Anda di halaman 1dari 3

Review: James N.

Rosenau, Foreign Policy as Adaptive Behavior: Some Preliminary


Notes for a Theoretical Model
Jasmine Husnaa Aqila – NIM 215120401111049 – Kelas F.3 Kebijakan Luar Negeri
Rosenau dalam kajiannya ini hanya membahas hipotesisnya tentang bagaimana perilaku adaptif dalam
kajian kebijakan luar negeri. Resenau hanya memberikan arah terhadap dasar-dasar fundamental agar
hipotesis ini bisa dikonstruksikan secara teoritis. Komponen-komponen terhadap hipotesis umum ini harus
dioperasikan dan data-data harus dikumpulkan untuk menguji keabsahan hipotesis ini dan menetapkan
prinsip-prinsip umum. Dengan demikian, hipotesis umum tentang perilaku adaptif ini bisa menjadi teori
relevan untuk menganalisis situasi tertentu, khususnya dalam kajian kebijakan luar negeri.
Menurut Rosenau, lingkungan selalu berubah-ubah, dan perubahan ini akan selalu menimbulkan
ancaman bagi integritas dan kelangsungan hidup masyarakat. Penetapan kebijakan luar negeri ialah kegiatan
yang tidak hanya dilihat dari segi moralitas dan kewarganegaraan saja, namun kebijakan luar negeri juga harus
dilihat dari segi perilaku adaptif suatu negara atau masyarakat terhadap kebijakan tersebut. Perubahan-
perubahan yang terjadi di masa modern lebih dinamis, variatif dan sulit dipredikdsi dibandingkan dengan
masa sebelum modernisasi, sehingga diperlukan praktik diplomasi yang lebih inovatif dan tidak hanya
berdasar pada praktik diplomasi yang standar, atau diplomasi yang sering dilakukan oleh kedutaan dan
kemerterian luar negeri.
Menurut Resenau, perilaku kebijakan luar negeri yang diambil oleh pemerintah nasional bisa dianggap
adaptif ketika masyarakat internal bereaksi terhadap perubahan dari lingkungan eksternal yang mampu
merubah struktur penting negara dalam batas yang dapat diterima. Sebaliknya, kebijakan luar negeri dianggap
maladaptive ketika negara atau masyarakat internal bereaksi terhadap perubahan lingkungan eksternal di luar
batas yang dapat diterima. Struktur penting di sini maksudnya ialah pola yang saling terikat dan membentuk
kehidupan politik, ekonomi, dan social masyarakat nasional. Akseptabilitas dan esensialitas ialah sesuatu yang
harus diukur, pengukuran tersebut dibagi menjadi 3 tahap, pertama ialah menganalisis pola kehidupan politik,
ekonomi, dan social masyarakat. Kedua, ialah melibatkan perubahan-perubahan dari eksternal ke nilai-nilai
esensial masyarakat nasional. Tahapan terkahir ialah mengeliminasi nilai-nilai dari perubahan ekternal yang
hanya dapat diterima di luar batas kemampuan masyarakat nasional.
Rosenau dalam kajiannya ini, juga menjelaskan bahwa tidak semua perubahan yang terjadi di
lingkungan eksternal harus diadaptasi oleh suatu negara/masyarakat nasional, hanya perubahan-perubahan
yang relevan dengan kehidupan masyarakat saja yang butuh di adaptasi, atau disebut juga dengan salient
environment. Ketika perubahan-perubahan yang ada di silent environment diadaptasi oleh masayarakat
nasional, maka akan terjadi transformasi kebijakan. Transformasi ini tidak selalu meninggalkan seluruh esensi
utama dan asli dalam kehidupan politik, ekonomi, dan social masyarakat nasional, namun proses adaptasi tak
jarang juga tetap memakai esensi utamanya sendiri.
Perubahan adalah factor utama dari adaptasi. Ketika tidak ada perubahan, maka proses adaptasi tidak
akan terjadi. Faktor krusial dalam menciptakan regulasi baru dari proses adaptasi dipengaruhi oleh tipe-tipe
perubahan yang masing-masingnya akan berdampak pada peran dari pemimpin pemerintah atau non
pemerintah. Pada tingkat internal:
1. Internal personnel change, hanya melibatkan perubahan dari identitas orang-orang yang
menduduki peran pemimpin di lemebaga pemerintah atau non pemerintah. Perubahan ini bersifat
statis dalam politik, ekonomi, dan social. Pemimpin cenderung mengikuti kebijakan yang telah
dibuat dan tidak terlalu berpengaruh dalam perubahan kebijakan.
2. Internal political change, perubahan bukan hanya di pemimpinnya dan institusi politiknya, tapi
juga pada kualifikasi, kapabiltas, dan keterbatasan peran yang mereka punya dalam hubungan satu
sama lain dan dengan masyarakat.
3. Internal socioeconomic, perubahan yang terjadi dalam kualifikasi, kapabilitas, keterbatasan, dan
hubungan peran kepemimpinan dalam Lembaga kemasyarakatan, bukan politik atau pemerintahan.
Contohnya, munculnya kelas-kelas social baru, perubahan regulasi dalam produksi barang,
regulasi baru dibidang kesejahteraan, Pendidikan dan sebagainya.
Pada tingkat eksternal:
1. External personnel change, perubahan identitas dari personil organisasi internasional dan
pemimpin yang menduduki jabatan di pemerintah atau lembaga non pemerintah di salient
environment dari masyarakat yang beradaptasi.
2. External political change, perubahan dalam kualifikasi, kapabilitas, dan keterbatasan peran
pemerintah baik di dalam, di antara masyarakat, dan organisasi internasional di salient
environment. Perubahan ini akan mengarah pada munculnya kebijakan baru di masyarakat yang
beradaptasi.
3. External socioeconomic change, perubahan yang berkaitan dengan Lembaga nonpolitik di salient
environment. Perubahan yang terjadi akan memengaruhi masyarakat adaptif
Selain itu, Rosenau juga menjelaskan pendapatnya tentang kondisi dasar yang mencirikan perilaku
dalam pengambilan kebijakan luar negeri bisa dibedakan menjadi 4 tipe: Pertama, The habitual, kondisi ketika
perubahan di internal dan eksternal rendah. Pengambilan keputusan dilakukan seperti biasanya. Keputusan
yang diambil cukup untuk mengatur urusan public dan dunia. Pemerintah di level atas tidak perlu
mempertimbangakan kebutuhan internal dan tekanan eksternal secara berlebihan. Perubahan atau masalah
yang terjadi masih bisa diatur oleh kebijakan yang sudah ada, tidak perlu dengan kebijakan baru. Kedua, The
deliberative, kondisi ketika perubahan internal rendah dan negara berjalan seperti biasanya. Tapi perubahan
besar sedang terjadi di eksternal. Maka untuk beradaptasi dengan keadaan ini, pemerintah internal harus
menyesuaikan keadaan dengan dunia eksternal, misalnya melalui ratifikasi peraturan di level internasioal ke
level domestic. Ketiga, The spirited, kondisi ketika perubahan internal tinggi, namun perubahan eksternal
rendah. Kondisi ini mengharuskan negara internal tidak hanya sekedar menangani situasi yang ada, namun
mereka juga harus mempromosikan perubahan atau masalah internalnya ke level internasional agar perubahan
tersebut bisa disesuaikan dengan masyarakat eksternal. Keempat, The convulsive, adaptasi yang terjadi ketika
perubahan di internal dan eksternal sama-sama tinggi. Kondisi ini ialah salah satu sumber ketegangan di
system internasioanl. Keadaan ini juga membuat kebijakan yang sudah ada dan stabil tidak relevan lagi,
sehingga perilaku dari eksternal akan secara tiba-tiba berubah. Hal ini akan menyebabkan ketegangan di
tingkat internal yang mendorong perubahan kebijakan lebih lanjut.
Perubahan memang keadaan penuh ketidakpastian, hal tersebut akan berpotensi menimbulkan
kejadian maladaptif bagi negara/masyarakat nasional. Oleh karena itu, para pengambil kebijakan harus
mampu merancang atau menggambarkan konsekuensi yang akan muncul sebagai akibat dari perilaku yang
mereka ambil dalam memutuskan kebijakan luar negeri. Dengan demikian. kejadian yang tidak diinginkan
seperti kejadian maladaptive bisa lebih dikelola. Selain itu, Rosenau mengatakan bahwa masyarakat atau
negara bisa masuk kedalam situasi yang adaptif atau maladaptive. Kedua situasi tersebut sangat dipengaruhi
oleh pilihan yang diambil oleh manusia itu sendiri. Pilihan yang diambil dipengaruhi oleh factor historis,
budaya, atau factor lain yang secara langsung atau tidak langsung akan memengaruhi pilihan mereka.

Anda mungkin juga menyukai