Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

BENTUK DAN TUJUAN SENI DALAM AGAMA

DOSEN PEMBIMBING

Dita Humaeroh, S.SiT.,MKM

DISUSUN OLEH

Andiena Aulya
Dea Haniwi Maringgi
Dede Rima
Erina Septiani
Hildah Maulidah Azhar
Kafi Nur Rozaq
Nur Latipatul Sa’adah
Roan Ja'eni
Sindi
Tia Febriani
Eva Nurul
M Hibatturahman
RiskaNur Rahayu

POLITEKNIK BHAKTI ASIH PURWAKARTA

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

2020/2021
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas izin dan karunia-Nya,
kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa kurang suatu apa pun.Penulisan makalah
dengan tema‘Bentuk dan tujuan seni yang berhubungan dengan agama”bertujuan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Pendidikan Agama Islma, Ibu Dita
yang telah membimbing penyelesaian makalah. Kami juga berterima kasih kepada para pihak yang
mendukung penulisan makalah. Penulis berharap agar makalah ini mampu memberikan sudut
pandang baru bagi pembaca.

Akhirul kalam, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Besar harapan
penulis agar pembaca berkenan memberikan umpan balik berupa kritik dan saran. Semoga makalah
ini bisa memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Aamiin.

Purwakarta, 14 September 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuandan Manfaat

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Agama, Budaya, Seni dan Upacara

2.2Hubungan antara Agama dan Budaya

2.3 Bentuk dan Tujuan Seni yang Berkaitan dengan Agama

BAB III PENUTUP

3.1 Saran

3.2 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam keseharian kita biasa dengar kata-kata sebagai berikut: Agama, Adat, Seni, dan Upacara.
Namun kadang kita kurang perhatikan dengan sungguh-sungguh apakah maksud dari kata-kata
tersebut, adakah kaitan antara keempat kata tersebut. Apakah hubungan antara agama dan adat, bagai
manakah ajaran agama tentang kesenian, bentukbentukkesenian apa sajakah yang dilahirka atau
diciptakan agama, dan bagaimanakah hubungan antara kesenian dan upacara. Dalam makalah ini
dengan segala keterbatasan kami akan mencoaba menjawab petanyaan-pertanyaan tersebut secara
singkat.

Agama adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia di dunia. Agama dijadikan
pedoman dalam kehidupan sehari-hari bagi manusia dalam masyarakat. Akan tetapi, selain agama ada
faktor lain yang mempengaruhi dan dijadikan pedoman hidup masyarakat yaitu kebudayaan, yang
secara turun temurun sudah dianut dari jaman nenek moyang terdahulu. Agama dan kebudayaan
sebenarnya adalah dua hal yang berbeda. Agama berasal dari Tuhan Yang Maha Esa yaitu penguasa
alam semesta, sedangkan budaya atau kebudayaan adalah buatan manusia yang berupa kebiasaan
yang dilakukan dari waktu kewaktu sehingga membentuk sebuah kebudayaan.

Dilihat dari segi Agama dan Budaya yang masing - masing memiliki keeratan satu sama lain, sering
kali banyak di salah artikan oleh orang - orang yang belum memahami bagaimana menempatkan
posisi Agama dan posisi Budaya pada suatu kehidupan dan juga bagaimana suatu budaya ketika
masuk pada wilayah kebudayaan lain. masih sering ada segelintir masyarakat yang mencampur
adukkan nilai - nilai Agama dengan nilai-nilai Budaya yang padahal kedua hal tersebut tentu saja
tidak dapat seratus persen disamakan, dan juga terkadang agama dikatakan sebagai bagian dari
kebudayaan.

Dalam kehidupan manusia, agama dan budaya jelas tidak berdiri sendiri, keduanya memiliki
hubungan yang sangat erat dalam dialektikanya; selaras dalam menciptakan ataupun kemudian saling
menegasikan. Agama sebagai pedoman hidup manusia yang diciptakan oleh Tuhan, dalam menjalani
kehidupannya. Sedangkan kebudayaan sebagai kebiasaan tata cara hidup manusia yang diciptakan
oleh manusia itu sendiri dari hasil daya cipta, rasa dan karsanya yang diberikan oleh Tuhan. Agama
dan kebudayaan saling mempengaruhi satu sama lain. Agama mempengaruhi kebudayaan, kelompok /
masyarakat / suku / bangsa. Kebudayaan cenderung mengubah-ubah keaslian agama sehingga
menghasilkan penafsiran berlainan.Islam merupakan agama yang luas dan fleksibel. Islam mengkaji
banyak hal. Kajian ilmu dalam islam tidak hanya pada inti ajaran islam itu sendiri, melainkan juga
pada ilmu lain yang relevan terhadap ajaran islam. Semua aspek dan hal dalam kehidupan manusia
diatur oleh islam. Cakupan kajian islam sangatlah luas karena tidak ada satupun hal yang tidak diatur
dan dibahas dalam islam, mulai dari keindahan dalam hal ini seni dan budaya, ilmu pengetahuan,
hingga cara berpikir dengan filsafat. Islam agama yang mencintai keindahan sehingga dalam islam
terdapat aspek hubungan islam dengan seni dan budaya. Islam merupakan agama yang berkembang,
fleksibel dan dapat menyesuaikan dengan perkembangan jaman. Namun hal ini perlu dipikirkan
secara lebih mendasar, logis dan menyeluruh sehingga perkembangan yang terjadi tidak bertentangan
dengan inti ajaran islam. Islam adalah agama yang sangat menghargai seni. Hampir dalam setiap masa
penyebaran islam diberbagai belahan dunia, seni selalu dianggap sebagai cara dakwah yang paling
tepat. Karena masyarakat akan lebih mudah memahami nilai-nilai yang dibawa oleh agama islam
melalui seni tanpa perlu ada kekerasan. Setelah agama islam diterima hampir diseluruh dunia, timbul
lah banyak jenis kebudayaan islam. Jenis kebudayaan disetiap daerah berbeda-beda. Namun, saat ini
seluruh kebudayaan islam tersebut telah mengalami perkembangan yang sangat signifikan dan
semakin baik. Hal yang sangat mempengaruhi perkembangan kebudayaan islam adalah adanya
konsep pengembangan budaya islam. Kebudayaan Islam adalah peradaban yang berdasarkan pada
nilai-nilai ajaran islam. Nilai kebudayaan Islam dapat dilihat dari tokoh-tokoh yang lahir di bidang
ilmu pengetahuan agama dan bidang sains dan teknologi. Semua itu di ilhami oleh ayat-ayat Al Quran
dan sunnah.

Budaya tidak terlepas dari dinamika kehidupan saat ini maupun masalampau. Islam adalah agama
yang mencintai keindahan sehingga dalam islamterdapat aspek hubungan islam dengan seni dan
budaya. Islam merupakanagama yang berkembang, fleksibel dan dapat menyesuaikan
denganperkembangan jaman.Islam adalah agama yang sangat menghargai seni. Hampir dalam
setiapmasa penyebaran islam di berbagai belahan dunia, seni selalu dianggapsebagai cara dakwah
yang paling tepat. Karena masyarakat akan lebih mudahmemahami nilai-nilai yang dibawa oleh
agama islam melalui seni tanpa perluada kekerasan dan pemaksaan. Jenis kebudayaan disetiap daerah
berbeda-beda. Namun, saat ini seluruh kebudayaan islam tersebut telah mengalamiperkembangan
yang sangat signifikan dan semakin baik. Hal yang sangatmempengaruhi perkembangan kebudayaan
islam adalah adanya konseppengembangan budaya islam.Upaya penyebaran islam melalui
kebudayaan di Indonesia dibuktikandengan peran wali songo yang begitu besar di pulau Jawa, salah
satu cara yangdigunakan adalah melalui kesenian. Hal itu menunjukkan bahwa wali
songomengutamakan jalan yang menjadikan masyarakat tertarik dan sarat denganajakan yang baik
daripada mengedepankan hal-hal yang bersifat normatif dan tekstual.
1.2 Rumusan Masalah

Kata agama dan kebudayaan merupakan dua kata yang seringkali bertumpang tindih, sehingga
mengaburkan pamahaman kita terhadap keduanya. Banyak pandangan yang menyatakan agama
merupakan bagian dari kebudayaan, tetapi tak sedikit pula yang menyatakan kebudayaan merupakan
hasil dari agama. Hal ini seringkali membingungkan ketika kita harus meletakan agama (Islam)
dalam konteks kehidupan kita sehari-hari. Seni dan kebudayaan dalam islam juga memiliki
berbagai macam ragam dan corak yang berbeda-beda. Dari sini kami akan merumuskan permasalahan
dalam pembahasan yaitu :

1. Apa pengertian dan hakikat seni dan budaya dalam islam?

2. Apa wujud atau bentuk kebudayaannya?

4. Bagaimana hubungan antara agama dan seni?

5. Apa saja seni dan budaya islam?

6. Bagaimana nilai islam dalam budaya Indonesia?

7. Apa tujuan dari seni yang berkaitan dengan agama?

1.3 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui keterkaitan antara agama dan seni
secara lebih mendalam juga mengetahui tujuannya. Selain itu makalah ini juga dibuat untuk
memenuhi salah satu tugas Mata Perkuliahan Pendidikan Agama.

Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah :

1. Memperoleh wawasan dan pengetahuan mengenai bentuk-bentuk seni yang berkaitan dengan
agama
2. Memahami tujuan dari seni yang berhubungan dengan agama
3. Menerapkan seni dan budaya yang sedang berkembang
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Agama,Budaya, Seni dan Upacara

