-
'
,- ,�o, -'1��•co • 4000 ., ;
' ,...,...�
,.� ...
-10u- -�icl'::--
-1. ·� -l •- ·-
- -1� .. Dan memerlukan Pengururukan tanah
• 000 : untuk mencapai level yang
"...
-t� ' direncanakan.
.·�E�=::1=�-i:-...•-..
:
Arah ba ngu nan menyesuaika n keadaa n
-•ll!t.---.........._...t:::::::::::;;:;;;(c ��-....::
iooo •
.
1
tapak ke arah selatan yang berhadapan
.
20M
00 -� langsung dengan jalan.
:• Kedaan site yang ada padang rumput
dengan daya dukung tanah yang baik.
i 4
\u
�
'
Mempersiapkan Tapak
Membersihkan lahan tapak dari semak-semak serta tanaman-tanaman
liar
sehingga bangunan dapat dipersiapkan untuk dibangun .
LINGKUP PEKERJAAN
PERSIAPAN
a) Menyediakan tenaga kerja, bahan perlengkapan, alat dan sarana pengangkutan serta
peralatan lain yang diperlukan untuk pekerjaan tanah.
b) Terlebih dahulu mempelajari Laporan Penyelidikan Tanah (GeotechnicalInvestigation
Report) yang telah dilaksanakan dilokasi proyek, sebelum memulai pekerjaan tanah.
Ringkasan Boring Log telah dilampirkan pada Dokumen lelang, sedangkan Laporan
lengkapnya bisa diminta pada UnMuha melalui Manajemen Konstruksi dengan
permohonan tertulis.
c) Semua penggalian dan cara pengukuran sesuai ketentuan spesifikasi teknik dan
disetujui oleh Manajemen Konstruksi atau wakilnya (Pengawas Lapangan).
d) Karena sifat tanah yang berbeda, ada kemungkinan terjadi perubahan perancangan
pada pelaksanaan pekerjaan tanah. Perubahan tersebut dilakukan Pihak Kami
dengan persetujuan Manajemen Konstruksi.
KEADAAN TANAH
LEVEL LAPANGAN
Level lapangan dan titik-titik atau kontur dianggap berlaku pada BM (bench mark)
utama. Bilamana Pihak Kami tidak yakin dengan ketepatan dari peil pengukuran BM
utama maka Pihak Kami menyatakan hal ini secara tertulis kepada Manajemen
Konstruksi sebelum penggalian, pengukuran dan pemadatan dimulai.Klaim
ketidaktepatan peil pengukuran tidak akan dipertimbangkan
Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai
berikut :
GALIAN TANAH
Sebelum melaksanakan penggalian, posisi galian dan ukuran seperti tertera dalam
gambar sudah dipastikan benar dan harus mendapat persetujuan Direksi / Pengawas
lapangan.
Penggalian tanah pondasi dapat dimulai setelah pemasangan bouwplank dan patok-patok
disetujui Direksi / Pengawas lapangan.
Dasar galian harus mencapai tanah keras, dan jika pada galian terdapat akar-akar kayu,
kotoran-kotoran dan bagian-bagian tanah yang longgar (tidak padat), maka bagian ini
harus dikeluarkan seluruhnya kemudian lubang yang terjadi diisi dengan pasir urug.
Untuk mempertahankan kepadatan muka tanah galian, maka lubang yang sudah siap
segera dilanjutkan dengan urugan pasir dan batu kosong.
URUGAN
Pekerjaan urugan yang dilaksanakan adalah urugan pasir, urugan tanah dan urugan
kembali eks tanah galian sesuai dengan gambar kerja.
A. PERSIAPAN
1. Galian tanah untuk pondasi dan galian- galian lainnya harus
dilakukan menurut ukuran dalam lebar dan sesuai dengan
peil-peil yang tercantum di dalam gambar. Semua puing-puing
dan akar pohon-pohon yang terdapat dibagian pondasi yang
akan dilaksanakan harus dibongkar dan dibuang.
2. Marking/bowplank lokasi yang akan dikerjakan sesuai dengan
gambar kerja yang telah ditentukan.
3. Pastikan material dan alat bantu telah tersedia dilokasi serta
dekat dengan pekerjaan.
B. PROSES PEKERJAAN
1. Bentuk fondasi yang biasa digunakan adalah tinggi
fondasi,lebar atas, lebar bawah yang sesuai dengan gambar
kerja, bahan yang digunakan adalah batu belah/ batu kali
yang di belah dengan campuran 1 semen : 3 Pasir .
2. Batu kali perlu di pecah, agar ikatan antara batu kali dan
campuran (semen pasir) merekat dengan kuat/sempurna.
3. Bahan batu kali adalah sejenis batu yang keras, berat dan
berwama kehitam-hitaman dan mempunyai bidang belah
lebih dari 3 muka.
4. Tidak ringan dan tidak berporous.
5. Bahan asal adalah batu besar yang kemudian
dibelah/dipecah-pecah menjadi ukuran normal menurut tata
cara pekerjaan yang bersangkutan.
6. Memenuhi Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan
(NI-3-1970).
7. Untuk pondasi setempat digunakan adukan 1 pc: 4 ps,
sesuai dengan PUBB (NI. 3-1956).
8. Pemasangan sesuai dengan ukurari-ukuran didalam gambar
atau atas petunjuk pengawas. Batu harus dipasang saling
mengisi masing-masing dengan adukan selapis sehingga.
tidak ada rongga diantara batu-batu tersebut dan mencapai
masa yang kuat dan integral. Adukan-adukan untuk
pemasangan lainnya harus mendapat petunjuk dan
persetujuan Konsultan Pengawas. Sebelum pemasangan
harus dipasang lapisan pasir pasang setebal 10 cm.
B. ILUSTRASI PEKERJAAN PONDASI
Pembesian beton
GAMBARAN UMUM
Dewasa ini besi beton bisa diproduksi
dengan berbagai kekuatan yang bisa
dinyatakan dengan kekuatan tegangan
tekan lelehnya (Fy) atau oleh tegangan
tarik batas (Fu). Bahan besi beton walaupun
dari jenis yang paling rendah kekuatannya,
tetap mempunyai perbandingan kekuatan
per-volume lebih tinggi bila dibandingkan
dengan bahan-bahan bangunan lainnya yang
umum dipakai. Hal ini memungkinkan
perencanaan sebuah konstruksi beton
bertulang bisa mempunyai beban mati yang
lebih kecil untuk bentang yang lebih
panjang, sehingga. memberikan kelebihan
ruang dan volume yang dapat dimanfaatkan
akibat kesalahan pemilihan besi beton yang
dipakai.
BEKISTING
KOLOM
BEKISTING
BEKISTING
KOLOM
BEKISTING
BEKISTING RINKBALK
BEKISTING
BEKISTING BALOK
BEKISTING
PEKERJAAN BEKISTING
Bekisting Sloof
• Tahap Persiapan
Pekerjaan Pengukuran
• Pengukuran ini bertujuan untuk mengatur/ memastikan kerataan
ketinggian balok dan pelat. Pada pekerjaan ini digunakan pesawat
ukurtheodolithe.
Pembuatan Bekisting
• Pekerjaan bekisting Sloof merupakan satu kesatuan pekerjaan,
kerena dilaksanakan secara bersamaan. Pembuatan panel bekisting
Sloof harus sesuai dengan gambar kerja. Dalam
pemotongan plywood harus cermat dan teliti sehingga hasil akhirnya
sesuai dengan luasan Sloof yang akan dibuat. Pekerjaan balok
dilakukan langsung di lokasi dengan mempersiapkan material utama
antara lain: kaso 5/7, balok kayu 6/12, papanplywood.
Pabrikasi besi
Untuk balok, pemotongan dan pembengkokan besi
dilakukan sesuai kebutuhan dengan bar cutter dan bar
bending. Pembesian balok ada dilakukan dengan sistem
pabrikasi di los besi dan ada yang dirakit diatas bekisting
yang sudah jadi. Sedangkan pembesian plat dilakukan
dilakukan di atas bekisting yang sudah jadi.
Pekerjaan Pengecoran Sloof
• Perawatan (curing)
• Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu
beton tetap terjaga dilakukan perawatan beton. Perawatan beton
yang dilakukan adalah dengan menyiram/membasahi beton 2 kali
sehari selama 1 minggu
PEKERJAAN BEKISTING
Bekisting Kolom
Bekisting Balok
STRUKTUR
PEKERJAAN PLAT BETON
TAHAPAN PENGECORAN PLAT BETON
1. Ceklist pengecoran
2. Elevasi dan batas-batas pengecoran
dengan waterpass
3. Pembersian lokasi peng ecoran dengan
-·- - .. .... - . . . �
.,. __
kompresor
4. Test Slump dan kubus beton
5. Penuang adukan beton dari alat angkur l . ... '
r,
.. - . .
L
menuju bekesting ..
...... .. -..
' .
0--
' •
I
- ..... ,.'
- - t-
' I
1'
.
• - "" '
' ♦
.
,.,_i;:..
_ I
•'
: . :• , . .
--,
. -c:: .. I •�M
.. : . .. . .
,-
'
'
'
'I
•.
·'' '.,
r·
. ... .. .
1.:
f I•
I
• . " I
.
1'
•· �
.... ·-•
!
r.--:. ,-
I
;.
.. . ..
j
..'
'r r:=i, ..
l
'
. .. . . .... _
t I II
I
"'T ,
- . ...... c-.:o•
'
PELAKSANAAN
1. Kedua bekisting dilebihkan jarak 5cm pada
sisi kanan dan kiri untuk menutupi
pasangan bata. Kedua bekisting dilebihkan
jarak 5cm pada sisi kanan dan kiri untuk Beklstlng 1
menutupi pasangan bata.
2. Tambahkan jendela dari papan kayu pada
bekisting 2dengan kemiringan yang cukup,
kemudianlah ikatlah antara kedua sisi
bekisting dengan kawat bendrat pada atas, _ scm
Beklsting 2
tengah dan bawah bekisting. Pastikan
kawat bendrat terikat dengan baik.
'
Referensi tabel :
SNI DT – 91- 0008 – 2007 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton, oleh Dept Pekerjaan
Umum
Pekerjaan PASANGAN BATA
Pasangan Bata
1. Pastikan bata yang dipakai adalah bermutu baik, secara visual anda dapat lihat
bata yang bagus adalah berwarna coklat tua dan bata tidak cepat rapuh.
