Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

“KEPERWATAN DASAR”

DOSEN PENGAMPU :

Baiq Emy Nurmalisa.S.Kep.Ns.M.Kep

DI SUSUN OLEH :

RENDI SAPUTRA
ATIKA SAHIDIN
FARADISYA ABD.RAHMAN S
NOVIYANTI
FIRDAYANTI
ANNISYAH RAHMA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

TAHUN 2023/2024
A. DEFINISI

Oksigen merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Oksigen merupakan gas yang tidak
berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam metabolisme sel. Sebagai hasilnya,
terbentuklah karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi, penambahan CO2 yang melebihi batas
normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap aktivitas sel. Hal
ini menunjukkan bahwa oksigen merupakan hal yang sangat penting bagi manusia (Ambarwati,
2014).
Oksigen merupakan salah satu unsur penting yang dibutuhkan oleh tubuh bersama dengan unsur
lain seperti hidrogen, karbon, dan nitrogen. Oksigen merupakan unsur yang diperlukan oleh
tubuh dalam setiap menit ke semua proses penting tubuh seperti pernapasan, peredaran, fungsi
otak, membuang zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh, pertumbuhan sel dan jaringan, serta
pembiakan hanya berlaku apabila terdapat banyak oksigen. Oksigen juga merupakan sumber
tenaga yang dibutuhkan untuk metabolisme tubuh (Atoilah & Kusnadi, 2013).
Oksigenasi merupakan proses penambahan oksigen (O2) ke dalam sistem tubuh baik itu bersifat
kimia atau fisika. Oksigen ditambahkan kedalam tubuh secara alami dengan cara bernapas.
Pernapasan atau respirasi merupakan proses pertukaran gas antara individu dengan lingkungan
yang dilakukan dengan cara menghirup udara untuk mendapatkan oksigen dari lingkungan dan
kemudian udara dihembuskan untuk mengeluarkan karbon dioksida ke lingkungan (Saputra,
2013).
A. BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF

Bersihan jalan nafas adalah suatu keadaan ketika seorang individu mengalami suatu ancaman
yang nyata atau potensial pada status pernafasan sehubungan dengan ketidakmampuan untuk
batuk efektif.

B. POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF

Pola nafas tidak efektif adalah keadaan ketika seorang individu mengalami kehilangan ventilasi
yang aktual atau potensial yang berhubungan dengan perubahan pola pernafasan.

C.GANGGUAN PERTUKARAN GAS

Gangguan pertukaran gas adalah keadaan ketika individu mengalami penurunan jalannya gas
( oksigen dan karbon dioksida ) yang aktual antara alveoli paru-paru dan sistem vaskuler.
Gejala dan tanda mayor :
Subjektif :  tidak tersedia.

Objektif :

1. batuk tidak efektif


2. tidak mampu batuk.
3. sputum berlebih.
4. Mengi, wheezing dan / atau ronkhi kering.
5. Mekonium di jalan nafas pada Neonatus.

Gejala dan Tanda Minor.

Subjektif :

1. Dispnea.
2. Sulit bicara.
3. Ortopnea.

Objektif :

1. Gelisah.
2. Sianosis.
3. Bunyi napas menurun.
4. Frekuensi napas berubah.
5. Pola napas berubah.

INTERVENSI UTAMA

 Latihan batuk efektif


 Manajemen jalan napas
 Pemantauan respirasi

INTERVENSI PENDUKUNG

 Dukungan kepatuhan program pengobatan


 Pemberian obat interpleur
 Edukasi fisioterapi dada
 Edukasi pengukuran respirasi
 Fisoterapi dada
 Konsultasi via telepon
 Manajemen asthma
 Manajemen alergi
 Manajemen anafilaksis
 Manajemen isolasi
 Manajemen ventilasi mekanik
 Manajemen jalin napas buatan
 Pemberian obat inhalasi
 Pemberian obat intradermal
 Obat nasal
 Pencegahan aspirasi
 Pengaturan posisi
 Penghisapan jalan napas
 Penyapihan ventilasi mekanik
 Perawatan trakheostomi
 Skrining tuberkulosis
 Stabilitas jalan napas
 Terapi oksigen
Alat untuk Terapi Oksigen

Indikasi terapi oksigen secara umum adalah hipoksia, yang ditandai dengan PaO2 < 60 mmHg
dan SaO2 < 90%, yang dapat ditentukan dari pemeriksaan analisa gas darah maupun pulse
oximetry.
Beberapa alat digunakan dalam terapi oksigen, termasuk nasal kanul, konsentrator oksigen,
masker oksigen simple, masker rebreathing, dan masker nonrebreathing. Pemilihan nasal kanul
atau metode terapi oksigen lainnya didasarkan pada usia, kebutuhan oksigen atau tujuan
terapeutik, toleransi pasien, dan kebutuhan humidifikasi.
Nasal kanul  digunakan untuk terapi oksigen pada pasien dengan kebutuhan oksigen rendah
hingga sedang (saturasi oksigen 90-95%), menggunakan laju 1-4 L/menit tanpa sistem
humidifikasi dan 1-10 L/menit dengan sistem humidifikasi. Jika kebutuhan oksigen melebihi
batas maksimal tersebut, pasien perlu menggunakan metode terapi oksigen yang berbeda seperti
masker oksigen rebreathing atau non-rebreathing.
Humidifikasi dilakukan dengan cara oksigen yang keluar dilewatkan ke air agar kelembaban
terjadi dan tidak memaksakan mukosa hidung untuk melembabkan. Dengan humidifikasi dapat
mencegah peradangan jalan nafas yang diakibatkan keadaan mukosa hidung yang kering akibat
oksigen.

Indikasi masker oksigen sederhana adalah pada edema paru, infeksi paru pneumonia, dan fibrosis
paru. Laju oksigen yang dapat dialirkan 6-10 L/menit untuk fraksi oksigen inspirasi (FiO2) 40-
60%.

Indikasi masker oksigen rebreathing adalah pada keadaan kadar karbondioksida yang rendah


seperti demam tinggi, berada di dataran tinggi, penyakit liver, dan keracunan salisilat. Laju
oksigen yang dialirkan 10-15 L/menit, FiO2 yang bisa dicapai adalah 50-70%.
Indikasi penggunaan nonrebreathing oxygen face mask (NRM) antara lain untuk pasien PPOK,
edema paru akut, dan asthma berat. NRM dapat membantu memperbaiki gejala klinis serta
mengurangi risiko tindakan intubasi jalan napas. Laju oksigen yang dapat dialirkan adalah 10-15
L/menit.[2,6,12]

Anda mungkin juga menyukai