Anda di halaman 1dari 197

Pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Kabupaten Lampung Tengah

Kab. Lampung Tengah

Tahun Anggaran 2019


'

PEKERJAAN PERSIAPAN PERSIAPAN


Kesiapan, Pembersian dan Pengukuran Tapak
· · ··
- -
� ,�
'··
\
· \. · · · ·
� - ---· Ke
-- - - __ � adaan Tapak:
--- ;Lokasi keadaan Site yang ada berkontur.

-
'
,- ,�o, -'1��•co • 4000 ., ;
' ,...,...�
,.� ...
-10u- -�icl'::--
-1. ·� -l •- ·-
- -1� .. Dan memerlukan Pengururukan tanah
• 000 : untuk mencapai level yang
"...
-t� ' direncanakan.
.·�E�=::1=�-i:-...•-..
:
Arah ba ngu nan menyesuaika n keadaa n
-•ll!t.---.........._...t:::::::::::;;:;;;(c ��-....::
iooo •
.
1
tapak ke arah selatan yang berhadapan
.
20M
00 -� langsung dengan jalan.
:• Kedaan site yang ada padang rumput
dengan daya dukung tanah yang baik.

i 4
\u

'

PEKERJAAN PERSIAPAN PERSIAPAN


Kesiapan, Pembersian dan Pengukuran Tapak

Mempersiapkan Tapak
Membersihkan lahan tapak dari semak-semak serta tanaman-tanaman
liar
sehingga bangunan dapat dipersiapkan untuk dibangun .

Pengukuran Tapak dan Lahan


Pengukuran dan lahan site yang ada untuk memastika _
yang akan dila ksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan dan·pt!
bowplank

Pembuatan Direksi Kit


Pembuatan dan penempatanlokasi direksi KIT untuk Kantor Kontr:u, 1r.h
dilapangan dalam pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan dilapan
Pekerjaan Tanah

LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan tanah ini akan meliputi antara lain :


 Pekerjaan Bowplank
 Pekerjaan Galian Tanah untuk Pondasi
 Pekerjaan Urugan Kembali Bekas Galian
 Pekerjaan Timbunan Tanah Peninggian Lantai
 Pekerjaan Urugan Pasir dibawah Pondasi

PERSIAPAN

a) Menyediakan tenaga kerja, bahan perlengkapan, alat dan sarana pengangkutan serta
peralatan lain yang diperlukan untuk pekerjaan tanah.
b) Terlebih dahulu mempelajari Laporan Penyelidikan Tanah (GeotechnicalInvestigation
Report) yang telah dilaksanakan dilokasi proyek, sebelum memulai pekerjaan tanah.
Ringkasan Boring Log telah dilampirkan pada Dokumen lelang, sedangkan Laporan
lengkapnya bisa diminta pada UnMuha melalui Manajemen Konstruksi dengan
permohonan tertulis.
c) Semua penggalian dan cara pengukuran sesuai ketentuan spesifikasi teknik dan
disetujui oleh Manajemen Konstruksi atau wakilnya (Pengawas Lapangan).
d) Karena sifat tanah yang berbeda, ada kemungkinan terjadi perubahan perancangan
pada pelaksanaan pekerjaan tanah. Perubahan tersebut dilakukan Pihak Kami
dengan persetujuan Manajemen Konstruksi.

KEADAAN TANAH

Untuk memeriksa keadaan lapangan sebelum mengajukan penawaran, untuk


mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai keadaan tanah yang akan digali
dan diurug, menaksir galian yang akan dikeluarkan dan tanah urug yang akan
dibutuhkan, serta apakah tanah hasil galian akan kiranya memenuhi syarat untuk
dipakai kembali sebagai tanah urug. Perkiraan ini semata-mata menjadi resiko dari
penyedia dan tidak akan diadakan pertimbangan-pertimbangan dan penyesuaian.

LEVEL LAPANGAN

Level lapangan dan titik-titik atau kontur dianggap berlaku pada BM (bench mark)
utama. Bilamana Pihak Kami tidak yakin dengan ketepatan dari peil pengukuran BM
utama maka Pihak Kami menyatakan hal ini secara tertulis kepada Manajemen
Konstruksi sebelum penggalian, pengukuran dan pemadatan dimulai.Klaim
ketidaktepatan peil pengukuran tidak akan dipertimbangkan
Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai
berikut :

GALIAN TANAH

Sebelum melaksanakan penggalian, posisi galian dan ukuran seperti tertera dalam
gambar sudah dipastikan benar dan harus mendapat persetujuan Direksi / Pengawas
lapangan.
Penggalian tanah pondasi dapat dimulai setelah pemasangan bouwplank dan patok-patok
disetujui Direksi / Pengawas lapangan.
Dasar galian harus mencapai tanah keras, dan jika pada galian terdapat akar-akar kayu,
kotoran-kotoran dan bagian-bagian tanah yang longgar (tidak padat), maka bagian ini
harus dikeluarkan seluruhnya kemudian lubang yang terjadi diisi dengan pasir urug.
Untuk mempertahankan kepadatan muka tanah galian, maka lubang yang sudah siap
segera dilanjutkan dengan urugan pasir dan batu kosong.

URUGAN

Pekerjaan urugan yang dilaksanakan adalah urugan pasir, urugan tanah dan urugan
kembali eks tanah galian sesuai dengan gambar kerja.
A. PERSIAPAN
1. Galian tanah untuk pondasi dan galian- galian lainnya harus
dilakukan menurut ukuran dalam lebar dan sesuai dengan
peil-peil yang tercantum di dalam gambar. Semua puing-puing
dan akar pohon-pohon yang terdapat dibagian pondasi yang
akan dilaksanakan harus dibongkar dan dibuang.
2. Marking/bowplank lokasi yang akan dikerjakan sesuai dengan
gambar kerja yang telah ditentukan.
3. Pastikan material dan alat bantu telah tersedia dilokasi serta
dekat dengan pekerjaan.
B. PROSES PEKERJAAN
1. Bentuk fondasi yang biasa digunakan adalah tinggi
fondasi,lebar atas, lebar bawah yang sesuai dengan gambar
kerja, bahan yang digunakan adalah batu belah/ batu kali
yang di belah dengan campuran 1 semen : 3 Pasir .
2. Batu kali perlu di pecah, agar ikatan antara batu kali dan
campuran (semen pasir) merekat dengan kuat/sempurna.
3. Bahan batu kali adalah sejenis batu yang keras, berat dan
berwama kehitam-hitaman dan mempunyai bidang belah
lebih dari 3 muka.
4. Tidak ringan dan tidak berporous.
5. Bahan asal adalah batu besar yang kemudian
dibelah/dipecah-pecah menjadi ukuran normal menurut tata
cara pekerjaan yang bersangkutan.
6. Memenuhi Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan
(NI-3-1970).
7. Untuk pondasi setempat digunakan adukan 1 pc: 4 ps,
sesuai dengan PUBB (NI. 3-1956).
8. Pemasangan sesuai dengan ukurari-ukuran didalam gambar
atau atas petunjuk pengawas. Batu harus dipasang saling
mengisi masing-masing dengan adukan selapis sehingga.
tidak ada rongga diantara batu-batu tersebut dan mencapai
masa yang kuat dan integral. Adukan-adukan untuk
pemasangan lainnya harus mendapat petunjuk dan
persetujuan Konsultan Pengawas. Sebelum pemasangan
harus dipasang lapisan pasir pasang setebal 10 cm.
B. ILUSTRASI PEKERJAAN PONDASI
Pembesian beton

 GAMBARAN UMUM
Dewasa ini besi beton bisa diproduksi
dengan berbagai kekuatan yang bisa
dinyatakan dengan kekuatan tegangan
tekan lelehnya (Fy) atau oleh tegangan
tarik batas (Fu). Bahan besi beton walaupun
dari jenis yang paling rendah kekuatannya,
tetap mempunyai perbandingan kekuatan
per-volume lebih tinggi bila dibandingkan
dengan bahan-bahan bangunan lainnya yang
umum dipakai. Hal ini memungkinkan
perencanaan sebuah konstruksi beton
bertulang bisa mempunyai beban mati yang
lebih kecil untuk bentang yang lebih
panjang, sehingga. memberikan kelebihan
ruang dan volume yang dapat dimanfaatkan
akibat kesalahan pemilihan besi beton yang
dipakai.

 MATERIAL YANG DIGUNAKAN


 Semua besi beton yang digunakan
harus memenuhi syarat-syarat :
• Peraturan Beton Indonesia (NI.2-
1971).
• Standard Industri Indonesia (SII).
• Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan
minyak/karat dan tidak cacat
(retak-retak, mengelupas, luka
dsb.).
 Baja tulangan yang digunakan harus
memenuhi persyaratan PBI NI-2
1971,dengan tegangan leleh
karakteristik (σau) = 2400 kg/cm atau
baja U24 dan baja dengan tegangan
leleh karakteristik (σau) = 3900
kg/cm2 atau baja U39.
 PENGGUNAAN ALAT
 Bar Bender
 Bar Cutter
 Tang / Catut
 Sarung tangan
 Helm kerja
 Safety belt (sabuk pengaman )
 PERSYARATAN DESIGN

 Pemakaian besi beton dari jenis


yang berlainan dari ketentuan-
ketentuan, harus mendapat
persetujuan Pemberi Tugas.
 Besi beton harus disupply dari satu
sumber (manufacture ) dan tidak
dibenarkan untuk mencampur
adukan bermacam-macam sumber
besi beton tersebut untuk
pekerjaan konstruksi.
 Pemasangan besi beton dilakukan
sesuai dengan gambar gambar, atau
mendapat persetujuan Pemberi
Tugas.
 Untuk hal itu sebelumnya
Kontraktor harus membuat
gambar pembengkokan baja tulangan
(bending schedule), diajukan
kepada Pemberi Tugas untuk
mendapat persetujuannya.
 Hubungan antara besi beton satu
dengan yang lainnya harus
menggunakan kawat beton, diikat
dengan teguh, tidak bergeser
selama pengecoran beton dan bebas
dari lantai kerja, atau papan acuan.
 PERSYARATAN KONSTRUKSI

 Kontraktor harus mengadakan


pengujian mutu besi beton yang akan
dipakai, sesuai dengan petunjuk-
petunjuk dari Pemberi Tugas.
Barang percobaan diambil dibawah
kesaksian Pemberi Tugas, berjumlah
minimum 3 ( tiga ) batang untuk
tiap-tiap jenis percobaan, yang
diameternya sama dan panjangnya
+/- 100 cm. Pengambilan sample
dilakukan untuk tiap diameter setiap
kelipatan 50 ton berat besi tersebut.
 Sebelum beton dicor, besi beton
harus bebas dari minyak, kotoran,
cat, karat lepas, kulit giling atau
bahan-bahan lain yang merusak.
Semua besi beton harus dipasang
pada posisi yang tepat.
 Penggunaan besi beton yang sudah
jadi seperti steel wiremesh atau
yang semacam itu, harus mendapat
persetujuan Perencana/ Pemberi
Tugas.
 Besi beton yang tidak memenuhi
syarat-syarat karena kwalitasnya
tidak sesuai dengan spesifikasi (RKS)
harus segera dikeluarkan dari site
setelah menerima instruksi tertulis
dari Pemberi Tugas, dalam waktu 2 x
24 jam.
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
BEKISTING KOLOM - RINKBALK

BEKISTING
KOLOM

BEKISTING
BEKISTING
KOLOM

BEKISTING
BEKISTING RINKBALK

BEKISTING
BEKISTING BALOK

BEKISTING
PEKERJAAN BEKISTING

Bekisting Sloof

Pekerjaan balok dilaksanakan setelah pekerjaan Sloof telah selesai


dikerjakan. Semua perkerjaan balok dan pelat dilakukan langsung di
lokasi yang direncanakan, mulai dari pembesian, pemasangan bekisting,
pengecoran sampai perawatan.

• Tahap Persiapan

Pekerjaan Pengukuran
• Pengukuran ini bertujuan untuk mengatur/ memastikan kerataan
ketinggian balok dan pelat. Pada pekerjaan ini digunakan pesawat
ukurtheodolithe.
Pembuatan Bekisting
• Pekerjaan bekisting Sloof merupakan satu kesatuan pekerjaan,
kerena dilaksanakan secara bersamaan. Pembuatan panel bekisting
Sloof harus sesuai dengan gambar kerja. Dalam
pemotongan plywood harus cermat dan teliti sehingga hasil akhirnya
sesuai dengan luasan Sloof yang akan dibuat. Pekerjaan balok
dilakukan langsung di lokasi dengan mempersiapkan material utama
antara lain: kaso 5/7, balok kayu 6/12, papanplywood.
Pabrikasi besi
Untuk balok, pemotongan dan pembengkokan besi
dilakukan sesuai kebutuhan dengan bar cutter dan bar
bending. Pembesian balok ada dilakukan dengan sistem
pabrikasi di los besi dan ada yang dirakit diatas bekisting
yang sudah jadi. Sedangkan pembesian plat dilakukan
dilakukan di atas bekisting yang sudah jadi.
Pekerjaan Pengecoran Sloof

• Setelah proses pengecoran selesai ampai batas pengecoran, maka


dilakukan finishing.
• Pembongkaran Bekisting
• Untuk pelat pembongkaran besting dilakukan setelah 4 hari
pengecoran sedangkan untuk balok pembongkaran bekisting
dilakukan 7 hari setelah pengecoran. Sebagai penunjang sampai
pelat benar – benar mengeras.

• Perawatan (curing)
• Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu
beton tetap terjaga dilakukan perawatan beton. Perawatan beton
yang dilakukan adalah dengan menyiram/membasahi beton 2 kali
sehari selama 1 minggu
PEKERJAAN BEKISTING

Bekisting Kolom
Bekisting Balok
STRUKTUR
PEKERJAAN PLAT BETON
TAHAPAN PENGECORAN PLAT BETON
1. Ceklist pengecoran
2. Elevasi dan batas-batas pengecoran
dengan waterpass
3. Pembersian lokasi peng ecoran dengan
-·- - .. .... - . . . �
.,. __
kompresor
4. Test Slump dan kubus beton
5. Penuang adukan beton dari alat angkur l . ... '
r,
.. - . .
L
menuju bekesting ..
...... .. -..
' .
0--
' •
I

6. Kepadatan beton dengan alat vibrator .••


-
I
'
-. ...,. �'
1'
7. Perataan perukaan beton dengan alat j
I

garuk cor dan jidar


-
!< I

- ..... ,.'
- - t-
' I
1'
.
• - "" '
' ♦
.
,.,_i;:..
_ I
•'
: . :• , . .
--,­
. -c:: .. I •�M
.. : . .. . .
,-
'
'
'
'I
•.

·­'' '.,

. ... .. .
1.:
f I•
I

• . " I

.
1'
•· �
.... ·-•
!

r.--:. ,-
I
;.
.. . ..
j

..'
'r r:=i, ..
l
'
. .. . . .... _
t I II
I
"'T ,

- . ...... c-.:o•
'

PEKERJAAN KOLOM PRAKTIS ARSITEKTUR


MEMPELAJARI GAMBAR KERJA
Pelajarilah denah keseluruhan lokasi pemasangan kolom praktis beserta pelengkap (jika diperlukan),
dalam skala 1:200, 1:50 dan 1:20 yang menggambarkan :
1. Posisi kolom praktis dan dimensinya
2. Letak pasangan batu bata
3. Detail Pembesian beserta diameter, ukuran dan jumlah b
4. Jarak kolom praktis As ke As.
KEPERLUAN ALAT KEPERLUAN ALAT
1. Meteran 1. Bersihkan area dimana a~akgP--- ���1i<tti'�
2. Kawat bendrat pemasangan kolom praktis dan S(:lkitar
3. Gegep/kakatua 2. Rangkailah besi tulangan kolom �tis
4. Palu & tang dengan jarak yang sesuai dengan ship
5. Bor beton drawing, ikatlah dengan sistem ikat satu
6. Helm pengaman arah dengan kuat, antara tulangan utama
7. Bar cutter dan sengkang/beugel dengan
8. Bar bender menggunakan kawat bendrat. Jarak setiap
9. Gunting besi manual sengkangnya dibuat seragam.
10. Profil kayu kaso 3. Persiapkan potongan besi d 10 sebanyak 8
11. Kunci besi buah, 4 buah untuk sisi atas pelat dan 4 buah
12. Sabuk pengaman untuk sisi bawah pelat.
'

PEKERJAAN KOLOM PRAKTIS ARSITEKTUR


Stek K-.i Prokus

PELAKSANAAN PEMBESIAN KOLOM


1. Bu atlah marking posisi 8 stek pengu at, 4 stek
pada pelat atas dan 4 stek pada bawah. Bor
pelat lantai atas dan bawah sampai
kedalaman 5cm pada sudutnya, kemudian
bersihkan lubang tersebut dan pasanglah
stek menggunakan epoxy, pastikan stek tidak ..
goyang.
it ··-tt
i•-"i
2. lkatlah antara besi kolom praktis dengan stek
penguat atas dan bawah menggunakan
kawat bendrat dan posisikan sehingga besi '
kolom praktis berdiri tegak.

Oi�ng d.an 0,..,_ KIQl


dqMKaw;iitBnt
'

BEKISTING DAN PENGECORAN ARSITEKTUR


KOLOM PRAKTIS

PELAKSANAAN
1. Kedua bekisting dilebihkan jarak 5cm pada
sisi kanan dan kiri untuk menutupi
pasangan bata. Kedua bekisting dilebihkan
jarak 5cm pada sisi kanan dan kiri untuk Beklstlng 1
menutupi pasangan bata.
2. Tambahkan jendela dari papan kayu pada
bekisting 2dengan kemiringan yang cukup,
kemudianlah ikatlah antara kedua sisi
bekisting dengan kawat bendrat pada atas, _ scm
Beklsting 2
tengah dan bawah bekisting. Pastikan
kawat bendrat terikat dengan baik.
'

BEKISTING DAN PENGECORAN ARSITEKTUR


KOLOM PRAKTIS
r "

PELAKSANAAN Pembeslan ____tr··-Jt


kOlom praktls l!'-1! Jendela
,,,-:::-
4. Ukurlah dan eek vertikalitas bekisting kolom praktis
tersebut dengan dilot. Campurlah adonan beton
sesuai spesifikasinya sampai adonannya rata dan Kawat bendrat

homogen. Pasanglah alas untuk menampung


adonan yang jatuh, kemudian cor kolom praktis
dengan menuangkan adonan kedalam lubang
bekisting, pada saat pengecoran ke dua sisi
bekisting dipukul-pukul dengan palu agar beton
nantinya tidak keropos. PemlleSlan &··i
5. Bekisting kolom praktis dapat dibuka setelah 8 jam. kolom praktl--;-..•

6. Lanjutkan kembali pemasangan batu bata dengan


ketinggian max. 1,5 m (ulangi methode kerja Palu

pasangan celcon) kemudian bekisting kolom praktis


(langkah 1 sampai 5) dan ulangi kembali Alas kayu

pengecoran (langkah 6) sampai kolom praktis


selesai.
A. PERSIAPAN
1. Adukan Beton direncanakan sedemikian rupa sehingga beton yang
dihasilkan dapat dengan mudah dikerjakan dengan biaya yang
serendah mungkin tentu saja.
Beton harus mempunyai workabilitas yang tinggi, memiliki sifat
kohesi yang tinggi saat dalam kondisi plastis (belum mengeras),
sehingga beton yang dihasilkan cukup kuat dan tahan lama.
Adukan (campuran) beton harus mempertimbangkan lingkungan di
mana beton tersebut akan berdiri, misalnya di lingkungan tepi laut,
atau beban-beban yang berat, atau kondisi cuaca yang ekstrim.
2. PROPORSIONAL
Reminder: Beton adalah campuran antara semen, agregat kasar dan
halus, air, dan zat aditif.
Komposisi yang berbeda-beda di antara bahan baku beton
mempengaruhi sifat beton yang dihasilkan pada akhirnya.
Pembagian ini biasanya diukur dalam satuan berat. Pengukuran
berdasarkan volume juga sebenarnya bisa, dan lebih banyak
dilakukan pada konstruksi skala kecil, misalnya rumah tinggal.
3. SEMEN
Jika kadar semen dinaikkan, maka kekuatan dan durabilitas beton
juga akan meningkat. Semen (bersama dengan air) akan
membentuk pasta yang akan mengikat agregat mulai dari yang
paling besar (kasar) sampai yang paling halus.
4. AIR
Sebaliknya, penambahan air justru akan mengurangi kekuatan
beton. Air cukup digunakan untuk melarutkan semen. Air juga yang
membuat adukan menjadi kohesif, dan mudah dikerjakan
(workable).
B. PROSES PEKERJAAN
1. RASIO AIR-SEMEN
Biasa disebut dengan w/c ratio alias water to cement ratio. Jika w/c
ratio semakin besar, kekuatan dan daya tahan beton menjadi
berkurang. Pada lingkungan tertentu, rasio air-semen ini dibatasi
maksimal 0.40-0.50 tergantung sifat korosif atau kadar sulfat yang
ada di lingkungan tersebut.
2. AGREGAT
Jika agregat halus terlalu banyak, maka adukannya akan terlihat
“sticky“, encer, “lunak”, seperti tidak punya kekuatan. Dan setelah
pemadatan, bagian atas adukan akan cenderung “kosong” alias
tidak ada agregat.
Sebaliknya, jika agregat kasar terlalu banyak, adukannya akan
terlihat kasar, berbatu, kelihatan getas (rapuh). Agregat ini akan
muncul di permukaan setelah dipadatkan.
3. PENCAMPURAN
Beton harus dicampur dan diaduk dengan baik sehingga sement,
air, agregat, dan zat tambahan bisa tersebar merata di dalam
adukan.
Beton biasanya dicampur dengan menggunakan mesin. Ada yang
dicampur di lapangan (site) ada juga yang sudah dicampur
sebelum dibawa ke lapangan, atau istilahnya ready-mix.
Untuk beton ready-mix, takarannya sudah diukur di batch plant,
kemudian dicampur dan dimasukkan ke dalam truk. Selama
perjalanan drum beton tersebut terus diputar agar beton tidak
mengalami setting di dalam drum. Kan aneh kalau misalnya kena
macet trus betonnya sudah mengeras di dalam drum. Kadang, di
dalam perjalanan, bisa jadi karena lama di jalan, cuaca panas, atau
kelamaan diputar, temperatur di dalam drum meningkat sehingga
air menguap. Kondisi ini kadang “diakali” dengan memasukkan
bongkahan es balok yang besar ke dalam drum, sehingga kadar air
bisa tetap dipertahankan.
B. PROSES PEKERJAAN
Sementara beton yang dicampur dilapangan biasanya
menggunakan mesin yang dinamakan MOLEN. Sewaktu
mencampur di lapangan, agregat terlebih dahulu dimasukkan ke
dalam tong (molen), kemudian diikuti oleh pasir dan terakhir
semen. Semuanya dalam takaran tertentu sesuai dengan mutu
beton yang diinginkan.
Ukuran takaran biasanya dinyatakan dalam satuan berat,
sementara sekop tidak bisa mengukur berat. Jangan sampai rasio
adukan 1:2:3 diartikan sebagai 1 sekop semen, 2 sekop pasir dan 3
sekop kerikil (agregat). Tentu saja hasil (mutu) yang diperoleh akan
berbeda.
Ketika semua bahan (kecuali air) sudah masuk, moleh diputar
sehingga semua bahan tercampur sambil dilakukan penambahan
air sedikit demi sedikit.
Molen punya kapasitas (volume). Mencampur terlalu penuh juga
tidak efektif karena proses pencampurannya akan memakan waktu
yang lebih lama. Sebaiknya molen diisi secukupnya dulu, kemudian
jika sudah jadi, seluruh isi molen dituang ke wadah sementara
sebelum diangkut atau dicor ke bekisting. Sewaktu adukan beton
diangkut (dicor), molen bisa bekerja lagi untuk membuat adukan
berikutnya. Begitu adukan pertama sudah dituang semua, molen
pun sudah selesai membuat adukan kedua, jadi tidak ada delay
ketika molen bekerja.
Nah, untuk skala yang sangat kecil, beton boleh dicampur dengan
menggunakan sekop. Harus dilakukan di tempat yang datar dan
bersih (maksudnya bebas dari ranting, daun, sampah, dan material
pengganggu lainnya). Kerikil, pasir, dan semen diaduk/dicampur
dulu, kemudian dibuat seperti gundukan, dan di puncaknya digali
dibuat seperti danau untuk menampung air. Jika adukan dicampur
di wadah yang sisi-sisinya tertutup sehingga air bisa dibendung.
C. ILUSTRASI
Tabel komposisi berat semen, pasir, dan kerikil, serta volume air yang dibutuhkan untuk membuat 1 m3
beton dengan mutu tertentu.
Mutu Beton Semen (kg) Pasir (kg) Kerikil (kg) Air (liter) w/c ratio
7.4 MPa (K 100) 247 869 999 215 0.87
9.8 MPa (K 125) 276 828 1012 215 0.78
12.2 MPa (K 150) 299 799 1017 215 0.72
14.5 MPa (K 175) 326 760 1029 215 0.66
16.9 MPa (K 200) 352 731 1031 215 0.61
19.3 MPa (K 225) 371 698 1047 215 0.58
21.7 MPa (K 250) 384 692 1039 215 0.56
24.0 MPa (K 275) 406 684 1026 215 0.53
26.4 MPa (K 300) 413 681 1021 215 0.52
28.8 MPa (K 325) 439 670 1006 215 0.49
31.2 MPa (K 350) 448 667 1000 215 0.48

