Anda di halaman 1dari 25

STRATEGI MEMULIAKAN OTAK UNTUK

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOGNITIF

MAKALAH
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN KOGNITIF

Disusun Oleh:

Aisyi Nazika 20217279036


Annisa Fitri Islamiy 20217279053
Nida Nidiana Tolibin 20217279082

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MIPA


FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
APRIL 2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil alamin, atas izin dari Allah SWT penyusunan makalah


mengenai "Strategi memuliakan otak untuk mengembangkan
kemampuan kognitif " ini dapat terselesaikan.

Terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Widodo MM, M.Pd., dosen matakuliah Psikologi
Perkembangan Kognitif yang selalu memotivasi.
2. Keluarga tercinta yang senantiasa mendoakan dan mensupport.
3. Rekan-rekan seperjuangan mahasiswa Pascasarjana MIPA Kelas
Reguler 2022-2023 yang saling mendukung.

Tentunya kesempurnaan hanyalah milik yang Maha Kuasa. Masukan dan


saran yang akan membantu memberikan nilai lebih kepada makalah ini
akan ditemukan pada hasil karya makalah-makalah berikutnya yang akan
disusun oleh banyak pembelajar setelah kami.
Tetap semangat menimba ilmu.

Jakarta, April 2022

Tim Penyusun Makalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .……………………….…………………………. i

DAFTAR ISI …………………………………….………………………. ii

BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………………. 1

A. Latar Belakang ………............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ………………………………………………. 3

C. Tujuan Penulisan ………………………………………………… 3

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ..…..…………………………...……..…. 4

A. Apa dan Bagaimana Otak Manusia ………........................... 4

B. Kemampuan Kognitif Manusia ………… ………………………. 9

C. Perkembangan Kemampuan Kognitif pada Otak Manusia .…. 10

Penyebab terganggunya Fungsi Kognitif pada Otak Manusia


D. 15
..……………………………………………………………………..

Strategi Memuliakan Otak Manusia untuk Mengembangkan


E. 17
Kemampuan Kognitif .…………………………………..………..
BAB III. PENUTUP ……………………………….…………..……….. 20

A. METODE PENELITIAN .………………………………..……… 20

B. SIMPULAN & SARAN …………………………….……………. 20

DAFTAR PUSTAKA ……………………….…………..……………… 22

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk yang istimewa

karena memiliki akal dan pikiran. Kedua hal inilah yang membedakan

manusia dengan makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya. Melalui akal dan

pikiran yang dimiliki, seharusnya manusia dapat bertingkah laku sesuai

dengan kodratnya sebagai “individu manusia”. Hal ini dapat dengan

mudah kita wujudkan lewat pikiran, tutur kata dan melalui perbuatan

atau tindakan kita. Akal, perasaan, dan kehendak manusia dikendalikan

oleh bagian inti dari tubuh manusia. Bagian itu bukanlah jantung dan

paru-paru, melainkan otak manusia.

Otak manusia adalah salah satu anugerah istimewa yang diberikan

Tuhan. Seluruh kemampuan manusia dipengaruhi oleh otak manusia,

termasuk kemampuan kognitifnya. Kemampuan kognitif manusia

merupakan aspek yang vital bagi perkembangan manusia.

Ketika terjadi kerusakan pada mobil anda, dan anda ingin

memperbaikinya tentunya anda akan pergi ke mekanik untuk mencari

tahu bagian mana yang rusak. Apabila anda memerlukan bantuan

hukum, maka tentunya anda akan pergi ke Pengacara. Apabila anda

ingin mengetahui lebih banyak mengenai cara kerja otak dan bagaimana

1
cara otak belajar, kemanakah anda akan pergi? ke dokter bedah otak

kah? Pertanyaan yang cukup menggelitik. Jawaban yang paling tepat

tentunya kita bertanya kepada orang yang berurusan dengan

pengembangan otak setiap harinya, siapakah orang itu? tentu saja

seorang guru. Di setiap awal tahun pelajaran, setiap orang tua

berbondong-bondong mempercayakan anak-anaknya dididik oleh para

profesional (guru) yang diharapkan mengetahui sedikitnya mengenai

otak dan proses belajar.

