Anda di halaman 1dari 16

PERMAINAN DAN STIMULASI ANAK USIA DINI

Disusun Oleh:
Uci Gunata

JURUSAN PENDIDIKAN
ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIYAH DAN
KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA
SAIFUDDIN JAMBI
JAMBI 2017
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami mengucapkan puji syukur kehadiran ALLAH


S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan hidayanya sehingga bisa
menyelesaikan karya tulis ilmiah tentang “Permainan dan Stimulasi Anak
Usia Dini” yang sangat sederhana ini. Sholawat dan salam kita curahkan
kepada nabi Muhammad saw. Mudah mudahan dengan kita selalu
bersholawat kepada beliau kita akan mendapatkan syafaatnya di hari kiamat
nanti, Amiin yarobbal alamiin.
Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing mata
kuliah ini. Walaupun sudah berusaha semksimal mungkin, kami mengakui
bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai
hal. kami yakin bahwa karya tulis ilmiah ini jauh dari kata sempurna. Begitu
pula dengan karya tulis ini yang telah kami selesaikan. Tidak semua hal dapat
kami deskripsikan dengan sempurna dalam karya tulis ini. Maka dari itu,
kami bersedia menerima kritikan dan saran dari pembaca. Kami akan
menerima krtikan dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat
memperbaiki karya tulis kami di masa datang. Kami berharap dan berdoa
mudah-mudahan karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
khususnya bagi pembaca.

Jambi, 11 Desember 2017

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................

DAFTAR ISI.........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................
A. Latar Belakang..........................................................................................................
B. Rumusan Masalah...................................................................................................
C. Tujuan..........................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................
A. Pengertian Motorik................................................................................................
1. Motorik Halus....................................................................................................
2. Motorik Kasar....................................................................................................
B. Permainan Stimulator...........................................................................................
1. Stimulasi Motorik.............................................................................................
2. Stimulasi Kognitif.............................................................................................
3. Stimulasi Sensoris............................................................................................
C. Permainan dan Kreativitas Anak......................................................................
1. Maiana untuk Tahap Sensorik Motorik...................................................
2. Mainan Tahap Pra Operasional..................................................................
3. Maianan untuk Tahap Operasional...........................................................
D. Pengaruh Stimulasi Bagi Anak Usia Dini.......................................................

BAB III PENUTUP..............................................................................................


A. Kesimpulan ...............................................................................................................
B. Saran.............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada anak usia dini, bermain adalah kehidupan yang tidak bisa ia
tinggalkan karena bagi anak, bermain adalah hidup dan hidup adalah
permainan. Anak usia dini tidak dapat membedakan antara bermain, belajar
dan bekerja.1 Waktu bermainnya pun tidak terjadwal dan berlangsung
sepanjang waktu selama anak belum istirahat atau tidur. Pada masa bermain,
anak dapat menerima berbagai pengetahuan,arahan, dan bimbingan dari
1
Hijriati. “Peranan dan Manfaat Ape untuk Mendukung Kreativitas Anak Usia Dini”. Vol. 3 No.
2, Juli – Desember 2017, 59.
beraneka ragam untuk menjadikannya pengalaman untuk hidup dan
pengalaman untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Bermain juga
berperan dalam membangkitkan saraf motorik dan sensoriknya. Para ahli
pendidikan melalui berbagai penelitian, menemukan bahwa bermain
berpengaruh pada perkembangan anak. Bermain merupakan suatu kegiatan
yang dapat menstimulasi perkembangan anak. Bermain pada anak pasti
memiliki karakteristik yang berbeda, semua itu di pengaruhi oleh faktor
kesehatan dan lingkungan mereka sendiri. Memanfaatkan kegiatan bermain
bagi perkembangan dapat membentuk kemampuan anak secara optimal.
Kegiatan bermain dan alat bermain tidak perlu mahal tetapi sesuai dengan
jenis permainannya dan memahami pentingnya bermain bagi anak. 2

Bermain juga membentuk pertumbuhan dan perkembangan fisik anak


(koordinasi motorik halus dan kasar). Kemampuan motorik merupakan
kemampuan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang
terkoordinasi antara susunan saraf, otot, otak yang terkoordinasi.
Kemampuan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting
dalam perkembangan individu secara keseluruhan. Kemampuan motorik
berjalan sejalan dengan kematangan saraf dan otot. Oleh sebab itu, setiap
gerakan yang dilakukan anak sesederhana apapun sebenarnya merupakan
hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai dan sistem dalam tubuh
yang di kontrol otak. Jadi, otak yang berfungsi sebagai bagian dari susunan
saraf yang mengatur dan mengontrol semua aktifitas fisik dan mental anak.
Sehingga banyak ahli yang mengatakan bahwa perkembangan kemampuan
motorik anak baik secara fisik maupun mental.3

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu motorik dan pembagian motorik?
2. Apa permainan stimulator?
3. Bagaiman pengaruh stimulasi bagi anak usia dini?