Pastikan permukaan tidak terlalu rapat karena akan menyulitkan penyerapan
permukaan bata terhadap mortar sehingga ikatan akan kurang baik.
2. Batu bata kadang ditemukan dalam berbagai ukuran dan lebar yang tidak
sama, baik panjang, lebar dan ketebalan. Ukura batu bata yang anda miliki
harus diperhatikan, jika anda mendapatkan bata dari supplier yang berbeda
dengan ukuran bata yang berbeda, lakukan pemisahan pemasangan supaya
pasangan bata kelihatan rapi .
3. Sebelum dipasang lakukan pengecekan kekedapan air pada bata. Jika bata
terlalu kering lakukan perendaman bata sekitar 5-10 menit hingga tercapai
jenuh permukaan kering pada bata, hal ini dilakukan supaya tingkat penyerapan
bata terhadap air campuran adukan/ mortar tidak terlalu cepat, karena
pengeringan yang terlalu cepat mengakibatkan kekuatan ikatan tidak baik. Jika
bata dalam keadaan basah jangan terlalu dipaksakan untuk dipasang, tunggu
permukaan bata agak kering. Permukaan yang terlalu basah mengakibatkan
bata akan jenuh menyerap adukan mortar sehingga akan memungkinkan
adukan akan meleleh dan air semen akan terbuang dari pasangan. Dan jika
bata terlalu kering maka akan menimbulkan penyerapan yang terlalu cepat,
yang akan menimbulakn pengikatan tidak terlalu bagus.
4. Lakukan penumpukan material batu bata dekat area dinding yang
dipasangkan. Penumpukan material tidak boleh terlalu jauh dan tidak terlalu
dekat sehingga menyulitkan pemasangan. Batu bata ditumpuk harus beraturan,
supaya memudahkan pengambilan oleh tukang pasang. Untuk pemotongan,
harus disediakan satu orang khusus yang melakukan pemotongan
5. Pastikan adukan mortar menggunakan pasir yang baik dengan gradasi yang
bagus. Pasir juga dianjurkan tidak banyak mengadung butiran batu dan juga
tidak banyak mengandung lumpur. Pastikanpengadukan dilakukan dengan
perbandingan campuran dengan seimbang sesuai dengan yang diisyartakan.
Biasanya campuran 1:3, 1:4 dan 1:5.
6. Pembuatan adukan harus diperhatikan secar benar, jangan membuat aduakn
dalam volume yang terlalu banyak, maksudnya harus diseimbangkan antara
volume adukan dengan volume pemasangan . Jika volume adukan terlalu
banyak, dikhawatirkan adukan/ mortar sempat mengering.
A. Kualitas Material
1. Pastikan bata yang dipakai adalah bermutu baik, secara visual anda dapat lihat
bata yang bagus adalah berwarna coklat tua dan bata tidak cepat rapuh.
Pastikan permukaan tidak terlalu rapat karena akan menyulitkan penyerapan
permukaan bata terhadap mortar sehingga ikatan akan kurang baik.
2. Batu bata kadang ditemukan dalam berbagai ukuran dan lebar yang tidak
sama, baik panjang, lebar dan ketebalan. Ukura batu bata yang anda miliki
harus diperhatikan, jika anda mendapatkan bata dari supplier yang berbeda
dengan ukuran bata yang berbeda, lakukan pemisahan pemasangan supaya
pasangan bata kelihatan rapi .
3. Sebelum dipasang lakukan pengecekan kekedapan air pada bata. Jika bata
terlalu kering lakukan perendaman bata sekitar 5-10 menit hingga tercapai
jenuh permukaan kering pada bata, hal ini dilakukan supaya tingkat penyerapan
B. Kelengkapan Peralatan
1. Chek posisi penempatan dinding yang akan dikerjakan dan chek kondisi pondasi
penempatan dinding apakah sudah kondisi baik.
2. Kondisi pondasi/ sloof harus bersih dan mempunyai alur pengikatan antara
sloof ke pasangan bata. Jika terdapat kotoran atau lumpur pada sloof harus
dibersihkan supaya pengikatan dinding dengan sloof terikat dengan baik.
Demikian juga halnya pada kolom harus dipastikan tersedia angkur untuk
pengikatan ke dinding (biasanya angkur menggunakan besi 10 mm yang
ditanamkan ke kolom sewaktu pengecoran dan muncul dengan panjang antara
15 – 20 cm).
3. Jika kondisi sloof dan kolom sudah baik, kemudian lakukan pembuatan garis
benang pada bagian dinding yang akan dipasangkan. Untuk garis lurus secara
horizontal dilakukan pembuatan benang pada salah satu sisi bagian pinggir bata
yang akan dipasang, dilakukan dengan penarikan benang dari ujung ke
ujung dinding. Untuk ketegakan dibuat garis tegak lurus secara
vertical terhadap benang horizontal yang sudah dibuat, pembuatan garis
vertical dapat dibuat pada kolom yang ada ataupun pembuatan mal bantu
dikedua ujung dinding yang akan dipasangkan .
4. Jika benang horizontal pada pemasangan awal sudah terpasang. kemudain
mulai memasang bata pada kedua ujung bagian dinding yang akan dipasangkan
, kemudian dilanjutkan mulai satu demi satu hingga tercapai sambungan dari
ujung keujung. Lakukan pengecekan leveling diatas batu bata yang sudah
terpasang dan pastikan semua pasangan bata semuanya dalam keadan rata.
Jika sudah rata maka ini adalah menjadi panduan untuk memasang ketingakt
berikutnya. Harus dipasikan ketebal mortar harus tetap sama dan demikian
juga pengisian mortar antar bata harus sama.
5. Jika saat pemasangan terdapat perbedaan ketinggian bata, maka untuk
mendapatkan kerataan dapat dilakukan dengan memukul ujung bata dengan
pelan sampai bata tetap rata, pemukulan dapat dilakukan dengan kondisi
adukan masih dalam keadaan basah. Jika adukan/ mortar sudah kering maka
mortar harus diambil dan diganti dengan adukan/mortar baru.
6. Jika bata sudah dipasangkan dalam beberapa rangkaian, kadang adukan/mortar
ada yang berlebih atau sampai melelh hingga keluar dari sisi pinggir pasangan,
jika itu terjadi adukan berlebih harus segera di ratakan dengan menggunakan
sendok semen supaya permukaan tetap rata , jangan biarkan sempat
mengering karena hal ini sangat mempengarui kerapian dan kerataan dinding
saat pelaksanaan plesteran.
7. Setelah mendapatkan beberapa tingkatan pasangan bata yang sudah
dipasangkan yang telah terhubung dari ujung keujung bagian didnding ayng
dipasangkan, anda kemudian harus menarik garis horizontal dari ujung keujung
pada garis vertical yang dibuat untuk mendapatkan ketegakan
dinding. Pemasangan benang horizontal dapat dilakuakn setiap 50 cm
. Pastikan anda tetap memasangkan dalam 1 garis lurus sesuai denga benang
yang dipasangkan sehingga didapatkan ketegakan dinding yang baik dan
kondisi pasangan tetap rapi sampai posisi atas.
D. Pemeliharaan
1. Jika pemasangan dinding sudah selesai sampai level yang diinginkan, pasangan
harus dipelihara dari benturan atau pembebanan sampai kondisi ikatan sudah
benar benar kering.
2. Jika ada bekas adukan/ mortar dibawah pasangan yang menumpuk harus
segera dibersihkan, jangan sampai mengering karena bisa menajdi pekerjaan
tambahan saat pelaksanaan pemasangan lantai.
3. Jika pemasangan baru selesai dilakukan, perlu juga membuat pengaman atau
tanda supaya pasangan tersebut tidak disentuh atau di bentur oleh orang yang
lewat.
PEMASANGAN BATU BATA
Pemasangan Batu Nol. Batu Nol ini biasa dipasang diatas Sloof
atau Pondasi Menerus, dengan mengacu pada Gambar Denah
bangunan yang ada. Dipasang dengan pengukuran seakurat
mungkin agar sama dengan Gambar Rencana. Gunakan Benang
Acuan pada pemasangan Batu Nol ini, agar tercipta pasangan
Bata yang lurus dan rapi. Disebut Batu Nol karena
pemasangannya biasa dilakukan sampai ketinggian Nol Bangunan
Rumah atau Gedung.
BATA
Pekerjaan PLESTERAN & ACIAN
Persiapan
Persiapan
2. Memastikan posisi kiri dan kanan (L-R) kuda-kuda tidak terbalik. Sisi kanan dan
kiri kuda-kuda dapat ditentukan dengan acuan posisi saat pekerja melihat kuda-
kuda, dengan mulut web dapat dilihat oleh pekerja. Bagian di sebelah kiri
pekerja disebut sisi kiri, sedangkan yang berada di sebelah kanannya adalah sisi
kanan.
3. Mengontrol posisi berdirinya kuda-kuda agar tegak lurus dengan ringbalok
menggunakan benang dan lot (unting-unting)
4. Mengencangkan kuda-kuda dengan plat L (L bracket), dengan menggunakan 4
buah screw 12 – 14 x 20 HEX.
5. Mengencangkan plat L dengan ring balok menggunakan dynabolt, dan
menambahkan balok penopang sementara, agar posisi kuda-kuda tidak berubah.
6. Mengulangi langkah ke-1 sampai ke-6 untuk mendirikan semua kuda-kuda,
sesuai dengan posisinya dalam gambar kerja.
7. Memeriksa ulang jarak antar kuda-kuda dari as ke as (maksimum 1,2 meter).
8. Memeriksa kedataran (leveling) semua puncak kuda-kuda (Apex), dan
memastikan garis nok memiliki ketinggian yang sama (datar)
9. Memasang balok nok.
10. Memasang bracing (pengikat) sebagai perkuatan, jika bekerja beban angin.
Bracing dipasang di atas top-chord dan di bawah reng.
11. Bila menggunakan aluminium foil, lapisan ini dipasang terlebih dahulu di atas
truss, jurai dan rafter
12. Memasang reng (roof battens) dengan jarak menyesuaikan jenis penutup atap
yang digunakan. Setiap pertemuan reng dengan kuda-kuda diikat memakai
screw ukuran 10-16×16 sebanyak 2 (dua) buah
13. memasang outrigger (gording tambahan setelah kuda-kuda terakhir yang
menumpu ringbalk). Pada atap jenis pelana, outrigger dapat dipasang sebagai
overhang dengan panjang maksimal 120 cm dari kuda- kuda terluar, dan jarak
antar outrigger 120 cm. outrigger harus diletakkan dan di-screw dengan dua
buah kuda-kuda yang terdekat.