Dengan memahami bagaimana cara otak belajar, pendidik dapat

mengalokasikan sumber pembelajaran yang sesuai, selain menghemat

waktu dan uang hal ini juga dapat meningkatkan kesuksesan pendidik

dan anak didiknya di dalam proses belajar mengajar. (Jensen, Eric.

1998)

Perkembangan kemampuan fungsi kognitif kita dapat terganggu

oleh faktor-faktor gangguan pada otak manusia. Oleh karena itu, sangat

penting bagi kita untuk merawat dan menjaga dengan baik otak yang

kita miliki. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memuliakan otak kita

ibarat “permata” yang diberikan oleh Tuhan. Lantas bagaimana cara

kita memuliakan otak kita agar meningkatkan kemampuan fungsi

kognitif kita? Oleh sebab itu kami tertarik membahas tentang “Strategi

Memuliakan Otak untuk Mengembangkan Kemampuan fungsi Kognitif”.

2
B. Rumusan Masalah

Dalam rangka mencari informasi mengenai bagaimana kemampuan

kognitif berkembang di dalam otak dan bagaimana cara otak bekerja

dan belajar maka didapatkan rumusan masalah;

1. Apa dan bagaimana otak manusia?

2. Apa itu kemampuan kognitif manusia?

3. Bagaimana kemampuan kognitif manusia berkembang di dalam

otak?

4. Apa saja yang mengganggu perkembangan kognitif pada otak

manusia?

5. Bagaimana strategi atau cara memuliakan otak manusia untuk

mengembangkan kemampuan kognitif?

C. Tujuan Penulisan

Tulisan ini bertujuan untuk mencari informasi, mendapatkan

tinjauan pustaka dari rumusan masalah yang telah ditetapkan.

3
BAB II

KAJIAN PUSTAKA, PEMBAHASAN DAN ANALISIS

A. Apa dan Bagaimana Otak Manusia

Otak adalah organ vital dan kompleks yang dilindungi oleh tengkorak dan

selaput otak (meninges). Organ ini terdiri dari sejumlah jaringan dan

milyaran sel saraf pendukung serta terhubung dengan sumsum tulang

belakang. Bersama dengan sumsum tulang belakang dan saraf, otak

menjadi pusat perintah dan sistem saraf manusia. (Fadila, Ihda dan Savitri,

Tania.dr. 2022)

Berat otak orang dewasa ada di kisaran 1300-1400 gram. Sebagai bahan

perbandingan, berat otak dari Paus Sperma adalah seberat 7800 gram.

Berat otak lumba-lumba adalah sekitar 1800 gram, gorilla 400 gram, dan

seekor anjing 72 gram (sekitar 6% dari total berat otak manusia). Otak

manusia sebagian besar terdiri dari air (78%), lemak (10%) dan protein

(8%). Namun tentu saja tidak ada kaitan antara ukuran dan berat otak

dengan tingkat kecerdasan. Bentuk otak yang berupa lipatan-lipatan sangat

kentara dan unik. Lipatan dan kerutan ini dikenal dengan cerebral cortex,

atau si kulit jeruk, yang merupakan bagian terluar dari otak. Lipatan-lipatan

ini memungkinkan otak menyimpan lebih banyak sel. Apabila lipatan cortex

itu di lebarkan, maka ukurannya kurang lebih setara dengan selembar surat

kabar harian. Otak manusia memiliki area paling luas dibandingkan dari

4
otak makhluk hidup lainnya yang ada di bumi yang memiliki cortex masih

belum terikat (Howard 1994).