C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian motorik dan pembagian motorik
2. Mengetahui permainan stimulator
3. Mengetahui pengaruh stimulasi untuk anak usia dini

2
Malpaeni Satriana. “Permainan Tradisional Berbasis Budaya Sunda sebagai sarana
Stimulasi Perkembangan Anak Usia Dini”, Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. (PAUD PPs
Universitas Negeri Jakarta, 2011), Vol. 7, 65-66.
3
Wijaya Adi Putra. “Perbandingan Alat Bermain Motorik Kasar dan Media Motorik Halus
terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun Paud Labschool Jember”, Jurnal
Ilmiah Pendidikan PraSekolah dan Sekolah Awal. (IKIP PGRI Jember, 2017), 87.
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Motorik

Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan


gerak seorang anak.4 Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang sejalan
dengan kematangan saraf dan otot anak. Sehingga, setiap gerakan
sesederhana apapun, adalah merupakan hasil pola interaksi yang kompleks
dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak.
Perkembangan gerakan motorik adalah perkembangan pengendalian
gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinasi antara susunan saraf,
otot, dan otak. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan motorik
halus. Kedua macam perkembangan motorik tersebut penting dan
diperlukan agar anak dapat berkembang optimal.

1. Pengertian Motorik Halus

Motorik halus adalah kemampuan gerakan yang melibatkan bagian


tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil/halus, namun gerakan
ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat 5, seperti
menyuap makanan, berpakaian, memindahkan benda, mencoret-coret,
menyusun balok, menggunting, menulis, meronce, dan aktivitas lain yang
membutuhkan koordinasi tangan. Motorik halus berkaitan juga dengan
koordinasi otot-otot kecil di daerah oral, seperti lidah, bibir, dan otot-otot
pipi. Fungsi dasar motorik halus sudah ada sejak anak lahir dan berkembang
secara bertahap. Anak-anak yang perkembangan motorik halus kurang,
umumnya disebabkan oleh stimulasi dari lingkungan yang juga kurang.
Kemampuan motorik halus adalah meningkatkan pengoordinasian
gerak tubuh yang melibatkan otot dan saraf yang jauh lebih kecil atau detail.
Kelompok otot dan saraf inilah yang nantinya mampu mengembangkan gerak
motorik halus, menganyam, bennain puzzle, menyusun balok, memasukkan
benda ke dalam lubang sesuai bentuknya, membuat garis, melipat kertas, dan
sebagainya.6 Kemampuan motorik halus sangatlah penting dalam kehidupan
anak dan dapat secara langsung mempengaruhi rasa percaya diri anak dan
kesuksesan dalam hidupnya. Motorik halus anak perempuan lebih lues
4
Wijaya Adi Putra. “Perbandingan Alat Bermain Motorik Kasar dan Media Motorik Halus
terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun Paud Labschool Jember”, Jurnal
Ilmiah Pendidikan PraSekolah dan Sekolah Awal. (IKIP PGRI Jember, 2017), 90.
5
Rahayu Budi Utami.”Pengaruh Stimulasi Halus terhadap Perkembangan Motorik Halus Anak
Usia Dini 4-5 Tahun di Taman Kanak-Kanak Pertiwi Tiripan Berbek Nganjuk”. (STIKes Satria
Bhakti Nganjuk), 53.
6
Wijaya Adi Putra. “Perbandingan Alat Bermain Motorik Kasar dan Media Motorik Halus
terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun Paud Labschool Jember”, Jurnal
Ilmiah Pendidikan PraSekolah dan Sekolah Awal. (IKIP PGRI Jember, 2017), 88.
ketimbang anak laki-laki. Ternyata hal ini tidak benar. Setiap anak tanpa
dibedakan gender memiliki keterampilan yang berbeda-beda. Pendapat
tersebut muncul dikarenakan ada kecenderungan anak perempuan lebih
detail dan teliti, sehingga lebih menyukai aktivitas yang sifatnya tenang
dengan menggunakan kemampuan motorik halusnya. Sebaliknya anak laki-
laki cenderung menyukai aktivitas motorik kasar.

