Anda di halaman 1dari 42

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CA MAMMAE

DI UPTD PUSKESMAS BUKIT SURUNGAN


KOTA PADANG PANJANG

MAKALAH

Diajukan sebagai pengembangan profesi pada butir kegiatan dalam pengusulan


angka kredit jabatan fungsional kesehatan

Oleh :

NAMA : Ns. FITRI YANTI, S. KEP


NIP : 19870530 201001 2004

UPTD PUSKESMAS BUKIT SURUNGAN


KOTA PADANG PANJANG
TAHUN 2022
ii
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CA MAMMAE
DI UPTD PUSKESMAS BUKIT SURUNGAN
KOTA PADANG PANJANG

MAKALAH

Diajukan sebagai pengembangan profesi pada butir kegiatan dalam pengusulan


angka kredit jabatan fungsional kesehatan

Oleh :

NAMA : Ns. FITRI YANTI, S. KEP


NIP : 19870530 201001 2004

UPTD PUSKESMAS BUKIT SURUNGAN


KOTA PADANG PANJANG
TAHUN 2022

i
MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CA MAMAE


DI UPTD PUSKESMAS BUKIT SURUNGAN
KOTA PADANG PANJANG

Oleh:

NAMA : Ns. FITRI YANTI, S.Kep


NIP : 19870530 201001 2 004

Telah disetujui oleh tim penilai angka kredit jabatan fungsional perawat
ahli
Dinas Kesehatan Kota Padang Panjang

Pada tanggal : Oktober 2022

Tim Penilai

Penilai I Penilai II

Ns. Sri Kumala Devi.,M.Kep.,Sp.An Ns. Budya Mulyani, S.Kep


NIP: 19770101 200312 2 008 NIP: 19820403 200501 2 001

Mengetahui

Kepala Dinas Kesehatan Kepala UPTD Puskesmas


Kota Padang Panjang Bukit Surungan

dr. Faizah Yusri Yanti, S.Tr.Keb


NIP: 19610520 198912 2 001 NIP. 19770606 200212 2 004

ii
PERNYATAAN ORISINALITAS MAKALAH

Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan dengan sebenar-

benarnya bahwa di dalam naskah makalah dengan judul :

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CA MAMAE


DI UPTD PUSKESMAS BUKIT SURUNGAN
KOTA PADANG PANJANG

Benar-benar permasalahan aktual pada institusi tempat saya bekerja.

Tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan

oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan

disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah ini dapat dibuktikan terdapat unsur-

unsur PLAGIASI saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Padang Panjang, September

2022

Yang membuat pernyataan


Materai Rp.10.000 ,-

Ns. FITRI YANTI, S.Kep


NIP : 19870530 201001 2 004

iii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

Alhamdulillahirabbil’alamiyn, puji syukur diucapkan kehadirat Allah

Subhanauwata’ala, atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah ini yang judul Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ca

Mammae di UPTD Puskesmas Bukit Surungan yang bertujuan sebagai

pengembangan profesi pada butir kegiatan dalam pengusulan angka kredit jabatan

fungsional kesehatan.

Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa makalh ini masih

jauh dari kata sempurna dan mungkin masih terdapat banyak kesalahan, baik dari

segi materi maupun teknik penulisan dan penyusunan, untuk itu masukan, saran,

serta kritik sangat diharapkan guna kesempurnaan makalah ini. Akhirnya hanya

kepada Tuhan Yang Maha Esa kita kembalikan semua urusan dan semoga dapat

memberikan manfaat dan kebaikan bagi banyak pihak dan bernilai ibadah dihadapan

Allah SWT dan bisa bermanfaat untuk kita semua.

Padang panjang, September 2022

Penulis

Ns. Fitri Yanti, S.Kep


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................................i


HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ii
PERNYATAAN ORISINALITAS MAKALAH .................................................iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................................ v
DAFTAR BAGAN ................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Perumusan masalah .................................................................................. 5
C. Tujuan ....................................................................................................... 5
D. Manfaat...................................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Keluarga ............................................................................................ 8
B. Rokok ........................................................................................................ 15
C. Air Susu Ibu ............................................................................................... 20
D. ISPA ........................................................................................................... 27
E. Komplementer Keperawatan ................................................................... 31
F. Pijat dengan Minyak Kayu Putih ............................................................... 35
G. Proses Keperawatan.................................................................................. 35

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KOMPLEMENTER


A. Konsep Dasar Kanker Payudara ......................................................... 46
1. Pengertian .................................................................................
2. Anatomi Payudara ....................................................................
3. Fisiologi payudara .....................................................................
4. Etiologi ......................................................................................
5. Patofisiologi ...............................................................................
6. Tanda dan gejala ......................................................................
7. Pemeriksaan penunjang ...........................................................
8. Penatalaksanaan medis ...........................................................
9. Komplikasi .................................................................................
B. Konsep Masalah Keperawatan ............................................................ 65
1. Pengertian .................................................................................
2. Kriteria mayor dan minor ..........................................................
3. Faktor yang berhubungan ........................................................
4. Pathway ....................................................................................
5. Masalah keperawatan ...............................................................
C. Intervensi Keperawatan ............................................................................ 66

BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 84
B. Saran ......................................................................................................... 84

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi Payudara ..................................................................... 7

iv
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Pathway .........................................................................................17

v
vi
7
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker payudara merupakan suatu kondisi dimana sel telah

kehilangan pengendalian dan fungsi nomal, seingga mengalami pertumbuhan

yang tidak normal, cepat, serta tidak terkendali. Sel-sel tersebut membelah

diri lebih cepat dari sel normal dan berakumulasi, yang kemudian membentuk

benjolan atau massa (Putra, 2015).