14. Memasang ceilling battens dengan jarak antar masing-masing ceilling battens
adalah 120 cm. Komponen ini dipasang pada permukaan bagian atas bottom
chord kuda-kuda dan di-screw.
Untuk pertemuan ceilling battens dengan ring balok di beri bantalan bracket yang
diikat memakai 2 (dua) buah dynabolt.
Fungsi ceilling battens adalah untuk memperkuat ikatan antar kuda-kuda. Jika
diperlukan, sambungan memanjang ceilling battens sebaiknya tepat diatas
bottom chord. Setiap sambungan harus overlap 40 cm, dan setiap pertemuan
dengan bottom chord harus di-screw. Ceiling battens selanjutnya dapat
difungsikan untuk menahan plafond dan penggantungnya
Pemasangan ceiling battens
Sambungan ceilling battens atau top span overlap sepanjang 40 cm dengan
perkuatan 4 buah screw
d. Pemasangan penutup atap
1. Memeriksa ulang pemasangan kuda-kuda sesuai dengan nomor, kedataran nok
maupun sisi atap, dan memastikan support overhang terpasang dengan benar .
2. Bila menggunakan Aluminium Foil, maka lapisan ini dipasang terlebih dahulu di
atas jurai dan rafter,
3. Menentukan jarak reng sesuai dengan jenis penutup atap yang digunakan,
kemudian dilanjutkan dengan pemasangan reng (roof battens) dengan screw 10
– 16 x 16 HEX.
4. Memasang satu jalur penutup terlebih dahulu dari bawah ke atas. Pemasangan
penutup atap harus lurus dan rapi agar polanya menjadi rapi dan tidak berbelok
– belok
Inspeksi Akhir
Karat dapat disebabkan oleh penempelan kotoran (serpihan- serpihan akibat proses
pemotongan baja ringan) atau penggunaan bahan logam lain pada struktur baja
ringan, seperti: pengikatan dengan kawat bendrat, pemasangan sekrup yang tidak
standar, atau karena goresan benda tajam. Jika terjadi korosi pada suatu logam yang
menempel pada baja ringan, maka resiko penjalaran korosi sangat besar
Oleh karenaitu harus dilakukan inspeksi akhir untuk memastikan tidak ada kotoran
maupunlogam-logam lain yang masih menempel ataupun berada di sekitar struktur
bajaringan.
Pekerjaan ATAP GENTENG METAL
Bahan
Genteng metal adalah genteng yang terbuat dari bahan metal Zincalume yang
ringan namun kuat dan tidak membebani konstruksi bangunan.
Lebih berisik bila turun hujan dibanding dengan Genteng jenis lain, dikarenakan
jenis genting ini terbuat dari metal yang ketebalannya tidak lebih dari 4 mm.
Suhu udara rumah yang memakai genteng Metal lebih panas dibanding dengan
jenis genteng lain.
Tidak tahan terhadap asam dan cuaca tropis seperti indonesia dan tidak tahan
lama.
Mudah terjadi kebocoran jika tidak hati-hati dalam pemasangan.
Bila anda memilih genteng metal yang baik untuk bangunan anda maka perlu
diperhatikan pemasangannya agar hasilnya lebih maksimal.
Pemasangan
Pemasangan genteng metal yang harus diperhatikan adalah bagian atas dan bawah
genteng tidak bisa terbalik dalam pemasangannya sebab ada SOK nya. Sehingga
pemasangan lembaran pada sayap kanan dengan pemasangan lembaran pada sayap
kiri atap
L Tentukan ele\11S1 plafond da.D buat 2. Pa.sang pal-u kait pada 3. Pasang penuantung rangka
gans sipatan pada dindi.ng dan as marking titik-titik yang plafond (Rod) yang terdiri dari
sumbu ruan1 serta titik-bbk pal-u ada (6oo x 1200 mm) hanger da.D clip adjuster dengan
kait pada pWond denian jarak sesuai posisi tegak lurus
shopdrawm1
' 6
4. Pasan& ran&ka tepi (steel hollow) dan 5. Tentukan jarak penempatan kait 6. Pasang frame. utama /
\Va.D �de Profile L 40X40 mm atau penuantung dan pasang tarikan Top Cross Rail denzan
Mouldin& Profile \V seba&ai list tepi benang sebagai pedoman penentu jarak 1200 mm
tepat pada sipatan markmg ele\'11.Si kelurusan dan ketinggjan rangka
1>lafond plafond
'
Pengukuran tinggi plafon tidak melebihi ring balok dan harus rata (bisa
menggunakan selang air untuk mengatur rata permukaan agar sama tinggi)
Pemasangan rangka hollow atau rangka kayu disesuaikan dengan ukuran ruangan.
Usahakan ketinggian tidak kurang dari 3 meter,lebih tinggi lebih baik.
Pasang lis pada salah satu dinding,agar rapih dibagian sudut lis dipotong
menggunakan gergaji atau gerinda.
Pasang lis menggunakan skrup dan bor dengan jarak 50 cm
Pemasangan plafon PVC dimulai dari pinggir.
Tempelkan plafon PVC menggunakan skrup sampai semuanya menempel
sempurna.
Tahap akhir adalah pemasangan lis dan memeriksa kembali plafon PVC yang
sudah terpasang dan merapihkan bagian yang belum rapih.
Pekerjaan LANTAI KERAMIK
8. Nat diisi dengan campuran pengisi nat (grout) semen atau bahan khusus
yang ada dibanyak toko bangunan. Untuk area yang luas dianjurkan
untuk diberi expansion joint.
9. Khusus untuk dinding luar, lebih baik diberi tali air setiap jarak tertentu
disesuaikan dengan deesain pola lantai yang digunakan. Tujuannya agar
keramik tidak menerima beban terlalu berat.
10. Bersihkan segera bekas adukan grout pengisi nat yang telah diaplikasikan
dan menempel di permukaan keramik. Kita bisa menggunakan bahan
pembersih dengan kadar asam tidak lebih dari 5%. Setelah itu bersihkan
dengan air bersih.
Pekerjaan DINDING KERAMIK
1. Rendam keramik yang akan dipasang kurang lebih 15-30 menit sebelum
digunakan.
Hal ini membuat bagian bawah keramik yang masih berpori dapat menyerap
air, sehingga sewaktu diberi adukan semen bisa menempel atau menyatu.
(Bila tidak diberi air maka air dalam adukan semen akan terserap oleh
keramik. Dan adukan semen akan menyusut sehingga menyisakan ruang
kosong serta membuat keramik tidak menempel dengan baik. Setelah
sekian waktu kemungkinan keramik bisa terlepas dari tempatnya.)
2. Tempelkan adukan semen dan pasir pada dinding yang akan dipasang
keramik.
3. Ketika hendak diletakkan pada dinding, beri kembali sedikit air pada bagian
belakangnya.
Ratakan lapisan semen tersebut. Untuk bagian pinggir keramik jangan diberi
semen terlalu tebal, karena ketika keramik ditekan/dipukul untuk meratakan
permukaannya, lapisan semen yang di tengah akan lari ke arah pinggir dan
mengisi ruang kosong tersebut.
(Bila pada pinggiran keramik diberi terlalu banyak semen, nantinya keramik
akan sulit untuk ditekan/diratakan. Juga akan mengotori permukaan
keramik karena semen akan keluar/muncrat kemana-mana dan pada
akhirnya jadi pemborosan bahan.)
5. Letakkan keramik pada posisinya lalu tekan/pukul dengan palu karet agar
permukaannya sejajar dengan tali atau keramik disebelahnya.
Ratakan permukaan keramik dengan palu karet Paku penahan agar keramik tidak turun posisinya
Untuk keramik dinding, pemasangan dimulai dari bagian paling atas ke bagian
paling bawah. Untuk menahan agar posisi keramik tidak melorot ke bawah,
gunakan paku sebagai pengganjal.
9. Isi bagian samping dan bawah keramik agar tidak ada sisa ruang kosong.
Bersihkan permukaan
keramik
11. Biarkan untuk beberapa waktu,agar adukan semen mengering dan keramik
diam
+
__...,...----: -;:?""--n El"'\TGAN LAKBA.V
BIDANG YANG
DICAT
I
... DTh'DING
I.ANTAi PERLINDUNGA.V
TERPAL
'
C. Pelaksanaan
1. Pasang rangka pintu / jendela aluminium
pada lokasi yang ditentukan {sesuai tipe
yang ada), sesuaikan lubang kusen dengan
ukuran kusen ( selisih lubang 1 cm)
PEKERJAAN PEMASANGAN KUSEN
'
ARSITEKTUR
ALMUNIUM
Perhatikan contoh gambar 1, skema instalasi listrik rumah tangga sederhana diatas.
Keterangan diagram rangkaian kabel intalasi listrik rumah tangga sederhana diatas adalah
sebagai berikut :
Cara pemasangan instalasi listrik ini cukup mudah dengan mengikuti contoh gambar skema
instalasi listrik rumah tangga sederhana diatas. istalasi listrik ini biasaya penempatan posisi
alur pipa PVC saklar, titik lampu dan stop kontak.
Ongkos harga atau biaya rumah litrik ini dihitung pertitik, dengan asumsi lampu dianggap 1
titik dan stop kontak 1 titik, sedang saklar tidak dihitung. Tapi ini tidak mutlak tergantung
kesepakatan.
gambar 2. cara memasang instalasi listrik rumah tangga
Gambar simbol komponen listrik ini yang rencananya akan diaplikasikan pada sebuah
bangunan rumah. Dari contoh gambar instalasi listrik rumah tersebut bisa diketahui
kebutuhan material yang akan digunakan nantinya.
CARA MEMASANG SAKLAR
Saklar mempunyai banyak jenis dan tipe yang mempunyai berbagai fungsi. Akan
tetapi pada pembahasan disini kita hanya membahas tentang saklar yang
merupakan komponen pada instalasi listrik yang berfungsi untuk menyambung
dan/atau memutuskan aliran arus listrik kebeban (dalam hal ini lampu penerangan).
