Anda di halaman 1dari 15

Laporan Praktikum Elektronika Terintegrasi

(RANGKAIAN INTEGRATOR DAN ISOLATOR)

D
I
S
U
S
U
N
Oleh

Nama : Evan Christopher Siregar


NIM : 210418017
Dosen Pengampu : Ir. Salomo Sijabat, MT

DIII Teknologi Elektromedis


Fakultas Pendidikan Vokasi
Universitas Sari Mutiara Indonesia
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas rahmat
yang diberikannya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Praktikum
Elektronika Terintegrasi (Rangkaian Integrator dan Isolator). Saya berterima kasih
kepada dosen pengampu mata kuliah Elektronika Terintegrasi, bapak Ir.
Salomo Sijabat, MT yang telah memberikan tugas membuat laporan paktikum ini.
Semoga dengan adanya laporan praktikum ini dapat membantu setiap pembaca
dalam mengetahui apa itu komponen dasar elektronika. Apabila ada kesalahan
dalam pengetikan, saya selaku penulis meminta maaf.

Medan, 22 Juli 2022

Penulis

Evan Christopher
Siregar
BAB 1
PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang
Di dalam sistem kontrol sering kali keluaran dari sensor nilainya
tidak sesuai yang diharapkan yaitu nilainya mudah untuk diolah. Oleh
karena itu perlu adanya pengolah sinyal agar sinyal keluaran dari sensor
dapat kita olah terlebih dahulu agar keluarannya seperti yang diharapkan.
Maka diperlukan sebuah penguat untuk mengatasi hal tersebut yaitu
penguat Op-Amp.
Dalam penggunaannya Op-Amp dibagi menjadi dua jenis yaitu
penguat linier dan penguat tidak linier. Penguat linier merupakan penguat
yang tetap mempertahankan bentuk sinyal masukan, yang termasuk dalam
penguat ini antara lain penguat non inverting, penguat inverting,
penjumlah, penguat diferensial dan penguat instrumentasi. Sedangkan
penguat tidak linier merupakan penguat yang bentuk sinyal keluarannya
tidak sama dengan bentuk sinyal masukannya, diantaranya komparator,
integrator, diferensiator, pengubah bentuk gelombang dan pembangkit
gelombang (Gunarta, 2011).
Rangkaian integrator Op-Amp ini juga berasal dari
rangkaian inverting dengan tahanan umpan baliknya diganti dengan
kapasitor. Jika kapasitor dihubungkan dalam untaian umpan baliknya,
rangkaian itu digolongkan sebagai sebuah integrator. Secara umum,
umpan  balik positif akan menghasilkan osilasi sedangkan umpan balik
negatif menghasilkan penguatan yang dapat terukur. Ketika inputnya
berupa sinyal DC (frekuensi = 0), kapasitor akan berupa saklar terbuka.
Jika tanpa resistor feedback seketika itu juga outputnya akan saturasi
sebab rangkaian umpanbalik Op-Amp menjadi open loop (penguatan open
loop Op-Amp ideal tidak berhingga atau sangat besar). Maka
rangkaian feedback integrator harus diparalelkan dengan sebuah resistor
dengan nilai sebesar 10 kali R (Arifin, 2009).
Rangkaian integrator sangat berguna untuk menaikkan dan
menurunkan tegangan. Oleh karena itu praktikum ini dilakukan agar
dapat mengetahui rangkaian OP-Amp sebagai integrator dan memahami
karakteristik pengoperasiannya serta mempelajari hasil proses integrasi
pada keluaran dengan memberi masukan gelombang kotak, segitiga, dan
sinusoidal yang bermanfaat bagi praktikan untuk sekarang dan dimasa
yang akan datang dalam membuat rangkaian elektronika.