Menurut data WHO (World Health Organization ) Kanker payudara adalah

bentuk kanker paling umum pada wanita. 2,1 juta wanita terkena kanker

payudara pada tahun 2018. Sebanyak 630.000 di antaranya meninggal karena

kurangnya pengetahuan akan penyakit ini dan kurangnya biaya pengobatan

(WHO, 2019). Para penderita kanker payudara kebanyakan datang ke rumah

sakit untuk melakukan perawatan telah masuk kedalam stadium lanjut,

penyebabnya yaitu kurangnya pengetahuan dan tidak melakukan deteksi

dengan SADARI (Periksa Payudara Sendiri), sehingga kasus ini terus

mengalami peningkatan (Irawan, 2018).

Badan Internasional untuk Penelitian Kanker WHO memperkirakan bahwa

pada tahun 2040 jumlah kanker payudara yang di diagnosis akan mencapai

3,1 juta, dengan peningkatan terbesar di negara-negara berpenghasilan rendah

dan menengah (WHO, 2019). Angka kejadian penyakit kanker di Indonesia

(136.2/100.000 penduduk) berada pada urutan 8

di Asia Tenggara, sedangkan di Asia urutan ke 23 (Globocan, 2018). Angka

kejadian untuk perempuan yang tertinggi adalah kanker payudara yaitu

sebesar 42,1 per 100.000 penduduk penduduk dengan rata-rata kematian 13,9

per 100.000 penduduk (Kemenkes RI, 2019).

Berdasarkan data Riskesdas, prevalensi tumor/kanker di Indonesia

menunjukkan adanya peningkatan dari 1.4 per 1000 penduduk di tahun 2013

menjadi 1,79 per 1000 penduduk pada tahun 2018. Prevalensi kanker

tertinggi adalah di provinsi DI Yogyakarta 4,86 per 1000 penduduk, diikuti

1
Sumatera Barat 2,47 per 1000 penduduk dan Gorontalo 2,44 per 1000

penduduk (Riskesdas, 2018).

Pada penderita kanker payudara aspek psikologis pasien dipengaruhi

oleh perubahan citra tubuh, konsep diri, dan hubungan sosial. Dampak

psikososial yang dialami penderita kanker payudara yaitu distres yang akan

memengaruhi kualitas hidup pasien. Pemicu stres pada penderita kanker

payudara berasal dari tergganggunya fungsi tubuh, keputusasaan,

ketidakberdayaan, dan perubahan perubahan citra diri (Utami, 2017).

Kualitas hidup yang baik sangat diperlukan agar seseorang mampu

mendapatkan status kesehatan yang baik dan mempertahankan fungsi atau

kemampuan fisik seoptimal mungkin, seseorang yang memiliki kualitas hidup

yang baik maka akan memiliki keinginan kuat untuk sembuh dan dapat

meningkatkan derajat kesehatannya. Sebaliknya, ketika kualitas hidup menurun

maka keinginan untuk sembuh juga menurun (Haryati & Sari,

2019).
Dengan perubahan kualitas hidup yang terjadi pada pasien, asuhan

keperawatan dilakukan berdasarkan model keperawatan Virginia henderson.

Model keperawatan ini berfokus pada keseimbangan fisiologis dengan

membantu pasien dalam keadaan sehat maupun sakit sehingga dapat

menigkatkan kualitas hidup pasien yang bertjuan mengembalikan

kemandirian, kemampuan dan pengetahuan terhadap kondisi yang dialami

(Desmawati, 2019).

Berdasarkan uraian fenomena diatas dan diperkuat pula dengan adanya

peningkatan jumlah kasus Ca mammae dari tahun 2021 yang terdapat di UPTD

Puskesmas Bukit Surungan penulis tertarik mengangkat dan melakukan

Asuhan Keperawatan pada pasien Ca Mamae di UPTD Puskesmas Bukit

Surungan tahun 2022.

2
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas maka rumusan

masalah diatas adalah Bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien Ca

Mamae di UPTD Puskesmas Bukit Surungan tahun 2022?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran

pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada pasien Ca Mamae di UPTD

Puskesmas Bukit Surungan tahun 2022.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi hasil pengkajian pasien dengan Kanker Payudara. b.

Mengidentifikasi diagnose pasien dengan Kanker Payudara.

b. Menyusun perencanaan keperawatan pada pasien dengan Literature

review Kanker Payudara.

c. Melaksanakan intervensi keperawatan pada pasien dengan Kanker

Payudara.

d. Mengevaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan Kanker

Payudara.

e. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada pasien dengan

Kanker Payudara.