1. Agama

Agama adalah sistem yang mengatur kepercayaan dan peribadatan Kepada Tuhan Yang Mahakuasa
serta tata kaidah yang berhubungan dengan budaya, dan pandangan dunia yang menghubungkan
manusia dengan tatana kehidupan.
Sebagaimana dikemukakan oleh Thomas F. Odea, dari sudut teori fungsional agamadidefinisikan
sebagai: pendayagunaan sarana non-empiris atau supra-empiris untuk maksud- maksud non empiris
atau supra-empiris( Odea. 1996: 13 ). Sedangkan ditinjau dari ajarannya seperti ditakrifkan oleh Prof.
Whitehead adalah: suatu sistem kebenaran umum yang mempunyai akibat merobah perangai manusia
jika segalanya itu dipegang teguh dandilaksanakan dengan gembira(Iqbal, 1966: 32)
Teori fungsional memandang sumbangan agama terhadap masyarakat dan kebudayaan berdasarkan
pada karakteristik pentingnya, yakni transendensi pengalaman sehari-harinya dalam lingkungan alam.
Mengapa manusia membutuhkan “sesuatu yang mentransendensikan pengalaman” atau dalam istilah
Talcott Parsons, “referensi transendental”’sesuatu yang berada diluar dunia empiris ? Mengapa
masyarakat harus membutuhkan berbagai kebutuhan praktek serta lembaga yang menyatukan dan
melestarikan mereka ? Teori fungsional memandang kebutuhan demikian itu sebagai hasildari tiga
karakteristik dasar eksistensi manusia. Pertama, manusia hidup dalam kondisi ketidakpastian, hal
yang sangat penting bagi keamanan dan kesejahteraan manusia berada di luar jangkauannya. Dengan
kata lain eksistensi manusia, ditandai oleh ketidakpastian. Kedua, kesanggupan manusia untuk
mengendalikan dan untuk mempengaruhi kondisi hidupnya, walaupun kesanggupan tersebut kian
meningkat, pada dasarnya terbatas. Pada titik dasar tertentu, kondisi manusia dalam kaitan konflik
antara keinginan dengan lingkungan ditandai oleh ketidakberdayaan. Ketiga, manusia harus hidup
bermasyarakat, dan suatu masyarakat merupakan suatu alokasi yang teratur dari berbagai fungsi,
fasilitas, dan ganjaran. Di sini tercakup pembagian kerja dan produk. Ia membutuhkan kondisi
imperatif, yakni suatu tingkat superordinasi dan sub-ordinasi dalam hubungan manusia. Kemudian
masyarakat berada ditengah-tengah kondisi kelangkaan, yang merupakan ciri khas pokok ketiga dari
eksistensi manusia. Kebutuhan
akan suatu tatanan dalam kelangkaan yang menyebabkan perbedaan distribusi barang dan nilai, dan
dengan demikian menimbulkan deprivasi relatif. Teori fungsional memandang sumbangan agama
terhadap masyarakat dan kebudayaan berdasarkan pada karakteristik pentingnya, yakni transendensi
pengalaman sehari-harinya dalam lingkungan alam. Mengapa manusia membutuhkan “sesuatu yang
mentransendensikan pengalaman” atau dalam istilah Talcott Parsons, “referensi
transendental”’sesuatu yang berada diluar dunia empiris ? Mengapa masyarakat harus membutuhkan
berbagai kebutuhan praktek serta lembaga yang menyatukan dan melestarikan mereka ? Teori
fungsional memandang kebutuhan demikian itu sebagai hasildari tiga karakteristik dasar eksistensi
manusia. Pertama, manusia hidup dalam kondisi ketidakpastian, hal yang sangat penting bagi
keamanan dan kesejahteraan manusia berada di luar jangkauannya. Dengan kata lain eksistensi
manusia, ditandai oleh ketidakpastian. Kedua, kesanggupan manusia untuk mengendalikan dan untuk
mempengaruhi kondisi hidupnya, walaupun kesanggupan tersebut kian meningkat, pada dasarnya
terbatas. Pada titik dasar tertentu, kondisi manusia dalam kaitan konflik antara keinginan dengan
lingkungan ditandai oleh ketidakberdayaan. Ketiga, manusia harus hidup bermasyarakat, dan suatu
masyarakat merupakan suatu alokasi yang teratur dari berbagai fungsi, fasilitas, dan ganjaran. Di sini
tercakup pembagian kerja dan produk. Ia membutuhkan kondisi imperatif, yakni suatu tingkat
superordinasi dan sub-ordinasi dalam hubungan manusia. Kemudian masyarakat berada ditengah-
tengah kondisi kelangkaan, yang merupakan ciri khas pokok ketiga dari eksistensi manusia.
Kebutuhan akan suatu tatanan dalam kelangkaan yang menyebabkan perbedaan distribusi barang dan
nilai, dan dengan demikian menimbulkan deprivasi relatif. Jadi seorang fungsional
memandang agama sebagai pembantu manusia untuk menyesuaikan diri dengan ketiga

2. Adat (Adat istiadat)

Menurut kamus umum bahasa indonesia adat mepunyai beberapa makna


diataranya, adat diartikan sebagai cara(kelakuan dsb) yang sudah menjadi kebiasaan. Yang kedua adat
diartikan sebagai wujud gagasan kebudayaan yang terdiri atas nilai-nilai budaya, norma, hukum, dan
aturan-aturan yang satu dengan yang lainnya berkaitan menjadi satu sistem. Sedangkan berikutnya
adat istiadat adalah tata kelakuan yang kekal dan turun temurun dari generasi kegenerasi lain sebagai
warisan sehingga kuat integrasinya dengan pola-pola perilaku masyarakat( Kamus besar bahasa
indonesia,1988:5,6).