Referensi tabel :
SNI DT – 91- 0008 – 2007 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton, oleh Dept Pekerjaan
Umum
Pekerjaan PASANGAN BATA

Pasangan Bata

Pemasangan bata sebagai dinding rumah merupakan pekerjaan yang perlu


mendapatkan perhatian terutama pada pekerjaan pasangan bata yang ditujukan
untuk pembuatan dinding. Dalam pemasangannya , disamping kerapian
pekerjaan harus diperhatikan dari segi kekuatan , kelurusan pasangan, ketegakan
dan pengaruh kesikuan terhadap ruangan dan yang perlu diperhatikan juga adalah
keamanan sewaktu pemasangan dan juga keefesienan pemakaian material. Untuk
mendapatkan hasil maksimal terhadap hal tersebut beberapa faktor yang harus
diperhatikan saat pelaksanaan pekerjaan pasangan bata adalah sebagai berikut :
A. Kualitas Material

1. Pastikan bata yang dipakai adalah bermutu baik, secara visual anda dapat lihat
bata yang bagus adalah berwarna coklat tua dan bata tidak cepat rapuh.
Pastikan permukaan tidak terlalu rapat karena akan menyulitkan penyerapan
permukaan bata terhadap mortar sehingga ikatan akan kurang baik.
2. Batu bata kadang ditemukan dalam berbagai ukuran dan lebar yang tidak
sama, baik panjang, lebar dan ketebalan. Ukura batu bata yang anda miliki
harus diperhatikan, jika anda mendapatkan bata dari supplier yang berbeda
dengan ukuran bata yang berbeda, lakukan pemisahan pemasangan supaya
pasangan bata kelihatan rapi .
3. Sebelum dipasang lakukan pengecekan kekedapan air pada bata. Jika bata
terlalu kering lakukan perendaman bata sekitar 5-10 menit hingga tercapai
jenuh permukaan kering pada bata, hal ini dilakukan supaya tingkat penyerapan
bata terhadap air campuran adukan/ mortar tidak terlalu cepat, karena
pengeringan yang terlalu cepat mengakibatkan kekuatan ikatan tidak baik. Jika
bata dalam keadaan basah jangan terlalu dipaksakan untuk dipasang, tunggu
permukaan bata agak kering. Permukaan yang terlalu basah mengakibatkan
bata akan jenuh menyerap adukan mortar sehingga akan memungkinkan
adukan akan meleleh dan air semen akan terbuang dari pasangan. Dan jika
bata terlalu kering maka akan menimbulkan penyerapan yang terlalu cepat,
yang akan menimbulakn pengikatan tidak terlalu bagus.
4. Lakukan penumpukan material batu bata dekat area dinding yang
dipasangkan. Penumpukan material tidak boleh terlalu jauh dan tidak terlalu
dekat sehingga menyulitkan pemasangan. Batu bata ditumpuk harus beraturan,
supaya memudahkan pengambilan oleh tukang pasang. Untuk pemotongan,
harus disediakan satu orang khusus yang melakukan pemotongan
5. Pastikan adukan mortar menggunakan pasir yang baik dengan gradasi yang
bagus. Pasir juga dianjurkan tidak banyak mengadung butiran batu dan juga
tidak banyak mengandung lumpur. Pastikanpengadukan dilakukan dengan
perbandingan campuran dengan seimbang sesuai dengan yang diisyartakan.
Biasanya campuran 1:3, 1:4 dan 1:5.
6. Pembuatan adukan harus diperhatikan secar benar, jangan membuat aduakn
dalam volume yang terlalu banyak, maksudnya harus diseimbangkan antara
volume adukan dengan volume pemasangan . Jika volume adukan terlalu
banyak, dikhawatirkan adukan/ mortar sempat mengering.
A. Kualitas Material

1. Pastikan bata yang dipakai adalah bermutu baik, secara visual anda dapat lihat
bata yang bagus adalah berwarna coklat tua dan bata tidak cepat rapuh.
Pastikan permukaan tidak terlalu rapat karena akan menyulitkan penyerapan
permukaan bata terhadap mortar sehingga ikatan akan kurang baik.
2. Batu bata kadang ditemukan dalam berbagai ukuran dan lebar yang tidak
sama, baik panjang, lebar dan ketebalan. Ukura batu bata yang anda miliki
harus diperhatikan, jika anda mendapatkan bata dari supplier yang berbeda
dengan ukuran bata yang berbeda, lakukan pemisahan pemasangan supaya
pasangan bata kelihatan rapi .
3. Sebelum dipasang lakukan pengecekan kekedapan air pada bata. Jika bata
terlalu kering lakukan perendaman bata sekitar 5-10 menit hingga tercapai
jenuh permukaan kering pada bata, hal ini dilakukan supaya tingkat penyerapan

B. Kelengkapan Peralatan

1. Pastikan mempunya semua perlatan yang dibutuhkan . Perlengakapan dari


mulai pengadukan, alat pasang, alat potong dan juga alat penghantar material
harus tersedia dengan jumlah yang cukup dan kondisi yang baik.
2. Pastikan selalu tersedia benang tukang, paku dan waterpass, yang diperlukan
untuk pembuatan garis pandu dan pengecekan kelurusan dan ketegakan
pasangan bata.
3. Untuk posisi pemasangan dinding bata pada posisi yang sudah tinggi, harus
disediakan scafolding ataupun perancah kayu dipasang dalam kondisi kuat dan
posisi yang tidak terlalu jauh dengan dinding yang dipasang. Hindari
pemasangan perancah yang bersingggungan langsung dengan dinding yang
baru dipasang karena dikhawatirkan bisa membuat pasangan akan roboh /
jatuh.
C. Pelaksanaan Pemasangan

1. Chek posisi penempatan dinding yang akan dikerjakan dan chek kondisi pondasi
penempatan dinding apakah sudah kondisi baik.
2. Kondisi pondasi/ sloof harus bersih dan mempunyai alur pengikatan antara
sloof ke pasangan bata. Jika terdapat kotoran atau lumpur pada sloof harus
dibersihkan supaya pengikatan dinding dengan sloof terikat dengan baik.
Demikian juga halnya pada kolom harus dipastikan tersedia angkur untuk
pengikatan ke dinding (biasanya angkur menggunakan besi 10 mm yang
ditanamkan ke kolom sewaktu pengecoran dan muncul dengan panjang antara
15 – 20 cm).
3. Jika kondisi sloof dan kolom sudah baik, kemudian lakukan pembuatan garis
benang pada bagian dinding yang akan dipasangkan. Untuk garis lurus secara
horizontal dilakukan pembuatan benang pada salah satu sisi bagian pinggir bata
yang akan dipasang, dilakukan dengan penarikan benang dari ujung ke
ujung dinding. Untuk ketegakan dibuat garis tegak lurus secara
vertical terhadap benang horizontal yang sudah dibuat, pembuatan garis
vertical dapat dibuat pada kolom yang ada ataupun pembuatan mal bantu
dikedua ujung dinding yang akan dipasangkan .
4. Jika benang horizontal pada pemasangan awal sudah terpasang. kemudain
mulai memasang bata pada kedua ujung bagian dinding yang akan dipasangkan
, kemudian dilanjutkan mulai satu demi satu hingga tercapai sambungan dari
ujung keujung. Lakukan pengecekan leveling diatas batu bata yang sudah
terpasang dan pastikan semua pasangan bata semuanya dalam keadan rata.
Jika sudah rata maka ini adalah menjadi panduan untuk memasang ketingakt
berikutnya. Harus dipasikan ketebal mortar harus tetap sama dan demikian
juga pengisian mortar antar bata harus sama.
5. Jika saat pemasangan terdapat perbedaan ketinggian bata, maka untuk
mendapatkan kerataan dapat dilakukan dengan memukul ujung bata dengan
pelan sampai bata tetap rata, pemukulan dapat dilakukan dengan kondisi
adukan masih dalam keadaan basah. Jika adukan/ mortar sudah kering maka
mortar harus diambil dan diganti dengan adukan/mortar baru.
6. Jika bata sudah dipasangkan dalam beberapa rangkaian, kadang adukan/mortar
ada yang berlebih atau sampai melelh hingga keluar dari sisi pinggir pasangan,
jika itu terjadi adukan berlebih harus segera di ratakan dengan menggunakan
sendok semen supaya permukaan tetap rata , jangan biarkan sempat
mengering karena hal ini sangat mempengarui kerapian dan kerataan dinding
saat pelaksanaan plesteran.
7. Setelah mendapatkan beberapa tingkatan pasangan bata yang sudah
dipasangkan yang telah terhubung dari ujung keujung bagian didnding ayng
dipasangkan, anda kemudian harus menarik garis horizontal dari ujung keujung
pada garis vertical yang dibuat untuk mendapatkan ketegakan
dinding. Pemasangan benang horizontal dapat dilakuakn setiap 50 cm
. Pastikan anda tetap memasangkan dalam 1 garis lurus sesuai denga benang
yang dipasangkan sehingga didapatkan ketegakan dinding yang baik dan
kondisi pasangan tetap rapi sampai posisi atas.
D. Pemeliharaan

1. Jika pemasangan dinding sudah selesai sampai level yang diinginkan, pasangan
harus dipelihara dari benturan atau pembebanan sampai kondisi ikatan sudah
benar benar kering.
2. Jika ada bekas adukan/ mortar dibawah pasangan yang menumpuk harus
segera dibersihkan, jangan sampai mengering karena bisa menajdi pekerjaan
tambahan saat pelaksanaan pemasangan lantai.
3. Jika pemasangan baru selesai dilakukan, perlu juga membuat pengaman atau
tanda supaya pasangan tersebut tidak disentuh atau di bentur oleh orang yang
lewat.
PEMASANGAN BATU BATA

Pemasangan Batu Nol. Batu Nol ini biasa dipasang diatas Sloof
atau Pondasi Menerus, dengan mengacu pada Gambar Denah
bangunan yang ada. Dipasang dengan pengukuran seakurat
mungkin agar sama dengan Gambar Rencana. Gunakan Benang
Acuan pada pemasangan Batu Nol ini, agar tercipta pasangan
Bata yang lurus dan rapi. Disebut Batu Nol karena
pemasangannya biasa dilakukan sampai ketinggian Nol Bangunan
Rumah atau Gedung.

Pemasangan Lanjutan. Setelah Batu Nol terpasang seluruhnya,


kita dapat melanjutkan pemasangan dinding bata diatasnya.
Seperti terlihat pada Gambar disamping.

Pemasangan lanjutan ini juga harus tetap dikontrol dengan


Benang Acuan. Gunakan /ot/Bandul Gantung/Waterpas untuk
mendapatkan kerataan Horizontal dan Vertikal nya.

Beri Space/Jarak pada setiap perjumpaan Batu bata dengan


Besi Kolom Praktis, sebaiknya berjarak minimal 2,5cm s/d 3cm,
agar Pengecoran Kolom Praktis tersebut nanti dapat dilakukan
dengan baik dan padat. seperti terlihat pada Gambar disamping.

Lakukan Pengecoran Kolom Praktis, pada setiap ketinggian


tertentu, kira-kira 1,2m s/d 1,5m tinggi pasangan batu bata,
sebelum melanjutkan pasangan batu bata diatasnya (ukuran ini
bervariasi sesuai dengan karakteristik batu bata tersebut). Hal ini
untuk mencegah ambruk atau rubuhnya pasangan batu bata
tersebut jika nanti dilanjutkan dengan pemasangan batubata
diatasnya.

Pengecoran Kolom Praktis ini sebaiknya dilakukan pada saat


pasangan batu bata telah mengering (dicor keesokan harinya)

Demikian keterangan singkat tentang pasangan batu bata.


METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PASANGAN KOLOM & BATA

BATA
Pekerjaan PLESTERAN & ACIAN

Persiapan

1. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan plesteran


dan acian.
2. Approval material yang akan digunakan.
3. Persiapan lahan kerja.
4. Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir pasang dan air.
5. Persiapan alat bantu kerja, antara lain : waterpass, meteran, unting-
unting, jidar, raskam, benang, kertas gosok, dll.
Pelaksanaan

Plesteran biasa menggunakan adukan 1 PC : 5 Psr dan plesteran


transram menggunakan aduka 1PC : 3Psr.
Pekerjaan plesteran dinding harus tepat pada sudut sikunya serta tegak
lurus terhadap lantai yang ada di sekitarnya, permukaan rata tidak
bergelombang.

1 MEMBUAT UKURAN DENGAN CARA MENARIK 2 MEMBUAT CAPLAKAN SEBAGAI PEDOMAN


BENANG UNTUK KETEBALAN PLESTERAN KEPALAAN PLESTERAN

SEBELUM DIPASANG PLESTERAN TERLEBIH UNTUK MERATAKAN PLESTERAN


3 DAHULU HARUS DISIRAM
4 MENGGUNAKAN
JIDAR LAKUKAN DARI BAWAH KEATAS
Tentuikan dahulu titik/ jalur pemasangan pekerjaan mekanikal dan
elektrikal.
Sebelum diplester, lakukan penyiraman/ curring terlebih dahulu
pada permukaan dinding bata untuk menghindarkan keretakan.
Buat adukan untuk plesteran dinding bata.

Buat kepalaan plesteran dengan jarak sekitar 1 m dan lebar 5 cm,


dengan alat bantu unting-unting untuk loting, waterpass dan jidar
alumunium.
Lekatkan adukan plesteran pada permukaan dinding sekityarnya,
kemudian ratakan dengan raskam dan jidar.

Perataan plesteran dengan acuan kepalaan yang telah dibuat.


Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran sudah kering
(cukup umur).

Permukaan plesteran sebelum di aci telebih dahulu disiram air. Untuk


memperoleh hasil acian yang halus, setelah plesteran diberi lapisan
acian semen, permukaan acian sebelum mengering digosok dengan
menggunakan kertas gosok.
Buat kepalaan plesteran dengan jarak sekitar 1 m dan lebar 5 cm,
dengan alat bantu unting-unting untuk loting, waterpass dan jidar
alumunium.
Lekatkan adukan plesteran pada permukaan dinding sekityarnya,
kemudian ratakan dengan raskam dan jidar.

Perataan plesteran dengan acuan kepalaan yang telah dibuat.


Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran sudah kering
(cukup umur).

Permukaan plesteran sebelum di aci telebih dahulu disiram air. Untuk


memperoleh hasil acian yang halus, setelah plesteran diberi lapisan
acian semen, permukaan acian sebelum mengering digosok dengan
menggunakan kertas gosok.
Acian

Permukaan plesteran sebelum di aci telebih dahulu disiram air. Untuk


memperoleh hasil acian yang halus, setelah plesteran diberi lapisan
acian semen, permukaan acian sebelum mengering digosok dengan
menggunakan kertas gosok.
Pekerjaan ATAP BAJA RINGAN

Persiapan

Pemasangan kuda-kuda baja ringan di atas struktur pendukungnya (kolom


atau ringbalk) harus dilaksanakan secara benar dan cermat, agar rangka atap
baja ringan terpasang sesuai dengan persyaratannya. Persyaratan teknis
rangka atap baja ringan di antaranya adalah:

a) Kuda-kuda terpasang kuat dan stabil, dilengkapi


b) dengan angkur (dynabolt) pada kedua tumpuannya.
c) Semua kuda-kuda tegak-lurus terhadap ringbalk.
d) Ketinggian apex untuk pemasangan nok di atas setiap kuda-kuda rata.
e) Sisi miring atap rata (tidak bergelombang). Tidak ada kerusakan lapisan
pelindung.
f) Tidak terjadi deformasi (perubahan bentuk) akibat kesalahan pelaksanaan
pekerjaan.
Pelaksanaan

Pemasangan kuda-kuda baja ringan di atas kedua tumpuannya dapat dilakukan


Dengan dua cara, yaitu:
a. Dipasang langsung di atas ringbalk.
b. Dipasang di atas ringbalk dengan perantara wall-plate.

Penggunaan sistem tumpuan dengan wall-plate sedapat mungkin harus dihindari,


karena tumpuan dengan wall-plate hanya ditujukan untuk meratakan (leveling)
ringbalk, jika ringbalk tidak rata. Penggunaan wall-plate akan berakibat kedalaman
dynabolt yang tertanam di dalam ringbalk menjadi berkurang.
Selain itu, juga terdapat ruang kosong di dalam wall-plate yang dapat mengakibatkan
perletakan kuda-kuda menjadi kurang stabil.

Tumpuan dengan Wall-plate dan Langsung ringbalk


Contoh sistem tumpuan Wall-Plate Kuda-kuda ditumpukan pada boxed C75.100 ,
diikat dengan grip segitiga Pemasangan kuda-kuda harus mengikuti beberapa
langkah kerja sebagai berikut:

a. Langkah 1: Persiapan kerja


1. Menyiapkan gambar rencana atap dan perletakkan kuda- kuda, dan tidak
diperkenankan menggunakan gambar draft sebagai panduan.
2. Menyiapkan semua peralatan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja,
dan memperhatikan petunjuk tentang persyaratan melakukan pekerjaan di atas
ketinggian (lihat bagian keselamatan kerja).
3. Menyiapkan semua perlengkapan untuk pemasangan kuda-kuda, antara lain: bor
dan hexagonal socket, meteran, selang air (waterpass), alat penyiku, mesin
pemotong, gergaji besi, palu, dan sebagainya.

b. Langkah2: Leveling dan marking


1. Memastikan seluruh permukaan atas ring balok dalam keadaan rata dan siku,
dengan menggunakan selang air (waterpass) dan penyiku sebagai alat bantu
b. Langkah2: Leveling dan marking
1. Memastikan seluruh permukaan atas ring balok dalam keadaan rata dan siku,
dengan menggunakan selang air (waterpass) dan penyiku sebagai alat bantu
2. Memastikan bahwa rangkaian ring balok telah mengikat semua bagian
bangunan dan tersambung secara benar (monolith) dengan kolom yang ada di
bawahnya.
3. Memberi tanda posisi perletakan kuda-kuda (truss), sesuai dengan gambar
rencana atap.
4. Mengukur jarak antar kuda-kuda

c. Langkah 3: Pengangkatan dan pemasangan kuda-kuda


1. Mengangkat kuda-kuda secara hati-hati, agar tidak meng akibatkan kerusakan
pada rangkaian kuda-kuda yang telah selesai dirakit .

2. Memastikan posisi kiri dan kanan (L-R) kuda-kuda tidak terbalik. Sisi kanan dan
kiri kuda-kuda dapat ditentukan dengan acuan posisi saat pekerja melihat kuda-
kuda, dengan mulut web dapat dilihat oleh pekerja. Bagian di sebelah kiri
pekerja disebut sisi kiri, sedangkan yang berada di sebelah kanannya adalah sisi
kanan.
3. Mengontrol posisi berdirinya kuda-kuda agar tegak lurus dengan ringbalok
menggunakan benang dan lot (unting-unting)
4. Mengencangkan kuda-kuda dengan plat L (L bracket), dengan menggunakan 4
buah screw 12 – 14 x 20 HEX.
5. Mengencangkan plat L dengan ring balok menggunakan dynabolt, dan
menambahkan balok penopang sementara, agar posisi kuda-kuda tidak berubah.
6. Mengulangi langkah ke-1 sampai ke-6 untuk mendirikan semua kuda-kuda,
sesuai dengan posisinya dalam gambar kerja.
7. Memeriksa ulang jarak antar kuda-kuda dari as ke as (maksimum 1,2 meter).
8. Memeriksa kedataran (leveling) semua puncak kuda-kuda (Apex), dan
memastikan garis nok memiliki ketinggian yang sama (datar)
9. Memasang balok nok.
10. Memasang bracing (pengikat) sebagai perkuatan, jika bekerja beban angin.
Bracing dipasang di atas top-chord dan di bawah reng.
11. Bila menggunakan aluminium foil, lapisan ini dipasang terlebih dahulu di atas
truss, jurai dan rafter
12. Memasang reng (roof battens) dengan jarak menyesuaikan jenis penutup atap
yang digunakan. Setiap pertemuan reng dengan kuda-kuda diikat memakai
screw ukuran 10-16×16 sebanyak 2 (dua) buah
13. memasang outrigger (gording tambahan setelah kuda-kuda terakhir yang
menumpu ringbalk). Pada atap jenis pelana, outrigger dapat dipasang sebagai
overhang dengan panjang maksimal 120 cm dari kuda- kuda terluar, dan jarak
antar outrigger 120 cm. outrigger harus diletakkan dan di-screw dengan dua
buah kuda-kuda yang terdekat.
14. Memasang ceilling battens dengan jarak antar masing-masing ceilling battens
adalah 120 cm. Komponen ini dipasang pada permukaan bagian atas bottom
chord kuda-kuda dan di-screw.
Untuk pertemuan ceilling battens dengan ring balok di beri bantalan bracket yang
diikat memakai 2 (dua) buah dynabolt.
Fungsi ceilling battens adalah untuk memperkuat ikatan antar kuda-kuda. Jika
diperlukan, sambungan memanjang ceilling battens sebaiknya tepat diatas
bottom chord. Setiap sambungan harus overlap 40 cm, dan setiap pertemuan
dengan bottom chord harus di-screw. Ceiling battens selanjutnya dapat
difungsikan untuk menahan plafond dan penggantungnya
Pemasangan ceiling battens
Sambungan ceilling battens atau top span overlap sepanjang 40 cm dengan
perkuatan 4 buah screw
d. Pemasangan penutup atap
1. Memeriksa ulang pemasangan kuda-kuda sesuai dengan nomor, kedataran nok
maupun sisi atap, dan memastikan support overhang terpasang dengan benar .
2. Bila menggunakan Aluminium Foil, maka lapisan ini dipasang terlebih dahulu di
atas jurai dan rafter,
3. Menentukan jarak reng sesuai dengan jenis penutup atap yang digunakan,
kemudian dilanjutkan dengan pemasangan reng (roof battens) dengan screw 10
– 16 x 16 HEX.
4. Memasang satu jalur penutup terlebih dahulu dari bawah ke atas. Pemasangan
penutup atap harus lurus dan rapi agar polanya menjadi rapi dan tidak berbelok
– belok

Inspeksi Akhir

Karat dapat disebabkan oleh penempelan kotoran (serpihan- serpihan akibat proses
pemotongan baja ringan) atau penggunaan bahan logam lain pada struktur baja
ringan, seperti: pengikatan dengan kawat bendrat, pemasangan sekrup yang tidak
standar, atau karena goresan benda tajam. Jika terjadi korosi pada suatu logam yang
menempel pada baja ringan, maka resiko penjalaran korosi sangat besar
Oleh karenaitu harus dilakukan inspeksi akhir untuk memastikan tidak ada kotoran
maupunlogam-logam lain yang masih menempel ataupun berada di sekitar struktur
bajaringan.
Pekerjaan ATAP GENTENG METAL

Bahan

Genteng metal adalah genteng yang terbuat dari bahan metal Zincalume yang
ringan namun kuat dan tidak membebani konstruksi bangunan.