1. 2. Tujuan
Tujuan praktikum pada percobaan rangkaian integrator adalah sebagai
berikut.
a.    Menyusun rangkaian Op-Amp sebagai integrator dan memahami
karakteristik pengoperasiannya.
b.    Mempelajari hasil proses integrasi pada keluaran dengan memberi
masukan gelombang kotak, segitiga dan sinusoidal.
BAB 2
METODE PRAKTIKUM

2. 1. Landasan Teori
Pada integrator RC, jika tetapan waktu = RC<<T, kapasitor akan
terisi penuh dalam waktu T/2. Akan terjadi jika tetapan waktu = RC>>T.
Maka sebelum kapasitor terisi penuh, Vs (tegangan masukan/tegangan
sumber) sudah berubah tanda, akibat isyarat keluaran akan berupa satu
tegangan yang berbentuk segitiga. Dengan menggunakan Op-Amp dapat
kita peroleh frekuensi operasi yang lebih besar (Sutrisno, 1986:13).
Rangkaian integrator dibuat dengan cara mengganti umpan balik resistor
dengan kapasitor, seperti pada gambar dibawah ini :

Isyarat Vi dimana kuat arus masukannya adalah Ii = Vi/Ri, karena


tidak ada arus yang melewati Op-Amp. Arus ini tidak berubah walaupun
tegangan pada kapasitor C berubah. Dengan demikian perubahan
dt
tegangan di kapasitor C(dVC) dalam waktu dt adalah dVc = i =
c
1
Vin dt , sehingga
RiC

t
1
Vc(t) = ∫ Vin dt . Karena Vout(t) = Va - Vb(t) = -Vo(t), maka akhirnya
RiC 0
diperoleh persamaan sebagai berikut (Wahyudi, 2014:90):

t
−1
Vout(t) =
RinC ∫ Vin dt
o
Integrator aktif terdiri dari dua buah kata, yakni integrator dan
aktif. Integrator adalah sebuah rangkaian dimana keluarannya sebanding
dengan integral masukkannya. Sedangkan aktif berarti beberapa
komponennya mempergunakan komponen aktif, yaitu komponen
elektronik yang dapat bekerja bila ada daya. Sebagai komponen aktif
dalam hal ini adalah Op-Amp yang merupakan rangkaian kapasitor
pengganti komponen ketahanan umpan balik tegangan (Bueche,
2006:115).

2. 3. Pelaksanaan Praktikum
a. Waktu Praktikum : Senin, 25 April 2022
b. Lokasi Praktikum : Laboratorium Universitas Sari Mutiara Indonesia
2. 4. Alat dan Bahan Praktikum
Alat-alat Praktikum :
a. Breadboard
b. Function generator
c. Kabel alligator-alligator
d. Kabel banana-alligator
e. Jumper
f. Minilab multifunction
g. Osiloskop
h. Passive probe

Bahan-bahan Praktikum :

a. Ic Op-Amp 741
b. Kapasitor 1 nF
c. Resistor 22 kΩ
d. Resistor 2,2 MΩ
2. 5. Prosedur Praktikum
1. Disusun rangkaian Op-Amp integrator seperti pada gambar dibawah
ini.
2. Diatur isyarat masukkan dari signal generator untuk menghasilkan
isyarat kotak 1 Vpp pada frekuensi 1 kHz.
3. Digunakan chanel 1 pada osiloskop untuk gelombang masukan dan
chanel 2 untuk isyarat keluaran. Mengatur time/div dan volt/div
agar seluruh layar osiloskop hanya ditempati oleh satu gelombang
saja. Kemudian tuliskan time/div dan volt/div, serta mengambil
gambar gelombangnya.
4. Diulangi langkah 2 dan 3 untuk gelombang segitiga dan sinusoidal.
5. Ditambahkan resistor 2,2 MΩ sejajar dengan kapasitor 47 nF,
kemudian ulangi langkah 2-4.
2. 6. Hasil Pengamatan
1. Tanpa Resistor Tambahan
 Gelombang kotak

gelombang gabungan Vin dan Vout Ch. 1 (isyarat


masukan)
Time/div = 1 ms
Volt/div = 1 mV
Y=4
X = 2,5
Vin = 12 Vpp
Ch. 2 (isyarat
keluaran)
Time/div = 0,2 ms
Volt/div = 5 mV
Y=2
X = 4,2
Vin = 12 Vpp

 Gelombang segitiga

gelombang gabungan Vin dan Vout Ch. 1 (isyarat


masukan)
Time/div = 1 ms
Volt/div = 0,2 mV
Y = 4,8
X = 4,4
Vin = 12 Vpp
Ch. 2 (isyarat
keluaran)
Time/div = 5 ms
Volt/div = 1 mV
Y = 1,5
X=2
Vin = 12 Vpp

 Gelombang sinusoidal

gelombang gabungan Vin dan Vout Ch. 1 (isyarat


masukan)
Time/div = 0,2 ms
Volt/div = 1 mV
Y = 2,2
X = 4,2
Vin = 12 Vpp
Ch. 2 (isyarat
keluaran)
Time/div = 0,2 ms
Volt/div = 2 V
Y = 2,8
X=4
Vin = 12 Vpp

2. Dengan Resistor Tambahan (resistor 2,2 MΩ sejajar dengan kapasitor)


 Gelombang kotak

gelombang gabungan Vin dan Vout Ch. 1 (isyarat


masukan)
Time/div = 0,2 ms
Volt/div = 1 V
Y = 2,4
X = 4,2
Vin = 12 Vpp
Ch. 2 (isyarat
keluaran)
Time/div = 0,2 ms
Volt/div = 2 V
Y = 4,2
X = 4,8
Vin = 12 Vpp

 Gelombang segitiga

gelombang gabungan Vin dan Vout Ch. 1 (isyarat


masukan)
Time/div = 0,2 ms
Volt/div = 1 V
Y = 2,3
X = 2,1
Vin = 12 Vpp
Ch. 2 (isyarat
keluaran)
Time/div = 0,2 ms
Volt/div = 2 V
Y = 4,3
X = 2,4
Vin = 12 Vpp

 Gelombang sinusoidal

gelombang gabungan Vin dan Vout Ch. 1 (isyarat


masukan)
Time/div = 0,2 ms
Volt/div = 1 V
Y = 2,2
X = 4,2
Vin = 12 Vpp
Ch. 2 (isyarat
keluaran)
Time/div = 0,2 ms
Volt/div = 2 V
Y=3
X = 4,2
Vin = 12 Vpp

2. 7. Analisis Data
1. Tanpa Resistor Tambahan
a. Gelombang Kotak
 Menghitung frekuensi gelombang kotak
T = Div horizontal x time/div
= 2,5 x 0,2 ms
= 0,5 ms

1
f =
T
1
=
0,5 ms
1000
=
0,5
= 2000 Hz

 Menghitung tegangan puncak ke puncak


Vp p = Div.vertikal x volt/div
=4x1V
=4V

b. Gelombang Segitiga
 Menghitung frrekuensi gelombang segitiga
T = Div horizontal x time/div
= 4,3 x 0,2 ms
= 0,86 ms

1
f =
T
1
=
0,86 ms
1000
=
0,86
= 1162,79 Hz
 Menghitung tegangan puncak ke puncak
Vpp = Div.vertikal x volt/div
= 2,3 x 1 V
= 2,3 V

c. Gelombang Sinusoidal
 Menghitung frrekuensi gelombang sinusoidal
T = Div horizontal x time/div
= 4,2 x 0,2 ms
= 0,84 ms

1
f =
T
1
=
0,84 ms
1000
=
0,84
= 1190,48 Hz
 Menghitung tegangan puncak ke puncak
Vpp = Div.vertikal x volt/div
= 2,2 x 1 V
= 2,2 V

2. Dengan Resistor Tambahan


a. Gelombang Kotak
 Menghitung frrekuensi gelombang kotak
T = Div horizontal x time/div
= 4,2 x 0,2 ms
= 0,84 ms

1
f =
T
1
=
0,84 ms
1000
=
0,84
= 1190,48 Hz
 Menghitung tegangan puncak ke puncak
Vpp = Div.vertikal x volt/div
= 2,4 x 1 V
= 2,4 V

b. Gelombang Segitiga
 Menghitung frrekuensi gelombang segitiga
T = Div horizontal x time/div
= 2,1 x 0,2 ms
= 0,42 ms

1
f =
T
1
=
0,42 ms
1000
=
0,42 ms
= 2380,35 Hz
 Menghitung tegangan puncak ke puncak
Vpp = Div.vertikal x volt/div
= 2,3 x 1 V
= 2,3 V

c. Gelombang Sinusoidal
 Menghitung frrekuensi gelombang sinusoidal
T = Div horizontal x time/div
= 4,2 x 0,2 ms
= 0,84 ms

1
f =
T
1
=
0,84 ms
1000
=
0,84 ms
= 1190,48 Hz
 Menghitung tegangan puncak ke puncak
Vpp = Div.vertikal x volt/div
= 2,2 x 1 V
= 2,2 V

2. 8. Pembahasan
Pada praktikum kali ini yaitu mengenai rangkaian integrator yang
bertujuan untuk menyusun rangkaian Op-Amp sebagai rangkaian
integrator dan memahami karakteristik pengoperasiannya serta
mempelajari hasil proses integrasi pada keluaran dengan memberi
masukkan gelombang kotak, segitiga dan sinusoidal.
Pada percobaan pertama yaitu menyusun rangkaian Op-Amp
sebagai rangkaian integrator dan memahami karakteristik
pengoperasiannya dengan menggunakan resistor 22 kΩ. Op-Amp adalah
penguat DC yang berpenguatan sangat tinggi yang mepergunakan
rangkaian umpan balik luar untuk mengatur responnya. Sementara
rangkaian integrator adalah sebuah rangkaian dimana keluarannya
sebanding dengan integral masukkannya, dan mempergunakan komponen
aktif yaitu Op-Amp. Rangkaian integrator disusun secara mengganti
rangkaian umpan balik resistor dengan kapasitor. Karakteristik
pengoperasiaanya adalah rangkaian dasar sebuah integrator adalah
rangkaian Op-Amp inverting akan tetapi rangkaian umpan baliknya bukan
resistor melainkan kapasitor. Kemudian (Iin + Iout) sama dengan nol.
Tegangan keluaran pada integrator merupakan fungsi integral dari
tegangan input. Dari percobaan ini juga didapatkan frekuensi untuk
gelombang kotak, segitiga dan sinusoidal secara berturut-turut adalah 2000
Hz; 1162,79 Hz dan 1190,48 Hz sedangkan untuk V pp secara berturut
adalah 4 V; 2,3 V dan 2,2 V.
Pada percobaan kedua yaitu mempelajari hasil proses integrasi
pada keluaran dengan memberi masukkan gelombang kotak, segitiga dan
sinusoidal. Dalam praktikum ini, secara teori jika signal input berbentuk
kotak akan menghasilkan signal output berbentuk segitiga, apabila signal
input berbentuk segitiga akan menghasilkan signal output berbentuk
sinusoidal serta jika signal input berbentuk sinusoidal akan menghasilkan
signal output berbentuk gelombang sinusoidal yang lain yang berbalik fase
1800. Akan tetapi antara hasil gambar gelombang saat praktikum tidak
sesuai dengan teori yang ada. Sebab gelombang yang dihasilkan
seharusnya lebih halus saat penambahan hambatan Rf. Dan dari
praktikum didapatkan juga frekuensi gelombang kotak, segitiga dan
sinusoidal secara berturut-turut adalah 1190,48 Hz; 2380,95 Hz dan
1190,48 Hz dengan Vpp secara berturut-turut adalah 2,4 V; 2,3 V dan 2,2
V.

BAB 3
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat di simpulkan bahwa:
a. Rangkaian Op-Amp sebagai rangkaian integrator disusun dengan cara
mengganti umpan balik resistor menjadi umpan balik kapasitor
dimanakeluarannya sebanding dengan integral masukkannya.
Karakteristik pengoperasiaannya adalah rangkaian dasar sebuah
integrator adalah rangkaian Op-Amp inverting akan tetapi rangkaian
umpan baliknya bukan resistor melainkan kapasitor.
b. Pada proses integrasi ketika signal input berbentuk kotak, signal output
berbentuk kotak juga. jika signal input berbentuk kotak akan
menghasilkan signal output berbentuk segitiga, apabila signal input
berbentuk segitiga akan menghasilkan signal output berbentuk sinusoidal
serta jika signal input berbentuk sinusoidal akan menghasilkan signal
output berbentuk gelombang sinusoidal yang lain yang berbalik fase
1800.

2. SARAN
Semoga dalam praktikum selanjutnya kita dapat memperhatikan dengan
baik dan seksama.

DAFTAR PUSTAKA

Bueche, 2006. Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga.


Sutrisno, 1986. Aproksimasi Rangkaian Semikunduktor. Jakarta: Erlangga.
Wahyudi, 2014. Elektronika Dasar 2. Mataram: FKIP UNRAM.

Anda mungkin juga menyukai