TESIS
OLEH
SASILIA
NIM:107027001
TESIS
OLEH
SASILIA
NIM:107027001
Menyetujui
Komisi Pembimbing
Ketua Anggota
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah penulis
Nama : Sasilia
NIM : 1070270001
Tanda tangan :
Dibuat di : Medan
Pada tanggal : 29 Maret 2013
Yang menyatakan
(Sasilia)
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan dan penyusunan tesis yang
berjudul: “Faktor-Faktor Risiko Penularan TB Paru pada Keluarga yang Tinggal
Serumah di Kabupaten Aceh Timur” sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan
jenjang pendidikan strata-2 pada Program Magister Ilmu Kedokteran Tropis Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Pemerintah Daerah
Kabupaten Aceh Timur yang telah memberikan kesempatan Tugas Belajar dan
bantuan dana sehingga kami dapat melaksanakan Program Magister Ilmu Kedokteran
Tropis di Universitas Sumatera Utara.
Kami juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten Aceh Timur beserta jajarannya yang telah memberikan
kesempatan Tugas Belajar sehingga kami dapat melaksanakan Program Magister Ilmu
Kedokteran Tropis di Universitas Sumatera Utara.
Dengan selesainya penelitian dan penyusunan tesis ini, penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
dr. H. Zainuddin Amir, M.Ked(Paru), Sp.P(K)) dan dr. Tetty Aman Nst,
M.Med, Sc sebagai dosen pembimbing, yang dengan penuh perhatian dan kesabaran
memberikan motivasi, bimbingan dan saran-sarannya dalam penelitian dan penulisan
tesis ini.
Rektor Universitas Sumatera Utara, Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H,
M.Sc (CTM), Sp.A(K) atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis
untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Prof. dr. Gontar A.
Siregar, SPPD-KGEH atas kesempatan menjadi mahasiswa Program Magister Ilmu
Kedokteran Tropis pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Ketua Program Studi Magister Ilmu Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara, Prof. dr. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, SpA(K) dan
seluruh komisi penguji dr. H. Hilaluddin Sembiring, Sp.P(K), DTM&H dan dr. Widi
Rahardjo, Sp.P(K) beserta Staf Pengajar dan Staf Administrasi pada Program Studi
Sasilia
DATA PRIBADI
Nama : Sasilia
Tempat/Tanggal Lahir : Rantau Panjang Peureulak, 28 Januari 1970
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Nama Ayah : Daniel Yoseph. RH
Nama Ibu : Khadijah
Nama Suami : Sufril Mahdi,SE
Nama Anak : 1. Khemal Mubaraq
2. Farid Alghaffar
3. Ziedane Al Akhtar
Alamat Rumah : Dusun Kesehatan Desa Lhok Dalam
Kec.Peureulak Kab. Aceh Timur-24453
e-mail : Sasiliakhemal@yahoo.co.id
RIWAYAT PENDIDIKAN
RIWAYAT PEKERJAAN
Dokter PTT Puskesmas Peureulak Tahun : 2000 – 2004
Kepala Puskesmas Ranto Peureulak Tahun : 2005 – 2008
Kepala Puskesmas Peureulak Tahun : 2008 – 2010
Halaman
Abstrak …………....................................................................................... i
Abstract ………………………………………………………………… ii
Kata Pengantar ……………………………………………………………. iii
Daftar Isi …................................................................................................. vii
Daftar Tabel ……....................................................................................... ix
Daftar Gambar ………................................................................................. xi
Daftar Singkatan ......................................................................................... xii
Daftar Lampiran ……….............................................................................. xv
No Judul Halaman
Diseases) ………………………………………………….. 47
No Judul Halaman
E Etambutol …………………………………………. 18
IG A Immunoglobulin A …………………………………. 35
p Probabilitas ……………………………………….. 3
R Rifampisin …………………………………………. 18
S Streptomisin ……………………………………….. 18
Z Pirazinamid ……………………………………….. 18
No Judul Halaman
2.1 Tuberkulosis
Tuberkulosis itu biasanya disingkat menjadi TB adalah penyakit menular
disebabkan oleh kuman tuberkulosis (Mycobacterium tuberculosis) umumnya
menyerang paru, tetapi bisa juga menyerang bagian tubuh lainnya seperti kelenjar
getah bening, selaput otak, kulit, tulang dan persendian, usus, ginjal dan organ tubuh
lainnya (Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia, 2010).
TB sangat berbahaya karena bisa menyebabkan seseorang meninggal dan
sangat mudah ditularkan kepada siapa saja dimana 1 orang pasien TB dengan BTA
positif bisa menularkan kepada 10-15 orang disekitarnya setiap tahun (PPTI, 2010).
2.1.1 Penyebab
Penyakit TB adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini berbentuk batang lurus atau sedikit
melengkung, tidak berspora dan tidak berkapsul. Bakteri ini berukuran lebar 0,3 0,6
mm dan panjang 1 4 mm. Dinding M.tuberculosis sangat kompleks, terdiri dari
lapisan lemak cukup tinggi (60%). Penyusun utama dinding sel M.tuberculosis ialah
asam mikolat, lilin kompleks (complex-waxes), trehalosa dimikolat yang disebut cord
factor dan mycobacterial sulfolipid yang berperan dalam virulensi. Asam mikolat
merupakan asam lemak berantai panjang (C60 C90) yang dihubungkan dengan
arabinogalaktan oleh ikatan glikolipid dan dengan peptidoglikan oleh jembatan
fosfodiester. Unsur lain yang terdapat pada dinding sel bakteri tersebut adalah
polisakarida seperti arabinogalaktan dan arabinomanan. Struktur apabila sekali
diwarnai akan tetap tahan terhadap upaya penghilangan zat warna dinding sel yang
kompleks tersebut menyebabkan M.tuberculosis bersifat tahan asam yaitu tersebut
dengan larutan asam-alkohol (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2002).