Keunggulan dari Genteng Metal :


Kerangka atap apa saja bisa dikombinasikan dengan jenis ini genteng ini.
Ringan, sehingga pemasangannya mudah dan menghemat waktu.
Ekonomis, dari sisi harga lebih murah dibandingkan dengan genteng beton.
Kelemahan dari Genteng Metal :

Lebih berisik bila turun hujan dibanding dengan Genteng jenis lain, dikarenakan
jenis genting ini terbuat dari metal yang ketebalannya tidak lebih dari 4 mm.
Suhu udara rumah yang memakai genteng Metal lebih panas dibanding dengan
jenis genteng lain.
Tidak tahan terhadap asam dan cuaca tropis seperti indonesia dan tidak tahan
lama.
Mudah terjadi kebocoran jika tidak hati-hati dalam pemasangan.
Bila anda memilih genteng metal yang baik untuk bangunan anda maka perlu
diperhatikan pemasangannya agar hasilnya lebih maksimal.
Pemasangan
Pemasangan genteng metal yang harus diperhatikan adalah bagian atas dan bawah
genteng tidak bisa terbalik dalam pemasangannya sebab ada SOK nya. Sehingga
pemasangan lembaran pada sayap kanan dengan pemasangan lembaran pada sayap
kiri atap

Cara pemotongan genteng metal :


Pemotongan Hanya dapat dilakukan dengan memakai gunting besi yang dipotong
hanya bisa dilakukan untuk bagian atas genteng dimana gording terpasang nantinya
Cara pemasangan NOK genteng metal:
Sudut Kemiringan atap genteng metal yang ideal adalah : 20 – 30 Derajat,
pengikatnya adalah dengan paku Ulit tepat diatas sayap nok bagian samping.
PEKERJAAN PLAFOND ARSITEKTUR
'

L Tentukan ele\11S1 plafond da.D buat 2. Pa.sang pal-u kait pada 3. Pasang penuantung rangka
gans sipatan pada dindi.ng dan as marking titik-titik yang plafond (Rod) yang terdiri dari
sumbu ruan1 serta titik-bbk pal-u ada (6oo x 1200 mm) hanger da.D clip adjuster dengan
kait pada pWond denian jarak sesuai posisi tegak lurus
shopdrawm1

' 6

4. Pasan& ran&ka tepi (steel hollow) dan 5. Tentukan jarak penempatan kait 6. Pasang frame. utama /
\Va.D �de Profile L 40X40 mm atau penuantung dan pasang tarikan Top Cross Rail denzan
Mouldin& Profile \V seba&ai list tepi benang sebagai pedoman penentu jarak 1200 mm
tepat pada sipatan markmg ele\'11.Si kelurusan dan ketinggjan rangka
1>lafond plafond
'

PEKERJAAN PLAFOND ARSITEKTUR

7. Pasang rangka pembagi/Furing channel 9. Pasang plafon ak-ustik pada rangka


denganjarak 6oo mm menggunakan dengan skrup plafond menggunakan
Locl::ing aip. obeng berjarak 6o cm dan tiap
� Check elE!\-asi danjarak rangka plafond sambungan harus tepat pada rangka
-t Check sparing, ducting dan
perlengkapan mekan.ikal el�-t:rika.l
lainnya.
10. Check kerapian dan
kerataan bidang
plafond dengan
waterpass
11. Perataan sambungan
plafond menggunakan
lakban
1::?.. Lalu tutup d engan
paper tape dan
compound plafond,
8. Pasang dan kencangkan setelah itu diamplas
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMASANGAN PLAFOND PVC
Plafon PVC terbuat dari bahan PVC ringan dan lentur,tahan air,tahan api,anti
rayap dan anti kebakaran.
Keunggulan/kelebihan plafon PVC adalah : hemat biaya perawatan,pemasangan
relatif mudah,tidak perlu di cat (karena sudah diberi warna dari pabrik),anti
bocor/rembes,tahan api dan desain bervariasi. Kekurangan plafon PVC terletak
pada warnanya yang kurang bervariasi,Plafon PVC terbuat dari pastik sehingga
akan terasa panas jika ketinggian plafon dibawah 3 meter.

Cara pasang atau persiapan sebelum memasang plafon PVC :


Alat yang diperlukan
Cutter
Bor ukuran 10 mm
Mata bor untuk skrup
Grinder
Siku
Meteran
Palu
Kabel
Stop kontak
Bahan yang diperlukan
Rangka plafon (bisa menggunakan kayu atau besi hollow)
Plafon PVC
Paku (paku biasa atau paku beton)
Skrup (untuk rangka hollow) dll.

Pengukuran tinggi plafon tidak melebihi ring balok dan harus rata (bisa
menggunakan selang air untuk mengatur rata permukaan agar sama tinggi)
Pemasangan rangka hollow atau rangka kayu disesuaikan dengan ukuran ruangan.
Usahakan ketinggian tidak kurang dari 3 meter,lebih tinggi lebih baik.
Pasang lis pada salah satu dinding,agar rapih dibagian sudut lis dipotong
menggunakan gergaji atau gerinda.
Pasang lis menggunakan skrup dan bor dengan jarak 50 cm
Pemasangan plafon PVC dimulai dari pinggir.
Tempelkan plafon PVC menggunakan skrup sampai semuanya menempel
sempurna.
Tahap akhir adalah pemasangan lis dan memeriksa kembali plafon PVC yang
sudah terpasang dan merapihkan bagian yang belum rapih.
Pekerjaan LANTAI KERAMIK

PEMASANGAN KERAMIK LANTAI

1. Pemasangan keramik lantai dan dinging sebaiknya dilakukan pada


tahap akhir sebuah proyek. Tujuannya adalah untuk mengurangi
resiko kerusakan akibat pekerjaan lain yang belum selesai yang
dapat membuat baret atau pecah keramik yang sudah terpasang.
2. Permukaan lantai/dinding yang akan dipasang keramik juga harus
dalam keadaan bersih, cukup kering dan rata air.
3. Tentukan tulangan dengan mempertimbangkan tata letak
ruangan/tangga/dinding yang ada. Pemasangan keramik lantai atau
dinding dimulai dari tulangan ini.
4. Rendam keramik lantai atau keramik dinding dalam air terlebih
dahulu.
5. Setiap jalur pemasangan sebaiknya menggunakan panduan dari
benang dan rata air.
6. Adukan semen untuk pemasangan keramik harus penuh, baik dasar
maupun dibadan belakang keramik lantai atau dinding yang akan
dipasang. Perbandingan adukan dan tebal adukan yang disarankan
adalah:
- Keramik lantai, Semen : Pasir = 1 : 6, dengan ketebalan rata-rata
= 2 s/d 4 cm
- Keramik dinding, Semen : Pasir = 1 : 4. dengan ketebalan rata-rata
= 2 cm

7. Lebar nat juga berbeda antara keramik


lantai dan keramik dinding.
o Keramik lantai, lebar nat = 4 s/d 5 mm
o Keramik dinding, lebar nat = 2 mm

8. Nat diisi dengan campuran pengisi nat (grout) semen atau bahan khusus
yang ada dibanyak toko bangunan. Untuk area yang luas dianjurkan
untuk diberi expansion joint.
9. Khusus untuk dinding luar, lebih baik diberi tali air setiap jarak tertentu
disesuaikan dengan deesain pola lantai yang digunakan. Tujuannya agar
keramik tidak menerima beban terlalu berat.
10. Bersihkan segera bekas adukan grout pengisi nat yang telah diaplikasikan
dan menempel di permukaan keramik. Kita bisa menggunakan bahan
pembersih dengan kadar asam tidak lebih dari 5%. Setelah itu bersihkan
dengan air bersih.
Pekerjaan DINDING KERAMIK

Cara memasang keramik dinding

1. Rendam keramik yang akan dipasang kurang lebih 15-30 menit sebelum
digunakan.

Rendam keramik Kondisi keramik sesudah direndam

Hal ini membuat bagian bawah keramik yang masih berpori dapat menyerap
air, sehingga sewaktu diberi adukan semen bisa menempel atau menyatu.
(Bila tidak diberi air maka air dalam adukan semen akan terserap oleh
keramik. Dan adukan semen akan menyusut sehingga menyisakan ruang
kosong serta membuat keramik tidak menempel dengan baik. Setelah
sekian waktu kemungkinan keramik bisa terlepas dari tempatnya.)

2. Tempelkan adukan semen dan pasir pada dinding yang akan dipasang
keramik.

Menempelkan adukan semen pada dinding Adukan semen yang kental


Lalu biarkan sebentar, supaya agak mengering. Usahakan agar adukan semen dan
pasirnya jangan terlalu encer agar dapat menempel dengan baik pada dinding.

3. Ketika hendak diletakkan pada dinding, beri kembali sedikit air pada bagian
belakangnya.

Kenapa diberi air kembali?


Untuk memastikan bahwa
keramik tetap dalam kondisi
basah ketika diberi lapisan
semen.

Basahi kembali bagian belakang keramik

4. Berikan adukan semen pada bagian belakang keramik.

Lapisan semen pada keramik Ratakan sampai ujung keramik

Ratakan lapisan semen tersebut. Untuk bagian pinggir keramik jangan diberi
semen terlalu tebal, karena ketika keramik ditekan/dipukul untuk meratakan
permukaannya, lapisan semen yang di tengah akan lari ke arah pinggir dan
mengisi ruang kosong tersebut.
(Bila pada pinggiran keramik diberi terlalu banyak semen, nantinya keramik
akan sulit untuk ditekan/diratakan. Juga akan mengotori permukaan
keramik karena semen akan keluar/muncrat kemana-mana dan pada
akhirnya jadi pemborosan bahan.)
5. Letakkan keramik pada posisinya lalu tekan/pukul dengan palu karet agar
permukaannya sejajar dengan tali atau keramik disebelahnya.

Ratakan permukaan keramik dengan palu karet Paku penahan agar keramik tidak turun posisinya

Untuk keramik dinding, pemasangan dimulai dari bagian paling atas ke bagian
paling bawah. Untuk menahan agar posisi keramik tidak melorot ke bawah,
gunakan paku sebagai pengganjal.

6. Setelah itu berikan spacer atau patokan besar nat keramik.

Bisa menggunakan berbagai macam benda


yang kira-kira sesuai tebalnya serta sama
ukurannya satu dan lainnya.

Spacer untuk nat keramik

7. Lalu tekan/pukul dengan palu karet sehingga keramik menjepit spacer


tersebut.

Ini dimaksudkan agar besarnya


nat keramik sama semua
(seragam).

Merapatkan nat keramik bagian atas


8. Cek kembali apakah permukaannya sudah rata dengan bagian atas, bawah
atau sampingnya.

Karena dalam proses produksinya, kemungkinan


terdapat beberapa buah keramik yang kondisinya
melengkung, sehingga bagian pojok atas kiri atau
kanan sudah rata tetapi bagian bawah kiri atau
kanannya bisa jadi menonjol keluar atau malah
masuk ke dalam.

Cek ujung keramik

9. Isi bagian samping dan bawah keramik agar tidak ada sisa ruang kosong.

Agar keramik tidak kosong bagian


dalamnya, sehingga kurang kuat bila
mengahadapi tekanan nantinya. Siapa
tahu di bagian tersebut akan dipasang
tempat handuk yang perlu di bor. Bila
bagian tersebut kosong maka keramik
akan mudah pecah.

Isi samping keramik

10. Jangan lupa dilap permukaan keramiknya.

Pada waktu pemasangan biasanya permukaan


keramik akan terkena adukan semen. Memang
keramik memiliki lapisan glaze yang membuat
kotoran dan semen tidak mudah menempel, tetapi
alangkah baiknya jika keramik Anda yang baru ini
dibersihkan supaya terlihat bersih dan mengkilap.

Bersihkan permukaan
keramik
11. Biarkan untuk beberapa waktu,agar adukan semen mengering dan keramik
diam

Keramik yang sudah dicabut paku penahannya

Bila keramik bergeser kembali setelah dicabut paku penahannya, rapikan


kembali keramik pada posisi yang benar dan berikan sedikit semen kering pada
bagian bawah, atas atau sampingnya. Hal ini untuk mempercepat adukan
semen supaya mengering dan mengeras.

Namun sebelum meletakkan keramik,


pastikan bagian samping atau bawah
keramik sebelumnya bersih dari
gumpalan atau sisa-sisa semen. Agar
tidak ada yang mengganjal diantara
kedua keramik dan besarnya nat bisa
disesuaikan atau disamaratakan.

Bersihkan samping keramik


'

PEKERJAAN PENGECATAN ARSITEKTUR

• BERSIHKAN PERMUKAAN DINDING DARI DEBU, KOTORAN DAN BERKAS


PERALATAN YANG
DIGUNAKAN: PERCIKAN PLESTERAN.
• LINDUNGI BAHAN-BAHAN/ PEKERJAAN LAIN YANG BERBATASAN DENGAN
1. TERPAL
2. AMPLAS DINDING YANG AKAN DICAT DENGAN KERTAS SEMEN/ KORAN.
• GUNAKAN SKRAP UNTUK MEMPERBAIKI BAGIAN-BAGIAN DIN DING YANG
3. ROL
4. KWAS RETAK DAN KURANG RATA DENGAN PLAMIR, KEMUDIAN TUNGGU SAMPAI
5. SKRAP KERI NG.
• HALUSKAN PLAMIR YANG TELAH KERING DENGAN AMPLAS HINGGA RATA.
6. KAIN LAP
• CEK, APAKAH PERMUKAAN DINDING SUDAH RATA?
• JIKA PERMUKAAN SUDAH RATA, LAKSANAKAN PENGECATAN DASAR
BAHAN YANG DENGAN ALAT ROL PADA BIDANG YANG LUAS & KWAS UNTUK Bl DANG
DIGUNAKAN: YANG SEMPIT.
• JIKA CAT DASAR TERSEBUT SUDAH KERING, LAKSANAKAN PENGECATAN
1. PLAMIR
2. CAT DINDING FINISH (JUMLA PELAPISAN CAT SESUAI DENGAN SPESIFIKASI)
• CEK, APAKAH PENGECATAN FINISH TERSEBUT SUDAH RATA?
• APABILA SUDAH RATA, BERSIHKAN CAT-CAT YANG MENGOTORI BAHAN­
BAHAN/ PEKERJAAN
• LAIN YANG SEHARUSNYA TIDAK TERKENA CAT.
• SELESAI
'

PEKERJAAN PENGECATAN ARSITEKTUR


'

TEPI KUSEN DILINDUNGI

+
__...,...----: -;:?""--n El"'\TGAN LAKBA.V

BIDANG YANG
DICAT

I
... DTh'DING

I.ANTAi PERLINDUNGA.V
TERPAL
'

PEKERJAAN PEMASANGAN KUSEN ARSITEKTUR


ALMUNIUM
A.Alat yang digunakan : 2. Masukkan kusen yang siap dipasang ke
1. Baji karet / kayu lubang tembok dengan bantuan baji karet/kayu
2. Bor
3. Obeng

B. Material yang digunakan :


1. Rangka Aluminium
2. Oaun Pintu/jendela (setelah dipasang kaca)
3. Fischer
4. Sekrup
5. Adukan Semen I sealant
6. Vaseline/isolasi kertas/plastik

C. Pelaksanaan
1. Pasang rangka pintu / jendela aluminium
pada lokasi yang ditentukan {sesuai tipe
yang ada), sesuaikan lubang kusen dengan
ukuran kusen ( selisih lubang 1 cm)
PEKERJAAN PEMASANGAN KUSEN
'

ARSITEKTUR
ALMUNIUM

3. Atur kedudukan kusen dengan baji 5. Lubangi tembok/dinding melalui lubang


karet/kayu kusen dengan bor untuk tempat sekrup

4. Stel kelurusan / kedudukan kusen


6. Masukkan fischer ke lubang bor
terhadap tembok /dinding
'

PEKERJAAN PEMASANGAN KUSEN ARSITEKTUR


ALMUNIUM

7. Fischer dikencangkan dengan obeng 9. Finish dinding dengan mortar sealant


(peng1sisan pada celah antara kusen dan d1nd1ng)

10 Untuk mengh1ndan cacat pada profil aluminium


yang telah d1pasang, maka ben pehndung seJenis
Vaseline / isolasi kertas I plasbk pada tempat
yang rawan goresan

8. Pasang daun pintu/jendela (setelah dipasang


kaca kedalam kusen. Stel per1engkapannya
MEMASANG INSTALASI LISTRIK

gambar 1. cara memasang instalasi listrik rumah tangga

Perhatikan contoh gambar 1, skema instalasi listrik rumah tangga sederhana diatas.

Keterangan diagram rangkaian kabel intalasi listrik rumah tangga sederhana diatas adalah
sebagai berikut :

1. Saklar tunggal atau saklar single.


2. Lampu pijar atau titik lampu.
3. Colokan atau stop kontak.
4. Saklar seri atau saklar double.

Garis biru sebagai kabel - atau negatip.


Garis merah sebgai kabel + atau positip.

Cara pemasangan instalasi listrik ini cukup mudah dengan mengikuti contoh gambar skema
instalasi listrik rumah tangga sederhana diatas. istalasi listrik ini biasaya penempatan posisi
alur pipa PVC saklar, titik lampu dan stop kontak.

Ongkos harga atau biaya rumah litrik ini dihitung pertitik, dengan asumsi lampu dianggap 1
titik dan stop kontak 1 titik, sedang saklar tidak dihitung. Tapi ini tidak mutlak tergantung
kesepakatan.
gambar 2. cara memasang instalasi listrik rumah tangga

Gambar 2, simbol komponen instalasi listrik rumah pada gambar kerja.

Gambar simbol komponen listrik ini yang rencananya akan diaplikasikan pada sebuah
bangunan rumah. Dari contoh gambar instalasi listrik rumah tersebut bisa diketahui
kebutuhan material yang akan digunakan nantinya.
CARA MEMASANG SAKLAR

Saklar mempunyai banyak jenis dan tipe yang mempunyai berbagai fungsi. Akan
tetapi pada pembahasan disini kita hanya membahas tentang saklar yang
merupakan komponen pada instalasi listrik yang berfungsi untuk menyambung
dan/atau memutuskan aliran arus listrik kebeban (dalam hal ini lampu penerangan).
Berikut gambar penjelasan mengenai saklar tersebut dan cara pemasangannya.

Gambar penjelasan bagian-bagian dari saklar


Ket: pengunci (penjepit) kabel yang terpasang pada konektor kabel biasanya berupa
baut pengunci atau dapat juga berupa penjepit tekan-tarik. Hal tersebut tergantung
dari pabrik pembuatnya.
• Cara pemasangan saklar tunggal atau ada juga yang menyebut saklar engkel
terlihat pada gambar dibawah ini.

Gambar cara memasang saklar tunggal.


• Cara pemasangan saklar double atau ada juga yang menyebut saklar seri
terlihat seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar cara memasang saklar double/seri.
Line in merupakan jalur sumber yang berasal dari tempat percabangan dari jalur
utama instalasi listrik.
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL
PENERANGAN & STOP KONTAK

INSTALASI LISTRIK PADA PROYEK INI DIBAGI MENJADI


1 Tnstalsi Indor
Jnstalas1 yang tcrdapat di dalam bangunan/ 1nscalas1 yan g terhndung dan penb,aruh
cuaca. ( lnstalas1 pencrangan. stop kontak/sumber daya)
2. JnsataJs1 Outdoor
lnstalas1 yan g terdapat diluar bangunan / 1nstaJas1 tidak terlindung dari pengaruh
cuaca (Intalasi lampu taman, Instalasi gem;et, Jnstalas1 kabel TM)

STEP KERJA PEMASANGAN INSTALASI INDOR :


1. Pekerjaan marking untuk posisi pipa kondujt, atur jarak kondwt satu dengan yang lain kurang lebih IO c111
2. Pasang pipa pvc kooduit sesuai dengan gambar Rencana
3. Masukkan kawat pancingan ke dalam pipa kondu1t.
4 Tank kabel bstrik dengan bantuan kav,iat panc1ogan tersebut
S TandaJ kabel yang telah ditarik sesuai group dengan lakban dan spdiol.
6 Sambungkan kabel satu dengan yang 13.Ul sesuaj gambar rencana di dalam teedoos
7. Pekerjaan pengetesan kabel dengan cara tes Marger
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL
PENERANGAN & STOP KONTAK

STEP KERJA PEMASANGAN INSTALASI USTRIK OUTDOR:


r::
.-;-
·-�
1. Peketjaan marking untuk posisi jalur kabel taodai ci...�k
·•·. �-�'
·. · '> :_,�; .·
2. Gali jalur tcrsebut sesuai kedalaman 1"PJ>Cba.
· 3. Masukkan kabel Jistrik ( misal NYFBGY) ke dalaro ga�a_r;..�but
4. Apahila tetjadi sambungan kabel, agar dilaksasakan �.�m pengelasao deng.m di herikan
pelindung (isolasi) yang cnknp. ·_
5. TnnbWl dengan pasir, tmdm jalur kabel yang� .�nx· s� pemturan
6. Urug ga1ian tanab dengan tanab kembali. .�
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL
PENERANGAN & STOP KONTAK
.'
•..
;.�
HAL HAL YANG PBRLU DIPERHATIKAN:
a. Untuk pemasangao konduit pada dinding, agar c:liJaksanakan. sebeh.Jm pekctjaan plesteuan, agai
permukaan ,Jinding tidak �ombang
b. Untuk me,•ipeanudab penarikan kabel dt dalam konduit; gimakan ka.wat pancing.
. .
c. Kootdinasikan titik saklat / stop kontak pada arsitek, rerumma pada dioding yang mempunyai
finishing kenmik.
. .
S'rEP KBRJA PEMASANGAN STOP KONTAX/SAKLA.R
1. Peketjaart marking untuk jalur konduit pada dinding,
2 Peketjaan bobokan jalut konduit (usakan scbeh:un dobobok gunab.n cutter untuk mes,tptmw1dah
peketjaan).
3. Pcmasangm pipa konduit dan imbodus pada jalur yang tebh dibobok
4. Setclab peketjaan :ician selcsai, peoarikan dan penyamhnngan lcabel listrik dapa.t diketjakan
5. &-telab pengecatan dinding Saklar / Stop kontak dapat dipasang. gunakan waterpass agar
posisin,:a ram.
PENERANGAN & STOP KONTAK
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

--
--·
... .
;.., 'l
...
PANEL
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

Langkah - langkah pemasangannya


1 . Pastikan kabel tray dan kabel instalasi
talah terpasang dengan baik
2. Marking penempatan panel yang
diperlukan, sesua1 dengan
shopdrawing.
3. Pasang panel pada tempat yang
telah disediakan.
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PLUMBING DAN SANITER

Pipa paralon/PVC termasuk salah satu benda penting di rumah kita, terutama dalam
masalah instalasi aliran air.

