Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH NEUROSAINS PENDIDIKAN

“Gangguan Otak yang Berkaitan Dengan Belajar”

Dosen Pengampu : Jumiatmoko, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh :

KELOMPOK 7

1. Khoirunnisak (1905155716)
2. Kartika Dian K (K8120043)
3. Putri Nabilah Almas B (K8120059)
4. Rizki Nur Avifah (K8120062)
5. Rosita Dyah Hapsari (K8120063)
6. Salsabila Khoirun N (K8120065)

Kelas : 3B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 3
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 4
C. Tujuan .............................................................................................................................. 4
BAB II ....................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 5
A. Penjelasan Mengenai Otak ............................................................................................. 5
a) Definisi ........................................................................................................................ 5
b) Perkembangan ........................................................................................................... 6
B. Gangguan yang mempengaruhi kinerja otak ............................................................... 7
C. Gangguan otak yang berkaitan dengan belajar ........................................................... 8
D. Kinerja otak yang berkaitan dengan proses belajar.................................................. 11
BAB III.................................................................................................................................... 13
PENUTUP............................................................................................................................... 13
A. Kesimpulan .................................................................................................................... 13
B. Saran ............................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Otak merupakan pusat dari keseluruhan tubuh. Otak manusia mengedalikan semua
fungsi tubuh jika otak sehat maka akan mendorong kesehatan tubuh serta akan menunjang
kesehatan mental, sebaliknya jika otak mengalami gangguan, maka kesehatan tubuh dan mental
bisa ikut terganggu. Otak mengatur dan mengkoordinasi sebagian besar gerakan, prilaku dan
fungsi tubuh homoestasis seperti detak jantung, keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh.
Otak manusia bertanggung jawab terhadap pengaturan seluruh badan dan pemikiran manusia,
oleh karena itu terdapat kaitan erat antara otak dan pemikiran manusia. Pengetahuan mengenai
otak mempengaruhi perkembangan psikologi kognitif. Otak juga bertanggung jawab atas
fungsi seperti pengenalan, emosi, ingatan, pembelajaran motorik dan segala bentuk
pembelajaran lainnya. Otak merupakan alat untuk memproses data tentang lingkungan internal
dan eksternal tubuh yang diterima reseptor pada alat indera (seperti mata, telinga, kulit dan
lain-lain). Data tersebut dikirimkan oleh urat syaraf yang dikenal dengan sistem syaraf
keseluruhan.

Setiap manusia yang normal fungsinya pasti juga akan berlajan dengan baik. Bagi mereka yang
memiliki kelainan fungsi otak tentu mengalami gangguan, sehingga semua yang terjadi di otak
tidak bisa sepenuhnya direalisasikan apabila muncul gangguan yang terdapat pada otak.
Gangguan otak merupakan permasalahan yang mengakibatkan terjadinya kerusakan terhadap
kinerja pada otak. Otak manusia juga digunakan dalam belajar, namun jika terdapat gangguan
maka dapat pula mempengaruhi proses belaja seseorang. Karena belajar membutuhkan berpikir
dan berpikir tentunya menggunakan otak. Gangguan-gangguan yang terjadi pada otak erat
kaitannya dengan proses belajar, belajar tidak akan berjalan lancer jika terdapat gangguan otak
yang berkaitan dengan belajar.

3
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penjelasan mengenai otak ?


2. Gangguan apa saja yang mempengaruhi kinerja otak ?
3. Gangguan otak apa saja yang berkaitan dengan belajar ?
4. Bagaimana kinerja otak yang berkitan dengan proses belajar ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui dan memahami tentang penjelasan mengenai otak.


2. Untuk mengetahui dan memahami gangguan yang mempengaruhi kinerja otak.
3. Untuk mengetahui dan memahami gangguan otak yang berkaitan dengan belajar
4. Untuk mengetahui dan memahami kinerja otak yang berkaitan dengan proses belajar.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penjelasan Mengenai Otak

a) Definisi

Otak merupakan pusat dari keseluruhan tubuh. Otak manusia mengedalikan semua
fungsi tubuh jika otak sehat maka akan mendorong kesehatan tubuh serta akan menunjang
kesehatan mental, sebaliknya jika otak mengalami gangguan, maka kesehatan tubuh dan
mental bisa ikut terganggu. Otak mengatur dan mengkoordinasi sebagian besar gerakan,
prilaku dan fungsi tubuh homoestasis seperti detak jantung, keseimbangan cairan tubuh dan
suhu tubuh. Rakhmat (2005) mengungkapkan bahwa otak mengatur seluruh fungsi tubuh;
mengendalikan kebanyakan perilaku dasar manusia seperti halnya makan, tidur, dan
menghangatkan tubuh. Otak bertanggung jawab atas penciptaan peradaban, musik, seni,
ilmu, dan bahasa. Terdapat seratus miliar neuron atau sel saraf di dalam otak. Diperkirakan
dalam satu otak manusia, jumlah interkoneksi di antara sel-sel saraf lebih besar dari jumlah
atom di alam semesta.

Profesor Marian Diamond dalam Rakhmat (2005) mengungkapkan bahwa otak dapat
berubah secara positif jika dihadapkan pada lingkungan yang diberi rangsangan, dan otak
akan dapat menjadi negative jika tidak diberi rangsangan. Berkaitan dengan hal tersebut,
maka sangat penting menghadirkan lingkungan yang mampu merangsang siswa untuk
dapat mengaktifkan otaknya. Lingkungan yang merangsang ini perlu dihadirkan dalam
kondisi yang bervariasi. Mekanisme kerja otak sangat memberikan kedudukan yang
penting dalam memahami setiap perubahan tingkah laku belajar yang dilakukan oleh
seseorang. Berkaitan dengan hal itulah, maka penulis ingin memberikan penjelasan
mengenai mekanisme kerja otak pada teori Neurosains dalam pengaturan informasi yang
akan mendukung peran kita sebagai seorang pendidik. Telah terbukti bahwa selain
memiliki kemampuan hebat untuk menyimpan informasi, otak juga memiliki kemampuan
yang sama hebat untuk menyusun ulang informasi tersebut dengan cara baru, sehingga
tercipta ide baru. Apa yang terjadi pada anak di masa-masa awal dalam hidup memiliki
pengaruh seumur hidup dalam cara mereka berkembang dan belajar. Masa-masa penting
berpengaruh positif dan negative terhadap pembelajaran. Otak manusia cukup fleksibel.

5
Otak memiliki kemampuan untuk berubah ketika merespon beragam pengalaman dan
lingkungan yang berbeda-beda

b) Perkembangan

Rakhmat (2005) mengungkapkan bahwa perkembangan otak hampir mirip


perkembangan alam semesta. Jika alam semesta lahir karena ledakan dahsyat, The Big
Bang, maka perkembangan otak juga dimulai dengan overproduksi neuron pada minggu-
minggu petama kehamilan. Setiap hari diproduksi 250.000 neuroblast, sel saraf yang belum
matang. Bagian otak paling dalam menjadi penuh sesak. Neuron-neuron tersebut
bermigrasi ke lapisan otak paling luar. Pada saat mencapai daerah yang menjadi tujuannya,
neuron-neuron ini bergabung dengan neuron lain, membentuk koloni-koloni neuron dengan
masing-masing tugas yang khas. Terdapat koloni yang berperan sebagai sistem visual,
sistem pendengaran, dan sebagainya.

Sepanjang masa kanak-kanak, otak tidak tumbuh secepat masa bayi. Meskipun
demikian, otak dan kepala masih tumbuh lebih cepat daripada anggota tubuh lainnya.
Beberapa peningkatan otak dalam ukuran disebabkan oleh myelinasi dan beberapa
disebabkan peningkatan dalam jumlah dan ukuran dendrit. Perkembangan otak anak yang
sedang tumbuh melalui tiga tahapan, mulai dari otak primitif (action brain), otak limbik
(feeling brain), dan akhirnya ke neocortex (atau disebut juga thought brain, otak pikir).
Meski saling berkaitan, ketiganya punya fungsi sendiri- sendiri:

1. Otak primitif mengatur fisik kita untuk bertahan hidup, mengelola gerak refleks,
mengendalikan gerak motorik, memantau fungsi tubuh, dan memproses informasi
yang masuk dari pancaindera. Saat menghadapi ancaman atau keadaan bahaya,
bersama dengan otak limbik, otak primitif menyiapkan reaksi "hadapi atau lari"
(fight or flight response) bagi tubuh.
2. Otak limbik memproses emosi seperti rasa suka dan tidak suka, cinta dan benci.
Otak ini sebagai penghubung otak pikir dan otak primitif. Maksudnya, otak primitif
dapat diperintah mengikuti kehendak otak pikir, di saat lain otak pikir dapat
"dikunci" untuk tidak melayani otak limbik dan primitif selama keadaan darurat,
yang nyata maupun yang tidak. Sedangkan otak pikir, yang merupakan bentuk daya
pikir tertinggi dan bagian otak yang paling objektif, menerima masukan dari otak

6
primitif dan otak limbik. Namun, ia butuh waktu lebih banyak untuk memproses
informasi, termasuk image, dari otak primitif dan otak limbik.
3. Otak pikir juga merupakan tempat bergabungnya pengalaman, ingatan, perasaan,
dan kemampuan berpikir untuk melahirkan gagasan dan tindakan.

B. Gangguan yang mempengaruhi kinerja otak

Banyak sekali gangguan dan penyakit yang bisa berefek buruk bagi kesehatan otak, sekaligus
memengaruhi kemampuan otak.

1. Ataxia

Ataxia adalah penyakit yang menyerang bagian otak kecil, penyakit ini dapat menyebabkan
gangguan pada syaraf motorik. Penyakit ini membuat orang yang mengalaminya kehilangan
kendali tubuh dan dalam jangka waktu lama akan semakin parah, ditandai dengan sering
terjatuh tanpa sebab, tidak bisa menjaga tubuhnya tetap seimbang, dan akhirnya mengalami
kelumpuhan.

2. Alzheimer

Orang yang mengalami alzheimer akan mengalami masalah pada ingatannya, karena penyakit
ini menyerang sel syaraf otak dan membuat sel syaraf otak mengalami kematian.

3. Skizofrenia

Skizofrenia adalah penyakit yang membuat sel di dalam otak menjadi tidak seimbang, sel otak
tersebut bernama sel dopamin. Gejala yang dialami oleh orang yang mengidap penyakit ini
adalah orang tersebut menjadi liar dan tidak terkendali, delusi, suka berhalusinasi dan kurang
motivasi di hidupnya.

4. Epilepsi

Epilepsi adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya serangan pada saraf motorik dan saraf
sensorik secara berulang-ulang, sehingga orang yang mengalami penyakit ini akan mengidap
kejang-kejang. Penyakit ini membuat sinyal syaraf menjadi tidak berjalan dengan semestinya.

7
5. Parkinson

Penyakit parkinson adalah penyakit yang sangat berbahaya yang dapat menyerang otak,
penyakit ini merupakan penyakit degenaratif saraf yang membuat pengidapnya mengalami
kelumpuhan pada salah satu atau seluruh anggota tubuh. Penyebab dari penyakit ini adalah
virus, obat-obatan dan dapat juga disebabkan oleh sel saraf pembentuk dopamin berkurang.

6. Arteriosklerosis

Penyakit arteriosklerosis adalah penyakit yang menyerang pembuluh darah otak, di mana
penyakit ini akan membuat pembuluh darah otak tersumbat karena plak, dan plak tersebut
merupakan limbah tubuh seperti lemak jahat, kolesterol, dan bahan limbah tubuh lainnya.
Bahaya dari penyakit ini adalah bisa menyebabkan pengidapnya mengalami stroke dan terkena
serangan jantung.

C. Gangguan otak yang berkaitan dengan belajar

1) DMO (Disfungsi Minimal Otak)

Disfungsi Minimal Otak (DMO) atau yang disebut spesifik learning disabillity merupakan
suatu gejala pada anak yang menunjukkan adanya kesulitan belajar spesifik disebut spesifik
karena anak DMO hanya mengalami kesulitan belajar dalam hal-hal tertentu, sedang secara
umum anak DMO tersebut termasuk mempunyai intelegensi normal {cerdas). Kesulitan belajar
tersebut bukan disebabkan oleh gangguan penglihatan, pendengaran, emosional ataupun
lingkungan yang tidak menguntungkan. Anak DMO ini mengalami kesulitan belajar spesifik
disebabkan karena adanya suatu kelainan pada fungsi dari sistem syarat sentral. Kesulitan
belajar sepesifik dapat berbentuk kombinasi dad kerusakan dalam pemahaman pembentukan
konsep, bahasa, ingatan, perhatian, fungsi motorik (Thulus Hidayat, 1990:1).

Sedangkan National Advisory Committe for the Handicapped tahun 1975 telah membuat
dennisi "Children with spesific diabilities" sebagai bedkut (dikutip dad Hattum,1980). Anak-
anak yang memiliki gangguan dalam satu atau lebih proses psikologis dasar yang terlibat dalam
pemahaman atau penggunaan bahasa, lisan atau tulisan, gangguan yang dapat
memanifestasikan dirinya dalam kemampuan yang tidak sempurna untuk mendengarkan,
berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja, atau melakukan perhitungan matematis.
Gangguan tersebut termasuk kondisi seperti persepsi, cacat, cedera otak, disfungsi otak
minimal, disleksia, dan afasia perkembangan. Istilah tersebut tidak termasuk anak yang
8
mengalami masalah belajar yang terutama merupakan akibat dari cacat visual, belajar atau
motorik, keterbelakangan mental, gangguan emosional atau kerugian lingkungan, budaya atau
ekonomi (Sidiarto Kusumoputra, 1990:13).

2) Desleksia

Disleksia adalah hilangnya kemampuan untuk membaca dan menulis. Hilangnya


kemampuan untuk membaca disebut Aleksia dan hilangnya kemampuan untuk menulis
disebut Agrafia ( Dardjowidjojo, 2008: 216). Disleksia merupakan sebuah kondisi
ketidakmampuan belajar pada seseorang yang disebabkan oleh kesulitan dalam
melakukan aktivitas membaca dan menulis. Gangguan ini bukan bentuk dari
ketidakmampuan fisik, seperti masalah penglihatan, tetapi mengarah pada otak yang
telah mengolah dan memproses informasi yang sedang dibaca.

Anak disleksia akan terlihat terlambat berbicara, tidak belajar huruf di Taman
Kanak-Kanak dan tidak belajar membaca di Sekolah Dasar. Tentunya, Anak tersebut
akan semakin ketinggalan dalam hal pelajaran sedangkan guru dan orangtua merasa
semakin heran mengapa anak dengan tingkat kepandaian yang cukup baik mengalami
kesulitan membaca. Walaupun anak telah diajarkan secara khusus, namun anak tersebut
membaca dengan lebih lambat. Ia mengalami gangguan dalam membaca bahkan bingung
mengenali huruf dan angka yang mirip. Selain itu penderita disleksia akan mengalami
gangguan kepercayaan diri. Melalui pengamatan kesulitan membaca yang dialami anak-anak
maka ada kecenderungan bahwa pemicu disleksia adalah kelainan neurobiologis, yang ditandai
dengan kesulitan dalam mengenali kata dengan tepat, baik dalam pengejaan dan
pengkodean simbol. Kesulitan membaca yang dialami anak disleksia, tidak ada
hubungannya dengan tingkat intelegensi mereka. Bahkan dalam beberapa kasus, anak
disleksia jauh lebih cerdas daripada anak normal lainnya.

3) Dyscalculia

Dyscalculia merupakan jenis kesulitan belajar yang paling banyak ditemukan pada anak-
anak sekolah dasar di samping keterampilan membaca, padahal keterampilan membaca dan
berhitung merupakan sarana yang penting untuk menguasai bidang studi lainnya. Selanjutnya,
gangguan belajar dyscalculia ini dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor primer dan
faktor sekunder.

9
Faktor primer itu sendiri berdasarkan gangguan pada otak siswa (saraf). Sedangkan, gangguan
skunder berdasarkan gangguan dari eksternal dan pola belajar. Beberapa penelitian telah
dilakukan oleh para ahli (Cohen, Lammertyn, and Izard, 2008; Mussolin, De Volder et al.,
2010) dalam upaya mengungkap pengaruh faktor primer dalam Developmental Dyscalculia.
Walaupun sampai saat ini belum ada penelitian yang secara menyakinkan bahwa faktor primer
ini benar-benar sebab dari terjadinya Developmental Dyscalculia ini (Price & Ansari, 2013).
Hubungannya dengan faktor eksternal, salah satunya adalah lemahnya cara mengajar guru,
untuk itu sebagai pengajar dan pendidik kita harus tahu bagaimana memberikan layanan yang
tepat bagi mereka salah satunya adalah dengan pendekatan/strategi pembelajaran yang bisa
membangkitkan motivasi belajar pada anak dyscalculia. Rendahnya kemampuan matematika
siswa dengan gangguan dyscalculia juga tidak lepas dari berbagai faktor, dari kelemahan guru
mengajar, status social ekonomi yang rendah, sampai masalah perhatian terhadap tingkah laku
siswa yang kurang optimal.

4) ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah gangguan neurodevelopmental


(gangguan yang terjadi pada masa perkembangan yang mengakibatkan gangguan emosi dan
perilaku) yang bersifat kronis dan menetap, yang paling sering dijumpai dalam prktik klinis
ditandai dengan tiga gejala utaman meliputi gangguan pemusatan perhatian, hiperakyivitas,
dan impulsivitas yang lebih berat apabila dibandingkan dengan teman sebaya (Bernfort et al.,
2008).

Gangguan ini minimal terjadi dalam dua situasi yang berbeda, misalnya disekolah dan di rumah.
Gangguan ADHD dapat berlangsung sepanjang kehidupan sejak masa kaank-kanak, remaja,
dan dewasa, serta dapat meningkatkan risiko kegagalan dalam menyelesaikan sekolah,
penolakan teman sebaya, konflik dalam keluarga, penyalahgunaan obat terlarang, perilaku
menentang, presentasi kinerja yang buruk, depresi, dan risiko bunuh diri serta berbagai macam
permasalahn Kesehatan fisik dan mental. DAHD yang timbul Bersama-sama dengan autism,
gangguan beljar, dan gangguan obsesif kompulsif dan kecanduan game serta perilaku antisosial
berdampak buruk terhadap neurokognitif dan psikososial dengan luaran jangka Panjang yang
buruk pula (Kerekes et al., 2013; Kessler et al., 2008; Silva et al./ 2015). Penyebab dari ADHD
belum diketahui secara pasti namun para ilmuan juga memperlajari kemungkinan penyebab
dari gangguan ADHD dan factor risiko antara lain :

10
• Cedera otak
• Permasalahan pada neurotransmitter pada otak
• Kelahiran bayi premature
• Paparan lingkungan dalam masa kandungan atau usia dini
• Kelahiran bayi premature

D. Kinerja otak yang berkaitan dengan proses belajar

Sel pendukung, masing-masing sel otak tersebut dapat membuat koneksi,


mengungkapkan bahwa dari setiap sel otak kemungkinan dapat membuat koneksi antara 1
sampai 20.000. Koneksi sel otak tersebut hanya dapat terjadi apabila kita menggunakan dan
melatih otak. Kecerdasan manusia itu berbeda-beda disebabkan karena perbedaan dalam
meningkatkan potensi yang telah dimiliki, kecerdasan manusia tidak hanya ditentukan oleh
banyaknya jumlah sel otak namun lebih kepada berapa banyak koneksi yang bisa terjadi antara
masing-masing sel otak. Hal ini sangat penting terutama dalam proses belajar dan pembelajaran
karena mampu atau tidaknya seseorang dalam menangkap informasi atau ilmu pengetahuan
yang disampaikan ditentukan oleh kesiapan otak untuk menagkap informasi atau ilmu
pengetahuan tersebut jika otak tidak siap maka proses pembelajaran tidak akan pernah terjadi

oleh karena itu sebagai pendidik harus mengetahui bagaimana teori kerja otak atau
neurosciense. Inti dari otak adalah syaraf otak yang berfungsi untuk mengenali, memproses,
merespon, dan mengkoordinasikan tindakan sebagai respon terhadap rangsangan (stimulus).
Mula-mula sel pada indera menerima stimulus, Stimulus yang cukup kuat menyebabkan sel
syaraf reseptor pada indera tereksitasi sehingga timbul arus listrik. Arus listrik dialirkan keotak
melalui syaraf sensoris. Otak memproses informasi tersebut dan memberikan tanggapan yang
selanjutnya disampaikan ke efektor (alat gerak) melalui syaraf motoris. Kepekaan terhadap
stimulus, kecepatan menghantarkan, memproses dan memberikan tanggapan terhadap stimulus
menjadi faktor penting kecerdasan. Dalam keadaan tidak adanya stimulus maka sel syaraf
bermuatan negatif. Di dalam sel banyak ion CI-dan K jika terkena stimulus banyak ion natrium
(NA) masuk kedalam membran asel syaraf. Jika perubahan tersebut mencapai nilai ambang,
maka sel syaraf akan tereksitasi dan terjadi arus listrik (implus) yang selanjutnya dialirkan oleh
syaraf sensoris ke otak.

Bagaimana kerja otak dalam teori belajar neuroscience sangat penting untuk kita memahami
bagaimana otak bekerja tujuanya adalah ketika kita memahami cara kerja otak maka kita dapat

11
memaksimalkan potensi dari otak tersebut. Baiklah yang perlu kita ketahui adalah bahwa otak
tidak bekerja sendiri namun otak bekerja dengan prinsip sirkuit atau jalur, maksudnya adalah
setiap bagian otak saling membantu atau memberikan daya dan dukunganya mengumpulkan
setiap data yang didapat sehingga membentuk satu kesatuan atau seperti menyambungkan
sebuah puzzle sehingga tercipta satu kesatuan pengetahuan. Jika sirkuit tersebut tidak tercipta
maka itu hanya seperti data yang berhamburan. Untuk membentuk suatu data menjadi sirkuit
tersebut diperlukan rangsangan terus melalui mekanisme plastisitas otak yaitu kemampuan
otak melakukan reorganisasi dalam bentuk adanya interkoneksi baru pada saraf. Berikut ini
prinsip-prinsip dimana sirkuit otak mengikuti prinsip-prinsip tersebut dalam bekerja

• Prinsip resprokal.

a. Hubungan bersifat konvergen atau divergen.

b. Susunan serial atau parallel atau keduanya.

c. Fungsi-fungsispesifik.

d. Fungsi Belahan Otak Manusia

Manusia memiliki dua belahan otak yakni otak kiri dan otak kanan dan yang baru-baru
ini masih hangat di perbincangkan adalah otak tengah otak tengah berfungsi sebagai pengatur
keseimbangan antara kedua belahan otak antara otak kiri dan otak kanan, namun kali ini penulis
tidak akan membahas tentang otak tengah melainkan focus kepada otak kiri dan otak kanan
karena kedua belahan otak tersebut masing-masing memiliki tanggung jawab dan karakteristik
yang berbeda satu dengan yang lainya, oleh karena itu manusia memiliki kecenderungan hal
ini sangat membantu dalam proses belajar atau pembelajaran dengan mengetahui
kecenderungan tersebut maka seseorang dapat meningkatkan potensi yang ia miliki.
Kecenderungan tersebut bias kepada otak kiri atau kepada otak kananya. Berikut ini merupakan
karakteristik dari masing-masing belahan otak.

1) Orang yang Dominan Otak Kirinya

Orang yang cenderung dominan otak kirinya biasanya memiliki karakteristik pandai
melakukan analisa dan proses pemikiran logis, namun kurang pandai dalam hubungan sosial.
Mereka juga cenderung memiliki telinga kanan lebih tajam, kaki dan tangan kanannya juga
lebih tajam daripada tangan dan kaki kirinya. Kemampuan-kemampuan yang dimilikinya
bersifat logis, analitis, realitas, factual, prosedural, praktis, dan organisatoris.

12
2) Orang yang Dominan Otak Kananya

Orang yang cenderung dominan otak kananya biasanya memiliki kepribadian orang yang
pandai bergaul, namun mengalami kesulitan dalam belajar hal-hal yang teknis. Kemampuan-
kemampuan yang dimilikinya bersifat konseptual, humanistis, visionary, emosional, spiritual,
dan intuitif

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pembelajaran berbasis kemampuan otak (neuroscience) adalah pembelajaran yang


diselaraskan dengan cara otak yang didesain alamiah untuk belajar (apa saja yang baik bagi
otak). Setelah kita mempelajari teori ini, diharapkan untuk dapat diterapkan dalam proses
pembelajaran.Neurosains memiliki banyak cabang ilmu tentang syaraf. Neuroanatomi (struktur
otak) dan neurofisiologi (fungsi otak) perlu dipertimbangkan para pendidik untuk digunakan
sebagai dasar keberhasilan mematangkan keberhasilan masa depan anak di mulai dari proses
pengolahan otak di masa golden ages.

Otak adalah sebuah organ yang berada di kepala sebagai pengendali semua fungsi tubuh
manusia. Termasuk mengendalikan pergerakan, perasaan sensasi, dan pikiran. Otak juga
membuat manusia bisa berpikir dan memecahkan masalah. Itu mengapa kesehatan otak sangat
penting untuk dijaga agar fungsi tubuh dapat berjalan dengan baik.. Disfungsi Minimal Otak
(DMO) atau yang disebut spesifik learning disabillity merupakan suatu gejala pada anak yang
menunjukkan adanya kesulitan belajar spesifik disebut spesifik karena anak DMO hanya
mengalami kesulitan belajar dalam hal-hal tertentu, sedang seeara umum anak DMO tersebut
termasuk mempunyai intelegensi normal {cerdas). Selain DMO terdapat juga gangguan pada
otak yang berkaitan dengan belajar dan dapat mempengaruhi proses belajar seseorang seperti
desleksia, dyscalculia, dan juga ADHD.

13
B. Saran

Daya pikir adalah salah satu potensi manusia yang diberikan Allah yang amat berharga
yang harus disyukuri. Karena itu potensi lain perlu dikembangkan, hingga potensi berpikir dan
potensi-potensi lain dapat berjalan seiring menuju kebutuhan manusia. Berpikir adalah
penggerak alam kehidupan yang saling berkaitan dengan aspek-aspek kemanusiaan lainnya
dalam kehidupan. Hal ini karena upaya untuk meningkatkan kemampuan daya pikir harus
memperhatikan berbagai dimensi yang terkait hingga dalam pertumbuhannya akan membawa
pengaruh pula terhadap potensi-potensi kognitif lainnya guna mencapai pertumbuhan dan
keutuhan kepribadian. Meningkatkan daya pikir dalam proses pendidikan merupakan
seperangkat keterampilan yang dapat dikembangkan melalui proses belajar. Guru dalam proses
belajar harus mengkaitkan dan menyatukan latihan berpikir dengan penguasaan pengetahuan
(substansi), sebab pengetahuan dan berpikir dapat saling melengkapi dalam perkembangan
berpikir selanjutnya. Pentingnya keseimbangan proses dan substansi ini juga untuk
menghindari dangkalnya berpikir pada dirisiswa.

14
DAFTAR PUSTAKA

Nuraeni, L. (2016). Pendidikan Berbasis Neuropedagogis. Didaktik, 8(1), 11-20.

Anhu, La Ode Anhusadar. "Perkembangan otak anak usia dini." Shautut Tarbiyah 30,
no. XX (2014): 98-113.

Lidwina, S. (2012). Disleksia berpengaruh pada kemampuan membaca dan


menulis. JURNAL STIE SEMARANG (EDISI ELEKTRONIK), 4(3), 09-18.

Azhari, B. (2017). Identifikasi Gangguan Belajar Dyscalculia Pada Siswa Madrasah


Ibtidaiyah. Al Khawarizmi: Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Matematika, 1(1), 60-74.

Setiawati, Y. (2020). Penanganan Gangguan Belajar, Emosi, dan Perilaku pada Anak
dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD): Modul Pelatihan. Airlangga
University Press.

15

Anda mungkin juga menyukai