Suhu optimal untuk tumbuh pada 37°C dan pH 6,4-7,0 jika dipanaskan pada
suhu 60°C akan mati dalam waktu 15-20 menit. Kuman ini sangat rentan terhadap
sinar matahari dan radiasi sinar ultraviolet. Disamping itu organisme ini agak resisten
terhadap bahan-bahan kimia dan tahan pengeringan, sehingga memungkinkan untuk
TERPAJAN INFEKSI
10%
TB MATI
Riwayat alamiah pasien TB yang tidak diobati setelah 5 tahun, pasien akan
50% meninggal, 25% akan sembuh sendiri dengan daya tahan tubuh yang tinggi dan
25% menjadi kasus kronis yang tetap menular (Depkes RI, 2008).
+++
- - -
pertimbangan dokter
TB BUKAN TB
Gambar 2.3. Alur Tatalaksana Pasien TB Anak pada Unit Pelayanan Kesehatan
Dasar
Skor >6
Beri OAT
Pada sebagian besar kasus TB anak pengobatan selama 6 bulan cukup adekuat. Setelah
pemberian obat 6 bulan, lakukan evaluasi baik klinis maupun pemeriksaan penunjang.
2.2.3 Pekerjaan
Faktor lingkungan kerja mempengaruhi seseorang untuk terserang suatu
penyakit atau tidak. Seseorang yang bekerja pada lingkungan kerja yang buruk seperti
supir, tukang becak, orang yang sering terpapar debu, polusi asap lebih gampang
2.2.5 Pengetahuan
Notoatmodjo (2011) mengatakan pengetahuan merupakan hasil “tahu” setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui pancaindra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa
dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang (overt behavior) karena dari pengalaman dan penelitian ternyata
perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku
yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat
yaitu know (tahu), memahami (comfrehension), aplikasi (application), analisis
(analysis), sintesis (syntesis), evaluasi (evaluation). Pengukuran pengetahuan dapat
dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang
ingin diukur dan subyek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang
ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan tersebut di atas
Notoatmodjo (2003) dalam Iskandar (2010).
Penelitian yang dilakukan di Serbia oleh Vukonic, dkk (2008) menunjukkan
bahwa satu-satunya prediktor yang signifikan dari pemahaman yang benar tentang
cara penularan TB adalah tingkat pendidikan dan hubungan pribadi yang dekat dengan
pasien TB, prediktor terkuat dari kesalahpahaman adalah usia lebih tua.
Selaras dengan penelitian Rusnoto,dkk (2006) pengetahuan tentang
TB paru yang rendah akan berisiko 23,021 kali lebih besar dari pengetahuan yang
tinggi. Juga selaras dengan hasil penelitian Iskandar (2010) hasil uji Chi square
dengan nilai p= 0,003 (p< 0,005) artinya terdapat hubungan signifikan antara
b. Ventilasi rumah
Menurut Depkes RI (1989) dalam Sumampouw (2012) secara umum, penilaian
ventilasi rumah dengan cara membandingkan antara luas ventilasi dan luas lantai
rumah, dengan menggunakan Role meter. Menurut indikator pengawaan rumah, luas
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Pekerjaan
4. Pengetahuan
5. Kebiasaan merokok Penularan TB paru
6. Penyakit penyerta
7. Status gizi pada keluarga
8. Riwayat kontak
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2012 sampai dengan bulan
Februari 2013.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua anggota keluarga yang tinggal
serumah dengan penderita BTA positif yang berobat di Puskesmas dalam wilayah
kerja Kabupaten Aceh Timur. Sampel adalah populasi terjangkau yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi.
Besar sampel dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus besar
sampel minimal dalam penelitian kesehatan menurut Lwanga dan Lemeshow (1991)
sebagai berikut:
Dari perkiraan sampel diatas Jadi jumlah sampel minimal dalam penelitian ini adalah
135,79 (dibulatkan menjadi 140 orang).
4. Dilakukan foto toraks secara PA untuk melihat adanya lesi TB pada paru pada
sampel apabila ada indikasi di RSUD Langsa/RSUD Idi Kab. Aceh Timur (lihat
alur pemeriksaan sampel).
6. Dari hasil di atas akan disimpulkan berapa banyak penularan yang terjadi pada
anggota keluarga yang tinggal serumah dengan penderita TB paru BTA positif
(untuk lebih jelasnya lihat alur pemeriksaan sampel).
7. Tidak dilakukan pemeriksaan untuk TB ekstra paru pada penelitian ini.
Tuberkulosis
Kabupaten Aceh Timur mempunyai luas wilayah 6040,6 km² terletak pada
posisi 04º09”21,08” lintang utara sampai dengan 04º06”02,16” lintang utara dan
97º15”22,07” bujur timur sampai dengan 97º34”43,22” bujur timur, yang terdiri dari
24 kecamatan dan 512 desa.
Batas wilayah Kabupaten Aceh Timur adalah:
- Sebelah utara dengan Kabupaten Aceh Utara dan Selat Malaka
- Sebelah Timur dengan Selat Malaka dan Kota Langsa
- Sebelah Selatan dengan Kabupaten Aceh Utara
- Sebelah Barat dengan Kabupaten Aceh Tengah
Jumlah penduduk yang ada di Kabupaten Aceh Timur berdasarkan data Biro
Pusat Statistik Kabupaten Aceh Timur tahun 2011 adalah 360.465 jiwa yang terdiri
dari laki-laki berjumlah 180.397 jiwa dan perempuan berjumlah 180.078 jiwa (Dinkes
Kabupaten Aceh Timur, 2012).
