mm thick
Fair Rock
21-40
Inflow per 10m tunnel length 0 0-0.1 0.1 - 0.2 > 0.5 > 0.5
5
General Condition Completely Dry Damp Wet Dripping Flowing
RMR IV
Rating 15 10 7 4 0
Poor
Very
6
Rating 0 -2 -5 -10 -12
Strike Perpendicular to axis Strike Parallel to axis
Drive with Dip Drive with Dip Drive againtst Dip Drive againtst Dip Dip 0 - 20 irrespective of
Effect Of Discontinuity (Dip 45 - 90) V (Dip 25 - 45) (Dip 45-90) (Dip 20-45) Dip 45 - 90 Dip 20 - 45 strike Fair
Vaforable Vaforable Fair Unvaforable V Unfavorable Fair
RMR : 22
E. Metode Penggalian Terowongan
Dalam penggalian terowongan digunakan metode mechanical excavation dengan alat gali
berupa breaker PC-75, dan sistem penggaliannya menggunakan metode full face. Adanya
ravelling ground di beberapa titik karena pengaruh air tanah maka metode penggalian diubah
menjadi top heading and bench.
KESIMPULAN
- Foliasi pada batuan sekis merupakan bidang ketidakmenerusan dalam massa tubuh
batuan dan dapat bertindak sebagai bidang lemah.
- Kedudukan bidang foliasi batuan sekis adalah N35oE/43o
- Strength batuan yaitu 32,63 kg/cm² hingga 163,26 kg/cm² .
- Metode supporting yang digunakan dalam penggalian terwongan Bendungan Ladongi
adalah systematic supporting.
- Pelaksanaan injeksi semen melalui pipa perforated cukup efektif dalam meningkatkan
daya dukung batuan di area portal
- Berdasarkan angka RMR yaitu antara 21-40 batuan yang terdapat dalam terowongan
termasuk dalam kelas poor rock
- Runtuhan yang terjadi selama penggalian terowongan termasuk dalam kategori
ravelling ground
- Kandungan air yang terdapat sepanjang jalur terowongan sangat berpotensi
mengakibatkan ketidakstabilan face terowongan.
DAFTAR PUSTAKA
Bieniawski, Z.T. 1989. Engineering Rock Mass Classifications: A Complete Manual for Engineers
and Geologist in Mining, Civil, and Petroleum Engineering. John Wiley and Sons, New
York.
Oke J., et al. 2013. Umbrella Arch Nomenclature and Selection Methodology for Temporary
Support System for The Design and Construction of Tunnel. Geotechnical and Geological
Engineering an International Journal Vol. 32 Number 1.
Price M, Walsh, K., 2005. Pocket Nature Rocks and Minerals. Dorling Kindersley Limited, London.
Tim Geolistrik, 2018. Laporan Pekerjaan Penyelidikan Geolistrik Pada Proyek Pembangunan
Bendungan Ladongi, Kabupaten Kolaka Timur Provinsi Sulawesi Tenggara, Laboratorium
Geologi Teknik dan Lingkungan, Universitas Hasanuddin, Makassar.