Anda di halaman 1dari 87

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/312471633

Romantic Love as Path

Article · January 2017

CITATIONS READS

0 265

1 author:

Dodik Solehuddin
Airlangga University
1 PUBLICATION   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Dodik Solehuddin on 17 January 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ROMANTIC LOVE AS PATH
PSIKOLOGI HUMANISTIK

Copyright © by : Dodik Solehuddin

Penulis :
Dodik Solehuddin

Design :

Dodik Solehuddin

Email :

dodik-12@psikologi.unair.ac.id

Website :
dodik-fpsi12.web.unair.ac.id

CP :

+6285731989741

Faculty of Psychology – Airlangga University


2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat yang

dianugerahkan pada penulis sehingga penulis mau dan mampu

menyelesaikan sebuah buku dengan judul “Romantic Love as

Path”. Tidak lupa sholawat serta salam yang selalu tercurahkan

pada Tauladan saya Nabi Muhammad SAW, yang spirit dan

cintanya selalu menjadi penyemangat. Penulis juga

menyampaikan apresiasi dan terimakasih yang sebesar- besarnya

atas bantuan dan dukungan berbagai macam pihak dalam

penyelesaian buku ini.

Buku ini menceritakan sedikit perjalanan hidup saya

tentang cinta yang pernah saya alami. Buku ini merupakan

penjelasan secara teoritis mengenai pengalaman yang saya jalani.

Adapun bagian- bagian tertentu dalam buku ini saya peroleh dari

hasil karya tulis orang lain, telah saya tuliskan sumbernya dengan

jelas, sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah. Semoga buku ini

dapat menjadi sumber tambahan pengetahuan keterkaitannya

dengan ilmu psikologi humanistik dalam menjelaskan fenomena

cinta. Saya menyadari bahwa buku ini masih banyak

ii
kekurangannya. Masukan, koreksi, dan komentar dari pembaca

akan sangat saya hargai.

Surabaya, 13 Januari 2017

Dodik Solehuddin

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................iv

ROMANTIC LOVE AS PATH

PENDAHULUAN.........................................................................1

ARTI CINTA.................................................................................3

FENOMENOLOGI CINTA..........................................................5

PENDEKATAN FENOMENOLOGIS.........................................9

CINTA DALAM BRADFORD...................................................13

EMPAT TANDA CINTA YANG ROMANTIS.........................15

PERBEDAAN BAHAGIA DAN SENANG...............................19

HARGA CINTA..........................................................................29

GENTLENESS DAN PENGUASAAN DIRI.............................34

DAFTAR PUSTAKA..................................................................37

ENGLISH VERSION..................................................................38

iv
PENDAHULUAN

Saya adalah mahasiswa psikologi semester 9, sudah

semester akhir namun belum mengambil skripsi. Perjalanan saya

di psikologi ini cukup panjang dan melelahkan, namun banyak

hal juga yang saya pelajari. Ilmu di psikologi menurut saya nyata

dan bisa langsung diterapkan pada kehidupan saya sehari- hari

namun kemampuannya abstrak tidak seperti ilmu praktis

layaknya kuliah di jurusan teknik. Seperti salah satu contohnya

saya mengikuti mata kuliah hubungan antar person dimana pada

minggu itu membahas tentang bab komunikasi verbal dan non

verbal. Disitu juga di jelaskan bahwa komunikasi verbal itu jenis

komunikasi yang lebih halus dan sopan karena bisa di atur dan di

buat, sedangkan non verbal itu alami, tidak mudah diatur atau

dikendalikan. Karena komunikasi non verbal itu contohnya

adalah gesture, intonasi suara, bahasa tubuh, dan kontak mata.

Dari situ juga kita dapat mendeteksi orang itu berbohong atau

tidak, asal kita teliti dan peka dari situ semua bisa terlihat. Orang

bisa mengatur tata bahasa dan bicaranya, namun tidak bisa

mengatur bahasa tubuh, gesture, dan kontak matanya. Itu salah

PSIKOLOGI HUMANISTIK 2017 1


satu contoh ilmu kuliah saya yang bisa langsung saya terapkan di

kehidupan sehari- hari saya. Tidak seperti teman-teman saya yang

misalnya kuliah di jurusan manajemen, mereka terus mempelajari

angka dan teori-teori yang bersangkutan namun ilmu itu tidak

berkaitan langsung dengan kehidupan sehari-hari, terlebih mereka

jika ketika mereka lulus dan memilih profesi yang berbeda

dengan jurusan kuliah mereka tersebut. Ada juga teman saya dari

Ekonomi Islam, mereka mempelajari ilmu ekonomi dari sisi

Islam. Di dalam kuliahnya mempelajari bahwa menabung di bank

dan mendapatkan bunga itu haram. Bunga bank menurut Islam

haram, karena di dalam Islam sebuah tambahan itu riba dan riba

hukumnya haram. Padahal kenyataannya di Indonesia masih

sedikit bank syariah, dan Indonesia bukan negara Islam walaupun

kenyataannya mayoritas Islam, tetapi masih banyak juga non

muslim yang tinggal dan hidup di Indonesia. Ilmu tersebut masih

belum bisa di generalisasikan untuk saat ini di Indonesia, bahkan

teman saya sendiri tersebut masih menabung di bank

konvesional.

PSIKOLOGI HUMANISTIK 2017 2


ARTI CINTA

Dalam kuliah saya juga pernah mempelajari tentang cinta.

Kata-kata itu tentu bukan suatu hal asing terlebih untuk

mahasiswa seperti saya. Semua orang mengenal cinta, bahkan

sejak kecil kita sudah mengenal cinta. Dari kecil kita di rawat

oleh orang tua kita penuh dengan cinta, karena itu kita bisa

tumbuh sampai sekarang. Saya paling ingat tentang teori segitiga

cinta stenberg yang pernah di jelaskan oleh dosen saya. Menurut

teori tersebut cinta itu terdiri dari intimacy, commitment, dan

passion. Saya setuju dengan teori itu karena saya pernah

mengalaminya langsung, suatu hubungan akan terjalin ketika

memiliki tiga komponen tersebut secara seimbang dan rata. Saya

pernah mempunyai pacar yang sekarang sudah menjadi mantan

saya tentunya. Dia tidak terlalu cantik namun menarik. Saya suka

berkomunikasi dengan dia, dan semenjak mengenal dia saya

menjadi lebih perhatian terhadap penampilan dan self- image diri

sendiri dan saya rasa disitu passion saya muncul. Setelah

berkomunikasi semakin intens akhirnya saling mengena l satu

sama lain dan saling terbuka, distu mulai timbul kenyamanan.

PSIKOLOGI HUMANISTIK 2017 3


Saya rasa intimacy saya mulai muncul. Akhirnya setelah semua

proses itu dia menawarkan sebuah status untuk kami berdua yaitu

pacaran, saya rasa disitulah yang namanya komitmen muncul.

Akan tetapi ternyata dia tidak bisa menjaga komitmen tersebut,

dia selingkuh dengan lelaki lain. Akhirnya hubungan kami

kandas dalam waktu yang singkat. Karena pengalaman tersebut

saya setuju dengan teori itu.

Jaman dahulu orang masih memandang cinta menrut

freudian, dimana yang paling menonjol adalah seksualitasnya.

Menurut freud perwujudan cinta adalah libido seksual. Saya tentu

tidak setuju dengan kalimat itu, karena saya bisa menjalani cinta

tanpa menonjolkan libido seksual. Saya selalu bisa menjaga hal

tersebut walaupun saya sangat mencintai orang tersebut. Karena

saya selalu menjaga nama baik orang tua saya serta mengingat

nasihatnya tentang pentingnya tanggung jawab. Bahkan ketika

saya di ejek oleh teman-teman saya karena saya tidak pernah

berciuman saya juga tidak peduli. Namun seiring waktu berjalan,

jaman pun berubah. Muncullah pemikiran-pemikiran baru tentang

cinta yang lebih humanistik yaitu dari Abraham Maslow.

PSIKOLOGI HUMANISTIK 2017 4


Menurut Abraham Maslow di dalam diri manusia terdapat

motivasi yang mendorong cinta berupa adanya kebutuhan-

kebutuhan dasar yang dimilikinya. Kebutuhan tersebutlah yang

menurutnya turut mempengaruhi harapan cinta yang

ditimbulkannya. Diantara motivasi tersebut tertuang kebutuhan

dalam kebutuhan seperti: kebutuhan dasar yang berupa kebutuhan

fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan cinta dan kasih

sayang, dan kebutuhan pengakuan atau aktualisasi diri.

PSIKOLOGI HUMANISTIK 2017 5


FENOMENOLOGI CINTA

Menurut humanistik juga cinta adalah fenomenologi,

sebuah fenomena yang disadari oleh manusia. Saat ini cinta

merupakan fenomena yang selalu terjadi di kalangan anak muda

khususnya. Semua orang pernah mengalami jatuh cinta, dan

ketertarikan lawan jenis. Saya juga tentu saja pernah mengalami

itu semua. Saya akan menceritakan sekilas tentang fenomena

percintaan yang pernah saya alami. Pada suatu hari saya pernah

berkenalan dengan seseorang, secara fisik dia tidak terlalu cantik,

namun dia memiliki daya tarik tersendiri, memiliki sikap yang

sopan santun dan lembut serta terlihat dapat menjaga diri dengan

baik. Pada awalnya saya hanya berkenalan biasa, karena daya

tarik yang dimilikinya mendorong saya untuk mengenalnya.

Semakin lama saya merasa semakin mengenalinya, ternyata

kepribadiannya pun juga cukup baik. Menurut saya dia

merupakan sosok yang dewasa, memiliki pemikiran yang luas

dan terbuka, serta dia sayang keluarga terutama mamanya. Tanpa

saya sadari semakin lama saya merasa kagum. Saya semakin

menikmati komunikasi dengan dia, bahkan saya mulai menunggu

PSIKOLOGI HUMANISTIK 2017 6


dan menantikan pesan dari dia. Ketika dia sibuk saya mulai

merasakan kehilangan, ketika dia membalas pesan tanpa disadari

membuat saya senyum-senyum sendiri. Ketika saya menelpon

pun mulai muncul rasa deg-degan entah kenapa. Bahkan ketika

mau bertemu tiba-tiba saya lebih lama menghabiskan waktu di

kamar mandi, membuat berantakan lemari saya karena bingung

memilih baju padahal saya memiliki baju yang banyak dan layak,

dan yang terakhir saya jadi peduli dengan penampilan yang rapi.

Saya mulai menjadi pribadi yang rapi agar terlihat menarik. Saya

menikmati perhatian kecil yang dia berikan, dan saya merasa tak

nyaman ketika dia terlihat dekat juga dengan lelaki lain. Saya

sedih melihat dia asyik komunikasi dengan teman cowok

dikampusnya padahal mereka hanya membahas tugas dan hal- hal

seputar kampus. Entah mengapa saat itu saya bingung mengapa

seperti itu, lalu saya memutuskan untuk cerita dengan sahabat

saya. Menurut sahabat saya saat itu saya mulai jatuh cinta, dan

sudah muncul rasa cemburu. Saya masih bingung dan bertanya-

tanya. Tetapi jika di ingat sungguh lucu dan menarik pengalaman

PSIKOLOGI HUMANISTIK 2017 7


saya ini. Ketika menglaminya saya bisa merasakan berbagai

emosi (sedih,senang,takut,marah).

