Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil
a. Perlakuan I

No Perlakuan Pengamatan
6ml anilin dicampurkan dengan 8ml asam  Berwarna coklat.
1 asetat glasial dalam labu didih dasar bulat.
Pencampuran dilakukan di dalam lemari.
2 Campuran ditambahkan batu didih dan  Awal mendidih, gelembung sangat
dipanaskan dengan penangas air. Proses sedikit.
pendidihan selama 30 menit.  Saat mendidih hampir 30 menit,
gelembung lebih banyak.
3 Setelah pemanasan,larutan dituangkan ke  Terbentuk Kristal sempurna.
dalam Erlenmeyer, lalu didinginkan dalam
termos yang berisi es batu selama 41
menit.
4 Kristal dilarutkan dengan aquades dan  Kristal terpisah dari larutan.
disaring dengan pompa vakum.
5 Kristal hasil penyaringan dilarutkan  Kristal larut dengan aquades.
dengan 150ml aquades dan dipanaskan.
Dan ditambahkan karbon aktif.
6 Kristal yang telah larut dengan aquades  Larutan terpisah dari karbon aktif.
lalu disaring dengan pompa vakum.
7 Larutan dituang ke dalam Erlenmeyer dan  Terdapat Kristal pada permukaan
didinginkan dalam termos yang berisi es larutan dan juga sedikit Kristal di
batu. dasar Erlenmeyer.
8 Kristal yang terbentuk disarng dengan  Kristal berwarna putih.
pompa vakum.
9 Kristal dioven selama 10 menit dengan  Kristal menjadi kering.
suhu 60°C.
Kristal yang didapat lalu ditimbang  1,21 – 0,82 = 0,39
10

b. Perlakuan II

No Perlakuan Pengamatan
1 Pencampuran 10,25ml anilin, 10,5ml  Larutan berwarna coklat.
asam asetat glasial, 10,75 asetat anhidrat,
dan 0,05 gram serbuk besi.
2 Dimasukkan magnet stirrer ke dalam  Larutan merefluks pada menit ke-30.
larutan dan larutan direfluks dengan
menggunakan kondensor.
3 Larutan kemudian disaring dengan corong  Larutan terpisah dari serbuk besi.
Buchner di dalam lemari asam untuk
memisahkan katalisnya yaitu serbuk besi.
4 Setelah itu larutan didinginkan.  Larutan lebih kental.
 Sedikit terdapat Kristal.
5 Larutan disaring dengan pompa vakum.  Terbentuk banyak Kristal.
Larutan yang turun melewati corong
Buchner bercampur dengan sisa
penyaringan Kristal dari perlakuan I
6 Larutan kemudian disaring kembali  Kristal berwarna kuning.
dengan pompa vakum

