Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Profesi tenaga analis kesehatan mempunyai peran penting dalam pelayanan
kesehatan. Pertumbuhan masyarakat dan perkembangan IPTEK yang begitu pesat,
menuntut terpenuhinya tenaga kesehatan termasuk diantaranya analis kesehatan
yang bermutu, mempunyai tingkat kognitif, afektif dan psikomotor yang baik
dalam melayani masyarakat. Kehandalan dan profesionalitas analis kesehatan
dalam pelayanan kesehatan publik di rumah sakit dan unit-unit pelayanan
kesehatan lain menuntut tenaga analis kesehatan yang mempunyai kapabilitas
yang mumpuni. Kualifikasi ini dipersyaratkan karena pelayanan kesehatan publik
semakin kompleks dan membutuhkan tenaga kesehatan yang mempunyai daya
analitis, sistematis, logis dan kritis.
Program studi D IV Analis Kesehatan STIKes Perdhaki Charitas dalam
menyiapkan tenaga analis kesehatan berupaya agar lulusan yang dihasilkan dapat
memenuhi kualifikasi lulusan yang memiliki integritas yang tinggi dan selalu
mengembangkan bidang ilmunya, memiliki kemampuan aplikatif dalam
pelayanan terhadap masyarakat baik secara teoritis maupun praktek.
Praktek di laboratorium patologi anatomi dan bagian sampling laboratorium
klinik diberikan pada mahasiswa yang telah menyelesaikan perkuliahan hingga
semester empat, dengan demikian mahasiswa sudah mendapatkan dasar teori dan
praktek mengenai phlebotomi pada mata kuliah hematologi di semester tiga dan
empat. Demikian juga pada semester empat mahasiswa sudah diberikan mata
kuliah patologi anatomi.
Melalui kegiatan praktek di laboratorium Patologi Anatomi dan di ruangan
sampling laboratorium klinik RS RK Charitas, diharapkan mahasiswa
mendapatkan pengalaman praktek langsung di layanan kesehatan, mampu
membuat perencanaan kerja, melakukan persiapan dari setiap tahapan
pemeriksaan secara benar serta melakukan evaluasi serta pendokumentasian dari
keseluruhan proses dan hasil kerja.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian laboratorium patologi anatomi ?
2. Bagaimana prosedur penerimaan dan pengidentifikasian jaringan pada
laboratorium patologi anatomi ?
3. Bagaimana pendeskripsian dan potong gross jaringan pada laboratorium
patologi anatomi ?
4. Bagaimana prosedur prosessing jaringandilakukan ?
5. Bagaimana pembuatan blok parafin, dan pemotongan blok paraffin
pada laboratorium patologi anatomi ?
6. Bagaimana prosedur pengecatan preparat histologi pada laboratorium
patologi anatomi ?
7. Bagaimana penerimaan dan persiapan pasien ?
8. Bagaimana pengelolaan sampel pada pemeriksaan FNAB (Fine Needle
Aspiration Biopsi), PAP Smear, dan cairan tubuh ?
9. Bagaimana cara pengecatan sitologi ?
10. Bagaimana cara pendokumentasian histologi dan sitologi pada
laboratorium patologi anatomi ?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari praktek ini adalah diantaranya sebagai berikut:
1. Agar Mahasiswa
2. Mahasiswa mampu melakukan penerimaan dan pengidentifikasian
jaringan.
3. Mahasiswa mampu mendeskripsikan dan melakukan potong gross
jaringan.
4. Mahasiswa mampu melakukan prosesing jaringan.
5. Mahasiswa mampu membuat blok paraffin.
6. Mahasiswa mampu melakukan prosedur penerimaan dan persiapan
pasien.
7. Mampu mengelola sampel pada pemeriksaan sitologi.
8. Mampu melakukan pengecatan histologi dan sitologi.

2
9. Mahasiswa mampu melakukan pendokumentasian hasil pemeriksaan
dari pemeriksaan histo dan sito.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Patologi Anatomi


Patologi anatomi ialah Ilmu yang mempelajari tentang spesialisasi medis
yang berurusan dengan diagnosi spenyakit berdasarkan pada pemeriksaan dasar,
mikroskopik, dan molekuler atas organ, jaringan, dan sel, dengan pengecatan
khusus dan imunohistokimia yang dimanfaatkan untuk memvisualisasikan protein
khusus dan zat lain di sekeliling sel.
Pada laboratorium Patologi Anatomi terdapat beberapa jenis pemeriksaan
diantaranya sebagai berikut:
1. Histologi
Histologi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur jaringan
secara detail dapat diamati dengan menggunakan mikroskop pada sediaan
jaringan yang dipotong tipis. Histologi amat berguna dalam mempelajari
fungsi fisiologi sel-sel dalam tubuh dan berguna dalam penegakan diagnosis
penyakit yang melibatkan perubahan fungsi fisiologi dan deformasi organ.
2. Sitologi
Sitologi adalah ilmu yang mempelajari tentang morfologi se. Bahan
yang termasuk dalam sitologi antara lain cairan tubuh, sputum, urin, cairan
asites, cairan pleura, cairan otak, bilasan bronkus, bilasan peritoneum, dan
cairan sendi. Dalam sitologi ini terdapat dua macam fiksasi, yaitu fiksasi
basah biasanya digunakan untuk pulasan pap dan fiksasi kering biasanya
digunakan untuk pulasan diff quick.

B. Pemeriksaan Histologi
1. Prosedur penerimaan dan identifikasi jaringan
a. Pada saat penerimaan jaringan dan formulir, hal pertama yang
harus kita lakukan adalah mencocokkan antara keterangan sample
jaringan dan formulir.

4
b. Jika sample jaringan dan formulir telah cocok maka masukkan atau
catat kedalam buku yang sesuai dengan pemeriksaan yang di pinta
misalnya pemeriksaan yang diminta histologi maka catat kedalam
buku histologi.
c. Kemudian pada formulir ditulis menggunakan pensil berwarna
merah (histo) dengan penulisan NO/PA/CH/13 (histo).
d. Setelah itu formulir di serahkan ke bagian administrasi untuk
dilakukan transaksi, formulir yang telah ditransaksi akan diberi
bakot sebanyak 2 label, satu untuk ditempel diformulir dan yang
satunya lagi untuk ditempel di wadah yang berisi sampel.

C. Pendeskripsian dan potong gross jaringan


1. Pendeskripsian secara makroskopis
Pendeskripsian secara makroskopis dalam potong gross jaringan
meliputi :
a. Jumlah sampel jaringan yang diterima
b. Asal jaringan
c. Ukuran (misalnya jaringan diterima berupa sepotong maka cm),
dan volume (misalnya jaringan diterima berupa beberapa maka cc)
d. Warna
e. Konsistensi (Kenyal, Padat, Rapuh, Lunak)
f. Bila di dalam sample ditemukan kelainan-kelainan seperti :
Dungkul-dungkul Myom, Cavum, Portio, berasa tahanan,
g. Jumlah Jaringan yang akan diproses (semua atau sebagian).
Contoh pendeskripsian jaringan secara makroskopis :
Uterus
Diterima 1 tempat sediaan berisi sepotong jaringanuterus,
berukuran 6 x 4 x 3.5 cm, berwarna putih kecoklatan, kenyal,
sebagian padat, diproses sebagian :
a. Portio : 1K
b. Cavum + myom : 2K

5
c. Ovarium I : 2K
d. Ovarium II : 2K

Gambar: Uterus
Appendiks
Diterima 1 tempat sediaan berisi sepotong jaringan appendiks
sepanjang 4 cm, berwarna putih kecoklatan, kenyal, sebagian
dilapisi jaringan lemak. Diproses sebagian 2 K.

Gambar : Appendiks
Mammae Kanan
Diterima 1 tempat sediaan berisi sepotong jaringan dari mammae
kanan, berukuran 13.5 x 11 x 3.5 cm. Pada potongan terdapat
massa putih kuning kecoklatan, kenyal, dan sebagian padat.
Diproses sebagian :
a. Putting : 2 K
b. Massa putih : 3 K
c. Batas dasar : 1 K
d. Batas atas : 1 K

6
e. Batas Bawah : 1 K
f. Batas Medial : 1 K
g. Batas Lateral : 1 K
Note : tidak ditemukan kelenjar

Gambar : Mammae Kanan


2. Potong Gross
a. Bilaslah jaringan dengan air mengalir untuk mengurangi bau
formalin agar tidak terlalu menyengat.
b. Lakukan pemotongan dengan ukuran kurang lebih 1,5 cm dan
ketebalan kurang lebih 0.2 sampai 0.3 cm.
c. Tentukan jaringan yang akan dipotong, yang kita anggap
mengalami kelainan.
d. Masukkan kedalam kaset dan beri label, jika terdapat sisa jaringan
masukkan kedalam kantong bersih yang berisi formalin, dan beri
etiket.
3. Processing Jaringan
Setelah potong gross selesai dilakukan, dilanjutkan dengan tahap
prosessing menggunakan alat citadel 2000, dengan prosedur kerja alat
sebagai berikut :
a. Masukkan cassette yang berisi jaringan kedalam basket.
b. Tekan go to 1 pada keypad control, dan pastikan berada pada buffer
formalin 10 %.

7
c. Buka penutup alat, masukkan keranjang basket, dan pemberatnya,
lalu tutup.
d. Tekan lower pada keypad control.
e. Atur waktu prosessing jaringan (selama 17 jam).
f. Pastikan vacum telah menyala.
g. Tekan enter pada keypad control.
h. Tekan autostart pada keypad control, maka alat akan bekerja secara
otomatis

Gambar : Citadel 2000


Tahap-tahap prosessing jaringan sebagai berikut:
a. Fiksasi Jaringan (selama 2 Jam)
Fiksasi jaringan menggunakan buffer formalin 10% yang bertujuan
untuk menyempurnakan fiksasi sebelumnya.
b. Dehidrasi
Berfungsi untuk menarik air yang ada dalam jaringan atau
mengeluarkan air dari dalam jaringan.
Alkohol 70 % 1.5 jam
Alkohol 80 % 1.5 jam
Alkohol 95 % 1.5 jam
Alkohol absolut I 1.0 jam
Alkohol absolut II 1.0 jam
Alkohol absolut III 1.5 jam

8
c. Clearing
Berfungsi untuk membersihkan sisa-sisa alkohol dan untuk
membuka rongga-rongga pada jaringan.
Xylol I 1.0 jam
Xylol II 1.5 jam
Xylol III 1.5 jam
d. Infiltrasi parafin suhu 57-590C
Berfungsi untuk mengisi rongga-rongga pada jaringan dengan zat
padat parafin agar bentuknya kembali normal.
Parafin I 1.5 jam
Parafin II 1.5 jam
4. Pembuatan Blok Parafin (Embedding)
Pembuatan blok parafin menggunakan alat Shandon Histocentre 3
dengan prosedur kerja sebagai berikut :
a. Sambungkan stacker kabel ke stop kontak
b. Tekan tombol ON pada layar
c. Alat sudah siap dilakukan pengeblokan
 Letakkan cassette berisi jaringan yang sudah selesai diproses
dari citadel 2000 kedalam tissue storage tank.
 Pindahkan cassette kebagian depan storage tank dan buka
penutup kaset.
 Pilih dan ambil basemould dari mold storage oven untuk
memblok sesuai ukuran jaringan, letakkan diarea hot spot
kemudian isi dengan paraffin sesuai volume.
d. Ambil jaringan dari kaset dengan pinset dan letakan dalam
basemould tersebut.
e. Pindahkan basemould ke area coldspot dan susun jaringan sesuai
dengan posisi seharusnya.
 Tutup basemould tersebut dengan cassette penutup, tekan bagian
atas basemould menggunakan pinset.

9
 Tambahkan parafin lagi apabila parafin tidak sampai
permukaan.
 Berikan etiket, keterangan pasien di permukaan basemould.
 Kemudian letakkan basemould tersebut ke coolling surface.
 Setelah lilin mengeras keluarkan blok jaringan dari basemould,
bersihkan pinggiran blok jaringan dari sisa jaringan yang
melekat.
 Blok jaringan selanjutnya diproses dengan mikrotom.

Gambar : Histocentre 3
5. Pemotongan Blok Jaringan
Pada proses ini terdapat 2 jenis pemotongan dengan tahap :
I. Triming : Menggunakan pisau 10 mikro
Yang bertujuan untuk mendapatkan penampang pada blok jaringan
tersebut.
II. Section : Menggunakan pisau 3 mikro
Yang bertujuan untuk mendapatkan tissue-tissue jaringan dari blok
tersebut.
Pemotongan Blok Parafin menggunakan alat mikrotom dengan
prosedur kerja sebagai berikut :
a. Sambungkan stacker kabel ke stop kontak
b. Tekan tombol ON pada bagian belakang alat
c. Letakkan blok jaringan pada orientation head
d. Pasang pisau pada Knife holder
e. Tekan tombol “mode” pada posisi “stop”

10
f. Putar headwheel pada posisi motor
g. Atur posisi blok hingga mengenai pisau dengan menekan tombol
▲ atau ▼ pada control unit
h. Tekan tombol “trim” kemudian tekan tombol “run”
i. Setelah seluruh penampang jaringan telah tampak terlihat tekan
tombol stop
j. Ganti pisau yang baru dengan knife holder
k. Tekan tombol “section” kemudian tekan tombol “run” setelah
selesai tekan tombol stop
l. Ambil hasil potongan dengan menggunakan jarum (sifang brand).
m. Letakkan diatas air pada alat square paraffin section flotation
bath.
n. Jika ada lipatan jaringan, gunakan bagian belakang jarum untuk
menghilangkan lipatan
o. Gunakan slideuntuk mengambil hasil potongan
p. Beri etiket pada slide dengan nomor pada blok, biarkan kering.
q. Letakkan diatas Hotplate dengan suhu 45oC untuk menghilangkan
atau melelehkan parafin pada preparat. Kemudian dilakukan
pewarnaan dengan Hematoksilin-Eosin
6. Prosedur Perwarnaan Preparat Histologi
Pada pewarnaan untuk preparat histologi pengecatan yang biasa
dilakukan ialah :
Pewarnaan Hematoxilin Eosin
- Xylol I : 10 menit
Berfungsi untuk
- Xylol II : 10 menit  membersihkan sisa-sisa
paraffin pada jaringan
- Xylol III : 10 menit
Dilap dan dibersikan sekitar jaringan
- Alkohol Absolute : 2 menit
- Alkohol 95 % : 2 menit 
- Alkohol 80 % : 2 menit
- Alkohol 70 % : 2 menit

11
Tahap rehidrasi (alkohol menurun) berfungsi untuk menarik air
kedalam jaringan.
- Cuci dengan air mengalir hingga bersih
- Tiriskan
- Mayer Hematoxilin : 15 menit
Fungsi: untuk memberi warna biru pada inti.
- Air mengalir : 5-7 menit
- Eosin : 1 celup
Fungsi: untuk memberi warna merah pada sitoplasma.
- Alkohol 70 % : 3 celup
- Alkohol 80 % : 3 celup
- Alkohol 95 % : 3 celup
- Alkohol Absolute : 3 celup
Fungsi dehidrasi (alkohol meningkat) untuk menarik air yang
terdapat didalam jaringan.
- Di lab dan dikeringkan disekitar jaringan
- Clearing Xylol I : 5 menit
- Clearing Xylol II : 5 menit
Fungsi clearing: menghilangkan/membersihkan sisa-sisa alkohol.
- Mounting (entelan)
Fungsi: untuk memperjelas, menjernihkan slide jaringan.

D. Pemeriksaan Sitologi
1. Prosedur Penerimaan dan Persiapan pasien
Hal-hal yang harus dilakukan sebagai berikut :
a. Cek formulir pasien.
b. Pastikan data-data terisi lengkap dan perhatikan pemeriksaan yang
diminta.
c. Jelaskan kepada pasien tindakan medis yang akan dilakukan terhadap
pasien.

12
d. Kemudian mintalah pasien untuk mengisi informed consent, sebagai
tanda persetujuan dari pihak pasien untuk dilakukan tindakan medis.
e. Jika pemeriksaan yang diminta adalah pemeriksaan Pap Smear,
syarat-syarat yang harus dipenuhi pasien diantaranya yaitu :
1. Tidak dalam keadaan menstruasi
2. Tidak berhubungan seksual dalam waktu 1 x 24 jam
3. Tidak menggunakan obat-obatan suppose vagina dalam 1 minggu
terakhir
f. Kemudian pada formulir ditulis menggunakan pensil berwarna
biru(sito) dengan penulisan yang sesuai pada buku pemeriksaan.
NO/PAP/CH/13(Pap Smear) dan NO/sito/CH/13(sito).
2. Persiapan Pengambilan Sample
a. Pengambilan sampel pada FNAB
Sebelum melakukan pengambilan sampel, alat-alat yang harus
dipersiapkan yaitu sebagai berikut:
- Jarum ukuran 23 G, 25 G, 27 G
- Spuit 10 cc
- Alcohol swab
- Kasa steril
- Objek glass
- Plester
- Piston
b. Pengambilan Sampel pada Pap Smear
Sebelum melakukan pengambilan sampel, alat-alat yang harus
dipersiapkan yaitu sebagai berikut:
- Speculum steril - Alcohol 96%
- Spatula steril - Kasa steril
- Cottonbud/kapas lidi - Objek glass
- Aquades - Waskom
- Cyto brush - Senter

13
3. Pengelolaan Sampel pada Pemeriksaan Sitologi
a. Deskripsikan makroskopis sampel yang akan diperiksa, diantaranya
jumlah tempat (1 tempat/1 spuit), volume, warna, kekeruhan. Jika
FNAB: lokasi, ukuran/diameter, mobile/pergerakan.
b. Buat sediaan hapusan pada slide.
c. Lakukan pewarnaan.
Contoh
Cairan asites
Pada saat menerima cairan asites, hal pertama yang harus dilakukan
adalah mengamati sampel secara makroskopis.
Misalnya:
Diterima 1 spuit cairan asites dengan volume 12,5 cc yang
berasal dari abdomen, berwarna merah, dan memiliki
konsistensi cair.
Setelah kita melakukan pengamatan secara makroskopis maka
proses selanjutnya adalah:
- Memindahkan cairan tersebut pada tabung sentrifuge.
- Kemudian dilakukan sentrifuge dengan kecepatan 2500 rpm
selama 10 menit.
- Jika proses sentrifuge selesai dilakukan, ambil tabung sampel
dan buang supernatan untuk mendapatkan
sedimen/endapannya.
- Ambil endapan tersebut menggunakan mikropipet 50µ,
letakkan pada slide dan buat hapusan; lakukan fiksasi kering
selama 30 – 45 menit.
- Lakukan pengecatan Diff Quick dan Pap.

14
Gambar : Sentrifuge
FNAB
- Sebelum mengambil sample dokter mendeskripsikan secara
makroskopis bagian yang akan dilakukan aspirasi diantaranya:
lokasi benjolan, besar kecilnya benjolan dan diameternya.

Contoh :Lokasi benjolan pada mammae dextra, berdiameter 3


cm, tidak ada pergerakan, dan ≠ tegas.
- Kemudian dokter melakukan pengambilan sediaan FNAB
menggunakan jarum (spuit).
- Selanjutnya dokter membuat preparat sitologi dari bahan
aspirasi tadi.
- Preparat sitologi yang telah dibuat dikeringkan selama kurang
lebih 30-45 menit.
- Preparat yang telah kering siap untuk diwarnai menggunakan
pewarnaan Diff Quick.

Pap Smear
- Setelah semua alat telah disiapkan, dokter dan petugas lab
wajib menggunakan APD.
- Selanjutnya dokterlah yang mengambil sampel pap smear
menggunakan alat speculum steril dan spatula steril kemudian
membuat hapusan pada slide.

15
- Selesai diambil, sampel tersebut dikeringkan sebentar lalu
difiksasi dalam alkohol 96% selama 30 menit.

4. Prosedur Pengecatan Preparat Sitologi


Pada pengecatan untuk preparat sitologipewarnaan yang biasa
dilakukan, yaitu:
a. Pewarnaan Diff Quick
- Fiksasi Methanol : 3 menit
Fungsi: ?
- Tiriskan
- Eosin : 1-3 celup
Fungsi:untuk memberi warna merah pada sitoplasma.
- Tiriskan
- Alkohol 96% : 5-7 celup
Fungsi: untuk membersihkan sisa-sisa warna dari eosin.
- Tiriskan
- Methylen Blue : 3-5 menit
Fungsi: memberi warna biru pada inti
- Celupkan dalam air : 5-7 celup
Fungsi: untuk membersihkan sisa-sisa warna dari methylen
blue pada preparat.
- Tiriskan
b. Pewarnaan PAP
- Fiksasi Alkohol 96 % : 30 menit
Fungsi: ?
- Cuci dengan air mengalir : 5 menit
- Hemtoxillin Eosin (HE) : 5-7 menit
Fungsi: ?
- Cuci dengan air mengalir : 5 menit
- Alkohol 96% : 10 celup
Fungsi alkohol 96%: ?

16
- OG : 5 menit
Fungsi:
- Alkohol 96% : 10 celup
- Alkohol 96% : 10 celup
- EA 50 : 15 menit
Fungsi:
- Alkohol 96% : 10 celup
- Alkohol 96% : 10 celup
- Keringkan
- Clearing (Xylol I) : 1 menit
- Clearing (Xylol II) : 1 menit
- Mounting (Entelan)

E. Pendokumentasian Histologi Dan Sitologi


1. Pengarsipan Kertas
a. Setelah pembacaan hasil yang dilakukan oleh dokter.
b. Petugas lab mengetik diagnosa yang telah ditulis oleh dokter.
c. Cetak dengan beberapa macam lembar kertas yang masing-
masing kertas tersebut terdiri dari :
 2 lembar sebagai hasil yang akan diberikan kepada pasien
yang sebelumnya ditulis kedalam buku ekspedisi
pengambilan hasil laboratorium histologi atau sitologi.
 1 lembar yang akan dicatat dalam buku ekspedisi rekam
medic diantaranya yang berwarna biru (histologi) dan
yang berwarna kuning (sitologi).
 Dan 1 lembar copy hasil yang akan diarsipkan bersama
formulir pasien kedalam arsip kertas dari nomor urut
terkecil hingga nomor urut terbesar.
d. Jangka waktu penyimpanan arsip ini belum ditentukan
pemusnahannya, tetapi pernah diajukan permintaan dalam
waktu 10 tahun penyimpanan.

17
2. Pengarsipan Preparat dan Blok Paraffin
a. Pengarsipan Preparat
1. Arsipkan preparat yang telah dibaca dokter kedalam buku
pengarsipan preparat.
2. Tulislah dari nomor urut terkecil hingga terbesar.
3. Untuk preparat histologi tulis dibuku pengarsipan bagian
histologi, dan begitu juga untuk sitologi dan pap.
4. Kemudian preparat tersebut disimpan ke dalam lemari
penyimpanan preparat sesuai dengan jenis
pemeriksaannyamisal preparat histologidisimpan di
histologi penyimpanandimulai dari nomor urut terkecil
hingga nomor urut terbesar, begitu juga untuk sitologi dan
pap.
5. Jangka waktu penyimpanan arsip preparat ini belum
ditentukan pemusnahannya.
b. Pengarsipan Blok Paraffin
1. Setelah proses pemotongan blok selesai.
2. Susunlah blok paraffin dari nomor urut terkecil hingga
nomor urut terbesar ke dalam box penyimpanan paraffin.
3. Penyimpanan blok paraffin ini disimpan dalam waktu 10
tahun.
c. Pengarsipan Jaringan sisa pemotongan
1. Jaringan sisa pada potong gross dimasukkan kedalam
plastik yang berisi formalin dan diberi etiket.
2. Kemudian disimpan dalam gudang basah tempat
penyimpanan sisa jaringan.
3. Lama waktu penyimpanan, yaitu selama 3 bulan, setelah 3
bulan jaringan tersebut dimusnahkan.

18
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Patologi anatomi ialah ilmu yang mempelajari tentang spesialisasi medis


yang berurusan dengan diagnosispenyakit berdasarkan pada pemeriksaan dasar,
mikroskopik, dan molekuler atas organ, jaringan, dan sel. Pada laboratorium
Patologi Anatomi terdapat beberapa jenis pemeriksaan diantaranya Histologi dan
Sitologi.

Histologi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur jaringan secara


detail dapat diamati dengan menggunakan mikroskop pada sediaan jaringan yang
dipotong tipis. Langkah-langkah pemeriksaan histologi di laboratorium patologi
anatomi RS. RK Charitas, yaitu:

1. Penerimaan dan identifikasi jaringan

2. Pendeskripsian secara makroskopis

3. Pemotongan gross jaringan

4. Prosessing jaringan

5. Pembuatan blok parafin (embedding)

6. Pemotongan Blok Parafin dan Pembuatan Preparat Histologi

7. Pewarnaan preparat histologi

Sitologi adalah studi tentang struktur dan fungsi sel. Istilah “sitologi” berasal
dari kata Yunani “kytos”, yang berarti “wadah”. Sel yang mengandung banyak
bagian disebut organel, dimana masing-masing memiliki fungsi spesifik.
Beberapa jenis organel hadir di semua sel tetapi umumnya bentuk dan kuantitas
organel dalam sel terkait dengan jenis dan fungsi jaringan yang sel menjadi
bagiannya. Langkah-langkah pemeriksaan sitologi di laboratorium patologi
anatomi RS. RK Charitas, yaitu:

19
1. Penerimaan dan persiapan pasien
2. Persiapan Pengambilan Sample
3. Pengelolaan Sampel pada Pemeriksaan Sitologi
4. Pengecatan Preparat Sitologi

20

Anda mungkin juga menyukai