Siapkan alat dan bahan yang diperlukan :


- Pipa paralon/pvc
- Sambungan pipa
- Lem paralon/pvc
- Kain bersih
- Ampelas

Ampelaslah ujung pipa yang akan disambung agar kotoran yang menempel, seperti
minyak dan debu, hilang. Selain itu, pengampelasan ini berfungsi agar ujung pipa
lebih kasar dan kesat ketika disambungkan. Jangan mengampelas terlalu lama
untuk mencegah pipa paralon mengecil.

Agar debu pengampelasan hilang, lap ujung pipa dengan lap bersih. Lap juga
bagian dalam sambungan pipa agar bersih.

Oleskan lem paralon/pvc di ujung pipa bagian atas yang ingin disambungkan.
Berikan juga lem paralon pada bagian dalam sambungan pipa. Segera pasangkan
pipa dan sambungan pipa tersebut dengan menekan sekeras mungkin ke dalam
sambungan hingga benar-benar "masuk". Pegang sambungan pipa tersebut
beberapa saat untuk memastikan paralon/pvc tidak bergeser-geser. Kini pipa sudah
tersambung dengan baik.
PEKERJAAN KERAN

a. Semua keran yang dipakai, kecuali kran dinding adalah dengan chromed
finish. Ukuran disesuaikan keperluan masing-masing sesuai gambar plumbing
dan brosur alat-alat sanitair.
Keran-keran tembok dipakai yang berleher panjang dan mempunyaai ring
dudukan yang harus dipasang menempel pada dinding type T.23 B 13 V 7
(N).Keran-keran yang dipasang dihalaman harus mempunyai ulir sink di ruang
saji dan dapat disambung dengan pipa leher angsa (extention). Keran untuk
sink di ruang saji type T. 30 AR 13 V 7 (N).

b. Stop keran yang dapat digunakan bahan kuningan dengan putaran berwarna
hijau, diameter dan penempatan sesuai gambar untuk itu.

c. Keran-keran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku,
penempatannya harus sesuai dengan gambar-gambar untuk itu.
FLOOR DRAIN DAN CLEAN OUT

a. Floor drain dan Clean out yang digunakan adalah metal verchroom, lobang dia.
2” dilengkapi dengan siphon dan penutup berengsel untuk floor drain dan
depverchron dengan draad untuk clean out.

b. Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai gambar untuk itu.

c. Floor drain yang dipasang telah diseleksi baik, tanpa cacat dan disetujui
Konsultan Management Konstruksi.

d. Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai harus
dilobangi dengan rapih, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran
sesuai ukuran floor drain tersebut.

e. Hubungan pipa metal dengan beton/lantai menggunakan perekat beton kedap


air Embeco dan pada lapis teratas setebal 5 mm diisi dengan lem Araldit.

f. Setelah floor drain dan clean out terpasang, pasangan harus rapih waterpass,
dibersihkan dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.
MEMASANG CLOSET JONGKOK

Memasang closet jongkok, pemasangan closet jongkok bisa di bilang gampang – gampang susah
memang betul perlu teknik dan keahlian tersendiri dalam pemsanagan closet jongkok namun dalam
ulasan kali ini kami akan memberi tahukan cara pemasangan closet jongkok dari awal hinggan selesai,
tentunya apabila closet jongkok ini di pasang dengan rapi dan benar tentunya dapat membuat indah di
pandang dan membuat anda lebih nyaman saat berada di toilet rumah anda, memang closet jongkok
kurang bagus disbanding dengan closet duduk akan tetapi apabila closet jongkok ini di pasang dengan
baik dan benar tentunya gak akan kalah bagus dengan closet duduk, pemasangan closet jongkok harus
di lakukan dengan baik dan benar supaya kerja closet bisa berkerja dengan baik yaitu sebagai wadah
kotoran “tinja” yang nantinya akan di salurkan ke penampungan septik tank.

Berikut merupakan langkah – langkah pemasangan closet jongkok


Pertama, langkah awal yang harus anda lakukan adalah memasang terlebih dahulu pipa PVC. Pipa ini
nantinya akan digunakan sebagai saluran pembuangan. Pipa tersebut minimal ukurannya adalah 4 inch.
Pastikan bahaw ujung pipa yang anda buat tersebut terhubung lurus dengan closet jongkok dan tidak
ada sambungan sama sekali.

Kedua, hal selanjutnya yang dilakukan adalah membuat gambar pemasangan keramik lantai dan juga
dinding. Anda harus menentukan posisi dari closet tersebut apakah berada pada nad keramik atau tidak.
Tempatkanlah ini pada posisi di tengah keramik atau perempatan keramik.

Ketiga, pastikan untuk membuat tanda atau marking. Ini harus sesuai dengan gambar kerja yang telah
anda buat sebelumnya. Dengan demikian, anda akan tau sampai dimana proses yang anda lakukan.

Keempat, anda harus memastikan bahwa ujung pipa tersebut berada pada posisi tengah closet jongkok.
Jangan sampai posisinya salah karena ini akan memberikan masalah yang signifikan nantinya. Jika perlu
anda harus melakukan pengukuran atau perencanaan yang lebih akurat lagi.

Kelima, siapkanlah adukan beton yaitu berupa campuran pasir dan semen dengan perbandingan 3 : 1.
Setelah bahan tersebut anda siapkan, maka anda wajib untuk mencetak beton yang sesuai dengan
dudukan closet yang akan anda gunakan nanti, yaitu berbentuk (biasanya) cekungan. Ukurlah terlebih
dahulu dengan jumlah yang akurat.

Keenam, cara untuk membuat beton yang sesuai dengan bentuk yang diinginkan adalah dengan
memposisikan adukan tersebut sebelum mengering ke peletakan closet jongkok. Anda wajib untuk
melakukannya dengan cara yang tepat.

Ketujuh, ukurlah kedataran dari kloset yang akan anda gunakan tersebut. Cara mengukurnya adalah
dengan menggunakan water pass.

Kedelapan, tunggulah sampai adukan yang anda buat tersebut benar-benar kering. Setelah itu mulailah
untuk membuat percobaan, yaitu melakukan penyiraman kolset dengan air.

Kesembilan. Setelah semua langkah diatas anda lakukan maka anda closet jongkok yang anda miliki
tersebut akan bisa siap digunakan dan terpasang dengan bagus. Ini akan membuat anda merasa nyaman
dan aman pada saat menggunakannya.
Setelah anda berhasil menciptakan closet jongkok tersebut maka anda bisa melakukan langkah
selanjutnya, yaitu memasang keramik di sekitarnya. Dengan memberikan desain yang menarik di sekitar
closet tersebut maka penampilan dari toilet anda akan bisa lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.
PLUMBING & SANITASI

Instalasi Pipa Air Bersih

1. Marking jalur pipa sesuai shop drawing dan koordinasikan dengan jalur
pekerjaan lain seperti jalur pipa AC, Tray Cable dll.

2. Potong pipa sesuai ukuran kebutuhan.


3. Pasang gantungan maupun support pipa sesuai hasil marking.
4. Pasang pipa sesuai ukuran pada shop drawing.
5. Gunakan benang & water pass untuk mengukur kelurusan pipa.
6. Pada Instalasi air bersih lakukan test tekan ulang jika kran-kran sudah
terpasang
Instalasi Pipa Air Kotor

1. Marking jalur pipa.


2. Gali jalur pipa dengan kedalaman sesuai elevasinya.
3. Sambung pipa di atas galian.
4. Beri lapisan pasir pada dasar galian.
5. Turunkan pipa ke dalam galian.
6. Lapis kembali galian dengan pasir.
7. Urug galian.
Pemasangan Kloset, Wastafel &
Aksesoris

1. Marking dudukan kloset/wastafel.


2. Pasang sanitair secara lengkap sesuai buku
petunjuk pabrik.
3. Test sambungan pipa.
4. Beri lapisan plester dan lem pada setiap
sambungan pipa .
5. Semua saluran pipa dan saniter yang
dipasang harus ditest sesuai dengan
fungsinya sehingga berjalan sebagaiman
mestinya.
'

PEKERJAAN SANITARY ARSITEKTUR


'

PEKERJAAN SANITARY ARSITEKTUR


MEMB
BUAT SEP
PTIC TAN
NK

Pembua
atan septic tank sebetulnya harusslah memen
nuhi standa
ar, kita tidakk bisa mere
emehkan
yang sa
atu ini. Standarisasi mengenai
m h al ini sudah ada, atau
u Standar N
Nasional In
ndonesia
(SNI) m
mengenai ha
al ini sudah
h dikeluarka
an. Standarr tersebut mencakup
m uukuran, siste
em, dan
prosedu
ur dalam pe
embuatanny
ya.

1. SNI menettapkan ukuran serta d


dimensi sep
ptic tank ya
ang benar hharus berdasarkan
jumlah pen
nghuni di se
ebuah ruma
ah. Untuk ru
umah tingga
al yang dihuuni oleh lima
a orang,
setidaknya perlukan septic
s tank yang memiliki volume ruang lum
mpur 0,45m3
3, ruang
basah sebe
esar 1,2m3
3, serta rua
ang ambang
g batas bebas seluass 0,4m3. Itu
u berarti
septic tank dengan uk
kuran panjan
ng = 1,6m, lebar = 0,8
8m, dan tingggi = 1,6m. Dengan
kapasitas seperti
s ini, septic tankk mampu bertahan
b se
etidaknya 3 tahun tanp
pa perlu
dikuras.

2. Satu hal la
agi yang perlu dicerma
ati pada dis
saat membu
uat septic taank ialah kekuatan
k
tangki atau
u dinding ruang terse
ebut. Dindin
ng harus ku
uat serta taahan terha
adap zat
asam dari limbah dom
mestic itu se
endiri, dan kedap
k air. Jangan
J sam
mpai ada re
embesan
dari celah dinding,
d hin
ngga menye
ebabkan pe
encemaran terhadap taanah sekita
ar. Maka
dari itu, tangki atau dinding sep
ptic tank dapat dibuat dari bataa merah, ba
atu kali,
batako, ata
aupun beton. Atau bissa juga kita
a mengguna
akan tangkki yang terb
buat dari
pvc (pralon
n), keramik, plastik, ata
aupun plat besi.
b

3. Jarak dari tangki den


ngan bang unanpun ada
a ketentu
uan yang hharus diperrhatikan.
Jarak antarra septic ta
ank yang b
benar ke ba
angunan minimal 1,5m
m, sedangkan jarak
dari septic tank ke sum
mur pompa air bersih minimal 10m
m, dan untuuk jarak sep
ptic tank
ke sumur re
esapan air hujan setid
daknya 5m.

Lalu ba
agaimana mengenai
m sistem
s pem
mbuanganny
ya ke salurran pembuaangan kota
a? Yang
membu
uatstandart septic tank SNI denga n septic tan
nk lainnya ia
alah pada ppenambaha
an fungsi
lain un
ntuk mengh
hindari pen
ncemaran lingkungan
n. Pada se
eptic tank biasa yan
ng tidak
berdasa
arkan SNI, air kotor dibuang lang
gsung ke sa
aluran pemb
buangan koota, tapi sep
ptic tank
yang te
elah lulus ujji SNI mem
miliki satu fa
asilitas tamb
bahan lagi sebagai peenampung air
a kotor
tersebu
ut untuk kem
mudian dibu
uang ke salu
uran pembu
uangan kota
a.

Desaign Septic Ta
ank Model Tertutup :
MEMB
BUAT SU
UMUR BO
OR

Di musim penghujjan seperti sekarang rasanya


r tidak sulit me
endapatkan air, terutam
ma buat
pendud
duk yang belum
b mem miliki jaringa erusahaan air minum daerah
an air berssih dari pe
setemp
pat ataupun mereka yang memanffaatkan air sumur.
s

Terkada ang air disu


umur juga te dak begitu baik jernih apalagi
erkadang tid a berrsih, tetapi ada
a juga
sebagia an orang ya ang tinggal diperkotaan ingin menndapatkan air
a dari summur tapi yang agak
simple seperti sum mur bor kaarena tidak
k memerlukkan diamete er lubang sumur
s yang besar
seperti sumur sum mur konvennsional yangg besar daan dalem ta api cuma se ebatang pip pa yang
menonjol dan di pasang kera an air atau dipasangpo
d ompa air. innilah yang disebut
d summur bor,
sumur yyang dihassilkan denga an jalan meemasukan pipa kedala am tanah dan
d mata bor
b pada
titik titikk tertentu ya
ang dianggaap memiliki sumber maata air.

Kegagaalan sering g terjadi ttidak ditem mukannya sumber mata


m air artinya
a pip
pa tidak
menyem mburkan air ketas wa alau kedala alam bumi / tanah
aman pipa yang dimassukan keda
sudah llumayan da alam mungkin 15 metter atau 20 meter. Untuk membu uat sumur air
a yang
al berikut ini:
baik perlu diperhattikan hal-ha

1. Pemilihan lokasi sumu ur yang baikk


Tidak berdekatan den ngan wc / toilet
t / kam
mar mandi agar
a tidak terjadi
t konttaminasi
saluran peembuangan dengan ja aringan sum mur air tan nah. Jarak yang tepa at untuk
memisahka an antara lu ubang sumu ur air yang akan dibua at dengan toilet
t yang terdekat
t
adalah minnimal 5 mete er jika tanah di sekitarr lokasi ada
alah tanah liiat dan minimal 7,5
meter jika tanahnya
t beerpasir.
2. Konstruksi sumur air yang
y sesuaii standar
3. Membuat dinding
d temb bok bagian atas pada jjarak 3 metter dari perm mukaan tan nah agar
tidak terjaddi perembe esan air dari
d permuukaan tana ah yang akkan merussak dan
mengkonta aminasi kualitas air berrsih.
4. Pada bagia an atas summur air / sum mur bor dibeeri tutup sup
paya tidak kemasukan
k kotoran
yang bisa merusak
m airr yang bersih menjadi kotor.
k
5. Gunakan kaporit seba
agai disinfek
ktan dengan
n takaran do
osis 1 gram
m per 100 liter untuk
membunuhh kuman dan bakte eri yang merugikan
m kesehatan
n tubuh kitak jika
menggunakkan ember atau timba.
METODE PEMASANGAN PAVING BLOCK

 LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pemasangan paving block, terdiri
dari urugan pasir, pemadatan tanah, pemasangan paving
block yang digunakan sebagai pekerjaann utama untuk
perbaikan dan pengurugan jalan serta dengan kemiringan
melintang yang benar sebagai permukaan lapisan jalan
yang baru.

 MATERIAL YANG DIGUNAKAN


 Paving Block tebal 8cm dengan bentuk sesuai petunjuk
konsultan/direksi.
 Pasir urug
 Semen PC
 PENGGUNAAN ALAT
 Cangkul
 Rolly / gerobak dorong
 Stamper
 Ember
 Sepatu boat
 Sarung tangan karet
 PELAKSANAAN

 Pemasangan paving block yang baik harus


didahului dengan pemasangan benang
pelurus/pembentuk untuk menentukan arah
dan bentuk pola pemasangan, dapat dimulai
pekerjaan pemasangan paving block dari satu
arah untuk menghindari garis pertemuan yang
tidak menyambung satu sama lain, agar tidak
mengurangi keindahan pola & daya ikatan
paving block satu sama lain.

 Pemasangan paving block baris pertama, harus


dijaga kelurusannya, dan mengikuti benang
pembantu dengan sudut yang tepat terhadap
beton pembatas dipinggirnya.

 Lubang sisa di pinggir lapisan aving block yang


dengan pola tulang ikan 45 derajat, diisi
dengan: a/. Jika lubang sisa > ½ satuan, diisi
dengan potongan paving block sesuai dengan
bentuk dan besarnya. b/. Jika lubang sisa < ½
satuan, diisi dengan potongan paving block
yang sesuai atau diisi dengan beton cor
setempat. c/. Lubang pinggir antara beton
pembatas dan lapisan paving block diisi dengan
paving block berbentuk segi 4, yang dapat
difungsikan sebagai tali air di depan benang
pembatas.
 PELAKSANAAN

 Setelah pemasangan paving block mencapai


luas 20 @ 30 m2, segera dilakukan pemadatan
dengan plate compactor, agar paving block
mendesak ke dalam lapisan pasir atas,
sehingga timbul gaya saling mengunci antar
paving block aau sama lain.

 Pada bagian pinggir lapisan paving block


selebar 100 cm, tidak ikut dipadatkan dengan
plate compactor lebih dahulu, agar paving
block pinggir yang masih terbuka pinggirnya
itu, tidak bergeser atau celahnya menjadi
lebih lebar dari pola pemasangan.

 Setelah lapisan paving block dipadatkan


dengan alat pengetar, lalu ditebarkan pasir
pengisi atau abu dengan sikat ijuk atau sapu
lidi. Lebar celah antar paving block yang baik,
adalah 2-4 mm. Jika lebar celah < 2 mm, pasir
pengisi tak dapat memasuki, sehingga paving
block mudah pecah bila menerima beban di
atasnya. Jika lebar celah > 4 mm, tidak
tercapai pola nampak tidak indah.
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PEMBUATAN TAMAN

A. Pekerjaan Persiapan
> Pengukuran dan pematokan lokasi yang akan dikerjakan. Pengukuran dilakukan bersama
owner dan pengawas agar tidak ada perbedaan dan sesuai gambar dan jika ada perubahan
dipelaksanaan kami akan membuat soft drawing yang disetujui terlebih dahulu oleh
Konsultan Pengawas.
> Pembersihan lokasi dari segala sampah (kotoran /puing-puing) dan rintangan lainnya.
> Pengadaan alat kerja dan tenaga kerja.

B. Pekerjaan Pembersihan dan Pembongkaran Tanaman / pohon Lama


> Terlebih dahulu lokasi dibersihkan dari segala macam sampah (kotoran /puing-puing) dan
sebagainya.
> Tanaman yang dibongkar harus dilakukan dengan hati-hati agar akar pada tanaman tidak
rusak dan menyebabkan tanaman mati.
> Sisa sampah hasil bongkaran dikumpulkan dan dibuang keluar lokasi proyek.

C. Pekerjaan Penambahan Tanah untuk Kontur Tanaman


> Tanah yang dipakai adaah tanah yang subur dan bebas dari sampah dan kotoran lainnya.
> Penambahan tanah diukur akan ketinggian dan kemiingannya tanah agar tidak terjadi
genangan air sewaktu hujan atau pada saat penyiraman.
> Setelah pola atau bentuk tanaman telah selesai maka tanah yang telah siap dicampur
dengan pupuk kandang kemdian di aduk sampai rata, setelah itu di biarkan selama 2 atau 3
hari.

D. Pekerjaan Penanaman tanaman,perdu dan rumput


> Posisi penanaman dilakukan sesuai gambar atau design yang telah diberikan.
> Tanaman perdu dan rumput ditanam dengan jarak sesuai dengan gambar.
> Setelah selesai ditanam di teruskan dengan memasang penunjang tanaman yaitu steger
bambu yang sesuai dengan spek.
> Untuk rumput gajah mini atau manila sebelumna dilakukan pembersihan ahan pada lokasi
yang akan di tanam.
> Tanah yang jelek dibuang dan diganti dengan tanah yang subur yang masih mempunyai top
soil.
> Pengaturan kemiringan agar tidak menjadi genangan air.
> Pemadatan atau perataan dengan manual diikuti dengan penyiraman agar rumput yang
telah di tanam tidak menempel pada alat pemadatan.

E. Pemupukan
> Diberikan Pupuk Kandang 1-2 karung untuk setiap 3 m2 area tanam.
> Pupuk buatan di berikan saat masa pemeliharaan / perawatan.

F. Pemeliharaan / Perawatan
> Tanaman harus disiram tiap hari pagi dan sore hari.
> Penggemburan tanah (pendangiran) harus di lakukan minimal seminggu sekali.
> Pembersihan dari semak-semak maupun daun kering.
> Penyulaman tanaman yang mati.
> Pemangkasan tanaman yang sudah lebat.
METODE KENDALA DAN SOLUSI

Kebijakan Manajemen :
Suatu proses yang melibatkan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengendalian yang dilakukan untuk mencapai sasaran perusahaan melalui pemanfaatan
factor produksi yang dimiliki
Sasaran atau tujuan kebijakan ;
1. Memanfaatkan factor produksi
2. Menggunakan metode ilmiah yang meliputi kegiatan :
• Mengetahui adanya persoalan.
• Mendefinisi persoalan
• Mengumpulkan fakta, data dan informasi.
• Menyusun alternative penyelesian
• Mengambil keputusan dengan memilih salah satu alternative penyelesaian.
3. Melaksanakan keputusan serta melakukan tindak lanjut.
4. Manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan masalah.

