Anda di halaman 1dari 7

SEJARAH TAFSIR PERSIS : ANALISA MAJALAH RISALAH

Oleh:
Fajar Fathi Sabili, Idris Muhammad Alharomain, Isma Khaerunnisya, Luthfi Nabila
Fashya, Syifa Faujiyyah
fajarfathisabili@staipersisgarut.ac.id, idrismuhammadalharamain@staipersisgarut.ac.id,
ismakhaerunnisya@staipersisgarut.ac.id, luthfinabilafashya@staipersisgarut.ac.id,
syifafaujiyyah@staipersisgarut.ac.id

Program Studi Ilmu Alquran dan Tafsir


Sekolah Tinggi Agama Islam Persatuan Islam Garut
Abstrak

Keynote:

PENDAHULUAN
Dalam penelitian ini, penulis mengkaji dan menelusuri literatur ilmiah yang
sekiranya sedikit relevan dengan penelitian ini.
Skripsi yang ditulis oleh Sulastri mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah tahun 2015
dengan judul “Pemikiran Pendidikan Ibnu Jama’ah Dan Relevansinya Terhadap
Pendidikan Kontemporer”. Fokus penelitiannya membahas tentang pandangan majalah
pers organisasi Persatuan Islam terkait perpolitikan pada tahun 1998-1999. Kemudian ada
juga skripsi lain yang ditulis oleh ......
Dalam majalah risalah Persatuan Islam ini, ada banyak materi yang terdapat
didalamnya, ada ....
Namun, pada beberapa literatur ilmiah yang penulis kaji dan telusuri belum ada
yang membahas terkait sejarah majalah risalah secara inti, terkhusus mengenai salah satu
rubrik yang ada dimajalah risalah, yakni rubrik tafsir. Pada tulisan ini penulis akan
membahas mengenai hal tersebut karena menjadi fokus penelitian yang sedang penulis
telusuri.
METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Mantra
mengemukakan bahwa metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. 1

