Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH AIR GARAM TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN

TERONG ( Solanum Melongena )

Di susun oleh :
Maulana Samrotul Qolbi (14)
XII MIPA 6

SMA NEGERI 1 SUKODADI


JAWA TIMUR
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul Pengaruh Air
Garam dalam Pertumbuhan Tanaman Bayam Merah dengan baik dan sesuai dengan batas waktu yang
telah ditentukan.

Tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan rancangan penelitian ini. Tentunya rancangan penelitian ini
tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik dari penyusunan hingga tata bahasa
penyampaian dalam rancangan penelitian ini. Oleh karena itu, saya mengharap kritik dan saran yang
membangun untuk memperbaiki proposal penelitian ini.

Lamongan, 30 Agustus 2022

Maulana Samrotul Qolbi

2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Terong (solanum melongena l.) Merupakan tanaman tropis yang diduga berasal dari asia.
Keterangan lain mengungkapkan bahwa sumber genetik (plasma nutfah) terong ditemukan di afrika.
Tanaman terong sangat dipengaruhi oleh teknik budidaya yang dilakukan petani, iklim, dan tingkat
kesuburan tanah (eriyandi, 2008).

Tingginya kandungan gizi pada terong merupakan salah satu alasan komoditas terong banyak
diminati. Tiap 100 gram terong terkandung 24 kalori, air (94 gram), protein (1,1 gram), lemak (0,2
gram), karbohidrat (5,7 gram) serta mineral dan vitamin yang lain. Selain dimanfaatkan sebagai
sayuran, terong juga dimanfaatkan sebagai obat seperti gatal-gatal pada kulit, sakit perut, cuci perut,
dan tekanan darah tinggi. Jumini (2009) menyebutkan bahwa terong mempunyai khasiat sebagai obat
karena mengandung alkaloid solanin, dan solasodin yang juga berfungsi sebagai bahan baku
kontrasepsi oral.seiring pertambahan jumlah penduduk, permintaan terhadap terong semakin
meningkat. Akan tetapi peningkatan permintaan tersebut tidak diimbangi dengan peningkatan
produksi. Hal tersebut dapat dikarenakan rendahnya produktivitas pada petani terong. Menurut bps
indonesia (2014) dan direktorat jenderal hortikultura (2014), produksi terong nasional sebanyak
557.040 ton/ha dengan luas panen 50.875 ha. Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
produksi tanaman terong selain dengan usaha ekstensifikasi seperti komponenmedia tanam, dan
rehabilitasi juga melalui intensifikasi. Salah satu usaha dalam intensifikasi tersebut adalah dengan
pemberian mva. Mikoriza vesikular-arbuskular merupakan mikoriza cendawan yang membentuk
asosiasi simbiotik mutualisme dengan akar tanaman inang. Mva berperan dalam meningkatkan
serapan unsur-unsur hara fosfat (p). Cendawan mva sangat penting untuk diperhatikan dan
dimanfaatkan terutama untuk budidaya tanaman pada lahan yang kurang subur. Hampir semua jenis
tanah terdapat mva karena tidak membutuhkan tanaman inang spesifik untuk hidup.asosiasi mva
dengan akar tanaman dicirikan dengan adanya struktur arbuskel, vesikel dan hifa internal dalam akar,
serta hifa eksternal dan spora. Bentuk vesikel seperti kantung, bulat, terminal (interkalari), dan
terdapat di dalam sel atau antar sel. Fungsi vesikel yaitu sebagai tempat penyimpanan p.media tanam
berfungi untuk menumbuhkan tanaman dan tempat tumbuhnya akar tanaman supaya tanaman dapat
tumbuh tegak dan kokoh. Media mengandung unsur hara mineral, bahan organic, air, dan udara.
Sehingga media unsur hara yang baik mampu memberikan pertumbuhan dan perkembangan tanaman
dengan baik pula.tanah sebagai media tanam untuk tumbuh tanaman mengandung unsur mineral yang
berfungsi sebagai media tanam untuk tumbuh ideal. Media tanam secara material tersusun dai
beberapa komponen utama, antara lain bahan padat 50% (45% mineral dan bahan organik 5%), ruang