Sinonim dari istilah adat adalah tradisi, arti tradisi yang palig mendasar adalah
traditum yaitu sesuatu yang diteruskan(transmitted) dari masa lalu ke masa sekarang, bisa berupa
benda atau tindak laku sebagai unsur kebudayaan atau berupa nilai, norma, harapan, dan cita-cita.
Dalam hal ini tidak dipermasalahkan berapa lama unsur-unsur tersebut dibawa dari satu generasi
kegenerasi berikutnya. Kriteria yang paling menentukan bagi konsepsi tradisi itu adalah bahwa tradisi
diciptakan melalui tindakan dan kelakuan orang-orang melalui fikiran dan imaginasi orang-orang
yang diteruskan dari satu generasi kegenerasi berikutnya(Skils dalam Sayogyo,1985:90).

Sesuatu yang diteruskan itu tidak harus sesuatu yang normatif. Kehadirannya dari
masa lalu tidak memerlukan bahwa ia harus diterima dan dihayati. Tradisi yang
diteruskan dari satu generasi kegenerasi berikutnya itu mencakup objek-objek kebendaan,macam-
macam kepercayaan, “images” mengenai orang –orang, atau kejadian sosial, kebiasaan, dan adat
lembaga sosial. Juga meliputi bangunan, monumen, patung, lukisan,buku-buku,alat-alat dan mesin.
Dalam kebiasaan dan lembaga sosial yang terdiri dari serangkaian tindakan-tindakan tertentu berpusat
pada kelakuan berpola dalam kebudayaan, bagian yang ditranmisikan adalah pola yang secara tidak
langsung menyatakan berbagai tindakan dan kepercayaan yang dibutuhkan serta yang mengatur atau
melarang. Adat bisa meliputi sistem nilai, pandangan hidup, dan ideologi. Sistem nilai budaya,
merupakan tingkat yang palingtinggi dan paling abstrak dari adat istiadat. Hal itu disebabkan karena
nilai-nilai budaya itu merupakan konsep-konsep mengenai apa yang hidup dalam ala pikiran sebagian
besar dari warga suatu masyarakat mengenai apa yang mereka anggap bernilai, berharga, dan penting
dalam hidup, sehingga dapat berfungsi sebagai suatu pedoman yang memberi arah dan orientasi
kepada kehidupan para wargamasyarakat tersebut. Dalam tiap masyarakat, baik yang komplek
maupun
yang sederhana, ada sejumlah nilai budaya yang satu dengan lainnya berkaitan hingga merupakan satu
sistem, dan sistem itu pedoman dari konsep-konsep ideal dalam kebudayaan dan memberi pendorong
yang kuat terhadap arah kehidupan warga masyarakatnya.( Kuntjara, 1981: 190)

3. Seni
Secara umum  kata atau  term seni berarti ‘halus’(dalam rabaan) ‘kecil dan halus’, tipis dan halus’,
‘lembut dan enak (didengar), ‘mungil dan elok’(tubuh), ‘sifat halus’. Secara etimologis seni   dapat
didefinisikan sebagai kesanggupan akal untuk menciptakan sesuatu yang bermutu tinggi (Kamus,
1990 : 816). Ukuran tinggi itu jika orang lain bisa mengatakan indah, kagum,  atau luar biasa terhadap
ciptaan tersebut.

   Sedangkan kebudayaan berasal dari kata Sansekerta, buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi
yang berarti budi atau akal. Demikianlah kebudayaan itu dapat diartikan “hal-hal yang bersangkutan
dengan akal”. Dalam bahasa Arab terdapat istilah al tsaqafah dan al hadlarah. Para ahli sosial
cenderung berpendapat bahwa kata al tsaqafah merujuk pada aspek ide, sedangkan kata al hadlarah
menunjuk kepada aspek material. Maka, al hadlarah lebih tepat diterjemahkan sebagai culture.
Kebudayaan mengandung pengertian meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, dan
adat istiadat dan pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota masyarakat (Munandar Soelaiman,
1992 dalam Zakky Mubarak, 2010).

Masalah seni adalah masalah keindahan. Seni adalah semua yang menimbulkan
keindahan(keharuan) dan semua yang diciptakan untuk melahirkan renjana(rasa hati
yang kuat seperti rindu, cinta kasih, berahi dsb). Ia melahirkan kesenangan dan bertujuan
untuk kesenangan. Seperti apa yang didefinisikan Herbert Read yaitu: art is most simply
and most usually defined as an attempt to create pleasing form, seni secara sederhana
sekali dan secara biasa sekali di definisikan sebagai usaha untuk menciptakan bentukbentuk yang
menyenangkan(Gazalba, 1965: 41). Apabila kita perhatikan dalam kehidupan kita sehari-hari, selalu
diisi usaha untuk menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan, misalnya dalam mendadani diri,
mendekorasi rumah, bernyanyi, menggambar dsb. Rasa estetika yang merangsang kecenderungan
untuk mencipta bentukbentuk yang menyenangkan adalah fitrah manusia.
Kedudukan kesenian dalam kehidupan manusia sangat penting, apabila kita
tengok sejak masa pra sejarah bangsa manusia kita dapat menyaksikan, bahawa kesenian
mendahului cabang-cabang kebudayaan yang lain. Bukti-bukti peninggalan masa lalu seperti adanya
lukisan-lukisan primitif dalam gua-gua, puisi-puisi yang tak tertulis dalam lingkungan suku-suku yang
hidupnya masih sangat sederhana. Disisi lain kita kenal juga
adanya maca-macam nyanyian, demikian juga macam-macam benda yang bagaimanapun
juga merupakan ekspresi dari rasa indah. Memang hubungan antara manusia dan
kesenian bisa dikatakan sangat erat dan tak terpisahkan, karena dengan karyanya yangdisebut
kesenian itu manusia mengekspresikan ideanya. Atau dengan kata lain yang lebih tepat bahwa dengan
keseniannya manusia mengekspresikan pengalaman keindahan atau estetik.