Kebijakan Mutu/Kualitas (Quality)


Tahapan manajemen kualitas
• Inspeksi (Inspection)
• Pengendalian mutu (Quality Control)
a. Pemastian mutu (Quality Assurance)
b. Manajemen mutu (Quality Management)
c. Manajemen mutu terpadu (Total Quality Management)
Pola pengendalian kualitas :
1. Rumuskan dan umumkan kepada semua karyawan, maksud dan tujuan organisasi
2. mempelajari dan melaksnakan filosofi baru, baik oleh manajer maupun karyawan.
3. memahami tujuan inspeksi yaitu untuk memperbaiki proses dan mengurangi biaya.
4. mengakhiri praktik bisnis yang menggunakan perngahargaan berdasarkan angka atau
uang saja.
5. memperbaiki secara konstan dan continue, kapanpun system produksi dan pelayanan.
6. membudayakan dan melembagakan pendidikan dan pelatihan.
7. mengajarkan dan melembagkan kepemimpinan.
8. menjauhkan rasa ketakutan. Ciptakan kepercayaan. Ciptakan iklim yang mendukung
inovasi.
9. Mengoptimalkan tujuan perusahaan,tim,atau kelompok.
10. Menghilangkan desakan atau tekanan-tekanan yang menghambat perkembangan
karyawan.
11. Menghilangkan kuota berdasarkan angka-angka,tetapi secara terus-menerus
melembagakan metode perbaikan.Menghilangkan manajemen berdasarkan sasaran
(management by objective),tetapi mempelajari kemampuan proses dan bagaimana
memperbaikinya.
12. Menghilangkan hambatan yang membuat karyawan tidak merasa bangga akan
pekerjaan atau tugasnya.
13. Mendukung pendidikan dan perbaikan atau peningkatan prestasi setiap orang.
14. Melaksanakan tindakan atau kegiatan untuk mencapai semua tujuan atau sasaran itu.

Diagram pengendalian mutu


Model Manajemen Mutu :
1. Mutu : kesesuaian dengan kebutuhan.
2. System pencapaian mutu : pendekatan rasional untuk mencegah cacat atau
kesalahan.
3. Standar performansi : standar performansi perusahaan atau organisasi yang
mempunyai orientasi mutu adalah tidak ada keslahan (zero
depect)
4. Pengukuran : pengukuran performansi yang digunkaan adalah biaya
mutu (biaya pemuangan dan pekerjaan ulang produk
cacat, biaya persediaan, biaya inspeksi dan pengujian)
Pola Perbaikan Mutu :
1. Komitmen manajemen
2. Tim perbaikan mutu
3. Pengukuran mutu
4. Biaya evaluasi mutu
5. Kesadaran mutu
6. Tindakan koreksi
7. Dewan insidentil untuk program pencegahan cacat (zero depect)
8. Pelatihan bagi supervise.
9. Hari-hari yang bebas cacat (zero depect day)
10. Menyusun sasaran atau tujuan
11. Kesalahan mengebabkan adanya perubahan.
12. Pengenalan
13. Dewan mutu
14. Kerjakan semua itu secara berulang
Skema perbaikan mutu

Proses Pelaksanaan Mutu :


1. Perencanaan mutu Quality planning) :
• Identifikasi pelanggan.
• Menentukan kebutuhan pelanggan.
• Mengembangkan karakteristik produk
• Menyusun sasaran mutu
• Mengembangkan proses mewnghasil produk sesuai karakteristik.
2. Pengendalian mutu (Quality control) :
• Memilih subjek atau dasar pengendalian.
• Memilih unit pengukuran
• Menyusun pengukuran
• Menyusun standar performansi
• Mengukur performansi yang sesungguhnya.
• Menginterretasikan perbedaan antara standar dengan data nyat
• Mengambil tindakan atas perbedaan tersebut.
3. Perbaikan atau peningkatan mutu (Quality Improvement) :
• Peningkatan kebutuhan untuk mengadakan perbaikan
• Mengidentifikasikan proyek-proyek perbaikan khusus
• Mengorganisisr proyek
• Mengorganisisr untuk mengdiagnosi penyebab kesalahan
• Menemukan penyebab kesalahan
• Mengadakan perbaikan-perbaikan.
• Peruses yang telah dieprbaiki ada dalam kondisi operasional yang efektif
• Menyediakan pengedalian untuk mempertahankan perbaikan atau peningkatan
yang telah dicapai.

Pola Alur Pelaksanaan Mutu


Perspektif Mutu :
1. Performance : kesesuaian produk dengan fungsi utama produk itu sendiri atau
karakteristik operasi dari suatu produk.
2. Feature : ciri khas produk yang membedakan dari produk lain yang
merupakan karkateristik pelengkap dan mampu menimbulkan kesan
baik bagi pelanggan.
3. Reliability : kepercayaan pelanggan terhadap produk karena kehandalannya atau
karena kemungkinan rusaknya rendah.
4. Conformance : keseuaian produk dengan syarat atau ukuran tertentu atau
sejauhmana karakteristik desain dan operasi memmenuhi standar
yang telah ditetapkan.
5. Durability : tingkat keawetan produk atau lama umur produk.
6. Serviceability : kemudhaan produk itu bila akan diperbaiki atau kemudhaan
memperoleh komponen produk tersebut.
7. Aesthetic : keindhaan atau daya tarik produk tersebut.
8. Perception : fanatisme konsumen akan merek suatu produk tertentu karena citra
atau reputasi produk itu sendiri.
POLA TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)
Tujuan utama :
• Dari kerahasiaan menjadi komunikasi terbuka antar seluruh anggota organisasi.
• Dari pengendaliaan menjadi pemberdayaan
• Dari inspeksi menjadi pencegahan
• Dari focus internal menajdi focus eksternal
• Dari biaya dan penjadwalan menjadi keseusian terhadap mutu
• Dari stabilitas menjadi perubahan dan perbaikan secara terus mnerus.
• Dari hubungan yang tadinya sifatnya persiangan menjadi hubungan kerjasama.
• Dari pengalokasian dan melemparkan hal-hal yang tidak diketahui menjadi
penyelesian sampai keakar-akarnya.
Elemen Kritis Tqm :
• Kepemimpinanan dan komitmen (leadership & comitment)
• Keterlibatan seluruh karyawan (full employee involvement)
• Perencanaan yang baik (good planing)
• Strategi pelaksanaan (implementation startegy)
• Pengukuran dan evaluasi (measurement & evaluation)
• Pengendalian dan perbaikan (control & improvement)
• Mencapai dan mempertahankan standar kesempurnaan. (achieving & maintaining
standard of excellence)
Hambatan Dalam Penerapan Tqm
• Bila filosofi dipandang sebagai suatu kegiatan yang membutuhkan waktu.
• Bila filosofi TQM diterapkan dalam suatu lingkungan yang birokratis
• Bila filosofi TQM dipandang sebagai suatu program yang dilaksanakan secara formal.
• Bila filosofi TQM dilaksanakan secara kaku
• Bila filosofi TQM dipandang tidak berhubungan dengan orang atau personil
• Bila filosofi TQM dipnadang sebagi hanya dilakukan untuk sekelompok orang ahli atau
spesialis.
Pola Implementasi TQM :
Konsep dasar TQM :
1. Mempfokuskan pada produk dan pelanggan.
2. Kepemimpinan dalam organisasi jasa yang mendukung pelaksanaan filosofi
TQM.
3. Budaya organisasi
4. Komunikasi yang efektif antar seluruh personil dalam organisasi maupun
antara para personil organisasi dengan pelanggan.
5. Pengetahuan dan keahlian karyawan dalam melaksanakan filosofi TQM.
6. Tanggungjwab para karyawan
7. Manajemen berdasarkan pada data dan fakta
8. Sudut pnadangan jangka panjang.
Teknik-teknik dalam TQM :
1. Pengendalian proses secara statistik
2. Penyelesaian maslah secara struktur
3. Perbaikan secara terus menerus dan berkesinambungan
4. Manajemn mutu
5. Perencanaan mutu
Langkah-langkah untuk melaksanakan TQM :
1. Mengadakan penilaian dan perencanaan mengenai kemungkinan penErApan
filosofi TQM.
2. Penerpan dan pengorganisasian filosofi TQM dalam orgnaisiasi jasa
3. Perubahan budyaa (dari yang berorientasi standar menjadi berorientasi mutu)
4. Sistem pemberian upah dan pernghargaan.
5. Pengembangan kepemimpinan
6. Membangun tim
7. Melaksankan system penyewaan maupun promosi untuk meningkatkan
ferformasni organisasi
8. Kesipan manajemen
9. Teknik analisisPendidikan dan latihan
PRA RENCANA KESELEMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( PRA RK3 )

I. PENDAHULUAN

1. Umum

Penyusunan Pra RK3

Untuk memberikan kepuasan pelanggan dan perlindungan kepada karyawan dalam


keselamatan & kesehatan kerja serta dalam rangka pemenuhan persyaratan Pedoman
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi, maka perlu dibuatkan suatu Pra Rencana
Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( Pra RK3 )

Tujuan Penyusunan Pra RK3

1. Tujuan Pelaksanaan di Proyek :


Mengatur tatacara untuk mengendalikan aktivitas-aktivitas yang mempunyai resiko
kecelakaan dalam pelaksanaan proyek. Rencana K3 ini mencakup informasi tentang
penjelasan singkat proyek, organisasi K3 dan tanggung jawab, program kerja K3, daftar
prosedur, daftar instruksi kerja serta rencana inspeksi dan check list.

2. Tujuan Manajemen :
a. Meningkatkan dedikasi dan kualitas sumber daya manusia agar dapat berinovasi untuk
mengembangkan teknologi rekayasa konstruksi tepat guna yang diperlukan untuk
meningkatkan kepuasan Pelanggan tanpa mengabaikan aspek-aspek kesehatan,
keselamatan kerja dan pelestarian lingkungan.
b. Aktif dalam melestarikan lingkungan hidup dengan melakukan sinergi dalam
pemanfaatan sumber daya alam serta pengendalian dampak-dampak lingkungan yang
mungkin timbul akibat aktivitas, produk dan jasa perusahaan.
c. Menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan dan keselamatan kerja semua karyawan
dan pihak-pihak lain yang terkait dengan aktivitas perusahaan
d. Mengkomunikasikan kebijakan ini kesemua karyawan atau pihak-pihak lain yang
berkepentingan agar masing-masing menyadari kewajibannya terhadap mutu,
kesehatan dan keselamatan kerja serta kelestarian lingkungan
e. Menyediakan kebijakan ini bagi pihak-pihak yang berkepentingan
f. Mengkaji secara berkala kebijakan ini untuk meninjau relevansi dan kesesuaiannya
dengan perubahan-perubahan yang dialami perusahaan

Hal. 1
2. Kebijakan K3 Penyedia Jasa

Komitmen manajemen proyek adalah melindungi segenap sumber daya manusia yang terlibat
di dalam pelaksanaan proyek . serta menciptakan suasana kerja yang ramah lingkungan.
Kami, manajemen proyek akan berusaha untuk :

a. Memadukan seluruh unsur Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan ke dalam tugas
dan tanggung jawab dari masing-masing bagian/personal.
b. Memadukan seluruh unsur Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan pada setiap
proses dan tahapan pelaksanaan konstruksi.
c. Mengidentifikasi seluruh resiko yang akan timbul dari setiap pelaksanaan dan melakukan
tindak pencegahan semaksimal mungkin.
d. Menghindari penggunaan material dan perlengkapan yang tidak aman.
e. Menekan sekecil mungkin dampak negatif dan kerusakan lingkungan yang ditimbulkan
akibat pelaksanaan proyek.
f. Aktif mempromosikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan.
Manajemen proyek , kami akan memastikan terlaksananya unsur-unsur Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Lingkungan demi terciptanya lingkungan kerja yang aman.

II. RENCANAAN

1. Bahaya, Penilaian Resiko dan Pengendalian Resiko

Hal. 2
Hal. 3
Hal. 4
Hal. 5
Hal. 6
Hal. 7
Hal. 8
Hal. 9
2. Pemenuhan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya

Hal. 10
Sasaran dan Program

Sasaran K3 Pekerjaan PEMBANGUNAN GEDUNG MULTAZAM DAN FASILITAS PENDUKUNGNYA


ASRAMA HAJI RAJABASA - BANDAR LAMPUNG, adalah :

1. Sasaran K3
a. Memberikan produk dan layanan kepada Pelanggan dan stakeholder, sesuai spesifikasi
teknis dan persyaratan mencapai sasaran proyek tanpa kecelakaan / zero accident
b. Melindungi para pekerja dan orang lainnya di tempat kerja (formal maupun informal)
c. Menjamin setiap sumber produksi dipakai secara aman dan efisien
d. Menjamin proses produksi berjalan lancar

1. Program K3 dalam mencapai Sasaran


a. Safety Induction (Penyuluhan K3L)
b. Safety Morning Talk (Pertemuan Pagi K3L)
c. Tool Box Meeting (Pertemuan Kelompok Pekerja K3L)
d. Daily Safety Patrol (Patroli Harian K3L)
e. Special Safety Patrol (Patroli Khusus K3L)
f. Safety Inspection (Inspeksi K3L)
g. Safety Meeting (Rapat K3L)
h. Safety Promotion (Promosi K3L)
i. Pengobatan Massal
j. Reward and Punishment
k. Poster–poster K3L
l. Berita–berita selebaran K3L
m. Saran–saran K3L

Hal. 11
III. PENERAPAN DAN OPERASI

1. Organisasi dan Kompetensi


Organisasi

1. Tanggung Jawab

a. Ketua P2K3
• Membuat Rencana Pelaksanaan K3 di proyek.
• Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) di proyek.
• Menunjuk atau memerintahkan satuan kerja di proyek untuk mendukung
pelaksanaan K3 di proyek.
• Mengendalikan kegiatan K3 di proyek.
• Memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada semua karyawan dan pekerja
mengenai masalah K3.
• Membuat laporan bulanan berupa data statistik yang merekam kejadian-kejadian K3
dan kecelakaan kerja serta mengevaluasi kecelakaan kerja.
• Membuat laporan-laporan ke pihak ekstern.

b. Sekretaris Umum (Ahli K3)


• Melaksanakan aktivitas-aktivitas pemantauan dan pengukuran di proyek

Hal. 12
• Membuat laporan kecelakaan, insiden, ketidaksesuaian dan rencana tindakan
perbaikan dan pencegahan yang terjadi di proyek
• Menyusun laporan K3 ke instansi terkait
• Membantu Ketua P2K3 dalam mengevaluasi proses, cara, dan lingkungan kerja,
menentukan tindakan koreksi terbaik, mengembangkan system pengendalian bahaya,
memberi penyuluhan di bidang K3, memeriksa kelengkapan APD, mengembangkan
layanan kesehatan.
• Membantu Ketua P2K3 untuk mendukung pelaksanaan K3 di proyek.
• Sebagai penanggung jawab Sistem Dokumentasi K3 dan ISO di Proyek.
• Mengelola dokumen-dokumen K3 baik internal maupun eksternal :
 Untuk dokumen internal : menyusun dokumen, memberi status, menyimpan, dan
membuat daftar induk, mendistribusikan dan mengendalikan setiap kali terjadi
perubahan.
 Untuk dokumen eksternal, menyimpan, memperbanyak sesuai kebutuhan dan
mendistribusikannya pada pihak-pihak berkepentingan.
• Identifikasi peraturan perundang-undangan dan interpretasinya.
• Memantau keterkinian terhadap peraturan perundang-undangan.
• Mengontrol penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) di Proyek

c. Ketua T.T.D (Team Tanggap Darurat)


• Membantu ketua P2K3 untuk memantau pelaksanaan K3 di proyek.
• Menetapkan uraian pekerjaan dan spesifikasi Tim Penanganan Kondisi Darurat.
• Menetapkan personil tanggap darurat sesuai kompetensinya.
• Melakukan identifikasi potensi kondisi darurat diproyek.
• Menetapkan metode penanganan kondisi darurat.
• Melakukan koordinasi untuk mengatasi situasi / kondisi darurat.
• Menghubungi instalasi yang terkait apabila diperlukan.
• Membuat laporan-laporan terjadinya situasi / kondisi darurat ke internal maupun
eksternal apabila diperlukan.
• Membuat evaluasi penyebab terjadinya situasi dan kondisi darurat.
• Melakukan uji coba penanganan keadaan darurat.
• Memahami Site Plan dan jalur evakuasi.

d. Team P3K
• Membantu Ketua TTD dalam menjalankan program Penanganan Kondisi Darurat.
• Memberikan penyuluhan cara hidup sehat kepada karyawan / pekerja.
• Memberikan pertolongan pertama pada korban kondisi darurat.
• Mengirim korban ke rumah sakit jika membutuhkan pertolongan lebih lanjut.
• Membuat berita acara penanganan kecelakaan.
• Mengadakan, merawat dan mengganti sarana P3K yang diperlukan.
• Memberikan bantuan P3K kepada korban bila terjadi kecelakaan

e. Team Evakuasi
• Membantu Ketua TTD dalam menjalankan program Penanganan Kondisi Darurat.
• Membuat sarana evakuasi.
• Memberikan pelatihan proses evakuasi kepada seluruh karyawan / pekerja.

Hal. 13
• Melakukan evakuasi karyawan / pekerja dan menyelamatkan aset setelah terjadi
kondisi darurat.
• Memastikan proses evakuasi dalam kondisi terkendali.
• Membuat berita acara pelaksanaan evakuasi dan penyelamatan aset setelah terjadi
kondisi darurat.
• Melakukan uji coba proses evakuasi secara berkala kepada seluruh karyawan.
• Memahami Site plan dan jalur evakuasi.

f. Chief Inspector
• Membantu ketua P2K3 untuk memantau pelaksanaan K3 di proyek.
• Melaksanakan aktivitas-aktivitas pemantauan dan pengukuran di proyek.
• Membuat laporan kecelakaan, insiden, ketidaksesuaian dan rencana tindakan
perbaikan dan pencegahan yang terjadi di proyek.
• Menyusun laporan K3 ke instansi terekait.
• Melakukan pengecekan terhadap tanda-2 / rambu-2 di proyek.
• Melakukan pengecekan terhadap kelengkapan dan penggunaan APD di proyek.
• Melakukan koordinasi untuk mengatasi situasi / kondisi darurat.
• Memahami Site Plan dan jalur evakuasi.

g. Wakil Bagian
• Membantu ketua P2K3 untuk memantau pelaksanaan K3 di bagian masing-masing.
• Sebagai wakil bagian masing-masing dalam konsultasi K3 dengan pihak manajemen
proyek.
• Memberikan pengertian dan pemahaman kepada karyawan / pekerja mengenai
pentingnya K3.
• Menampung dan menyalurkan inspirasi karyawan / pekerja mengenai kebijakan K3.
• Memberikan usulan atau saran kepada Ketua P2K3 mengenai permasalahan K3.
• Memberikan teguran atau peringatan kepada karyawan / pekerja atas pelanggaran /
penyimpangan terhadap kebijakan K3.
• Memahami Site Plan dan jalur evakuasi.
• Memantau pelaksanaan metode standar di masing-masing bagian.

h. DAMKAR (Pemadam Kebakaran)


• Membantu Ketua P2K3 memantau pelaksanaan K3 di proyek
• Melakukan tindakan-tindakan yang dianggap perlu untuk mencegah terjadinya
kebakaran di area proyek ( baik di Base Camp atau di Area Proyek)
• Mengindentifikasi hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya kebakaran, sehingga
bahaya kebakaran dapat dicegah
• Melakukan koordianasi dengan pihak internal dan eksternal yang bersangkutan bila
terjadi kebakaran di proyek
• Melakukan tindakan-tindakan penyelamatan bila terjadi kebakaran di area proyek

i. Inspector Traffic dan Rambu-rambu


• Membantu Ketua P2K3 memantau pelaksanaan K3 di proyek
• Bertanggung jawab terhadap masalah-masalah lalu lintas di proyek

Hal. 14
• Melakukan tindakan-tindakan yang dianggap perlu untuk terciptanya K3, (Kesehatan
dan Keselamatan Kerja), khususnya masalah lalu lintas, baik keselamatan karyawan
maupun keselamatan alat kerja, misalnya keselamatan mobilisasi alat berat (dump
truck, loader,dsb) dari base camp sampai ke lokasi proyek dan sebaliknya.
• Mengidentifikasi hal-hal yang dapat mengganggu tentang masalah kelancaran lalu
lintas di proyek, sehingga dapat dicegah dan dapat diatasi.
• Melakukan koordinasi dengan pihak dalam internal dan eksternal yang bersangkutan
dengan masalah traffic di proyek.
• Bertanggung jawab dalam pembuatan sarana-sarana/tanda-tanda/ rambu-rambu
yang diperlukan dalam rangka K3 di Proyek
• Bertanggung jawab dalam perbaikan sarana-sarana/tanda-tanda/rambu-rambu K3
apabila rusak

j. Inspector Huru – hara


• Membantu Ketua P2K3 memantau pelaksanaan K3 di proyek.
• Melakukan tindakan-tindakan yang dianggap perlu untuk mendukung program K3,
khususnya dalam bidang pengendalian keamanan baik gangguan dari pihak interen
atau eksteren.
• Mengindentifikasi hal-hal yang dapat mengakibatkan gangguan keamanan, sehingga
dapat dicegah. Dan apabila hal itu terjadi dapat segera diatasai secepatnya.
• Melakukan koordinasi dengan pihak internal dan eksternal dalam rangka pelaksanaan
K3 di proyek khususnya dalam bidang keamanan proyek.

k. Inspector Pabrikasi
• Membantu Ketua P2K3 memantau pelaksanaan K3 di proyek
• Bertanggung jawab tentang masalah konstruksi proyek yang berhubungan dengan
program K3
• Mengidentifikasi lapangan akan bahaya yang akan ditimbulkan dalam proses
konstruksi dan berkoordinasi dengan ketua P2K3 untuk menyiapkan Alat Pelindung
Diri yang diperlukan di lapangan.
• Mengidentifikasi kondisi peralatan dan memastikan dalam keadaan aman.
• Membuat laporan hasil check list peralatan yang akan digunakan dan memberikan ijin
operasi bila dalam kondisi aman.

l. Inspector Construction /Sub-Kon


• Membantu Ketua P2K3 memantau pelaksanaan K3 di proyek
• Memahami tentang masalah konstruksi yang berhubungan dengan program K3 di
proyek.
• Melakukan identifikasi dan melakukan check list pada kondisi lapangan sebelum
memulai proses pelaksanaan.
• Mengidentifikasi kondisi peralatan dan memastikan dalam keadaan aman.
• Membuat laporan hasil check list peralatan yang akan digunakan dan memberikan ijin
operasi bila dalam kondisi aman.

Hal. 15
Kompetensi dan Kualifikasi

a. Ketua P2K3
• Pendidikan minimum D3 atau sederajat.
• Pernah bekerja di proyek..
• Berbadan sehat.
• Pernah mendapat pelatihan Ahli K3.
• Paham terhadap persyaratan-2 dan ketentuan-2 K3.
• Mampu menyusun Rencana Pelaksanaan K3.
• Mampu berkoordinasi dengan pihak Internal dan External mengenai pelaksanaan K3.

b. Sekretaris Umum (Ahli K3)


• Pendidikan minimum D3 atau sederajat.
• Pernah bekerja di proyek.
• Berbadan sehat.
• Paham terhadap Filling System.
• Mampu berkomunikasi secara vertikal maupun horizontal.
• Pernah mendapat pelatihan Ahli K3.
• Paham terhadap persyaratan-2 dan ketentuan-2 K3.
• Mampu menyusun Rencana Pelaksanaan K3.
• Mampu berkoordinasi dengan pihak Internal mengenai pelaksanaan K3.
• Paham terhadap APD dan Infrastruktur dalam pelaksanaan K3.

c. Team Tanggap Darurat


• Pendidikan minimum D3 atau sederajat.
• Pernah bekerja di proyek.
• Berbadan sehat.
• Pernah mendapat pelatihan P3K.
• Paham terhadap penanganan P3K.
• Paham terhadap ketentuan-2 situasi / kondisi darurat.
• Mampu menangani situasi / kondisi darurat.
• Mampu berkoordinasi dengan pihak Internal dan External mengenai situasi / kondisi
darurat.

d. Inspector
• Pendidikan minimum D3 atau sederajat.
• Pernah bekerja di proyek.
• Berbadan sehat.
• Paham terhadap metode kerja yang dilaksanakan.
• Paham terhadap ketentuan-2 dan persyaratan-2 K3.
• Mampu mengevaluasi terhadap pelaksanaan K3.
• Mampu berkoordinasi dengan pihak Internal dan External mengenai pelaksanaan K3.

Hal. 16
e. Wakil Bagian
• Pendidikan minimum D3 atau sederajat.
• Pernah bekerja di proyek.
• Berbadan sehat.
• Bersifat kritis terhadap pelaksanaan K3.
• Pernah membawahi lebih dari 10 orang pekerja.
• Paham terhadap ketentuan-2 dan persyaratan-2 K3.
• Mampu berkomunikasi secara vertikal maupun horizontal.
• Mampu berkoordinasi dengan pihak Internal dan External mengenai pelaksanaan K3.

2. Pelatihan dan Kepedulian

Safety Meeting dan Safety Talk

Hal. 17
Hal. 18
Hal. 19
Pelatihan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan

Hal. 20
Pelatihan Breathing dan Pemberian Oksigen

Hal. 21
Pelatihan Perancangan Scafolding

Hal. 22
Pelatihan Medical Evacuation

Hal. 23
Pelatihan Pemadam Kebakaran

Hal. 24
3. Komunikasi dan Penyuluhan
Ilustrasi Komunikasi Pemasangan Poster ( Komunikasi K3 )
Sebelum memulai pekerjaan :
- Mengetahui Pekerjaan dan Resiko Kecelakaan sebelum melakukan pekerjaan
- Melengkapi diri dengan Alat Pelindung Diri (APD) :
a. Helm Proyek dan Tali Pengikat
b. Sabuk Keselamatan
c. Kacamata Pelindung
d. Sarung Tangan
e. Sepatu Safety
f. Kartu Identitas Diri
g. Rompi Reflektif
- Selalu menggunakan APD yang sesuai/tepat dengan pekerjaan yang akan dilakukan untuk
menghindarkan diri dari kecelakaan
- Selalu Menggunakan APD di lokasi Pekerjaan
- Jika Bekerja di laut atau sungai gunakan selalu Rompi Pelampung
Sebelum Memulai Pekerjaan :
- Apa yang akan dikerjakan pada hari ini ;
- Bagaimana cara mengerjakannya ;
- Peralatan dan bahan apa saja yang akan di pakai ;
- Berapa jumlah tenaganya ;
- Identifikasi bahaya apa yang mungkin akan terjadi pada pekerjaan yang dilakukan ;
- Cari solusi bagaimana melakukan pekerjaan yang aman ;
- Sepakati dan pahami cara kerja aman;
- Laksanakan ! . .

Hal. 25
Bekerja di Ketinggian

Penanganan Material dan House Keeping

Angkatlah
sesuatu barang
dengan benar
sesuai
petunjuk

Kelompokkan
setiap jenis
Ambil material
sesuai susunan Hal. 26
Menjaga Kebersihandan Kesehatan Area Kerja

Contoh Rambu Rambu Keselamatan

Hal. 27
Persyarat Teknis K3 Untuk

Pekerjaan Perancah
1. Perancah harus dibuat dari bahan yang kuat
2. Beri perkuatan pada sudutnya
3. Selalu periksa perkuatan dan sambungan-sambungan pada perancah
4. Platform harus ditunjang dengan perancah yang kuat
5. Buat tangga sementara yang cukup kuat, lebar +/- 60 cm dengan dua pegangan tangan di
kanan kirinya
6. Papan untuk injakan kaki harus dibuat dari papan yang kuat dan harus lebih dari satu papan
7. Jembatan penghubung sementara harus kuat dan tidak lentur
8. Lubang terbuka sekitar anjungan harus diberi tutup dan memberi kesan tentang tutup
tersebut dan gunakan jaring pada perancah yang tinggi
9. Perlu dipasang jaring pengaman dan pinggir pengaman
10. Lantai perancah harus tetap bersih dan tidak boleh licin
11. Gunakan sambuk pengaman dan tali pengaman untuk pekerja
12. Perancah tidak boleh dimuati melebihi kapasitasnya

Persyaratan Teknik K3 pada Pekerjaan Beton


1. Gunakan pakaian perlengkapan kerja seperti, sarung tangan, sepatu, topi dan lain
sebagainya
2. Berhati-hati pada waktu memotong besi beton dan gunakan cara pemotongan yang benar
3. Pada waktu penarikan besi beton pratekan pekerja tidak boleh berdiri dibelakang atau
searah bagian yang sedang ditarik maupun dibelakang dongkrak
4. Pekerja tidak boleh memotong besi / kabel beton pratekan sebelum beton cukup keras dan
disetujui pengawas
5. Pembuakann papan acuan / bekisting tidak boleh dilakukan sebelum terpenuhinya
persyaratan yang telah ditentukan serta atas perintah yang berwenang

4. Dokumentasi dan Pengendalian Dokumen

1. Dokumentasi
a. Semua kegiatan didokumentasikan yang memadai meliputi : manual, prosedur, instruksi
kerja dll.
b. Dokumentasi dijaga dalam media yang memadai (hardcopy/cetakan dan softcopy/file)
c. Dokumentasi dimaksud harus : direvisi, diperiksa, disetujui, dievaluasi dan disiman oleh
personil yang berwenang
d. Dokumentasi yang disimpan harus dibuat identifikasi (penomoran) sehingga mudah
ditelusur.

2. Pengendalian Dokumen
a. Untuk mempermudah pengendalian harus dibuatkan prosedur pengendalian dokumen.
b. Dokumentasi yang valid disimpan dijaga dengan baik dan siap tersedia bagi yang
berkepentingan.
c. Dokumentasi usang yang tidak valid harus ditarik dan dipastikan tidak digunakan lagi.

Hal. 28
d. Dibuat sistem cara pemantauan dokumen dengakap dengan : (daftar, status, revisi dan
lokasi dari data dan dokumen)

Manual K3

1. Manual K3, berisi:


a. Kebijakan K3 dan Sasaran K3 Penyedia Jasa
b. Pedoman SMK3, yang memuat:
 Komitmen Manajemen Puncak Penyedia Jasa terhadap K3, dengan menunjuk seorang
wakil manajemen puncak sebagai pejabat
 bertanggung jawab menjalankan kebijakan K3 dan mencapai sasaran K3
 Penetapan organisasi dan uraian tugas, tanggung-jawab, dan wewenang pejabat dan
karyawan dalam mencapai sasaran K3
 Penerapan prinsip manajemen risiko dalam SMK3
 Daftar semua prosedur terdokumentasi yang dikembangkan untuk SMK3
 Penjelasan interaksi antara proses-proses dalam SMK3

2. Prosedur K3
a. Setiap proses dan elemen SMK3, yang saling terkait yang diperlukan untuk mencapai
sasaran K3 harus dibuat prosedurnya sesuai dengan persyaratan ini.
b. Prosedur harus disusun, didokumantasikan, ditinjau dan disahkan sesuai dengan ketentuan
dalam prosedur pengendalian dokumen
c. Prosedur memuat, judul, nomor identifikasi, status, pembuat dan pengesahan nya, rekaman
kronologi perubahan atau penjelasan singkat revisi prosedur, dan isi pokok prosedurnya
sendiri, yang setiap perusahaan bisa berbeda.
d. Salah satu contoh isi pokok-pokok prosedur adalah sbb:
• Ruang lingkup
• Tujuan
• Definisi
• Rujukan / wacana
• Ketentuan umum
• Urutan proses, wewenang dan tanggung jawab
• Kondisi khusus atau kekecualian
• Lampiran
• Rekaman

Instruksi Kerja

1. Adalah ketentuan dan petunjuk praktis sebagai standar acuan untuk melaksanaan suatu
kegiatan tertentu yang tipikal dan rutin sebagai bagian dari proses tertentu, dalam rangka
mencapai sasaran K3, oleh petugas yang ditunjuk yang telah memenuhi sarat kompetensi
2. Instruksi kerja harus disusun, didokumantasikan, ditinjau dan disahkan oleh pejabat yang
kompeten dan berwenang, sesuai dengan ketentuan dalam prosedur pengendalian dokumen
3. Format instruksi kerja sangat bervariasi, tergantung pada kebutuhan dan tingkat risikonya. Yang
lebih detail adalah seperti format prosedur, dan yang paling sedehana bisa berupa lembaran

Hal. 29
petujuk praktis, yang telah disyahkan oleh pejabat yang berwenang dan berkompetensi ubtuk
kegiatan dimaksud.

5. Pengendalian Operasional

1. Pengendalian dilakukan untuk memastikan penerapan K3 dilaksanakan secara konsisten


sesuai standar dan rencana yang ditetapkan. baik proses dari produk yang ditetapkan,
disediakan, dipelihara dan dikendalikan, semuanya itu harus dipastikan terintegrasi dalam
suatu sistem strategi pencegahan resiko kecelakaan yang akan terjadi dan / atau penyakit
akibat kerja sebagai dampak dari kegiatan konstruksi
2. Ada posedur kerja sesuai kegitan kerja operasional, dikomunikasikan ke seluruh level
operasional,
3. Operasional pelaksanaan pekerjaan konstruksi, seperti : pekerjaan pondasi, pekerjaan
struktur, bongkar pasang cetakan struktur beton (form work), pekerjaan ME, penggunaan
peralatan konstruksi, pemasangan bekisting, tangga dan perancah, termasuk pelaksanaan
sosialisasi dan promosi K3, pelaksanaan inspeksi dan audit, jaminan sistem tanggap darurat
telah dijalankandan Lain lain.

6. Kesiagaan dan Tanggap Darurat

Prosedur Kondisi Darurat : Contoh Darurat Kebakaran

1. EVAKUASI
a. Penyelamatan tenaga kerj dan personil lain
b. Pembinaan pengetahua evakuasi
c. Latihan evakuasi

2. PENANGGULANGAN
a. Pelaksanaan pemadam kebakaran
b. Bekerjasama dengan unit pemadam lain
c. Peningkatan ketrampilan pemadam kebakaran

3. P3K
a. Pelayanan pertolongan pertama darurat kebakaran
b. Bekerjasama dengan instansi lain dalam penangana kondisi darurat

Hal. 30
Manajemen Evakuasi dan Tanggap Darurat (METD)

Pokok-Pokok METD
1. Identifikasi potensi bahaya kebakaran / KEADAAN DARURAT LAINNYA
2. Inventarisasi peralatan proteksi kebakaran dan sarana jalan keluar
3. Pemeliharaan peralatan proteksi kebakaran dan sarana jalan keluar (Pemeriksaan dan
pengetesan berkala)
4. Pengawasan terhadap lingkungan kerja
5. Pengorganisasian
6. Rekruitmen personil peran kebakarandan evakuasi
7. Pendidikan dan pelatihan personil peran kebakarandan Evakuasi
8. Latihan/simulasi kondisi-kondisi kebakarandan Evakuasi
9. Rencana langkah-langkah/tindakan pada saat kondisi kebakarandan evakuasi
10. Visualisasi tindakan evakuasi drill dan pemadaman kebakaran
1. Identifikasi Potensi Bahaya Kebakaran
a. Sambungan-sambungan listrik
b. Kontrol bahan-bahan berbahaya (B3)
c. Ancaman keselamatan jiwa (faktor sjk : max travel distance, isi bangunan, type pintu
exit, exit sign, hambatan pd jalan keluar)
d. Asap & gas kebakaran
e. Renovasi/penambahan bangunan ruang (potong/las logam; tumpukan bahan
buangan)
2. Inventarisasi Peralatan Proteksi Kebakaran
a. Alarm kebakaran
b. Hidran kebakaran
c. Sprinkler
d. Alat pemadam api ringan (APAR)
e. Fixed Installation System

Hal. 31
3. Pemerikasaan Peralatan Proteksi Kebakaran ( Pemeriksaan dan Pengetesan Berkala )
a. Jadwal pengetesan rutin (mingguan/bulanan/tahunan)
b. Pengecekan berkala (kelengkapan & performance)
c. Pencantuman label (memuat tentang tanggal pengecekan & kondisi terakhir)
d. Rekaman tertulis tentang hasil pemeriksaan/uji coba

4. Pengawasan Lingkungan Kerja


a. Motto : kebersihan + kerapihan = keselamatan
b. Kebersihan pada tempat-tempat kerja, gudang, ruang-ruang operasi/mesin, ruang
pemrosesan (bahan-bahan kimia, bahan mudah terbakar, dll)
c. Kebersihan lantai kerja, jalur rak kabel, ducting ventilasi, blower, exhaust system
d. Perapihan/pengumpulan sisa/buangan yang mudah terbakar di tempat penyimpanan
khusus atau di luar ruangan
e. Sarana proteksi kebakaran tidak terhalang dan mudah terjangkau

IV. PEMERIKSAAN

1. Pengukuran dan Pemantauan

Dalam pelaksanaan K3, Penyedia Jasa harus mempunyai “Sistem Pengukuran dan Monitoring
Kinerja” dengan ketentuan sbb :
1. Adanya prosedur yang terdokumentasi dengan baik untuk:
a. Pengukuran kualitatif dan kuantitatif sesuai kebutuhan organisasi perusahaan.
b. Pengawasan tingkat pemenuhan terhadap tujuan K3 organisasi perusahaan.
c. Pengukuran yang proaktif untuk memonitor kesesuaian dengan program manajemen
K3, kriteria operasi dan persyaratan perundangan dan peraturan yang berlaku.
d. Pengukuran kinerja untuk memonitor kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, insiden
dan bukti historis lainnya dari kekurangan kinerja K3.
e. Pencatatan data dan hasil kegiatan monitoring dan pengukuran untuk memfasilitasi
analisa tindakan perbaikan dan pencegahan.
2. Bila “peralatan monitoring” diperlukan untuk mengukur dan memonitor kinerja, organisasi
perusahaan harus menetapkan dan memelihara prosedur kalibrasi dan perawatan
tersebut.
3. Bila “peralatan monitoring” diperlukan untuk mengukur dan memonitor kinerja, maka hasil
kalibrasi dan perawatannya disimpan / didokumentasikan.
4. Inspeksi tempat kerja, terdiri dari:
a. Menyusun daftar inspeksi.
b. Menyusun jadwal inspeksi.
c. Melaksanakan inspeksi.
5. Inspeksi peralatan kerja, terdiri dari:
a. Menyusun daftar inspeksi.
b. Menyusun jadwal inspeksi.
c. Melaksanakan inspeksi.
6. Mempunyai laporan penyelesaian ketidak sesuaian.

Hal. 32
2. Ketidaksesuaian, Insiden dan Perbaikan
1. Penyedia Jasa bertanggung jawab apabila terjadi kecelakaan dan gangguan kesehatan para
pekerja di tempat kerja selama kegiatan pekerjaan konstruksi berlangsung.
2. Penyedia Jasa wajib melaporkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen tentang kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja yang telah terjadi pada kegiatan yang dilaksanakan
3. Penyedia Jasa harus mempunyai “Sistem Pengelolaan Ketidaksesuaian, Insiden, Kecelakaan
Kerja” dengan ketentuan sbb :
a. Adanya Prosedur Yang Terdokumentasi Dengan Baik Untuk Penanganan
Ketidaksesuaian, Insiden, Kecelakaan Kerja.
b. Adanya Prosedur Yang Terdokumentasi Dengan Baik Untuk Penyelidikan
Ketidaksesuaian, Insiden, Kecelakaan Kerja.
c. Adanya Laporan Ketidaksesuaian, Insiden, Kecelakaan Kerja
d. Adanya Laporan Penyelidikan Ketidaksesuaian, Insiden, Kecelakaan Kerja
e. Adanya Tindak Lanjut Terhadap Laporan Penyelidikan Ketidaksesuaian, Insiden,
Kecelakaan Kerja
f. Adanya Daftar Ketidaksesuaian, Insiden, Kecelakaan Kerja

Penyedia Jasa harus mempunyai “Sistem Pengelolaan Tindakan Perbaikan dan Pencegahan”
dengan ketentuan sbb:
1. Adanya prosedur yang terdokumentasi dengan baik untuk Perbaikan dan Pencegahan, yang
memuat :
a. Tindakan untuk memperbaiki konsekuensi / dampak dari ketidaksesuaian, insiden,
kecelakaan kerja
b. Tindakan untuk memperbaiki konsekuensi / dampak dari ketidaksesuaian, insiden,
kecelakaan kerja
c. Penentuan dan penyelesaian tindakan perbaikan dan pencegahan
d. Konfirmasi keefektifan tindakan perbaikan dan pencegahan yang diambil
2. Prosedur dimaksud harus mensyaratkan bahwa semua tindakan perbaikan dan pencegahan
yang diusulkan akan ditinjau melalui proses penilaian resiko.
3. Setiap tindakan perbaikan dan pencegahan yang diambil untuk menghilangkan penyebab
ketidak-sesuaian (baik aktual maupun potensial) harus sesuai dengan besarnya masalah
dan seimbang dengan resiko K3 yang dihadapi.

Hal. 33
Alir Penangani Kecelakaan Berat

Hal. 34
Alir Penanganan Kecelakaan Dengan Korban Meninggal

Hal. 35
Ketentuan tentang INSIDEN DAN KECELAKAAN KERJA Harus mengikuti :
1. Permenaker No : Per.03/MEM/1998, tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan
Kecelakaan
2. SK Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenaga Kerjaan No Kep
84/BW/1998 tentang Cara pengisian Formulir Laporan dan Analisis Statistik Kecelakaan

3. Inspeksi dan Audit

Dalam implementasi K3 diperlukan inspeksi dan audit internal untuk mengantisipasi :


1. Adanya kondisi nonstandard, misal tidak adanya pelindung mesin
2. Adanya perilaku nonstandard, misalnya tidak mematuhi prosedur kerja
3. Adanya perubahan, baik perubahan peralatan maupun peosedur peralatan
4. Kecenderungan bekerja secara rutinitas
Tujuan inspeksi K3 :
1. Identifikasi masalah potensial, masalah-masalah yang tidak diantisipasi, atau standard yang
terlewatkan pada desain
2. Identifikasi peralatan dan fasilitas yang nonstandard, rusak atau salah di dalam pemakaian
3. Identifikasi tindakan pekerjan yang salah
4. Identifikasi akibat perubahan pada proses dan material. Ada kalanya perlu dilakukan
perubahan-perubahan terhadap proses dan material yang tidak melalui pengkajian dan
menimbulkan dampak
5. Identifikasi tindakan perubahan yang tidak mencukupi. Tindakan perubahan terutama
dilakukan pada masalah yang khusus. Tindakan perbaikan yang tidak memadai akan
menimbulkan masalah dikemudian hari
6. Mendemonstrasikan komitmen manajemen
7. Menyediakan informasi terhadap penilaian manajer, misal :
a. Kondisi peralatan yang baik vs komponen yang rusak
b. Lay out efisien vs pemakaian ruang yang buruk
c. Daerah kerja aman vs house keeping yang buruk

Definisi :

Inspeski K3 adalah pemeriksaan rutin dan berkala terhadap obyek kegiatan, biasanya dilakukan
oleh setempat yang memiliki keahlian / kompetensi sesuai bidang yang di inspeksi

1. Inspeksi K3 harus dilakukan oleh petugas / orang yang mempunyai kompetensi K3 dan
keilmuan sektor/bidang yang diinspeksi
2. Metode inspeksi harus disesuaikan dengan kondisi dan jenis pekerjaan. Teknologi, peralatan
dan lingkungan dimana tempat inspeksi dilaksanakan
3. Hasil inspeksi harus dapat dianalisa dan dievaluasi untuk menghasilkan rekomendasi
perbaiakan / penyempurnaan
4. Hasil inspeksi harus di dokumentasikan dan dipelihara

Hal. 36
Jenis Inspeksi

1. Menurut Sifat
• Inspeksi informal
Inspeksi informal tidak terjadwal, mempunyai keterbatasan dan kurang sistematis,
terkadap inspeksi informal dalam keadaan tertentu diperlukan terutama pada masalah
yang harus segera ditangani
• Inspeksi formal
Inspeksi formal biasanya terjadwal, dan sistematis. Misalnya inspeksi pada item khusus,
inspeksi yang dilakukan oleh manajer lebih tinggi
2. Menurut Urgensi
• Inspeksi umum
Inspeksi umum untuk melihat apakah ada perubahan terhadap prosedur kerja, peralatan,
bahan, lingkungan kerja dan standard house keeping telah tepenuhi
• Inspeksi bagian kritis
Inspeksi bagian kritis adalah komponen dari mesin peralatan atau struktur yang akan
menimbulkan masalah besar apabila rusak/aus, salah pemakaian atau pelaksanaan kerja
yang tidak memadai
3. Menurut Tahap Pekerjaan
• Tahap instalasi
Tahap instalasi adalah inspeksi yang dilakukan terhadap suatu peralatan kerja yang akan
digunakan dalam menangani pekerjaan tertentu pada saat peralatan kerja tersebut di
rakit
• Tahap operasi
Tahap operasi adalah inspeksi yang dilakukan terhadap suatu peralatan kerja yang sedang
digunakan dalam menangani pekerjaan tertentu pada saat peralatan tersebut
dioperasikan
• Tahap pembongkaran
Tahap pembongkara adalah inspeksi yang dilakukan terhadap suatu peralatan kerja yang
telah digunakan dalam menangani pekerjaan tertentu pada saat peralatan tersebut
dibongkar
• Tahap penyimpanan
Tahap penyimpanan adalah inspeksi yang dilakukan terhadap suatu peralatan kerja pada
saat peralatan kerja tersebut disimpan termasuk kedalam inspeksi ini adalah kalibrasi alat

Hal. 37
Tahap Inspeksi

Audit

Definisi

Audit adalah proses yang sistematis, mandiri dan terdokumentasi untuk memperoleh bukti dan
mengevaluasinya secara obyektif untuk menetukan sejauh mana kriteria audit dipernuhi.

Audit adalah menemukan fakat, bukan mencari kesalahan.

Audit K3 konstruksi bidang pekerjaan umum adalah pemeriksaan secara sistematik dan
independen dalam kerangka pembinaan untuk memberikan penilaian terhadap efektifitas
penyelenggaraan K3 konstruksi bidang pekerjaan umum di lingkungan kerja.

Audit internal K3 konstruksi bidang pekerjaan umum, adalah audit K3 konstruksi bidang pekerjaan
umum yang dilakukan oleh internal ( pejabat yang kompeten dari pihak penyedia jasa ).

Hal. 38
Perbedaan Inpeksi dan Audit

Inspeksi K3 :
1. Upaya menemukan sumber daya bersifat teknis
2. Upaya menemukan kondisi dan perilaku nonstandard
3. Berfokus pada proyek / kegiatan kerja

Audit K3 :
Adalah pengujian kritis secara sistematis terhadap keseluruhan kegiatan keseluruhan kegiatan
perusahaan dengan tujuan untuk meminimasi kerugian
a. Mencari ketidaksesuai dalam sistem
b. Mengukur efektifitas pelaksanaan sistem
c. Berfokus pada sistem

Hal. 39
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Kegiatan : Penataan Bangunan dan Lingkungan


Pekerjaan : Pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Lampung Tengah
Lokasi : Kab. Lampung Tengah
Tahun Anggaran : 2019

BOBOT JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN


NO URAIAN PEKERJAAN PEK HARI KE : KET
(%) 7 14 21 28 35 42 49 56 63 70 77 84 91 98 105 112 119 126 133 140 147 154 161 165

A PEKERJAAN PERSIAPAN 1,88 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27 100

B PEKERJAAN LANDSCAPE 68,13 3,24 3,24 3,24 3,24 3,24 3,24 3,24 3,24 3,24 3,24 3,24 3,24 3,24 3,24 3,24 3,24 3,24 3,24 3,24 3,24 3,24 80

C PEKERJAAN RUMAH JAGA 8,30 0,92 0,92 0,92 0,92 0,92 0,92 0,92 0,92 0,92 60

D PEKERJAAN TOILET UMUM 10,41 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 40

E PEKERJAAN SUMUR BOR 6,52 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 20

F PEKERJAAN TOWER AIR 4,76 1,19 1,19 1,19 1,19 0

A JUMLAH 100,00 0,27 3,24 3,24 3,24 4,60 4,33 4,33 4,33 4,60 4,33 4,44 4,44 5,65 5,38 4,19 5,11 5,38 5,11 5,11 5,11 5,38 5,11 1,87 1,19
B RENCANA FISIK KOMULATIF 0,00 0,27 3,51 6,76 10,00 14,60 18,93 23,26 27,59 32,19 36,52 40,96 45,39 51,04 56,42 60,61 65,73 71,11 76,22 81,33 86,45 91,83 96,94 98,81 100,0
C REALISASI FISIK KOMULATIF 0,00
D DEVIASI (+/ -)

Jakarta, 24 Juni 2019

Dibuat oleh,
PT. BOANERGES PUTRA UTAMA

VINCENSIUS SILAEN
Direktur
JADWAL PENYEDIAAN/ MOBILSASI PERSONIL

Kegiatan : Penataan Bangunan dan Lingkungan


Pekerjaan : Pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Lampung Tengah
Lokasi : Kab. Lampung Tengah
Tahun Anggaran : 2019

JADWAL PENYEDIAAN/ MOBILSASI PERSONIL


NO URAIAN PERSONIL VOL HARI KE : KET
7 14 21 28 35 42 49 56 63 70 77 84 91 98 105 112 119 126 133 140 147 154 161 165

1 General Superintendent 1 Org AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA

2 Quality Engineer 1 Org AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA

3 Quantity Engineer 1 Org AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA

4 Pelaksana Lapangan 1 Org AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA

5 Tenaga K3 1 Org AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA

Jakarta, 24 Juni 2019

Dibuat oleh,
PT. BOANERGES PUTRA UTAMA

VINCENSIUS SILAEN
Direktur
JADWAL PENYEDIAAN PERALATAN

Kegiatan : Penataan Bangunan dan Lingkungan


Pekerjaan : Pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Lampung Tengah
Lokasi : Kab. Lampung Tengah
Tahun Anggaran : 2019

JADWAL PENYEDIAAN PERALATAN


NO URAIAN PERALATAN VOL SAT HARI KE : KET
7 14 21 28 35 42 49 56 63 70 77 84 91 98 105 112 119 126 133 140 147 154 161 165

1 Hydraulic Plate Compactor 1 Unit AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA

2 Dump Truck 2 Unit AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA

3 Generator Set 1 Unit AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA

Jakarta, 24 Juni 2019

Dibuat oleh,
PT. BOANERGES PUTRA UTAMA

VINCENSIUS SILAEN
Direktur
JADWAL PENYEDIAAN BAHAN/ MATERIAL

Kegiatan : Penataan Bangunan dan Lingkungan


Pekerjaan : Pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Lampung Tengah
Lokasi : Kab. Lampung Tengah
Tahun Anggaran : 2019

JADWAL PENYEDIAAN BAHAN/ MATERIAL


NO URAIAN BAHAN/ MATERIAL HARI KE : KET
7 14 21 28 35 42 49 56 63 70 77 84 91 98 105 112 119 126 133 140 147 154 161 165

A PEKERJAAN PERSIAPAN AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA

B PEKERJAAN LANDSCAPE AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA

C PEKERJAAN RUMAH JAGA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA

D PEKERJAAN TOILET UMUM AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA

E PEKERJAAN SUMUR BOR AxA AxA AxA AxA AxA AxA

F PEKERJAAN TOWER AIR AxA AxA AxA AxA

Jakarta, 24 Juni 2019

Dibuat oleh,
PT. BOANERGES PUTRA UTAMA

VINCENSIUS SILAEN
Direktur
SPESIFIKASI TEKNIS

Kegiatan : Penataan Bangunan dan Lingkungan


Pekerjaan : Pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Lampung Tengah
Lokasi : Kab. Lampung Tengah
Tahun Anggaran : 2019

- Jenis Pek. Utama Kualitas Bahan Kualitas Bahan dalam


No yang Campuran Keterangan
- Komponen Bahan ditawarkan Per Satuan Volume

Tidak mengajukan Spesifikasi


Teknis yang berbeda dari yang
telah dituangkan dalam Dokumen
Pelelangan ataupun Spesifikasi
Teknisnya.

Jakarta, 24 Juni 2019

Dibuat oleh,
PT. BOANERGES PUTRA UTAMA

VINCENSIUS SILAEN
Direktur
DAFTAR USULAN
PEKERJAAN YANG DISUB KONTRAKKAN

Kegiatan : Penataan Bangunan dan Lingkungan


Pekerjaan : Pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Lampung Tengah
Lokasi : Kab. Lampung Tengah
Tahun Anggaran : 2019

No. Prosentase dari Prosentase Nama Sub


Mata Jenis Pekerjaan Harga Total Mata dari Harga Penyedia Jasa
Pemb. Pembayaran ( % ) Penawaran ( % ) (jika diperlukan)

Tidak di Sub-Kontrakkan

Jakarta, 24 Juni 2019

Dibuat oleh,
PT. BOANERGES PUTRA UTAMA

VINCENSIUS SILAEN
Direktur
FORMULIR REKAPITULASI
PERHITUNGAN TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI (TKDN)

Kegiatan : Penataan Bangunan dan Lingkungan


Pekerjaan : Pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Lampung Tengah
Lokasi : Kab. Lampung Tengah
Tahun Anggaran : 2019

Nilai Gabungan Barang/ Jasa ( Rp.) Tkdn


No Uraian Pekerjaan Total % Barang/
Dalam Negeri Luar Negeri Rupiah Gab.
Rp. KDN Jasa

BARANG
1 Material Langsung (Bahan Baku) 1.016.043.673,32 1.016.043.673,32 100,00 78,40

2 Peralatan (Barang jadi)

A SUB TOTAL BARANG 1.016.043.673,32 0,00 1.016.043.673,32 100,00 78,40 78,40

JASA
3 Manajemen Proyek & Perekayasaan 24.367.000,00 24.367.000,00 100,00 1,88

4 Alat Kerja/ Fasilitas Kerja 253.693.007,29 253.693.007,29 100,00 19,57

5 Konstruksi dan Pabrikasi

6 Jasa Umum 1.907.466,22 1.907.466,22 100,00 0,15

B SUB TOTAL JASA 279.967.473,51 0,00 279.967.473,51 21,60 21,60


C TOTAL BIAYA ( A + B ) 1.296.011.146,83 0,00 1.296.011.146,83 100,00

Jakarta, 24 Juni 2019

Dibuat oleh,
PT. BOANERGES PUTRA UTAMA

VINCENSIUS SILAEN
Direktur
DAFTAR PERSONIL INTI

Kegiatan : Penataan Bangunan dan Lingkungan


Pekerjaan : Pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Lampung Tengah
Lokasi : Kab. Lampung Tengah
Tahun Anggaran : 2019

PENGALAMAN TAHUN
NO NAMA TGL/ BLN/TH LAHIR TINGKAT PENDIDIKAN JABATAN DALAM PEKERJAAN KERJA PROFESI/ KEAHLIAN
( THN ) SERTIFIKAT/ IJAZAH

1 Pendi Santhoso, ST Tanjung Karang, S.1. Teknik Sipil General Superintendent 17 Tahun Ahli Teknik Bangunan Gedung- SERTIFIKAT LPJK
23 Nopember 1975 Madya Ijazah - 2002

2 Ben Triyudho Soeprapto, ST Jakarta, S.1. Teknik Arsitektur Quality Engineer 15 Tahun Ahli Arsitektur Lansekap - Madya SERTIFIKAT LPJK
27 Agustus 1978 Ijazah - 2004

3 Afriyanto, ST Padang, S.1. Teknik Sipil Quantity Engineer 17 Tahun Pelaksana Bangunan Gedung/ SERTIFIKAT LPJK
13 April 1977 Pekerjaan Gedung Ijazah - 2002

4 Evi Agus Nata Saputra Metro, S.M.K Pelaksana Lapangan 28 Tahun Pelaksana Bangunan Gedung/ SERTIFIKAT LPJK
17 Agustus 1970 Pekerjaan Gedung Ijazah - 1991

5 Asep Eka Saputra, ST Bandar Lampung, S.1 Teknik Sipil Tenaga K3 8 Tahun Ahli K3 Konstruksi - Madya SERTIFIKAT LPJK
03 Mei 1988 Ijazah - 2011

Jakarta, 24 Juni 2019

Dibuat oleh,
PT. BOANERGES PUTRA UTAMA

VINCENSIUS SILAEN
Direktur
CERTIFICATES

BEN SOEPRAPTO ,ST


LANDSCAPE ARCHITECT
1. Posisi yang diusulkan : AHLI LANSEKAP
2. Nama Perusahaan : PT. BOANERGES PUTRA UTAMA
3. Nama Personil : BEN TRIYUDHO SOEPRAPTO, ST
4. Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta / 27 Agustus 1978
5. Pendidikan :  Sarjana Teknik Arsitektur Lansekap, Universitas
Trisakti-Jakarta, Lulus 2004

6. Pendidikan Non Formal : 


Sertifikat Keahlian  Ahli Arsitektur Lansekap-Madya
7. Penguasaan Bahasa Inggris : Bahasa Inggris : Baik
dan Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia : Baik
8. Pengalaman Kerja :

Tahun 2015

8.1. a. Nama Proyek : Penyusunan Masterplan dan Perencanaan


Teknis Penataan Fisik Kota Pusaka
Pekalongan dan Surakarta
b. Lokasi Proyek : Kota Pekalongan dan Surakarta
c. Pengguna Jasa : Satker Penataan Bangunan dan Kawasan Khusus
Dirjen Cipta Karya
d. Nama Perusahaan : PT. Saranabudi Prakarsaripta
e. Uraian Tugas :  Menyusun rencana pengaturan bangunan,
dengan mempertahankan aspek arsitektural,
dengan muatan land mark kota.
 Memberikan arahan dan prioritas.
 Melakukan kajian aspek arsitektur lansekap
terhadap penyusunan dokumen RTBL
 Melakukan kajian visualisasi pelaksanaan,
terhadap implementasi master plan Rencana
Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).
 Melakukan kajian aspek arsitektur lansekap
terhadap penyusunan dokumen RTBL.
 Menyusun kosep lansekap kawasan yang
sesuai dengan peraturan tata ruang yang
berlaku.
 Membuat Visual Desain pedoman (guidelines)
perencanaan bangunan dan lingkungan,
 Melakukan kajian visualisasi pelaksanaan,
pengawasan terhadap implementasi Rencana

Ben Triyudho S, ST, MT_Ahli Lansekap 1


Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).
 Menyusun perencanaan dalam kawasan
prioritas tersebut.
 Membuat Rancangan Gambar Perspektif/
Ilustrasi (3D) dari bird eye view kawasan
prioritas dan detail desain perencanaannya.

f. Waktu Pelaksanaan : 29 Juli 2015 – 28 Desember 2015 (5 bulan)
g. Posisi Penugasan : Ahli Lansekap
h. Status Kepegawaian : Tidak Tetap
pada Perusahaan
i. Surat Referensi dari :
Pengguna Jasa

Tahun 2015

8.2. a. Nama Proyek : Penyusunan Masterplan Kawasan Pasar


Minapolitan Kecamatan Saronggi
b. Lokasi Proyek : Kabupaten Sumenep
c. Pengguna Jasa : Satker Pengembangan Wilayah Surabaya Madura
d. Nama Perusahaan : PT. Saranabudi Prakarsaripta
e. Uraian Tugas :  Menyiapkan materi DED, RKS terhadap
pelaksanaan pekerjaan
 Membuat dan meneliti gambar DED
 Memeriksa dan mengesahkan terhadap
schedulle
 Mendokumentasi Laporan Pra Rancangan,
Pengembangan Rancangan, Gambar Detail
 Menyiapkan dokumen pelelangan untuk
membantuTeam Leader saat Penjelasan
Pekerjaan
f. Waktu Pelaksanaan : 16 Pebruari 2015 – 17 Juni 2015 (4 bulan)
g. Posisi Penugasan : Ahli Lansekap
h. Status Kepegawaian : Tidak Tetap
pada Perusahaan
i. Surat Referensi dari :
Pengguna Jasa

Tahun 2014

Ben Triyudho S, ST, MT_Ahli Lansekap 2


8.3. a. Nama Proyek : Penyusunan Rencana Implementasi
Penanganan Revitalisasi Konservasi
Permukiman Tradisional Berbasis
Komunitas
b. Lokasi Proyek : Provinsi: Sumatera Selatan, Jawa Timur, NTB,
NTT, Sulawesi Tengah
c. Pengguna Jasa : Satker Direktorat Penataan Bangunan dan
Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya
d. Nama Perusahaan : PT. Saranabudi Prakarsaripta
e. Uraian Tugas :  Menyusun rencana pengaturan bangunan,
dengan mempertahankan aspek arsitektural,
dengan muatan land mark kota.
 Memberikan arahan dan prioritas.
 Melakukan kajian aspek arsitektur lansekap
terhadap penyusunan dokumen RTBL
 Melakukan kajian visualisasi pelaksanaan,
terhadap implementasi master plan Rencana
Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).
 Melakukan kajian aspek arsitektur lansekap
terhadap penyusunan dokumen RTBL.
 Menyusun kosep lansekap kawasan yang
sesuai dengan peraturan tata ruang yang
berlaku.
 Membuat Visual Desain pedoman (guidelines)
perencanaan bangunan dan lingkungan,
 Melakukan kajian visualisasi pelaksanaan,
pengawasan terhadap implementasi Rencana
Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).
 Menyusun perencanaan dalam kawasan
prioritas tersebut.
 Membuat Rancangan Gambar Perspektif/
Ilustrasi (3D) dari bird eye view kawasan
prioritas dan detail desain perencanaannya.

f. Waktu Pelaksanaan : 02 Juni 2014 – 12 Desember 2014 (6,5
bulan)
g. Posisi Penugasan : Ahli Lansekap
h. Status Kepegawaian : Tidak Tetap
pada Perusahaan
i. Surat Referensi dari :
Pengguna Jasa

Tahun 2014

Ben Triyudho S, ST, MT_Ahli Lansekap 3


8.4. a. Nama Proyek : Penyusunan Perencanaan Teknis (DED)
Sarana Fasilitas Pasar Ternak Tradisional
b. Lokasi Proyek : Kabupaten Kebumen
c. Pengguna Jasa : Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi
Jawa Tengah
d. Nama Perusahaan : CV. Rekayasa Jati Mandiri bekerjasama dengan
PT. Saranabudi Prakarsaripta
e. Uraian Tugas :  Menyiapkan materi DED, RKS terhadap
pelaksanaan pekerjaan
 Membuat dan meneliti gambar DED
 Memeriksa dan mengesahkan terhadap
schedulle
 Mendokumentasi Laporan Pra Rancangan,
Pengembangan Rancangan, Gambar Detail
 Menyiapkan dokumen pelelangan untuk
membantuTeam Leader saat Penjelasan
Pekerjaan
f. Waktu Pelaksanaan : 12 Maret 2014 – 26 Mei 2014 (2,5 bulan)
g. Posisi Penugasan : Ahli Lansekap
h. Status Kepegawaian : Tidak Tetap
pada Perusahaan
i. Surat Referensi dari :
Pengguna Jasa

Tahun 2013

8.5. a. Nama Proyek : Penyusunan RTBL Kawasan Kota Tua


Ampenan, Kota Mataram Provinsi NTB
b. Lokasi Proyek : Kota Mataram
c. Pengguna Jasa : Satker Pengembangan Penataan Bangunan dan
Lingkungan Strategis Dirjen Cipta Karya
d. Nama Perusahaan : PT. Saranabudi Prakarsaripta
e. Uraian Tugas :  Menyusun rencana pengaturan bangunan,
dengan mempertahankan aspek arsitektural,
dengan muatan land mark kota.
 Memberikan arahan dan prioritas.
 Melakukan kajian aspek arsitektur lansekap
terhadap penyusunan dokumen RTBL
 Melakukan kajian visualisasi pelaksanaan,
terhadap implementasi master plan Rencana

Ben Triyudho S, ST, MT_Ahli Lansekap 4


Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).
 Melakukan kajian aspek arsitektur lansekap
terhadap penyusunan dokumen RTBL.
 Menyusun kosep lansekap kawasan yang
sesuai dengan peraturan tata ruang yang
berlaku.
 Membuat Visual Desain pedoman (guidelines)
perencanaan bangunan dan lingkungan,
 Melakukan kajian visualisasi pelaksanaan,
pengawasan terhadap implementasi Rencana
Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).
 Menyusun perencanaan dalam kawasan
prioritas tersebut.
 Membuat Rancangan Gambar Perspektif/
Ilustrasi (3D) dari bird eye view kawasan
prioritas dan detail desain perencanaannya.

f. Waktu Pelaksanaan : 22 April 2013 – 17 Desember 2013 (8 bulan)
g. Posisi Penugasan : Ahli Lansekap
h. Status Kepegawaian : Tidak Tetap
pada Perusahaan
i. Surat Referensi dari :
Pengguna Jasa

Tahun 2013

8.6. a. Nama Proyek : Detail Engineering Design Revitalisasi


Kawasan Konservasi Umbul Tirto Mulyo
b. Lokasi Proyek : Kabupaten Boyolali
c. Pengguna Jasa : Satker Pengembangan Penataan Bangunan dan
Lingkungan Strategis Dirjen Cipta Karya
d. Nama Perusahaan : PT. Saranabudi Prakarsaripta
e. Uraian Tugas :  Menyiapkan materi DED, RKS terhadap
pelaksanaan pekerjaan
 Membuat dan meneliti gambar DED
 Memeriksa dan mengesahkan terhadap
schedulle
 Mendokumentasi Laporan Pra Rancangan,
Pengembangan Rancangan, Gambar Detail
 Menyiapkan dokumen pelelangan untuk
membantuTeam Leader saat Penjelasan

Ben Triyudho S, ST, MT_Ahli Lansekap 5


Pekerjaan
f. Waktu Pelaksanaan : 18 Pebruari 2013 – 19 April 2013 (2 bulan)
g. Posisi Penugasan : Ahli Lansekap
h. Status Kepegawaian : Tidak Tetap
pada Perusahaan
i. Surat Referensi dari : Ada
Pengguna Jasa

Tahun 2012

8.7. a. Nama Proyek : Rencana Tindak Penataan Revitalisasi


Lingkungan Konservasi Tradisional
b. Lokasi Proyek : Kabupaten Karanganyar
c. Pengguna Jasa : SNVT Penataan Bangunan dan Lingkungan
Jawa Tengah
d. Nama Perusahaan : PT. Saranabudi Prakarsaripta
e. Uraian Tugas :  Menyiapkan materi DED, RKS terhadap
pelaksanaan pekerjaan
 Membuat dan meneliti gambar DED
 Memeriksa dan mengesahkan terhadap
schedulle
 Mendokumentasi Laporan Pra Rancangan,
Pengembangan Rancangan, Gambar Detail
 Menyiapkan dokumen pelelangan untuk
membantuTeam Leader saat Penjelasan
Pekerjaan
f. Waktu Pelaksanaan : 1 Juni 2012 – 28 Desember 2012 (7 bulan)
g. Posisi Penugasan : Ahli Lansekap
h. Status Kepegawaian : Tidak Tetap
pada Perusahaan
i. Surat Referensi dari : Ada
Pengguna Jasa

Tahun 2012

8.8. a. Nama Proyek : Detail Engineering Desain Pasar


Pelelangan Ikan Sarang
b. Lokasi Proyek : Kabupaten Rembang
c. Pengguna Jasa : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten

Ben Triyudho S, ST, MT_Ahli Lansekap 6


Rembang
d. Nama Perusahaan : CV. Rekayasa Jati Mandiri
e. Uraian Tugas :  Menyiapkan materi DED, RKS terhadap
pelaksanaan pekerjaan
 Membuat dan meneliti gambar DED
 Memeriksa dan mengesahkan terhadap
schedulle
 Mendokumentasi Laporan Pra Rancangan,
Pengembangan Rancangan, Gambar Detail
 Menyiapkan dokumen pelelangan untuk
membantuTeam Leader saat Penjelasan
Pekerjaan
f. Waktu Pelaksanaan : 20 Pebruari 2012 – 18 Mei 2012 (3 bulan)
g. Posisi Penugasan : Ahli Lansekap
h. Status Kepegawaian : Tidak Tetap
pada Perusahaan
i. Surat Referensi dari : Ada
Pengguna Jasa

Tahun 2011
8.9. a. Nama Proyek : Perencanaan Teknis Konservasi
Pembangunan Prasarana Sarana dan
Utilitas Lingkungan Rumah Tradisional
Sejahtera
b. Lokasi Proyek : Provinsi: Bali, NTB dan NTT
c. Pengguna Jasa : Satker Penyediaan Perumahan Kementerian
Perumahan Rakyat Pusat Pengembangan
Perumahan
d. Nama Perusahaan : CV. Rekayasa Jati Mandiri
e. Uraian Tugas :  Menyiapkan materi DED, RKS terhadap
pelaksanaan pekerjaan
 Membuat dan meneliti gambar DED
 Memeriksa dan mengesahkan terhadap
schedulle
 Mendokumentasi Laporan Pra Rancangan,
Pengembangan Rancangan, Gambar Detail
 Menyiapkan dokumen pelelangan untuk
membantuTeam Leader saat Penjelasan
Pekerjaan