3
pori-pori 50% (25% air dan 25% udara). Penelitian sugiatno dan hamim (2009) menunjukkan bahwa
komposisimedia pembibitan pupuk kandang kambing, tanah, dan sekam padi pada mediadengan
perbandingan 3:1:1 berpengaruh nyata pada persentase keberhasilanpenyambungan, tinggi bibit,
jumlah daun dan bobot kering tajuk.menurut rahmawati (2012), media tanam berpengaruh terhadap
panjangtunas, jumlah daun per setek, jumlah daun per tunas, jumlah akar dan panjangakar, media
tanam lebih baik adalah media tanam pasir:tanah:sekam (1:1:1) ataum3 tetapi tidak berbeda nyata
dengan media tanam pasir:tanah:pupuk kandang (1:1:1) atau m2 terhadap pertumbuhan bibit
jarak.kastono (2013) menunjukkan pada tanaman sorgum manis yang diaplikasikan mikoriza 5
g/lubang tanam menghasilkan nira 611,51 l/ha dan meningkat 29,88 % dibandingkan tanpa aplikasi
mikoriza (470,84 l/ha).penelitian saragih (2009), bahwa pada penelitian stump mata tidur karet yang
diaplikasikan mikoriza vesikula arbuskular (mva) pada media tanam 10g/tan; 20 g/tan; 30 g/tan belum
signifikan dalam meningkatkan pertumbuhan stump mata tidur tanaman karet. Berdasarkan atas, perlu
dilakukan penelitian pengaruh pengaruh komposisi media tanam dan dosis mva terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman terong (solanum melongena l.).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas dapat disimpulkan bahwa rumusan masalah yang didapat adalah
sebagai berikut :
1. Apakah berpengaruh pemberian air garam terhadap pertumbuhan terong?
2. Seberapa besar pengaruh air garam dalam pertumbuhan terong?
3. Mengapa air garam dapat digunakan sebagai pendukung pertumbuhan tanaman terong?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh air garam dalam pertumbuhan dan perkembangan terong.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh air garam dalam pertumbuhan terong.
3. Untuk mengetahui alasan air garam dapat digunakan sebagai media pendukung dalam
pertumbuhan terong.
1.4 Manfaat Penelitian
Bagi penulis :
1. Mengetahui pengaruh air garam dalam pertumbuhan dan perkembangan terong.
Bagi pembaca :
1. Sebagai sumber informasi bagi masyarakat dan petani tentang pengaruh air garam dalam
pertumbuhan dan perkembangan terong.
2. Menambah pengetahuan tentang pemanfaatan air garam dalam pertanian.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Terong
Terung ialah tumbuhan pangan yang ditanam untuk buahnya. Asal usul budidayanya berada
di bagian selatan dan timur Asia sejak zaman prasejarah, tetapi baru dikenal di dunia Barat tidak lebih
awal dari sekitar tahun 1500. Buahnya mempunyai berbagai warna, terutama ungu, hijau, dan putih.
Catatan tertulis yang pertama tentang terung dijumpai dalam Qí mín yào shù, sebuah karya pertanian
Tiongkok kuno yang ditulis pada tahun 544.[3] Banyaknya nama bahasa Arab dan Afrika Utara untuk
terong serta Kurangnya nama Yunani dan Romawi menunjukkan bahwa pohon ini dibawa masuk ke
dunia Barat melewati kawasan Laut Tengah oleh bangsa Arab pada awal Abad Pertengahan. Nama
ilmiahnya, Solanum melongena, berasal dari istilah Arab abad ke-16 untuk sejenis tanaman terung.