Aspek seni dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu : visual arts dan performing arts, yang
mencakup seni rupa (melukis, memahat, mengukir), seni pertunjukan (tari, musik), seni teater (drama,
wayang), seni arsitektur (rumah dan bangunan). Aspek ilmu pengetahuan meliputi science (ilmu-ilmu
eksakta) dan humaniora (sastra, filsafat kebudayaan dan sejarah).

Dari Ensiklopedia Indonesia (lihat “Ensiklopedi Indonesia” PT. Ikhtiar Baru – Van Hoeve, Jakarta.
Jilid V halaman 3080 dan 3081). dipetik bahwa definisi seni yaitu penjelmaan rasa indah yang
terkandung dalam jiwa manusia, dilahirkan dengan perantaraan alat komunikasi ke dalam bentuk yang
dapat ditangkap oleh indera pendengar (seni suara), penglihatan (seni lukis), atau dilahirkan dengan
perantaraan gerak (seni tari, drama).beberapa jenis seni estetika (Seni estetika adalah seni halus (fine
art) yang meliputi seni lukis, pahat, bina tari, musik, pentas, film, dan kesusasteraan. Pengertian halus
di sini karena ia mewujūdkan melalui perasaan) yaitu seni musik, seni suara, dan seni tari.

 Seni Musik
Seni musik (instrumental art) adalah bidang seni yang berhubungan dengan alat-alat musik dan irama
yang keluar dari alat musik tersebut. Bidang ini membahas cara menggunakan instrumen musik.
Masing-masing alat musik memiliki nada tertentu. Di samping itu seni musik, misalnya musik vokal
dan musik instrumentalia.
Seni musik dapat disatukan dengan seni instrumental atau seni vokal. Seni instrumentalia adalah seni
suara yang diperdengarkan melalui media alat-alat musik, sedangkan seni vokal adalah melagukan
syair yang hanya dinyanyikan dengan perantaraan oral (suara saja) tanpa iringan intrusmen musik.

 Seni Pendengaran

Seni pendengaran (auditory art) adalah bidang seni yang menggunakan suara (vokal maupun
instrumental) sebagai medium pengutaraan, baik dengan alat-alat tunggal (biola, piano dll) maupun
dengan alat majemuk seperti orkes simponi, band, juga lirik puisi berirama atau prosa yang tidak
berirama, serta perpaduan nada dan kata seperti lagu asmara, qashīdah dan tembang (jawa). Seni
inilah yang menjadi topik bahasan.

 Seni Tari

Seni tari adalah seni menggerakkan tubuh secara berirama dengan iringan musik. Gerakannya dapat
sekadar dinikmati sendiri, merupakan ekspresi suatu gagasan atau emosi, dan cerita (kisah). Seni tari
juga digunakan untuk mencapai ekskatase (semacam mabuk atau tak sadar diri) bagi yang
melakukannya.

4. Upacara

Sesuai dengan kamus Bahasa Indonesia istilah upacara berarti peralatan(menurut adat istiadat);
rangkaian tindakan atau perbuatan yang terikat pada aturan-aturan tertentu menurut adat atau agama.
Kedudukan sistem upacara keagamaan dalam suatu sistem
religi adalah sangat penting disamping unsur-unsur yang lain yaitu emosi keagamaan,
sistem keyakinan, dan suatu umat yang menganut religi itu.

Sistem upacara keagamaan secara khusus mengandung empat aspek yang menjadi
perhatian khusus dari para ahli antropologi ialah: tempat upacara keagamaan dilakukan;
saat-saat upacara keagamaan dilakukan; benda-benda dan alat upacara; orang yang
melakukan dan memimpin upacara.Aspek pertama berhubungan dengan tempat- tempat
keramat di mana upacara dilakukan, yaitu makam, candi, pura, kuil, gereja, langgar,
surau, mesjid, dan sebagainya. Aspek kedua adalah aspek yang berhubungan dengan saatsaat
beribadah seperti hari keramat dan suci dan sebagainya. Aspek ke tiga adalah tentang benda- benda
yang dipakai dalam upacara termasuk patung- patung yang melambangkan dewa-dewa, alat-alat
bunyi-bunyian seperti lonceng sici, seruling suci, genderang suci, dan sebagainya. Aspek keempat
adalah aspek mengenai para pelaku upacara keagamaan , yaitu para pendeta, biksu, syaman , dukun,
kiyai, dan lai sebagainya.Upacara itu sendiri banyak unsurnya, yaitu: bersesaji, berkorban, berdoa,
makan bersama makanan yang telah disucikan dengan doa, menari tarian suci, menyanyi nyanyia
suci, berprosesi atau berpawai, memainkan seni drama suci, berpuasa, intoksikasi atau mengaburkan
pikiran dengan makan obat bius untuk mencapai keadaan tranceatau mabuk, bertapa, dan bersemedi.