Ben Triyudho S, ST, MT_Ahli Lansekap 7


f. Waktu Pelaksanaan : 21 Juni 2011 - 17 Desember 2011 (6
bulan)
g. Posisi Penugasan : Ahli Lansekap
h. Status Kepegawaian : Tidak Tetap
pada Perusahaan
i. Surat Referensi dari :
Pengguna Jasa

Tahun 2011

8.10. a. Nama Proyek : Perencanaan Teknis Revitalisasi Kota Tua


di Solo / Pendopo Ageng Pura
Mangkunegaran Tahap II
b. Lokasi Proyek : Kota Surakarta
c. Pengguna Jasa : Balai Pelestarian dan Peninggalan Purbakala
Provinsi Jawa Tengah
d. Nama Perusahaan : CV. Rekayasa Jati Mandiri
e. Uraian Tugas :  Menyiapkan materi DED, RKS terhadap
pelaksanaan pekerjaan
 Membuat dan meneliti gambar DED
 Memeriksa dan mengesahkan terhadap
schedulle
 Mendokumentasi Laporan Pra Rancangan,
Pengembangan Rancangan, Gambar Detail
 Menyiapkan dokumen pelelangan untuk
membantuTeam Leader saat Penjelasan
Pekerjaan
f. Waktu Pelaksanaan : 09 Maret 2011 - 10 Juni 2011 (3 bulan)
g. Posisi Penugasan : Ahli Lansekap
h. Status Kepegawaian : Tidak Tetap
pada Perusahaan
i. Surat Referensi dari :
Pengguna Jasa

Tahun 2010

8.11. a. Nama Proyek : Rencana Tindak Penanganan Revitalisasi


Lingkungan Konservasi Permukiman
Tradisonal

Ben Triyudho S, ST, MT_Ahli Lansekap 8


b. Lokasi Proyek : Kabupaten Tojo Una-Una
c. Pengguna Jasa : Satker Penataan Bangunan dan Lingkungan
Provinsi Sulawesi Tengah
d. Nama Perusahaan : PT. Saranabudi Prakarsaripta
e. Uraian Tugas :  Menyusun rencana pengaturan bangunan,
dengan mempertahankan aspek arsitektural,
dengan muatan land mark kota.
 Memberikan arahan dan prioritas.
 Melakukan kajian aspek arsitektur lansekap
terhadap penyusunan dokumen RTBL
 Melakukan kajian visualisasi pelaksanaan,
terhadap implementasi master plan Rencana
Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).
 Melakukan kajian aspek arsitektur lansekap
terhadap penyusunan dokumen RTBL.
 Menyusun kosep lansekap kawasan yang
sesuai dengan peraturan tata ruang yang
berlaku.
 Membuat Visual Desain pedoman (guidelines)
perencanaan bangunan dan lingkungan,
 Melakukan kajian visualisasi pelaksanaan,
pengawasan terhadap implementasi Rencana
Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).
 Menyusun perencanaan dalam kawasan
prioritas tersebut.
 Membuat Rancangan Gambar Perspektif/
Ilustrasi (3D) dari bird eye view kawasan
prioritas dan detail desain perencanaannya.

f. Waktu Pelaksanaan : 12 April 2010 – 10 Desember 2010 (8 bulan)
g. Posisi Penugasan : Ahli Lansekap
h. Status Kepegawaian : Tidak Tetap
pada Perusahaan
i. Surat Referensi dari :
Pengguna Jasa

Tahun 2010

8.12. a. Nama Proyek : Kegiatan Pembangunan Pasar Sampangan,


Pembuatan Detail Engineering Design (DED)
Pasar Sampangan
b. Lokasi Proyek : Kota Semarang
c. Pengguna Jasa : Dinas Pasar Pemerintah Kota Semarang

Ben Triyudho S, ST, MT_Ahli Lansekap 9


d. Nama Perusahaan : CV Catur Eka Karsa
e. Uraian Tugas :  Menyiapkan materi DED, RKS terhadap
pelaksanaan pekerjaan
 Membuat dan meneliti gambar DED
 Memeriksa dan mengesahkan terhadap
schedulle
 Mendokumentasi Laporan Pra Rancangan,
Pengembangan Rancangan, Gambar Detail
 Menyiapkan dokumen pelelangan untuk
membantuTeam Leader saat Penjelasan
Pekerjaan
f. Waktu Pelaksanaan : 08 Pebruari 2010 – 09 April 2010 (2 bulan)
g. Posisi Penugasan : Ahli Lansekap
h. Status Kepegawaian : Tidak Tetap
pada Perusahaan
i. Surat Referensi dari :
Pengguna Jasa

Tahun 2009

8.13. a. Nama Proyek : Perencanaan Pembangunan Pasar Boja


Kabupaten Kendal
b. Lokasi Proyek : Kabupaten Kendal
c. Pengguna Jasa : Bappeda, Kabupaten Kendal
d. Nama Perusahaan : CV. Adicipta Manunggal
e. Uraian Tugas :  Menyiapkan materi DED, RKS terhadap
pelaksanaan pekerjaan
 Membuat dan meneliti gambar DED
 Memeriksa dan mengesahkan terhadap
schedulle
 Mendokumentasi Laporan Pra Rancangan,
Pengembangan Rancangan, Gambar Detail
 Menyiapkan dokumen pelelangan untuk
membantuTeam Leader saat Penjelasan
Pekerjaan
f. Waktu Pelaksanaan : 8 Juni 2009 – 9 Desember 2009 (6 Bulan)
g. Posisi Penugasan : Ahli Lansekap
h. Status Kepegawaian : Tidak Tetap
pada Perusahaan

Ben Triyudho S, ST, MT_Ahli Lansekap 10


i. Surat Referensi dari :
Pengguna Jasa

Tahun 2009
8.14. a. Nama Proyek : Penyusunan Masterplan dan Detail
Engineering Design (DED) Kawasan Rumah
Susun Sederhana Sewa Berbasis Desain T-
24 Kabupaten Jepara
b. Lokasi Proyek : Kabupaten Jepara
c. Pengguna Jasa : SNVT Pengembangan Permukiman Jawa Tengah
d. Nama Perusahaan : CV. Rekayasa Jati Mandiri bekerja sama dengan
PT. Saranabudi Prakarsaripta
e. Uraian Tugas :  Menyiapkan materi DED, RKS terhadap
pelaksanaan pekerjaan
 Membuat dan meneliti gambar DED
 Memeriksa dan mengesahkan terhadap
schedulle
 Mendokumentasi Laporan Pra Rancangan,
Pengembangan Rancangan, Gambar Detail
 Menyiapkan dokumen pelelangan untuk
membantuTeam Leader saat Penjelasan
Pekerjaan
f. Waktu Pelaksanaan : 24 Pebruari 2009 – 25 Mei 2009 (3 bulan)
g. Posisi Penugasan : Ahli Lansekap
h. Status Kepegawaian : Tidak Tetap
pada Perusahaan
i. Surat Referensi dari :
Pengguna Jasa

Tahun 2008
8.15. a. Nama Proyek : Penyusunan Masterplan dan Perencanaan
Teknis (DED) Pelestarian Kawasan Museum
Situs Manusia Purba Sangiran Jawa Tengah
b. Lokasi Proyek : Kabupaten Sragen Provinsi Jawa Tengah
c. Pengguna Jasa : Departemen Kebudayaan dan Pariwisata
Direktorat Sejarah dan Purbakala

Ben Triyudho S, ST, MT_Ahli Lansekap 11


d. Nama Perusahaan : CV. Rekayasa Jati Mandiri bekerjasama dengan
PT. Saranabudi Prakarsaripta
e. Uraian Tugas :  Menyiapkan materi DED, RKS terhadap
pelaksanaan pekerjaan
 Membuat dan meneliti gambar DED
 Memeriksa dan mengesahkan terhadap
schedulle
 Mendokumentasi Laporan Pra Rancangan,
Pengembangan Rancangan, Gambar Detail
 Menyiapkan dokumen pelelangan untuk
membantuTeam Leader saat Penjelasan
Pekerjaan
f. Waktu Pelaksanaan : 9 Juli 2008 – 10 Desember 2008 (5 bulan)
g. Posisi Penugasan : Ahli Lansekap
h. Status Kepegawaian : Tidak Tetap
pada Perusahaan
i. Surat Referensi dari :
Pengguna Jasa

Tahun 2008

8.16. a. Nama Proyek : Perencanaan Pembangunan Pasar Grabag


Tahap II
b. Lokasi Proyek : Kabupaten Magelang
c. Pengguna Jasa : Dinas Kimtaru Provinsi Jawa Tengah
d. Nama Perusahaan : CV. Rekayasa Jati Mandiri bekerja sama dengan
PT. Saranabudi Prakarsaripta
a. Uraian Tugas :  Menyiapkan materi DED, RKS terhadap
pelaksanaan pekerjaan
 Membuat dan meneliti gambar DED
 Memeriksa dan mengesahkan terhadap
schedulle
 Mendokumentasi Laporan Pra Rancangan,
Pengembangan Rancangan, Gambar Detail
 Menyiapkan dokumen pelelangan untuk
membantuTeam Leader saat Penjelasan
Pekerjaan
e. Waktu Pelaksanaan : 11 Pebruari 2008 – 12 Juni 2008 (4 bulan)
b. Posisi Penugasan : Ahli Lansekap

Ben Triyudho S, ST, MT_Ahli Lansekap 12


c. Status Kepegawaian : Tidak Tetap
pada Perusahaan
d. Surat Referensi dari :
Pengguna Jasa

Tahun 2007

8.17. a. Nama Proyek : Penyusunan Detail Engineering Design (DED)


Pengembangan Blok C2 Pembangunan Pasar
Grabag
b. Lokasi Proyek : Kabupaten Magelang
c. Pengguna Jasa : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Magelang
d. Nama Perusahaan : CV. Nirmala bekerjasama dengan PT.
Saranabudi Prakarsaripta
e. Uraian Tugas :  Menyiapkan materi DED, RKS terhadap
pelaksanaan pekerjaan
 Membuat dan meneliti gambar DED
 Memeriksa dan mengesahkan terhadap
schedulle
 Mendokumentasi Laporan Pra Rancangan,
Pengembangan Rancangan, Gambar Detail
 Menyiapkan dokumen pelelangan untuk
membantuTeam Leader saat Penjelasan
Pekerjaan
f. Waktu Pelaksanaan : 13 Agustus 2007 – 13 Desember 2007 (4
Bulan)
g. Posisi Penugasan : Ahli Lansekap
h. Status Kepegawaian : Tidak Tetap
pada Perusahaan
i. Surat Referensi dari :
Pengguna Jasa

Tahun 2007

8.18. a. Nama Proyek : Penyusunan Detail Engineering Design (DED)


Pembangunan Pasar Kecamatan Tegalrejo
Kabupaten Grabag
b. Lokasi Proyek : Kabupaten Magelang
c. Pengguna Jasa : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Magelang
d. Nama Perusahaan : CV. Rekayasa Jati Mandiri bekerjasama dengan
PT. Saranabudi Prakarsaripta

Ben Triyudho S, ST, MT_Ahli Lansekap 13


e. Uraian Tugas :  Menyiapkan materi DED, RKS terhadap
pelaksanaan pekerjaan
 Membuat dan meneliti gambar DED
 Memeriksa dan mengesahkan terhadap
schedulle
 Mendokumentasi Laporan Pra Rancangan,
Pengembangan Rancangan, Gambar Detail
 Menyiapkan dokumen pelelangan untuk
membantuTeam Leader saat Penjelasan
Pekerjaan
f. Waktu Pelaksanaan : 07 Maret 2007 – 08 Agustus 2007 (5 Bulan)
g. Posisi Penugasan : Ahli Lansekap
h. Status Kepegawaian : Tidak Tetap
pada Perusahaan
i. Surat Referensi dari :
Pengguna Jasa

Tahun 2006

8.19. a. Nama Proyek : Penyusunan Studi Kelayakan Lokasi (FS),


Perencanaan Teknis Upaya Bangunan
(DED), Upaya Pengelolaan Lingkungan
(UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan
(UPL) Pasar Sukoharjo
b. Lokasi Proyek : Kabupaten Sukoharjo
c. Pengguna Jasa : Dinas Pengelolaan Kekayaan Daerah Kabupaten
Sukoharjo
d. Nama Perusahaan : PT. Saranabudi Prakarsaripta
e. Uraian Tugas :  Menyiapkan materi DED, RKS terhadap
pelaksanaan pekerjaan
 Membuat dan meneliti gambar DED
 Memeriksa dan mengesahkan terhadap
schedulle
 Mendokumentasi Laporan Pra Rancangan,
Pengembangan Rancangan, Gambar Detail
 Menyiapkan dokumen pelelangan untuk
membantuTeam Leader saat Penjelasan
Pekerjaan
f. Waktu Pelaksanaan : 02 Mei 2006 – 04 Desember 2006 (7
Bulan)
g. Posisi Penugasan : Ahli Lansekap

Ben Triyudho S, ST, MT_Ahli Lansekap 14


h. Status Kepegawaian : Tidak Tetap
pada Perusahaan
i. Surat Referensi dari :
Pengguna Jasa

Tahun 2006

8.20. a. Nama Proyek : Penyusunan Rencana Teknis Detail


Engineering Design (DED) Kawasan Pasar
Agropolitan di Kabupaten Karanganyar,
Magelang, Wonosobo, Purbalingga dan
Batang
b. Lokasi Proyek : Kabupaten Karanganyar, Magelang, Wonosobo,
Purbalingga dan Batang
c. Pengguna Jasa : Penyediaan Prasarana Sarana Agropolitan
Propinsi Jawa Tengah
d. Nama Perusahaan : CV. Rekayasa Jati Mandiri
e. Uraian Tugas :  Menyiapkan materi DED, RKS terhadap
pelaksanaan pekerjaan
 Membuat dan meneliti gambar DED
 Memeriksa dan mengesahkan terhadap
schedulle
 Mendokumentasi Laporan Pra Rancangan,
Pengembangan Rancangan, Gambar Detail
 Menyiapkan dokumen pelelangan untuk
membantuTeam Leader saat Penjelasan
Pekerjaan
f. Waktu Pelaksanaan : 27 Pebruari 2006 – 28 April 2006 (2 bulan)
g. Posisi Penugasan : Ahli Lansekap
h. Status Kepegawaian : Tidak Tetap
pada Perusahaan
i. Surat Referensi dari :
Pengguna Jasa

Tahun 2005

8.21. a. Nama Proyek : Perencanaan dan Penataan


Pengembangan Kawasan Purbakala Wisata
Dieng
b. Lokasi Proyek : Dieng Kabupaten Wonosobo
c. Pengguna Jasa : Dinas Permukiman dan Tata Ruang Propinsi
Jawa Tengah

Ben Triyudho S, ST, MT_Ahli Lansekap 15


d. Nama Perusahaan : CV. Rekayasa Jati Mandiri
e. Uraian Tugas :  Menyiapkan materi DED, RKS terhadap
pelaksanaan pekerjaan
 Membuat dan meneliti gambar DED
 Memeriksa dan mengesahkan terhadap
schedulle
 Mendokumentasi Laporan Pra Rancangan,
Pengembangan Rancangan, Gambar Detail
 Menyiapkan dokumen pelelangan untuk
membantuTeam Leader saat Penjelasan
Pekerjaan
f. Waktu Pelaksanaan : 29 Agustus 2005 – 31 Desember 2005 (5
Bulan)
g. Posisi Penugasan : Ahli Lansekap
h. Status Kepegawaian : Tidak Tetap
pada Perusahaan

i. Surat Referensi dari :


Pengguna Jasa

Tahun 2005

8.22. a. Nama Proyek : Perencanaan Teknis dan Penataan Pasar


Penampungan Kabupaten Wonosobo
b. Lokasi Proyek : Kabupaten Wonosobo
c. Pengguna Jasa : Dinas Pengelola Pasar Kabupaten Wonosobo
d. Nama Perusahaan : CV. Rekayasa Jati Mandiri
e. Uraian Tugas :  Menyiapkan materi DED, RKS terhadap
pelaksanaan pekerjaan
 Membuat dan meneliti gambar DED
 Memeriksa dan mengesahkan terhadap
schedulle
 Mendokumentasi Laporan Pra Rancangan,
Pengembangan Rancangan, Gambar Detail
 Menyiapkan dokumen pelelangan untuk
membantuTeam Leader saat Penjelasan
Pekerjaan
f. Waktu Pelaksanaan : 28 Maret 2005 – 28 Juli 2005 (4 bulan)
g. Posisi Penugasan : Ahli Lansekap

Ben Triyudho S, ST, MT_Ahli Lansekap 16


h. Status Kepegawaian : Tidak Tetap
pada Perusahaan
i. Surat Referensi dari :
Pengguna Jasa

9. Status Kepegawaian pada : Tidak Tetap


Perusahaan ini

Daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan penuh rasa tanggung
jawab. Jika terdapat pengungkapan keterangan yang tidak benar secara sengaja atau
sepatutnya diduga maka saya siap untuk digugurkan dari proses seleksi atau dikeluarkan
jika sudah dipekerjakan.

Jakarta, 24 Juni 2019

Yang membuat pernyataan,

dto

BEN TRIYUDHO SOEPRAPTO, ST

Ben Triyudho S, ST, MT_Ahli Lansekap 17


Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
r
I N i,.
:t
N\
.
i.i.
:
i
:':,::.
t-.'.
:
I
o
E
zo
N N 3
{
:,
i ,r-
a?
u N
N
ff.
6
Z
N
*. . <rSl
o
a vIIJ N. , \e"\
,'r\€i',
\L; tr
L
z i-.:\'$!'r
*f.\"',(D fr
N
HEl \(
J ut
d0'"tril g.
n
I
o- (s t-
zw
= NN vo c,
(t)
E, a) f,
(o
N
IJJ
E
]- =N\N\$
N
-)
z
It)
o
ltt
l
xUJ N\\
t\ \:\\\ (,
z
r*
q
(O
t- {i0\ \'.)
,. $\
$ v s\
<(i
in(
s
E
ul

rO
Q.
f!,
C\|
$t
i'
S\
qsi
s:d
tr
I
$.'s
o
7 q
F
$'* t\: 1- TIJ
N
,, p\l ll
ls\ u H$ o-
: "'r^\ UJ
o g:.'9l d
an
\*"
+ 'R
j"\ .,_.
.*
c0
rs\S
..
E ,',-,..
\..
E
'6
\g
Ht,
:'\
'
''st!
rsr
I '*'
\- \' .'= t=
u (E
..$ *\ti
.9.
R\: \\\\\ \\\\\\ E
{tx\\ \.\\\\\ \.:Ei \ : \\YA ]!
:: } (',
.j''
i\l
N 0)
.s g.
.",{ *
, .\
..t S
\*" \
i"\
Kg H.u
6N 56 o
*r$
":r
!o"

;..
z< -E :<= Z
E
o
.+" O. ''l
*i e' 'n
rrrr)*
.":.\ *
\*r
\
**- ,t,
:"'. 'J
\
. :*\ ...: '.i
.'.'
)\\ i!\ i,.:.
s\\\ \\\\ \s
Efr
gE
*B
io
(,
N
=E r: 5l
o
2s$
=E'p
!(€E
=E
rEO
?CL

.EI
I
6t
<l
Il
?I
-
E
=cDE,(5
AgEg
l-t (!-a !E E8
OG|
=t)t
ol
zOEE E
q.o CIl:)
*
E ll o
EIE
{ fflE
>l
E, EE E E
ql
fl
H Eg 6 E
{
il
6 HE EP
2:: B.
EE
Bdi E TG
fiFJ qE
tHl
o-
5E E
g $e
.88
F E)
fiP
EE
=
9
Y,8 ? -
Pf rEagg*E
Eg$gEEflEB

gH Ptg
(l,t
.=(E
o(L
ffi[ co
*.
i,
F
3
tE
etgEEEEEE
E E a E g.E ai5 =F
Aa
izsE-igo 6$
E6
E'EEp,EE**"t n6
gEEEEEggE ;P
<,-
orDocr(,oro}oo
lvY
==EE===== Ev/
9ft
r o,l f) \i rf) (o F- eo 6) 66
to
SP
ob
b oo
o
Y -N
$
$e
GE
=G
(0o',
I
I
I
I
ou,
e\c
l
'_ I
Jfir(se
$ I
(} I
(s
a'r

I
I
I
I {S$#
E.E
o
a
I
EKJ
-v
o
lc Es.EYc''
h E-
G
o- f;H
o)-g
$sc
co (f)
r-l
'=l
oo (rI {u
C:E{EC
1t
.l
E $E E G -.1
Lll
_a '!3 {tr := <l
Tl
$ Gc}.QtE '7,4 -J-l -
T) FE ru L
-lLI]5
G
Pq .E * H E A t
ts o CIl
-o
4t-
'a IilJ
$ s,; 0-
t3 E *
tf E
s*
n f;
5i < ,* -t
_ll tU
EI;
,;EE t i[E ; a *
I
z!q vtw /
*E
ke
th
v
:)
CffiJJflI
AP;XUt64rr =LL'-r

L!.
dl5
rt
/l
2.tr
u
F g..cI FP* E P fiD P
0jl
II
.t
u.:
@
z
vo
*sF'IO HB H5S;
,}frTT -l
,l
}5 EFP$
{ 5 E AF
ul
A-
.c -t
-c
G af,
: n5 fi i
3
CU
-o
E
Y
#:n ss
LL!; b 2
d, E =
q)$h:]tEGe 'n
E s
a
TE
(r)
EE
VtrHcro
Oifmo.fi,
I fi6 E e.
_6
;E
5
$ * E U.d (0 E .-a4
_U-:<.
,o6 $ c 5 u)
r EE a g GG
o8
;xr!
EE
t$ IA EP : 6,
fia
EE
(1) CO
-C') 6._
(E
€E EgB€fr
€86
BS
eo
'rF
q6
([ ,jh
(sy
a€
!!
o.ts tEA
=6Eg
60
offi I
\
I
I

fi f;
r-s(DEP(.I P* 6 g
= .E;
qxx
c 6i
P'EO
F b6
5s q).r
- c.i ai ^ci
Y -N
DAFTAR PERALATAN UTAMA

Kegiatan : Penataan Bangunan dan Lingkungan


Pekerjaan : Pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Lampung Tengah
Lokasi : Kab. Lampung Tengah
Tahun Anggaran : 2019

KAPASITAS ATAU TAHUN KONDISI LOKASI STATUS KEPEMILIKAN/


NO JENIS FASILITAS/ PERALATAN/ PERLENGKAPAN JUMLAH OUTPUT PADA MERK DAN TIPE
SAAT INI PEMBUATAN (%) SEKARANG DUKUNGAN SEWA

1 Hydraulic Plate Compactor 1 Unit - Variable 2016 Baik Bandar Lampung Surat Dukungan

2 Dump Truck 2 Unit 3.5 Ton Hino 2015 Baik Bandar Lampung Surat Dukungan

3 Generator Set 1 Unit - - - Baik Bandar Lampung Surat Dukungan

Jakarta, 24 Juni 2019

Dibuat oleh,
PT. BOANERGES PUTRA UTAMA

VINCENSIUS SILAEN
Direktur

Anda mungkin juga menyukai