Dari pengalaman tersebut saya mengalami empat tahap

yaitu :

1. Objektifikasi

Ketika saya memilih memulain berkenalan dengan

dia dan melakukan komunikasi intens

2. Identifikasi

Saya tertarik berkomunikasi dengannya karena

memiliki daya tarik tersendiri, mulai dari tutur

kata dan perilaku yang sopan ketika berkenalan

tersebut. Serta memiliki cara berkomunikasi yang

nyaman dan tidak mudah tersinggung ketika

bercanda.

3. Korelasi

Setelah kesan awal yang dia tampilkan cukup

positif saya melanjutkan komunikasi dengan

intens. Disitu seiring berjalannya waktu saya

semakin mengenali sosoknya. Ternyata dia cukup

PSIKOLOGI HUMANISTIK 2017 8


dewasa dalam bertindak dan menyikapi suatu

masalah. Dia juga tipe wanita yang sayang

keluarga terutama ibunya. Disini saya menjadi

kagum dan menyukai sosoknya secara luar

maupun dalam. Dia juga memperlakukan saya

dengan baik, serta memberi perhatian yang cukup

dan tidak berlebihan. Saya juga merasakan

kenyamanan dengannya.

4. Konstitusi

Awalnya hanya berkenalan biasa, namun karena

dia memiliki daya tarik, saya mulai mengenal

lebih lanjut dengan cara melakukan komunikasi

intens. Setelah mengenal lebih intens saya

menemukan sifat baik lainnya. Dia merupakan

sosok yang dewasa dan sayang keluarga. Dia juga

memperlakukan saya dengan baik, dan mulai

memberi perhatian yang cukup. Disitu juga mulai

muncul kenyamanan. Lama kelamaan saya

bingung dengan munculnya kesedihan ketika dia

PSIKOLOGI HUMANISTIK 2017 9


menghilang karena kesibukannya, saya senyum-

senyum sendiri ketika dia menulis pesan atau

ketika menerima panggilan telfon dari saya, deg-

deg-an ketika berbincang melalui telfon, ingin

menjadi lelaki yang menarik baginya, dan yang

terakhir merasa sedikit kesal atau cemburu ketika

dia berkomunikasi dengan teman lawan jenis

padahal hanya sekedar membahas kuliah dan

tentang kampus. Akibatnya dari semua itu saya

merasa dilema dan akhirnya membuat saya

berkonsultasi dengan sahabat saya, dan dari dia

saya baru menyadari bahwa saya mulai jatuh cinta

dan sudah muncul rasa ingin memiliki serta api

cemburu mulai ada.

PSIKOLOGI HUMANISTIK 2017 10


PENDEKATAN FENOMENOLOGIS

Fenomenologi adalah uraian tentang fenomena atau

sesuatu yang menampakkan diri. Fenomenologi berfokus pada

fenomena- fenomena yang disadari oleh manusia. Apa yang dikaji

bukan hanya sebatas keberadaan fenomena tersebut, tapi juga apa

yang ada di balik fenomena itu, seperti sebab dan akibat dari

fenomena tersebut.

Dalam memandang suatu fenomena terdapat 3 pendekatan

yang biasa digunakan, yaitu skeptisisme, idealism, dan

relativisme. Skeptisisme merupakan pendekatan yang

memandang bahwa di dunia ini tidak ada satu hal pun yang benar.

Akan selalu ada celah untuk menyangkal kebenaran akan sesuatu.

Idealisme berpandangan bahwa kebenaran itu hanya ada dalam

pikiran manusia saja berupa ide-ide. Kebenaran di luar pikiran

manusia dianggap tidak valid di sini. Relativisme berpendapat

bahwa tidak ada kebenaran yang mutlak. Kebenaran itu

tergantung pada pengertian seserang terhadap sesuatu yang

“benar” itu sendiri. Benar menurut seseorang, belum tentu benar

menurut orang lain.

PSIKOLOGI HUMANISTIK 2017 11


Dalam fenomenologi, terdapat dua istilah penting yang harus

dipahami, yaitu:

1. Bracketing

Bracketing atau juga disebut reduksi fenomenologi

merupakan suatu pengungkapan esensi atau hakikat objek.

Dalam hal ini semua asumsi umum yang ada disisihkan

dari prasangka, teori, filsafat, agama, atau dari pikiran

akal sehat sehingga gejala yang dihadapi dapat diterima

sebagai mana adanya.

2. Intensionalitas

Menurut Husserl (dalam Zainal Abidin, 2006)

intensionalitas merupakan suatu esensi kesadaran.

Maksudnya adalah memahami sesuatu, di mana setiap

pengalaman individu memiliki sisi obyektif dan subyektif.

Sisi obyektif suatu fenomena merupakan sesuatu yang

bisa dilihat, didengar, dirasakan, dipikirkan, atau sesuatu

yang masih akan dipikirkan. Sedangkan sisi subyektif

merupakan suatu kegiatan seperti mendengar,

PSIKOLOGI HUMANISTIK 2017 12


memikirkan, dan menilai ide. Jadi, jika akan memahami

sesuatu maka kedua sisi itu harus dikemukakan.

Suatu kesadaran selalu dihubungkan dengan kutub

objektifnya, yaitu objek yang disadarinya. Berdasarkan

penyelidikan yang telah dilakukan oleh Husserl terdapat

empat aktifitas yang melekat dalam kesadaran, antara lain

objektifikasi, identifikasi, korelasi, dan konstitusi.

1. Intensionalitas adalah Objektifikasi

Dalam aktifitas ini intensionalitas mengarahkan data pada

objek-objek intensional yang tampak pada data tersebut

(data hyletic). Fungsi intensionalitas ini adalah

menghubungkan data dengan objek (yang bukan bagian

dari kesadaran). Di dalam ini terdapat struktur kompleks

dimana data digunakan sebagai bahan mentah dan di

integrasikan di dalam objek sehingga membentuk kutub

objektifnya. Misalnya, dalam persepsi dan aktifitas lain

seperti berpikir.

2. Intensionalitas adalah Identifikasi

PSIKOLOGI HUMANISTIK 2017 13


Mengarahkan berbagai data dalam berbagai peristiwa

pada objek hasil objektifikasi diatas. Aktifitas ini

dipengaruhi aspek motivasi, minat, keterlibatan baik

emosi maupun intelektual. Hal ini diperlukan karena jika

tidak, maka tidak akan ada objek yang identik.

3. Intensionalitas adalah Korelasi

Dari objek yang identik menunjukkan aspek lain yang

menjadi horisonnya. Kemudian, horison tersebut memberi

harapan di kemudian hari. Aspek-aspek tersebut dibayangi

objek identik sebelumnya.

4. Intensionalitas adalah Konstitusi

Aktifitas ini menciptakan objek-objek intensional yang

berasal dari endapan aktifitas-aktifitas intensional.

Dalam memandang manusia, terdapat juga 2 pendekatan

yang saling bertolak belakang, namun selalu ada di mana-mana.

Kedua pendekatan itu adalah reduksionisme dan holisme.

Reduksionisme dalam hal ini adalah bagaimana memandang

manusia berdasarkan elemen terkecil dalam kehidupannya.

Holisme dalam hal ini maksudnya adalah bagaimana memandang

PSIKOLOGI HUMANISTIK 2017 14


manusia sebagai suatu keseluruhan yang utuh, tidak dikurangi

apapun darinya.

Ada 2 macam reduksionisme yang muncul (Tageson, 1982),

yaitu:

1. Biological reductionism

Menganggap semua ilmu pengetahuan, termasuk

pengetahuan mengenai manusia, berbasis pada bahasa

matematis fisika dan kimia. Semua hal yang terjadi

direduksi menjadi komponen fisikokimia. Memandang

bahwa kehidupan adalah kebetulan belaka akibat susunan

molekul- molekul tertentu.

2. Mathematical reductionism

Mereduksi aspek kualitatif dari pengalaman manusia ke

aspek kuantitatif. Umumnya punya tujuan yang bagus,

selama sadar bahwa reduksi 14 ini tidak akan bisa

mencakup seluruh aspek realita dan pengalaman manusia.

PSIKOLOGI HUMANISTIK 2017 15


CINTA DALAM BRADFORD

Cinta merupakan suatu hal yang pasti dirasakan oleh

semua orang, termasuk yang saya rasakan. Luasnya pembicaraan

cinta dimulai dari hubungan pertemanan, pacaran, hingga

pernikahan. Perasaan itu muncul pada setiap orang pada masa

dewasa awal, karena salah satu tugas utama perkembangan

dewasa awal adalah mencari pasangan. Bradford (590-594)

menyebut bahwa cinta yang romantis adalah cinta yang dimiliki

oleh individu yang mampu menyadari keistimewaan

pasangannya, terbebas dari gagasan egoisentris, merayakan

keunikan dan kebebasan pasangannya. Semua orang pasti

mendambakan cinta yang romantis, yang membuat mereka

mendapat kebahagiaan, kenyamanan, dan mempunyai seseorang

yang dapat diandalkan. Menurut saya, saya sedang mengalami

cinta romantis tersebut. Lebih tepatnya itu perilaku pasangan saya

ke saya. Pasangan saya masih memandang saya istimewa

walaupun saya secara fisik saya kurang menarik menurut diri

sendiri. Secara akademik, kuliah saya termasuk molor dan IPK

saya juga tidak terlalu tinggi. Dia menjalin hubungan dengan

PSIKOLOGI HUMANISTIK 2017 16


baik, mengikuti perbincangan yang saya mulai. Dia mampu

membuat saya tertarik dengan cara tersendiri. Dia bersedia

meluangkan waktu dan tenaga mendengar setiap cerita yang

sedang saya alami begitupun dalam kesulitan yang saya rasakan.

Saya juga orang yang cukup protektif, seakan tidak menyadari

banyak sekali kekurangan yang saya miliki. Dari semua sifat

buruk yang saya sebutkan dia selalu menganggap bahwa

sebenarnya itu keunikan saya. Seperti sifat saya yang menuntut

itu dia anggap sebagai pacuan dia untuk berkembang, sifat

protektif yang saya miliki seperti mampu memberikan

kenyamanan baginya. Saya merasa sangat beruntung mengenal

dan memiliki dia. Saya benar-benar merasakan kenyamanan dan

kebahagiaan bersamanya. Tidak berarti hubungan saya dengan

dia selalu lancar dan mulus. Masalah tetap akan selalu muncul,

namun dengan sikap sopan santun yang dia miliki mampu

membantu kami dalam menyelesaikan semua masalah yang

terjadi dan keadaan menjadi tenang kembali. Semua masalah pun

selalu di selesaikan bersama.