Sebagai bagian dari sistem saraf, otak memiliki banyak fungsi penting.

Organ ini mengontrol semua yang terjadi di tubuh, seperti pikiran, ingatan,

ucapan, perasaan, penglihatan, pendengaran, gerakan lengan dan kaki,

serta fungsi organ di dalam tubuh lainnya, termasuk detak jantung dan

pernapasan. Beberapa saraf di otak langsung menuju bagian tubuh

tertentu, seperti mata, telinga, dan bagian kepala lainnya. Namun,

beberapa saraf lainnya terhubung ke bagian tubuh melalui sumsum tulang

belakang untuk mengontrol kepribadian, indera, serta fungsi tubuh lain,

seperti bernapas hingga berjalan. (Fadila, Ihda dan Savitri, Tania.dr. 2022)

5
Bagian otak manusia dan fungsinya

Otak terbagi ke dalam tiga bagian utama, yaitu otak besar (cerebrum), otak

kecil (cerebellum), serta batang otak. Bagian-bagian otak ini saling bekerja

sama untuk menjalankan sistem tubuh. Namun, ketiganya memiliki fungsi

spesifik yang masing-masing berbeda. (Fadila, Ihda dan Savitri, Tania.dr.

2022)

Otak besar

Otak besar (cerebrum/serebrum) adalah bagian terbesar di dalam anatomi

otak manusia. Fungsi otak besar atau cerebrum adalah mengatur gerakan

dan koordinasi gerakan, sentuhan, penglihatan, pendengaran, penilaian,

penalaran, pemecahan masalah, emosi, serta pembelajaran. Serebrum

terdiri dari dua belahan, yaitu otak kanan dan otak kiri. Belahan otak kanan

memiliki fungsi untuk mengontrol gerakan di sisi kiri tubuh, sedangkan otak

kiri mengatur pergerakan di sisi kanan tubuh. (Fadila, Ihda dan Savitri,

Tania.dr. 2022)

Manusia memiliki dua cerebral hemisphere, yang kiri dan yang kanan.

Secara umum, otak kiri memproses informasi yang berhubungan dengan

bagian-bagian dan sekuensial atau urutan. Seorang musisi memproses

musik di bagian otak kiri mereka, bukan di bagian kanan seperti yang

dilakukan oleh seorang pemula. (Jensen, Eric. 1998)

6
Untuk orang-orang yang kidal, hampir separuh dari hemisphere kanannya

digunakan untuk mengolah bahasa. Para ahli matematika, para “problem

solvers” dan pemain catur menggunakan hemisphere kanan nya pada saat

bekerja, sedangkan para pemula di bidang tersebut masih menggunakan

hemisphere kirinya. Untuk para pengguna tangan kanan, fungsi motorik

kasarnya dikontrol oleh otak kanan sementara fungsi motorik halusnya

dikontrol oleh otak kiri. (Jensen, Eric. 1998)

Otak kanan mengenali emosi negatif dengan jauh lebih cepat, sementara

otak kiri mengenali emosi positif dengan jauh lebih cepat. Ilmuwan

membagi otak kedalam 4 area lobus. Mereka adalah lobus occipital, frontal,

parietal dan temporal. Area otak tengah disebut sistem limbik yang mewakili

20% dari volume otak yang bertanggung jawab terhadap emosi, kantuk,

perhatian, pengaturan tubuh, hormon, seksualitas, peciuman dan produksi

dari bahan kimiawi otak (Paul McLean, 1990 dalam Jensen, Eric. 1998).

Otak kecil

Ada otak besar, ada pula bagian otak kecil yang disebut dengan cerebellum

atau serebelum. Cerebellum adalah bagian otak yang terletak di bagian

belakang dan di bawah lobus oksipital. Fungsi cerebellum atau otak kecil

adalah mengontrol dan mengkoordinasikan gerakan, menjaga

keseimbangan, serta mempertahankan postur tubuh. Bagian otak ini

penting untuk membantu seseorang melakukan tindakan yang cepat dan

7
berulang, seperti bermain video game. Selain itu, otak kecil juga berperan

dalam gerakan motorik halus, seperti melukis.