2.1.2 Pertumbuhan dan Perkembangan


Pertumbuhan merupakan proses penambahan ukuran yang meliputi penambahan panjang,
tinggi, diameter, volume, dan berat yang sifatnya irreversible atau tidak dapat kembali ke ukuran
semula. Pertumbuhan ini terjadi karena aktivitas pembelahan dan pemanjangan sel secara mitosis.
Jumlah sel dan protoplasma yang terdapat pada tumbuhan akan bertambah sehingga bobot tubuh
tanaman semakin berat dan besar. Proses perubahan ukuran pada pertumbuhan dapat dihitung dan
memiliki besaran atau disebut dengan sifat kuantitatif. Perkembangan adalah proses menuju
kedewasaan atau proses pematangan fungsi organ yang sifatnya reversibel atau dapat terjadi berulang-
ulang. Perkembangan pada tumbuhan ditandai dengan munculnya bunga dan buah. Perkembangan
disebabkan oleh diferensiasi atau spesialisasi sel. Tumbuhan yang telah berbunga dan berbuah dapat
dikatakan sudah dewasa dan fungsi organ-organnya telah matang.

2.1.3 Garam
Garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion negatif(anion),
sehingga membentuk senyawa[netral]] (tanpa bermuatan). Garam terbentuk dari hasil reaksi asam dan
basa. Komponen kation dan anion ini dapat berupa senyawa anorganik seperti6klorida (Cl−), dan bisa
juga berupa senyawa organik seperti asetat (CH3COO−) dan ionmonoatomik seperti fluorida (F−),
serta ion poliatomik seperti sulfat (SO42−). Natrium klorida(NaCl), bahan utama garam dapur adalah
suatu garam. Ada banyak macam-macam garam. Garam yang terhidrolisis dan membentuk ion
hidroksida ketika dilarutkan dalam air maka dinamakan garam basa. Garam yang terhidrolisis dan
membentuk ion hidronium di air disebut sebagai garam asam. Garam netral adalah garam yang bukan
garam asam maupun garam basa. Larutan zwitton mempunyai sebuah anionik dan kationik di tengah

5
di molekul yang sama, tetapi tidak disebut sebagai garam. Contohnya adalah asam amino, metabolit,
peptida, dan protein.
2.2 Hipotesis
Larutan garam berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman terong karena
dalam garam memiliki kandungan unsur natrium (Na) dan chlor (Cl) yang dapat mensubtitusi unsur
kalium (Ka) dalam tanah. Kalium tersebut merupakan salah satu unsur makro yang sangat diperlukan
tanaman. Air garam sendiri memiliki Ph 7, Ph yang sangat sesuai untuk mensubtitusi kekurangan Ph
dalam tanah.

6
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Subjek dan Jenis Penelitian


Subjek dalam penelitian ini adalah tanaman terong (Solanum Melongena) .Dalam penelitian
ini, peneliti menggunakan jenis penelitian yaitu eksperimen. Penelitian eksperimen adalah metode
penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini berlangsung selama bulan Juli-Agustus 2022 yang meliputi pengumpulan dan
pencarian bahan, eksperimen serta penyusunan proposal hingga selesai dan bertempat di Dusun
Ringin Desa Tlogorejo Kecamatan Sukodadi Lamongan.

3.3 Identifikasi Variabel Penelitian


1. Variabel Bebas
Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel
terikat. Variabel terikat pada penelitian ini adalah: air garam.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena
adanya variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini adalah: pertumbuhan dan perkembangan
tanaman bayam merah.
3. Variabel Kontrol
Variabel kontrol merupakan variabel yang sengaja ditetapkan oleh peneliti jika ingin
melakukan penelitian yang sifatnya membandingkan. Variabel kontrol pada penelitian ini adalah: air,
tanah, pupuk.