Aktivitas-aktivitas untuk mengembangkan kemampuan motorik halus anak


adalah7:

a. Vertikal Surfaces (permukaan vertikal)


Latihan pada permukaan vertical membantu mengembangkan otot-
otot kecil pada tangan dan pergelangan, sekaligus otot-otot yang lebih besar
(motorik kasar) pada lengan dan punggung. Otot-otot yang besar diperlukan
untuk membantu kestabilan sementara melakukan tugas motorik halus.
Menggambar dan mewarnai pada papan tulis atau sepotong kertas yang
ditempel di dinding adalah cara yang paling mudah untuk menggunakan
permukaan vertikal. Aktivitas lain misalnya menggambar dan bermain
dengan pasta gigi/krim cukur pada ubin di kamar mandi pada saat mandi,
menggambar pagar rumah dengan air dan kuas, atau mencopot dan
memasang magnet pada kulkas. Gunakanlah imajinasi kreatif anda untuk
latihan-latihan permukaah vertikal lain.

b. Merobek dan Meremas


Merobek dan meremas kertas membantu mengembangkan otot halus
pada tangan, yang juga digunakan untuk menulis. Buatlah, anak merobek
kertas koran dengan jari-jarinya dan meremasnya menjadi bola-bola untuk
membuat prakarya misalnya (orang-orangan, boneka beruang) atau sekedar
melemparnya masuk kedalam tempat sampah. Begitu anak menguasai tugas
ini, buatlah dia meremas kertas dengan satu tangan. Terahir, buatlah anak
meremas tisu menjadi bola kecil hanya dengan menggunakan ujung jari.
Tempelkan bola-bola tisu ini pada papan untuk membuat suatu gambar.
Aktivitas sejenis lainnya yaitu membuat anak merobek kertas berwarna atau
kertas tisu, lalu mengelemnya pada berbagai material, untuk membuat
gambar mozaik (gambar yang terbentuk dari potonganpotongan berbagai
warna).

c. Manipulasi tangan (in-hand manipulation)


Manipulasi tangan memerlukan penggunaan semua kemampuan
motorik halus. Kita semua tergantung manipulasi tangan sepanjang hari.
Contohnya ketika kita memasukkan uang logam ke dalam celengan. Kita
memegang semua uang logam di dalam satu telapak tangan (palmar arching).
Sementara kita memasukkan uang logam ke dalam celengan, kita
menggunakan satu koin ke ujung jempol dan telunjuk satu-persatu
7
Ibid., hal. 93-95.
(webspac). Sementara pada saat yang sama menjaga koin sisanya tetap aman
di dalam genggaman telapak tangan yang menggunakan jari-jari lain (hand
side-separation). Anak dapat berlatih keterampilan ini dengan memasukkan
koin ke dalam celengan. Buatlah suatu permainan untuk melihat berapa
banyak benda kecil, misalnya coin, bola kapas atai potongan puzzle yang
anak dapat menipulasi di dalam telapak tangan, Memindahkan benda ke arah
dalam telapak tangan lebih mudah dari pada memindahkan benda keluar
dari telapak tangan mulailah dengan satu benda dan tingkatkan jumlahnya
sejalan semakin terampil anak.

d. Menulis Bagus
Sejak dini anak sudah dikenalkan pada kegiatan menulis dengan
menggunakan alat tulis, baik krayon, spidol, cat air, dan lainnya. Hal ini akan
membantu anak untuk menumbuhkan minat pada kegiatanmenulis. Dimulai
dengan aktivitas menghibungkan titik-titik atau dot-to-dot: kita menyediakan
media tulis dengan buku halus kasar yang tersedia di toko buku. Dan berlatih
sesering mungkin untuk belajar menulis, dimulai dengan menulis namanya
sendiri secara berulang-ulang.