Batang otak

Batang otak atau brainstem berada di depan cerebellum dan merupakan

bagian yang terhubung dengan sumsum tulang belakang. Bagian otak ini

mengandung serabut saraf yang berfungsi membawa sinyal ke dan dari

seluruh bagian tubuh. Selain itu, batang otak juga mengatur fungsi tubuh

seperti detak jantung, tekanan darah, dan pernapasan.

Batang otak manusia terdiri dari tiga struktur, yaitu otak tengah, pons, dan

medula oblongata. Otak tengah berperan dalam mengatur gerakan mata,

sedangkan pons terlibat dengan koordinasi gerakan mata dan wajah,

sensasi wajah, pendengaran, dan keseimbangan.

8
B. Kemampuan Kognitif Manusia

Menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia, kognitif itu

sendiri diartikan sebagai sesuatu yang berhubungan dan melibatkan

kognisi atau kegiatan memperoleh pengetahuan. Kemampuan kognitif

merupakan sebuah proses pada manusia yang terjadi secara internal di

dalam pusat susunan saraf sehingga seseorang dapat berpikir.

Kemampuan kognitif pada setiap manusia juga sejalan dengan

pertumbuhan dan perkembangan fisiknya.

Segala aktivitas setiap individu misalnya, belajar, mengembangkan sebuah

ide, mempertimbangkan suatu peristiwa, hingga memecahkan masalah

erat kaitannya dengan kemampuan kognitif. Dapat dikatakan, kemampuan

kognitif juga berpengaruh besar terhadap tingkat kecerdasan seseorang.

Adapun menurut para ahli kemampuan kognitif dapat diartikan

sebagai berikut:

1. Menurut Williams dan Susanto, kognitif merupakan cara individu

bertingkah laku, bertindak, dan cepat lambatnya individu saat

memecahkan masalah yang sedang dihadapi.

2. Menurut Neisser, kognitif merupakan perolehan, penataan, dan

penggunaan pengetahuan.

3. Menurut Gagne, kognitif merupakan proses internal yang terjadi di

dalam pusat susunan saraf ketika manusia berpikir.

9
4. Menurut Piaget, kognitif merupakan bagaimana anak beradaptasi dan

menginterpretasikan objek dan kejadian-kejadian di sekitarnya.

5. Menurut Drever, kognitif merupakan istilah umum yang melingkupi

metode pemahaman, yakni persepsi, penilaian, penalaran, imajinasi, dan

penangkapan makna.

6. Menurut Ahmad Susanto, kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu

kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan

mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa.

Berdasarkan beberapa pengertian menurut para ahli di atas, dapat

disimpulkan bahwa Kognitif adalah proses yang terjadi secara internal di

dalam pusat susunan saraf pada saat manusia sedang berpikir. Kemudian

kemampuan kognitif merupakan dasar bagi kemampuan anak untuk

berpikir. Jadi proses kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan

(intelegensi) yang menandai seseorang dengan berbagai minat terutama

sekali ditujukan kepada ide-ide belajar.

C. Perkembangan Kemampuan Kognitif pada Otak Manusia

Proses perkembangan adalah proses evolusi yang umum terjadi pada

setiap manusia. Proses perkembangan berpotensi membuat manusia

memiliki kemampuan yang berbeda dari sebelumnya, termasuk juga

kemampuan kognitif manusia. Perkembangan kemampuan kognitif yang

baik membuat manusia bisa mengambil pemikiran yang tepat tentang apa

yang mereka lakukan. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan, pemikiran

10
manusia bersifat dinamis. Pemikiran manusia tidak bersifat statis,

cenderung lebih dinamis dibandingkan otaknya. Misalnya pemikiran yang

awalya bercanda bisa berubah dengan cepat menjadi pemikiran yang

serius. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada perubahan pada aktivitas

neuron di otak yang bisa merubah pikiran manusia.