D. Manfaat

1. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan pengalaman belajar

dilapangan dan dapat meningkatkan pengetahuan peneliti tentang

Asuhan Keperawatan pada pasien Ca Mamae.

2. Bagi tempat penelitian

3
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau

saran dan bahan dalam merencanakan Asuhan Keperawatan pada pasien

Ca Mamae.

3. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah keluasan ilmu

dibidang keperawatan dalam Asuhan Keperawatan pada pasien Ca

Mammae.

4
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Kanker Payudara

1. Pengertian

Carsinoma mammae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel

normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel-sel normal,

berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah

(Nurarif & Kusuma, 2015).

2. Anatomi Payudara

Payudara adalah suatu kelenjar yang terdiri atas jaringan lemak,

kelenjar fibrosa, dan jaringan ikat. Jaringan ikat memisahkan payudara

dari otot–otot dinding dada, otot pektoralis dan otot serratus anterior.

Payudara terletak di fascia superficialis yang meliputi dinding anterior

dada dan meluas dari pinggir lateral sternum sampai linea axillaris media,

dan pinggir lateral atas payudara meluas sampai sekitar pinggir bawah

musculus pectoralis major dan masuk ke axilla. Pada wanita dewasa muda

payudara terletak di atas costa II–IV.

Secara umum payudara dibagi atas korpus, areola dan puting.

Korpus adalah bagian yang membesar. Di dalamnya terdapat alveolus

(penghasil ASI), lobulus, dan lobus. Areola merupakan bagian yang

kecokelatan atau kehitaman di sekitar puting. Tuberkel–tuberkel.

Montgomery adalah kelenjar sebasea pada permukaan areola.

Puting (papilla mammaria) merupakan bagian yang menonjol dan

berpigmen di puncak payudara dan tempat keluarnya ASI. Puting

mempunyai perforasi pada ujungnya dengan beberapa lubang kecil, yaitu

apertura duktus laktiferosa. Suplai arteri ke payudara berasal dari arteri

mammaria internal, yang merupakan cabang arteri subklavia. Konstribusi

tambahan berasal dari cabang arteri aksilari toraks. Darah dialirkan dari

payudara melalui vena dalam dan vena supervisial yang menuju vena kava

superior sedangkan aliran limfatik dari bagian sentral kelenjar mammae,

5
kulit, puting, dan aerola adalah melalui sisi lateral menuju aksila. Dengan

demikian, limfe dari payudara mengalir melalui nodus limfe aksilar (No Title,

2012).

Gambar 2.1
Anatomi Payudara (No Title, 2012)

3. Fisiologi payudara

Kelenjar payudara mencapai potensi penuh pada perempuan saat

menarke; pada bayi, anak–anak, dan laki–laki, kelenjar ini hanya

berbentuk rudimenter. Fungsi utama payudara wanita adalah menyekresi susu

untuk nutrisi bayi. Fungsi ini diperantarai oleh hormon estrogen dan

progesteron.

Payudara wanita mengalami tiga tahap perubahan perkembangan yang

dipengaruhi oleh hormon. Perubahan pertama terjadi sejak masa pubertas,

dimana estrogen dan progesteron menyebabkan berkembangnya duktus dan

timbulnya asinus. Selain itu yang menyebabkan pembesaran payudara terutama

karena bertambahnya jaringan kelenjar dan deposit lemak.

Perubahan kedua sesuai dengan siklus menstruasi, yaitu selama

menstruasi terjadi pembesaran vaskular, dan pembesaran kelenjar sehingga

menyebabkan payudara mengalami pembesaran maksimal, tegang, dan nyeri

saat menstruasi. Perubahan ketiga terjadi pada masa hamil dan menyusui.

Payudara akan membesar akibat proliferasi dari epitel duktus lobul dan duktus

alveolus, sehingga tumbuh duktus baru.

Selama kehamilan tua dan setelah melahirkan, payudara menyekresikan

kolostrum karena adanya sekresi hormon prolaktin dimana alveolus menghasilkan

ASI, dan disalurkan ke sinus kemudian melalui duktus ke puting susu. Setelah

6
menyapih, kelenjar lambat laun beregresi dengan hilangnya jaringan kelenjar.

Pada saat menopause, jaringan lemak beregresi lebih lambat bila dibandingkan

dengan jaringan kelenjar, namun akhirnya akan menghilang meninggalkan

payudara yang kecil dan menggantung (No Title, 2012).