2. Pengertian Motorik Kasar

Motorik kasar adalah bagian dan aktivitas motorik yang mencakup


keterampilan otot-otot besar, gerakan ini lebih menuntut kekuatan fisik dan
keseimbangan, gerakan motorik kasar melibatkan aktivitas otot tangan, kaki,
dan seluruh anak, gerakan ini mengandalkan kematangan dalam koordinasi,
berbagai gerakan motorik kasar yang dicapai anak sangat beguna bagi
kehidupannya kelak8, seperti:

a. Jalan
Sebelum orang tua memberikan stimulasi pada anak, pastikan anak
sudah melalui perkembangan sebelumnya, seperti duduk, merangkak, dan
berdiri. Pada kemampuan motorik kasar ini, yang harus distimulasi adalah
kemampuan berdiri, berjalan ke depan, berjalan kebelakang, berjalan
berjingkat, berlari, dan lain-lain.9
Untuk kemampuan berjalan, perkembangan yang harus dikuatkan
adalah keseimbangan dalam berdiri. Hal ini berarti si kecil tidak hanya
dituntut sekedar berdiri, tetapi juga berdiri dalam waktu yang lebih lama,
dan ini berkaitan dengan lamanya otot kaki bekerja.
Bila perkembangan jalan tidak dikembangkan dengan baik, anak akan
mengalami gangguan keseimbangan. Si kecil cendrung kurang percaya diri
dan ia selalu menghindari aktivitas yang melibatkan keseimbangan, seperti

8
Ibid., hal. 91.
9
Maimunah Hasan. “Pendidikan Anak Usia Dini”. (Jogjakarta: DIVA Press, 2009). hal. 96-97.
main ayunan, seluncur, dan lainnya. Sebaliknya, anak lebih memilih aktifitas
pasif, seperti membaca buku, main playstation, dan sebagainya.
Stimulasi:
Orang tua berdiri dan berjarak dengan anak sambil memegang mainan yang
menarik. Gunakan karpet bergambar atau tempelkan gambar-gambaryang
menarik dilantai. Mintalah anak untuk menginjak karpet atau lantai.
Misalnya, “Ayo Dek, injak gambar gajahnya!” dan mainan seperti mobil-
mobilan troli yang bisa didorong-dorong juga bisa membantu anak belajar
bejalan.

b. Lari
Perkembangan lari akan mempengaruhi perkembangan lopat, lempar,
dan kemampuan konsentrasi anak. Apa hubungan perkembangan lari dengan
kemampuan konsentrasi? Pada perencanaan gerak, dibutuhkan kemampuan
otak untuk membuat perencanaan dan dilaksanakan oleh motorik dalam
bentuk gerak yang terkoordinasi. Kemampuan perencanaan gerak tingkat
tinggi (lari) akan memacu otak melatih konsentrasi.10
Jika perkembangan lari tidak dikembangkan dengan baik, anak akan
bermasalah dalam keseimbangannya, seperti mudah capek dalam
beraktivitas fisik, sulit berkonsentrasi, cendrung menghindari tugas-tugas
yang melibatkan konsentrasi dan aktivitas yang melibatkan kemampuan
mental sepeprti memasag puzzle, tidak mau mendenganrkan saat guru
bercerita (anak justru asik kemana-mana) dan sebagainya.
Stimulasi:
Stimulasi pada faselari ini bisa dimulai ketika anak berada pada fase berjalan,
yaitu sekitar usia 12 bulan ke atas. Aktivitas bisa berupa menendang bola,
main sepeda, serta naik turun tangga.

c. Lompat
Kemampuan dasar yang harus dimiliki anak pada fase lompat adalah
keseimbangan yang baik, kemampuan koordinasi motorik, dan motor
planning (perencanaan gerak). Jika anak tidak kuat dalam perkembangan
melompat, biasanya akan menghadapi kesulitan dalam sebuah perencanaan
tugas yang terorganisasi (tugas-tugas yang membutuhkan kemampuan
motor planning).11
Stimulasi:
1) Lompat di tempat atau di trampoline (kain layar yang direntangkan di
atas tanah untuk menampung jatuhnya akrobat-akrobat). Jangan
melompat-lompat ditempat tidur karena mengacaukan kognitif. Dalam
arti, mengajarkan perilaku mindset yang tidak baik pada anak, karena
tempat tidur bukan tempat untuk melompat atau bermain.
2) Lompatan berjarak. Gambarlah lingakaran-lingkaran dari kapur atau
gunakan lingkaran holahop yang diatur letaknya. Mintalah anak untuk
10
Ibid., hal. 98-99.
11
Ibid., hal. 99-100.
melompati lingkaran tersebut. Gradasikan tingkatan kesulitan dengan
mempelebar jarak dan menggunakan dua kaki, lalu satu kaki secara
bergantian.