Salah satu teori yang berpengaruh dalam menjelaskan perkembangan

kognitif ini adalah teori Piaget. “Jean Piaget, yang hidup dari tahun 1896

sampai tahun 1980, adalah seorang ahli biologi dan psikologi

berkebangsaan Swiss. Ia merupakan salah seorang yang merumuskan

teori yang dapat menjelaskan fase-fase perkembangan kognitif.

Perkembangan merupakan suatu proses yang bersifat kumulatif. Artinya,

perkembangan terdahulu akan menjadi dasar bagi perkembangan

selanjutnya. Dengan demikian, apabila terjadi hambatan pada

perkembangan terdahulu maka perkembangan selanjutnya akan

memperoleh hambatan. Piaget membagi perkembangan kognitif ke dalam

empat fase, yaitu fase sensorimotor, fase pra-operasional, fase operasi

konkret, dan fase operasi formal”.

1. Fase Sensorimotor (usia 0-2 tahun)

Pada masa dua tahun kehidupannya, anak berinteraksi dengan dunia

di sekitarnya, terutama melalui aktivitas sensoris (melihat, meraba,

merasa, mencium, dan mendengar) dan persepsinya terhadap gerakan

11
fisik, dan aktivitas yang berkaitan dengan sensoris tersebut. Koordinasi

aktivitas ini disebut dengan istilah sensorimotor.

Fase sensorimotor dimulai dengan gerakan-gerakan refleks yang

dimiliki anak sejak ia dilahirkan. Fase ini berakhir pada usia 2 tahun.

Pada masa ini, anak mulai membangun pemahamannya tentang

lingkungannya melalui kegiatan sensorimotor, seperti menggenggam,

mengisap, melihat, melempar, dan secara perlahan ia mulai menyadari

bahwa suatu benda tidak menyatu dengan lingkungannya, atau dapat

dipisahkan dari lingkungan di mana benda itu berada.

Selanjutnya, ia mulai belajar bahwa benda-benda itu memiliki sifat-sifat

khusus. Keadaan ini mengandung arti, bahwa anak telah mulai

membangun pemahamannya terhadap aspek-aspek yang berkaitan

dengan hubungan kausalitas, bentuk, dan ukuran, sebagai hasil

pemahamannya terhadap aktivitas sensorimotor yang dilakukannya.

Pada akhir usia 2 tahun, anak sudah menguasai pola-pola

sensorimotor yang bersifat kompleks, seperti bagaimana cara

mendapatkan benda yang diinginkannya (menarik, menggenggam atau

meminta), menggunakan satu benda dengan tujuan yang berbeda.

Dengan benda yang ada ditangannya, ia melakukan apa yang

diinginkannya. Kemampuan ini merupakan awal kemampuan berpikir

secara simbolis, yaitu kemampuan untuk memikirkan suatu objek tanpa

kehadiran objek tersebut secara empiris.

12
2. Fase Praoperasional (usia 2 – 7 tahun)

Pada fase praoperasional, anak mulai menyadari bahwa

pemahamannya tentang benda-benda di sekitarnya tidak hanya dapat

dilakukan melalui kegiatan sensorimotor, akan tetapi juga dapat

dilakukan melalui kegiatan yang bersifat simbolis. Kegiatan simbolis ini

dapat berbentuk melakukan percakapan melalui telepon mainan atau

berpura-pura menjadi bapak atau ibu, dan kegiatan simbolis lainnya

Fase ini memberikan andil yang besar bagi perkembangan kognitif

anak.

Pada fase praoperasional, anak tidak berpikir secara operasional yaitu

suatu proses berpikir yang dilakukan dengan jalan menginternalisasi

suatu aktivitas yang memungkinkan anak mengaitkannya dengan

kegiatan yang telah dilakukannya sebelumnya.