4. Etiologi

Penyebab kanker payudara sangat beragam, tetapi ada sejumlah faktor

risiko yang dihubungkan dengan perkembangan penyakit ini yaitu asap rokok,

konsumsi alkohol, umur pada saat menstruasi pertama, umur saat melahirkan

pertama, lemak pada makanan, dan sejarah keluarga tentang ada tidaknya

anggota keluarga yang menderita penyakit ini. Terdapat banyak factor yang

akan menyebabkan terjadinya kanker payudara :

a. Usia : Pada wanita yang berusia 60 tahun keatas memiliki resiko tinggi

terjadinya kanker payudara.

b. Riwayat penyakit : Penderita pernah memilii riwayat penyakit yang sama

yaitu kanker payudara tetapi masih tahap awal dan sudah melakukan

pengangkatan kanker, maka akan beresiko pula pada payudara yang sehat.

c. Riwayat keluarga : Penderita memiliki riwayat keluarga yang mana ibu,

atau saudara perempuan yang mengalami penyakit yang sama akan beresiko

tiga kali lipat untuk menderita kanker payudara.

d. Faktor genetik dan hormonal : Kadar hormonal yang berlebihan akan

menumbuhkan sel-sel genetic yang rusak yang akan menyebabkan kanker

payudara.

e. Menarce, menopause, dan kehamilan pertama : Seseorang yang mengalami

menarce pada umur kurang dari 12 tahun, 13 menopause yang lambat, dan

kehamilan pertama pada usia yang tua akan beresiko besar terjadinya kanker

payudara.

f. Obesitas pascamenopouse : Dimana seseorang yang mengalami

obesitas itu akan meningkatkan kadar estrogen pada wanita yang akan

beresiko terkena kanker.

g. Dietilstilbestro : obat untuk mencegah keguguran akan beresiko terkena

kanker.

7
h. Penyinaran : Ketika masa kanak-kanak sering tekena paparan sinar

pada dadanya, dapat menimbulkan resiko terjadinya kanker payudara.

5. Patofisiologi

Sel abnormal membentuk klon dan mulai berproliferasi secara abnormal,

mengabaikan sinyal yang mengatur pertumbuhan dalam lingkungan sel tersebut.

Kemudian dicapai suatu tahap dimana sel mendapatkan ciri-ciri invasif, dan

terjadi perubahan pada jaringan sekitarnya. Sel-sel tersebut menginfiltrasi

jaringan sekitar dan memperoleh akses ke limfe dan pembuluh-pembuluh darah,

melalui pembuluh darah tersebut sel-sel dapat terbawa ke area lain dalam tubuh

untuk membentuk metastase (penyebaran kanker) pada bagian tubuh yang lain.

Neoplasma adalah suatu proses pertumbuhan sel yang tidak terkontrol yang tidak

mengikuti tuntutan fisiologik, yang dapat disebut benigna atau maligna.

Pertumbuhan sel yang tidak terkontrol dapat disebabkan oleh berbagai faktor,

faktor-faktor yang dapat menyebabkan kanker biasanya disebut dengan

karsinogenesis. Transformasi maligna diduga mempunyai sedikitnya tiga tahapan

proses seluler, diantaranya yaitu inisiasi dimana inisiator atau karsinogen

melepaskan mekanisme enzimatik normal dan menyebabkan perubahan dalam

struktur genetic asam deoksiribonukleat seluler (DNA), promosi dimana terjadi

pemajanan berulang terhadap agens yang mempromosikan dan menyebabkan

eskpresi informal abnormal atau genetik mutan bahkan setelah periode laten

yang lama, progresi dimana sel-sel yang telah mengalami perubahan bentuk

selama insiasi dan promosi mulai menginvasi jaringan yang berdekatan dan

bermetastase menunjukkan perilaku maligna.

6. Tanda dan gejala

Tanda carsinoma Kanker payudara kini mempunyai ciri fisik yang khas,

mirip pada tumor jinak, massa lunak, batas tegas, mobile, bentuk bulat dan elips,

adanya keluaran dari puting susu, puting eritema, mengeras, asimetik, inversi,

gejala lain nyeri tulang, berat badan turun dapat sebagai petunjuk adanya

metastase (Nurarif & Kusuma, 2015)

Adapun tanda dan gejala kanker payudara :

a. Ada benjolan yang keras di payudara dengan atau tanpa rasa sakit

8
b. Bentuk puting berubah (retraksi nipple atau terasa sakit terus- menerus)

atau puting mengeluarkan cairan/darah (nipple discharge)

b. Ada perubahan pada kulit payudara di antaranya berkerut seperti kulit

jeruk (peaud’orange), melekuk ke dalam (dimpling) dan borok (ulcus)

c. Adanya benjolan-benjolan kecil di dalam atau kulit payudara (nodul

satelit)

d. Ada luka puting di payudara yang sulit sembuh (paget disease).

e. Payudara terasa panas, memerah dan bengkak.

f. Terasa sakit/ nyeri (bisa juga ini bukan sakit karena kanker)

g. Benjolan yang keras itu tidak bergerak (terfiksasi) dan biasanya

pada awal-awalnya tidak terasa sakit.

i. Apabila benjolan itu kanker, awalnya biasanya hanya pada satu

payudara

j. Adanya benjolan di aksila dengan atau tanpa massa di payudara.

7. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan (Fayzun et al, 2018) :

a. Laboratorium meliputi

1. Morfologi sel darah

2. Laju endap darah

3. Tes faal hati

4. Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau

plasma

5. Pemeriksaan sitologik

Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan yang

keluar spontan dari putting payudar, cairan kista atau cairan yang keluar

dari ekskoriasi

b. Mammagrafi

Pengujian mammae dengan menggunakan sinar untuk mendeteksi

secara dini. Memperlihatkan struktur internal mammae untuk mendeteksi

kanker yang tidak teraba atau tumor yang terjadi pada tahap awal.