2.2 Hubungan antara Agama dan Budaya

Bila kita mengacu kepada apa yang disampaikan Kuncara Ningrat, bahwa adat
istiadat meliputi : sistem nilai budaya, pandangan hidup, dan ideologi. Sedangkan
menurut C,Kluckhohn ada lima dasar dalam kehidupan manusia yang menjadi
landasan bagi kerangka variasi sistem nilai budaya adalah: masalah mengenai hakekat dari hidup
manuisia, masalah mengenai hakekat dari karya manusia, masalah mengenai hakekat dari kedudukan
manusia dalam dan waktu, masalah mengenai hakekat dari hubungan manusia dengan alam
sekitarnya, dan masalah hakekat hubungan manusia dengan sesamanya. Selanjutnya mengacu kepada
lima dasar tersebut Kuncara menyimpulkan bahwa ada tujuh unsur yang dapat disebut sebagai isi
pokok dari tiap kebudayaan didunia, yaitu: bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem
peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian hidup, sistem religi, dan kesenian(Kuncara,
1985:190.202. 204).

Dari unsur-unsur tersebut di atas nampak jelas pada kita bahwa sistem religi atau
agama adalah merupakan salah satu unsur dari adat istiadat atau kebudayaan. Dengan demikian
apabila kita kaitkan dengan definisi dari Odea dan Whitheid kita dapat menyimpulkan bahwa
hubungan antara agama dan adat atau budaya adalah hubungan komplementer, atau dengan kata lain
bahwa agama atau religi adalah merupakan
bagian dari kebudayaan.Namun jika kita menengok pendapat lain yakni pendapat yang lebih khusus
mengenai hubungan adat atau budaya dengan Islam, seperti yang disampaikan Sidi Gazalba bahwa
apabila dikwalifikasi ayat-ayat Quran, ia dapat digolong- golongkan kedalam
tujuh kultural universal atau cabang kebudayaan, yaitu: sosial, ekonomi, politik, ilmupengetahuan dan
teknik, seni, filsafat, dan peribadatan. Memperhatikan cakupan ajaran islam tersebut, tidak
mungkinlah dikatakan bahwa islam itu hanya agama. Ia lebih luas dari agama. Agama itu islam,tetapi
Islam itu bukan agama saja. Semisal dengan: kerbau itu hewan tetapi hewan bukan hanya kerbau saja.
Jadi bisa dikatakan Islam melingkupi kebudayaan, bukan kebudayaan melingkupi Islam(Gazalba,
1965: 40)

Seni dan agama itu termasuk budaya, dan keduanya seringkali berkaitan. Melalui karya-karyanya
dalam bentuk tiga dimensi dan dua dimensi, seni banyak membantu penyebaran agama, serta
memperindah agama. Seni menurut Islam hakikatnya sebuah refleksi dan ekspresi dari berbagai cita
rasa, gagasan dan ide sebagai media komunikasi yang bergaya estetis untuk menggugah citarasa
inderawi dan kesadaran manusiawi dalam memahami secara benar berbagai fenomena, panorama dan
aksioma yang menyangkut dimensi alam, kehidupan, manusia dan keesaan/keagungan rabbani
berdasarkan konsepsi ilahi dan nilai-nilai fitri yang tertuang dan tersajikan dalam bentuk
suara/ucapan, lukisan/tulisan, gerak dan berbagai implementasi dan apresiasi lainnya.