3.4 Alat dan Bahan


1. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Penggaris
b. Polibag
c. Ceret plastik
2. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Bibit tanaman terong
b. Tanah
c. Air garam
d. Air biasa

7
3.5 Cara Kerja
Cara kerja penelitian ini adalah :
A. Pembuatan Media Tanam Terong
1. Siapkan 2 plastik polybag
2. Isi kedua plastik polybag dengan tanah yang sudah diisi dengan pupuk sampai dengan
penuh
B. Pembuatan Larutan Garam
1. Siapkan garam dapur sebanyak 200g.
2. Siapkan air hangat sebanyak 1 Liter.
3. Campur garam dapur dengan air hingga tercampur rata.
4. Kemudian tunggu hingga larutan air garam tersebut menjadi dingin.
C. Penanaman Tanaman Terong dengan Penambahan Air Larutan Garam
1. Tanam 2 tanaman bayam ke dalam polybag yang sudah disiapkan.
2. Kemudian beri larutan air garam pada 1 tanaman bayam merah.
3. Siram 1 bayam secara teratur menggunakan air garam dan yang satu dengan air biasa
4. Tancapkan penggaris ke masing-masing polybag yang sudah diberi tanaman.
5. Kemudian tunggu selama 1-2 minggu dan bandingkan dengan menggunakan penggaris.

3.6 Metode Pengumpulan Data


1. Metode Eksperimen, pengambilan data melalui percobaan langsung yangdilaksanakan
dilaboratorium sesuai dengan desain penelitian. Metodeeksperimen merupakan metode ilmiah
yang sistematis dan dilakukan untukmembangun hubungan yang melibatkan fenomena sebab
akibat (causal effectrelationship).
2. Metode Dokumentasi, yaitu mengambil data sekunder dari buku literatur. Selainitu juga
melalui pengambilan gambar yang dilakukan peneliti saat aktivitaspenelitian dilakukan.
3. Studi Pustaka (Library Research), peneliti melakukan kajian terhadap berbagailiteratur
maupun pustaka yang sesuai dengan penelitian. Dengan studi pustaka,permasalahan yang
dikemukakan akan semakin jelas arah dan bentuknya. Studipustaka dapat mempertajam
permasalahan penelitian. Penelusuran bahanpustaka dapat menghindari terjadinya
pengulangan penelitian yang sama.
3.7 Teknik Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian iniadalah
metode analitik berupa penganalisisan data-data yang diperoleh dari hasilpengamatan dan pengujian,
kemudian diperkuat dengan metode deskriptif literaturpenulis.

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Penelitian mengenai pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan terong terhadap pemberian
air garam ini dilakukan selama kurang lebih 1 bulan dengan berbagai urutan kegiatan yakni
pengumpulan alat dan bahan, membuat rancangan penelitian, melakukan penanaman tumbuhan
terong, dan melakukan metode penelitian dengan menerapkan beberapa variabel, serta melakukan
pengamatan terhadap tumbuhan yang telah diberikan perlakuan. Penelitian ini “Pengaruh Air Garam
dalam Pertumbuhan Tanaman Terong “ dilakukan pada 4 tumbuhan terong yang pada awalnya
diberikan perlakuan yang sama yakni disiram dengan air biasa. Kemudian diambil masing-masing 2
untuk diperlakukan secara berbeda. Dengan 2 tumbuhan akan disiram dengan air garam dan 2 lainnya
akan tetap disiram dengan air biasa. Dengan metode tersebut dilakukan selama kurang lebih 4 Minggu
atau 1 bulan. Pada Minggu pertama setelah pemberian perlakuan yang berbeda antara 2 tanaman
dengan air garam dan 2 tanaman dengan air biasa didapatkan bahwa tinggi tanaman dengan air biasa
mencapai 5 cm dan untuk tanaman yang diberikan air garam telah tumbuh mencapai 8cm atau 3 cm
lebih tinggi dari tanaman dengan air biasa. Untuk Minggu ke dua terlihat bahwa tinggi tanaman
dengan air biasa mencapai 9 cm dan untuk tinggi tanaman dengan pemberian air garam telah
mencapai 14 cm. Setelah Minggu ke tiga didapatkan tinggi tumbuhan terong dengan air biasa sudah
mencapai 15 cm sedangkan untuk tumbuhan dengan pemberian air garam telah mencapai ketinggian
yakni kisaran 19 cm. Setelah empat Minggu dilakukan penelitian dengan memberikan pemberlakuan
berbeda didapatkan bahwa tumbuhan dengan pemberian air biasa mencapai ketinggian yakni kisaran
18 cm dan untuk tumbuhan dengan pemberian air garam telah mencapai 26 cm. Dari hasil akhir
penelitian ini dilakukan penimbangan berat tumbuhan diperoleh bahwa tumbuhan dengan air garam
memiliki berat 130 Gram sedangkan untuk tumbuhan dengan air biasa hanya memiliki berat 80 gram.