9
Mammografi pada masa menopause kurang bermanfaat karean gambaran

kanker diantara jaringan kelenjar kurang tampak.

c. Ultrasonografi

Biasanya digunakan untuk mndeteksi luka-luka pada daerah padat pada

mammae ultrasonography berguna untuk membedakan tumor sulit

dengan kista. kadang-kadang tampak kista sebesar sampai 2 cm.

d. Thermography

Mengukur dan mencatat emisi panas yang berasal; dari mammae atau

mengidentifikasi pertumbuhan cepat tumor sebagai titik panas karena

peningkatan suplay darah dan penyesuaian suhu kulit yang lebih tinggi.

e. Xerodiography

Memberikan dan memasukkan kontras yang lebih tajam antara pembuluh-

pembuluh darah dan jaringan yang padat. Menyatakan peningkatan sirkulasi

sekitar sisi tumor.

f. Biopsi

Untuk menentukan secara menyakinkan apakah tumor jinak atau ganas,

dengan cara pengambilan massa. Memberikan diagnosa definitif terhadap

massa dan berguna klasifikasi histogi, pentahapan dan seleksi terapi.

g. CT. Scan

Dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ

lain

h. Pemeriksaan hematologi

Yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada

speredaran darah dengan sendimental dan sentrifugis darah.

8. Penatalaksanaan medis

a. Pembedahan

1. Mastektomi radikal yang dimodifikasi

Pengangkatan payudara sepanjang nodu limfe axila sampai otot pectoralis mayor.

Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat namun otot pectoralis minor bisa

jadi diangkat atau tidak diangkat.

10
2. Mastektomi total

Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan lapisan otot pectoralis

mayor diangkat. Nodus axila tidak disayat dan lapisan otot dinding dada tidak

diangkat.

3. Lumpektomi/tumor

Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara tidak turut diangkat.

Exsisi dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan payudara normal yang berada

di sekitar tumor tersebut.

4. Wide excision / mastektomi parsial.

Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal, Pengangkatan dan

payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot pectoralis mayor.

b. Radioterapi

Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula

merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping : kerusakan kulit di

sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis,

radang tenggorokan.

c. Kemoterapi

Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran darah.

Efek samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat,

mudah terserang penyakit.

d. Manipulasi hormonal.

Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah

bermetastase. Dapat juga dengan dilakukan bilateral oophorectomy. Dapat juga

digabung dengan therapi endokrin lainnya.

9. Komplikasi

Gangguan Neurovaskuler, Metastasis (otak, paru, hati, tulang tengkorak,

vertebra, iga, tulang panjang), Fraktur patologi, Fibrosis payudara, hinga kematian

(Nurarif & Kusuma, 2018).

11
B. Konsep Masalah Keperawatan

1. Pengertian

Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respon

pasien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya

baik yang berlangsung actual maupun potensial. Diagnosa keperawatan

bertujuan mengidentifikasi respon individu, keluarga, dan komunitas terhadap

situasi yang berkaitan dengan kesehatan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).

2. Kriteria mayor dan minor

Kriteria mayor adalah tanda dan gejala yang ditemukan sekitar 80%-100%

untuk validasi diagnosa. Sedangkan kriteria minor adalah tanda dan gejala yang

tidak harus ditemukan, namun dapat mendukung penegakan diagnosis (PPNI,

2017)

3. Faktor yang berhubungan

Kondisi atau situasi yang berkaitan dengan suatu masalah yang dapat

menunjang kelengkapan data untuk menegakan suatu diagnosis atau masalah

keperawatan Berikut adalah uraian dari masalah yang timbul pada pasien

kanker payudara menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (PPNI,

2017)

12
4. Pathway

Bagan 2.1 Patway Kanker Payudara


(PPNI, 2017) & (Lodia Kristin, 2017)

13
5. Masalah keperawatan

Masalah keperawatan pada pasien dengan ca mammae (PPNI, 2017)

a. Nyeri kronis berhubungan dengan adanya penekanan saraf (D.0078).

b. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan prubahan sirkulasi

(D.0129).

c. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ekspansi paru menurun

(D.0005).

d. Resiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis (D.0142).

e. Defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolism

(D.0019).

f. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi

(D.0111).

g. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi (D.0080).

h. Ganguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur/fungsi

tubuh (D.0083).

i. Harga diri rendah kronis berhubungan dengan terpapar situasi traumatis

(D.0086).

D. Konsep dasar Asuhan Keperawatan

Dalam asuhan keperawatan dalam lima langkah pengkajian,

diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi dan evaluasi

yang ada pengkajian menurut model keperawatan Virginia Henderson

berfokus pada keseimbangan fisiologis dengan membantu pasien dalam

keadaan sehat maupun sakit sehingga dapat menigkatkan kualitas hidup

pasien yang bertjuan mengembalikan kemandirian, kemampuan dan

pengetahuan terhadap kondisi yang dialami (Desmawati, 2019).

