Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEBIDANAN

Pada Bayi Ny. ”U” Umur 1 hari dengan BBLR


Di Ruang NICU RSUD dr. Mohammad Zyn Sampang

Oleh:
AISY ADILA
NIM: 412320012

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SUKMA WIJAYA SAMPANG
2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan studi kasus ini telah mendapat persetujuan dan pengesahan oleh pembimbing
saya selama praktek di RSUD dr. Mohammad Zyn Sampang , yang dilaksanakan pada tanggal 23
januari 2023 s/d 17 februari 2023.

Laporan studi kasus ini disusun oleh:


Nama : AISY ADILA
NIM : 412320001
Disahkan dan disetujui pada:
Hari :
Tanggal :

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Praktek

(Mayvita Nabila , S.Tr.Keb) (Musnati., S.Kep.Ns)

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah memberikan
kesempatan kepada kita untuk berkumpul di ruangan ini dan telah memberikan kita kesempatan
dalam pembuatan makalah ini.
Askeb ini disususn sebagai syarat untuk mendapatkan nilai tugas dari hasil praktek. Dan
kami mengucapkan terima kasih kepada pembimbing praktek yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan.
Kami sebagai penulis makalah ini mungkin dalam pembuatan makalah masih banyak
kekurangan dan kesalahan sehingga kami sangat memerlukan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembimbing praktekdan pembimbing akademik.

Sampang, Januari 2023

Penyusun
AISY ADILA

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG............................................................................................................1
B. TUJUAN................................................................................................................................2
C. RUANG LINGKUP...............................................................................................................2
D. METODE PENULISAN........................................................................................................2
E. SISTEMATIKA PENULISAN..............................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI.............................................................................................................3
A. Konsep BBLR........................................................................................................................4
1. Definisi BBLR....................................................................................................................4
2. Klasifikasi BBLR...............................................................................................................4
3. Etiologi BBLR....................................................................................................................5
4. Manifestasi Klinis BBLR...................................................................................................6
5. Pemeriksaan Penunjang......................................................................................................7
6. Penatalaksanaan BBLR......................................................................................................7
7. Komplikasi BBLR..............................................................................................................8
B. Konsep Asuhan Kebidanan…………………………………………………..……………..9

1 . Pengkajian Data…………………………………………………………………………..9

BAB III TINJAUAN KASUS 13

A. PENGKAJIAN.....................................................................................................................13
B. DATA SUBJEKTIF.............................................................................................................14
C. DATA OBYEKTIF..............................................................................................................15
D. ANALISA............................................................................................................................15
E. PENATALAKSANAAN.....................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................18

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah kondisi dari seorang bayi yanberat kurang
dari 2500 gram atau 2,5 kg. BBLR dapat terjadi pada kondisi bayi prematur yang lahir kurang
bulan maupun bayi yang lahir cukup bulan dan memiliki masalah pada proses
pertumbuhannya selama masa kehamilan (Sutarjo, 2014). Beberapa penelitian
mengungkapkan anak yang lahir dengan riwayat BBLR mempunyai pola pertumbuhan yang
lebih rendah dibandingkan dengan anak berat lahir normal. Penelitian yang dilakukan oleh
Schart,J.R. et. al, (2016) dengan judul Growth anddevelopment in children born verylow
birthweight mendapatkan hasil bahwa BBLR akan mengalami perlambatan pada pertumbuhan
dan perkembangannya. Penelitian lain juga mengungkapkan bahwa terdapat hambatan
pertumbuhan yang serius pada anak dengan riwayat BBLR yang dimulai sejak dalam
kandungan hingga anak berumur 2 tahun, sehingga anak tidak pernah mencapai berat badan
ideal dan jika tidak mendapatkan perawatan yang baik hambatan terjadi tidak hanya pada
pertumbuhan fisik saja, melainkan juga pada perkembangannya (Lestari, 2021).