PSIKOLOGI HUMANISTIK 2017 17


EMPAT TANDA

CINTA YANG ROMANTIS

Ada empat tanda cinta romantis, yang pertama adalah

jatuh cinta dengan pasangan ideal yang diharapkan. Menurut

saya, menemukan pasangan ideal sesuai dengan yang kita

harapkan dapat membuat diri saya bahagia. Tanda yang kedua

adalah tidak hanya mencintai pasangan yang ideal, akan tetapi

kesadaran untuk saling mencintai satu sama lain merupakan hal

yang lebih ideal. Saya sependapat dengan teori tersebut, karena

cinta romantis tidak bisa hanya berjalan searah, untuk

mendapatkan cinta romantis harus ada timbal balik dari satu sama

lain. Tanda yang ketiga, adanya kebebasan untuk saling memiliki

satu sama lain. Menurut saya, adanya kebebasan untuk saling

memiliki merupakan salah satu hal terpenting, hal ini dapat

didukung dengan adanya rasa percaya kepada pasangan. Tanda

keempat yang membedakan cinta romantis adalah sifatnya

sebagai disiplin transendental untuk terlibat sebagai hubungan

yang tidak konvensional dan tidak terikat oleh norma-norma yang

biasa dan adat istiadat masyarakat. Saya kurang setuju dengan

PSIKOLOGI HUMANISTIK 2017 18


teori tersebut, karena di Indonesia mempunyai hukum yang kuat

dengan adanya undang-undang perkawinan dan sebagainya. Teori

tersebut tidak cocok digunakan dengan budaya dan hukum yang

ada di Indonesia. Menurut saya untuk mendapatkan cinta

romantis, harus ada perkawinan terlebih dahulu yang sesuai

dengan agama, budaya dan hukum yang ada di negara tersebut.

Namun untuk saat ini saya benar-benar merasakan cinta

romantis yang sesuai dengan empat tanda tersebut. Pasangan saya

merupakan sosok ideal yang saya harapkan, secara fisik dan sifat

dia benar-benar tipe saya. Perasaan saya ke dia juga terbalaskan.

Tentu saja hubungan kami bukan hubungan satu arah, kami saling

memberi, dan berjuang bersama, serta kami saling menyayangi

juga. Kami juga saling mempercayai satu sama lain. Ada

kepercayaan dan kebebasan di dalam hubungan kami. Kami tidak

membatasi pergaulan lawan jenis di antara kami. Kami juga

selalu memberi waktu untuk pasangan menghabiskan waktu

bersama teman-temannya. Tidak selalu harus menghabiskan

waktu berdua, karena kami sadar kami merupakan makhluk sosial

yang akan membutuhkan bantuan orang lain juga. Kami benar-

PSIKOLOGI HUMANISTIK 2017 19


benar menghindari protektif berlebihan, pengekangan, dan

cemburu yang berlebihan. Hubungan kami masih sekedar pacaran

dan itu berarti belum sah secara agama dan hukum. Karena untuk

menjadi sah tersebut kami harus melakukan proses pernikahan.

Kami belum siap untuk melakukan itu karena masih banyak

persiapan yang harus kami persiapkan, tetapi untuk pemikiran ke

arah sana jelas sudah ada.

Menurut saya, cinta adalah anugerah yang tak terhingga.

Cinta mampu membuat yang terasing menjadi amat dikenali,

mampu mengubah yang tadinya sederhana menjadi tak ternilai

harganya. Perasaan cinta harus didasari dengan rasa ikhlas dan

rela berkorban. Untuk mendapatkan cinta yang sempurna, perlu

adanya timbal balik dari satu sama lain. Saya juga ingin

memenuhi keinginan erotis dan kebutuhan keamanan dari

pasangan. Dibutuhkan kelembutan dan disiplin diri untuk

menciptakan cinta romantis. Contoh kelembutan disini dapat

dilihat nyata dengan adanya komunikasi yang baik dengan

pasangan, tidak mementingkan kepentinngan pribadi, dan kontrol

PSIKOLOGI HUMANISTIK 2017 20


emosi yg baik. Contoh disiplin diri dapat dilihat dan dirasakan

dengan saling menjaga kepercayaan satu sama lain.

Dari pengalaman saya memang benar cinta mampu

membuat yang terasing menjadi amat dikenali, membuat yang

sederhana menjadi tak ternilai. Awalnya kami hanya dua orang

asing yang saling berkenalan dan membicrakan hal tidak penting,

tidak membahas sesuatu secara pribadi. Kami tidak mengenal

secara pribadi satu sama lain, bahasan yang kami bahas juga

sesuatu yang ringan. Seiring berjalannya waktu kami saling

mengenal satu sama lain. Dia bisa menjadi sosok yang paling

mengerti dan mengenali saya. Kami saling memahami sifat dan

karakter masing- masing. Kami saling berusaha memenuhi

keinginan satu sama lain. Dia menjadi tempat pertama yang saya

kunjungi untuk berkeluh kesah, dan berbagi sesuatu yang

menyenangkan juga. Ketika saya mendapatkan masalah dia orang

pertama yang akan saya hubungi, ketika saya mendaptkan sesuatu

yang menyenangkan dia juga yang saya hubungi pertama dan jika

itu bisa di bagi dia juga yang akan saya bagi dan beri. Begitu pula

sebaliknya dia terhadap saya. Tanpa sadar dari sosok asing

PSIKOLOGI HUMANISTIK 2017 21


menjadi amat mengenali. Dari sosok asing yang tidak memiliki

pengaruh apapun di hidup saya, menjadi sosok yang sangat

berarti dan berharga. Dalam berpacaran saya tentu tidak bisa

mendapatkan kebutuhan erotis yang terpenuhi layaknya suami

istri yang melakukan hubungan seksual, tetapi saya bisa

mendapatkan sebuah pelukan yang cukup bisa menyalurkan

kebutuhan itu serta rasa aman dan nyaman. Pelukan juga bisa

menjadi obat untuk sedikit meringkan beban masalah kita. Tetapi

kita bisa memeluk sembarang orang, hanya orang yang saling

mencintai dan meyayangi saja yang bisa melakukannya.

PSIKOLOGI HUMANISTIK 2017 22


PERBEDAAN BAHAGIA DAN SENANG

Cinta juga dapat menimbulkan rasa bahagia dan senang.

Sekilas kata bahagia dan senang itu mempunyai makna yang

sama, namun menurut saya keduanya berbeda. Menurut saya rasa

bahagia adalah keadaan yang berlangsung lama, tidak sementara,

yang berhubungan dengan penilaian pada kehidupan secara

keseluruhan. Sedangkan rasa senang bersifat sementara yaitu

dengan merangsang saraf pusat kesenangan. Contoh di kehidupan

nyata yang pernah saya alami, saya merasa senang apabila

pasangan saya memperhatikan hal-hal sederhana yang saya

lakukan. Dan saya merasa bahagia apabila saya melihat pasangan

saya tersenyum dan tertawa setiap hari, apalagi jika itu semua

karena saya. Senyum dan tawa pasangan saya yang tersimpan

dalam ingata saya tersebut juga yang dapat meredamkan emosi

saya ketika sedang bertengkar dengan dia. Dapat disimpulkan

rasa bahagia memiliki makna yang lebih dalam daripada rasa

senang. Semua orang pasti mendambakan kelak mereka

mendapat kebahagiaan bersama pasangannya. Akan tetapi untuk

mendapat kebahagiaan tersebut tidaklah mudah, karena

PSIKOLOGI HUMANISTIK 2017 23


dibutuhkan pengorbanan dan keikhlasan dari masing- masing

individu.

Saya dapat melihat dan merasakan perbedaan antara

kebahagiaan dan kesenangan. Bahagia itu jauh lebih dalam

ketimbang kesenangan. Bahagia itu lebih bermakna bagi diri kita

dari pada sekedar mendapat kesenangan. Kebahagiaan itu jauh

lebih berharga dan sangat mahal dari pada harga sebuah

kesenangan. Bahagia itu lebih menyentuh ke dalam diri seseorang

dan dia akan merasakan sesuatu yang jauh lebih nyaman. Saat

seseorang telah dapat menemukan potensi dirinya dan jati dirinya

yang terdalam lalu kemudian dia mengaktualisasikannya dalam

kehidupannya, maka dia akan bisa merasakan kebahagiaan itu.

Kebahagiaan adalah menyangkut sesuatu yang dapat

membuatnya semakin bermakna. Tidak hanya bermakna bagi

dirinya tapi juga bagi orang lain. Kebahagiaan identik dengan

manfaat yang berjangka panjang. Tidak semu dan dapat benar-

benar kita rasakan. Kebahagiaan adalah milik semua orang. Dan

saya yakin setiap orang pernah merasakan kebahagiaan itu dan

perasaan ini beda dari hanya sekedar kesenangan.

PSIKOLOGI HUMANISTIK 2017 24


Kesenangan adalah hal yang lebih mudah dicapai

daripada kebahagiaan, karena kesenangan hanyalah sesaat,

kesenangan adalah rasa nafsu yang telah terpenuhi, dan

terkadang, kita menyesal karena hanya memenuhi nafsu, tanpa

menggunakan akal. Dan hal itu, sangat sangat berbeda dengan

kebahagian, karena kebahagian adalah rasa tenang, bangga, puas,

dan rasa itu bertahan lama, bahkan bisa selamanya, dan tentunya

tidak diakhiri dengan sebuah penyesalan, dan biasanya membuat

orang lain bahagia juga dan tersenyum.

Contohnya bila kita bertengkar dengan seseorang dan

mungkin bisa memukulnya habis-habisan, akan timbul perasaan

senang karena telah berhasil mengalahkannya, namun hati pasti

akan dilingkupi dengan rasa sesal karena telah menyakitinya.

Contohnya lagi bila kita makan sepuasnya, pertama kita memang

akan merasa senang namun akhirnya karena hanya memenuhi

nafsu, ketika kita telah kekenyangan, maka akan timbul

penyesalan dihati kita. Dan mungkin meluapkan emosi, seperti

membanting barang, menghantamkan kepala sendiri, memukul

tembok, mungkin segala emosi bisa terpuaskan, dan mungkin kita

PSIKOLOGI HUMANISTIK 2017 25


akan merasa senang, lega, namun itu semua hanya untuk

memuaskan nafsu saja, dan takkan menyelesaikan masalah.

Contoh kebahagiaan lain yang pernah ada di dalam hidup

saya adalah ketika saya berhasil masuk universitas favorit.

Keluarga saya yang merasa kebahagiaan itu begitu juga saya.

Keluarga saya senang, bangga, dan puas. Ketika lebaran semua

kejadian itu akan terus di bahas dan berlanjut. Saya bahagia bisa

membuat orang tua saya bahagia juga.

May (1981) menunjukkan bahwa ada perbedaan antara

kebahagiaan dan kesenangan yang harus dihargai sebelum upaya

untuk menggabungkan mereka merupakan hal yang mungkin.

Kebahagiaan cenderung ke arah keadaan satis-akar latin

kepuasan, satitation, dan saturasi-dan kedamaian tenang yang

datang dengan kebutuhan seseorang terpenuhi. Seperti yang

memasukkannya, "happines adalah pemenuhan pola masa lalu,

berharap, dan tujuan," dan itu "dimediasi oleh sistem saraf

parasimpatis, yang ada hubungannya dengan makan, kepuasan,

beristirahat, dan ketenangan (p.241). ini adalah keadaan bebas

dari ketegangan dan perselisihan, keadaan istirahat yang aman

PSIKOLOGI HUMANISTIK 2017 26


dan statis daripada yang dinamis. mengejar kebahagiaan tidak

berbeda dari mengejar keamanan, dan pemenuhan kebahagiaan

terjadi apabila merasa puas dan nyaman saat istirahat.