Berikut gambar penjelasan mengenai saklar tersebut dan cara pemasangannya.
--
--·
... .
;.., 'l
...
PANEL
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL
Pipa paralon/PVC termasuk salah satu benda penting di rumah kita, terutama dalam
masalah instalasi aliran air.
Ampelaslah ujung pipa yang akan disambung agar kotoran yang menempel, seperti
minyak dan debu, hilang. Selain itu, pengampelasan ini berfungsi agar ujung pipa
lebih kasar dan kesat ketika disambungkan. Jangan mengampelas terlalu lama
untuk mencegah pipa paralon mengecil.
Agar debu pengampelasan hilang, lap ujung pipa dengan lap bersih. Lap juga
bagian dalam sambungan pipa agar bersih.
Oleskan lem paralon/pvc di ujung pipa bagian atas yang ingin disambungkan.
Berikan juga lem paralon pada bagian dalam sambungan pipa. Segera pasangkan
pipa dan sambungan pipa tersebut dengan menekan sekeras mungkin ke dalam
sambungan hingga benar-benar "masuk". Pegang sambungan pipa tersebut
beberapa saat untuk memastikan paralon/pvc tidak bergeser-geser. Kini pipa sudah
tersambung dengan baik.
PEKERJAAN KERAN
a. Semua keran yang dipakai, kecuali kran dinding adalah dengan chromed
finish. Ukuran disesuaikan keperluan masing-masing sesuai gambar plumbing
dan brosur alat-alat sanitair.
Keran-keran tembok dipakai yang berleher panjang dan mempunyaai ring
dudukan yang harus dipasang menempel pada dinding type T.23 B 13 V 7
(N).Keran-keran yang dipasang dihalaman harus mempunyai ulir sink di ruang
saji dan dapat disambung dengan pipa leher angsa (extention). Keran untuk
sink di ruang saji type T. 30 AR 13 V 7 (N).
b. Stop keran yang dapat digunakan bahan kuningan dengan putaran berwarna
hijau, diameter dan penempatan sesuai gambar untuk itu.
c. Keran-keran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku,
penempatannya harus sesuai dengan gambar-gambar untuk itu.
FLOOR DRAIN DAN CLEAN OUT
a. Floor drain dan Clean out yang digunakan adalah metal verchroom, lobang dia.
2” dilengkapi dengan siphon dan penutup berengsel untuk floor drain dan
depverchron dengan draad untuk clean out.
c. Floor drain yang dipasang telah diseleksi baik, tanpa cacat dan disetujui
Konsultan Management Konstruksi.
d. Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai harus
dilobangi dengan rapih, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran
sesuai ukuran floor drain tersebut.
f. Setelah floor drain dan clean out terpasang, pasangan harus rapih waterpass,
dibersihkan dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.
MEMASANG CLOSET JONGKOK
Memasang closet jongkok, pemasangan closet jongkok bisa di bilang gampang – gampang susah
memang betul perlu teknik dan keahlian tersendiri dalam pemsanagan closet jongkok namun dalam
ulasan kali ini kami akan memberi tahukan cara pemasangan closet jongkok dari awal hinggan selesai,
tentunya apabila closet jongkok ini di pasang dengan rapi dan benar tentunya dapat membuat indah di
pandang dan membuat anda lebih nyaman saat berada di toilet rumah anda, memang closet jongkok
kurang bagus disbanding dengan closet duduk akan tetapi apabila closet jongkok ini di pasang dengan
baik dan benar tentunya gak akan kalah bagus dengan closet duduk, pemasangan closet jongkok harus
di lakukan dengan baik dan benar supaya kerja closet bisa berkerja dengan baik yaitu sebagai wadah
kotoran “tinja” yang nantinya akan di salurkan ke penampungan septik tank.
Kedua, hal selanjutnya yang dilakukan adalah membuat gambar pemasangan keramik lantai dan juga
dinding. Anda harus menentukan posisi dari closet tersebut apakah berada pada nad keramik atau tidak.
Tempatkanlah ini pada posisi di tengah keramik atau perempatan keramik.
Ketiga, pastikan untuk membuat tanda atau marking. Ini harus sesuai dengan gambar kerja yang telah
anda buat sebelumnya. Dengan demikian, anda akan tau sampai dimana proses yang anda lakukan.
Keempat, anda harus memastikan bahwa ujung pipa tersebut berada pada posisi tengah closet jongkok.
Jangan sampai posisinya salah karena ini akan memberikan masalah yang signifikan nantinya. Jika perlu
anda harus melakukan pengukuran atau perencanaan yang lebih akurat lagi.
Kelima, siapkanlah adukan beton yaitu berupa campuran pasir dan semen dengan perbandingan 3 : 1.
Setelah bahan tersebut anda siapkan, maka anda wajib untuk mencetak beton yang sesuai dengan
dudukan closet yang akan anda gunakan nanti, yaitu berbentuk (biasanya) cekungan. Ukurlah terlebih
dahulu dengan jumlah yang akurat.
Keenam, cara untuk membuat beton yang sesuai dengan bentuk yang diinginkan adalah dengan
memposisikan adukan tersebut sebelum mengering ke peletakan closet jongkok. Anda wajib untuk
melakukannya dengan cara yang tepat.
Ketujuh, ukurlah kedataran dari kloset yang akan anda gunakan tersebut. Cara mengukurnya adalah
dengan menggunakan water pass.
Kedelapan, tunggulah sampai adukan yang anda buat tersebut benar-benar kering. Setelah itu mulailah
untuk membuat percobaan, yaitu melakukan penyiraman kolset dengan air.
Kesembilan. Setelah semua langkah diatas anda lakukan maka anda closet jongkok yang anda miliki
tersebut akan bisa siap digunakan dan terpasang dengan bagus. Ini akan membuat anda merasa nyaman
dan aman pada saat menggunakannya.
Setelah anda berhasil menciptakan closet jongkok tersebut maka anda bisa melakukan langkah
selanjutnya, yaitu memasang keramik di sekitarnya. Dengan memberikan desain yang menarik di sekitar
closet tersebut maka penampilan dari toilet anda akan bisa lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.
PLUMBING & SANITASI
1. Marking jalur pipa sesuai shop drawing dan koordinasikan dengan jalur
pekerjaan lain seperti jalur pipa AC, Tray Cable dll.
Pembua
atan septic tank sebetulnya harusslah memen
nuhi standa
ar, kita tidakk bisa mere
emehkan
yang sa
atu ini. Standarisasi mengenai
m h al ini sudah ada, atau
u Standar N
Nasional In
ndonesia
(SNI) m
mengenai ha
al ini sudah
h dikeluarka
an. Standarr tersebut mencakup
m uukuran, siste
em, dan
prosedu
ur dalam pe
embuatanny
ya.
2. Satu hal la
agi yang perlu dicerma
ati pada dis
saat membu
uat septic taank ialah kekuatan
k
tangki atau
u dinding ruang terse
ebut. Dindin
ng harus ku
uat serta taahan terha
adap zat
asam dari limbah dom
mestic itu se
endiri, dan kedap
k air. Jangan
J sam
mpai ada re
embesan
dari celah dinding,
d hin
ngga menye
ebabkan pe
encemaran terhadap taanah sekita
ar. Maka
dari itu, tangki atau dinding sep
ptic tank dapat dibuat dari bataa merah, ba
atu kali,
batako, ata
aupun beton. Atau bissa juga kita
a mengguna
akan tangkki yang terb
buat dari
pvc (pralon
n), keramik, plastik, ata
aupun plat besi.
b
Lalu ba
agaimana mengenai
m sistem
s pem
mbuanganny
ya ke salurran pembuaangan kota
a? Yang
membu
uatstandart septic tank SNI denga n septic tan
nk lainnya ia
alah pada ppenambaha
an fungsi
lain un
ntuk mengh
hindari pen
ncemaran lingkungan
n. Pada se
eptic tank biasa yan
ng tidak
berdasa
arkan SNI, air kotor dibuang lang
gsung ke sa
aluran pemb
buangan koota, tapi sep
ptic tank
yang te
elah lulus ujji SNI mem
miliki satu fa
asilitas tamb
bahan lagi sebagai peenampung air
a kotor
tersebu
ut untuk kem
mudian dibu
uang ke salu
uran pembu
uangan kota
a.
Desaign Septic Ta
ank Model Tertutup :
MEMB
BUAT SU
UMUR BO
OR
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pemasangan paving block, terdiri
dari urugan pasir, pemadatan tanah, pemasangan paving
block yang digunakan sebagai pekerjaann utama untuk
perbaikan dan pengurugan jalan serta dengan kemiringan
melintang yang benar sebagai permukaan lapisan jalan
yang baru.
A. Pekerjaan Persiapan
> Pengukuran dan pematokan lokasi yang akan dikerjakan. Pengukuran dilakukan bersama
owner dan pengawas agar tidak ada perbedaan dan sesuai gambar dan jika ada perubahan
dipelaksanaan kami akan membuat soft drawing yang disetujui terlebih dahulu oleh
Konsultan Pengawas.
> Pembersihan lokasi dari segala sampah (kotoran /puing-puing) dan rintangan lainnya.
> Pengadaan alat kerja dan tenaga kerja.
E. Pemupukan
> Diberikan Pupuk Kandang 1-2 karung untuk setiap 3 m2 area tanam.
> Pupuk buatan di berikan saat masa pemeliharaan / perawatan.
F. Pemeliharaan / Perawatan
> Tanaman harus disiram tiap hari pagi dan sore hari.
> Penggemburan tanah (pendangiran) harus di lakukan minimal seminggu sekali.
> Pembersihan dari semak-semak maupun daun kering.
> Penyulaman tanaman yang mati.
> Pemangkasan tanaman yang sudah lebat.
METODE KENDALA DAN SOLUSI
Kebijakan Manajemen :
Suatu proses yang melibatkan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengendalian yang dilakukan untuk mencapai sasaran perusahaan melalui pemanfaatan
factor produksi yang dimiliki
Sasaran atau tujuan kebijakan ;
1. Memanfaatkan factor produksi
2. Menggunakan metode ilmiah yang meliputi kegiatan :
• Mengetahui adanya persoalan.
• Mendefinisi persoalan
• Mengumpulkan fakta, data dan informasi.
• Menyusun alternative penyelesian
• Mengambil keputusan dengan memilih salah satu alternative penyelesaian.
3. Melaksanakan keputusan serta melakukan tindak lanjut.
4. Manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan masalah.
I. PENDAHULUAN
1. Umum
2. Tujuan Manajemen :
a. Meningkatkan dedikasi dan kualitas sumber daya manusia agar dapat berinovasi untuk
mengembangkan teknologi rekayasa konstruksi tepat guna yang diperlukan untuk
meningkatkan kepuasan Pelanggan tanpa mengabaikan aspek-aspek kesehatan,
keselamatan kerja dan pelestarian lingkungan.
b. Aktif dalam melestarikan lingkungan hidup dengan melakukan sinergi dalam
pemanfaatan sumber daya alam serta pengendalian dampak-dampak lingkungan yang
mungkin timbul akibat aktivitas, produk dan jasa perusahaan.
c. Menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan dan keselamatan kerja semua karyawan
dan pihak-pihak lain yang terkait dengan aktivitas perusahaan
d. Mengkomunikasikan kebijakan ini kesemua karyawan atau pihak-pihak lain yang
berkepentingan agar masing-masing menyadari kewajibannya terhadap mutu,
kesehatan dan keselamatan kerja serta kelestarian lingkungan
e. Menyediakan kebijakan ini bagi pihak-pihak yang berkepentingan
f. Mengkaji secara berkala kebijakan ini untuk meninjau relevansi dan kesesuaiannya
dengan perubahan-perubahan yang dialami perusahaan
Hal. 1
2. Kebijakan K3 Penyedia Jasa
Komitmen manajemen proyek adalah melindungi segenap sumber daya manusia yang terlibat
di dalam pelaksanaan proyek . serta menciptakan suasana kerja yang ramah lingkungan.
Kami, manajemen proyek akan berusaha untuk :
a. Memadukan seluruh unsur Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan ke dalam tugas
dan tanggung jawab dari masing-masing bagian/personal.
b. Memadukan seluruh unsur Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan pada setiap
proses dan tahapan pelaksanaan konstruksi.
c. Mengidentifikasi seluruh resiko yang akan timbul dari setiap pelaksanaan dan melakukan
tindak pencegahan semaksimal mungkin.
d. Menghindari penggunaan material dan perlengkapan yang tidak aman.
e. Menekan sekecil mungkin dampak negatif dan kerusakan lingkungan yang ditimbulkan
akibat pelaksanaan proyek.
f. Aktif mempromosikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan.
Manajemen proyek , kami akan memastikan terlaksananya unsur-unsur Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Lingkungan demi terciptanya lingkungan kerja yang aman.
II. RENCANAAN
Hal. 2
Hal. 3
Hal. 4
Hal. 5
Hal. 6
Hal. 7
Hal. 8
Hal. 9
2. Pemenuhan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
Hal. 10
Sasaran dan Program
1. Sasaran K3
a. Memberikan produk dan layanan kepada Pelanggan dan stakeholder, sesuai spesifikasi
teknis dan persyaratan mencapai sasaran proyek tanpa kecelakaan / zero accident
b. Melindungi para pekerja dan orang lainnya di tempat kerja (formal maupun informal)
c. Menjamin setiap sumber produksi dipakai secara aman dan efisien
d. Menjamin proses produksi berjalan lancar
Hal. 11
III. PENERAPAN DAN OPERASI
1. Tanggung Jawab
a. Ketua P2K3
• Membuat Rencana Pelaksanaan K3 di proyek.
• Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) di proyek.
• Menunjuk atau memerintahkan satuan kerja di proyek untuk mendukung
pelaksanaan K3 di proyek.
• Mengendalikan kegiatan K3 di proyek.
• Memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada semua karyawan dan pekerja
mengenai masalah K3.
• Membuat laporan bulanan berupa data statistik yang merekam kejadian-kejadian K3
dan kecelakaan kerja serta mengevaluasi kecelakaan kerja.
• Membuat laporan-laporan ke pihak ekstern.
Hal. 12
• Membuat laporan kecelakaan, insiden, ketidaksesuaian dan rencana tindakan
perbaikan dan pencegahan yang terjadi di proyek
• Menyusun laporan K3 ke instansi terkait
• Membantu Ketua P2K3 dalam mengevaluasi proses, cara, dan lingkungan kerja,
menentukan tindakan koreksi terbaik, mengembangkan system pengendalian bahaya,
memberi penyuluhan di bidang K3, memeriksa kelengkapan APD, mengembangkan
layanan kesehatan.
• Membantu Ketua P2K3 untuk mendukung pelaksanaan K3 di proyek.
• Sebagai penanggung jawab Sistem Dokumentasi K3 dan ISO di Proyek.
• Mengelola dokumen-dokumen K3 baik internal maupun eksternal :
Untuk dokumen internal : menyusun dokumen, memberi status, menyimpan, dan
membuat daftar induk, mendistribusikan dan mengendalikan setiap kali terjadi
perubahan.
Untuk dokumen eksternal, menyimpan, memperbanyak sesuai kebutuhan dan
mendistribusikannya pada pihak-pihak berkepentingan.
• Identifikasi peraturan perundang-undangan dan interpretasinya.
• Memantau keterkinian terhadap peraturan perundang-undangan.
• Mengontrol penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) di Proyek
d. Team P3K
• Membantu Ketua TTD dalam menjalankan program Penanganan Kondisi Darurat.
• Memberikan penyuluhan cara hidup sehat kepada karyawan / pekerja.
• Memberikan pertolongan pertama pada korban kondisi darurat.
• Mengirim korban ke rumah sakit jika membutuhkan pertolongan lebih lanjut.
• Membuat berita acara penanganan kecelakaan.
• Mengadakan, merawat dan mengganti sarana P3K yang diperlukan.
• Memberikan bantuan P3K kepada korban bila terjadi kecelakaan
e. Team Evakuasi
• Membantu Ketua TTD dalam menjalankan program Penanganan Kondisi Darurat.
• Membuat sarana evakuasi.
• Memberikan pelatihan proses evakuasi kepada seluruh karyawan / pekerja.
Hal. 13
• Melakukan evakuasi karyawan / pekerja dan menyelamatkan aset setelah terjadi
kondisi darurat.
• Memastikan proses evakuasi dalam kondisi terkendali.
• Membuat berita acara pelaksanaan evakuasi dan penyelamatan aset setelah terjadi
kondisi darurat.
• Melakukan uji coba proses evakuasi secara berkala kepada seluruh karyawan.
• Memahami Site plan dan jalur evakuasi.
f. Chief Inspector
• Membantu ketua P2K3 untuk memantau pelaksanaan K3 di proyek.
• Melaksanakan aktivitas-aktivitas pemantauan dan pengukuran di proyek.
• Membuat laporan kecelakaan, insiden, ketidaksesuaian dan rencana tindakan
perbaikan dan pencegahan yang terjadi di proyek.
• Menyusun laporan K3 ke instansi terekait.
• Melakukan pengecekan terhadap tanda-2 / rambu-2 di proyek.
• Melakukan pengecekan terhadap kelengkapan dan penggunaan APD di proyek.
• Melakukan koordinasi untuk mengatasi situasi / kondisi darurat.
• Memahami Site Plan dan jalur evakuasi.
g. Wakil Bagian
• Membantu ketua P2K3 untuk memantau pelaksanaan K3 di bagian masing-masing.
• Sebagai wakil bagian masing-masing dalam konsultasi K3 dengan pihak manajemen
proyek.
• Memberikan pengertian dan pemahaman kepada karyawan / pekerja mengenai
pentingnya K3.
• Menampung dan menyalurkan inspirasi karyawan / pekerja mengenai kebijakan K3.
• Memberikan usulan atau saran kepada Ketua P2K3 mengenai permasalahan K3.
• Memberikan teguran atau peringatan kepada karyawan / pekerja atas pelanggaran /
penyimpangan terhadap kebijakan K3.
• Memahami Site Plan dan jalur evakuasi.
• Memantau pelaksanaan metode standar di masing-masing bagian.
Hal. 14
• Melakukan tindakan-tindakan yang dianggap perlu untuk terciptanya K3, (Kesehatan
dan Keselamatan Kerja), khususnya masalah lalu lintas, baik keselamatan karyawan
maupun keselamatan alat kerja, misalnya keselamatan mobilisasi alat berat (dump
truck, loader,dsb) dari base camp sampai ke lokasi proyek dan sebaliknya.
• Mengidentifikasi hal-hal yang dapat mengganggu tentang masalah kelancaran lalu
lintas di proyek, sehingga dapat dicegah dan dapat diatasi.
• Melakukan koordinasi dengan pihak dalam internal dan eksternal yang bersangkutan
dengan masalah traffic di proyek.
• Bertanggung jawab dalam pembuatan sarana-sarana/tanda-tanda/ rambu-rambu
yang diperlukan dalam rangka K3 di Proyek
• Bertanggung jawab dalam perbaikan sarana-sarana/tanda-tanda/rambu-rambu K3
apabila rusak
k. Inspector Pabrikasi
• Membantu Ketua P2K3 memantau pelaksanaan K3 di proyek
• Bertanggung jawab tentang masalah konstruksi proyek yang berhubungan dengan
program K3
• Mengidentifikasi lapangan akan bahaya yang akan ditimbulkan dalam proses
konstruksi dan berkoordinasi dengan ketua P2K3 untuk menyiapkan Alat Pelindung
Diri yang diperlukan di lapangan.
• Mengidentifikasi kondisi peralatan dan memastikan dalam keadaan aman.
• Membuat laporan hasil check list peralatan yang akan digunakan dan memberikan ijin
operasi bila dalam kondisi aman.
Hal. 15
Kompetensi dan Kualifikasi
a. Ketua P2K3
• Pendidikan minimum D3 atau sederajat.
• Pernah bekerja di proyek..
• Berbadan sehat.
• Pernah mendapat pelatihan Ahli K3.
• Paham terhadap persyaratan-2 dan ketentuan-2 K3.
• Mampu menyusun Rencana Pelaksanaan K3.
• Mampu berkoordinasi dengan pihak Internal dan External mengenai pelaksanaan K3.
d. Inspector
• Pendidikan minimum D3 atau sederajat.
• Pernah bekerja di proyek.
• Berbadan sehat.
• Paham terhadap metode kerja yang dilaksanakan.
• Paham terhadap ketentuan-2 dan persyaratan-2 K3.