1
Sandu Siyoto, dan M. Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, (Sleman: Literasi Media Publising, 2015),
hlm. 28.
Sementara dalam teknik pencarian data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik observasi dan wawancara. Margono mengartikan observasi sebagai pengamatan
dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. 2
Teknik ini juga dinamakan dengan studi kepustakaan. Menurut Nazir, studi kepustakaan
adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan penelaahan terhadap buku-buku,
literatur-literatur, catatan-catatan, laporan-laporan, yang ada hubungannya dengan
masalah yang dipecahkan.3 Sementara wawancara, menurut Esterberg dan Sugiyono
adalah pertemuan yang dilakukan oleh dua orang untuk bertukar informasi maupun suatu
ide dengan cara tanya jawab, sehingga dapat dikerucutkan menjadi sebuah kesimpulan
atau makna dalam topik tertentu.4 Dalam proses pengumpulan data menggunakan studi
dokumen, telaah teks media massa serta sumber-sumber lain yang terikat dengan topik
penelitian.
HASIL
Sejarah dan Perkembangan Risalah
Pada tahun 1962 di kota Bandung terdapat suatu majalah yaitu majalah Risalah
dalam bentuk stensilan dan kelahirannya itu tanpa izin. Karena memang kedudukannya
saat itu hanya untuk keperluan interen Organisasi Persatuan Islam (PERSIS) dan
simpatisannya (Arfic, 2013:58).
Setahun kemudian, majalah Risalah hadir secara legal, diterbitkan oleh bagian
Penyiaran dan Publikasi (PP) Persis. Perintisnya adalah Ustadz Yunus Anis dan Ustadz
K.H.E Abdurrahman. Fungsi majalah Risalah pada waktu itu masih tetap ditujukan untuk
sarana pembinaan jamaah Persis dan simpatisannya dengan misi mengembangkan
dakwah berdasarkan Alquran dan Sunnah (Jejen Jaenudin, Hasil wawancara September
2022).
Jejen Jaenudin mengatakan (Hasil Wawancara September 2022): "Majalah
Risalah yang dirintis dan dipimpin oleh Ustadz Yunus Anis diserahkan dan dilanjutkan
oleh K.H.E Abdurrahman pada tahun 1972, karena pada waktu itu Ustadz Yunus Anis
sudah meninggal dunia. Pada kepemimpinan K.H.E Abdurrahman, lahir ketentuan bahwa
2
Ismail Nurdin dan Sri Hartati, Metodologi Penelitian Sosial, (Surabaya: Penerbit Media Sahabat
Cendekia, 2019), hlm. 174.
3
Nur Khoiri, Metodologi Penelitian Pendidikan: Ragam, Model dan Pendekatan, (Semarang: Southeast
Asian Publishing,t.t.), hlm. 125.
4
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods), (Bandung: Alfabeta, 2015), hlm. 72.
penerbitan majalah Risalah harus disebarluaskan ke luar. Maka pada tahun 1975 didirikan
yayasan Penerbitan Majalah Risalah yang sekaligus dipimpin oleh K.H.E Abdurrahman".
Pada tahun 1983, K.H.E Abdurrahman meninggal, maka kepemimpinan umum
dipegang dan dilanjutkan oleh Ustadz Abdul Latif Muchtar. Sedangkan pimpinan redaksi
sekaligus penanggung jawab dipercayakan kepada Bambang Setyo Suprianto. Dengan
dicantumkan Yayasan Penerbitan Majalah Risalah sebagai penerbit maka menjadi media
pengembangan pemahaman Alquran dan as-Sunnah untuk khalayak yang lebih luas, tidak
terbatas Organisasi Persatuan Islam dan simpatisannya saja (Jejen Jaenudin, Hasil
Wawancara Bulan September 2022).
Fisik majalah Risalah masih sangat sederhana yaitu dalam bentuk format stensial
dengan kelebaran kurang lebih 30 halaman, dengan motto “bacaan peneguh hati”.
Tulisan-tulisan disajikan tanpa disertai ilustrasi dan foto (hanya terbatas pada cover
depan).
Penyempurnaan majalah Risalah terjadi pada tahun 1984, formula (ramuan
redaksional) dan format berubah. Materi yang ditawarkan pun meluas, dari dakwah yang
sempit (diniyah/yang sangat khas) ke dakwah dalam arti luas. Juga formatnya hadir
dalam bentuk majalah biasa. Diberlakukannya Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP)
pada tahun 1985 mengakibatkan timbul penyempurnaan dalam diri yayasan. Yayasan
penerbitan Risalah diganti menjadi Yayasan Risalah Pers. Sekalipun berupa yayasan,
tetapi bukan berarti lepas dari Persatuan Islam, karena sebagian staf redaksi terdiri dari
fungsionaris Persatuan Islam. Meskipun majalah Risalah masih mengandalkan SIT tahun
1985 (SIUPP masih dalam proses di Departemen Penerangan RI) tetap majalah Risalah
hadir dengan tegar dan optimis kehadapan pembacanya. Hal ini tidak menyurutkan etos
kerja dalam tubuh majalah Risalah. Prestasi yang patut dicatat, selama ini belum pernah
Majalah Risalah kena teguran dari pihak berwenang atau pembredelan yang
menyebabkan ditutupnya penerbitan memang selama ini majalah Risalah tidak pernah
menyinggung perasaan seseorang atau sekelompok orang (Jejen Jaenudin, Hasil
Wawancara Bulan September 2022).
Risalah adalah majalah dakwah Islamiyah yang melakukan terobosan baru dalam
pelaksanaan syariat Islam secara kaffah. Dan majalah Risalah yang terbit sebulan sekali
sebagai majalah Islam tertua di Bandung, Majalah Risalah ditujukan untuk pembaca:
1. Kalangan muslim yang gandrung untuk mendalami agama Islam secara utuh.
2. Latar belakang pendidikan menengah (SMP) ke atas, karena sekarang yang
kurangnya pembaca yang sudah dapat berfikir logis dan mampu menangkap
masalah. pembaca pun turut menjadi pertimbangan redaksi.
3. Usia ditujukan sekurang-kurangnya 18 tahun, karena pada usia inilah seseorang
dapat dianggap menunjukan kedewasaannya secara mental dapat melihat yang baik
dan benar.
4. Status ekonomi yang diincar adalah settatus ekonomi menengah keatas, sehingga
dapat menyisihkan sebagian pendapatannya untuk
5. membeli majalah. Status sosial yang dituju adalah pegawai negri wiraswasta,
pelajar, dan mahasiswa.
Untuk mencapai sasaran, maka majalah Risalah tampil dengan gaya yang lebih
menarik. Serta dengan berbagai unsur penggugah daya tarik, bagaimana suatu majalah
pada umumnya. Cover yang dihiasi ilustrasi sesuai dengan topik sorotan utama dan tata
warna yang menarik dengan corak kontras. Ditambah dengan foto, gambar ilustrasi dan
kaligrafi yang diselaraskan dengan permasalahan yang diungkapkan. Penataan letak
diatur secara apik yang secara keseluruhan mampu memikat mata pembaca. Semua itu
menjadikan suasana yang semarak dengan tidak mengenyampingkan suasana Islam
sebagai ciri tersendiri dalam penampilannya.
Dari segi materi pun mengalami peningkatan. Rubrik yang ditawarkan kurang
lebih 24 buah. Materi yang disajikan lewat rubrik rubrik tersebut ditampilkan dalam
bentuk berita, feature, essai dan wawancara dengan gaya yang tidak terlalu kaku, tetapi
dengan gaya yag dan ilmiah. popular Dengan wajah barunya itu ternyata majalah Risalah
mampu mengajak pembaca yang lebih banyak. Terbukti dengan adanya peningkatan
tiras. Pada awal terbit (1984) tiras majalah Risalah berjumlah 4.000 eksemplar dan
menurut catatan terakhir meningkat menjadi 8.000 eksemplar. Suatu jumlah yang relatif
kecil jika dibandingkan dengan tiras Islam lainnya. Jumlah sebesar ini beredar di seluruh
Indonesia, bahkan sampai keluar negeri dengan presentase sebagai berikut :

