Anda di halaman 1dari 4

REVIEW JURNAL PENELITIAN KUALITATIF

Nama Mahasiswa : Maria Cahyaning Jasmine


Prodi : Sarjana Terapan Promosi Kesehatan
Tingkat : 3 (Tiga)
Kelas :B

Judul Jurnal Barriers to and Facilitators of Physical Activity Program


Use Among Older Adults

(Hambatan dan Fasilitator Penggunaan Program Aktivitas


Fisik pada Lansia)

Nama Penerbit Jurnal Clinical Medicine & Research


Volume Volume 12, Number 1-2: 10-20
Halaman Jurnal doi:10.3121/cmr.2013.1171
Tahun 2014
Penulis Jurnal Hilary J. Bethancourt, MA; Dori E. Rosenberg, PhD, MPH; Tara
Beatty, MA; dan David E. Arterburn, MD, MPH
Tanggal Review
Abstrak Aktivitas fisik secara teratur penting untuk menjaga
kesehatan fisik, kognitif, dan emosional jangka panjang.
Namun, hanya beberapa lansia yang terlibat dalam
aktivitas fisik rutin, dan bahkan lebih sedikit lagi yang
memanfaatkan program yang dirancang untuk
meningkatkan partisipasi pada aktivitas fisik. Meskipun
sebagian besar anggota Medicare yang dikelola memiliki
akses gratis ke program Silver Sneakers dan program
EnhanceFitness, sebagian besar lansia yang memenuhi
syarat tidak menggunakan program ini. Tujuan dari studi
kualitatif ini adalah untuk lebih memahami hambatan dan
fasilitator aktivitas fisik dan partisipasi dalam program
aktivitas fisik pada lansia. Penelitian ini adalah penelitian
kualitatif dengan menggunakan metode focuse group
interview. Kelompok fokus berlangsung di tiga klinik
Kesehatan Kelompok di King County, Washington. 52
anggota Grup Medicare Kesehatan berusia antara 66 – 78
tahun dipilih secara untuk berpartisipasi. Peneliti
membagi 4 kelompok fokus dengan anggota 13 orang di
setiap grup. Diskusi kelompok terfokus direkam,
ditranskripsi, dan dianalisis menggunakan pendekatan
tematik induktif dan kerangka sosial-ekologis. Sebagian
besar sampel berkulit putih (77%), berpendidikan baik
(69% lulusan perguruan tinggi), dan relatif aktif secara
fisik. Hambatan utama untuk partisipasi dan program
aktivitas fisik adalah keterbatasan fisik karena kondisi
kesehatan atau penuaan, kurangnya bimbingan
profesional, dan distribusi informasi yang tidak memadai
tentang pilihan dan program aktivitas fisik yang tersedia.
Fasilitator termasuk motivasi untuk menjaga kesehatan
fisik, mental dan akses ke pilihan aktivitas yang terjangkau
dan nyaman. Populasi lansia dapat memperoleh manfaat
dan informasi yang lebih besar dari penyelenggara dan
sistem perawatan kesehatan mereka tentang cara
meningkatkan atau mempertahankan tingkat aktivitas
fisik dengan aman dan berhasil hingga dewasa nanti.
Upaya di antara sistem perawatan kesehatan untuk
meningkatkan aktivitas fisik pada lansia mungkin perlu
mempertimbangkan penyesuaian yang berpusat pada
pasien untuk program aktivitas fisik saat ini, serta metode
alternatif untuk mempromosikan pilihan gaya hidup aktif
secara keseluruhan.
Pengantar Meskipun telah diketahui pentingnya aktivitas fisik untuk
mempertahahankan kesehatan fisik, mental, dal kognitif
bagi lansia, pada faktanya lansia merupakan kelompok
yang tidak aktif di Amerika Serikat. Dengan pengeluaran
kesehatan tertinggi, dan jumlah lansia yang diprediksi
akan bertambah dua kali lipat dalam empat dekade,
promosi aktivitas fisik pada lansia menjadi isu kesehatan
masyarakat dan ekonomi yang penting dan layak
mendapat perhatian lebih. Menyadari masalah di atas,
beberapa rencana kesehatan mulai menawarkan akses
gratis atau biaya rendah kepada lansia penerima manfaat
dalam program aktivitas fisik berbasis masyarakat, seperti
Silver Sneakers dan EnhanceFitness. Ditemukan data pada
laporan selanjutnya bahwa hanya sekita 25% lansia yang
terdaftar dalam program SS dan EF, bahkan lebih sedikit
lagi lansia yang benar-benar memanfaatkan fasilitas
tersebut secara rutin setidaknya sebulan sekali.
Tujuan Penelitian - Untuk mendapatkan wawasan lebih lanjut tentang
hambatan dan fasilitator dari PA umum dan
partisipasi dalam program PA, seperti program EF
dan SS.
- Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik
tentang persepsi peserta tentang peran sistem
perawatan kesehatan dalam mendukung dan
mendorong PA.
- Untuk menghasilkan serangkaian rekomendasi
untuk potensi perubahan tingkat organisasi yang
dapat mendorong peningkatan PA pada lansia
Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan
menggunakan metode focuse group interview. Kelompok
fokus berlangsung di tiga klinik Kesehatan Kelompok di
King County, Washington.
Pembahasan
Metode 1. Rekruitmen (memilih sampel sebanyak 415 lansia
yang sesuai dengan kriteria peneliti)
2. Prosedur (memberitahukan jadwal diskusi melalui
telepon dan didapatkan total 52 lansia yang
berpartisipasi dan dibagi menjadi 4 grup.
Memberikan fasilitator di setiap grup yang mana 3
dari 4 fasilitator memiliki background pendidikan
di bidang psikologi klinis dan kesehatan
masyarakat)
3. Survei dan analisis data
Instrument International Physical Activity Questionnaire (IPAQ)
Panduan wawancara
Desain Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan
menggunakan desain fenomenologi
Analisis Untuk mengurangi tingkat proyeksi subjektif dalam
analisis, semua transkrip dikodekan secara independen
oleh dua pemimpin kelompok fokus. Tinjauan awal
transkrip memungkinkan kedua pembuat kode untuk
membuat daftar kode dasar. Semua kode akhir
dimasukkan ke ATLAS.ti 6.2 sehingga semua kutipan yang
relevan terkait dengan setiap kode dapat ditinjau. Analisis
mengungkapkan beberapa tema menyeluruh yang sesuai
dengan kerangka sosial-ekologis yang mewakili domain
intrapersonal, interpersonal, sosial, lingkungan binaan,
dan hambatan struktural/organisasi dan fasilitator.
Dengan demikian, tema-tema tersebut dikategorikan
sesuai dalam masing-masing tingkat pengaruh ini. Untuk
memastikan keakuratan dan kredibilitas proses
pengkodean, peneliti menggunakan pengecekan anggota
dari tema oleh semua peserta kelompok fokus serta dua
mitra sistem pengiriman yang mengelola program.
Hasil Penelitian Sebagian besar sampel berkulit putih (77%),
berpendidikan baik (69% lulusan perguruan tinggi), dan
relatif aktif secara fisik. Hambatan utama untuk partisipasi
dan program aktivitas fisik adalah antara lain:
a. Faktor intrapersonal: keterbatasan fisik karena
kondisi kesehatan atau penuaan dan kurangnya
motivasi
b. Faktor interpersonal: kurangnya bimbingan
profesional, dan distribusi informasi yang tidak
memadai tentang pilihan dan program aktivitas
fisik yang tersedia.
c. Faktor lingkungan fisik: lingkungan yang tidak
aman dan nyaman, lokasi tidak estetis
d. Faktor structural dan organisasi: fasilitas SS dan EF
yang terbatas, tidak memenuhi kriteria untuk
mengikuti SS dan EF
Kesimpulan Populasi lansia dapat memperoleh manfaat dan informasi
yang lebih besar dari penyelenggara dan sistem
perawatan kesehatan mereka tentang cara meningkatkan
atau mempertahankan tingkat aktivitas fisik dengan aman
dan berhasil hingga dewasa nanti. Upaya di antara sistem
perawatan kesehatan untuk meningkatkan aktivitas fisik
pada lansia mungkin perlu mempertimbangkan
penyesuaian yang berpusat pada pasien untuk program
aktivitas fisik saat ini, serta metode alternatif untuk
mempromosikan pilihan gaya hidup aktif secara
keseluruhan.
Kelemahan Penelitian Peletakan tabel daftar hambatan kurang tepat, lebih baik
diletakan di bawah subbab hasil penelitian, baru di bawah
tabel diberi penjelasan.

Anda mungkin juga menyukai