Anda di halaman 1dari 5

A.

Pengertian Kaum Sofis

Kaum sofis merupakan periode akhir dari Filsafat Yunani Kuno hingga kemudian


muncul periode Yunani Klasik yang diwawali Socrates. Tetapi Kaum Sofis ini
hidup pada zaman yang sama dengan Socrates. Para filsuf kaum Sofis ini adalah
Protagoras dari Abdera, Xeniades dari Korintus, Gorgias dari Leontioni,
Lycophron, Prodikos dari Keos, Thrasymakos dari Chalcedon, Hippias dari Elis,
Antiphon dan Kritias dari Athena.

B. Asal-Usul Kaum Sofis

Sofis berasal dari bahasa Yunani kuno sophista, adalah sekelompok orang dari
Yunani kuno yang memiliki pengetahuan khusus dalam teori (matematika dan
geometri) atau praktis (kerajinan, musik, puisi). Para Sofis adalah para ahli
retorika yang mencari nafkah dengan memberikan pengetahuan mereka.

Mereka bekerja sekitar 450 SM-380 SM. Istilah Sofist awalnya disebut "semua
orang yang terkenal dengan kebijaksanaan mereka'. Para Sofis meliputi:
Pythagoras, Thales, Solon, Antisthenes, negarawan, tokoh budaya, penyair dan
'orang bijak' lainnya".

Pada abad ke-5, Sofis juga termasuk para guru profesional dan para ahli yang
memberikan pengetahuan dan keterampilan mereka kepada orang lain.  Para Sofis
tidak membentuk tren filosofis tertutup dan tidak ada sekolah Sofis. Mereka
memiliki sikap yang tercerahkan terhadap agama. Mereka berasumsi bahwa para
dewa tidak akan mengendalikan nasib manusia tanpa menyangkal keberadaan
mereka. Kebenaran tidak akan tercapai. Tiap-tiap pendirian dibenarkan dengan
retorika. Apabila orang banyak sudah setuju maka itu dianggap sudah benar.
C. Penyebab Munculnya Kaum Sofis

Satu: Kaum Sofis muncul ketika Athena sedang dalam masa kejayaan

Athena merupakan negara demokrasi pertama di dunia. Demokrasi yang


diterapkan merupakan demokrasi langsung tanpa perwakilan. Setiap rakyat boleh
menyuarakan aspirasinya secara langsung. Karena model demokrasi yang diusung
secara langsung, maka setiap orang dituntut untuk pintar dalam mengemukakan
pendapat, menang dalam berdebat dan diskusi.

Dua: Kebutuhan akan pendidikan

Karena sistem demokrasi langsung yang digunakan di Athena dan orang yang
mengemukakan pendapat dituntut harus pandai maka muncullah kebutuhan akan
pendidikan. Ketika rakyat butuh pendidik, muncullah Kaum Sofis yang mau
mengajari rakyat Athena. Akan tetapi, target filsafat yang dianut oleh Kaum Sofis
bukan memprioritaskan untuk mencari kebenaran, namun memprioritaskan uang.
Kebanyakan anak didik Kaum Sofis merupakan kaum bangsawan (aristokrat).

Tiga: Bersinggungan dengan kebudayaan dari bangsa lain

Kejayaan Athena menyebabkan banyak bangsa-bangsa lain yang datang ke


Athena dengan membawa adat, tradisi, budaya, dan filsafat yang berbeda. Karena
hal inilah, muncul pemikiran akan etika, filsafat, bahkan kepercayaan yang
berbeda antara satu  bangsa dengan bangsa yang lainnya.

D. Karakteristik Kaum Sofis

Karakteristik Kaum Sofis yang pertama yaitu retorika, lebih mementingkan


seolah-olah benar dan diakui orang sebagai benar daripada kebenaran yang
memang benar. Cara gampangnya adalah “tidak apa-apa untuk menyebar
kebohongan asal yang dibohongi tidak tahu”.
Yang kedua, kebenaran tergantung pada ruang dan budayanya. Kebenaran di satu
wilayah dengan wilayah lainnya berbeda. Yang ketiga, bahwa tidak ada kebenaran
yang absolut, semua kebenaran yang ada “tergantung” atau relatif. Setiap orang
melihat kebenaran dengan sudut pandang masing-masing orang.