Cakupan imunisasi BCG di Kabupaten Aceh Timur berdasarkan data laporan
Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) imunisasi pencapaiannya pada tahun 2010
(80,6%), pada tahun 2011 (93,9%) dan pada tahun 2012 (96,6%).
Tidak Bekerja
Total 140 100
Kurang 90 64,3
Baik 37 26,4
Ya 18 12,9
Ya 2 1,4
Kurus 41 29,3
Normal 89 63,6
Gemuk 10 7,1
Ada 29 20,7
4.3.1 Hubungan Umur dengan Penularan TB paru pada Keluarga yang Tinggal
Serumah
Berdasarkan hubungan umur dengan penularan TB paru pada keluarga yang
tinggal serumah dapat dilihat pada tabel 4.9 di bawah ini:
Tabel 4.9 Hubungan Umur dengan Penularan TB paru pada Keluarga yang Tinggal
Serumah
Penularan TB paru
n % n % n %
Berdasarkan hasil tabulasi silang pada tabel 4.9 diatas menunjukkan bahwa
dari 18 responden dengan umur pada kelompok < 15 tahun sebanyak 13 orang (44,8%)
ada terjadi penularan TB paru dan sebanyak 5 orang (4,5%) tidak terjadi penularan TB
paru. Pada kelompok umur 15-55 tahun dari 89 responden sebanyak 10 orang (34,5%)
ada terjadi penularan TB paru dan sebanyak 79 orang (71,2%) tidak terjadi penularan
TB paru. Sedangkan pada kelompok umur ≥ 56 tahun dari 33 responden sebanyak 6
orang (20,7%) ada terjadi penularan TB paru dan sebanyak 27 orang (24,3%) tidak
terjadi penularan TB paru. Hasil uji Chi square menunjukkan nilai p= 0,0001 (p<
0,05) artinya ada hubungan yang signifikan antara umur dengan penularan TB paru.
n % n % n %
Berdasarkan hasil tabulasi silang pada tabel 4.10 diatas menunjukkan bahwa
dari 60 responden dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 13 orang (44,8%) ada
terjadi penularan TB paru dan sebanyak 47 orang (42,3%) tidak terjadi penularan TB
paru. Sedangkan jenis kelamin perempuan dari 80 responden sebanyak 16 orang
(55,2%) ada terjadi penularan TB paru dan sebanyak 64 orang (57,7%) tidak terjadi
penularan TB paru. Hasil uji Chi square menunjukkan nilai p= 0,810 (p > 0,05)
artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan penularan TB
paru.
n % n % n %
Berdasarkan hasil tabulasi silang pada tabel 4.11 diatas menunjukkan bahwa
dari 1 responden dengan jenis pekerjaan PNS/ABRI hanya 1 orang (0,9%) yaitu tidak
terjadi penularan TB paru. Wiraswasta dari 5 responden yaitu sebanyak 5 orang
(4,5%) tidak terjadi penularan TB paru. Pensiunan dari 2 responden dijumpai 1 orang
(3,4%) ada terjadi penularan TB paru dan 1 orang (0,9%) tidak terjadi penularan TB
paru. Ibu rumah tangga dari 13 responden dijumpai 1 orang (3,4%) ada terjadi
penularan TB paru dan sebanyak 12 orang (10,8%) tidak terjadi penularan TB paru.
Petani dari 1 responden yaitu 1 orang (0,9%) tidak terjadi penularan TB paru. Buruh
tani dari 9 responden dijumpai 1 orang (3,4%) ada terjadi penularan TB paru dan
sebanyak 8 orang (7,2%) tidak terjadi penularan TB paru. Siswa/Pelajar/Mahasiswa
dari 23 responden dijumpai sebanyak 4 orang (13,8%) ada terjadi penularan TB paru
dan sebanyak 19 orang (17,1%) tidak terjadi penularan TB paru. Tidak bekerja dari 86
responden dijumpai sebanyak 22 orang (75,9%) ada terjadi penularan TB paru dan
Tabel 4.12 Hubungan Pengetahuan dengan Penularan TB paru pada Keluarga yang
Tinggal Serumah
Penularan TB paru
n % n % n %
Berdasarkan hasil tabulasi silang pada tabel 4.12 diatas menunjukkan bahwa
dari 90 responden dengan pengetahuan yang kurang tentang TB paru sebanyak 19
orang (65,5%) ada terjadi penularan TB paru dan sebanyak 71 orang (64,0%) tidak
terjadi penularan TB paru. Dari 37 responden dengan pengetahuan yang baik tentang
TB paru hanya 1 orang (3,4%) ada terjadi penularan TB paru dan sebanyak 36 orang
(32,4%) tidak terjadi penularan TB paru. Sedangkan dari
13 responden dengan pengetahuan yang tidak dapat dinilai tentang TB paru karena
usia responden 1-10 tahun sebanyak 9 orang (31%) ada terjadi penularan TB paru dan
sebanyak 4 orang (3,6%) tidak terjadi penularan TB paru. Hasil uji Chi square
menunjukkan nilai p= 0,0001 (p< 0,05) artinya ada hubungan yang signifikan antara
pengetahuan dengan penularan TB paru.