Fase ini merupakan rasa permulaan bagi anak untuk membangun

kemampuannya dalam menyusun pikirannya. Oleh sebab itu, cara

berpikir anak pada fase ini belum stabil dan tidak terorganisasi secara

baik. Fase praoperasional dapat dibagi ke dalam tiga subfase, yaitu

subfase fungsi simbolis, subfase berpikir secara egosentris dan

subfase berpikir secara intuitif. Subfase fungsi simbolis terjadi pada

usia 2 – 4 tahun.

13
Pada masa ini, anak telah memiliki kemampuan untuk menggambarkan

suatu objek yang secara fisik tidak hadir. Kemampuan ini membuat

anak dapat rnenggunakan balok-balok kecil untuk membangun rumah-

rumahan, menyusun puzzle, dan kegiatan lainnya. Pada masa ini, anak

sudah dapat menggambar manusia secara sederhana. Subfase

berpikir secara egosentris terjadi pada usia 2-4 tahun. Berpikir secara

egosentris ditandai oleh ketidakmampuan anak untuk memahami

perspektif atau cara berpikir orang lain. Benar atau tidak benar, bagi

anak pada fase ini, ditentukan oleh cara pandangnya sendiri yang

disebut dengan istilah egosentris.

Subfase berpikir secara intuitif terjadi pada usia 4 – 7 tahun. Masa ini

disebut subfase berpikir secara intuitif karena pada saat ini anah

kelihatannya mengerti dan mengetahui sesuatu, seperti menyusun

balok menjadi rumah-rumahan, akan tetapi pada hakikatnya tidak

mengetahui alasan-alasan yang menyebabkan balok itu dapat disusun

menjadi rumah. Dengan kata lain, anak belum memiliki kemampuan

untuk berpikir secara kritis tentang apa yang ada dibalik suatu kejadian.

3. Fase Operasi Konkret (usia 7- 12 tahun)

Pada fase operasi konkret, kemampuan anak untuk berpikir secara

logis sudah berkembang, dengan syarat, obyek yang menjadi sumber

berpikir logis tersebut hadir secara konkret. Kemampuan berpikir

14
ditandai dengan adanya aktivitas-aktivitas mental seperti mengingat,

memahami dan mampu memecahkan masalah. Anak sudah lebih

mampu berfikir, belajar, mengingat dan berkomunikasi karena proses

kognitifnya tidak lagi egosentrisme dan lebih logis.

4. Fase Operasi Formal (12 tahun sampai usia dewasa)

Fase operasi formal ditandai oleh perpindahan dari cara berpikir

konkret ke cara berpikir abstrak. Kemampuan berpikir abstrak dapat

dilihat dari kemampuan mengemukakan ide-ide, memprediksi kejadian

yang akan terjadi, dan melakukan proses berpikir ilmiah, yaitu

mengemukakan hipotesis dan menentukan cara untuk membuktikan

kebenaran hipotesis.

D. Penyebab terganggunya Fungsi Kognitif pada Otak Manusia

Ketika manusia merasa stress, kelenjar adrenalnya mengeluarkan

peptide yang disebut kortisol. Tubuh manusia mengeluarkan kortisol

ketika berhadapan dengan ancaman baik secara lingkungan, emosional,

fisik, dan juga akademik. Respon yang ditimbulkan dari stress biasanya

dalam bentuk depresi, ketegangan otot, kenaikan tekanan darah, atau

membekunya darah -blood clotting-. Selanjutnya akibat kronis yang

mungkin timbul adalah matinya sel-sel otak di hipokampus yang bisa

15
mengganggu fungsi memori (dan tentunya fungsi kognitif). (Vincent, 1990

dalam Jansen, Eric. 1998).