2. Pembahasan
Reaksi asilasi merupakan suatu reaksi penggantian atom H pada suatu substrat dengan
gugus asil. Sebuah asil merupakan alkil yang terikat pada ikatan rangkap oksigen dan karbon.
Pembuatan asetanilida adalah salah satu contoh dari reaksi asilasi. Asetanilida merupakan
senyawa turunan asil amina aromatis yang digolongkan sebagai amida primer, dimana satu atom
hidrogen pada anilin digantikan dengan satu gugus asil. Asetanilida berbentuk butiran berwarna
putih tidak larut dalam minyak parafin dan larut dalam air dengan bantuan kloral anhidrida.
Asetanilida atau sering disebut phenilasetamida mempunyai rumus molekul C6H5NHCOCH3
(Priyatmono, 2008)
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum pembuatan asetanilida adalah aniline,
asetat anhidrida dan asam asetat glasial. Anilin adalah Fenilamin yaitu amina primer yang
mengandung -NH2 terikat pada benzen. Anilin, disebut juga aminobenzena. Sedangkan asetat
anhidrat merupakan senyawa korosif, iritan, dan mudah terbakar. Senyawa ini tidak berwarna,
dan berbau cuka karena reaksinya dengan kelembapan di udara membentuk asam asetat (Irdoni &
Nirwana, 2012).
Pada perlakuan I, dicampurkan 6 ml anilin dengan 8 ml asam asetat glasial di dalam labu
didih dasar bulat. Pencampuran dilakukan di lemari asam, karena reaksi nya berlangsung
eksoterm untuk menghindari tumpahan reaksi terjadi di ruangan terbuka karena senyawa yang
direaksikan yaitu asam asetat murni yang sangat berbahaya jika terkena tubuh. Lalu dicampurkan
ditambahkan batu didih dan dipanaskan dengan penangas air dimana proses pendidihan ini
memakan waktu selama 30 menit. Pada awalnya, gelembung yang dilihat sangat sedikit. Namun,
saat sudah memasuki 30 menit, gelembung lebih banyak jika dilihat. Hal ini dikarenakan saat
mendidih, suhu berpengaruh dalam pemanasan larutan. Setelah itu, larutan tadi dituangkan ke
dalam Erlenmeyer, lalu didinginkan dalam termos yang berisi es batu selama 41 menit, hasilnya
terbentuk kristal sempurna. Hal ini karena pengaruh es batu terhadap larutan yang membuat
adanya kristal pada larutan. Setelah itu, kristal dilarutkan dengan aquades dan disaring dengan
menggunakan pompa vakum. Hasilnya kristal terpisah dari larutan. Ini terjadi karena vakum
memisahkan kristal dengan zat pengotornya. Lalu, kristal hasil penyaringan dilarutakan dalam
150 ml aquades dan dipanaskan lalu ditambahkan karbon aktif. Hasilnya kristal tadi larut dengan
aquades. Lalu kristal yang telah larut dengan aquades lalu disaring dengan menggunakan pompa
vakum, hasilnya larutan kristal tadi terpisah dari karbon aktif. Hal ini disebabkan karena karbon
aktif melepaskan diri dari kristal. Selanjutnya, larutan dituang kedalam Erlenmeyer dan
didinginkan dalam termos yang diberi es batu. Hasilnya, terdapat kristal pada permukaan larutan
dan juga sedikit kristal di dasar Erlenmeyer. Hal ini disebabkan karena kristal pada permukaan
larutan terpisah sempurna dengan kristal yang ada di dasar Erlenmeyer. Kristal inipun disaring
pada kertas saring dan dioven selama 10 menit pada suhu 60°C, hasilnya kristal menjadi kering.
Ini disebabkan karena panas pada oven berpengaruh pada kristal sehingga menyebabkan kristal
menjadi kering dan berubah warna menjadi kekuning-kuningan. Terakhir, kristal ditimbang di
atas neraca analitik untuk didapatkan beratnya.
Pada perlakuan II, dilakukan pencampuran 10,25 ml anilin, 10,5 ml asam asetat glasial,
dan 10,75 asetat anhidrat dan 0,05 gram serbuk besi. Hasilnya, larutan yang dilihat berwarna
coklat. Larutan ini dicampurkan di dalam lemari asam dalam keadaan eksoterm. Ini dilakukan
karena menghindari tumpahan reaksi terjadi di ruangan terbuka karena senyawa yang direaksikan
yaitu asam asetat murni yang sangat berbahaya jika terkena tubuh. Setelah itu, dimasukkan
magnet stirrer ke dalam larutan agar direfluks dengan menggunakan kondensor sehingga saat
dipanaskan magnetic stirrer berputar saat dipanaskan. Hasilnya diperoleh larutan merefluks pada
menit ke-30 lalu larutan kemudian disaring dengan menggunakan corong Buchner di dalam
lemari asam untuk memisahkan katalisnya yaitu serbuk besi. Maka, dihasilkan larutan tadi
terpisah dari serbuk besi. Hal ini karena larutan terpisah dari corong Buchner sehingga terpisah
dengan serbuk besi. Lalu, larutan didinginkan hasilnya larutan lebih kental dan sedikit terdapat
kristal. Setelah itu, larutan disaring dengan pompa vakum, larutan yang turun melewati corong
Buchner bercampur dengan kristal dari perlakuan I. Hal ini disebabkan karena lubang kecil pada
corong Buchner yang membuat kristal dari perlakuan I bercampur dengan larutan yang telah
dipompa vakum pada perlakuan II. Setelah itu, larutan kemudian disaring kembali dengan pompa
vakum didapatkan kristal berwarna kuning. Warna pada kristal di perlakuan II ini lebih kuning
daripada warna kristal pada perlakuan I. Hasil rendemen yang didapat adalah 4,1%.

Anda mungkin juga menyukai