Tabel 4.13 Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Penularan TB paru pada Keluarga
yang Tinggal Serumah
Penularan TB paru
Kebiasaan
Ada Tidak Total p
Merokok
n % n % n %
Berdasarkan hasil tabulasi silang pada tabel 4.13 diatas menunjukkan bahwa
dari 18 responden dengan kebiasaan merokok pada kelompok ya sebanyak 2 orang
(6,9%) ada terjadi penularan TB paru dan sebanyak 16 orang (14,4%) tidak terjadi
penularan TB paru. Sedangkan dengan kebiasaan merokok pada kelompok tidak dari
122 responden sebanyak 27 orang (93,1%) ada terjadi penularan TB paru dan
sebanyak 95 orang (85,6%) tidak terjadi penularan TB paru. Hasil uji Chi square
menunjukkan nilai p = 0,281(p > 0,05) artinya tidak ada hubungan yang signifikan
antara kebiasaan merokok dengan penularan TB paru.
n % n % n %
Berdasarkan hasil tabulasi silang pada tabel 4.14 diatas menunjukkan bahwa
dari 2 responden dengan penyakit penyerta pada kelompok ya hanya 1 orang (3,4%)
ada terjadi penularan TB paru dan hanya 1 orang (0,9%) tidak terjadi penularan TB
paru. Dari 122 responden pada kelompok yang tidak sebanyak 16 orang (55,2%) ada
terjadi penularan TB paru dan sebanyak 106 orang (95,5%) tidak terjadi penularan TB
paru. Sedangkan dari 16 responden pada kelompok yang tidak bisa dinilai karena
berusia < 15 tahun sebanyak 12 orang (41,4%) ada terjadi penularan TB paru dan
sebanyak 4 orang (3,6%) tidak terjadi penularan TB paru. Hasil uji Chi square
menunjukkan nilai p= 0,0001 (p< 0,05) artinya ada hubungan yang signifikan antara
penyakit penyerta dengan penularan TB paru.
n % n % n %
Berdasarkan hasil tabulasi silang pada tabel 4.15 diatas menunjukkan bahwa
dari 41 responden dengan status gizi kurus (kurang) sebanyak 16 orang (55,2%) ada
terjadi penularan TB paru dan sebanyak 25 orang (22,5%) tidak terjadi penularan TB
paru. Dari 89 responden dengan status gizi normal (baik) sebanyak 13 orang (44,8%)
ada terjadi penularan TB paru dan sebanyak 76 orang (68,5%) tidak terjadi penularan
TB paru. Sedangkan dari 10 responden dengan status gizi gemuk (lebih) sebanyak 10
orang (9,0%) tidak terjadi penularan TB paru. Hasil uji Chi square menunjukkan nilai
p= 0,002 (p< 0,05) artinya ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan
penularan TB paru.
Tabel 4.16 Hasil Analisis Risiko Variabel Umur terhadap Penularan TB Paru pada
Keluarga yang Tinggal Serumah
Variabel β Wald p PR 95% CI
Pada tabel diatas hasil analisis risiko variabel umur tersebut ternyata variabel
yang berhubungan bermakna dengan risiko terjadinya penularan TB paru adalah
variabel umur < 15 tahun dengan nilai p= 0,0001 yang memenuhi syarat untuk masuk
ke dalam model pengujian multivariat.
Tabel 4.17 Hasil Analisis Risiko Variabel Pengetahuan terhadap Penularan TB Paru
pada Keluarga yang Tinggal Serumah
Variabel β Wald p PR 95% CI
Pada tabel diatas hasil analisis risiko variabel pengetahuan tersebut ternyata
variabel yang berhubungan bermakna dengan risiko terjadinya penularan TB paru
Tabel 4.18 Hasil Analisis Risiko Variabel Penyakit Penyerta terhadap Penularan TB
Paru pada Keluarga yang Tinggal Serumah
Variabel β Wald p PR 95% CI
Pada tabel diatas hasil analisis risiko variabel penyakit penyerta tersebut tidak
berhubungan bermakna dengan risiko terjadinya penularan TB paru dengan nilai p=
0,189 tidak memenuhi syarat untuk masuk ke dalam model pengujian multivariat.
Tabel 4.19 Hasil Analisis Risiko Variabel Status Gizi terhadap Penularan TB Paru
pada Keluarga yang Tinggal Serumah
Variabel β Wald p PR 95% CI
Pada tabel diatas hasil analisis risiko variabel status gizi tersebut ternyata
variabel yang berhubungan bermakna dengan risiko terjadinya penularan TB paru
adalah variabel status gizi kurus dengan nilai p= 0,003 yang memenuhi syarat untuk
masuk ke dalam model pengujian multivariat.
Tabel 4.20 Hasil Akhir Analisis Multivariat terhadap Penularan TB Paru pada
Keluarga yang Tinggal Serumah
Variabel β Wald p PR 95% CI
Pada tabel diatas merupakan hasil akhir analisis multivariat dengan uji regresi
logistik dan variabel umur < 15 tahun (p= 0,001), pengetahuan kurang
(p= 0,013) dan status gizi kurus (p= 0,0001), dengan demikian telah diperoleh nilai p <
0,05 untuk ketiga variabel, artinya variabel tersebut tidak dikeluarkan dari model dan
merupakan variabel yang berisiko terhadap terjadinya penularan TB paru. Sedangkan
variabel penyakit penyerta (p= 0,189) dikeluarkan dari model karena diperoleh nilai p
> 0,05 artinya variabel penyakit penyerta tidak berisiko terhadap terjadinya penularan
TB paru.
Dari analisis multivariat tersebut ternyata variabel yang berhubungan bermakna
dengan risiko terjadinya penularan TB paru adalah faktor umur, pengetahuan dan
status gizi. Berdasarkan nilai β yang tertinggi adalah variabel umur < 15 tahun yaitu
4,360, ini menunjukkan bahwa variabel tersebut merupakan variabel yang paling
dominan berisiko terhadap terjadinya penularan TB paru. Besar pengaruh variabel
tersebut dapat dilihat dari nilai PR yaitu 78,228 artinya variabel umur < 15 tahun
mempunyai risiko 78 kali terhadap terjadinya penularan TB paru pada responden.
Kemudian variabel status gizi kurus dengan nilai β yaitu 2,843 dan nilai PR 17,174
4.5 Pembahasan
4.5.1 Hubungan Umur dengan Penularan TB paru pada Keluarga yang Tinggal
Serumah
Berdasarkan hasil tabulasi silang pada Tabel 4.9 menunjukkan bahwa variabel
umur dengan kelompok umur < 15 tahun yang terjadi penularan TB paru sebanyak
44,8% dan tidak terjadi sebanyak 4,5%, kelompok umur 15 55 tahun yang terjadi
penularan TB paru sebanyak 34,5% dan tidak terjadi sebanyak 71,2% sedangkan
kelompok umur ≥ 56 tahun yang terjadi penularan TB paru sebanyak 20,7% dan tidak
terjadi sebanyak 24,3%. Berdasarkan hasil uji
Chi square antara variabel umur dengan penularan TB paru diperoleh nilai
p = 0,0001 (p < 0,05), artinya ada hubungan yang signifikan antara variabel umur
dengan penularan TB paru. Berdasarkan hasil analisis multivariat ternyata faktor
umur berhubungan bermakna dengan risiko terjadinya penularan TB paru, variabel
umur < 15 tahun merupakan variabel yang paling dominan berisiko terhadap
terjadinya penularan TB paru, dengan nilai PR 78,228 artinya variabel umur < 15
tahun mempunyai risiko 78 kali terhadap terjadinya penularan TB paru pada
responden. Penelitian ini menurut peneliti karena umumnya responden yang tertular
mempunyai umur < 15 tahun mempunyai kedekatan kontak erat sekali dengan sumber
penularannya (penderita BTA positif) yaitu responden masih tidur sekamar,
mempunyai kebiasaan makan sepiring bersama, penderita BTA positif umumnya tidak
bekerja jadi lebih banyak waktu tinggal di rumah sehingga kontak dengan
responden menjadi sering.
Hal ini sependapat dengan Crofton (1989) dalam Iskandar (2010), daya tahan
tubuh untuk melawan infeksi pada hakekatnya sama untuk semua umur akan tetapi
pada usia sangat muda awal kelahiran dan pada usia
4.5.2 Hubungan Jenis Kelamin dengan Penularan TB paru pada Keluarga yang
Tinggal Serumah
Berdasarkan hasil tabulasi silang pada Tabel 4.10 menunjukkan bahwa variabel
jenis kelamin laki-laki yang terjadi penularan TB paru sebanyak 44,8% dan tidak
terjadi sebanyak 42,3% sedangkan jenis kelamin perempuan yang terjadi penularan
TB paru sebanyak 55,2% dan tidak terjadi sebanyak 57,7%. Berdasarkan hasil uji Chi
square antara variabel jenis kelamin dengan penularan TB paru diperoleh nilai p =
0,810 (p > 0,05), artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel jenis
kelamin dengan penularan TB paru. Pada penelitian ini diperoleh bahwa perempuan
lebih banyak menderita tuberkulosis, hal ini sependapat dengan penelitian yang
dilakukan Suswati (2007) menyatakan bahwa dari 200 sampel yang diteliti sebanyak
45% terdiri dari laki-laki dan sisanya 55% diderita oleh perempuan. Kondisi ini juga
Berdasarkan hasil tabulasi silang pada Tabel 4.11 menunjukkan bahwa tidak
bekerja merupakan variabel yang tertinggi terjadi penularan TB paru sebanyak 75,9%
dan tidak terjadi sebanyak 57,7%. Sedangkan yang terendah adalah variabel
PNS/ABRI yang terjadi penularan TB paru sebanyak 0% dan tidak terjadi sebanyak
0,9%. Berdasarkan hasil uji Chi square antara variabel jenis pekerjaan dengan
penularan TB paru diperoleh nilai p = 0,533 (p > 0,05), artinya tidak ada hubungan
yang signifikan antara variabel jenis pekerjaan dengan penularan TB paru. Hal ini
disebabkan karena jumlah responden yang tidak mempunyai pekerjaan lebih banyak
dibandingkan dengan yang mempunyai pekerjaan.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Retnaningsih, dkk (2010) dari analisa
statistik mendapatkan nilai p= 0,610 yang menunjukkan bahwa jenis pekerjaan tidak
bermakna terhadap kejadian infeksi TB paru, sebenarnya dengan bekerja diharapkan
dapat mengurangi risiko terinfeksi TB paru, orang yang bekerja di luar rumah, relatif
lebih sedikit memiliki waktu berada di dalam rumah dibandingkan kelompok yang
tidak bekerja. Jika waktu berada di dalam rumah lebih sedikit, maka intensitas kontak
dengan penderita TB paru akan berkurang.
4.5.7 Hubungan Status Gizi dengan Penularan TB paru pada Keluarga yang
Tinggal Serumah
Berdasarkan hasil tabulasi silang pada Tabel 4.15 menunjukkan bahwa variabel
status gizi dengan status gizi kurus (kurang) yang terjadi penularan
TB paru sebanyak 55,2% dan tidak terjadi sebanyak 22,5%, status gizi normal (baik)
yang terjadi penularan TB paru sebanyak 44,8% dan tidak terjadi sebanyak 68,5%
sedangkan status gizi gemuk (lebih) yang terjadi penularan TB paru sebanyak 0%
dan tidak terjadi sebanyak 9,0%. Berdasarkan hasil uji Chi square antara variabel
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh gambaran bahwa dari 140 orang
responden yang tinggal serumah dengan penderita TB paru BTA positif, sebanyak
29 orang (20,7%) terjadi penularan dan sebanyak 111 orang (79,3%) tidak terjadi
penularan.
2. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa:
a. Ada hubungan umur dengan penularan TB paru pada keluarga yang tinggal
serumah (p= 0,0001)
b. Tidak ada hubungan jenis kelamin dengan penularan TB paru pada
keluarga yang tinggal serumah (p= 0,810)
c. Tidak ada hubungan pekerjaan dengan penularan TB paru pada keluarga
yang tinggal serumah (p= 0,533)
d. Ada hubungan pengetahuan dengan penularan TB paru pada keluarga yang
tinggal serumah (p= 0,0001)
e. Tidak ada hubungan kebiasaan merokok dengan penularan TB paru pada
keluarga yang tinggal serumah (p= 0,281)
f. Ada hubungan penyakit penyerta dengan penularan TB paru pada keluarga
yang tinggal serumah (p= 0,0001)
g. Ada hubungan status gizi dengan penularan TB paru pada keluarga yang
tinggal serumah (p= 0,002)
3. Berdasarkan hasil analisis multivariat untuk menentukan faktor-faktor risiko yang
paling dominan menggunakan regresi logsitik menemukan ada 3 faktor risiko yang
paling besar pengaruh atau kontribusinya terhadap penularan TB paru pada
keluarga yang tinggal serumah adalah faktor umur (umur <15 tahun, PR 78,228),
status gizi (status gizi kurus, PR 17,174) dan pengetahuan (pengetahuan kurang,
PR 15,802).
Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Timur. 2012. Profil Kesehatan Kabupaten Aceh
Timur Tahun 2011. Aceh Timur.
Diani, A., Setyanto, D.B. dan Nurhamzah, W. 2011. Proporsi Infeksi Tuberkulosis dan
Gambaran Faktor Risiko pada Balita yang Tinggal Dalam Satu Rumah dengan
Pasien Tuberkulosis Paru Dewasa. Departemen Ilmu Kesehatan Anak RS Dr.
Cipto Mangunkusumo. FKUI. Jakarta.
Hariyanto. 2013. Hubungan Karakteristik Penderita TBC dengan Suspec TBC Paru
BTA Positif di Puskesmas Gondang Kabupaten Sragen.
http://skripsistikes.wordpress.com/2013/01/15/hubungan-karakteristik-
penderita-tbc-dengan- suspec-tbc-paru-bta-positif-di-puskesmas-gondang.
Diakses 12 Maret 2013.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2002. Klasifikasi Status Gizi Anak
Bawah Lima Tahun (Balita). Jakarta.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Standar Prosedur
Operasional Pemeriksaan Mikroskopis TB. Jakarta.
Fidiawati, F.D. 2011. Gambaran Kondisi Perumahan dan Prilaku Penderita TB paru di
Wilayah Kerja Puskesmas Iring Mulyo Kecamatan Metro Timur Kota metro
Tahun 2010. Poltekkes Kemenkes RI. Tanjung Karang.
Gusti, A. 2000. Kekerapan Tuberkulosis Paru pada Pasangan Suami Isteri Penderita
Tuberkulosis Paru yang Berobat di Bagian Paru RSUP. H. Adam Malik.
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Medan.
Juslan. 2011. Hubungan Kepadatan Hunian, Ventilasi Rumah dan Pengetahuan dengan
Kejadian Penyakit Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Kota
Kendari. http://juslanskm.blogspot.com/2011/01/hubungan-kepadatan-hunian-
ventilasi_03.html Diakses 27 September 2012.
Lwanga, S.L. and Lemeshow. S. 1991. Sample Size Determination In Health Studies.
World Health Organization. Geneve.
Madanijah, S. dan Triana, N. 2007. Hubungan antara Status Gizi Masa Lalu Anak dan
Partisipasi Ibu di Posyandu dengan kejadian Tuberkulosis pada Murid Taman
Kanak-kanak. Jurnal Gizi dan Pangan. 2(1): 29-41
Maurice, J. 2011. WHO framework targets tuberculosis-diabetes link. For more on the
link between diabetes and tuberculosis see Series Lancet 2010; 375: 1814–
1829
Notoatmodjo, S. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni, Edisi Revisi, Reneka
Cipta, Jakarta.hal:147-149
Putra, A.K. 2010. Kejadian Tuberkulosis Pada Anggota Keluarga Yang Tinggal
Serumah dengan Penderita TB Paru BTA Positif. Fakultas Kedokteran
USU/RSUP.H.Adam Malik. Medan.
Putra, N.R. 2011. Hubungan Prilaku dan Kondisi Sanitasi Rumah Dengan Kejadian
TB Paru di Kota Solok Tahun 2011. Program Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Padang.
Retnaningsih, E., Taviv, Y. dan Yahya. 2010. Model Prediksi Faktor Resiko Infeksi
TB Paru Kontak Serumah untuk Perencanaan Program di Kabupaten Oku
Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010 (Model Faktor Resiko Infeksi TB
Paru). Laporan Akhir. Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian
Dalam Negeri. Jakarta.
Rotua, R. 2013. Gambaran Perilaku Ibu dalam Merawat Anak dengan Tuberkulosis
Paru. http://103.10.169.96/handle/123456789/1953 Diakses Tanggal 15 Mei
2013.
Ruswanto, B. 2010. Analisis Spasial Sebaran Kasus Tuberkulosis Paru Ditinjau dari
Faktor Lingkungan Dalam dan Luar Rumah di Kabupaten Pekalongan. Tesis.
Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang.
Siregar, W. 2008. Perbedaan Hasil Uji Mantoux pada Anak Umur 3 Bulan – 16 Tahun
yang Kontak Serumah dengan Penderita Tuberkulosis BTA (+) yang telah
Diimunisasi dan belum Imunisasi BCG.Tesis. Sekolah Pasca Sarjana
Universitas Sumatera Utara. Medan.
Sitepu, M.Y. 2009. Karakteristik Penderita TB Paru Relapse yang Berobat di Balai
Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007. Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Medan.
Soejadi, T.B., Apsari, D.A. dan Suprapto. 2006. Analisis Faktor-faktor yang
mempengaruhi Kejadian kasus Tuberkulosis Paru. Poltekkes Depkes. Medan.
Tobing, T.L. 2009. Pengaruh Perilaku Penderita TB Paru dan Kondisi Rumah
Terhadap Pencegahan Potensi Penularan TB Paru pada Keluarga di Kabupaten
Tapanuli Utara Tahun 2008. Tesis. Sekolah Pasca Sarjana Universitas
Sumatera Utara. Medan.
Usman, S. 2008. Konversi BTA Pada Penderita TB Paru Kategori I Dengan Berat
Badan Rendah Dibandingkan Berat Badan Normal Yang Mendapatkan Terapi
Intensif. Tesis. Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara. Medan.
No. Penelitian :
Alamat : ........................................................................................................
........................................................................................................
Setelah mendapat penjelasan mengenai manfaat dan hal-hal yang berhubungan
dengan penelitian mengenai “FAKTOR- FAKTOR RISIKO PENULARAN TB PARU
PADA KELUARGA YANG TINGGAL SERUMAH DI KABUPATEN ACEH
TIMUR”. Maka dengan ini saya menyatakan tidak keberatan untuk ikut serta dalam
penelitian ini. Bila suatu ketika merasa dirugikan dalam bentuk apapun saya berhak
membatalkan persetujuan ini.
Demikian surat persetujuan ini saya buat tanpa paksaan dari pihak manapun.
1. .................................................. ............................................
2. .................................................. ............................................
No. Penelitian :
Nama : ..................................................................
Alamat :....................................................................
1. .................................................. ............................................
2. .................................................. ...........................................
STATUS PENELITIAN
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Pekerjaan :
5. No Rekam Medis :
6. Alamat :
PEMERIKSAAN KLINIS
Pemeriksaan gejala klinis
Anamnesis :
Pemeriksaan jasmani
Keadaan Umum :
TD : mmHg,
Nadi : X/i
Pernafasan : X/i
Temp : 0C
BB : Kg
TB : cm
Kepala :
Leher :
Toraks :
Jantung :
Paru :
Inspeksi :
Palpasi :
Perkusi :
Auskultasi :
Abdomen :
Hepar :
Lien :
Renal :
Ekstremitas :
PEMERIKSAAN PENUNJANG
BTA Sputum :
Foto toraks :
Tes Mantoux :
Tanggal wawancara :
Pewawancara :
Nomor responden :
Tanggal pemeriksaan :
Daerah Kajian : Kabupaten Aceh Timur
Puskesmas :
A. Identitas Responden :
1. Nama responden :
2. Umur : ………. Tahun
3. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki
2. Perempuan
4. Alamat :
D. Penyakit penyerta
Apakah responden menderita penyakit spesifik yang menyertai
penderita tuberkulosis (Diabetes mellitus) ?
1. Ya, bila dijumpai :
- KGD P : <100mg/dl
- KGD 2 jam PP: >200 mg/dl
2. Tidak
E. Status Gizi
WHO-NCHS
penderita ?
1. Ya 2. Tidak
1. Ya 2. Tidak
1. Ya 2. Tidak
1. Sering 2. Jarang
Reliability
N %
Cas es Valid 30 100,0
Excludeda 0 ,0 Reliability Statistics
Total 30 100,0
Cronbach's
a. Listwise deletion bas ed on all
Alpha N of Items
variables in the procedure.
,979 32
Item Statistics
Scale Statistics
Frequency Table
umur2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 15 18 12.9 12.9 12.9
15-55 89 63.6 63.6 76.4
>=56 33 23.6 23.6 100.0
Total 140 100.0 100.0
jeniskelamin2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid laki-laki 60 42.9 42.9 42.9
perempuan 80 57.1 57.1 100.0
Total 140 100.0 100.0
pekerjaan2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid pns /abri 1 .7 .7 .7
wiras wasta 5 3.6 3.6 4.3
pensiunan 2 1.4 1.4 5.7
IRT 13 9.3 9.3 15.0
petani 1 .7 .7 15.7
buruh tani 9 6.4 6.4 22.1
pelajar/mahas is wa 23 16.4 16.4 38.6
tidak bekerja 78 55.7 55.7 94.3
lainnya 8 5.7 5.7 100.0
Total 140 100.0 100.0
pengetahuan2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang 90 64.3 64.3 64.3
baik 37 26.4 26.4 90.7
tidak bis a dinilai 13 9.3 9.3 100.0
Total 140 100.0 100.0
rokok12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ya 18 12.9 12.9 12.9
tidak 122 87.1 87.1 100.0
Total 140 100.0 100.0
penyakit2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ya 2 1.4 1.4 1.4
tidak 122 87.1 87.1 88.6
tidak bis a dinilai 16 11.4 11.4 100.0
Total 140 100.0 100.0
stgizi3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurus 41 29.3 29.3 29.3
normal 89 63.6 63.6 92.9
gemuk 10 7.1 7.1 100.0
Total 140 100.0 100.0
kontak2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid pernah 140 100.0 100.0 100.0
kelompok
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 111 79.3 79.3 79.3
ada 29 20.7 20.7 100.0
Total 140 100.0 100.0
Crosstabs
umur2 * kelompok
Crosstab
kelompok
tidak ada Total
umur2 < 15 Count 5 13 18
% within kelompok 4.5% 44.8% 12.9%
15-55 Count 79 10 89
% within kelompok 71.2% 34.5% 63.6%
>=56 Count 27 6 33
% within kelompok 24.3% 20.7% 23.6%
Total Count 111 29 140
% within kelompok 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value df (2-s ided)
Pears on Chi-Square 34.075a 2 .000
Likelihood Ratio 27.725 2 .000
Linear-by-Linear
12.503 1 .000
Ass ociation
N of Valid Cas es 140
a. 1 cells (16.7%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 3.73.
jeniskelamin2 * kelompok
Crosstab
kelompok
tidak ada Total
jeniskelamin2 laki-laki Count 47 13 60
% within kelompok 42.3% 44.8% 42.9%
perempuan Count 64 16 80
% within kelompok 57.7% 55.2% 57.1%
Total Count 111 29 140
% within kelompok 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
pekerjaan2 * kelompok
Crosstab
kelompok
tidak ada Total
pekerjaan2 pns /abri Count 1 0 1
% within kelompok .9% .0% .7%
wiraswasta Count 5 0 5
% within kelompok 4.5% .0% 3.6%
pensiunan Count 1 1 2
% within kelompok .9% 3.4% 1.4%
IRT Count 12 1 13
% within kelompok 10.8% 3.4% 9.3%
petani Count 1 0 1
% within kelompok .9% .0% .7%
buruh tani Count 8 1 9
% within kelompok 7.2% 3.4% 6.4%
pelajar/mahas iswa Count 19 4 23
% within kelompok 17.1% 13.8% 16.4%
tidak bekerja Count 57 21 78
% within kelompok 51.4% 72.4% 55.7%
lainnya Count 7 1 8
% within kelompok 6.3% 3.4% 5.7%
Total Count 111 29 140
% within kelompok 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Asym p. Si g.
Value df (2-s ided)
Pears on Chi-Square 7.035 a 8 .533
Likelihood Ratio 8.588 8 .378
Linear-by-Linear
2.723 1 .099
Ass ociation
N of Val id Cas es 140
a. 12 cells (66.7%) have expected count l es s than 5. The
m inim um expected count is .21.
pengetahuan2 * kelompok
Crosstab
kelompok
tidak ada Total
pengetahuan2 kurang Count 71 19 90
% within kelompok 64.0% 65.5% 64.3%
baik Count 36 1 37
% within kelompok 32.4% 3.4% 26.4%
tidak bis a dinilai Count 4 9 13
% within kelompok 3.6% 31.0% 9.3%
Total Count 111 29 140
% within kelompok 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value df (2-s ided)
Pears on Chi-Square 25.949a 2 .000
Likelihood Ratio 24.822 2 .000
Linear-by-Linear
3.529 1 .060
Ass ociation
N of Valid Cas es 140
a. 1 cells (16.7%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 2.69.
rokok12 * kelompok
Crosstab
kelompok
tidak ada Total
rokok12 ya Count 16 2 18
% within kelompok 14.4% 6.9% 12.9%
tidak Count 95 27 122
% within kelompok 85.6% 93.1% 87.1%
Total Count 111 29 140
% within kelompok 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
penyakit2 * kelompok
Crosstab
kelompok
tidak ada Total
penyakit2 ya Count 1 1 2
% within kelompok .9% 3.4% 1.4%
tidak Count 106 16 122
% within kelompok 95.5% 55.2% 87.1%
tidak bis a dinilai Count 4 12 16
% within kelompok 3.6% 41.4% 11.4%
Total Count 111 29 140
% within kelompok 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value df (2-s ided)
Pears on Chi-Square 34.044a 2 .000
Likelihood Ratio 27.264 2 .000
Linear-by-Linear
23.894 1 .000
Ass ociation
N of Valid Cas es 140
a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is .41.
stgizi3 * kelompok
Crosstab
kelompok
tidak ada Total
s tgizi3 kurus Count 25 16 41
% within kelompok 22.5% 55.2% 29.3%
normal Count 76 13 89
% within kelompok 68.5% 44.8% 63.6%
gemuk Count 10 0 10
% within kelompok 9.0% .0% 7.1%
Total Count 111 29 140
% within kelompok 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value df (2-s ided)
Pears on Chi-Square 13.004a 2 .002
Likelihood Ratio 13.978 2 .001
Linear-by-Linear
12.567 1 .000
Ass ociation
N of Valid Cas es 140
a. 1 cells (16.7%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 2.07.
kontak2 * kelompok
Crosstab
kelompok
tidak ada Total
kontak2 pernah Count 111 29 140
% within kelompok 100.0% 100.0% 100.0%
Total Count 111 29 140
% within kelompok 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value
Pears on Chi-Square .a
N of Valid Cas es 140
a. No statistics are computed
becaus e kontak2 is a cons tant.
Frequency Table
pengetahuankel
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang 90 64.3 64.3 64.3
tidak bis a dinilai 13 9.3 9.3 73.6
baik 37 26.4 26.4 100.0
Total 140 100.0 100.0
penyakitkel
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ya 2 1.4 1.4 1.4
tdk bis a dinilai 16 11.4 11.4 12.9
tidak 122 87.1 87.1 100.0
Total 140 100.0 100.0
umutkel
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 15 18 12.9 12.9 12.9
>=56 33 23.6 23.6 36.4
15-55 89 63.6 63.6 100.0
Total 140 100.0 100.0
stgizikel
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurus 41 29.3 29.3 29.3
gemuk 10 7.1 7.1 36.4
normal 89 63.6 63.6 100.0
Total 140 100.0 100.0
Analisis Multivariat: