Anda di halaman 1dari 5

BAB III

Metode Penelitian

1. Indetifikasi Variabel dan Defenisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel yang digunakan, yaitu stress akademik

sebagai variabel dependen dan pelatihan berpikir positif sebagai variabel independen.

a) Variabel Dependen: Stress Akademik

Stress akademik adalah kondisi individu yang mendapatkan banyak tuntutan dari

aspek akademik dan membuat individu tersebut merasa tertekan baik secara fisik

maupun mental.

Dalam penelitian ini akan menggunakan skala untuk mengetahui tingkat stress

biarawati. Jenis skala yang digunakan adalah Scale for Assessing Academic Stress

(SAAS). SAAS terdiri dari beberapa reaksi, yaitu reaksi kognitif, reaksi afektif,

reaksi fisik, reaksi sosial/interpersonal, dan reaksi motivasi.

b) Variabel Independen: Pelatihan Berpikir Positif

Pelatihan berpikir positif merupakan sebuah pelatihan yang membuat seseorang

belajar untuk memahami dan mengolah cara berpikir sehingga seseorang tersebut

dapat melihat segala sesuatu dari aspek positif.

Albrecht (dalam Anggraini et al., 2017) menyatakan bahwa ada dua aspek dalam

berpikir positif, yaitu perhatian positif dan ungkapan positif. Perhatian positif

merupakan kemampuan seseorang dalam mengolah dan membentuk hal negatif

dalam dirinya menjadi hal yang positif, contohnya rasa takut karena gagal diubah

menjadi motivasi dan pelajaran. Ungkapan positif adalah harapan yang bersifat

positif terkait diri seseorang. Ada beberapa jenis ungkapan positif, yaitu pernyataan

yang tidak menilai, harapan yang positif, penyesuaian diri yang realistis, dan afirmasi

diri.
Pelatihan berpikir positif pada penelitian ini akan dirancang dan dilaksakan dengan

menggunakan aspek yang terdiri dari empat jenis ungkapan positif (positive

verbalization) oleh Albrecht.

2. Subjek Penelitian

Populasi penelitian ini adalah para biarawati Ordo Pewarta (OP). Sampel mencakup para

biarawati yang memenuhi kriteria:

a. Merupakan mahasiswi aktif

b. Mengalami stress akademik

3. Desain Penelitian

4. Manipulasi Variabel Independen

Pada penelitian ini akan dilakukan manipulasi variabel independen berupa memberikan

pelatihan berpikir positif kepada subjek penelitian. Subjek penelitian merupakan para

biarawati yang mengalami stress akademik dan dengan diberikannya pelatihan berpikir

positif diharapkan dapat menurunkan menurunkan atau mengurangi stress akademik

mereka. Dengan berpikir positif, para subjek penelitian dapat belajar untuk melihat

tuntutan ataupun permasalahan yang dialami dari sisi positifnya, sehingga tuntutan

akademik yang menjadi sumber stress akademik tidak lagi dipandang negatif.

5. Metode Pengumpulan Data

a. Skala Stress Akademik

Stress akademik pada subjek penelitian akan dikumpulkan menggunakan skala. Skala

yang digunakan adalah Scale for Assessing Academic Stress (SAAS), yaitu:

1) Reaksi Kognitif

Reaksi kognitis merupakan sistem reaksi yang berasal dari pikiran dan imajinasi.

Contoh dari reaksi kognitif, yaitu perhatian menjadi berkurang, sulit fokus,
terganggunya kemampuan belajar dan pemecahan masalah, mendadak pelupa,

dan cara berpikir menjadi tidak efektif.

2) Reaksi Afektif

Reaksi afektif adalah reaksi yang dipengaruhi oleh perasaan dan suasana hati.

Contohnya, yaitu sedih, tidak percaya diri, dan merasa tertekan.

3) Reaksi Sosial/Interpersonal

Reaksi sosial/interpersonal adalah adalah reaksi yang berasal dari hubungan antar

manusia. Seseorang yang mengalami stress akademik, secara umum akan

merasakan reaksi sosial/interpersonal, antara lain merasa diabaikan, keinginan

menyendiri, dan perasaan bahwa tidak ada orang yang peduli, mau membantu

dan mengerti keadaannya.