d. Lempar
Jika kemampuan melempar tidak dikembangkan dengan baik, anak
akan bermasalah dengan aktivitas yang melibatkan gerak ekstremitas atas
(bahu, lengan bawah, tangan, dan jari-jari tangan). Dalam hal menulis,
tulisannya kan terlalu menekan, sehingga ada beberapa anak yang tulisannya
sampai menembus kertas, terlalu kurang menekan (tipis), atau antar
hurufnya jarang-jarang (berjarak). Dalam permainan yang membutuhkan
ketepatan sasaran pun, anak tidak mahir, misalnya permainan dartboard.
Aktivitas motorik halus lainnya juga terganggu yakni memakai kancing baju,
main puzzle, menyisir rambut, melempar sasaran, dan lain-lain. Intinya
adalah stimulasi pada perkembangan ini tidak optimal dan berindikasi pada
keterampilan motorik halus yang bermasalah.12
Stimulasi:
Mainan dartboad atau lempar panah. Gunakan jenis dartboard yang khusus
untuk anak-anak (yang aman dan tidak tajam).

Adapun prinsip-prinsip perkembangan motorik kasar adalah sebagai


berikut13:

a. Anak usia TK sudah memiliki kemampuan melihat dengan fokus yang


benar, sehingga guru dapat memberikan aktivitas melempar bola, ia telah
memiliki kemampuan melihat bola dilempar kearahnya dan ditangkap
oleh tangan, guru dapat menciptakan aneka aktivitas dengan
menggunakan karakteristik ini.
b. Anak usia TK telah dapat melakukan serangkaian gerakan secara
berkelanjutan misalnya gerakan menangkap, melempar, menedang. Guru
perlu memberikan relaxasi pada anak setelah mereka beraktivitas atau
melakukan suatu gerakan.
c. Gerakan oposisi, gerakan ini perlu di perkenalkan pada anak, gerakan
oposisi adalah gerakan seperti berjalan atau berlari dimana posisi tangan
kanan di ayunkan ke depan di koordinasikan dengan langkah kaki kanan
ke depan. Koordinasi ini dapat dilatih kan kepada anak dalam kegiatan
baris berbaris.
d. Pemindahan beban, gerakan pemindahan pada anak dapat dilakukan
dengan mengajarkan kepada mereka gerakan memanjat pohon.

12
Ibid., hal. 100-102.
13
Wijaya Adi Putra. “Perbandingan Alat Bermain Motorik Kasar dan Media Motorik Halus
terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun Paud Labschool Jember”, Jurnal
Ilmiah Pendidikan PraSekolah dan Sekolah Awal. (IKIP PGRI Jember, 2017), 91.
Pemindahan beban dengan satu kaki dapat mengajarkan keseimbangan
dan merasakan pemindahan beban pada tubuh mereka.
e. Tenaga sebagai guru TK memberikan aktivitas kepada anak TK sebagai
contoh menendang bola atau menahan beban. Mainan untuk
pengembangan motorik kasar misalnya, bola, sepeda roda tiga, perosotan,
ayunan, papan untuk memanjat atau meniti, matras untuk bergulingan,
dan sebagainya. Anak tidak hanya terus-menerus dilatih perkembangan
motorik halus dan kognitifnya, tetapi motorik kasarnya juga perlu
dikembangkan.

Adapun Manfaat permainan motorik kasar sebagai berikut 14:


a. Ayunan kotak: ayunan dapat bermanfaat bagi anak, misalnya dari segi
fisik, dari segi psikis, dan dari segi sosial. Dari segi fisik misalnya anak
dapat berlatih dalam menjaga keseimbangan tubuh, sedangkan dari segi
psikis misalnya anak dapat merasa senang, gembira, kemudian dari segi
sosialnya anak dapat melatih kemampuan bersosialisasi dengan teman-
temannya.
b. Mangkok putar: mangkok putar ini dapat melatih keberanian anak,
keseimbangan anak, melatih kerja sama, melatih kemandirian anak, dan
juga dapat melatih kreativitas anak.
c. Terowongan: terowongan bermanfaat untuk melatih gerakan antara
tangan dan kaki dan juga untuk menemukan gerakan-gerakan yang baru.
d. Jungkitan: jungkitan dapat meningkatkan sosialisasi anak, meningkatkan
keseimbangan tubuh, melatih otot kaki, melatih koordinasi, dan melatih
keberanian anak.
e. Peluncur: peluncur dapat bermanfaat untuk keseimbangan tubuh, melatih
keberanian anak, dan melatih untuk selalu menjaga ketertiban.