Salah satu periode usia yang sangat membutuhkan perhatian khusus pada anak dengan
riwayat BBLR adalah periode usia toddler. Anak usia toddler merupakan anak yang berada
antara rentang usia 12-36 bulan (Soetjiningsih dan Ranuh, 2013). Usia ini meru pakan masa
keemasan pada anak karena pada masa ini anak akan sangat cepat mempelajari hal-hal baru
(Loeziana, 2015). Keberhasilan menguasai tugas-tugas perkembangan pada usia toddler
membutuhkan dasar yang kuat selama masa pertumbuhan dan memerlukan bimbingan dari
orang lain terutama orang tua. Berdasarkan hal tersebut, faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi tumbuh kembang pada anak usia toddler harus diberikan secara optimal oleh
orang tua maupun anggota keluarga lainnya. Pemberian stimulasi yang rendah dan tingkat
kesejahteraan yang kurang di rumah akan menyebabkan tumbuh kembang anak menjadi 3
terganggu dan bagi anak dengan riwayat BBLR akan semakin berisiko lebih besar(Santri et al
2014).

Data badan kesehatan dunia World Health Organization tahun 2018, menyatakan bahwa
prevalensi bayi dengan BBLR di dunia yaitu 15,5% atau sekitar 20 juta bayi yang lahir setiap
tahun, sekitar 96,5% diantaranya terjadi di negara berkembang (Novitasari et al., 2020).
Menurut WHO dalam Agustin et al, (2019) Indonesia berada diurutan kesembilan angka
prevalensi bayi dengan BBLR dengan lebih dari 15,5% dari semua kelahiran setiap tahun.
Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI, 2017) angka kejadian Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR) di Indonesia mencapai 6,2%. Kejadian BBLR berdasarkan
provinsi bervariasi dengan rentang 2%-15,1%. P a d a t a h u n 2 0 1 7 p ersentase bayi dengan
berat badan lahir rendah di Provinsi Bali sebesar 2,6%. Kejadian BBLR berdasarkan jumlah
lahir hidup tertinggi ada di Kabupaten Gianyar dan Klungkung, yaitu 4,4% dari total lahir
hidup 1.707 orang (Dinkes Povinsi Bali, 2017). Tahun 2020 kejadian BBLR di Provinsi Bali

1
sebesar 2,9 % dan Gianyar menempati rangking lima dengan kejadian BBLR sebesar 3,6 %
(Dinkes Povinsi Bali, 2020)

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Setelah melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal diharapkan mahasiswa
mampu memahami dan melaksanakan asuhan secara komprehensif.

2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan asuhan kebidanan padabayi baru lahirnormal diharapkan meliputi:

1. Melakukan pengkajian data.


2. Mengidentifikasi masalah dan diagnosa.
3. Mengidentifikasi masalah protein yang terjadi.
4. Berikan kebutuhan segera.
5. Merumuskan dan mengembangkan rencana asuhan kebidanan.
6. Melaksanakan asuhan kebidanan.
7. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan.

C. RUANG LINGKUP
Asuhan kebidanan pada bayi BBLR dengan beberapa perubahan yang fisiologis maupun
pada tumbuh kembang bayi baru lahir normal.

D. METODE PENULISAN
1. Wawancara/ Anamnesa
Mengumpulkan data dengan cara tanya jawab secara langsung antara petugas
dengan keluarga pasien.
2. Observasi
Melakukan pengamat langsung terhadap perubahan yang terjadi pada pasien.
3. Praktek
Dapat memberikan suatu masukan dalam upaya peningkatan mutu dan pelayanan

2
pada bayi baru lahir dengan
4. Study Pustaka
Mempelajari buku-buku makalah tentang BBL.

E. SISTEMATIKA PENULISAN
Judul

Lembar pengesahan

Kata pengantar

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Ruang Lingkup
D. Metode Penulisan
E. Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Konsep BBLR
B. Konsep asuhan kebidanan SOAP