1. Pengkajian

a. Pengkajian Identitas

1) Identitas Pasien

2) Identitas Penanggung Jawab

14
b. Status Kesehatan

1) Keluhan Utama

2) Penyakit yang pernah dialami:

3) Alergi

4) Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll)

5) Riwayat Penyakit Keluarga

6) Diagnosa Medis dan therapy

c. Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)

1) Pola Bernapas

2) Pola makan-minum

3) Pola Eliminasi

4) Pola aktivitas dan latihan

5) Pola istirahat dan tidur

6) Pola Berpakaian

7) Pola rasa nyaman

8) Pola Aman

9) Pola Kebersihan Diri

10) Pola Komunikasi

11) Pola Beribadah

12) Pola Produktifitas

13) Pola Rekreasi

14) Pola Kebutuhan Belajar

d. Pengkajian Fisik

e. Pemeriksaan Penunjang

f. Data laboratorium yang berhubungan

2. Diagnosa keperawatan

Menurut model keperawatan Virginia Henderson berfokus pada

keseimbangan fisiologis dengan membantu pasien dalam keadaan

sehat maupun sakit sehingga dapat menigkatkan kualitas hidup

15
pasien yang bertjuan mengembalikan kemandirian, kemampuan

dan pengetahuan terhadap kondisi yang dialami (Desmawati, 2019).

Menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017) dan (Nurarif, Hardhi

Kusuma 2016) diagnosa keperawatan pada Pasien dengan Ca

Mamae adalah (PPNI, 2017):

a. Nyeri kronis berhubungan dengan adanya penekanan saraf

(D.0078).

b. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan prubahan

sirkulasi (D.0129).

c. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ekspansi paru

menurun (D.0005).

d. Resiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis (D.0142).

e. Defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan

kebutuhan metabolisme (D.0019).

f. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar

informasi (D.0111).

g. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi

(D.0080).

h. Ganguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan

struktur/fungsi tubuh (D.0083).

i. Harga diri rendah kronis berhubungan dengan terpapar situasi

traumatis (D.0101).

3. Intervensi Keperawatan

Interensi Keperawatan dilakukan berdasarakan Standar Intervensi

Keperawatan Indonesia (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018) dengan

kriteria hasil berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia

(Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019) :

a. Nyeri kronis berhubungan dengan adanya penekanan saraf

D.0078).

1) Tujuan umum : Setelah dilakukan tindakan keperawatan

diharapkan ekspetasi tingkat nyeri menurun.


16
2) Kriteria hasil :

a) kemampuan menuntaskan aktivitas mningkat

b) keluhan nyeri menurun

c) meringis menurun

d) sikap protektif menurun

e) gelisah menurun

f) kesulitan tidur menurun

g) menarik diri menurun

h) berfokus pada diri sendiri menurun

i) diaforesis menurun

j) perasaan depresi (tertekan ) menurun

3) Intervensi :

a. Manajemen nyeri (I.08238)

Observasi :

1. Identifikasi lokasi, karekteristik, durasi, frekuensi,

kualitas, intensitas nyeri

2. Identifikasi skala nyeri

3. Identifikasi respons nyeri non verbal

4. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan

nyeri

5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri

6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri

7. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup

8. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang

sudah diberikan

9. Monitor efek samping penggunaan analgesic

Terapeutik

1. Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa

nyeri (mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi music,

17
biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi

terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)

2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu

ruangan, pencahayaan, kebisingan)

3. Fasilitasi istirahat dan tidur

4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam

pemilihan strategi meredakan nyeri

Edukasi

1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu

nyeri

2. Jelaskan strategi meredakan nyeri

3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri

4. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat

5. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi

a) Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

b. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan prubahan

sirkulasi (D.0129).

1) Tujuan umum : Setelah dilakukan tindakan

keperawatan diharapkan ekspetasi integritas kulit dan jaringan

meingkat.

2) Kriteria hasil :

a) Elastisitas meningkat

b) Hidrasi meningkat

c) Perfusi jaringan meningkat

d) Kerusakan jaringan menurun

e) Kerusakan lapisan kulit menurun

f) Nyeri menurun

g) Perdarahan menurun

h) Kemerahan menurun

i) Hematoma menurun
18
j) Pigmentasi abnormal menurun

3) Intervensi :

Perawatan luka (I.14564)

Observasi

a) monitor karakteristik luka

b) monitor tanda-tanda infeksi

Terapeutik

a) lepaskan balutan dan plester secara perlahan

b) cukur rambut di sekitar daerah luka, jika perlu

c) bersihkan dengan cairan NaCl atau pembersih nontoksik

sesuai kebutuhan

d) bersihkan jaringan nekrotik

e) berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi, jika perlu

f) pasang balutan sesuai jenis luka

g) pertahankan teknik steril saat melakukan perawatan luka

h) ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan drainase

i) jadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam atau sesuai

kondisi pasien

j) berikan diet dengan kalori 30-35 kkal/kgBB/hari dan protein

1,25-1,5 gram/kgBB/hari

k) Berikan suplemen vitamin dan mineral

l) berikan terapi tens, jika perlu

Edukasi

a) Jelaskan tanda dan gejala infeksi

b) anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan protein

c) ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri

Kolaborasi

a. kolaborasi prosedur debridement, jika perlu

b. kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu

c. pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ekspansi paru

menurun (D.0005).
19
1) Tujuan umum : setelah dilakukan tindakan

keperawatan diharapkan ekspektasi pola napas membaik.