• Mampu mengevaluasi terhadap pelaksanaan K3.
• Mampu berkoordinasi dengan pihak Internal dan External mengenai pelaksanaan K3.
Hal. 16
e. Wakil Bagian
• Pendidikan minimum D3 atau sederajat.
• Pernah bekerja di proyek.
• Berbadan sehat.
• Bersifat kritis terhadap pelaksanaan K3.
• Pernah membawahi lebih dari 10 orang pekerja.
• Paham terhadap ketentuan-2 dan persyaratan-2 K3.
• Mampu berkomunikasi secara vertikal maupun horizontal.
• Mampu berkoordinasi dengan pihak Internal dan External mengenai pelaksanaan K3.
Hal. 17
Hal. 18
Hal. 19
Pelatihan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan
Hal. 20
Pelatihan Breathing dan Pemberian Oksigen
Hal. 21
Pelatihan Perancangan Scafolding
Hal. 22
Pelatihan Medical Evacuation
Hal. 23
Pelatihan Pemadam Kebakaran
Hal. 24
3. Komunikasi dan Penyuluhan
Ilustrasi Komunikasi Pemasangan Poster ( Komunikasi K3 )
Sebelum memulai pekerjaan :
- Mengetahui Pekerjaan dan Resiko Kecelakaan sebelum melakukan pekerjaan
- Melengkapi diri dengan Alat Pelindung Diri (APD) :
a. Helm Proyek dan Tali Pengikat
b. Sabuk Keselamatan
c. Kacamata Pelindung
d. Sarung Tangan
e. Sepatu Safety
f. Kartu Identitas Diri
g. Rompi Reflektif
- Selalu menggunakan APD yang sesuai/tepat dengan pekerjaan yang akan dilakukan untuk
menghindarkan diri dari kecelakaan
- Selalu Menggunakan APD di lokasi Pekerjaan
- Jika Bekerja di laut atau sungai gunakan selalu Rompi Pelampung
Sebelum Memulai Pekerjaan :
- Apa yang akan dikerjakan pada hari ini ;
- Bagaimana cara mengerjakannya ;
- Peralatan dan bahan apa saja yang akan di pakai ;
- Berapa jumlah tenaganya ;
- Identifikasi bahaya apa yang mungkin akan terjadi pada pekerjaan yang dilakukan ;
- Cari solusi bagaimana melakukan pekerjaan yang aman ;
- Sepakati dan pahami cara kerja aman;
- Laksanakan ! . .
Hal. 25
Bekerja di Ketinggian
Angkatlah
sesuatu barang
dengan benar
sesuai
petunjuk
Kelompokkan
setiap jenis
Ambil material
sesuai susunan Hal. 26
Menjaga Kebersihandan Kesehatan Area Kerja
Hal. 27
Persyarat Teknis K3 Untuk
Pekerjaan Perancah
1. Perancah harus dibuat dari bahan yang kuat
2. Beri perkuatan pada sudutnya
3. Selalu periksa perkuatan dan sambungan-sambungan pada perancah
4. Platform harus ditunjang dengan perancah yang kuat
5. Buat tangga sementara yang cukup kuat, lebar +/- 60 cm dengan dua pegangan tangan di
kanan kirinya
6. Papan untuk injakan kaki harus dibuat dari papan yang kuat dan harus lebih dari satu papan
7. Jembatan penghubung sementara harus kuat dan tidak lentur
8. Lubang terbuka sekitar anjungan harus diberi tutup dan memberi kesan tentang tutup
tersebut dan gunakan jaring pada perancah yang tinggi
9. Perlu dipasang jaring pengaman dan pinggir pengaman
10. Lantai perancah harus tetap bersih dan tidak boleh licin
11. Gunakan sambuk pengaman dan tali pengaman untuk pekerja
12. Perancah tidak boleh dimuati melebihi kapasitasnya
1. Dokumentasi
a. Semua kegiatan didokumentasikan yang memadai meliputi : manual, prosedur, instruksi
kerja dll.
b. Dokumentasi dijaga dalam media yang memadai (hardcopy/cetakan dan softcopy/file)
c. Dokumentasi dimaksud harus : direvisi, diperiksa, disetujui, dievaluasi dan disiman oleh
personil yang berwenang
d. Dokumentasi yang disimpan harus dibuat identifikasi (penomoran) sehingga mudah
ditelusur.
2. Pengendalian Dokumen
a. Untuk mempermudah pengendalian harus dibuatkan prosedur pengendalian dokumen.
b. Dokumentasi yang valid disimpan dijaga dengan baik dan siap tersedia bagi yang
berkepentingan.
c. Dokumentasi usang yang tidak valid harus ditarik dan dipastikan tidak digunakan lagi.
Hal. 28
d. Dibuat sistem cara pemantauan dokumen dengakap dengan : (daftar, status, revisi dan
lokasi dari data dan dokumen)
Manual K3
2. Prosedur K3
a. Setiap proses dan elemen SMK3, yang saling terkait yang diperlukan untuk mencapai
sasaran K3 harus dibuat prosedurnya sesuai dengan persyaratan ini.
b. Prosedur harus disusun, didokumantasikan, ditinjau dan disahkan sesuai dengan ketentuan
dalam prosedur pengendalian dokumen
c. Prosedur memuat, judul, nomor identifikasi, status, pembuat dan pengesahan nya, rekaman
kronologi perubahan atau penjelasan singkat revisi prosedur, dan isi pokok prosedurnya
sendiri, yang setiap perusahaan bisa berbeda.
d. Salah satu contoh isi pokok-pokok prosedur adalah sbb:
• Ruang lingkup
• Tujuan
• Definisi
• Rujukan / wacana
• Ketentuan umum
• Urutan proses, wewenang dan tanggung jawab
• Kondisi khusus atau kekecualian
• Lampiran
• Rekaman
Instruksi Kerja
1. Adalah ketentuan dan petunjuk praktis sebagai standar acuan untuk melaksanaan suatu
kegiatan tertentu yang tipikal dan rutin sebagai bagian dari proses tertentu, dalam rangka
mencapai sasaran K3, oleh petugas yang ditunjuk yang telah memenuhi sarat kompetensi
2. Instruksi kerja harus disusun, didokumantasikan, ditinjau dan disahkan oleh pejabat yang
kompeten dan berwenang, sesuai dengan ketentuan dalam prosedur pengendalian dokumen
3. Format instruksi kerja sangat bervariasi, tergantung pada kebutuhan dan tingkat risikonya. Yang
lebih detail adalah seperti format prosedur, dan yang paling sedehana bisa berupa lembaran
Hal. 29
petujuk praktis, yang telah disyahkan oleh pejabat yang berwenang dan berkompetensi ubtuk
kegiatan dimaksud.
5. Pengendalian Operasional
1. EVAKUASI
a. Penyelamatan tenaga kerj dan personil lain
b. Pembinaan pengetahua evakuasi
c. Latihan evakuasi
2. PENANGGULANGAN
a. Pelaksanaan pemadam kebakaran
b. Bekerjasama dengan unit pemadam lain
c. Peningkatan ketrampilan pemadam kebakaran
3. P3K
a. Pelayanan pertolongan pertama darurat kebakaran
b. Bekerjasama dengan instansi lain dalam penangana kondisi darurat
Hal. 30
Manajemen Evakuasi dan Tanggap Darurat (METD)
Pokok-Pokok METD
1. Identifikasi potensi bahaya kebakaran / KEADAAN DARURAT LAINNYA
2. Inventarisasi peralatan proteksi kebakaran dan sarana jalan keluar
3. Pemeliharaan peralatan proteksi kebakaran dan sarana jalan keluar (Pemeriksaan dan
pengetesan berkala)
4. Pengawasan terhadap lingkungan kerja
5. Pengorganisasian
6. Rekruitmen personil peran kebakarandan evakuasi
7. Pendidikan dan pelatihan personil peran kebakarandan Evakuasi
8. Latihan/simulasi kondisi-kondisi kebakarandan Evakuasi
9. Rencana langkah-langkah/tindakan pada saat kondisi kebakarandan evakuasi
10. Visualisasi tindakan evakuasi drill dan pemadaman kebakaran
1. Identifikasi Potensi Bahaya Kebakaran
a. Sambungan-sambungan listrik
b. Kontrol bahan-bahan berbahaya (B3)
c. Ancaman keselamatan jiwa (faktor sjk : max travel distance, isi bangunan, type pintu
exit, exit sign, hambatan pd jalan keluar)
d. Asap & gas kebakaran
e. Renovasi/penambahan bangunan ruang (potong/las logam; tumpukan bahan
buangan)
2. Inventarisasi Peralatan Proteksi Kebakaran
a. Alarm kebakaran
b. Hidran kebakaran
c. Sprinkler
d. Alat pemadam api ringan (APAR)
e. Fixed Installation System
Hal. 31
3. Pemerikasaan Peralatan Proteksi Kebakaran ( Pemeriksaan dan Pengetesan Berkala )
a. Jadwal pengetesan rutin (mingguan/bulanan/tahunan)
b. Pengecekan berkala (kelengkapan & performance)
c. Pencantuman label (memuat tentang tanggal pengecekan & kondisi terakhir)
d. Rekaman tertulis tentang hasil pemeriksaan/uji coba
IV. PEMERIKSAAN
Dalam pelaksanaan K3, Penyedia Jasa harus mempunyai “Sistem Pengukuran dan Monitoring
Kinerja” dengan ketentuan sbb :
1. Adanya prosedur yang terdokumentasi dengan baik untuk:
a. Pengukuran kualitatif dan kuantitatif sesuai kebutuhan organisasi perusahaan.
b. Pengawasan tingkat pemenuhan terhadap tujuan K3 organisasi perusahaan.
c. Pengukuran yang proaktif untuk memonitor kesesuaian dengan program manajemen
K3, kriteria operasi dan persyaratan perundangan dan peraturan yang berlaku.
d. Pengukuran kinerja untuk memonitor kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, insiden
dan bukti historis lainnya dari kekurangan kinerja K3.
e. Pencatatan data dan hasil kegiatan monitoring dan pengukuran untuk memfasilitasi
analisa tindakan perbaikan dan pencegahan.
2. Bila “peralatan monitoring” diperlukan untuk mengukur dan memonitor kinerja, organisasi
perusahaan harus menetapkan dan memelihara prosedur kalibrasi dan perawatan
tersebut.
3. Bila “peralatan monitoring” diperlukan untuk mengukur dan memonitor kinerja, maka hasil
kalibrasi dan perawatannya disimpan / didokumentasikan.
4. Inspeksi tempat kerja, terdiri dari:
a. Menyusun daftar inspeksi.
b. Menyusun jadwal inspeksi.
c. Melaksanakan inspeksi.
5. Inspeksi peralatan kerja, terdiri dari:
a. Menyusun daftar inspeksi.
b. Menyusun jadwal inspeksi.
c. Melaksanakan inspeksi.
6. Mempunyai laporan penyelesaian ketidak sesuaian.
Hal. 32
2. Ketidaksesuaian, Insiden dan Perbaikan
1. Penyedia Jasa bertanggung jawab apabila terjadi kecelakaan dan gangguan kesehatan para
pekerja di tempat kerja selama kegiatan pekerjaan konstruksi berlangsung.
2. Penyedia Jasa wajib melaporkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen tentang kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja yang telah terjadi pada kegiatan yang dilaksanakan
3. Penyedia Jasa harus mempunyai “Sistem Pengelolaan Ketidaksesuaian, Insiden, Kecelakaan
Kerja” dengan ketentuan sbb :
a. Adanya Prosedur Yang Terdokumentasi Dengan Baik Untuk Penanganan
Ketidaksesuaian, Insiden, Kecelakaan Kerja.
b. Adanya Prosedur Yang Terdokumentasi Dengan Baik Untuk Penyelidikan
Ketidaksesuaian, Insiden, Kecelakaan Kerja.
c. Adanya Laporan Ketidaksesuaian, Insiden, Kecelakaan Kerja
d. Adanya Laporan Penyelidikan Ketidaksesuaian, Insiden, Kecelakaan Kerja
e. Adanya Tindak Lanjut Terhadap Laporan Penyelidikan Ketidaksesuaian, Insiden,
Kecelakaan Kerja
f. Adanya Daftar Ketidaksesuaian, Insiden, Kecelakaan Kerja
Penyedia Jasa harus mempunyai “Sistem Pengelolaan Tindakan Perbaikan dan Pencegahan”
dengan ketentuan sbb:
1. Adanya prosedur yang terdokumentasi dengan baik untuk Perbaikan dan Pencegahan, yang
memuat :
a. Tindakan untuk memperbaiki konsekuensi / dampak dari ketidaksesuaian, insiden,
kecelakaan kerja
b. Tindakan untuk memperbaiki konsekuensi / dampak dari ketidaksesuaian, insiden,
kecelakaan kerja
c. Penentuan dan penyelesaian tindakan perbaikan dan pencegahan
d. Konfirmasi keefektifan tindakan perbaikan dan pencegahan yang diambil
2. Prosedur dimaksud harus mensyaratkan bahwa semua tindakan perbaikan dan pencegahan
yang diusulkan akan ditinjau melalui proses penilaian resiko.
3. Setiap tindakan perbaikan dan pencegahan yang diambil untuk menghilangkan penyebab
ketidak-sesuaian (baik aktual maupun potensial) harus sesuai dengan besarnya masalah
dan seimbang dengan resiko K3 yang dihadapi.
Hal. 33
Alir Penangani Kecelakaan Berat
Hal. 34
Alir Penanganan Kecelakaan Dengan Korban Meninggal
Hal. 35
Ketentuan tentang INSIDEN DAN KECELAKAAN KERJA Harus mengikuti :
1. Permenaker No : Per.03/MEM/1998, tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan
Kecelakaan
2. SK Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenaga Kerjaan No Kep
84/BW/1998 tentang Cara pengisian Formulir Laporan dan Analisis Statistik Kecelakaan
Definisi :
Inspeski K3 adalah pemeriksaan rutin dan berkala terhadap obyek kegiatan, biasanya dilakukan
oleh setempat yang memiliki keahlian / kompetensi sesuai bidang yang di inspeksi
1. Inspeksi K3 harus dilakukan oleh petugas / orang yang mempunyai kompetensi K3 dan
keilmuan sektor/bidang yang diinspeksi
2. Metode inspeksi harus disesuaikan dengan kondisi dan jenis pekerjaan. Teknologi, peralatan
dan lingkungan dimana tempat inspeksi dilaksanakan
3. Hasil inspeksi harus dapat dianalisa dan dievaluasi untuk menghasilkan rekomendasi
perbaiakan / penyempurnaan
4. Hasil inspeksi harus di dokumentasikan dan dipelihara
Hal. 36
Jenis Inspeksi
1. Menurut Sifat
• Inspeksi informal
Inspeksi informal tidak terjadwal, mempunyai keterbatasan dan kurang sistematis,
terkadap inspeksi informal dalam keadaan tertentu diperlukan terutama pada masalah
yang harus segera ditangani
• Inspeksi formal
Inspeksi formal biasanya terjadwal, dan sistematis. Misalnya inspeksi pada item khusus,
inspeksi yang dilakukan oleh manajer lebih tinggi
2. Menurut Urgensi
• Inspeksi umum
Inspeksi umum untuk melihat apakah ada perubahan terhadap prosedur kerja, peralatan,
bahan, lingkungan kerja dan standard house keeping telah tepenuhi
• Inspeksi bagian kritis
Inspeksi bagian kritis adalah komponen dari mesin peralatan atau struktur yang akan
menimbulkan masalah besar apabila rusak/aus, salah pemakaian atau pelaksanaan kerja
yang tidak memadai
3. Menurut Tahap Pekerjaan
• Tahap instalasi
Tahap instalasi adalah inspeksi yang dilakukan terhadap suatu peralatan kerja yang akan
digunakan dalam menangani pekerjaan tertentu pada saat peralatan kerja tersebut di
rakit
• Tahap operasi
Tahap operasi adalah inspeksi yang dilakukan terhadap suatu peralatan kerja yang sedang
digunakan dalam menangani pekerjaan tertentu pada saat peralatan tersebut
dioperasikan
• Tahap pembongkaran
Tahap pembongkara adalah inspeksi yang dilakukan terhadap suatu peralatan kerja yang
telah digunakan dalam menangani pekerjaan tertentu pada saat peralatan tersebut
dibongkar
• Tahap penyimpanan
Tahap penyimpanan adalah inspeksi yang dilakukan terhadap suatu peralatan kerja pada
saat peralatan kerja tersebut disimpan termasuk kedalam inspeksi ini adalah kalibrasi alat
Hal. 37
Tahap Inspeksi
Audit
Definisi
Audit adalah proses yang sistematis, mandiri dan terdokumentasi untuk memperoleh bukti dan
mengevaluasinya secara obyektif untuk menetukan sejauh mana kriteria audit dipernuhi.
Audit K3 konstruksi bidang pekerjaan umum adalah pemeriksaan secara sistematik dan
independen dalam kerangka pembinaan untuk memberikan penilaian terhadap efektifitas
penyelenggaraan K3 konstruksi bidang pekerjaan umum di lingkungan kerja.
Audit internal K3 konstruksi bidang pekerjaan umum, adalah audit K3 konstruksi bidang pekerjaan
umum yang dilakukan oleh internal ( pejabat yang kompeten dari pihak penyedia jasa ).
Hal. 38
Perbedaan Inpeksi dan Audit
Inspeksi K3 :
1. Upaya menemukan sumber daya bersifat teknis
2. Upaya menemukan kondisi dan perilaku nonstandard
3. Berfokus pada proyek / kegiatan kerja
Audit K3 :
Adalah pengujian kritis secara sistematis terhadap keseluruhan kegiatan keseluruhan kegiatan
perusahaan dengan tujuan untuk meminimasi kerugian
a. Mencari ketidaksesuai dalam sistem
b. Mengukur efektifitas pelaksanaan sistem
c. Berfokus pada sistem
Hal. 39
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
A PEKERJAAN PERSIAPAN 1,88 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27 100
B PEKERJAAN LANDSCAPE 68,13 3,24 3,24 3,24 3,24 3,24 3,24 3,24 3,24 3,24 3,24 3,24 3,24 3,24 3,24 3,24 3,24 3,24 3,24 3,24 3,24 3,24 80
C PEKERJAAN RUMAH JAGA 8,30 0,92 0,92 0,92 0,92 0,92 0,92 0,92 0,92 0,92 60
D PEKERJAAN TOILET UMUM 10,41 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 40
E PEKERJAAN SUMUR BOR 6,52 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 20
A JUMLAH 100,00 0,27 3,24 3,24 3,24 4,60 4,33 4,33 4,33 4,60 4,33 4,44 4,44 5,65 5,38 4,19 5,11 5,38 5,11 5,11 5,11 5,38 5,11 1,87 1,19
B RENCANA FISIK KOMULATIF 0,00 0,27 3,51 6,76 10,00 14,60 18,93 23,26 27,59 32,19 36,52 40,96 45,39 51,04 56,42 60,61 65,73 71,11 76,22 81,33 86,45 91,83 96,94 98,81 100,0
C REALISASI FISIK KOMULATIF 0,00
D DEVIASI (+/ -)
Dibuat oleh,
PT. BOANERGES PUTRA UTAMA
VINCENSIUS SILAEN
Direktur
JADWAL PENYEDIAAN/ MOBILSASI PERSONIL
1 General Superintendent 1 Org AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA
2 Quality Engineer 1 Org AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA
3 Quantity Engineer 1 Org AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA
4 Pelaksana Lapangan 1 Org AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA
5 Tenaga K3 1 Org AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA
Dibuat oleh,
PT. BOANERGES PUTRA UTAMA
VINCENSIUS SILAEN
Direktur
JADWAL PENYEDIAAN PERALATAN
1 Hydraulic Plate Compactor 1 Unit AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA
2 Dump Truck 2 Unit AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA
3 Generator Set 1 Unit AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA
Dibuat oleh,
PT. BOANERGES PUTRA UTAMA
VINCENSIUS SILAEN
Direktur
JADWAL PENYEDIAAN BAHAN/ MATERIAL
B PEKERJAAN LANDSCAPE AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA
C PEKERJAAN RUMAH JAGA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA
D PEKERJAAN TOILET UMUM AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA AxA
Dibuat oleh,
PT. BOANERGES PUTRA UTAMA
VINCENSIUS SILAEN
Direktur
SPESIFIKASI TEKNIS
Dibuat oleh,
PT. BOANERGES PUTRA UTAMA
VINCENSIUS SILAEN
Direktur
DAFTAR USULAN
PEKERJAAN YANG DISUB KONTRAKKAN
Tidak di Sub-Kontrakkan
Dibuat oleh,
PT. BOANERGES PUTRA UTAMA
VINCENSIUS SILAEN
Direktur
FORMULIR REKAPITULASI
PERHITUNGAN TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI (TKDN)
BARANG
1 Material Langsung (Bahan Baku) 1.016.043.673,32 1.016.043.673,32 100,00 78,40
JASA
3 Manajemen Proyek & Perekayasaan 24.367.000,00 24.367.000,00 100,00 1,88
Dibuat oleh,
PT. BOANERGES PUTRA UTAMA
VINCENSIUS SILAEN
Direktur
DAFTAR PERSONIL INTI
PENGALAMAN TAHUN
NO NAMA TGL/ BLN/TH LAHIR TINGKAT PENDIDIKAN JABATAN DALAM PEKERJAAN KERJA PROFESI/ KEAHLIAN
( THN ) SERTIFIKAT/ IJAZAH
1 Pendi Santhoso, ST Tanjung Karang, S.1. Teknik Sipil General Superintendent 17 Tahun Ahli Teknik Bangunan Gedung- SERTIFIKAT LPJK
23 Nopember 1975 Madya Ijazah - 2002
2 Ben Triyudho Soeprapto, ST Jakarta, S.1. Teknik Arsitektur Quality Engineer 15 Tahun Ahli Arsitektur Lansekap - Madya SERTIFIKAT LPJK
27 Agustus 1978 Ijazah - 2004
3 Afriyanto, ST Padang, S.1. Teknik Sipil Quantity Engineer 17 Tahun Pelaksana Bangunan Gedung/ SERTIFIKAT LPJK
13 April 1977 Pekerjaan Gedung Ijazah - 2002
4 Evi Agus Nata Saputra Metro, S.M.K Pelaksana Lapangan 28 Tahun Pelaksana Bangunan Gedung/ SERTIFIKAT LPJK
17 Agustus 1970 Pekerjaan Gedung Ijazah - 1991
5 Asep Eka Saputra, ST Bandar Lampung, S.1 Teknik Sipil Tenaga K3 8 Tahun Ahli K3 Konstruksi - Madya SERTIFIKAT LPJK
03 Mei 1988 Ijazah - 2011
Dibuat oleh,
PT. BOANERGES PUTRA UTAMA
VINCENSIUS SILAEN
Direktur
CERTIFICATES
Tahun 2015
Tahun 2015
Tahun 2014
Tahun 2014
Tahun 2013
Tahun 2013
Tahun 2012
Tahun 2012
Tahun 2011
8.9. a. Nama Proyek : Perencanaan Teknis Konservasi
Pembangunan Prasarana Sarana dan
Utilitas Lingkungan Rumah Tradisional
Sejahtera
b. Lokasi Proyek : Provinsi: Bali, NTB dan NTT
c. Pengguna Jasa : Satker Penyediaan Perumahan Kementerian
Perumahan Rakyat Pusat Pengembangan
Perumahan
d. Nama Perusahaan : CV. Rekayasa Jati Mandiri
e. Uraian Tugas : Menyiapkan materi DED, RKS terhadap
pelaksanaan pekerjaan
Membuat dan meneliti gambar DED
Memeriksa dan mengesahkan terhadap
schedulle
Mendokumentasi Laporan Pra Rancangan,
Pengembangan Rancangan, Gambar Detail
Menyiapkan dokumen pelelangan untuk
membantuTeam Leader saat Penjelasan
Pekerjaan
Tahun 2011
Tahun 2010
Tahun 2010
Tahun 2009
Tahun 2009
8.14. a. Nama Proyek : Penyusunan Masterplan dan Detail
Engineering Design (DED) Kawasan Rumah
Susun Sederhana Sewa Berbasis Desain T-
24 Kabupaten Jepara
b. Lokasi Proyek : Kabupaten Jepara
c. Pengguna Jasa : SNVT Pengembangan Permukiman Jawa Tengah
d. Nama Perusahaan : CV. Rekayasa Jati Mandiri bekerja sama dengan
PT. Saranabudi Prakarsaripta
e. Uraian Tugas : Menyiapkan materi DED, RKS terhadap
pelaksanaan pekerjaan
Membuat dan meneliti gambar DED
Memeriksa dan mengesahkan terhadap
schedulle
Mendokumentasi Laporan Pra Rancangan,
Pengembangan Rancangan, Gambar Detail
Menyiapkan dokumen pelelangan untuk
membantuTeam Leader saat Penjelasan
Pekerjaan
f. Waktu Pelaksanaan : 24 Pebruari 2009 – 25 Mei 2009 (3 bulan)
g. Posisi Penugasan : Ahli Lansekap
h. Status Kepegawaian : Tidak Tetap
pada Perusahaan
i. Surat Referensi dari :
Pengguna Jasa
Tahun 2008
8.15. a. Nama Proyek : Penyusunan Masterplan dan Perencanaan
Teknis (DED) Pelestarian Kawasan Museum
Situs Manusia Purba Sangiran Jawa Tengah
b. Lokasi Proyek : Kabupaten Sragen Provinsi Jawa Tengah
c. Pengguna Jasa : Departemen Kebudayaan dan Pariwisata
Direktorat Sejarah dan Purbakala
Tahun 2008
Tahun 2007
Tahun 2007
Tahun 2006
Tahun 2006
Tahun 2005
Tahun 2005
Daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan penuh rasa tanggung
jawab. Jika terdapat pengungkapan keterangan yang tidak benar secara sengaja atau
sepatutnya diduga maka saya siap untuk digugurkan dari proses seleksi atau dikeluarkan
jika sudah dipekerjakan.
dto
rO
Q.
f!,
C\|
$t
i'
S\
qsi
s:d
tr
I
$.'s
o
7 q
F
$'* t\: 1- TIJ
N
,, p\l ll
ls\ u H$ o-
: "'r^\ UJ
o g:.'9l d
an
\*"
+ 'R
j"\ .,_.
.*
c0
rs\S
..
E ,',-,..
\..
E
'6
\g
Ht,
:'\
'
''st!
rsr
I '*'
\- \' .'= t=
u (E
..$ *\ti
.9.
R\: \\\\\ \\\\\\ E
{tx\\ \.\\\\\ \.:Ei \ : \\YA ]!
:: } (',
.j''
i\l
N 0)
.s g.
.",{ *
, .\
..t S
\*" \
i"\
Kg H.u
6N 56 o
*r$
":r
!o"
;..
z< -E :<= Z
E
o
.+" O. ''l
*i e' 'n
rrrr)*
.":.\ *
\*r
\
**- ,t,
:"'. 'J
\
. :*\ ...: '.i
.'.'
)\\ i!\ i,.:.
s\\\ \\\\ \s
Efr
gE
*B
io
(,
N
=E r: 5l
o
2s$
=E'p
!(€E
=E
rEO
?CL
.EI
I
6t
<l
Il
?I
-
E
=cDE,(5
AgEg
l-t (!-a !E E8
OG|
=t)t
ol
zOEE E
q.o CIl:)
*
E ll o
EIE
{ fflE
>l
E, EE E E
ql
fl
H Eg 6 E
{
il
6 HE EP
2:: B.
EE
Bdi E TG
fiFJ qE
tHl
o-
5E E
g $e
.88
F E)
fiP
EE
=
9
Y,8 ? -
Pf rEagg*E
Eg$gEEflEB
gH Ptg
(l,t
.=(E
o(L
ffi[ co
*.
i,
F
3
tE
etgEEEEEE
E E a E g.E ai5 =F
Aa
izsE-igo 6$
E6
E'EEp,EE**"t n6
gEEEEEggE ;P
<,-
orDocr(,oro}oo
lvY
==EE===== Ev/
9ft
r o,l f) \i rf) (o F- eo 6) 66
to
SP
ob
b oo
o
Y -N
$
$e
GE
=G
(0o',
I
I
I
I
ou,
e\c
l
'_ I
Jfir(se
$ I
(} I
(s
a'r
I
I
I
I {S$#
E.E
o
a
I
EKJ
-v
o
lc Es.EYc''
h E-
G
o- f;H
o)-g
$sc
co (f)
r-l
'=l
oo (rI {u
C:E{EC
1t
.l
E $E E G -.1
Lll
_a '!3 {tr := <l
Tl
$ Gc}.QtE '7,4 -J-l -
T) FE ru L
-lLI]5
G
Pq .E * H E A t
ts o CIl
-o
4t-
'a IilJ
$ s,; 0-
t3 E *
tf E
s*
n f;
5i < ,* -t
_ll tU
EI;
,;EE t i[E ; a *
I
z!q vtw /
*E
ke
th
v
:)
CffiJJflI
AP;XUt64rr =LL'-r
L!.
dl5
rt
/l
2.tr
u
F g..cI FP* E P fiD P
0jl
II
.t
u.:
@
z
vo
*sF'IO HB H5S;
,}frTT -l
,l
}5 EFP$
{ 5 E AF
ul
A-
.c -t
-c
G af,
: n5 fi i
3
CU
-o
E
Y
#:n ss
LL!; b 2
d, E =
q)$h:]tEGe 'n
E s
a
TE
(r)
EE
VtrHcro
Oifmo.fi,
I fi6 E e.
_6
;E
5
$ * E U.d (0 E .-a4
_U-:<.
,o6 $ c 5 u)
r EE a g GG
o8
;xr!
EE
t$ IA EP : 6,
fia
EE
(1) CO
-C') 6._
(E
€E EgB€fr
€86
BS
eo
'rF
q6
([ ,jh
(sy
a€
!!
o.ts tEA
=6Eg
60
offi I
\
I
I
fi f;
r-s(DEP(.I P* 6 g
= .E;
qxx
c 6i
P'EO
F b6
5s q).r
- c.i ai ^ci
Y -N
DAFTAR PERALATAN UTAMA
1 Hydraulic Plate Compactor 1 Unit - Variable 2016 Baik Bandar Lampung Surat Dukungan
2 Dump Truck 2 Unit 3.5 Ton Hino 2015 Baik Bandar Lampung Surat Dukungan
Dibuat oleh,
PT. BOANERGES PUTRA UTAMA
VINCENSIUS SILAEN
Direktur