BAB III TINJAUAN KASUS

Pengkajian Data

A. Data Subjektif
B. Data Obyektif
C. Analisa
D. Penatalaksanaan

DAFTAR PUSTAKA

BAB II
3
TINJAUAN TEORI

A. Konsep BBLR
1. Definisi BBLR
Bayi berat lahir rendah adalah keadaan ketika bayi dilahirkan memiliki
berat badannya kurang dari 2500 gram. Keadaan BBLR ini akan berdampak buruk
untuk tumbuh kembang bayi ke depannya (Kementerian Kesehatan RI, 2015). Ada
2 keadaan BBLR yaitu :
1. Prematuritas atau Bayi Kurang Bulan Murni
BBLR karena prematuritas atau Bayi Kurang Bulan Murni adalah bayi
yang dilahirkan kurang bulang (preterm) mempunyai organ yang belum
berfungsi seperti bayi aterm sehingga bayi tersebut mengalami kesulitan untuk
hidup di luar rahim. Makin pendek masa kehamilan makin kurang sempurna
fungsi alat-alat tubuhnya, akibatnya makin mudah terjadi komplikasi, seperti :
sindroma gangguan pernafasan, hipotermia, aspirasi, infeksi, dan pendarahan
intrakanial.
2. BBLR (KMK)
Bayi Berat Badan Lahir Rendah karena Bayi Kecil untuk Masa Kehamilan
(KMK) adalah bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK) pertumbuhan alat-alat
dalam tubuhnya lebih baik dibandingkan dengan bayi preterm dengan berat
badan yang sama.

2. Klasifikasi BBLR
Menurut Cutland, Lackritz, Mallett-Moore, Bardají, Chandrasekaran,
Lahariya, Nisar, Tapia, Pathirana, Kochhar & Muñoz (2017) dalam
mengelompokkan bayi BBLR ada beberapa cara yaitu:
1. Berdasarkan harapan hidupnya
a. Bayi dengan berat lahir 2500 – 1500 gram adalah bayi berat lahir rendah
(BBLR).
b. Bayi dengan berat lahir 1500 – 1000 gram adalah bayi berat lahir sangat
rendah (BBLSR).
c. Bayi dengan berat lahir < 1000 gram adalah bayi berat lahir ekstrim rendah
(BBLR).
2. Berdasarkan masa gestasinya:
a. Prematuritas Murni Bayi dengan masa gestasi kurang dari 37 minggu atau
biasa disebut neonatus dengan berat normal ketika lahir. Dapat disebut
BBLR jika berat lahirnya antara 1500 – 2500 gram.
b. Dismaturitas Bayi dengan berat badan lahir tidak normal atau kecil ketika
dalam masa kehamilanKlasifikasi BBLR

3. Etiologi BBLR
4
Menurut Nur, Arifuddin & Vovilia (2016), Susilowati, Wilar & Salendu
(2016) serta Gebregzabiherher, Haftu, Weldemariam & Gebrehiwet (2017) ada
beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan masalah BBLR yaitu:
1. Faktor ibu
d. Usia
Berdasarkan penelitian menunjukkan persentase kejadian BBLR lebih
tinggi terjadi pada ibu yang berumur 35 tahun (30,0%) dibandingkan dengan
yang tidak BBLR (14,2%). Hal tersebut sesuai dengan pernyataan WHO yaitu
usia yang paling aman adalah 20 – 35 tahun pada saat usia reproduksi, hamil
dan melahirkan.
e. Parietas
Berdasarkan penelitian ibu grandemultipara (melahirkan anak empat atau
lebih) 2,4 kali lebih berisiko untuk melahirkan anak 9 BBLR, itu dikarenakan
setiap proses kehamilan dan persalinan meyebabkan trauma fisik dan psikis,
semakin banyak trauma yang ditinggalkan akan menyebabkan penyulit untuk
kehamilan dan persalinan berikutnya.
f. Gizi
Kurang saat hamil Ibu yang mengalami gizi kurang saat hamil
menyebabkan persalinan sulit/lama, persalinan sebelum waktunya (prematur),
serta perdarahan setelah persalinan. Ibu yang memiliki gizi kurang saat hamil
juga lebih berisiko mengalami keguguran, bayi lahir cacat dan bayi lahir
dengan berat badan yang kurang
g. Jarak kehamilan
Berdasarkan penelitian ibu yang memiliki jarak kelahiran < 2 tahun
berisiko 3,231 kali lebih besar melahirkan anak BBLR di bandingkan dengan
ibu yang memiliki jarak kelahiran > 2 tahun, itu dikarenakan pola hidup,
belum menggunakan alat kontrasepsi dan ibu tidak melakukan pemeriksaan
dengan rutin.
h. Pola hidup
Ibu yang dia terkena paparan asap rokok dan sering mengkonsumsi alkohol
dapat menyebabkan hipoksia pada janin dan menurunkan aliran darah
umbilikal sehingga pertumbuhan janin akan mengalami gangguan dan
menyebabkan anak lahir dengan BBLR.
2. Faktor kehamilan
a. aEklampsia / Pre-eklampsia
b. Ketuban pecah dini
c. Perdarahan Antepartum
d. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
e. Faktor janin
f. Cacat bawaan (kelainan kongenital)
g. Infeksi dalam rahim