TABEL 2
DISTRIBUSI MJALAH RISALAH
NO Wilayah Presentase
1. Sumatera 5
2. DKI Jakarta 20
3. Jawa Barat 57
4. Jawa Tengah dan DIY 9
5. Jawa Timur 2
6. Kalimantan 1,5
7. Sulawesi 1,6
8. Nusa Tenggara 0,25
9. Irian Jaya 0,35
10. Luar Negeri 2,1
11. Zakat, Ustad-ustadz, Promosi, dll 1,2
(Sumber: Sirkulasi Majalah Risalah)
Perkembangan majalah Risalah yang tidak secepat majalah Islam lainnya itu
dikarenakan terbentur berbagai hambatan. Diantaranya dari segi finansial yang kurang
memadai, ini berkaitan erat dengan sikap majalah Risalah sendiri yang tak mau begitu
saja menerima iklan untuk ditayangkan dalam penerbitannya, disamping belum adanya
bagian yang secara khusus mengelola periklanan. Sikap yang sangat selektif
menyebabkan produk jasa yang dapat ditampilkan dalam majalah Risalah harus
memenuhi kriteria yang telah ditetapkan, yaitu poduk tersebut harus halal dan memberi
manfaat kepada umat Islam yang dalam penyajiannya harus dengan cara yang benar
(Jejen Jaenudin, Hasil Wawancara bulan September 2022).
Sekalipun majalah Risalah sangat membutuhkan uang demi pertumbuhan dan
perkembangannya, tetapi tidak mau memaksakan diri dengan mengorbankan nilai-nilai
luhur yang telah diyakini. Bagi majalah Risalah, nilai adalah tetap nomor satu. Apapun
alasannya, majalah Risalah akan tetap konsisten.
Terbukti dengan hanya mengandalkan uang langganan (infak) dari pembaca
sebagai penutup biaya produksi, ternyata majalah Risalah mampu mempertahankan dan
mengembangkan kehidupannya sehingga selalu hadir kehadapan pembacanya dan tetap
eksis di hati pembaca.
Struktur Kepengurusan Majalah Risalah
Pada dasarnya orang tidak bisa hidup sendiri. Sebagian besar tujuannya dapat
terpenuhi apabila ada interaksi sosial dengan orang lain. Sebagai makhluk sosial, manusia
tidak bisa hidup sendiri karena manusia memiliki kebutuhan terhadap manusia lainnya.
Karena itulah biasanya manusia berkumpul dan membentuk kelompok, yang disebut
dengan organisasi. Karang taruna, kerajaan, negara, adalah bentuk-bentuk dari
organisasim, disana mereka bergabung dan berkumpul karena memiliki tujuan dan
kepentingan yang sama. Organisasi yang paling kecil yang kerap dijumpai adalah
keluarga. Keluarga pada hakikatnya adalah sebuah organisasi. Kelurga adalah satuan
organisasi terkecil yang pertama kali dikenal oleh setiap manusia.
Dengan demikian, majalah Risalah mempunyai struktur kepengurusan yang
terdiri dari :
Penerbit : Yayasan Risalah Pers, anggota SPS.
Izin terbit :Keputusan Menteri Penerangan
no.00223/R/SK/dphn/SIT/1965 (penggatian SIUPP masih
dalam proses di DEPPEN Republik Indonesia)
Perintis : Yunus Anis (1963-1972), K.H.E Abdurrahman (1963-
1983)
Pemimpin Umum : H. Aceng Zakaria
Pemimpin Perusahaan : Andi Sugandi
Pemimpin Redaksi : Muhammad Rahmat Najieb
Wakil Pimred : Aay M. Furkon
Redaksi Pelaksana : Nashruddin Syarief
Dewan Redaksi : H.M Rahmat Najieb, H Aceng Zakaria, H Irfan Safrudin,
H. Haris Muslim, H. Jeje Jaenudin, H. Ihsan Setiadi Latief,
H. Dodi S Truna, H. Jejen Jaenudin, H. Uyun Kamiludin,
Nashrudin Syarief, Iwan Karmawan

Produksi & Artistik : Fauzan (Koordinator), Dien Samsoedin (Desain), Dedi


Setiadi (Layout)
Tata Usaha : Hj.Dedeh Saodah (Keuangan), Hj. Dewi Kurmiati
(Pembukuan)
Marketing : H.Jejen Jaenudin (Koordinator), Abdul Hamid, Iban
Muhiban (Sirkulasi)
Visi dan Misi Majalah Risalah
Iwan Karmawan Menyebutkan bahwa: "Majalah Risalah adalah majalah yang
senantiasa konsisten memperjuangkan syiar Islam melalui materi-materi dakwah yang
ditampilkan melalui rubrik-rubriknya. Majalah Risalah mempunyai motto bacaan
peneguh hati. Adapun visi dan misi majalah Risalah tidak jauh dari visi misi Jam'iyah
Persatuan Islam (persis) namun lebih ditekankan pada misi mengembangkan dakwah
islamiyah berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah". (Jejen Jaenudin, Hasil wawancara
tahun 2022).
Rubrik Tafsir Majalah Risalah

Sejarah Rubrik Tafsir Majalah Risalah

Anda mungkin juga menyukai