Seni realitanya sebagai suatu media komunikasi, interpretasi, sekaligus kreasi. Maka dalam menilai
sebuah apresiasi seni tidak dapat dielakkan dari unsur-unsur dan dimensi-dimensi integralnya yang
menyangkut; keyakinan, ideologi, motivasi, pola pikir, kepekaan,kepedulian, arah dan tujuan di
samping aspek gaya dan estetikanya.
Apabila diteliti tiap agama akan ternyata adanya hubungan yang erat dengan
kesenian. Bahkan ada teori ilmu kebudayaan yang menyatakan bahwa seni lahir dari
agama. Demikian eratnya hubungan seni dan agama, sehingga banyak filosof
sepewrti Plotinus, Hegel, Schopen hower, dan Rusin yang menganggap keindahan
sebagai manifestasi atau unsur ketuhanan(Gazalba, 1965. 42.43).
Karena Islam adalah fitrah dan seni adalah fitrah manusia, dengan sendirinya Islam
masuk dalam ajaran addiin. Kesenian adalah bagian dari kebudayaan, dan kebudayaan adalah bagian
dari Islam. Oleh karena itu Islam juga mengajarkan tentang estetika, ajaran-ajaran tersebut dimuat
dalam Alquran maupun Alhadis,
berikut ini beberapa petikan dari ajaran islam tentang kesenian:
a)Hai anak-anak adam! Pakailah perhiasanmu setiap hendak kemesjid. Makan dan
minumlah, tapi jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak suka yang
melampaui batas.
b) Katakanlah! Siapakah yang melarang (memakai) perhiasan Allah dan (memakan)
rezeki yang baik yang diadakan-Nya untuk hamba-hamba-Nya ? Katakanlah : Segala
itu untuk orang beriman dalam kehidupan dunia ini, dan khusus untuk mereka saja di
hari kiamat. Begitulah kami jelaskan keterangan-keterangan untuk kamu yang
mengetahui. Katakan ! Tuhanku hanya melarang perbuatan-perbuatan keji, yang
terang dan yang tersembuyi, berbuat dosa, aniaya tanpa kebenaran, mempersekutukan Allah dengan
sesuatu yang tidak diberi kuasa kepadanya mengatakan atas Allah sesuatu yang tidak kamu ketahui
(Q.7 : 31, 32, 33).
c) Ciptaan Allah sendiri bersifat indah :
“Dan sesungguhnya kami jadikan bintang-bintang di langit dan indahkan rupanya
bagi mereka yang memandang” (Q . 15:16).
d) Rupa manusia sediri diciptakan Tuhan indah “ :..dibentuk-Nya rupamu dan dibuat-Nya yang
bagus..” (Q. 40:64)…
e) Dan yang lebih penting lagi ialah Hadits yang berbunyi : Innallaha jamilun,
yuhibbul jamal “( sesungguhnya Allah itu indah, ia menyukai keindahan )”.
Karena seni adalah fitrah manusia tentu saja setiap agama mengandug ajaran-ajaran
tentang seni, namun dala uraian ini kami tidak dapat mengemukakan, karena
keterbatasan kami.

1.2 Bentuk dantujuan Seni yang Berkaitan dengan Agama

Agama melahirkan bentuk-bentuk kesenian sesuai dengan kedalaman penghayatan


pemeluk-pemeluk terhadap ajaran-ajaran agamanya masing-masing. Adapun bentukbentuk kesenian
yang dilahirkan agama dapat digolongkan menjadi beberapa
kelompok sebagai berikut:

a) Seni rupa
Meliputi seni patung, seni relief, contohnya: candi hindu, candi budha,
gereja, klenteng, masjid, bangunan yang bernuansa hindu, budha, katholik, islam,
seni lukis dan gambar, contoh kaligrafi, ornamen-ornamen masjid, gereja,
klenteng,dan sebagainya, dan seni rias contoh: mode pakaian/busana muslim, hindu
budha, katolikdan sebagainya.

b)Seni suara,
Meliputi seni vokal contoh: seni baca alquran, puji-pujianatau sholawat
nabi, nyanyian kebaktian gereja, nyanyian-nyanyian dalam upacara hindu maupun
budha dan sebagainya, seni instrumental contoh seni gamelan dalam agama hindu
danbudha, musik-musik klasik seriosa, seni musik gambus dalam islam, dan juga seni musik dalam
agama primitif, dan musik-musik lain yang muncul karena emosi
keagamaan atau karena kecintaan kepada Tuhan, seni sastra contoh dalam islam
dikenal istilah sastra sufi seperti karya-karya Iqbal, M H. Ainun Najib, mantra-mantra
dalam agama primitif.

c) Seni Tari dan Seni Drama


Kedua seni ini merupakan perpaduan antara seni rupa
dan seni suara, seni tari maupun seni darama banyak digunakan dalam upacara agama hindu maupun
budha, dalam dakwah islam para wali menggunakan wayang sebagai medianya baik wayang kulit
maupun wayang orang, wayang golek, dan sebagainya.