Kesenangan, di sisi lain dimediasi oleh sistem saraf

simpatik, yang cenderung tidak ke arah istirahat melainkan

stimulasi dan terkait dengan keinginan erotis. "Kesenangan

adalah melepaskan, membuka, dan mengarah ke kekaguman dan

ketakjuban (itu) seperti hidup di tepi pisau cukur" (may,1981

p.241). Kesenangan mirip dengan ilham dan dilengkapi dengan

melanggar kebiasaan lama, pengakuan baru, dan meningkatkan

kesadaran. Hal ini kurang memuaskan tentang mimpi di masa lalu

dihasilkan kebahagiaan abadi dan tidur nyenyak dari membuka

kemungkinan-kemungkinan memanggil di masa sekarang dan

masa depan. Bahkan, untuk bebas dari desain masa lalu,

kesenangan menyambut "perselisihan sebagai dasar

keharmonisan yang lebih tinggi" (p.242). Dimana kebahagiaan

adalah ekspresi dari keamanan dan relaksasi yang timbul sebagai

salah satu yang menjamin rasa aman pada diri seseorang,

kesenangan berasal dari gejolak jiwa yang menggugah sebagai

PSIKOLOGI HUMANISTIK 2017 27


salah satu risiko diri dalam bertualang di luar dunia yang dikenal

dan dapat diprediksi.

Dalam mengejar kebahagiaan suami- istri, sukacita statis

adalah korban umum. Untuk memastikan kebutuhan kita dalam

keamanan dan kepuasan dapat terpenuhi, kita biasanya ingin

orang lain membuat komitmen yang kuat untuk kita. Menemukan

cinta, kita ingin bergantung pada hal tersebut. Judul dari dua buku

populer self- help, getting the love you want (hendrix,1988) and

keeping the love you find (hendrix,1992), menangkap agresi

(mendapatkan) dan posesif (menjaga) yang merupakan bagian

dari keputus asaan dalam urgensi kita sering merasa untuk

mengamankan kebahagiaan pribadi dan kepuasan dalam

hubungan cinta. Pada saat yang sama kita memberi harapan

bahwa suatu hubungan akan memenuhi kebutuhan kita untuk

keamanan, kita juga sadar akan menimbulkan kecemasan korosif

dan ketakutan kehilangan hal itu. Kebebasan cinta diberikan dan

diterima sehingga menyempit menjadi kecemasan untuk

menghindari kemungkinan kehilangan. Sebuah hubungan yang

terasa seperti surga bisa berubah menjadi neraka.

PSIKOLOGI HUMANISTIK 2017 28


Ini bukan kerinduan untuk kebahagiaan dalam dirinya

sendiri yang menjadi masalah. Memang, kebutuhan untuk

kenyamanan dan keamanan merupakan bagian yang tak

terhindarkan dari sifat mamalia dan sistem saraf parasimpatis.

Hal ini bukan kerinduan yang merusak dan sering

menghancurkan hubungan, melainkan merupakan desakan pada

cara kita sendiri dan takut bahwa kita akan kehilangan yang

memberi jalan kepada volatilitas kebosanan dan berpotensi

menghancurkan. Yang mendorong untuk memuaskan kerinduan

dan mencapai kebahagiaan untuk diri kita sendiri dapat

mendominasi keinginan tetap terbuka untuk orang lain dan

kemungkinan kesenangan diperbarui atau ketajaman

memperdalam dalam hubungan kita. Ini adalah berjuang

kompulsif untuk hasil yang memuaskan diri, seperti ajaran

buddha, penyebab penting dari kekecewaan dalam hubungan

cinta dan penderitaan neurotik dari semua jenis.

Saya pernah mendengarkan pengalaman teman saya

tentang hal tersebut. Saat masa pengenalan awal dan pacaran

berubah. Ketika sudah berstatus pacar rasa memilikinya semakin

PSIKOLOGI HUMANISTIK 2017 29


tinggi. Dia membatasi pacarnya bergaul dengan temannya. Dia

akan marah jika pacarnya menghabiskan waktu dengan

temannya, dia akan cemburu ketika pacarnya bersama teman

wanita, walau itu hanya teman kampus biasa. Dia seperti itu

karena takut kehilangan, dia menjadi sosok posesif dan

menyebalkan. Dia mengharuskan pacarnya menghabiskan waktu

hanya dengannya dan keluarga. Menurut di itu resiko berpacaran.

Dia sering bilang kangen dan sering mengajak ketemu. Tanpa dia

sadari semua hal tersebut yang menimbulkan kebosanan dan

menjadi potensi kehancuran hubungan, dan itu terbukti hubungan

mereka hanya bertahan 3 bulan itu juga sudah penuh dengan

drama. Semua yang manis di awal pada akhirnya akan berubah

juga.

Jalan cinta romantis mensyaratkan bahwa ketegangan

antara keinginan untuk kegembiraan yang luar biasa, melepaskan,

dan transendensi harus diakui dan hidup dalam hubungannya

dengan kebutuhan sama kuat untuk keamanan, kepuasan, dan

diandalkan. Bahkan hati kita berdebar keras, untuk membebask an

diri dari kerangka sempit, ada kerinduan mendalam bagi

PSIKOLOGI HUMANISTIK 2017 30


kelangsungan dan kenyamanan rumah tangga dan keamanan

psikologis. Ternyata tidak cukup untuk hanya mencintai dan

dicintai oleh orang lain. Kita juga cenderung melihat ke orang

tersebut untuk memenuhi beberapa kebutuhan pokok dan

emosional, apakah atau tidak kita mengakui untuk kekasih kita

atau bahkan untuk diri kita sendiri. Kebutuhan yang memadat

menjadi harapan, mengapur ke dalam agenda, dan menjadi

bersenjata sebagai tuntutan dapat melumpuhkan kegembiraan

cinta bebas yang dipertukarkan.

Misalnya kasih sayang yang mudah tumbuh dari jatuh

cinta dapat memicu perasaan posesif, cemburu, kebencian, dan

dendam yang secara rutin menyebabkan tindak kekerasan

terhadap orang lain. Dari literatur klasik untuk tarif televisi

minggu ini, kita menyaksikan bagaimana kehilangan cinta atau

cinta yang tak terbalas dapat mendorong kekasih frustasi untuk

tindakan agresif dari tindakan kecil dari pertengkaran atau

penarikan amarah, untuk tindakan menghina dari pelecehan

verbal atau pelecehan seksual; untuk tindakan lebih serius dari

PSIKOLOGI HUMANISTIK 2017 31


kekerasan fisik, atau bahkan kekejaman diperburuk penyerangan,

pemerkosaan, dan pembunuhan.

Seperti kisah teman saya yang saya ceritakan karena rasa

cinta bisa berubah menjadi rasa takut kehilangan, dia menjadi

sosok posesif dan menyebalkan. Dia membenci semua lelaki

yang berada di sekitar pacarnya. Hal tersebut membuat pasangan

itu sering bertengkar bahkan pernah sekali ketika yang wanita

memutuskan untuk mengakhiri hubungan lalu yang laki- laki

mengancamnya, akhirnya mereka tidak jadi putus awalnya. Lalu

berusaha bertahan dan akhirnya muncul tindak kekerasan dalam

pacaran. Tetapi semua drama tersebut untung hanya bertahan

selama tiga bulan. Akhirnya mereka memutuskan hubungan yang

mulai tidak sehat tersebut.

Selain itu, itu semua terlalu jelas bahwa kekecewaan cinta

mengubah kita terhadap diri kita sendiri; mengguncang harga diri

kita, dan membangkitkan perasaan putus asa, berartinya, dan

mengasihani diri sendiri termasuk kecemasan dan keputusasaan

yang mendalam. Ketika cinta tidak berhasil, kita mungkin

percaya bahwa ada sesuatu hal substansial hilang atau salah

PSIKOLOGI HUMANISTIK 2017 32


dengan diri kita sendiri. Hal ini dapat menyebabkan kita untuk

menarik diri dari kehidupan dan untuk terlibat dalam otokritik

keras, tindakan ceroboh, atau bahkan bunuh diri (menyaksikan

contoh putus asa romeo dan juliet).

Saya memiliki pengalaman putus cinta. Saat itu pacar

saya pergi meninggalkan saya. Rasanya sangat menyakitkan dan

saya juga malu. Kejadian tersebut benar-benar mengusik harga

diri saya. Saya merasa kalah. Akhirnya saya menutup hati saya

dan saya sempat merasa trauma. Saya merasa semua wanita tidak

bisa dipercaya. Lalu saya memutuskan untuk berubah

memperbaiki diri untuk menemukan jodoh terbaik, saya juga

memperluas pertemanan saya.

PSIKOLOGI HUMANISTIK 2017 33


HARGA CINTA

Cinta sejati yang romantis berfungsi untuk tidak hanya

memenuhi kebutuhan pribadi yang muncul namun fungsinya juga

untuk mengurangi kepuasan gairah daripada memberi inspirasi

olehnya dan dimurnikan melalui itu. Dalam bentuk idealnya,

hubungan cinta yang santun adalah untuk tetap suci sebagai

energi erotis antara kekasih yang disublimasikan ke dalam

pengejaran budaya atau spiritual tinggi. Jatuh cinta mengilhami

ksatria khususnya perbuatan kebesaran termasuk pembunuhan

naga jahat dan mendapatkan quest yang mendalam. Kurang tahu

bagaimana wanita disublimasikan keinginannya, meskipun

partisipasi bersemangat untuk menemukan ekspresi dalam

menyusun puisi erotis (mis, Bly, 1995, p.142). Titik penting

adalah bahwa ksatria dan wanita tidak terikat satu sama lain oleh

lembaga perkawinan dan keluarga dan pengaturan keamanan

yang menyediakan bentuk ini; melainkan ikatan mereka

didasarkan pada komitmen untuk eros itu sendiri dan perintah

yang eros mungkin membuat mereka.

PSIKOLOGI HUMANISTIK 2017 34


Disini seperti yang saya alami. Karena hubungan saya dan

pacar saya masih pacaran belum menikah. Jadi belum sah secara

agama, hukum, dan norma yang berlaku. Maka dari itu kami

harus menjaga nafsu erotis. Jangan sampai melakukan hubungan

pra nikah karena tidak bisa menjaga hal tersebut. Cinta sejati

akan bisa menjaga untuk mengatur gairah tersebut. Seperti saya

dan pacar saya lakukan. Kami menjalan hubungan berdasarkan

komitmen untuk saling menjaga, kami selalu menjaga dan

mengatur gairah kami. Kami memiliki batasan-batasan yang

jelas. Semua itu dilakukan atas dasar kasih sayang. Menurut kami

cinta itu saling menjaga bukan saling memenuhi. Semua pasti

akan lebih di waktu yang tepat yaitu ketika sudah sah secara

agama dan hukum.

Untuk mengikuti jalan cinta, perlu untuk rela membuka

diri untuk mencintai ekstasi ini. Seperti yang saya alami ketika

jatuh cinta saya merasakan estasi yang membingungkan tersebut.

Senyum-senyum sendiri membaca pesan darinya, jantung

berdetak lebih cepat ketika hp berdering dan muncul balasan

pesan darinya, ingin tampil menarik jadi sangat memperhatikan

PSIKOLOGI HUMANISTIK 2017 35


penampilan, merubah beberapa kebiasaan saya. Ketika bertemu

terkadang salah tingkah dan melakukan hal konyol. Ekstasi

tersebut memang mengganggu ketenangan hidup saya dan

mungkin juga membuat saya menggunakan topeng awalnya

namun jujur saja itu membuat hidup saya lebih menantang dan

berwarna.