4) Reaksi Motivasi

Reaksi motivasi adalah kondisi ketika seseorang mengalami perubahan motivasi

karena ketidakteratikan dalam melakukan sesuatu. Contoh reaksi motivasi, yakni

tidak tertarik dengan materi pelajaran, merasa cepat bosan, dan tidak memiliki

keinginan untuk melakukan apapun.

5) Reaksi Fisik

Reaksi fisik adalah reaksi yang timbul secara fisik saat seseorang mengalami

stress akademik. Contohnya yaitu jantung berdebar-debar, merasa pusing, dan

lemas serta pada perempuan dapat mengalami gangguan menstruasi.

b. Skala Berpikir Positif

Dalam penelitian ini, akan menggunakan skala berpikir positif oleh Albrecht (dalam

Anggraini et al., 2017), yang terdiri dari beberapa aspek yaitu:

1) Pernyataan yang tidak menilai


Pernyataan yang tidak menilai adalah pernyataan yang mengarah kepada cara

penggambaran pendapat atau keadaan yang lebih menerima kenyataan yang ada

dan tidak fanatik dalam mengemukakan pendapat. Pernyataan yang tidak menilai

sama dengan penggambaran seseorang yang menerima kenyataan yang ada,

bahwa akan selalu ada perubahan yang terjadi dalam hidup, dan dapat menerima

secara terbuka sesuatu yang berasal dari luar dirinya sendiri, seperti saran, ide,

atau kritik.

2) Harapan yang positif

Harapan yang positif menunjukkan bahwa seseorang memilik cita-cita, impian

dan pandangan masa depan yang positif baik untuk dirinya sendiri maupun untuk

orang lain atau lingkungan. Harapan positif akan selalu mengarah kepada hal-hal

positif. Pada umumnya orang yang memiliki harapan positif akan selalu

memandang ke depan dengan optimis dan memiliki kegigihan untuk mengejar

harapannya tersebut.

3) Penyesuaian diri yang realistis

Menyesuaikan diri dengan keadaan atau realita berarti seseorang akan selalu

berusaha untuk menyesuaikan diri dengan keadaan di sekitarnya danmenerima

kenyataan yang ada. Orang yang dapat menyesuaikan diri adalah orang-orang

yang selalu menganggap bahwa apa yang terjadi saat itu merupakan bagian dari

kehidupan yang tidak dapat dihindari dan menjadi proses kehidupan yang harus

dijalani.

4) Afirmasi diri

Afirmasi diri adalah pernyatan-pernyataan yang dapat memperkuat atau

melemahkan diri, tergantung dari jenis afirmasi yang ditanamkan dalam diri.

Apabila seseorang secara berulang-ulang, menegaskan afirmasi diri yang bersifat


positif maka hal itu akan memperkuat dan berubah menjadi aksi positif,

sebaliknya jika seseorang menanamkan afirmasi diri negatif dalam dirinya, maka

hal itu akan melemahkan dirinya. Afirmasi diri yang positif dapat mendorong

seseorang dalam mencapai sesuatu. Afirmasi diri yang positif berarti melihat diri

sendiri secara positif dan mempercayai kemampuan diri.

6. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini akan menggunakan metode kuantitatif sebagai metode analisis data.

Pada metode kuantitatif akan ditarik kesimpulan statistik dari data-data yang telah

dikumpulkan. Dalam metode ini, data dan respon dari subjek penelitian menjadi

pendukung dalam membuat kesimpulan.

Daftar Pustaka

Anggraini, Yeni., Syaf, Auliya., & Murni, Adri., (2017, Agustus). Hubungan Antara Berpikir

Positif Dengan Kecemasan Komunikasi Pada Mahasiswa. PSYCHOPOKYTAN (Jurnal

Psikologi), 1(1), 34-35.

Anda mungkin juga menyukai