Seorang siswa yang juga adalah seorang manusia merupakan

bagian dari pembahasan yang akan di ulik lebih dalam pada bab ini.

Ancaman dan stress yang terjadi pada manusia, utamanya kepada

siswa, mengakibatkan gangguan pada proses berpikir siswa di sekolah

-berdasarkan hasil penelitian-. Mereka tidak dapat membuat urutan dan

pengelompokan mengenai hal-hal yang penting dan tidak. (Gaz-zaniga

1988 dalam Jansen, Eric 1998).

Jacobs dan Nadel (1985) dalam Jansen, Eric 1998 mengemukakan

bahwa proses berpikir (koginitif) dan memori, akan terganggu ketika

otak mengalami stress. Stress mempengaruhi short-term memory dari

otak dan tentu saja berakibat kepada long-term memory otak.

Stress yang kronis mengakibatkan siswa lebih mudah terpapar sakit.

Dari salah satu study yang dilakukan oleh Jermott dan Magloire, 1985

ditunjukkan bahwa siswa yang stress memiliki sistem imunitas yang

rendah sehingga rentan terkena penyakit.

Hal-hal lain yang memungkinkan terjadinya gangguan pada fungsi

kognitif otak adalah terjadinya stroke, tumor otak, dan luka pada kepala.

(Gazniga et.al dalam Abdullah Dudung. Sulastri. Sari, Rita. Nurul, Bayu.

2018).

16
E. Strategi Memuliakan Otak Manusia untuk Mengembangkan

Kemampuan Kognitif

Otak sebagai pusat informasi dan kegiatan kita merupakan oragan

yang paling vital. Sel-sel otak terdiri dari jutaan sel, namun sebenarnya yang

efektif digunakan saat kita kita berpikir keras kurang dari 100%. Otak

manusia adalah organ yang perlu kita jelajahi lebih dalam lagi akan

kehebatannya, otak bagaikan “flashdisk” yang bisa menyimpan data dalam

jumlah tak terbatas. Prinsip kerja otak diikuti oleh komputer, namun ada hal

mendasar yang membedakannya. Taufik mengatakan bahwa semakin

digunakan, komputer akan semakin haus, sedangkan otak semakin

canggih karena ia mengikuti hukum “use it or lose if” (gunakan atau hilang)

seperti halnya otot dan tulang kita.

Sel-sel saraf otak apabila digunakan untuk berpikir positif dan kreatif

maka akan terus tumbuh dan berkembang, sebaliknya apabila digunakan

untuk berpikir negatif yang melelahkan maka sel saraf pada otak pun akan

rusak sehingga menyulitkan individu tersebut dalam menyelesaikan

masalah. Yuhasriati dan Wahyuni mengatakan bahwa tingkat kecerdasan

dapat membantu seseorang dalam menghadapi permasalahan yang

muncul dalam kehidupannya. Widodo menambahkan bahwa pecahkan

masalah dengan memanfaatkan semua potensi kecerdasan yang kita miliki,

yaitu IQ, EQ, SQ, AQ, dan kecerdasan budaya. Semua kecerdasan

17
tersebut diatur oleh otak, terutama bagian Pre Frontal Cortex yang disebut

sebagai CEO nya.