d) Hubungan antara Kesenian dan Upacara


Sistem upacara keagamaan secara khusus mengandung empat aspek yaitu: tempat
upacara, saat upacara, benda-benda dan alat-alat upacara, dan orang yang melakukan
dan memimpin upacara. Aspek upacara yang pertama dan ketiga yaitu tempat upacara
dan alat upacara tidak bisa tidak berkaitan dengan kesenian yakni seni rupa.
Kemudian apabila kita lihat unsur-unsur upacara yakni:bersesaji, berkorban,
berdoa,makan bersama makanan yang telah disucikan dengan doa, menari tarian suci,
menyanyi nyanyian suci, berprosesi atau berpawai, memainkan drama suci, berpuasa,dan sebagainya,
maka nampak jelas bahwa sebagian unsur upacara adalah
seni itu sendiri seperti menyanyi nyanyian suci, menari tarian suci, dan memainkan
drama suci. Jadi jelaslah bahwa hubungan antara kesenian dan upacara adalah bahwa kesenian
merupakan unsur atau bagian dari upacara, walapun kalau kita lihat lebih dulu mana adanya apakah
kesenian dulu baru upacara atau upacara dahulu baru muncul kesenian, yang jelas bahwa dalam
upacara membutuhkan adanya kesenian.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Hubungan antara agama dan adat atau kebudayaan, ada dua pendapat yang bisa
dikatakan berlawanan, pendapat pertama mengatakan bahwa agama atau religi
adalah bagian dari kebudayaan, sedangkan pendapat kedua mengatakan bahwa
agama dalam pengertian Islam(addiin) adalah mencakup atau melingkupikebudayaan, atau
dengan kata lain bahwa kebudayaan adalah bagian dari Islam. Jadi dalam pengertian umum
bahwa agama tidak bertentangan adat atau kebudayaan, dalam pengertian Islam bahwa adat
tidak bertentangan dengan Islam
asal adat tersebut sesuai dengan Fitrah Islam.
2. Kesenian atau estetika adalah fitrah manusia, setiap agama mengajarkan tentang
estetika, oleh karena itu hampir semua agama mengajarkan tentang kesenian, atau yang
berhubungan dengan yang menyenangkan baik di dunia
maupun di alam baka nanti.
3. Bentuk-bentuk kesenian yang diciptakan agama dapat dikelompokkan menjadi
tiga kelompok yaitu seni rupa, seni suara, dan perpaduan antara keduanya yakni
seni tari dan seni drama.
4. Hubungan antara kesenian dan upacara sangat erat sekali yakni kesenian adalah merupakan
unsur dari upacara.

3.2 Saran

Penulis tentunya menyadari jika makalah di atas masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber
kritik yang membangun dari para pembaca

DAFTAR PUSTAKA

Driyarkara. 1980, driyarkara tentang kebudayaan, yayasan Kanisius, Yogyakarta


Iqbal, Muhammad, 1978, Pembangunan Kembali Alam Pikiran Islam, Bulan
Bintang, jakarta.
Kuncaraningrat, 1985, Pengantar Ilmu Antropologi, Aksara Baru, Jakarta. Odea, F Thomas, 1996,
Sosiologi Agama, PT RajaGrafindo persada, Jakarta.
Pujiwati Sayogyo, 1985, Sosiologi Pembangunan, Pascasarjana IKIP Jakarta
bekerjasama dengan BKKBN, Jakarta.
Sidi Gazalba, 1965, Islam dihadapkankepadaIlmuSeniFilsafat, Tintamas, Jakarta
- Sesi Tanya jawab kelompok 4

- Pertanyaan untuk klompok 4 dari klompok 1


1. Assalamualaikum wr.wb saya Rani perwakilan dari kel.1 ingin bertanya kepada kel.4
,mengapa agama dan seni di pertenbtangkan

Jawab : Tidak semua hal yang berkaitan dengan agama dan seni selalu di pertentangkan
hanya beberapa hal terkadang di pertentangkan seperti hal nya hubungan antara kesenian dan
spiritualis di beberapa kesenian yang berkaitan dengan hal spiritual di mana terkadang itu
merupakan adat di sebuah daerah tertentu yang memiliki nilai spiritual.

- Pertanyaan untuk klompok 4 dari klompok 2

2. Assalamualaikum wr.wb saya Nurhasanah perwakilan klompok 2 , maksud dari


agama adalah bagian dari seni dan seni bagian dari agama ? jelaskan !

Jawab : Karna segala sesuatu itu ada seni nya , dalam agama contoh nya kan pembangunan
mesjid jika tidak dengan seni mungkin bentuknya tidak akan beraturan, lalu dalam
pembacaan ayat suci al-Quran ada seni nya,bagaimana kita mengatur nafas dan nada yang
akan di lantunkan.

- Pertanyaan untuk klompok 4 dari klompok 3


3. Assalamualaikum wr.wb saya yuni shara perwakilan dari klompok 3 ingin bertanya,
apa yang di maksud dngan greja,candi dan klaten? Jelaskan!

Jawab :
-Gereja
Gereja dapat diartikan menurut rohani dan fisik. Gereja dapat diartikan sebagai perkumpulan
umat manusia yang percayaa dengan Yesus dan beriman merupakan arti menurut rohani.
Sedangkan, menurut arti fisik, gereja merupakan bangunan dimana umat kristiani
menjalankan ibadah maupun kegiatan kerohanian lain.
- candi
candi sebagai tempat pertapaan. Candi adalah istilah dalam Bahasa Indonesia yang merujuk
kepada sebuah bangunan keagamaan tempat ibadah peninggalan purbakala yang berasal dari
peradaban Hindu-Buddha. Bangunan ini digunakan sebagai tempat pemujaan dewa-dewi
ataupun memuliakan Buddha
-klenteng
Klenteng atau kelenteng (bahasa Hokkian: 廟, bio) adalah sebutan untuk tempat ibadah
penganut kepercayaan tradisional Tionghoa di Indonesia pada umumnya. Dikarenakan di
Indonesia, penganut kepercayaan tradisional Tionghoa sering disamakan sebagai penganut
agama Konghucu, maka klenteng dengan sendirinya sering dianggap sama dengan tempat
ibadah agama Konghucu.

Anda mungkin juga menyukai