5
4. Manifestasi Klinis BBLR
Secara umum, gambaran klinis dari bayi BBLR adalah sebagai berikut :
1. Berat kurang dari 2500 gram
2. Panjang badan kurang atau sama dengan 45 cm
3. Lingkar dada kurang atau sama dengan 30 cm
4. Lingkar kepala kurang dari 33 cm
5. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
6. Jaringan lemak bawah kulit sedikit
7. Tulang tengkorak lunak atau mudah bergerak
8. menangis lemah
9. Kepala bayi lebih besar dari badan , kepala tidak mampu tegak, rambut kepala
tipis dan halus, elastisitas daun telinga
10. Integumen : kulit tipis, transparan
11. aran, rambut lanugo banyak, jaringan subkutan sedikit.
12. Otot hipotonik lemah
13. Dada : dinding thorak elastis, putting susu belum terbentuk, pernafasan tidak
teratur, dapat terjadi apnea, pernafasan 40-50 kali/menit
14. Nadi 100 – 140 x/menit
15. Ekstremitas : paha abduksi, sendi lutut/kaki fleksi-lurus, kadang terjadi oedem,
garis telapak kaki sedikit, telapak kaki halus, tumit mengkilat
16. Genetalia : pada bayi laki-laki skrotum kecil dan testis tidak teraba (belum
turun), dan pada bayi perempuan klitoris menonjol serta labia mayora belum
menutupi labia minora atau labia mayora hampir tidak ada (Nuratif, 2015)
BBLR menunjukan belum sempurnanya fungsi organ tubuh dengan
keadaannya yang lemah , yaitu sebagai berikut :
1. Tanda – tanda bayi kurang bulan (KB)
a. Kulit tipis dan mengkilap
b. Tulang rawan telinga sangat lunak, karena belum terbentuk dengan sempurna
c. Lanugo (rambut halus/lembut) masih banyak ditemukan terutama pada punggung
d. Jaringan payudara belum terlihat, puting masih berupa titik
e. Pada bayi perempuan, labia mayora belum menutupi labia minora
f. Pada bayi laki-laki skrotum belum banyak lipatan, testis kadang belum turun
g. Rajah telapak tangan kurang dari 1/3 bagian atau belum terbentuk
h. Kadang disertai dengan pernafasan yang tidak teratur
i. Aktivitas dan tangisnya lemah
j. Reflek menghisap dan menelan tidak efektif atau lemah

2. Tanda-tanda bayi Kecil Untuk Masa Kehamilan (KMK)


a. Gerakannya cukup aktif, tangis cukup kuat
b. Kulit keriput, lemak bawah kulit tipis

6
c. Bila kurang bulan jaringan payudara kecil, putting kecil. Bila cukup bulan
payudara dan puting sesuai masa kehamilan
d. Bayi perempuan bila cukup bulan labia mayora menutupi labia minora
e. Bayi laki-laki testis mungkin telah turun
f. Rajah telapak kaki lebih dari 1/3 bagian
g. Menghisap cukup kuat (Proverawati, 2010)

5. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Nurarif, Amin Huda dan Kusuma, Hardhi (2015) pemeriksaan
penunjang bayi BLLR antara lain :
1. Periksa jumlah sel darah putih : 18.000/mm3, netrofil meningkat sampai 23.000
– 24.000/mm3, hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis).
2. Hematokrit (Ht) : 43% - 61% (peningkatan sampai 65% atau lebih menandakan
polisetmia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragic perinatal.
3. Hemoglobin (Hb): 15-20 gr/dl kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia
atau hemolisis berlebih ).
4. Bilirubin total: 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1-2 hari, dan 12
mg/dl pada 3-5 hari.
5. Destrosix: tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata –
rata 40-50 mg/dl meningkat 60-70 mg/dl pada hari ketiga
6. Pemeriksaan analisa gas darah.

6. Penatalaksanaan BBLR

1. Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi


Bayi premature akan cepatmengalami kehilangan panas badan dan menjadi
hipotermia, karena pusat pengaturan panas badan belum berfungsi dengan baik,
metabolismenya rendah dan permukaan badan relative luas. Oleh karena itu
bayi premature harus dirawat di dalam incubator, sehingga panas badannya
mendekati rahim.
2. Pengaturan dan Pengawasan Intake Nutrisi
Pengaturan dan pengawasan intake nutrisi dalam hal ini adalah menentukan
pilihan susu, cara pemberian dan jadwal pemberian yang sesuai dengan
kebutuhan bayi BBLR.
3. Pencegahan Infeksi
Infeksi adalah masuk bibit penyakit atau kuman dalam keadaan tubuh
khususnya mikroba. BBLR sangat mudah mendapatkan infeksi. Rentan
terhadap infeksi dikarenakan oleh kadar immunoglobulin serum pada BBLR
masih rendah. BBLR tidak boleh kontak dengan penderita infeksi dalam
bentuk apapun. Fungsi perawatan disini adalah memberikan perlindungan

7
terhadap bayi BBLR dari bahaya infeksi. Oleh karena itu bayi BBLR tidak
boleh kontak dengan penderita infeksi dalam bentuk apapun.
4. Penimbangan Berat Badan
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi atau nutrisi bayi oleh
sebab itu penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat.
5. Pemberian Oksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterm
akibat tidak adanya alveoli dan surfaktan. Konsentrasi diberikan sekitar 30%-
35% dengan mengunakan head box. Konsentrasi O2 yang tinggi dalam masa
yang panjang akan menyebabkan kerusakan pada jaringan retina bayi yang
dapat menimbulkan kebutaan.
6. Kenaikan berat badan
pada bayi Bayi BBLR dengan berat badan <1500 gram akan mengalami
kehilangan berat badan 15% selama 7-10 hari pertama. Berat lahir biasanya
tercapai kembali, kenaikan berat badan selama 3 bulan. Kenaikan berat badan
bayi BBLR dengan berat badan <1500 gram adalah 150-200 gram seminggu
(misalnya 20-30 gram/hari) (Sudarti, 2012).
7. Pengawasan jalan nafas
Jalan nafas merupakan jalan udara melalui hidung, faring, trakea,
bronkeolus, bronchioles respiratorius, dan duktus alveoleris ke alveoli.
Terhambatnya jalan nafas dapat menimbulkan asfiksia, hipoksia dan akhirnya
kematian. Selain itu bayi BBLR tidak dapat beradaptasi dengan asfiksia yang
terjadi selama proses kelahiran sehingga dapat lahir dengan asfiksia perinatal.
Bayi BBLR beresiko mengalami serangan apneu dan defisiensi surfaktan,
sehingga tidak dapat memperoleh oksigen yang cukup yang sebelumnya
diperoleh dari plasenta.

7. Komplikasi BBLR
1. Hipotermi
Terjadi karena hanya sedikit lemak tubuh dan sistem pengaturan suhu
tubuh pada bayi baru lahir belum matang.adapun ciri-ciri mengalami hipotermi
adalah suhu tubuh < 32 0 C, mengantuk dan sukar dibangunkan, menangis
sangat lemah, seluruh tubuh dingin, pernafasan tidak teratur.
2. Hipoglikemia
Gula darah berfungsi sebagai makaan otak dan membawa oksigen ke otak.
Jika asupan glukosa ini kurang mempenagruhi kecerdasan otak
3. Gangguan Imunologik
Daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahnya kadar Ig G,
maupun gamma globulin. Bayi prematur relatif belum sangup membentuk anti
bodi dan daya fagositisis serta reaksi terhadap infeksi belum baik, karena
sistem kekebalan bayi belum matang

8
4. Sindroma Gangguan Pernafasan
Sindroma Gangguan Pernafasan pada BBLR adalah perkembangan imatur
pada sistem pernafasan atau tidak adekuat jumlah surfaktan pada paru-paru
Gangguan nafas yang sering terjadi pada BBLR (masa gestasi pendek) adalah
penyakit membran hialin, dimana angka kematian ini menurun dengan
meningkatnya umur kehamilan.
5. Masalah Eliminasi
Kerja ginjal masih belum matang. Kemampuan mengatur pembuangan sisa
metabolisme dan air belum sempurna. Ginjal yang imatur baik secara anatomis
dan fungsinya.
6. Gangguan Pencernaan
Saluran pencernaan pada BBLR belum berfungsi sempurna sehingga
penyerapan makanan dengan lemah atau kurang baik. Aktifitas otot pencernaan
masih belum sempurna sehingga waktu pengosongan lambung bertambah.

B Konsep Asuhan Kebidanan


1. Prinsip Metode Pendokumentasian SOAP
SOAP adalah catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis dan tertulis. Pencatatan ini
dipakai untuk mendokumentasikan asuhan kebidanan.
Empat langkah dalam metode ini adalah secara rinci sebagai berikut:
a. S (Data Subjektif)
Merupakan informasi yang diperoleh langsung dari klien. Informasi tersebut
dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan dengan
diagnosa.
b. O (Data Objektif)
Data yang diperoleh dari apa yang dilihat dan dirasakan oleh bidan pada waktu
pemeriksaan termasuk juga hasil pemeriksaan laboratorium, USG, dll. Apa yang
dapat diobservasi oleh bidan akan menjadi komponen yang berarti diagnose yang
akan ditegakkan.
c. A (Analisa/ Asessement)
Merupakan kesimpulan yang dibuat berdasarkan data objektif yang didapatkan.
Merupakan suatu proses yang dinamik, meliputi:
Diagnosa
Antisipasi diagnosa/ masalah potensial
Perlunya tindakan segera.
9
d. P (Plan/ Planning)
Merupakan perencanaan pelaksanaan dan evaluasi sesuai dengan kesimpulan yang
dibuat.

2. Langkah-langkah Manajement SOAP


Pengkajian
Tanggal Pengkajian : tanggal dilakukannya saat pengkajian.
Jam : waktu dilakukannya pengkajian.
Tempat : tempat dilakukan pengkajian.
Biodata/ identitas
- Bayi
Nama anak : ditanyakan dengan tujuan agar dapat untuk dapat mengenali /
memanggil pasien dan tidak keliru dengan pasien lain.
Umur : untuk mengetahui keadaan klien, apakah klien termasuk bayi
atau balita.
Jenis kelamin : untuk mengetahui jenis kelamin anak.
- Orang Tua
Nama orang tua : ditanyakan untuk mengenali dan memanggil tidak keliru dengan
pasien lain.
Umur : untuk mengetahui keadaan klien, umur klien.
Agama : untuk mengetahui berhubungan kepercayaan klien terhadap
agama yang dianutsehingga memudahkan dalam melakukan asuhan dan
pendekatan.
Suku/Bangsa : ditanyakan untuk mengetahui asal daerah klien.
Pekerjaan : ditanyakan untuk mengetahui status sosial ekonomi sebagai
dasar konseling dan pengobatan yang diberikan.
Pendidikan : ditanyakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan suami/ istri sebagai
dasar memberikan KIE.
Alamat : untuk mengetahui tempat tinggal pasien, menjaga kemungkinan
bila ada pasien yang namanya sama.

S : Data Subjektif

10
Berisi tentang data dari klien (segala bentuk pernyataan atau keluhan klien)
diperoleh dari anamnesa yang merupakan ungkapan langsung.
O : Data Objektif
Data yang diperoleh dari hasil observasi melalui pemeriksaan umum, fisik,
obstetric, penunjang (laboratorium, USG, inspekulo, VT, dll).
A : Analisa
Kesimpulan berdasarkan dari data S dan O, meliputi diagnosis, antisipasi diagnosis
atau masalah potensial, serta perlunya tindakan segera.
P : Plannig
Rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan analisis, termask asuhan
mandiri, kolaborasi, tes diagnosis atau laboratorium, serta konseling. Asuhan
Kebidanan
Asuhan kebidanan adalah aktivitas/intervensi yang dilaksanakan oleh bidan kepada
klien yang mempunyai kebutuhan dalam bidang KIA/KB. Manajemen kebidanan
adaalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk organisasi
pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan keterampilan dalam
rangkaian/tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada
klien.

3. Langkah-langkah Asuhan Kebidanan


Tanggal Pengkajian : tanggal dilakukannya saat pengkajian.
Jam : waktu dilakukannya pengkajian.
Tempat : tempat dilakukan pengkajian.
I. Mengumpulkan Data (Pengkajian)
Tahap ini merupakan langkah awal yang akan menentukan langkah berikutnya,
sehingga kelengkapan data sesuai dengan khusus yang dihadapi akan menentukan proses
interpretasi benar / tidak dalam tahap selanjutnya sehingga pendekatan ini harus
meliputi:
a. Data Subyektif
1. Biodata
- Bayi
Nama anak : ditanyakan dengan tujuan agar dapat mengenali / memanggil

11
pasien dan tidak keliru dengan pasien lain.
Umur : untuk mengetahui keadaan klien, apakah klien termasuk
bayi atau balita.
Jenis kelamin : untuk mengetahui jenis kelamin anak.

- Orang Tua
Nama orang tua : ditanyakan untuk mengenali dan memanggil tidak keliru
dengan pasien lain.
Umur : untuk mengetahui keadaan klien, umur klien.
Agama : untuk mengetahui berhubungan kepercayaan klien
terhadap agama yang dianutsehingga memudahkan
dalam melakukan asuhan dan pendekatan.
Suku/Bangsa : ditanyakan untuk mengetahui asal daerah klien.
Pekerjaan : ditanyakan untuk mengetahui status sosial ekonomi
sebagai dasar konseling dan pengobatan yang diberikan.
Pendidikan : ditanyakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan suami/
istri sebagai dasar memberikan KIE.
Alamat : untuk mengetahui tempat tinggal pasien, menjaga
kemungkinan bila ada pasien yang namanya sama.
a. S : Data Subjektif
Berisi tentang data dari klien (segala bentuk pernyataan atau
keluhan klien) diperoleh dari anamnesa yang merupakan ungkapan
langsung.
b. O : Data Objektif
Data yang diperoleh dari hasil observasi melalui pemeriksaan
umum, fisik, obstetric, penunjang (laboratorium, USG, inspekulo,
VT, dll).
c. A : Analisa

BAB III
TINJAUAN KASUS

12
PENGKAJIAN
Tanggal : 02 Februari 2023
Waktu : 09:00 WIB

Identitas
a. Bayi
Nama : bayi Ny. “U”
Umur : 1 hari
Tanggal/ jam lahir : 01- 02 – 2023/16:30 WIB
Jenis kelamin : laki - laki

b. Orang tua

Nama : Ny. “U” Nama : Tn. “S”


Umur : 21 tahun Umur : 25 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Bangsa/ suku : Indonesia/ madura Bangsa/ suku : Indonesia/ madura
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : swasta
Alamat : Jrengik Alamat : Jrengik

A. DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan Utama :
Berat badan lahr bayi rendah
2. Riwayat Antenatal :
Penyakit/infeksi saat hamil :-
Upaya untuk mengatasi :-
Tempat & frekuensi ANC :-
Obat/jamu yang diminum selama hamil :-
3. Riwayat Persalinan
Tempat lahir : Rumah Sakit

13
Penolong : Bidan
Jenis Persalinan : spontan
Komplikasi Persalinan : kpd
APGAR SCORE : 7-8

4. Riwayat Kesehatan :
Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit menular seperti
HIV/AIDS,TBC,, dan menurun seperti asma, jantung.
5. Pola kehidupan sehari-hari:
a. pola nutrisi :Sufor 8x20cc dengan selang 0GT
b. Pola Eliminasi: BAB 2-3 berkonsistensi lembek dan BAK 6-8 sekitar 30cc.
c. Pola Istirahat: Tidur
Personal hyginie: Gsnti popok jika BAB/BAK dan dilap dengan air hangat dan baby oil.

B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum :cukup
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda Vital :
Nadi : 130 x/ mnt
Pernafasan : 55 x/ mnt
Suhu : 36, °C
Saturasi : 99%
d. Pemeriksaan Anthopometri
BB : 2400gr
BBL : 2400gr
PB : 46 cm
LK : 31 cm
- Fronto Occipitalis : 31 cm
- Mento Occipito : 33 cm
- Sub Occipito Bregmatica : 30 cm

14
LD : 32 cm

LILA : 9 cm
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala :Tidak ada caput succedenum & cepal hematoma, ubun- ubun sudah
menutup, sutura teraba
b. Mata :Simetris, conjungtiva tidak anemis, sclera tidak icterus
c. Hidung :Simetris,tidak ada pernafasan cuping hidung,terpasang alat bantu nafas
d. Telinga :Simetris,tidak ada serumen, tulang rawan tebal, telinga kaku
e. Mulut :Simetris,tidak labioskisis & labiopalatoskisis, mukosa bibir kering,
terpasang OGT
f. Dada :Bentuk simetris,denyut jantung regular, pernapasan vesibular, dan
wheezing, tidak ada mur mur, terdengar suara sonor pada dada
g. Abdomen :Bentul oval,
h. Genetalia :testis dibawah ruganya bagus
i. Anus :Berlubang
j. Ekstermitas
Atas :Gerak lemah, akral hangat 36°C warna kulit kemerahanSpo2 99 %
Bawah : Gerak lemah, akral hangat 36°Cwarna kulit kemerahanSpo2 99 %

3. Reflek

a. Reflek moro: Bayi akan tersentak kaget dan mengangkat 2 kaki dan tangannya ketika
dirangsang ditepukkan disamping sisi bayi yang berbaring.
b. Reflek rooting: Bayi akan menoleh pada pipi yang dirangsang dengan ajri/dengan cara
membuka mulutnya.
c. Reflek graph plantar: kemampuan bayi untuk menggenggam sesuatu
d. Reflek sucking : Bayi akan menghisap dan menelan apapun yang ada dalam
mulutnya.

C. ANALISA
Bayi Ny. ”A” Usia 1 hari dengan berat badan lahr rendah (BBLR)

15
D. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 02-02-2023
Waktu : 09:10 WIB

1. Melakukan pendekatan pada ibu dengan komunikasi terapeutik baik secara verbal maupun
nonverbal dengan menyapa ibu dan mendengarkan semua keluhan ibu, ibu dan keluarga
memahami
2. Melakukan pemeriksaan pada bayi.
a. Tanda-tanda Vital : Nadi :140x/menit

Suhu : 36 °C

Rr : 40x / menit

b. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala :Tidak ada caput succedenum & cepal hematoma, ubun- ubun sudah
menutup, sutura teraba
b. Mata :Simetris, conjungtiva tidak anemis, sclera tidak icterus
c. Hidung :Simetris,tidak ada pernafasan cuping hidung,terpasang alat bantu nafas
(CPAP)
d. Telinga :Simetris,tidak ada serumen, tulang rawan tebal, telinga kaku
e. Mulut :Simetris,tidak labioskisis & labiopalatoskisis, mukosa bibir kering,
terpasang OGT
f. Dada :Bentuk simetris,denyut jantung regular, pernapasan vesibular, tidak
ada mur mur, terdengar suara sonor pada dada
g. Abdomen :Bentul oval,
h. Genetalia :testis ada didalam skrotum
i. Anus :Berlubang
j. Ekstermitas
Atas :Gerak lemah, akral hangat 36°C warna kulit kemerahanSpo2 99 %
Bawah : Gerak lemah, akral hangat 36°Cwarna kulit kemerahanSpo2 99 %

c. Antopometri

16
BB : 2700 gram

PB : 50 cm

LILA : 11 cm

LIDA : 30 cm

LIKA : 32 cm

3. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang keadaan bayinya bahwa keadaan bayinya
kurang baik, Sehingga harus mendapatkan perawatan yang lebih intensif serta tindakan
yang akan dilakukan, yaitu :

- Memasang Oksigen 0,5 – 1 liter / menit

- Meletakkan bayi di tempat yang hangat

Ibu dan keluarga menyetujui.

4. Melakukan pemasangan oksigen 0.5-1x/menit, Ibu dan keluarga menyetujui


5. Meletakkan bayi di tempat yang hangat yaitu bayi di tempatkan di jarak yang sesuai
(mendapatkan perawatan di inkubator), ibu dan keluarga menyetujui.
6. Observasi keadaan umum bayi setiap saat dan sesering mungkin untuk mengetahui
perkembangan bayi.
7. Memberikan motivasi kepada ibu dan keluarga mengenai keadaan bayinya agar ibu tidak
terlalu sedih dan dapat menerima dengan baik keadaan bayinya dan mendukung semua
tindakan bidan untuk merawat bayinya, ibu dan keluarga memahami.

DAFTAR PUSTAKA

17
18

Anda mungkin juga menyukai