Laporan Kunjungan PPSDM Migas & SPP Gundih Kel.5
Laporan Kunjungan PPSDM Migas & SPP Gundih Kel.5
Disusun oleh:
Kelompok : 5 (lima)
Anggota :
1. Al-Misqi (211420056)
2. Damiano Anugerah P. (211420012)
3. Griselda Ivonne A. (211420015)
4. Maria B. M. A. B. Y. L. (211420035)
5. Phillipus Bryan R. (211420034)
6. Raihan Azmi Simatupang (211420001)
7. Zahru Wilda P. (211420030)
Program studi : Teknik Pengolahan Migas
Bidang Minat : Refinery
Tingkat : 1 (satu)
Penulis
2
Daftar isi
Contents
KATA PENGANTAR....................................................................................................................2
Daftar isi.....................................................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
I.1 Latar Belakang...............................................................................................................................1
I.2 Tujuan............................................................................................................................................1
BAB II............................................................................................................................................2
II.1 Sejarah Kilang PPSDM Migas Cepu..............................................................................................2
II.2 Proses Pengolahan PPSDM Migas Cepu........................................................................................4
II.3 Trouble Shooting............................................................................................................................5
II.4 Dasar Teori.....................................................................................................................................6
II.5 Keselamatan Kerja.......................................................................................................................12
II.6 Prinsip Kerja................................................................................................................................13
II.7 Pembahasan..................................................................................................................................14
BAB III.........................................................................................................................................16
III.1 Sejarah PT. Sumber Petrindo Perkasa...............................................................................................16
III.2 Dasar Teori.......................................................................................................................................17
A. Jenis-Jenis Cooler............................................................................................................................17
Cooler terdiri dari beberapa jenis, dengan proses yang berbeda-beda, khusus pada indstri migas jenis
cooler yang biasa digunakan ialah Shell dan Tube Cooler dan Box Cooler. Berikut penjelasanya:......17
B. Prinsip Kerja....................................................................................................................................18
C. Keselamatan Kerja...........................................................................................................................18
III.3 Pembahasan......................................................................................................................................19
BAB IV........................................................................................................................................21
PENUTUP....................................................................................................................................21
IV.1 Kesimpulan.......................................................................................................................................21
IV.2 Saran.................................................................................................................................................21
3
BAB I
PENDAHULUAN
I.2 Tujuan
Tujuan kegiatan kunjungan lapangan ke PPSDM Migas Cepu dan PT. Sumber
Petrindo Perkasa adalah sebagai berikut:
1. Mengamati dan membandingkan teori yang didapat pada mata kuliah
Pengantar Industri Migas Hilir dan Hulu dengan keadaan sesungguhnya di
lapangan.
2. Memahami rangkaian proses ekploitasi dan produksi minyak bumi.
3. Memahami rangkaian proses pengolahan minyak bumi menjadi produk
minyak dan gas beserta turunannya.
4. Memahami cara kerja peralatan yang digunakan dalam rangkaian proses
eksploitasi, produksi dan pengolahan minyak dan gas
BAB II
3. Setelah dari heat exchanger, crude oil akan dialirkan oleh pipa ke furnace untuk
dipanaskan dengan temperatur 270-300 0C. Inilah yang dinamakan dengan
proses cracking, pemecahan dari alkana rantai panjang ke alkana rantai pendek.
4. Setelah dari furnace, maka crude oil akan dialirkan ke kolom fraksinasi untuk
menghasilkan produk berdasarkan trayek titik didih nya.
5. Setelah crude oil dipisah-pisahkan di kolom fraksinasi berdasarkan titik
didihnya, maka crude oil akan dialirkan ke cooler agar temperatur nya itu
menurun. Karena, apabila crude oil dialirkan langsung ke tanki produk, maka
sangat beresiko tinggi untuk terjadinya penguapan.
6. Crude oil yang sudah didinginkan di cooler, maka crude oil itu akan dialirkan ke
separator untuk memisahkan produk hasil dari impurities- impurities yang masih
terikut dalam produk.
7. Di kilang PPSDM Migas Cepu ini, terdapat separator vertikal dan horizontal
yang memisahkan 3 fasa. Dari separator inilah, crude oil akan bersih dari
impurities-impurities yang setelahnya akan dialirkan ke tanki produk sebelum
nantinya sudah siap untuk dipasarkan.
8. Dalam tanki produk inilah, produk-produk dari crude oil ini akan disimpan
sebelum nantinya akan dipasarkan dan diedarkan.
Terdapat dua jenis tipe cone roof berdasarkan penyanggga atapnya yaitu :
2.2.1 Supported Cone Roof : Suatu atap yang berbentuk menyerupai konus
danditumpu pada bagian utamanya dengan rusuk di atas balok
penopang ataupun kolom, ataqu oleh rusak di rangka atau tanpa
kolom. Pelat atap didukung oleh rafter pada girderdan kolom atau oleh
rangka batang dengan atau tanpa kolom
2.2.2 elf-supporting Cone Roof : Atap yang berbentuk menyerupai konus
dan hanya ditopang pada keliling konus. Atap langsung ditahan
olehdinding tangki (shell plate)
2.3 Dome Roof Atap : yang dibentuk menyerupai permukaan bulatan dan hanya
ditopang pada keliling kubah yang biasanya digunakan untuk menyimpan
cairan kimia yang bersifat vilatil pada tekanan rendah.
2.4 Floating Roof Tank : Tanki dengan atap terapung, atap tangki dapat bergerak
ke atas dan kebawah sesuai dengan tinggi permukaan cairan didalam tangki
pada saatitu. Tangki ini biasa digunakan untuk menyimpan minyak mentah
dan premium.
3.1.2 Tangki Umbrella, Memiliki kegunaan yang sama dengan fixed cone
roof. Bedanya adalah bentuk tutupnya yang melengkung dengan titik
pusat meridiandi puncak tangki.
3.1.3 Tangki Tutup Cembung Tetap (Fixed Dome Roof), Memiliki bentuk
tutup yang cembung dan ekonomis biladigunakan dengan volume >
2000 m3. Bahkan cukup ekonomishingga volume 7000 m3 (dengan D
< 65 m). Kegunaannya samadengan fixed cone roof tank. Bahan
disimpan dengan tekanan rendah0,5-15 psia.
3.2.2 Tangki Bola (Spherical Tank), Merupakan pressure vessel yang digunakan
untuk menyimpan gas-gas yang dicairkan seperti LPG, LNG, O2, N2 dan
lain-lain. Tangki ini dibuat berdinding ganda dimana di antarakedua
dinding tersebut diisi dengan isolasi seperti polyurethane foam.Tekanan
penyimpanan di atas 15 psig
4.2 Tangki Persegi / Persegi Panjang (Rectangular Tank), Bentuk silinder secara
structural paling cocok untuk kostruksi tangki, tapi tangki persegi panjang
sering disukai untuk tujuan tertentu,antara lain kemudahan dalam proses
konstruksi. Desain tangki persegi panjang mirip dengan konsep desain tangki
lingkaran. Perbedaan utama dalam konsep desain tangki persegi panjang
dengan tangki lingkaran adalah momen yang terjadi, gaya geser dan tekanan
pada dinding tangki.Sebagai contoh yaitu Sludge Oil Reclaimed Tank pada
Pabrik MinyakKelapa Sawit.
2. Troubleshoot
Troubleshoot yang terjadi pada tangka antara lain :
a. Tangki bahan bakar bocor Tangki bahan bakar yang bocor disebabkan karena
benturan atau karat di dalam tangki bahan bakar. Bila hal ini dibiarkan, maka
akan menimbulkan bahaya yang cukup besar.
b. Tersumbatnya bahan bakar pada saluran keluar Penyumbatan saluran keluar
ini sering terjadi akibat adanya penguapan bahan bakar dan pengembunan
udara dalam ruang tangki bahan bakar yang apabila dibiarkan tanpa menguras
tangki secara berkala, maka lama - kelamaan menjadi karat, air dan kotoran
akan menumpuk di dasar tangki. Hal ini menjadikan tersumbatnya saluran
bahan bakar ke karburator.
c. Pengembunan pada tangki bahan bakar Udara yang terdapat pada tangki bahan
bakar akan mengembun pada saat kendaraan dingin dan menempel pada
dinding tangki. Butiran - butiran air akan jatuh ke dasar tangki, hal ini
disebabkan karena berat jenis air lebih besar di banding bahan bakar. Untuk
mengatasi pengembunan dalam tangki, maka tangki bahan bakar tersebut
harus dikuras/dibersihkan.
d. Vapor lock ( penguapan bahan bakar ) Vapor lock adalah bahan bakar yang
tidak berfungsi sebagai mestinya, disebabkan bahan bakar tersebut menguap di
dalam saluran bahan bakar saat terjadi panas. Cairan, termasuk bahan bakar,
paling mudah menguap pada tekanan rendah, terutama pada saluran bahan
bakar antara tangki dan pompa bahan bakar. Hal ini disebabkan terjadinya
sebagai vakum oleh pompa. Apabila bahan bakar dalam saluran pipa menguap
dan gelembung - gelembung gas terbentuk maka saat pompa bekerja hanya
uap yang terbawa ke karburator.
e. Tersumbatnya saluran pernafasan Tersumbatnya saluran pernafasan
mengakibatkan perbedaan tekanan udara luar dengan udara dalam tangki. jika
hal ini terjadi, maka bahan bakar akan mengalir secara terus menerus
walaupun tanpa adanya isapan dari pompa.