Keretakan ego adalah tidak peduli cahaya dan itu adalah

hal yang biasa bagi kita untuk yang lebih memilih untuk "hidup

tenang jika putus asa" daripada risiko ancaman pergolakan

emosional. Untuk hubungan jangka panjang tanpa gairah menjadi

tumpul dan kontak seksual telah menjadi rutinitas bukanlah

kejadian biasa di mana satu atau kedua pasangan berhasil

membangun rasa keamanan pribadi dengan mengorbankan gairah

gembira. Tentu saja menghindari gejolak cinta baik dengan

menghindari hubungan intim sama sekali atau dengan terlibat

dalam hubungan seksual yang dangkal serial cara lain untuk

mempertahankan eksistensi ego-terikat yang terisolasi.

Dari pengalaman teman saya ada juga yang hubungan

mereka kandas karena si wanita tidak mau di ajak melakukan

PSIKOLOGI HUMANISTIK 2017 36


hubungan intim, apalagi si cowok termasuk cowok

berpengalaman yang lumayan sering melakukan hubungan

tersebut dengan wanita terdahulunya. Walaupun di awal

komitmen si cowok berjanji akan berubah, namun hal tersebut

tetap saja terjadi. Karena si cowok sudah terbiasa melakukan

kontak seksual untuk mendapatkan kegembiraan dan bagi si

cowok disitu membangun rasa aman karena nantinya si wanita

akan sulit lepas darinya.

Sedangkan harga menghindari cinta adalah hidup dalam

kehidupan yang dihantui yang akan tetap tidak hidup, harga

menyerah pada cinta adalah untuk beberapa derajat, hilangnya

ilusi seseorang tentang diri sendiri dan dunia seseorang. Cinta

adalah pisau menembus ilusi bahwa kita adalah pusat dunia,

mengantarkan kami ke sebuah eksistensi semakin tak terduga,

tidak aman, dan tanpa pamrih, salah satu yang akan hidup dalam

kepenuhan aktualitas fana. Fantasi keabadian dan berpusat diri

cara keamanan memberi hidup sebuah hidup dengan kesadaran

yang lebih besar dari sifat saling sementara hal dan seluk-beluk

bahagia dan pedih menjadi manusia. Eros berfungsi untuk

PSIKOLOGI HUMANISTIK 2017 37


meningkatkan kapasitas pecinta menjadi lebih sensitif dan

responsif baik satu sama lain dan dengan dunia. Menurut saint

augustine menaruh adalah, "eros ... Apakah kekuatan yang

mendorong manusia kepada Tuhan" (mengutip Mei, 1969, hal.

72). Melalui mengirimkan ke ekstasi dan menjalani cobaan

asmara, ego menjadi center, dan ini adalah baik harga dan

mempercept karunia cinta.

Jatuh ke dalam cinta berarti kita kehilangan pijakan.

Kebiasaan, kesadaran diri dan atitude tergelincir karena kita

tergelincir ke dalam, cara yang lebih numinus kurang

didefinisikan berada di dunia. Kami jatuh ke dalam kebahagiaan

cinta dan ke dalam kehidupan yang belum menghidupkan kami,

yang mengandung impuls "seram" yang tidak terintegrasi dan

konflik. Keintiman bergairah menembus pendangkalan dan

bersatu melalui lapisan isolasi dari citra diri, meletakkan

menanggung inti subjektivitas kami. Cinta dan terbuka ke yang

lain, dan dengan demikian untuk diri kita sendiri, semua jenis

ketakutan, posesif, kegembiraan, dan kerinduan yang tidak masuk

akal yang ditimbulkan. Hal yang tersembunyi terkena, dan apa

PSIKOLOGI HUMANISTIK 2017 38


yang telah terbengkalai akan terangsang. Uji coba ksatria

simbolis menggambarkan situasi ini. Sebuah keadaan kesadaran,

jatuh cinta dapat melemahkan sikap egosentris, sehingga

membangkitkan pulas naga dan memanggil pencarian batin.

Suasana hati yang tidak masuk akal, aspirasi, tuntutan,

kecemburuan, kebencian, kebingungan, dan apa pun knot

emosional lainnya dari masa lalu berbaring terselesaikan dalam

hati kita membangkitkan, dan kita dipaksa untuk mengatasi hidup

yang tercemar ini

Meskipun courtly lore menggambarkan ksatria sebagai

anggota dari pasangan santun yang menghadapi naga dan

melakukan pencarian, kita tidak harus membiarkan jenis kelamin

ksatria mengalihkan perhatian kita. Kebangkitan psikologis dan

cobaan dalam cinta yang intens terjadi pada wanita dan pria

sama, dan disiplin diri dan kelembutan yang diperlukan oleh kode

ksatria menantang pecinta baik gender. Uji coba di jalan cinta

memungkinkan kedua ksatria dan wanita untuk lebih

mewujudkan cita-cita kesatria dari "gentleman or gentlewoman”

PSIKOLOGI HUMANISTIK 2017 39


GENTLENESS DAN

KEDISIPLINAN PENGUASAAN DIRI

Karena tindakan sederhana jatuh cinta melibatkan sedikit

atau tidak ada usaha dan bahkan mungkin merasa seperti tindakan

kasih karunia, kita naif menganggap bahwa cinta abadi harus juga

mudah. Namun, penyair dan orang bijak dari berbagai usia tahu

yang berbeda. Rilke (1975) lantang menyatakan, "Untuk satu

manusia untuk mencintai orang lain: bahwa mungkin yang paling

sulit dari semua tugas kami, tes terakhir dan bukti, pekerjaan

yang semua adalah jata pekerjaan lain" ( p. 31). Fromm (1956

lebih lanjut menyarankan bahwa tugas utama ini adalah sebuah

seni yang harus dipelajari dan dipraktekkan sehingga dapat

mengembangkan "master dalam hal ini kerja seni seperti

memakan waktu lebih dari." Hanya perasaan yang kuat "(P.47);.

Dibutuhkan komitmen yang menentukan dan memutuskan untuk

menghadapi diri sendiri, terutama ketidakmampuan seseorang

untuk mencintai lebih lengkap. Secara khusus, "syarat utama

untuk pencapaian cinta adalah penanggulangan seseorang

narsisme" (P. 99)

PSIKOLOGI HUMANISTIK 2017 40


Sosok yang gentle adalah seseorang yang telah

ditundukkan, atau di jalan menundukkan, mereka posesif, agresif,

dan destruktif impuls yang berakar pada kepentingan sendiri.

Menjadi "lembut" tidak harus dipahami sebagai menjadi pasif

atau "bagus" atau sebagai menghindari konfrontasi. Hal ini juga

tidak mengacu pada atribut khusus perempuan, seperti dalam

"seks lembut." Untuk menjadi seorang ksatria atau wanita dalam

arti sopan adalah menjadi semakin sensitif (lembut) dengan

kondisi yang sebenarnya dari diri sendiri, yang lain, dan situasi

hidup saat ini. Melalui menetap dalam situasi seperti itu daripada

mencari beberapa bentuk pelarian, kami selalu datang melawan

aspek-aspek diri kita yang telah diasingkan atau tidak dikenal.

Membiarkan diri kita sendiri akan dibuka oleh situasi kehidupan

sulit atau menarik menantang sikap berpikiran kecil dan

keyakinan yang membatasi diri kita tentang siapa kita, bagamina

kita berpikir, dan apa yang kita butuhkan di dalam kehidupan

umum dan kehidupan percintaan.

Penjinakan impulsivities dan mendapatkan kembali diri

ketenangan merupakan disiplin yang penting, berharga dalam

PSIKOLOGI HUMANISTIK 2017 41


dirinya sendiri dan sebagai dasar untuk meningkatkan

pendalaman cinta. Tentu saja, hubungan menjadi lebih

memuaskan ketika isu konflik diselesaikan; hubungan puas

adalah, setelah semua, ideal yang layak untuk hubungan

berkomitmen secara umum dan untuk pasangan yang sudah

menikah khususnya Tapi bagi pecinta di jalan mistis asmara,

menenangkan nafsu saja bukanlah tujuan akhir. Hal ini hanya

satu kaki dari praktek romantis sejati. Kaki lainnya adalah

Kerinduan penangkal petir, dan ketegangan itu membawa, harus

tetap bersemangat dan hidup untuk sebuah hubungan menjadi

romantis

Jalan asmara menunjukkan bahwa cinta sejati berkembang

ketika dua impuls yang tampaknya bertentangan keinginan erotis

dan perlu kepuasan tetap terjalin tetapi tidak harus diselesaikan.

Kerinduan untuk persekutuan dengan yang dicintai harus

dibebaskan untuk api penuh sementara desakan memuaskan

hasrat yang dilepaskan. Menjelang akhir ini, pecinta asmara

otentik sengaja menyerahkan kepada praktik mempertahankan

kerinduan

PSIKOLOGI HUMANISTIK 2017 42


Untuk datang ke pemahaman yang lebih baik dari

ketegangan antara erotis keinginan dan kebutuhan keamanan, kita

harus mempertimbangkan asumsi bersejarah dari usia ksatria

yang membentuk dan menginformasikan ide- ide asmara dan

komitmen kita. Dari ebook The Handbook of Humanistic

Psychology topik tentang Romantic Love as Path oleh G.

Kenneth Bradford ini, dapat disimpulkan bahwa untuk

mendpatkan cinta romantis bukan sekedar mitos belaka, akan

tetapi bisa sebagai jalan bagi setiap orang untuk mendapatkan

cinta romantis. Semua bergantung pada individu masing- masing

bagaimana cara menyikapi hubungan dengan pasangannya. Agar

dapat memenuhi keinginan erotis dan kebutuhan keamanan dari

pasangannya.

PSIKOLOGI HUMANISTIK 2017 43


Daftar Pustaka :

Schneider, K. J., Pierson, J. F., & Bugental, J. F. (Eds.). (2014).

The handbook of humanistic psychology: Theory,

research, and practice. Sage Publications.

PSIKOLOGI HUMANISTIK 2017 44


ENGLISH VERSION

PSIKOLOGI HUMANISTIK 2017 45


F a c u l t y of P sy c h ol o g y – A i rl a n g g a Uni ve r s i ty

INTRODUCTION

I was a psychology student semester of 9, had the final semester

but not yet taking thesis. My trip in psychology is quite long and tiring,

but there are many things I learned. Studies in psychology in my

opinion a real and can be directly applied to my everyday life, but its

ability to abstract as a practical science like studying engineering.As

one example, I took a course in which the relationship between the

person that week to discuss chapter of verbal and non verbal

communication. There was also explained that verbal communication

was kind of communication more smooth and polite as can be set and

made, while the non verbal is natural, not easily managed or

controlled.Because it's non-verbal communication for example is a

gesture, tone of voice, body language, and eye contact. From whence

also we can detect a person is lying or not, as long as we are careful and

sensitive from it all can be seen. People can set up the grammar and

speech, but can not regulate body language, gestures, and eye

contact. That's one example of science lectures I could direct me to

apply in my everyday life. Unlike my friends who, for example

studying management, they continue to study the numbers and theories

are concerned, but science is not directly related to daily life, especially

1|H u m a n i s t i c P s y c h ol o g y
F a c u l t y of P sy c h ol o g y – A i rl a n g g a Uni ve r s i ty

those if when they graduate and choose different professions to subject

them the. There was also a friend of the Islamic Economy, they studied

the economics of the Islamic side. In the lecture to learn that saving

money in the bank and earn interest is forbidden.Bank interest haram

according to Islam, since in Islam an additional usury and riba is

haraam. Yet the reality in Indonesia is still small Islamic banks, and

Indonesia is not an Islamic state despite the fact that the majority of

Muslims, but there are still many non-Muslims who live and work in

Indonesia. The science still can generalize to date in Indonesia, even

my own friends are still saving money in conventional banks.

2|H u m a n i s t i c P s y c h ol o g y
F a c u l t y of P sy c h ol o g y – A i rl a n g g a Uni ve r s i ty

MEANING OF LOVE

In college I also had to learn about love. The words were

certainly not a foreign thing especially for students like me. Everyone

knows love, even from childhood we already know love. From

childhood we are treated by our parents with love, so we can grow up

to now. I remember most about the love triangle theory Stenberg who

once described by my lecturers. According to the theory that love

consists of intimacy, commitment, and passion. I agree with that theory

because I've experienced it directly, a connection will be initiated when

having three components in a balanced and even. I once had a

boyfriend who is now a former mine of course. He was not too pretty

but interesting. I like to communicate with him, and knew him since I

became even more attention to appearance and self- image of myself

and I think I showed passion there.After communicating more intense

finally get to know each other and an open, distu nascent comfort. I

think my intimacy began to emerge. Finally, after all the processes that

he offers a status for the two of us are going, I think that's where the

name appears commitment. But apparently he could not keep that

commitment, he was having an affair with another man. Our

3|H u m a n i s t i c P s y c h ol o g y
F a c u l t y of P sy c h ol o g y – A i rl a n g g a Uni ve r s i ty

relationship eventually foundered in a short time. Because of that

experience I agree with that theory.

Antiquity people still menrut Freudian view love, which is the

most prominent sexuality. According to Freud the embodiment of love

is sexual libido. I certainly do not agree with that sentence, because I

can live without love includes sexual libido. I have always been able to

keep it even though I really love that person. Because I always keep the

good name of my parents and remember his advice about the

importance of responsibility. Even when I was in was taunted by my

friends because I never kissed I also do not care. But as time went on,

the era has changed. Came the new thoughts about love more

humanistic that of Abraham Maslow. According to Abraham Maslow

in man there is a motivation to promote love in the form of their basic

needs they have. The need is exactly what he says has influenced the

expectations of love caused. Among these motivations embodied in the

requirement needs: basic needs such as physiological needs, safety

needs, needs love and affection, and recognition or self-actualization

needs.

4|H u m a n i s t i c P s y c h ol o g y
F a c u l t y of P sy c h ol o g y – A i rl a n g g a Uni ve r s i ty

PHENOMENOLOGY LOVE

According to humanistic also love is the phenomenology, a

phenomenon that is realized by humans. Nowadays love is a

phenomenon that always occurs among young people in

particular. Everyone has experienced love, and interest in the opposite

sex. I also of course have experienced it all. I'll tell you a glimpse of the

phenomenon of love I've ever experienced. One day I ever meet with

someone, physically he was not too pretty, but she has a special appeal,

the attitude was polite and soft and looks can keep yourself well. At

first I only met the usual, because of the appeal it has prompted me to

know him. The longer I feel increasingly recognize, it was also pretty

good personality.I think he is an adult figure, had 'broad and open, and

her dear family, especially her mother. Without realizing the longer I

was amazed. I even enjoyed the communication with him, even I began

to wait and look forward to a message from him. When he was busy I

began to feel lost, when he replied to a message without realizing it

made me smile himself. When I phoned began to emerge a sense of

excited somehow. Even when suddenly want to meet me longer spend

time in the bathroom, making a mess of my closet because confused to

choose clothes when I have a lot of clothes and decent, and the last one

5|H u m a n i s t i c P s y c h ol o g y
F a c u l t y of P sy c h ol o g y – A i rl a n g g a Uni ve r s i ty

I so concerned with the well- groomed appearance. I started to become

personally neat to look attractive. I enjoyed the little attention he gave,

and I felt uncomfortable when he was seen near the well with another

man. I am sad to see him engrossed in communication with

dikampusnya guy friends but they only discuss the tasks and things

around the campus. Somehow when I was puzzled why like that, and

then I decided to stories with my best friend. According to my friend

when I started falling in love, and it appears jealousy. I was confused

and wondering. But if the recall is really funny and interesting

experience I have. When menglaminya I can feel a variety of emotions

(sad, happy, scared, angry).

From this experience I experienced four stages:

1. objectified

When I chose memulain acquainted with her and doing

intense communication

2. Identification

I am interested in communicating with it because it has

its own charm, ranging from words and courteous

6|H u m a n i s t i c P s y c h ol o g y
F a c u l t y of P sy c h ol o g y – A i rl a n g g a Uni ve r s i ty

behavior when the meet. And has a way of

communicating that is comfortable and not easily

offended when joking.

3. Correlation

After the initial impression is quite positive that he show

my continued with intense communication. There, as

time passes the more I recognize the figures.Turns out

he's mature enough to act and to address a problem. He

was also the kind of woman that is dear family,

especially his mother. Here I was amazed and loved

figure in outside and inside. He also treated me well, and

give enough attention and not excessive. I also feel

comfortable with it.

4. Constitution

Initially only acquainted ordinary, but because he has

appeal, I started to know more by way of intense

communication. After identifying a more intense I found

other good qualities. He is a figure of adult and family

affection. He also treated me well, and began to give

7|H u m a n i s t i c P s y c h ol o g y
F a c u l t y of P sy c h ol o g y – A i rl a n g g a Uni ve r s i ty

enough attention. There also began to appear

convenience. Eventually I was confused by the

appearance of sadness when she disappeared because of

his work, I smile himself when he wrote a message or

receiving telephone calls from me, deg-deg late while

talking via telephone, wants to be a man who appealed

to him, and the last feel a little upset or jealous when he

communicates with friends of the opposite sex when

merely discussing college and on campus. As a result of

all that I felt a dilemma and finally made me consult

with my friends, and from him I realized that I began to

fall in love and have already appeared curiosity and

jealousy have started there.

8|H u m a n i s t i c P s y c h ol o g y
F a c u l t y of P sy c h ol o g y – A i rl a n g g a Uni ve r s i ty

PHENOMENOLOGICAL APPROACH

Phenomenology is the description of a phenomenon or

something that appeared. Phenomenology focuses on phenomena

realized by humans. What is studied is not only the existence of the

phenomenon, but also what lies behind the phenomenon, such as the

causes and consequences of the phenomenon.

In view of the phenomenon, there are 3 approaches used,

namely skepticism, idealism and relativism. Skepticism is an approach

that considers that in this world there is no single thing right. There will

always be gaps to deny the truth of something. Idealism holds that truth

exists only in the form of common sense ideas. Truth beyond the mind

of man is considered invalid here. Relativism argues that there is no

absolute truth. The truth depends on understanding seserang against

something "right" itself. True according to a person, not necessarily

true according to others.

In phenomenology, there are two important terms that must be

understood, namely:

1. bracketing

9|H u m a n i s t i c P s y c h ol o g y
F a c u l t y of P sy c h ol o g y – A i rl a n g g a Uni ve r s i ty

Bracketing or also called phenomenological reduction is an

expression of the essence or nature of the object. In this case all

the common assumption that there aside from prejudice, theory,

philosophy, religion, or of the mind common sense so that

symptoms encountered can be accepted as they are.

2. intentionality

According to Husserl (in Zainal Abidin, 2006) intentionality is

an essence of consciousness. The point is to understand

something, in which each individual has the experience of

objective and subjective. The objective side of a phenomenon is

something that can be seen, heard, felt, thought, or something

that is still to be considered. While the subjective side is an

activity such as listening, thinking, and judging ideas. So, if

going to understand anything then both sides must be presented.

An awareness is always associated with the objective pole, ie

objects realized. Based on the investigation conducted by Husserl

there are four activities inherent in consciousness, among others

objectified, identification, correlation, and the constitution.

1. Intentionality is Objectification

10 | H u m a n i s t i c P s y c h o l o g y
F a c u l t y of P sy c h ol o g y – A i rl a n g g a Uni ve r s i ty

In this activity intentionality directs data on intentional objects

that looked at the data (data hyletic). This intentionality function

is to link the data with the object (which is not part of

consciousness). Within this there is a complex structure in

which data is used as a raw material and integrated within the

object so as to form a polar objective. For example, in the

perception and other activities such as thinking.

2. Intentionality is the identification

Directing data in a variety of events on objects above results

objectification. This activity is influenced aspects of motivation,

interest, involvement of both emotional and intellectual. This is

necessary because otherwise, there would be no object is

identical.

3. Intentionality is the correlation

Objects of identical shows another aspect which is becoming

horizon. Then, the horizon giving hope in the future. These

aspects are overshadowed earlier identical objects.

4. Intentionality is Constitutional

11 | H u m a n i s t i c P s y c h o l o g y
F a c u l t y of P sy c h ol o g y – A i rl a n g g a Uni ve r s i ty

This activity creates intentional objects derived from the

sediment intentional activities.

In view of the human being, there are also two approaches are

mutually contradictory, but always there everywhere. Both approaches

are reductionism and holism.Reductionism in this case is how the ma n

looked at by the smallest element in his life. Holism in this case the

point is how to view the human being as an integrated whole, not

deducting anything from him.

There are 2 kinds of reductionism that appears (Tageson, 1982),

namely:

1. Biological reductionism

Considers all knowledge, including knowledge of man, based on

the language of mathematical physics and chemistry. All that

happens is reduced to physicochemical components. Considers

that life is mere coincidence due to the arrangement of certain

molecules.

2. Mathematical reductionism

12 | H u m a n i s t i c P s y c h o l o g y
F a c u l t y of P sy c h ol o g y – A i rl a n g g a Uni ve r s i ty

Reducing the qualitative aspects of the human experience to the

quantitative aspect. Generally has a good purpose, as long

realized that the reduction of 14 will not be able to cover all

aspects of reality and human experience.

13 | H u m a n i s t i c P s y c h o l o g y
F a c u l t y of P sy c h ol o g y – A i rl a n g g a Uni ve r s i ty

LOVE IN BRADFORD THEORY

Love is something that is definitely felt by everyone, including

what I feel. The extent of the conversation of love starts from the

friendship, courtship, until marriage.That feeling appears to everyone in

early adulthood, because one of the main tasks of early adult

development is looking for a partner. Bradford (590-594) mentions that

romantic love is a love that is owned by individuals who are able to

realize the privilege partner, freed from the notion egoisentris,

celebrating the uniqueness and freedom partner. Everyone must have

longed romantic love, which makes them happiness, comfort, and have

someone who can be relied upon. I think I was having such a romantic

love. More precisely it was my partner's behavior to me. My partner

was still looking at me I was special although I am physically less

attractive by themselves. Academically, my college including delayed

and my GPA is not too high. She was in a relationship with both,

following the conversation I started. He was able to make me interested

in their own way. He is willing to take the time and effort to hear every

story I am experiencing as well as the difficulties that I have tasted. I

am also the person who is quite protective, as if he did not realize a lot

of shortcomings that I have. Of all the vices I mentioned he always

14 | H u m a n i s t i c P s y c h o l o g y
F a c u l t y of P sy c h ol o g y – A i rl a n g g a Uni ve r s i ty

thought that it was actually my uniqueness. As my demanding nature

that he considers his race to evolve, I have protective properties such as

being able to provide comfort to him. I feel very fortunate to know and

to have him. I really feel the comfort and happiness with him. Does not

mean my relationship with him is always smooth and seamless. Fixed

problem will always arise, but with politeness he has able to assist us in

resolving all the problems that occurred and the circumstances became

calm again. All the issues were always resolved together.

15 | H u m a n i s t i c P s y c h o l o g y
F a c u l t y of P sy c h ol o g y – A i rl a n g g a Uni ve r s i ty

SIGNS FOUR ROMANTIC LOVE

There are four signs of romantic love, the first is to fall in love

with the expected ideal partner. In my opinion, found the ideal partner

in accordance with which we hope to make myself happy. The second

sign is not only loved the ideal partner, but the awareness to love each

other is more ideal. I agree with the theory, because romantic love can

not just walk in the same direction, to get romantic love there must be

reciprocal of one another. The third sign, their freedom to belong to one

another. In my opinion, their freedom to belong to each other is one of

the most important things, it can be supported by their trust in the

partner. The fourth distinguishing mark of romantic love is nature as

transcendental discipline to engage as relations unconventional and is

not bound by the usual norms and social customs. I disagree with this

theory, because in Indonesia has a strong law with the law of marriage

and so on. The theory is not suitable for use with the culture and laws

that exist in Indonesia. I think to get romantic love, there must be a

marriage in advance in accordance with the religion, culture and law in

the country.

But for now I really feel romantic love in accordance with the

four pins. My partner is an ideal figure I expected, physically and

16 | H u m a n i s t i c P s y c h o l o g y
F a c u l t y of P sy c h ol o g y – A i rl a n g g a Uni ve r s i ty

nature he really my type. My feelings for him too avenged. Of course

our relationship is not one-way relationship, we give each other, and

fight together, and we loved each other too. We also trust each

other.There is a belief and freedom in our relationship. We do not limit

the opposite sex intercourse between us. We also always give time for

couples to spend time with her friends.Do not always have to spend

time together, because we know we are social beings who will need

help from others as well. We really avoid excessively protective,

restraint, and excessive jealousy. Our relationship is just going out and

it is not yet valid religion and law. Due to being the legitimate we

should make the process of marriage. We're not ready to do that

because there are many preparations to prepare for, but for clear

thinking in that direction already.

In my opinion, love is a gift which infinitely. Love being able to

make that alienated become very recognizable, able to change the

formerly simple becomes priceless.Feelings of love should be based on

a sense of sincerity and sacrifice. To get the perfect love, the need for

reciprocity from one another. I also want to meet the wishes of erotic

and security needs of the couple. It takes gentleness and self-discipline

to create romantic love. Examples can be seen here real softness with

17 | H u m a n i s t i c P s y c h o l o g y
F a c u l t y of P sy c h ol o g y – A i rl a n g g a Uni ve r s i ty

good communication with your partner, do not attach importance

kepentinngan personal and emotional control that either. Examples of

self-discipline can be seen and felt to maintain mutual trust in each

other.

From my experience it's true love being able to make that

alienated become very recognizable, making the simple becomes

invaluable. Initially we were just two strangers who become acquainted

and membicrakan things are not important, do not discuss anything in

private. We do not know each other personally, topics that we

discussed also something light. Over time we've know each other. He

could be the figure who best understand and recognize me. Our mutual

understanding of the nature and character of each. We are each trying

to meet the desires of each other. He became the first place I go to

complain, and share something fun as well. When I get into trouble he

would be the first I call when I mendaptkan something fun he is also

what I call first, and if it could be in for him as well that I will share

and give. Likewise he is against me.Without conscious of the stranger

be so recognized. From the stranger who does not have any influence

on my life, a person who's very meaningful and valuable. In a

relationship I certainly can not get the erotic needs are met like husband

18 | H u m a n i s t i c P s y c h o l o g y
F a c u l t y of P sy c h ol o g y – A i rl a n g g a Uni ve r s i ty

and wife who had sexual intercourse, but can I get a hug that can fairly

distribute it needs as well as safety and comfort. Hugs can also be a

cure for a little take load our problems. But we can embrace just

anyone, only people who love each other and meyayangi who can do

it.

19 | H u m a n i s t i c P s y c h o l o g y
F a c u l t y of P sy c h ol o g y – A i rl a n g g a Uni ve r s i ty

DIFFERENCES HAPPY AND GLAD

Love also can lead to a sense of happiness and pleasure. A Few

Words happy and it has the same meaning, but I think they are

different. I think happiness is a state of long- lasting, not temporary,

related to the judgments in life as a whole. While pleasure

is temporary, namely by stimulating the central nervous

pleasure. Examples in real life that I have ever experienced, I was

pleased when my partner noticed the simple things that I do. And I feel

happy when I see my partner smile and laugh every day, especially if

it's all because of me. Smiles and laughter my partner tucked away in

my ingata also can deaden my emotions when arguing with him. Can

be summed up the feeling of happiness has a deeper meaning than

pleasure. Everyone will crave their future happiness with a partner. But

to get happiness is not easy, because it requires sacrifice and sincerity

of each individual.

I can see and feel the difference between happiness and

pleasure. Happiness is much deeper than pleasure. Happiness is more

meaningful to us than just have fun.Happiness is much more valuable

and very expensive than the price of a pleasure. Happiness is more

touching in a person and he will feel something that is much more

20 | H u m a n i s t i c P s y c h o l o g y
F a c u l t y of P sy c h ol o g y – A i rl a n g g a Uni ve r s i ty

comfortable. When someone has been able to find his potential and his

deepest identity and then he actualize in his life, then he will be able to

feel the happiness. Happiness is about something that can make it more

meaningful. Not only meaningful for himself but also for

others. Happiness is synonymous with long-term benefits. No apparent

and can really we feel. Happiness is owned by everyone. And I'm sure

everyone has felt the happiness and the feeling is different than just

pleasure.

Pleasure is easier to achieve than happiness, because it is only

momentary pleasure, pleasure is a sense of passion that had been met,

and sometimes, we regret that only meet the desires, without the use of

reason. And it did, so very different from happiness, because happiness

is a sense of calm, pride, satisfaction, and a sense that last a long time,

even forever, and certainly does not end with a regret, and usually

make others happy too and smiled.

For example, if we fight with someone and may be able to hit it

out, there will be feeling happy because it has been defeated, but the

heart must be covered with a sense of regret for having hurt

him. Examples again if we eat as we first did feel good but ended up as

only satisfy lust, when we have a glut, then there will be regrets to our

21 | H u m a n i s t i c P s y c h o l o g y
F a c u l t y of P sy c h ol o g y – A i rl a n g g a Uni ve r s i ty

hearts. And maybe vent emotions, such as slamming stuff, smashing his

own, hitting the wall, probably every emotion can be satisfied, and

maybe we will feel happy, relieved, yet it was all just to satisfy the lust

only, and will not solve the problem.

Examples of other happiness that never in my life was when I

managed to get a favorite university. My family who feel the happiness

it so was mine. My family was happy, proud, and satisfied. When the

widths of all the events will continue to be discussed and continues. I

was happy to make my parents happy too.

May (1981) shows that there is a difference between happiness

and pleasure to be cherished prior attempts to combine them are

possible. Happiness tends towards a state of satis- latin roots

satisfaction, satitation, and saturation-quiet and peace that comes with

one's needs are met. As put it, "happines is the fulfillment of past

patterns, hope, and purpose," and it was "mediated by the

parasympathetic nervous system, which has to do with eating,

satisfaction, rest, and peace (p.241). This is the state of being free from

tension and strife, the resting state that is safe and static rather than

dynamic, the pursuit of happiness is no different from the pursuit of

22 | H u m a n i s t i c P s y c h o l o g y
F a c u l t y of P sy c h ol o g y – A i rl a n g g a Uni ve r s i ty

security, happiness and fulfillment occurs when satisfied and

comfortable at rest.

Pleasure, on the other hand is mediated by the sympathetic

nervous system, which tend to be towards the break but associated with

the stimulation and erotic desire."Pleasure is let go, open, and leads to

admiration and awe (it) is like living on the edge of a razor" (may, 1981

p.241). Pleasure akin to inspiration and equipped by breaking old

habits, new recognition, and raise awareness. It is unsatisfactory about

a dream in the past produced lasting happiness and a deep sleep from

calling opened up possibilities in the present and the future. In fact, to

be free from past designs, the pleasure of welcoming "the dispute as a

basis a higher harmony" (p.242). Where happiness is an expression of

security and relaxation that arise as one that ensures a sense of security

in a person, the pleasure derived from the turmoil that stirs the soul as

one of the risks in venturing outside world known and predictable.

In pursuit of conjugal happiness, joy static are common

victims. To ensure the security of our needs and satisfaction are met,

we usually want someone else to make a strong commitment to us. Find

love, we want to rely on it. The title of two popular books self-

help, getting the love you want (hendrix, 1988) and keeping the love

23 | H u m a n i s t i c P s y c h o l o g y
F a c u l t y of P sy c h ol o g y – A i rl a n g g a Uni ve r s i ty

you find (hendrix, 1992), captures the aggression (gain) and possessive

(maintain) that is part of the desperation in urgency we often felt to

secure personal happiness and satisfaction in relationships. At the same

time we give hope that relationship will meet our needs for security, we

are also aware of the corrosive cause anxiety and fear losing

it. Freedom of love given and received so narrowed to anxiety to avoid

the possibility of losing. A relationship that feels like paradise can turn

into hell.

It is not a longing for happiness in itself is the problem. Indeed,

the need for comfort and security are an inevitable part of nature and

the parasympathetic nervous system of mammals. It is not a longing

that damages and often destroys relationships, but rather an insistence

on our own way and are afraid that we will lose that give way to

boredom volatility and potentially devastating. That drives to satisfy

the longing and achieve happiness for ourselves can remain open for

the desire to dominate others and the possibility of renewed or acuity

pleasure deepen our relationship. It is a compulsive striving for

satisfactory results themselves, such as the teachings of Budd ha, an

important cause of disappointment in love relationships and neurotic

suffering of all kinds.

24 | H u m a n i s t i c P s y c h o l o g y
F a c u l t y of P sy c h ol o g y – A i rl a n g g a Uni ve r s i ty

I never listen to the experiences of my friends about it. During

its initial recognition and courtship changed. When the status of a

girlfriend already have the higher sense. He limits his girlfriend

hanging out with friends. He would be angry if his girlfriend to spend

time with her friends, she gets jealous when his girlfriend along with a

female friend, even if it's just a regular college friends. He was like that

for fear of losing, he became possessive and annoying figure. He

requires his girlfriend to spend time only with her and the

family. According to the risks in dating. He often told me nostalgic and

often invites met. Without him knowing all those things that lead to

boredom and become potential destruction of the relationship, and it

proved their relationship only lasted 3 months was also full of

drama. All that is sweet in the beginning will eventually change as

well.

