Anda di halaman 1dari 7

Mata Kuliah Dosen Pembimbing

 Pendidikan Anti Korupsi Dr. Zainal Abidin Pakpahan, SH, MH


 Sosiologi Hukum
 Antropologi Hukum
RESUME
Pendidikan Anti Korupsi
Drs. Anas Salahudin, M.Pd

Tugasan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat pada Mata Kuliah Pendidikann
Anti Korupsi, Sosiologi Hukum, Antropologi Hukum pada Semester Satu Hukum.

Disusun Oleh :
Nama : Muhammad Arifin Nasution
Npm 22002200182

Program Study Hukum


Fakultas Hukum
Universitas Labuhanbatu
Asam Jawa
2022
DAFTAR ISI
Kata Pengentar i
Daftar Isi ii
BAB 1
PENDAHULUAN 1
A. Rasionalisasi
B. Sudut Pandang Filsafat Ilmu Tentang Fenomena Korupsi di Indonesia
C. Korupsi dan Anti Korupsi dalam berbagai prespektif Keilmuan
D. Hubungan antara Upaya Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan
Politik di Indonesia
E. Peranan Pendidikan dalam Menanggulangi Pemberantasan Korupsi
BAB 2
KONSEP DASAR KORUPSI
A. Konsep Dasar Korupsi
B. Ruang Lingkup Korupsi
C. Model, Ciri, dan Tipologi Korupsi
D. Sejarah Perkembangan Perilaku Korupsi di Indonesia
BAB 3
FAKTOR PENYEBAB MOTIVASI KORUPSI
A. Faktor Penyebab Korupsi dalam Perespektif Teoritis
B. Faktor Penyebab Korupsi
C. Motif yang Mendasari Seseorang Melakukan Praktik Korupsi
D. Kekuasaan Mendorong Perilaku Kejahatan Korupsi
BAB 4
KONDISI DAN DAMPAK MASIF KORUPSI DI INDONESIA
A. Kondisi Korupsi Di Indonesia
B. Beberapa Kendala Penegakan Hukum
C. Korupsi dalam Perespektif Internasional
D. Dampak Masif Timbul dari Tindakan Korupsi
BAB 5
NILAI, PRINSIP, DAN BUDAYA ANTIKORUPSI
A. Konsep Budaya, Nilai, dan Prinsip Antikorupsi
B. Nilai – Nilai Antikorupsi dan Nilai – nilai Islam Tentang Antikorupsi
C. Perinsif – perinsif Anti Korupsi
D. Membangun Nilai, Prinsip, dan Budaya Antikorupsi
BAB 6
SISTEM HUKUM PEMBERANTASAN KORUPSI
A. Konsep Dasar Sistem Hukum Pemberantasan Korupsi
B. Pemberantasan dan Pencegahan Korupsi
C. Strategi Penanggulangan Kejahatan ( Korupsi ) Dengan Hukum Pidana
D. Berbagai Strategi dan / atau Upaya Pemberantasan Korupsi
BAB 7
LEMBAGA PENGEWAS EKSTERNAL
A. Konsep Sistem Pengawasan di Indonesia
B. Munculnya Lembaga Pengawas Eksternal
C. Ombudsman dan Pemberantasan Korupsi
D. Eksistensi Ombudsman dalam Pemberantasan Korupsi
BAB 8
PENCEGAHAN TINDAK PIDANA KORUPSI
Mewujudkan Good Governance dan Clesn Government
A. Konsep Korupsi dan Prinsip – prinsip Pengeloloan Keuangan Negera yang Baik
B. Sektor Penggunaan Dana APBN yang Rawan Korupsi dan Peran Kejaksaan
dalam Memberantas Tindak Pidana Korupsi
C. Unsur Kerugian Negara Berkaitan dengan Pengadaan Barang
D. Saran, Strategi, dan Langkah Pencegahan Korupsi dalam Mencapai Pembangunan
Good Corporate Governance
BAB 9
GERAKAN, KERJA SAMA, DAN INSTRUMEN INTERNASIONAL
PENCEGAHAN KORUPSI
A. Gerakan Kerja Sama Internasional
B. Instrumen Internasional Pencegah Korupsi
C. Pencegah Korupsi : Belanja dari Negara Lain
D. Arti Penting, Ratifikasi Konversi Antikorupsi bagi Indonesia
BAB 10
TINDAK PIDANA KORUPSI DALAM PERATURAN PERUNDANG –
UNDANGAN DI INDONESIA
A. Delik – delik Korupsi dalam KUHP
B. Latar Belakang Lahirnya Delik Korupsi dalam Perundang – undangan Korupsi
C. Pengaturan Beberapa Delik Dalam KUH Pidana
D. Pertanggungjawaban Pidana Pada Perkara Tindak Pidana Korupsi
BAB 11
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI :
Tindakan Preventif dalam Upaya Pemberantasan Korupsi
A. Penerapan Nilai, Prinsip, dan Budaya Antikorupsi dalam Pendidikan
B. Pendidikan Antikorupsi Sejak Usia Dini, Pendidikan Tinggi, dan Pendidikan di
Masyarakat
C. Usaha yang Harus Dilakukan Siswa untuk Mencapai Tujuan Pendidikan
Antikorupsi
D. Model Implementasi Pendidikan Antikorupsi pada Tingkat Persekolahan
BAB 12
MODEL PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DI PERGURUAN TINGGI ISLAM
DALAM GERAKAN ANTIKORUPSI
A. Kerangka Konseptual Pendidikan Antikorupsi di Perguruan Tinggi Melalui
Pendekatan Mikrokulturalisasi
B. Konsep Pendidikan Antikorupsi di Perguruan Tinggi Islam
C. Metode Implementasi Pendidikan Antikorupsi di Pendidikan Tinggi
D. Peren Mahasiswa dalam Gerakan Antikorupsi
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Rasionisasi

Teori Lewis Morgan menyebutkan bahwa pertumbuhan peradaban merupakan


tahap perkembangan dari konteks barbaris ke kultural dan tahapan civilization.
Dalam tahapan civilization, manusia semangkin menyeimbangkan perilaku dan
pemahamanya.
1. Korupsi Sebagai Penyakit Peradaban
Korupsi di pandang sebagai penyakit peradaban tidak dapat di pungkiri
dalam hidup masyarakat beradab. Perilaku ini merupakan bentuk distoris
peradaban sebab para koruptor adalah orang – orang yang mengalami ketidak
seimbangan ( inequalibrium ) dalam personalitas atau jati diri.
Defenidi hukum mengenai korupsi menjelaskan bahwa korupsi adalah
tindakan mengambil uang negara dengan tujuan memperkaya orang laindan /
atau memperkaya diri sendiri. Defenisi ini menunjukkan bahwa unsur delik (
pelanggaran hukum ) dalam tindakan korupsi adalah hal “mengambil uang
negara“, yaitu dana publik dengan tujuan untuk diri sendiri ataupun kelompok.
Secara sosiologis, korupsi dipahami sebagai kemapuan menggunakan
campur tangan karena posisinya untuk menyalahgunakan informasi, keputusan,
pengeruh, uang, atau kekayaan untuk kepentingan keuntungan dirinya.
Berdasarkan defenisi sosiologi tersebut, Yves Meny mengidentifikasi empat
bentuk korupsi, yaitu :
a. Korupsi – jalan pintas
Yaitu dalam kasus penggelapan uang negara, perantara ekonomi dan
politik, sektor ekonomi membayar untuk keuntungan politik. Contoh
seperti peraktik suap dalam persidangan sengketa pilkada atau praktik
mony politics dalam masa pemilu, dan sebagainya;
b. Korupsi – upeti
Yaitu bentuk korupsi karena jabatan strategis. Contoh kepala dinas
menuntut fee dari suatu proyek yang berlangsung dalam dinas yang
dipimpinnya;
c. Korupsi – kontrak
Korupsi ini tidak dapat dilepaskan dari upaya mendapat proyek ayau
pasar. Contoh dalam urusan dalam pemilikan / pemutihan kendaraan
milik dinas ( ganti plat nomor) dan lain – lain ;
d. Korupsi – pemerasan
Berkaitan dengan jaminan keamanan gejolak intern atupun dari luar.
Contoh perekrutan perwira menengah TNI atau polisi menjadi human
resources department atau pencantuman nama perwira tinggi dalam
dewan komisaris perusahaan.
a. Budaya “Gila Uang”`
Budaya “gila uang uang adalah ciri – ciri prilaku budayamanusia yang
materialis, lalu mereduksi hakikat kejadiannya sebagai manusia, atau
hakikatnya sebagai makhluk pekerja, yang harus melihat dirinya sebagai
tujuan, bukan uang.
b. Jaringan Kekuasaan
Korupsi memanfaatkan jaringan kekuasaan karena berkaitan dengan
kemepuan memengaruhi suatu kebijakan atau memaksa terjadinya suatu
kebijakan oleh faktor kekuasan.
2. Faktor Lain dari Sikap Koruptor
faktor lain dari sikap koruptor yang merasa tidak bersalah adalah
banalisasi, yaitu bentuk prilaku yang memandang hal yang dilakukannya (
korupsi ) adalah hal biasa.
B. Sudut Pandang Filsafat Ilmu Tentang Fenomena Korupsi di Indonesia
istilah korupsi yang telah diterima dalam perbendaharaan kata bahasa Indonesia
adalah “kejahatan, kebusukan, dapat di suap, tidak bermoral, dan ketidak jujuran.”
Pengertian lainnya adalah perbuatan yang buruk, seperti penggelapan uang,
penerimaan uang sogok, dan sebagainya.
1. Ontologi Korupsi
2. Epistemologi Korupsi
3. Fenomena Korupsi di Indonesia

C. Korupsi dan Anti Korupsi dalam berbagai prespektif Keilmuan


D. Hubungan antara Upaya Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan
Politik di Indonesia
E. Peranan Pendidikan dalam Menanggulangi Pemberantasan Korupsi

Anda mungkin juga menyukai