B. Permainan Stimulator

Banyak permainan anak yang mampu memberikan berbagai macam


stimulasi. Permainan yang mampu memberikan berbagai macam stimulasi ,
yaitu permainan bola15. Bermain bola memberikan sederet manfaat yakni:

1. Stimulasi motorik
Bermain bola membutuhkan aktivitas gerakan seluruh tubuh, mulai
dari gerak kaki untuk menendang, gerakan tangan untuk melempar atau
mengenggam, dan gerakan seluruh tubuh ketika berjalan atau berlari.
Aktivitas-aktivitas ini akan melatih kemampuan motorik halus dan motorik
kasar pada anak. Jika stimulasi ini terjadi terus-menerus, maka fisik anak
akan tumbuh lebih kuat. Berbeda halnya jika anak jarang melakukan gerakan,
pertumbuhan fisiknya akan terhambat, tubuh tampak loyo, dan mudah letih.

14
Ibid., hal. 92.
15
Maimunah Hasan. “Pendidikan Anak Usia Dini”. (Jogjakarta: DIVA Press, 2009). hal. 102.
Fisik yang lemah akan mempengaruhi perkembangan kecerdasannya.
Aktivitas bermain bola juga dapat melatih keseimbangan gerak anak. 16
2. Stimulasi kognitif
Bola dapat dijadikan media pendidikan. Misalnya untuk mengenalkan
konsep bulat dan tidak bulat, yang merupakan salah satu pengenalan bentuk
geometris dasar. Katakana, “Lihat,bola bisa mengelinding karena bentuknya
bulat. Kalau bentuknya kotak seperti mainan balok milik Adek, dia tidak bisa
mengelinding”.17
Keberagaman warna juga dapat dikenalkan melalui media bola. Oleh
karena itu, cobalah memberikan warna-warni kepada si kecil, lalu mintalah ia
untuk memilih mana bola merah, mana bola kuning, dan seterusnya.
Meskipun sering keliru, pembelajaran ini akan membuatnya lebih memahami
tentang warna.
Semua hasil pembelajaran ini tidak akan didapat secara instan. Akan
tetapi, dengan sering dikenalkan, maka lambat laun anak akan
memahaminya. Cara mengenalkannya pun tidak boleh dengan paksaan,
tetapi harus dengan santai, menyenangkan, dan sambil bermain. Dengan
demikian, apa yang kita lakukan akan bermanfaat untuk anak dikemudian
hari. Cara paksaan tidak akan membuat anak semakin paham tapi malah
merasa tertekan, sehingga akan merugikan anak sendiri.

3. Stimulasi sensoris
Dengan bola, anak dapat mengenal berbagai kontur. Bola plastic akan
terasa licin, bola dari kain beludru akan terasa bulu-bulu halusnya,
semantara bola kulit akan berkontur halus tapi kesat. Pengenalan semacam
ini, baik untuk daya sensorinya. Bila perlu tempelkan bola-bola yang berbeda
kontur tersebut ke bagian tubuh anak seperti pipi, lengan, perut, dan lainnya
sehingga daya sensorinya lebih terstimulasi.18

C. Permainan dan Kreativitas Anak


Salah satu cara mengoptimalkan kemampuan kognitif, fisik, motorik,
dan psikososial seorang anak adalah dengan menstimulasinya 19. Salah satu
alat atau sarana menstimulasinya adalah dengan bermain atau permainan.
Dalam memilih permainan untuk anak, ada dua hal yang harus di
perhatikan20:
1. Mempunyai manfaat tertentu sesuai dengan usia dan tingkat
perkembangan anak.
2. Membuat anak asyik dan aktif bermain yang meliputi, barangnya awet,
aman (tidak mengeluarkan suara yang keras, tidak ada bagian yang

16
Ibid.
17
Ibid., hal. 102-103.
18
Ibid., hal. 105.
19
Ibid., hal. 271.
20
Ibid., hal. 272.
mudah tertelan atau terisap, tidak tajam, tidak menjepit, tidak
menimbulkan api, dan tidak beracun).
Memilih mainan untuk anak ternyata gampang-gampang susah,
apalagi yang beredaran di pasaran jenisnya macam-macam. Oleh karena itu,
diperlukan sikap hati-hati dan bijaksana. Untuk memilih mainan yang sesuai
dengan usia dan tingkat perkembangan anak, bisa dibagi menjadi tiga
bagian21:

1. Mainan untuk Tahap Sensorik Motorik (0-2 Tahun)


Pada tahap ini, anak sudah bisa menikmati gerakan demi gerakan
serta belajar menguasai dan mengkoordinasikan keterampilan motorik halus
dan motorik kasar. Dalam bermain, anak mulai memperaktikan dan
mengendalikan gerakannya serta menggali pengalaman dengan penglihatan,
suara, dan sentuhan (tahap bermain penguasaan atau mastery play).
Sejak usia 2-3 bulan, ketika anak sudah mulai bisa diajak
berkomunikasi atau bereaksi terhadap keadaan sekitarnya (gerakan tangan
atau permainan mimik sang ibu), anak sudah bisa diberi mainan. Pada tahap
ini, mainan yang dipilih sebaiknya yang tahan banting, tidak mudah tertelan,
mengandung unsur warna tapi tidak beracun, bisa digigit-gigit, diputar-putar,
atau dipukul-pukul.jenis mainan yang cocok untuk usia 2-3 bulan hingga 1
tahun adalah sebagai berikut:
a. Maianan yang bisa mengembangkan sensorik, merangsang gerakan,
konsentrasi mata, belajar menggapai dan mengenalkan warna,
misalnya mainan yang digantung di boks dengan berbagai warna.
b. Mainan yang bisa membantu perkembangan motorik halus dan kasar.
Mainan ynag bisa menggerakkan seluruh anggota badan misalnya
bola, boneka lembut, mobil-mobilankecil, dan sebagainya.

Setelah ini, perkembangan anak tidak berhenti samapai disini,


sehingga perlu di perkaya lagi sesuai dengan perkembangan kemampuan
motoriknya misalnya diatas usia 1 tahun (jika sudah bisa berjalan) dengan
sepeda roda tiga, menyusun manik, menyusun puzzle sederhana, dan
sebagainya.

2. Mainan Tahap Pra Operasional (2-5 Tahun)


Pada tahap operasional, anak sudah menggunakan simbol, bermain
mempelajari bahasa, dan belajar membuat sesuatu. Berikut ini tahap
permainan pra operasional:
a. Anak berusia 2-3 tahun, lebih suka bermain dalam kelompok kecil dan
mempelajari kehidupan dengan permainan berpura-pura (make
believe play). Anak juga mulai dapat mengucapkan kalimat sederhana
tentang sesuatu yang dilihatnya dalam gambar dan bertanya jawab.
Oleh karena itu, diperlukan orang tua yang mau bercerita pada anak
tentang apa saja yang dilihat, didengar, bahkan yang dirusaknya.
21
Ibid., hal. 273-276.
b. Pada tahap ini, anak mulai mempraktikan beberapa keterampilan
barunya, seperti menamai, mencocokkan, menembak, atau
membandingkan.
c. Anak juga menyukai aktivitas fisik dan bergerak kesana-kemari untuk
mengembangkan motorik kasar dan halus, seperti belajar masuk,
keluar, naik, dan turun.
d. Anak usia 5 tahun mulai memerlukan materi kreatif, sehingga
diperlukan alat-alat bermain yang bersifat edukatif (APE), misalnya:
1) Untuk mengenalkan anak pada alam, bisa dengan kaca pembesar,
air, pasir, tempat makan burung, berbagai daun dan bunga, dan
mainan yang berasal dari alam.
2) Untuk mengenalkan anak pada penjumlahan, bisa dengan papan
kartu nomor, wadah dengan berbagai bentuk dan ukuran, benda-
benda kecil untuk dihitung, atau kertas gambar bertuliskan angka.
3) Untuk mengenalkan anak pada panca indra, bisa dengan mainan
yang berbau, bisa dicium, makanan yang memiliki aneka rasa
(manis, asam, asin), atau kota berlubang untuk meraba benda di
dalamnya.

3. Mainan untuk Tahap Operasional (5-7 Tahun)


Pada tahap operasional, diperlukan mainan yang menumbukan atau
mengembangkan kreativitas dan sosialisasi anak. Oleh karena itu, bisa
diberikan mainan yang bersifat manipulative, seperti berikut ini:
a. Mainan seni: lilin (was), kertas yang disertai lem (kolase =
menempel), cat air, cat tangan, dan sebagainya.
b. Seni musik: instrumen musik, mainan piano atau organ, dan
sebagainya.
c. Mengenal bentuk dan ukuran: kubus, kerucut, tabung, binatang,
orang-orangan, rumah beserta perabotannya.
d. Mengenal bentuk kendaraaan: kereta-keretaan, mobil-mobilan.
Mainan yang tidak harus yang harganya mahal, mobil-mobilan dari
kulit jeruk atau karton juga bisa digunakan.
e. Mainan yang melatih proses bersosialisasi, seperti dakon (congklak),
lompatan, kelereng, bentik.