Jalan romantic love requires that the tension between the desire

for ecstasy, release, and transcendence must be recognized and lived in

conjunction with the equally strong need for security, satisfaction, and

reliable. In fact, our hearts pounding, to free themselves from the

narrow framework, there is a deep longing for continuity and household

comfort and psychological security. It was not enough to just love and

25 | H u m a n i s t i c P s y c h o l o g y
F a c u l t y of P sy c h ol o g y – A i rl a n g g a Uni ve r s i ty

be loved by others. We also tend to look for the person to fulfill some

basic needs and emotional, whether or not we admit to our loved ones

or even to ourselves. Solidified needs to be hope, calcifying into the

agenda, and be armed as the demands can cripple the joy of love freely

exchanged.

For example affection are easy to grow from falling in love can

trigger feelings of possessiveness, jealousy, hatred, and revenge that

routinely lead to acts of violence against others. From classic literature

to television rates this week, we witnessed how the loss of love or

unrequited love can push lover frustrating to the aggressive actions of

the small action of fighting or withdrawal of anger, to the action of

insulting verbal abuse or sexual harassment; for more serious acts of

physical violence, or even cruelty aggravated assault, rape, and murder.

Like the story I was telling my friend because of love can turn

into fear of losing, he became possessive and annoying figure. He hates

all men to be around his girlfriend. This makes the couple often

quarreled even once when the woman decided to end the relationship

and the men threatened him, they finally broke up not so

originally. Then trying to survive and eventually appeared in dating

26 | H u m a n i s t i c P s y c h o l o g y
F a c u l t y of P sy c h ol o g y – A i rl a n g g a Uni ve r s i ty

violence. But all that drama fortunately only lasted for three

months. Finally they decided to start an unhealthy relationship such.

Other than that, it was all too obvious that disappointment in

love changed us against ourselves; shake our self-esteem and feelings

of despair, meaninglessness, and self-pity, including anxiety and

despair. When love is not successful, we may believe that there is

something missing or wrong substantial things by ourselves. It can

cause us to withdraw from life and to engage in self-criticism harsh,

careless, or even suicide (witness the example of desperate romeo and

juliet).

I have experience of a breakup. At that time, my girlfriend left

me. It really hurts and I also embarrassed. The incident really

disturbing my self esteem. I feel defeated. Finally, I close my heart and

I could feel the trauma. I felt that all women can not be trusted. Then I

decided to change to improve themselves to find the best mate, I also

extend my friendship.

27 | H u m a n i s t i c P s y c h o l o g y
F a c u l t y of P sy c h ol o g y – A i rl a n g g a Uni ve r s i ty

PRICE LOVE

True love romantic serves to not only meet the personal needs

that arise but its function is also to reduce the satisfaction of passion

rather than inspired by it and purified through it. In its ideal form, a

love affair that was to remain chaste manners as erotic energy between

lovers who sublimated into spiritual pursuits or high culture. Fall in

love inspires greatness knight particular acts including murder evil

dragon and get a deep quest. Less know how women sublimated desire,

although participation is eager to find expression in developing erotic

poetry (eg, Bly, 1995, p.142). The essential point is that the knights and

ladies are not bound to each other by marriage and the family and

security settings that provide this form; but their bond is based on a

commitment to eros itself and orders which eros might make them.

Here, as I experienced. Because of my relationship and my

boyfriend are still going unmarried. So it is not legitimate religion,

laws, and norms. Therefore we must keep an erotic lust. Do not let pre-

marital intercourse because he could not keep it. True love will be able

to keep to organize such passion. As me and my boyfriend did. We are

running the relationship based on mutual commitment to keep up, we

always keep and organize our passion. We have clear boundaries. All

28 | H u m a n i s t i c P s y c h o l o g y
F a c u l t y of P sy c h ol o g y – A i rl a n g g a Uni ve r s i ty

that is done out of compassion. We think that love each other to keep

each other not meet. All it will definitely be at the right time ie when it

is legitimate religion and law.

To follow the path of love, need to be willing to open

themselves to love this ecstasy. As I experienced when I feel in love

with the estasi confusing. Smiling himself to read a message from him,

the heart beats faster when the phone rang and her message reply

appears, want to look attractive so very concerned about the

appearance, change some of my habits. When he met sometimes

awkwardly and do something stupid. Ecstasy is indeed disturbing the

peace of my life and it may well make me use the mask initially but

honestly it makes my life more challenging and colorful.

Cracks ego is no light matter, and it is not unusual for us to who

prefers to "live in peace if desperate" rather than risk the threat of

emotional upheaval. For long-term relationship without passion

becomes dull and sexual contact has become a routine is not a regular

occurrence in which one or both partners successfully build a sense of

personal safety at the expense of excited arousal. Certainly avoid

turmoil in love either by avoiding intercourse altogether or to engage in

29 | H u m a n i s t i c P s y c h o l o g y
F a c u l t y of P sy c h ol o g y – A i rl a n g g a Uni ve r s i ty

sexual intercourse serial shallow another way to maintain the existence

of the ego-bound isolated.

From the experience of my friends there also their relationship

foundered because the woman does not want to be invited to have sex,

let alone the guy included experienced guy who quite often do the

relationship with the previous women. Although at the beginning of the

commitment the boy promised to change, but it still happens. Because

the guys are used to perform sexual contact to have fun and for the guy

there to build a sense of security because later the woman would be

difficult to be separated from him.

While the price of avoiding love is living in a haunted life that

will remain alive, the price of giving up on love is to some degree, the

loss of one's illusions about oneself and one's world. Love is the knife

through the illusion that we are the center of the world, drove us to an

existence more unpredictable, insecure, and selfless, one that will live

in the fullness of actuality mortal. Fantasy immortality and self-

centered way of security gives life a life with greater awareness of the

interconnected nature of transient things and the intricacies of happy

and painful to be human. Eros serves to increase the capacity of lovers

become more sensitive and responsive both to one another and with the

30 | H u m a n i s t i c P s y c h o l o g y
F a c u l t y of P sy c h ol o g y – A i rl a n g g a Uni ve r s i ty

world. According saint augustine put is, "eros ... Is the force that drives

man to God" (quoting in May, 1969, p. 72). Through submitting to

undergo the ordeal of ecstasy and romance, ego into a center , and this

is a good price and mempercept gift of love.

Falling into love means we are losing ground. Habits, self-

awareness and atitude slipped as we slip into, way more numinous less

defined are in the world. We fall into the love and happiness into our

lives that has not been turned, containing impulse "sinister" is not

integrated and conflict. Intimacy passionate and united silting penetrate

through the insulating layer of self- image, laying bear the core of our

subjectivity. Love and open to the others, and thus to ourselves, all

kinds of fears, possessive, excitement, and desire unreasonably

incurred. Hidden things exposed, and what has been abandoned will be

stimulated. The trial knight symbolically describe this situation. A state

of consciousness, falling in love can weaken egocentric attitude, thus

awakening slumbering dragons and summon inner search. Mood does

not make sense, the aspirations, demands, jealousy, resentment,

confusion, and any other emotional knots of the past lie unresolved in

our hearts awaken, and we were forced to cope with life's tainted

31 | H u m a n i s t i c P s y c h o l o g y
F a c u l t y of P sy c h ol o g y – A i rl a n g g a Uni ve r s i ty

Although courtly knight lore describe as a member of a couple

who face the dragon polite and do a search, we should not let gender

knight distract us. Awakening psychological and trials in intense love

occurs in women and men alike, and self-discipline and softness

required by the code of chivalry challenged lovers of either gender. The

trial in the ways of love allow both knights and ladies to help realize

the ideals of the knights of the " gentleman or gentlewoman "

32 | H u m a n i s t i c P s y c h o l o g y
F a c u l t y of P sy c h ol o g y – A i rl a n g g a Uni ve r s i ty

GENTLENESS AND

MASTERY OF SELF DISCIPLINE

Due to the simple act of falling in love involves little or no

effort and may even feel like an act of grace, we naively assume that

the eternal love must also easy. However, poets and sages of all ages

know different. Rilke (1975) declares, "For one human being to love

another: that is perhaps the most difficult of all our tasks, the last test

and proof, the work is all guns other work " (p. 31). Fromm (1956

further suggests that the main task this is an art that must be learned

and practiced so as to develop a "master in this case the work of art as

take over." Only the strong feelings "(P.47) ;. It takes commitment

determines and decides to confront themselves, especially the inability

of someone to love more fully. In particular, "the main condition for the

achievement of one's love is overcoming narcissism" (P. 99)

The figure of the gentle is someone who had been subdued, or

on the road bowed, their possessive, aggressive and destructive

impulses rooted in their own interests. Being a "soft" should not be

understood as being passive or "good" or as avoiding confrontation. It

also does not refer to specific attributes of women, like the "gentle

sex." To become a knight or lady in the sense of manners is more

33 | H u m a n i s t i c P s y c h o l o g y
F a c u l t y of P sy c h ol o g y – A i rl a n g g a Uni ve r s i ty

sensitive (soft) with the actual conditions of self, others, and life

situation today. Through settled in such situations rather than seek

some form of escape, we always come up against aspects of ourselves

that have been exiled or unknown. Allowing ourselves to be opened by

difficult life situations or interesting challenge small- minded attitudes

and beliefs that restrict ourselves about who we are, bagamina we

think, and what we need in public life and love life.

Taming impulsivities and regain self- tranquility is important

discipline, valuable in its own right and as a basis for improving the

deepening love. Of course, the relationship becomes more satisfying

when the issue of the conflict is resolved; relationship is satisfied, after

all, a worthy ideal for a committed relationship in general and for

married couples, especially on the road, but for lovers of mystical

romance, calming passion alone is not the ultimate goal. This is only

one leg of the practice of a true romantic. The other leg is longing

lightning rod, and the tension it brings, must remain vibrant and alive

for a relationship become romantic

Road romance shows that true love develops when two

seemingly contradictory impulses of erotic desire and need to stay in

touch but satisfaction does not have to be resolved. Longing for union

34 | H u m a n i s t i c P s y c h o l o g y
F a c u l t y of P sy c h ol o g y – A i rl a n g g a Uni ve r s i ty

with the beloved must be released for full fire while urging satisfy a

craving is released. Towards this end, lovers of authentic romance

deliberately handed to the practice of maintaining longing

To come to a better understanding of the tension between erotic

desire and need for security, we must consider the historical assumption

of the age of chivalry that shape and inform the ideas of ro mance and

commitment. Of ebook The Handbook of Humanistic Psychology topic

of Romantic Love as Path by Kenneth G. Bradford, it can be concluded

that for mendpatkan romantic love is not just a myth, but it can be a

way for everyone to get romantic love. It all depends on each individual

how to address the relationship with her partner. In order to meet the

wishes of erotic and security needs of the partner.

35 | H u m a n i s t i c P s y c h o l o g y
F a c u l t y of P sy c h ol o g y – A i rl a n g g a Uni ve r s i ty

Bibliography :

Schneider, KJ, Pierson, JF, & Bugental, JF (Eds.). (2014). The

handbook of humanistic psychology: Theory, research,

and practice . Sage Publications.

36 | H u m a n i s t i c P s y c h o l o g y

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai