Anda di halaman 1dari 3

n Menurut Centers of Disease Control and Prevention / CDC (2012), Guillain Barre

Syndrom (GBS) adalah penyakit langka di mana sistem kekebalan seseorang menyerang sistem

syaraf tepi dan menyebabkan kelemahan otot bahkan apabila parah bisa terjadi kelumpuhan. Hal

ini terjadi karena susunan syaraf tepi yang menghubungkan otak dan sumsum belakang dengan

seluruh bagian tubuh kita rusak. Kerusakan sistem syaraf tepi menyebabkan sistem ini sulit

menghantarkan rangsang sehingga ada penurunan respon sistem otot terhadap kerja sistem

syaraf.1

Guillain Barre Syndrome (GBS) adalah sekelompok gangguan yang diperantarai

sistem imun yang secara umum dicirikan dengan disfungsi motorik, sensorik dan otonom. Dalam

bentuknya yang klasik, GBS adalah suatu acute inflammatory demyelinating polyneuropathy

(AIDP), yang dicirikan dengan kelemahan otot simetris ascending progresif, dan hiporefleks

dengan atau tanpa gejala sensorik atau otonom; walapun begitu varian yang melibatkan saraf

kranialis atau keterlibatan motorik murni dapat juga dijumpai. Selain AIDP, bentuk yang paling

umum dikenali, varian lainnya mencakup acute motor axonal neuropathy (AMAN) dan acute

motor-sensory axonal neuropathy (AMSAN). Pada kasus yang berat, kelemahan otot dapat

menyebabkan gagal nafas, dan disfungsi otonom dapat memperumit penggunaan obat sedatif dan

vasoaktif.2

Dengan terkendalinya poliomyelitis, GBS menjadi penyebab paling penting dari

acute flaccid paralysis. Penyakit ini terjadi di seluruh dunia dan mengenai anak-anak maupun

orang dewasa. Guillain Barre Syndrome adalah diagnosis yang secara utama dibuat dengan

riwayat penyakit dan gejala klinis.2 Infeksi gastrointestinal atau pernafasan ringan mendahului

gejala neuropatik pada 1 hingga 3 minggu sebelumnya (kadang-kadang lebih lama) pada sekitar

60% kasus.2
Penelitian kini menunjukkan bahwa Campylobacter jejuni adalah organisme

penginfeksi yang paling sering dijumpai namun hanya dijumpai pada proporsi kecil kasus.

Kejadian sebelumnya atau penyakit yang berhubungan lainnya mencakup viral exanthems dan

penyakit virus lainnya [cytomegalovirus (CMV), Epstein-Barr virus (EBV), infeksi bakteri selain

Campylobacter (Mycoplasma pneumoniae, Lyme disease), paparan terhadap agen trombolitik,

dan limfoma (terutama Hodgkin disease).2

Guillain Barre Syndrome adalah suatu penyebab disabilitas jangka panjang yang

penting untuk sedikitnya 1,000 orang tiap tahun di Amerika Serikat. Karena GBS terjadi pada

umur yang relatif muda dan harapanhidup yang masih panjang setelah GBS,setidaknya 50.000

orang di Amerika Serikat mengalami efek residual dari GBS. Lebih kurang 40% pasien yang

diopname dengan GBS akan memerlukan rehabilitasi saat dirawat. Untuk pasien GBS yang

memerlukan opname untuk rehabilitasi,perlunya penggunaan ventilator memberikan dugaan

yang kuat akan panjangnya masa rawat inap untuk rehabilitasi.2

Hal lainnya yang mempengaruhi rehabilitasi adalah disautonomia, keterlibatan saraf

kranial, dan berbagaikomplikasi medis lainnya yang berhubungan dengan GBS. Sindroma nyeri

deaferentasi merupakan hal yang sering dijumpai pada tahap awal penyembuhan. Berbagai

Universitas Sumatera Utara komplikasi medis seperti trombosis vena dalam, kontraktur sendi,

hiperkalsemia akibat immobilisasi dan dekubitus juga dapat dijumpau pada tahap awal

penyembuhan dan dapat mempengaruhi program rehabilitasi . Anemia adalah hal yang sering

pada beberapa bulan awal penyakit namun tampaknya tidak mempengaruhi pemulihan

fungsional. Terapi harusnya tidak membebani unit motorik, yang berhubungan dengan

kelemahan paradoksikal.2

Anda mungkin juga menyukai