Anda di halaman 1dari 7

Pengalaman

Meningkatkan
Keterampilan
Diagnostik
Oleh: Dr. Indun Lestari, M.Psi
WORDS TO INSPIRE YOU

Melakukan aktivitas diagnostik


bukanlah suatu yang mudah,
itu diakui oleh semua calon psikolog.
Termasuk apa yang terjadi pada diri saya sendiri.
Latar belakang pendidikan jurusan di SMA adalah IPA.
Saya menyukai mata pelajaran matematika.
Ketika saya menjadi mahasiswa, untuk menambah uang saku, saya melakukan di
luar kuliah dengan memberi les privat mata pelajaran matematika untuk siswa SMP.
Mata pelajaran ini tampaknya terpengaruh pada pola pikir atau alur pikir dalam
mengambil keputusan.

Selalu muncul pernyataan dalam memahami masalah dengan pernyataan


adanya sebab dan adanya akibat, sehingga setiap akan membuat kalimat
muncullah secara eksplesit pernyataan tersebut, misalnya, ia selalu merasa sakit
karena selalu dihina oleh orang lain, yang mengakibatkan ia menjadi menyendiri.
Perasaannya mudah tersinggung karena.......,
sehingga gambaran kepribadian yang bukan
merupakan suatu gambaran dinamika dari
fungsi-fungsi psikologis yang bergerak dalam
kepribadiannya, melainkan gambaran dari
kumpulan sebab dan akibatnya hubungan
pribadinya dengan lingkungan, sehingga kurang
tergambarkan ke khasan dari kepribadian
seseorang.

Berkali-kali saya membuat gambaran


kepribadian yang muncul adalah sama yaitu
kumpulan dari sebab dan akibat yang dialami
seseorang.
Suatu saat alm suami saya (pada waktu itu
masih sebagai calon suami) membaca
gambaran kepribadian yang saya tulis.
Seteah ia membaca, ia tidak mengkomentari
gambaran kepribadian yang saya tulis
melainkan, ia berkomentar:

"Kamu alur pikirnya alur matematis, sehingga


selalu muncul kalimat yang terkait penyebab
dan akibat"
Pernyataan itu semalaman saya pikirkan dan
tampaknya ada benarnya juga. Akhirnya saya
putuskan berhenti memberi les privat dengan
konsekuensi uang saku saya berkurang.

Mengingat besar keinginan saya untuk menjadi


psikolog yang profesional, berkurangnya uang
saku ini bukan menjadi kendala untuk saya tetap
ingin handal dalam melakukan diagnosa
sebagai seorang psikolog.
Saya mulai mengkonsentrasikan pada ulasan
diagnostik. Modal saya pada waktu itu kertas
buram, pensil dan penghapus. Setiap kali
menulis setiap kali pula tulisan itu dihapus,
sampai mendapat tulisan yang sesuai dengan
apa yang saya pikirkan.

Bila sedang belajar diagnosa, meja belajar saya


pasti penuh dengan buku manual alat tes. Satu
file biasanya akan saya kerjakan dengan waktu
kurang lebih 4 jam/kasus.

Anda mungkin juga menyukai