2) Kriteria hasil :

a) Ventilasi semenit meningkat

b) Kapasitas vital meningkat

c) Diameter thoraks anterior-posterior meningkat

d) Tekanan ekspirasi meningkat

e) Tekanan inspirasi meningkat

f) Dispnea menurun

g) Penggunaan otot bantu napas menurun

h) Pemanjangan fase ekspirasi menurun

i) Ortopnea menurun

j) Pernapasan pursed-lip menurun

3) Intervensi :

Manajemen jalan napas (I.01011) Observasi

a. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)

b. Monitor bunyi napas tambahan (mis. gurgling,

mengi, wheezing, ronkhi kering)

c. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma) Terapeutik

d. Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan

chin- lift (jaw-thrust jika curiga trauma servikal)

e. Posisikan semi-Fowler atau Fowler c) Berikan minum

hangat

f. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu

g. Lakukan penghisapan lender kurang dari 15 detik

h. Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal

i. Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGill

j. Berikan oksigen, jika perlu

20
Edukasi

a) Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika

tidak kontraindikasi

b) Anjurkan teknik batuk efektif

Kolaborasi

a) Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik,

jika perlu

d. Resiko infeksi berhubungan dengn penyakit kronis D.0142).

1) Tujuan umum : setelah dilakukan tindakan keperawatan

diharapkan ekspetasi tingkat infeksi menurun.

2) Kriteria hasil :

a) kebersihan tangan meningkat

b) kebersihan badan meningkat

\c) nafsu makan meningkat

d) demam menurun

e) kemerahan menurun

f) bengkak menurun

g) vesikel menurun

h) cairan berbau busuk menurun

i) sputum berwarna hijau menurun

j) drainase purulen menurun

3) Intervensi

pencegahan infeksi (I.14539)

observasi

a. monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik terapeutik

b. Batasi jumlah pengunjung

c. berikan perawatan kulit pada area edema

d. cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien

dan lingkungan pasien

e. pertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko tinggi

21
Edukasi

a. Jelaskan tanda dan gejala infeksi

b. ajarkan cara mencuci tangan dengan benar

c. Ajarkan etika batuk

d. ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi

e. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi

f. anjurkan meningkatkan asupan cairan kolaborasi

g. Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu

e. Defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan

kebutuhan metabolisme (D.0019).

1) Tujuan umum: setelah dilakukan tindakan keperawatan

diarapkan ekspetasi status nutrisi membaik

2) Kriteria hasil :

a) Kekuatan otot pengunyah meningkat

b) Kekuatan otot menelan meningkat

c) Serum albumin meningkat

d) Verbalisasi keinginan untk meningkatkan nutrisi meningkat

e) Pengetahuan tentang pilihan makanan yang sehat

meningkat f) Pengetahuan tentang pilihan minuman yang

sehat meningkat

g) Pengetahuan tentang standar asupan nutrisi yang

tepat meningkat

h) Penyiapan dam penyimpanan minuman yang aman meningkat

i) Sikap terhadap makanan/minuman sesuai dengan

tujuan kesehatan meningkat

j) Perasaan cepat kenyang menurun

k) Nyeri abdomen menurun

l) Sariawan menurun

m) Rambut rontok menurun

n) Diare menurun

o) Berat badan membaik

22
p) Indeks Massa Tubuh (IMT) membaik

q) Frekuensi makan membaik

r) Nafsu makan membaik

s) Bising usus membaik

t) Tebal lipatan kulit trisep membaik

u) Membran mukosa membaik

3) Intervensi :

Manajemen nutrisi (I.03119)

Observasi

a) Identifikasi status nutrisi

b) Identifikasi alergi dan intoleransi makanan

c) Identifikasi makanan yang disukai

d) Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien

e) Identifikasi perlunya penggunaan selang

nasogastrik f) Monitor asupan makanan

g) Monitor berat badan

h) Monitor hasil pemeriksaan laboratorium

Terapeutik

a) Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu

b) Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. piramida makanan)

c) Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai

d) Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah

konstipasi e) Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi

protein

f) Berikan suplemen makanan, jika perlu

g) Hentikan pemberian makan melalui selang nasogastrik

jika asupan oral dapat ditoleransi

Edukasi

a) Anjurkan posisi duduk, jika mampu

b) Anjurkan diet yang diprogramkan

Kolaborasi

23
a) Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis.

pereda nyeri, antiemetik), jika perlu

b) Kolabor asi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah

kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan, jika perlu

24
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Carsinoma mammae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel

normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel-sel normal,

berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah

(Nurarif & Kusuma, 2015).