Yang terakhir, para Kaum Sofis ketika mengajar muridnya lebih konkrit dengan
tujuan agar muridnya menjadi pintar dan pandai berdebat, sehingga mendapatkan
posisi sosial yang tinggi dalam masyarakat.

E. Ciri Utama Kaum Sofis


- Retorika : merupakan suatu usaha dengan menggunakan bahasa utk
mempengaruhi orang lain. Terdapat 2 alat yang selalu digunakan, antara
lain:
- Eristic : argumen yang dipakai untuk memenangkan debat.  Bukan
kebenaran atau pencerahan yang dicari melainkan bagaimana
mengalahkan musuhnya.  Sesuatu yg buruk akan dinyatakan sebaik
mungkin demi suatu kemenangan.
- Antilogic: mengambil fakta2 yang berlawanan sebagai argumentasi. Ada
fakta yang mendukung dan ada juga yang menjatuhkan. Sekarang, semua
tergantung niat dari orang yang sedang berada dalam sebuah perdebatan.
Apakah membela diri dengan fakta yang mendukung dirinya?? ataukah
membela diri dengan fakta yang menjatuhkan lawannya??
- Tujuan Retorika adalah mempengaruhi org lain tau persuasif. Jargonnya,
“Pakailah bahasa yang pas di waktu yang pas, agar kamu dapat
mempengaruhi org lain”.
Pada jaman Yunani kuno, Retorika sudah merupakan bagian dalam
strategi kosmunikasi yang dibangun untuk mempengaruhi satu sama lain
dalam berinteraksi. Sama halnya seperti kaum Sofis. Sebagaimana 3 pilar yang
menjadi kunci utamanya (Etos, Pathos, & Logos) dalam retorika, kaum
Sofis pun menggunakannya. Hanya saja kelemahan terbesar kaum sofis
terletak pada “Pathos (Nilai Moral)” yang paling tidak digubris.

- Logos : logika,  buktikan kebenaranmu,  Etos: jadilah orang yang dapat


dipercayai.  Pathos: emosi, punya standar nilai tentang moral (orang sofis
memiliki kelemahan di sini. Bisa dibilang sangat sedikit)

F. Ciri-Ciri Lain Kaum Sofis


1. Egoisme
Kaum sofis percaya bahwa egoisme itu wajar dan natural. Setiap orang
pasti membela dirinya sendiri. Menurut mereka hidup harus dijalani
dengan natural dan yang natural (alami) dalam diri manusia adalah sifat
egois. Paham sofisme mendukung adanya sifat egois untuk mementingkan
diri sendiri karena hal itu dianggap alami dan wajar.

2. Relativisme dan Subyektivisme:


Cara berpikir kaum sofis adalah relativisme dan subyektivisme. Setiap
orang merupakan ukuran dari kebenaran. Mereka yang pertama
menyangkal gagasan adanya realitas obyektif yang independen di luar
kesadaran. Pemikiran ini dipelopori oleh Phrotagoras. Kebenaran itu
tergantung orangnya. Kebenaran itu sifatnya subjektif tergantung siapa
yang melihat.
3. Skeptisisme:
Kaum sofis berpandangan bahwa pikiran manusia tidak mungkin
mengetahui kebenaran yang sejati. Oleh Karena itu, tidak perlu
menyibukkan diri untuk melakukan yang sia-sia dengan menyelami dan
mencari kebenaran sejati.
4. Bisnis Pendidikan:
Kaum Sofis menjadikan pendidikan sebagai bisnis. Merekalah orang-
orang pertama yang memungut bayaran atas layanan mereka, menarik
bayaran untuk mengajar “wisdom” dan “virtue”. Tokohnya yatitu
Gorgrias. menurutnya tidak ada sesuatu yang eksis. Pikiran manusia tidak
mungkin mengetahui kebenaran yang sejati.
5. Kritik Agama:
Sekuler, Skeptis, atheis, dan sinis terhadap agama dan mekanisme kontrol
sosial oleh agama. Tuhan itu ‘dibuat’ untuk tujuan tertentu sebagai ‘yang
tidak terlihat’, Sang Maha Polisi

Referensi :
- Kompasiana.com
- Togaconsultant.wordpress.com
- Wikipedia.com
- Youtube.com ( Ngaji filsafat : Pemikiran Yunani Kuno Kaum Sofis )

Anda mungkin juga menyukai