Gejala yang muncul bila terjadi gangguan seperti :
a. Tangki bahan bakar bocor Gejala yang terjadi bila tangki bahan bakar bocor
adalah adanya tetesan bahan bakar dari bagian belakang kendaraan yang
berasal dari tangki bahan bakar, habisnya bahan bakar dengan sendirinya
meskipun kendaraan diam dan timbul bau bensin yang menyengat disekitar
kendaraan tersebut.
b. Tersumbatnya bahan bakar pada saluran keluar Gejala yang muncul yaitu
bensin tidak dapat mengalir dengan lancar ke karburator/ suplai bahan bakar
kurang. Gejala lain yaitu mesin tidak mau hidup.
c. Pengembunan pada tangki bahan bakar Gejala yang muncul bila terjadi
pengembunan pada tangki yaitu mesin sering tersendat - sendat sehinga
putaran mesin menjadi tidak stabil, kendaraan sukar dihidupkan karena terlalu
banyaknya genangan air di dasar tangki akibat dari pengembunan tersebut.
Vapor lock (penguapan bahan bakar) Gejala yang ni mungkin terjadi yaitu idle menjadi lebih
kasar karena campuran udara dan bahan bakar lebih kurus, akselerasi kurang baik dan mesin mud
BAB III
III.1 Sejarah PT. Sumber Petrindo Perkasa
PT Sumber Petrindo Perkasa merupakan special purpose vehicle
didirikan pada bulan Februari 2004, dengan tujuan menjadi perusahaan
swasta terkemuka yang bergerak dibidang transmisi gas alam dengan
investasi utama berupa pipa gas yang berlokasi di Jawa Tengah.
C. Keselamatan Kerja
- Pengecekan serta Perbaikan harus sesuai SOP / Work Permit yang
berlaku.
- Pembuangan Air saat pengurasan lebih hati- hati.
- Pekerja Wajib Menggunakan Peralatan Safety ; Safety Shoes dan Safty
Helmet saat Bekeria di Lapangan.
- Terdapat Pembatas, saat pengecekan serta perbaikan harus sesuai dengan
SOP.
- Pasang Penangkal Petir, Tetap saat bekerja harus sesuai dengan SOP.
- Hindari Pemakaian Kacamata Contact Lens Ketika bekerja di
laboratorium kimia organik, Gunakanlah selalu kacamata pelindung yang
sesuai.
- Gunakan masker Ketika bekerja dengan bahan yang berdebu (serbuk)
atau bahan yang bila terhirup itu mengandung zat yang berbahaya.
- Untuk Alat Elektronik mohon untuk tidak digunakan pada saat bekerja di
lapangan.
III.3 Pembahasan
Alat pendingin pada industri migas ini sering mengalami
masalah, permasalahan yang sering muncul biasanya disebabkan oleh sumber bahan
baku air pendingin tersebut. Berikut beberapa masalah yang disebabkan
oleh air pendingin yaitu, korosi. Kerusakan yang disebabkan oleh korosi
pada sistem pendingin ialah terjadinya penyumbatan pada pipa, adanya kontaminasi
terhadap fraksi yang diinginkan akibat dari kebocoran karena korosi dan
menurunnya proses perpindahan panas. Berikutnya adalah terjadinya Scale, yaitu
munculnya lapisan padat berupa materi anorganik yang terbentuk karena
adanya pengendapan. Penyebab dari adanya pengendapan ini yaitu
terhambatnya proses pengaliran dalam pipa dan menghambat perpindahan panas
yang terjadi. Kemudian masalah yang sering terjadi pada alat pendingin adalah
fouling, yaitu adanya akumulasi material solid atau pembentukan lapisan deposit
pada permukaan pipa seperti lapisan kristal dan lapisan sedimen yang tentunya
dapat menghambat proses perpindahan panas.
Masalah pada cooling water selanjutnya yaitu adanya biological
contamination, masalah ini disebabkan oleh pertumbuhan mikroba yang tidak
terkontrol yang dapat menyebabkan pembentukan deposit padat. Mikroba dapat
masuk kedalam alat cooler melalui makeup water atau juga lewat udara.
1. Sistem Keamanan / Safety Cooler
Air To Open (ATO) atau Normally Open. Sistem ini dibutuhkan pada saat
terjadi temperature yang tinggi maka otomatis valve akan terbuka sehingga feed
water dapat masuk ke dalam tube untukj mencegah terjadinya overheating Relief
Control Valve (RCV). Sistem safety valve ini akan mengontrol dan membatasi
tekanan dalam suatu system.
2. Troubleshoot
Masalah Pada Cooler/ Alat pendingin pada industri migas ini sering
mengalami masalah, permasalahan yang sering muncul biasanya disebabkan oleh
sumber bahan baku air pendingin tersebut. Apabila pengontrolan sumber air bahan
baku tidak dilakukan dengan efektif maka akan menimbulkan efek negatif pada
proses seperti kerusakan pada alat, meningkatnya biaya perawatan alat dan dapat
mengurangi transfer panas. Berikut beberapa masalah yang disebabkan oleh air
pendingin:
1. Korosi
Korosi merupakan proses elektrokimia dimana logam kembali ke
bentuk alaminya sebagai oksida. Kerusakan yang disebabkan oleh
korosi pada sistem pendingin ialah terjadinya penyumbatan pada pipa,
adanya kontaminasi terhadap fraksi yang diinginkan akibat dari
kebocoran karena korosi dan menurunnya proses perpindahan panas.
Cara untuk mengatasi korosi ini bisa dilakukan dengan penambahan
bahan kimia ke dalam aliran seperti kromat, silikat dan nitrat
ferosianida yang dapat meleberkuan lapisan penyebab korosi sehingga
terbawa keluar oleh arus aliran.
2. Scale
Scale ialah munculnya lapisan padat berupa materin inorganik seperti
magnesium silicate, calsium carbonat dan silica yang terbentuk karena
adanya pengendapan. penyebab dari adanya pengendapan ini yaitu
terhambatnya proses pengaliran dalam pipa dan menghambat
perpindahan panas. Cara untuk mengatasi scale yaitu dengan
menambah kuat arus aliran dan dapat juga ditambahkan bahan kimia
seperti calsium carbonat.
2. Fouling
Fouling yaitu adanya akumulasi material solid atau pembentukan
lapisan deposit pada permukaan pipa seperti lapisan kristal dan lapisan
sedimen yang tentunya dapat menghambat proses perpindahan panas.
Fouling ini dapat dicegah maupun dikendalikan dengan menggunakan
klorin, garam arganometal dan ammonium kuartener.
2. Biological Contamination
Masalah ini disebabkan oleh pertumbuhan mikroba yang tidak
terkontrol yang dapat menyebabkan pembentukan deposit padat.
Mikroba dapat masuk kedalam alat melalui makeup water atau bisa
juga melalui udara. Cara mengatasi masalah ini ialah dengan
melakukan steriliasi untuk merendahkan potensi melekatnya
mikrooganisme seperti lumut serta membuuh mikroorganisme tersebut
menggunakan bahan kimia misalnya saja dengan klor, peroksida dan
senyawa amina yang dapat mengikis lumut tersebut.
BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Setelah pelaksanaan kunjungan lapangan ini, dapat disimpulkan bahwa :
● Kunjungan Kilang PPSDM Migas Cepu dikategorikan sebagai kunjungan
lapangan sektor hilir, bagaimana cara pengolahan minyak bumi dan gas
yang telah diproduksikan dari bagian bawah tanah atau reservoir.
● Kunjungan PT. Sumber Petrindo Perkasa dapat memperlihatkan bagaimana
transportasi gas terjadi. Dari produksi PT. Pertamina EP Cepu, lokasi
Gundih kemudian diolah menjadi gas kemudian di transportasikan ke
Jargas di Semarang dan kemudian di distribusikan kepada masyarakat.
● Kunjungan seperti ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa karena dapat
menyinkronkan apa yang selama ini di dapat dalam kelas dengan kondisi
lapangan yang sebenarnya.
IV.2 Saran
Diharapkan adanya perencanaan estimasi waktu karena sejauh ini masih
kurang mendetail karena hanya melihat overview pada presentasi serta
penjelasan secara singkat. Dan saat berkeliling di kilang PPSDM Migas Cepu
penjelasan tidak begitu jelas karena jumlah mahasiswa yang terlalu ramai
dengan kondisi yang tidak kondusif.