 Perbandingan Tinggi Tanaman

9
 Tanaman dengan Air Garam

 Tanaman Tanpa Air Garam

4.2 Pembahasan
Dari penelitian dan percobaan metode pertumbuhan tumbuhan terong dengan pemberian air
comberan dirasa memberikan pengaruh terhadap pertumbuhannya, daun dan batangnya yang lebih
banyak dan subur daripada hanya dengan pemberian air biasa. Jika dilihat dari tinggi tumbuhannya
untuk tumbuhan terong dengan pemberian perlakuan yaitu pemberian air comberan memiliki
ketinggian yang lebih tinggi dari tumbuhan krokot alur dengan hanya diberikan air biasa. Pemberian
air garam dikarenakan garam memiliki 12 kandungan unsur natrium (Na) dan chlor (Cl) yang dapat
mensubtitusi unsur kalium (Ka) dalam tanah. Kalium tersebut merupakan salah satu unsur makro
yang sangat diperlukan tanaman. Air garam sendiri memiliki Ph 7, Ph yang sangat sesuai untuk
mensubtitusi kekurangan Ph dalam tanah.

10
11
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan bahwa pengaruh pemberian air garam terhadap
pertumbuhan tanaman bayam merah dirasa sangat berpengaruh dari segi kesuburan tanaman, tinggi
dan berat dari tanaman. Dengan menyiramkan air garam terhadap tumbuhan akan membuat
pertumbuhan dan perkembangan dari tumbuhan semakin baik daripada hanya memberi air biasa. Hal
ini dipengaruhi oleh kandungan dari air garam yang baik untuk pertumbuhan tanaman. Dengan air
garam dimanfaatkan sebagai alternatif pertumbuhan tanaman dapat juga menambah manfaat dari air
garam selain sebagai bahan pelengkap masakan.

5.2 Saran
Dengan adanya penelitian ini semoga dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
tentang pertumbuhan dan perkembangan tanaman bayam merah. Saran saya untuk peneliti selanjutnya
dapat melakukan penelitian dengan lebih baik lagi (menggunakan instrumen tanaman bayam merah
dengan lebih baik lagi) agar hasil yang diperoleh lebih valid.

12
DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia, tentang sejarah terong (Online)


https://id.m.wikipedia.org/wiki/Terung Diakses pada 9 September 2022.
Kompas.com, Pengaruh air garam terhadap pertumbuhan tanaman (Online).
https://www.kompas.com/homey/read/2021/05/11/080300976/menyiram-tanaman-dengan-
air-garam-air-gula-dan-air-ledeng-baguskah- Diakses pada 9 September 2022.
ejurnal.litbang.pertanian.go.id (Online).
https://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/jhort/article/view/7450 Diakses pada 9
September 2022.
Id.m.wikipedia.org (Online)
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Garam_(kimia) Diakses pada 9 September 2022.
Tirto.id, Mengenal pertumbuhan dan perkembangan (Online)
https://tirto.id/mengenal-pertumbuhan-dan-perkembangan-tumbuhan-beserta-faktornya-giW3
Diakses pada 9 September 2022.

13

Anda mungkin juga menyukai