Agar kereativitas anak tumbuh dan berkembang, harus diciptakan


pola bermain dalam satu kesatuan dengan keluarga, yaitu mengajak anak-
anak lain bermain bersama yang melibatkan proses kreatif (seperti membuat
kue, berekebun, dan sebagainya).

D. Pengaruh Stimulasi Bagi Anak Usia Dini

Stimulasi adalah suatu upaya orang tua untuk merangsang


perkembangan anak yang dilakukan sejak lahir dengan mengajak anak
bermain dalam suasana penuh gembira dan kasih sayang. Bagi mereka
permainan membuat potensi mereka terangsang dengan seimbang karena
anak merasa senang sambil belajar. Sehingga nak tidak merasa kesulitan
dalam belajar dan mereka tidak akan cepat bosan.
Stimulasi mendorong berkembangnya keterampilan motorik anak.
Keterampilan motorik anak seperti pengendalian gerakan tubuh melalui
kegiatan yang terkoodinir anatara susunan saraf, otot, dan otak. Stimulasi ini
bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti rangsangan suara, menyanyi,
becerita, dan lain-lain.
Jadi, Stimulasi sangat penting bagi anak usia dini. Karena dengan
stimulasi, perkembangan anak akan lebih cepat berkembang dibandingkan
dengan anak yang kurang atau bahkan tidak mendapatkan stimulasi. Selain
itu, stimulasi juga berfungsi sebagai penguat yang bermanfaat bagi
perkembangan anak pada masa depannya nanti.

BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bermain adalah kehidupan yang tidak bisa ia tinggalkan karena bagi
anak, bermain adalah hidup dan hidup adalah permainan. Anak usia dini
tidak dapat membedakan antara bermain, belajar dan bekerja. Waktu
bermainnya pun tidak terjadwal dan berlangsung sepanjang waktu selama
anak belum istirahat atau tidur. Pada masa bermain, anak dapat menerima
berbagai pengetahuan,arahan, dan bimbingan dari beraneka ragam untuk
menjadikannya pengalaman untuk hidup dan pengalaman untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Salah satu upaya orang tua untuk
merangsang perkembangan anak yang dilakukan sejak lahir dengan
mengajak anak bermain dalam suasana penuh gembira dan kasih sayang.
Bagi mereka permainan membuat potensi mereka terangsang dengan
seimbang karena anak merasa senang sambil belajar. Sehingga nak tidak
merasa kesulitan dalam belajar dan mereka tidak akan cepat bosan.

B. SARAN
Stimulasi dalam permainan itu sangat penting bagi anak usia dini.
Dengan stimulasi, perkembangan otak dan motorik anak dapat tumbuh
optimal dibandingkan dengan pertumbuhan anak yang tidak mendapatkan
stimulasi. Untuk itu, seharusnya orang tua memahami betapa pentingnya
stimulasi bagi anak usia dini. Sebagai orang tua, selalu aktiflah menstimulasi
anak agar kecerdasan dan perkembangan motoriknya dapat tumbuh optimal.
Karena peran orang tua sangat menentukan dalam tumbuh kembang anak.

DAFTAR PUSTAKA

Hasan, Maimunah. 2009. Pendidikan Anak Usia Dini. Jogjakarta: DIVA Press
Putra , Wijaya Adi. 2017. Perbandingan Alat Bermain Motorik Kasar dan
Media Motorik Halus terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun
Paud Labschool Jember. Jurnal Ilmiah Pendidikan PraSekolah dan Sekolah
Awal.

Hijriati. Peranan dan Manfaat Ape untuk Mendukung Kreativitas Anak Usia
Dini. Dosen PAUD FKIP Unsyiah Banda Aceh

Satriana, Malpaleni. 2011. Permainan Tradisional Berbasis Budaya Sunda


sebagai Sarana Stimulasi Perkembangan Anak Usia Dini (Studi etnografi di
Desa Jatitujuh Kabupaten Majalengka-Jawa Barat)

Utami, Rahayu Budi. Pengaruh Stimulasi Motorik Halus terhadap


Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 4-5 Tahun di Taman Kanak-Kanak
Pertiwi Tiripan Berbek Nganjuk. STIKes Satria Bhakti Nganjuk.

Anda mungkin juga menyukai