Dalam rangka memuliakan otak manusia untuk meningkatkan

kemampuan fungsi kognitif, hindarkan lah otak manusia dari stress. Ada

dua pendekatan yang bisa dilakukan untuk menurunkan tingkat stress pada

manusia. Pendekatan pertama adalah dengan membuat kondisi yang bisa

mengurangi tingkat stress dan pendekatan kedua adalah dengan

menggunakan strategi mediasi dan melepaskan stress. Pada kondisi stress

apabila stress ini terjadi di sekolah dan melibatkan siswa, hal yang dapat

dilakukan adalah; bantulah siswa untuk mempelajari cara menurunkan

tingkat stress ketika ia merasa bahwa ia tengah mengalaminya. Ajari siswa

cara melakukan manajemen waktu, pengaturan pernapasan, memahami

peran penting dari adanya waktu rehat, skill membina hubungan dengan

teman, dan bagaimana mendapatkan support atau dukungan dari teman

sebaya. Di dalam kelas, stress dapat di release/dikeluarkan melalui

kegiatan yang menyenangkan, misalnya bermain peran, bermain dukung

temanmu, berolahraga, berdiskusi, dan merayakan keberhasilan

pembelajaran (learning celebration). Kegiatan fisik memicu BDNF (Brain-

derived neurotropic factor) yang meningkatkan komunikasi syaraf,

meningkatkan mood, dan menambah kemampuan long-term memory.

(Kinoshita, 1997 dalam Jansen, Eric. 1998).

18
Oleh karena penjelasan di atas, muliakanlah otak kita dengan hal-

hal yang positif agar dapat meningkatkan kemampuan fungsi kognitif, yaitu

melalui latihan memberi stimulus pada otak, olahraga yang cukup, pola

makan, minum, dan tidur yang cukup, manfaatkan karakter otak, serta

memilih berpikir secara divergen. Berikanlah penghargaan sebuah

kemuliaan pada otak kita, sehingga kita senantiasa merawatnya dengan

baik dan benar.

19
BAB III

PENUTUP

A. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah studi pustaka. Studi

pustaka adalah kegiatan mempelajari, mendalami, dan mengutip teori-

teori atau konsep-konsep dari sejumlah literatur baik buku, jurnal,

majalah, koran, atau karya tulis lainnya yang relevan dengan topik,

fokus, atau variabel penelitian. (Widodo, Metodologi Penelitian, 2021)

B. KESIMPULAN & SARAN

Kesimpulan

Otak manusia adalah salah satu anugerah istimewa yang

diberikan Tuhan. Seluruh kemampuan manusia dipengaruhi oleh

otak manusia, termasuk kemampuan kognitifnya. Kemampuan

kognitif manusia merupakan aspek yang vital bagi perkembangan

manusia. Kemampuan kognitif manusia adalah salah satu

kemampuan terpenting di dalam dirinya, atau dengan kata lain

kemampuan kognitif manusia bisa berdampak pada system tubuh

manusia itu sendiri.

Dalam rangka mengembangkan kemampuan kognitifnya,

manusia perlu melatih terus otaknya dengan hal-hal yang positif.

dalam kehidupan sehari-hari, jika otaknya terus dilatih dengan hal

20
negatif, maka kemampuan kognitifnya akan bernilai negatif dan akan

menghasilkan sesuatu yang negatif juga, begitupun sebaliknya

Saran

- Melihat begitu vitalnya peran otak kita, muliakanlah otak kita

dengan hal-hal positif agar dapat meningkatkan kemampuan

fungsi kognitif.

- Ketika anda gagal, otak anda belajar untuk menggunakan

strategi berikutnya. Jadi, karena itulah jangan berhenti belajar

untuk lebih mengoptimalkan kemampuan otak kita.

21
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Dudung. Sulastri. Sari, Rita. Nurul, Bayu. 2018. Makalah Strategi
Memuliakan Otak Manusia untuk Mengembangkan Kemampuan
Kognitif. Universitas Indraprasta PGRI.

Ananda. Kemampuan Kognitif Untuk Berpikir .


https://www.gramedia.com/literasi/kemampuan-kognitif/.
Fadila, Ihda dan Savitri, Tania.dr. 2022.
https://hellosehat.com/saraf/anatomi-otak/. Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.
https://idschool.net/smp/3-bagian-otak-manusia-beserta-fungsinya/

Jensen, Eric. 1998. Teaching With the Brain in Mind.

Sujiono dkk, Metode Pengembangan Kognitif, (Jakarta: Universitas


Terbuka, 2008), hal. 50

22

Anda mungkin juga menyukai