Anda di halaman 1dari 6

DINAS KESEHATAN

KOLINLAMIL BALAI
KESEHATAN

SURAT KETETAPAN KEPALA BALAI KESEHATAN KOLINLAMIL

Nomor : SK / / / 2022

tentang

SASARAN KESELAMATAN PASIEN

KEPALA BALAI KESEHATAN KOLINLAMIL

Menimbang : a. bahwa dalam upaya memberikan pelayan klinis


yang bermutu perlu meningkatkan keselamatan pasien
b. bahwa untuk meningkatkan keselamatan pasien
perlu menetapkan sasaran – sasaran keselamatan pasien
c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b perlu
menetapkan Ketetapan Kepala Balai Kesehatan Kolinlamil tentang
Sasaran Keselamatan Pasien.

Mengingat : 1. UU Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan.

2. Permenkes No 9 Tahun 2014 tentang Klinik

3. Permenkes No 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas


,klinik pratama tempat praktek mandiri dokter, dan tempat prakter
dokter gigi.
4. Permenkes No 11 Tahun 2017 tentang keselamatan
pasien
5. Permenkes No 27 Tahun 2017 tentang pedoman
pencegahan dan pegendalian penyakit infeksi di fasilitas pelayanan
kesehatan
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KETETAPAN KEPALA SATUAN KESEHATAN BALAI


KESEHATAN KOLINLAMIL TENTANG SASARAN
KESELAMATAN PASIEN
KESATU : Menentukan sasaran keselamatan pasien sebagaimana
terlampir dalam ketetapan ini.
KEDUA : Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya
akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal Juli 2022
Kepala BK Kolinlamil,

dr. Yudith Selyna Arisepti


Kapten Laut (K/W) NRP 21180/P
DINAS KESEHATAN Lampiran Ketetapan Kepala BK Kolinlamil Nomor
KOLINLAMIL BALAI SK / / / 2022
KESEHATAN Tanggal Juli 2022

SASARAN KESELAMATAN PASIEN

Tujuan dari ditetapkannya sasaran keselamatan pasien adalah untuk mendorong perbaikan
spesifik dalam keselamatan pasien. Sasaran menyoroti bagian-bagian yang bermasalah dalam
pelayanan kesehatan dan menjelaskan bukti serta solusi dari konsensus berbasis bukti dan keahlian
atas permasalahan ini.
Untuk meningkatakan keselamatan pasien perlu dilakukan pengukuran terhadap sasaran –
sasaran keselamatan pasien.

Indikator pengukuran sasaran keselamatan pasien seperti pada tabel berikut ini:
No. SASARAN INDIKATOR UNIT Standar

Pendaftaran 100%
Poli Umum 100%
melakukan identifikasi Poli Gigi 100%
Tidak terjadinya
pasien dengan cara Farmasi 100%
1. kesalahan
menayakan nama dan Laboratorium 100%
identifikasi pasien
tanggal lahir
KB/KIA 100%
R. Tindakan 100%
Penyampaian informasi
Terlaksananya dari petugas kesehatan ke
komunikasi yang pasien dalam bentuk bukti
2 Loket Pendaftaran 100 %
efektif dalam penyampaian informasi di
pelayanan klinis loket pendaftaran

Tidak terjadinya Pemantauan obat lasa


kesalahan Farmasi
3 100 %
pemberian obat
pada pasien
Kepastian tepat Pemantauan ketepatan
lokasi tepat lokasi tindakan cabut gigi Poli Gigi
4 100 %
prosedur dan
tepat operasi
Poli Umum 100 %
Pengurangan Poli Gigi 100 %
resiko infeksi Farmasi 100 %
5 Kepatuhan cuci tangan Laboratorium 100 %
terkait pelayanan
kesehatan KB/KIA 100 %
R. Tindakan 100 %
Pendaftaran 100 %
Poli Umum 100 %
Pengurangan Poli Gigi 100 %
Tidak adanya KTD, Farmasi 100 %
6 resiko pasien
KPC dan KNC Laboratorium 100 %
jatuh
KB/KIA 100 %
R. Tindakan 100 %

Tabel 1. Indikator Sasaran Keselamatan Pasien

1. Tidak terjadinya Kesalahan Identifikasi Pasien

Tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien :Yaitu data pasien yang dikirim sesuai
dengan identitas pasien yang akan berobat dengan data pasien yang diterima di unit
pelayanan, petugas unit melakukan identifiasi :
a. Nama dan tanggal lahir pasien
b. Jika tidak sesuai petugas melaporkan ke loket bahwa buku status tidak sesuai

Jumlah seluruh pasien – jumlah pasien yang tidak sesuai


X 100%
Jumlah seluruh pasien yang dilayani

2. Meningkatkan komunikasi yang efektif


Cara ini untuk mengembangkan pola pendekatan agar komunikasi bisa berjalan dengan
efektif. Hal ini bertujuan agar komunikasi lisan terjadi dengan akurat, sehingga
informasinya bisa dterapkan secara konsisten.
Penyampaian informasi adalah kegiatan petugas untuk memberitahukan tentang hal-hal
yang perlu diketahui pasien untuk mendapatkan pelayanan di Balai Kesehatan Kolinlamil.
Juga bisa berupa ketersediaan informasi dalam bentuk brosur, papan yang berisi informasi
atau banner yang menjelaskan jenis pelayanan, tempat rujukan, dan informasi lain yang
dibutuhkan oleh pasien.

Jumlah pasien yang mendapat informasi


X 100%
Jumlah sample yang diambil

3. Peningkatan keamanan obat atau high alert yang harus diwaspadai


Cara ini dilakukan agar memastikan obat tetap aman untuk diberikan kepada pasien.
Prosedur ini berkaitan dengan proses identifikasi, pemberian label, pentapan lokasi dan
penyimpanannya. Dalam hal ini pemberian label dan penyimpanan obat LASA harus
diperhatikan
Ketepatan pemberian obat kepada pasien dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan
identifikasi pada saat memberikan obat kepada pasien.
Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung jumlah pasien yang dilayani oleh
bagian farmasi dikurangi kejadian kesalahan pemberian obat dibagi jumlah seluruh pasien
yang mendapat pelayanan obat.

Jumlah pasien yang dilayani – kejadian kesalahan pemberian obat


X 100%
Jumlah pasien yang mendapat pelayanan obat

4. Tidak Terjadi Kesalahan Prosedur Tindakan Medis dan Keperawatan


Dalam melaksanakan tindakan medis dan keperawatan, petugas harus selalu
melaksanakannya sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Identifikasi pasien yang akan
mendapatkan tindakan medis dan keperawatan perlu dilakukan sehingga tidak terjadi
kesalahan dalam pemberian prosedur. Pengukuran indikator dilakukan dengan cara
menghitung jumlah tindakan yang dilakukan dikurangi kejadian kesalahan prosedur
tindakan dibagi dengan seluruh tindakan medis yang dilakukan.

Jumlah tindakan medis dan keperawatan yang dilakukan kejadian kesalahan prosedur
X 100%
Jumlah seluruh tindakan medis dan keperawatan yang dilaksanakan

5. Pengurangan Terjadinya Risiko Infeksi di Balai Kesehatan Kolinlamil


a. Kepatuhan Cuci Tangan
Agar tidak terjadi risiko infeksi, maka semua anggota satkes wajib menjaga kebersihan
tangan dengan cara mencuci tangan 6 langkah dengan menggunakan sabun dan air
mengalir. Enam langkah Cuci tangan pakai sabun (CTPS) harus dilaksanakan pada lima
keadaan, yaitu:
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Setelah kontak dengan pasien
3. Sebelum tindakan aseptik
4. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
5. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.

Pengukuran terjadinya risiko infeksi di Balai Kesehatan Kolinlamil dilakukan dengan


cara menghitung jumlah petugas yang melakukan cuci tangan pakai sabun (CTPS) 6
langkah pada 5 keadaan tersebut di atas yang disurvei dibagi dengan jumlah petugas
pelayanan klinis yang disurvei.
Jumlah petugas yang melakukan CTPS 6 langkah pada 5 keadaan
X 100%
Jumlah semua petugas pelayanan klinis yang disurvei

b. Kepatuhan dalam menggunakan APD


Alat yang digunakan untuk melindungi tenaga kesehatan dari bahaya akibat kerja, agar
tidak kontak langsung dengan benda dan bahan spesimen yang dipergunakan serta
tercapainya perasaan aman sehingga mampu meningkatkan derajat kesehatan dan
keselamatan kerja bagi petugas kesehatan

Jumlah petugas yang menggunakan APD saat pelayanan


X 100 %
Jumlah petugas yang di survei

6. Tidak adanya KTD, KPC dan KNC


Setiap pasien yang datang di Balai Kesehatan Kolinlamil dilakukan pengkajian terhadap
kemungkinan risiko KTD, KPC dan KNC .Pencegahan terjadinya pasien jatuh dilakukan
dengan cara:
a. Memberikan intervensi kepada pasien yang berisiko jatuh.
b. Memberikan lingkungan yang aman bagi di satkes dengan memasang tanda-tanda
bahaya.

Pengukuran terhadap tidak terjadinya pasien jatuh dilakukan dengan cara menghitung
jumlah pasien yang berisiko KTD, KPC dan KNC dikurangi kejadian pasien jatuh dibagi
dengan jumlah semua pasien yang berisiko.

Jumlah pasien yang terjadi kasus KTD,KPC DAN KNC


Di kurangi jumlah pasien yang beresiko
X 100%
Jumlah semua pasien yang berisiko

Kepala BK Kolinlamil,

dr. Yudith Selyna Arisepti


Kapten Laut (K/W) NRP 21180/P

Anda mungkin juga menyukai