Penyebab kanker payudara sangat beragam, tetapi ada sejumlah

faktor risiko yang dihubungkan dengan perkembangan penyakit ini yaitu asap

rokok, konsumsi alkohol, umur pada saat menstruasi pertama, umur saat

melahirkan pertama, lemak pada makanan, dan sejarah keluarga tentang ada

tidaknya anggota keluarga yang menderita penyakit ini

1. Pengkajian

Dari data Pemeriksaaan fisik yang didapat pada pasien 1(Ny.S)

dan pasien 2 (Ny .E) didapatkan persamaan data yaitu pada kedua

pasien muncul benjolan yang mengeras dan menimbulkan ulkus pada

payudara kiri. Pengkajian menggunakan format pengkajian menurut

Virginia Henderson.

2. Diagnosa

Pada pasien 1 diagnosa keperawatan diteggakan berdasarkan

SDKI sedangkan pada pasien 2 diagnosa ditegakkan berdasarkan

NANDA dan sesuai dengan teori

3. Intervensi

Perencanaan pada pasien 1 menggunkan SLKI dan SIKI

sedangkan pada pasien 2 menggunkan NIC NOC.

4. Impelementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan pada pasien 1

dilakukan berdasarkan intervensi yang ada sedangkan pada pasien 2

sesuai dengan NIC NOC.

25
5. Evaluasi

Evaluasi pada pasien 1 terdapat 5 masalah tidak teratasi

sedangkan pada pasien 2 hanya 1 masalah yang tidak teratasi.

B. Saran
1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian yang peneliti lakukan diharapkan dapat menjadi

acuan yang berkaitan dengan penyakit carcinoma mammae maupun

juga dengan asuhan keperawatan pada pasien dengan carcinoma

mammae sebagai tolak ukur untuk peneliti selanjutnya.

2. Bagi Tempat Penelitian

Hasil penelitian yang peneliti lakukan diharapkan dapat menjadi

bahan informasi bagi perawat dan pihak Rumah Sakit untuk dapat

meningkatkan mutu pelayanan dalam melaksanakan asuhan

keperawatan pada pasien dengan carcinoma mammae

secara spesifik dan

26
komprehensif sehingga waktu perawatan pada pasien dengan

carcinoma mammae dapat diminimalkan penyembuhannya dan angka

kematian pasien dengan carcinoma mammae tidak dapat terjadi.

3. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan

Hasil penelitian yang peneliti lakukan diharapkan dapat

menambah keluasan ilmu khususnya keperawatan dalam melakukan

asuhan keperawatan pada pasien dengan carcinoma mammae dan

juga memacu pada peneliti selanjutnya dan menjadi bahan

pembandingan dalam melakukan penelitian pada pasien dengan

carcinoma mammae.

27
DAFTAR PUSTAKA

Desmawati. (2019). Teori Model Konseptual Keperawatan.

Fayzun., F., Muna., A., Y., D. A. R., Novitasari., E., & Baihaqi., I. (2018). Kanker
Payudara.

Globocan. (2018). angka kejadian kanker di dunia. https://gco.iarc.fr/

Haryati, F., & Sari, D. N. A. (2019). Hubungan body image dengan kualitas
hidup pada pasien kanker payudara yang menjalankan kemoterapi. Health
Sciences and Pharmacy Journal, 3(2), 54.
https://doi.org/10.32504/hspj.v3i2.138

Irawan, E. (2018). Faktor-faktor pelaksanaan SEDARI. Jurnal Keperawatan


BSI,
6(1). https://doi.org/10.31311/.V6I1.3690

Kemenkes RI. (2019). angka kejadian kanker


payudara. https://www.kemkes.go.id/article/view/19020100003/hari-
kanker-sedunia-
2019.html

Lodia Kristin. (2017). WOC Kanker


Payudara. https://id.scribd.com/document/348608933/WOC-KANKER-
PAYUDARA
No Title. (2012).

Nurarif, amin huda, & Kusuma, H. (2015). cancer mammae.

Nurarif, amin huda, & Kusuma, H. (2018). Cancer


Mammae. http://www.perawatciamik.com/2018/03/laporan-pendahuluan-
ca-mamae- nanda-nic.html?view=timeslide

PPNI, T. P. S. D. (2017). No Title.

Putra, S. R. (2015). Buku lengkap kanker.

Riskesdas. (2018). prevelensi kanker di Indonesia.


https://www.kemkes.go.id/resources/download/info-terkini/hasil-riskesdas-
2018.pdf

SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

Sugeng Laksono. (2018). Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Pada Ny E


Dengan Karsinoma Mamae Di Ruang Bougenvile Rsud Kota Yogyakarta.
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/id/eprint/2147

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan

Indonesia. Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan

Indonesia.

Tri Winarti. (2019). Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Pasien Dengan
Carsinoma Mammae Di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda.

28
Utami, S. S. (2017). ASPEK PSIKOSOSIAL PADA PENDERITA KANKER
PAYUDARA : Pendahuluan Metode. 20(2), 65–74.
https://doi.org/10.7454/jki.v20i2.503

WHO. (2019). Angka kejadian ca mamae di dunia.


https://www.who.int/news- room/detail/18-12-2019-who-prequalifies-first-
biosimilar-medicine-to- increase-worldwide-access-to-life-saving-breast-
cancer-treatment

29

Anda mungkin juga menyukai